Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tuberkulosis
paru (80-85%) (Depkes RI, 2008). Tidak hanya M.tb yang dapat
Kingdom : Bacteria
Phylum : Actinobacteria
5
6
Order : Actinomycetales
SubOrder : Corynebacterineae
Family : Mycobacteriaceae
Genus : Mycobacterium
dan panjang 1-4 mm. Bakteri berbentuk batang ini juga mempunyai
sifat tahan terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena itu disebut
basil tahan asam (BTA). Dindingnya terdiri dari asam lemak dan lipid
M.tb akan cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat
tubuh bakteri ini dapat dormant, tertidur beberapa tahun. Bakteri yang
Bila dijumpai BTA atau M.tb dalam dahak orang yang sering batuk,
akan mati jika terkena sinar matahari, sabun, lisol, karbol, dan api
(Atmosukarto, 2000). Bakteri ini akan mati dalam 2 jam jika terkena
sinar matahari, akan mati oleh tinctura iodi dalam waktu 5 menit, oleh
ethanol 80% dalam waktu 2-10 menit, dan mati dalam waktu 24 jam
membentuk lebih dari 80% volume sel bakteri yang penting untuk
(Th1) dan sel T helper 2 (Th2). Subset sel T tidak dapat dibedakan
Sitokin yang dibebaskan oleh Th1 adalah aktivator yang efektif untuk
membuat dan membebaskan sitokin tipe 2 antara lain IL-4, IL-5, IL-6,
cell). Ini akan berbentuk ekspansi klonal dari limfosit T yang spesifik.
Responnya berupa tipe Th1 dengan sel CD4+, IFN-γ, dan IL-2
2011).
pasien TB paru diseluruh dunia, pada tahun 2007 jumlah pasien naik
menjadi 9,27 juta jiwa. Dan hingga tahun 2009 angka pasien TB paru
menjadi 9,4 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, 1,8 juta jiwa meninggal
pada tahun 2007 yang berjumlah 1,77 jiwa. Setiap harinya terdapat
India, Cina, Afrika Selatan, dan Nigeria. Saat ini terdapat 430.000
untuk kasus TB Multi Drug Resistant (MDR) 2% per tahun. Saat ini
2012).
Kemenkes, 2012).
diperantarai sel. Sel efektor adalah makrofag dan limfosit. Respons ini
2007).
netrofil, terkena sekret makrofag dan terkena sekret saluran nafas. Bila
Mudihardi, 2005).
ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di regio atas paru
(Pendit, 2007).
1. Primer
yang disebut sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini
(resolution ad integrum)
yang atelektasis.
dan sebagainya.
daya tahan tubuh menurun akibat HIV atau status gizi yang buruk.
2011).
15
berikut:
sesak napas dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun,
yaitu:
Hingga saat ini belum ada kesepakatan di antara para klinisi, ahli
1. Secara patologis
3. Secara radiologi
tidak lebih dari satu bagian paru. Bila bayangannya kasar tidak
(Amin, 2006).
tuberculosis.
berikut:
1. Radiologi
sebagai berikut:
tanpa infiltrat
c. Milier
e. Atelektasis
f. Kavitas
g. Efusi pleura
h. Tuberkuloma
TB (Zevitz, 2006).
2. Mikrobiologi
sangat mahal dan secara teknologi lebih rumit. Selain itu dapat
Secara teori, dengan metode ini kuman yang berasal dari spesimen
3. Patologi Anatomi
4. Darah
tidak sensitif dan tidak spesifik. Pada saat TB mulai (aktif) akan
dan laju endap darah (LED) mulai meningkat. Jika penyakit mulai
tinggi dan LED mulai turun ke arah normal lagi (Zevitz, 2006).
2006).
5. Sputum
untuk pasien yang tidak batuk atau batuk tetapi tidak produktif.
dan tanda klinis, uji tuberkulin, dan gambaran sugestif pada foto
di hepar dan kadarnya akan meningkat dalam 4-6 jam di dalam serum
bila terjadi proses inflamasi akut. Kadar CRP dalam darah dapat
1998; Carlan, 2006). Kadar CRP akan terus meningkat seiring dengan
secara cepat oleh karena CRP memiliki masa paruh 4 sampai 7 jam
kira-kira 5-7 jam waktu paruh plasma dari CRP eksogen (Ermin,
karena itu CRP sangat baik untuk menilai aktivitas penyakit dalam
keadaan akut. Pemeriksaan ini relatif tidak mahal dan dapat diperoleh
suatu respon fase akut (acute phase response) (Suhendro, 2004; Jaye,
1997).
makrofag dan sel monosit. Sel tersebut melepaskan sitokin seperti IL-
hati. Sitokin pro inflamasi seperti IL-1 dan TNF merangsang sel
ternyata protein ini adalah suatu reaktan fase akut, yaitu indikator
mencapai puncak 24-48 jam. Pada orang normal kadar CRP <5 mg/L
dan dapat meningkat 30 kali dari nilai normal pada respon fase akut.
penyakit.
antibiotika.
kuantitatif.
adalah CRP yang ada di dalam sampel serum jika ditambah antihuman
Kadar CRP ditentukan dari ukuran yang diperoleh dari hasil megubah
mg/dL [0.2–33.7 mg/dL], p < 0.001). Sensitivitas dan spesifitas untuk TB,
konsentrasi CRP rendah (<11,2 mg/dL), dalam serum 93,3% dan 40,9%.
dengan menskrining ODHA (orang dengan HIV AIDS) dengan TB paru BTA
negatif terhadap CRP tingkat tinggi. Hal itu memberi kesan bahwa CRP dapat
pada kasus BTA negatif di rangkaian beban tinggi. Hal itu berdasarkan
skrining untuk TB BTA negatif pada gejala pasien suspek TB rawat gejala
menentukan diagnostik manfaat CRP. CRP normal pada prevalensi HIV yang
tinggi dapat menjadi tes yang berguna dalam kombinasi dengan evaluasi