Professional Documents
Culture Documents
RW : 07
Desa : Cipacing
Kecamatan : Jatinangor
Kabupaten : Sumedang
Disusun oleh:
2018
1
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan telah selesainya pelaksanaan KKNM yang kami kerjakan, maka kami :
No NAMA NPM TANDA TANGAN
MAHASISWA
1 Ari Zakaria Al A 120110140021 1…………..
2 Aep Pudin 120110150071 2…….……
3 Kgs M Ferliansyah 150510150211 3…………..
4 Gilang Dio Maldini 150510150267 4…….……
5 Hadrian Reyhandita 170110150015 5…………..
6 Tessa Gustriana 170110150001 6……….…
7 Syafriana Makkah H 170110150071 7…………..
8 Satria Galuh D 230110150135 8……….…
9 Gita Endang Palufi 230110150172 9…………..
10 Rifqi Ramdani 230110150230 10.…….…
11 Ilham Azhari F 230210150038 11…………
12 Laila Irvina P 230210150060 12…………
Mengetahui/Menyetujui, Mengetahui/Menyetujui
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena atas berkat dan
nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan KKNM-PPMD ini dengan lancar
dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Laporan KKNM-PPMD ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa. Dalam pembuatan laporan KKNM-
PPMD ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada mahasiswa
kelompok KKNM yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Selain itu terima kasih pula kepada warga Desa Cipacing khususnya RW 07 yang
telah menjadi sasaran dalam pelaksanaan kegiatan KKNM-PPMD ini. Semoga
Allah SWT. membalas kebaikan kita semua. Aamiin.
Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar dapat membuat tulisan yang lebih baik lagi. Penulis
juga berharap laporan KKNM-PPMD ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi para pembaca.
Dosen Pembimbing
iii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
ABSTRAK…...............………………………………………..…….. ii
KATA PENGANTAR……….……………………………………... iii
DAFTAR ISI.........……………………………………….................. iv
DAFTAR TABEL............................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………....... vii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Manfaat .................................................................... 3
1.3 Tahapan Kegiatan Mahasiswa .................................................... 5
1.4 Lokasi dan Waktu ....................................................................... 7
II PROSES PELAKSANAAN KKN MAHASISWA
2.1 Mekanisme Kerja Kelompok dalam Pelaksanaan KKN ............. 8
2.2 Implementasi Proses Kegiatan Mahasiswa KKN ....................... 9
2.2.1 Deskripsi Kegiatan KKN ............................................................ 9
2.2.2 Deskripsi Mekanisme Kerja Kelompok ...................................... 10
iv
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 50
LAMPIRAN .......................................................................................... 52
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Dengan kondisi
seperti ini, maka setiap daerah akan terpacu untuk kreatif dalam memanfaatkan
setiap peluang yang ada tanpa harus mengedepankan kekhawatiran bagaimana
perkembangan daerah tersebut.
Diantara banyak tantangan yang dihadapi suatu daerah dalam
mengedepankan dirinya salah satunya ialah mengenai gizi yang dimiliki oleh
masyarakatnya. Tentunya ini menjadi sebuah hal yang sangat vital keberadaannya
karena erat kaitannya dengan kesehatan yang dimiliki oleh masyarakatnya. Seperti
yang diketahui bahwa ketika seseorang tidak memiliki kesehatan yang kurang
baik,ini akan mempengaruhi kepada aspek-aspek lainnya dalam kehidupannya dan
dalam jangka panjang akan berpengaruh pada perkembangan daerahnya. Tentunya
pengaruh yang dimaksud disini adalah pengaruh yang kurang baik bagi daerahnya.
Adapun untuk memperbaiki gizi pada suatu daerah ada banyak caranya
salah satunya berkaitan dengan pola makan yang dilakukan oleh masyarakatnya.
Pola makan ini akan sangat erat kaitannya dengan makanan apa yang dikonsumsi
oleh masyarakatnya. Dengan situasi yang ada saat ini, bahan makanan terkadang
memiliki harga yang sulit untuk dijangkau oleh masyarakat yang secara ekonomi
kurang berkecukupan. Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi daerah untuk
mampu mencari solusi dalam mengatisipasi hal ini
Prinsip PPM yang diacu oleh Unpad adalah keadilan sosial dan
kemaslahatan ilmu pengetahuan dan teknologi, prinsip pengembangan masyarakat
(community development) yang mencakup penyuluhan (extension) dan
pemberdayaan (empowerment), prinsip berpikir alternatif: sistem, kritis, estetis dan
ekologis (ecologically, aesthetics, critical and system thingking) dan prisip
pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Penting untuk dipahami
bahwa PPM merupakan proses dan aksi perbaikan berkelanjutan yang akhir
pencapaiannya berujung pada kemandirian. Mewujudkan kemandirian merupakan
proses bertahap, yang berarti tidak dapat dicapai dalam waktusingkat dan sekali
kegiatan. Ada empat fase yang harus ditempuh partisipan pemberdayaan untuk
mencapai kemandirian. Pertama, fase ketergantungan (apatis) masyarakat pada
pemberdaya; Kedua, fase transisi, masyarakat sudah memiliki keberdayaan tetapi
3
BAB II
PROSES PELAKSANAAN KKN MAHASISWA
8
9
terkumpul dari segala aspek orientasi, data tersebut diolah dan dijadikan sebagai
sumber data untuk kegiatan harian.
Setiap kegiatan diberikan kepada anggota yang mampu menjadi
penanggung jawab berdasarkan kemampuan dalam mengatur kegiatan yang
dilaksanakan. Setiap penanggung jawab mempersiapkan segala macam aspek pada
setiap kaegiatan yang akan dilakukan yaitu aspek teknis dan waktu kegiatan.
Anggota yang tidak berkesempatan menjadi penanggung jawab pada kegiatan yang
dilakukan bertugas mempersiapkan kegiatan yang akan dilakukan di akhir KKNM.
Setiap anggota diharuskan mendapatkan informasi pada berbagai kegiatan
yang dilakukan. Pemilihan anggota pada kegiatan tertentu berdassarkan pada
kesanggupannya dalam menggali setiap informasi.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PPM-KKN MAHASISWA
12
13
budidaya. Peningkatan kesadaran gizi masyarakat pun perlu dilakukan tidak hanya
dengan budidayanya. Maka dari itu, perlu ditumbuhkan kegemaran masyarakat
terhadap makan ikan. Ini yang menjadi dasar dilakukannya kegiatan Gemar Makan
Ikan (Gemari).
Kemudian dalam masalah membuang sampah sembarangan, masyarakat
perlu disadarkan betapa pentingnya membiasakan diri untuk membuang sampah
pada tempatnya. Masyarakat perlu memahami dampak dari membuang sampah
sembarangan pada lingkup yang lebih besar. Untuk menindaklanjuti masalah ini,
maka masyarakan perlu diberi penyuluhan mengenai membuang sampah pada
tempatnya untuk meningkatkan kesadaran dirinya dan keluarganya terhadap
lingkungan.
Jenis kegiatan ini adalah sosialisasi gemar membaca buku yang berisi
tentang alasan mengapa harus membaca buku, dampak dari membaca atau tidak
membaca buku serta berisi ajakan terhadap anak-anak untuk membaca buku sejak
dini.
3) Tujuan dan Manfaat;
- Mengajak anak-anak untuk membaca buku sejak dini
- Memberi tahu pentingnya membaca buku
- Memberi tahu dampak dari tidak membaca buku
4) Sasaran kegiatan;
- Melakukan sosialisasi kepada anak-anak
- Memberikan beberapa buku bacaan anak
5) Pihak-pihak yang terlibat (beserta perannya);
- Anak-anak RW 07 Cipacing, sebagai peserta kegiatan sosialisasi
- Mahasiswa, sebagai penyelenggara kegiatan
6) Proses pelaksanaan (uraikan prosesnya secara rinci): tahapan teknis
kegiatan
- Mahasiswa melakukan persiapan yang dibutuhkan dalam acara Sosialisasi
Gemar Membaca Buku.
- Sosialisasi dilakukan di Madrasah RW 07 pada pukul 14.00 WIB.
- Dilakukan pembukaan saat semua anak-anak berkumpul.
- Dilakukan acara inti yaitunya penyampaian sosialisasi dengan media
(video) dan diadakan games untuk menarik perhatian anak-anak.
- Acara selesai pada pukul 15.30 WIB.
7) Hasil capaian kegiatan
Anak-anak RW 07 Desa Cipacing mendapat pengetahuan tentang
pentingnya membaca sejak dini dan mengetahui dampaknya apabila tidak
membaca.
8) Rancangan tindak lanjut hasil kegiatan.
PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) dan pemantauan terhadap minat
baca anak-anak di RW 07 Desa Cipacing.
16
Tindak lanjut dari hasil kegiatan adalah perlu adanya penyuluhan ke tingkat
masyarakat lebih luas, tempat sampah perlu diperbanyak atau disediakan lahan
untuk tempat sampah, dan propaganda mengenai buang sampah pada tempatnya
agar kebiasaan membuang sampah pada terbentuk.
sore hari sekitar pukul 16.00. Roti yang ia produksi bisa tahan sampai 4 hari.
Pendistribusian rotinya dilakukan melalui beberapa tahap,
1. Pembeli pertama, bapak joy menjual rotinya seharga Rp. 600,00/pcs
2. Pembeli kedua, Pembeli pertama menjual rotinya dengan harga Rp,
800,00/pcs
Setelah itu pembeli kedua (warung) memasarkan rotinya dengan harga Rp.
1000,00 .Dan roti ini dipasarkan ke Sumedang, Bandung, Kabupaten Bandung, dan
Garut.
Menurut saya usaha roti ini bagus karena membuka lapangan pekerjaan bagi
warga, dan semakin memperkenalkan Desa Cipacing ke masyarakat luar.
4) Sasaran kegiatan;
- Pengrajin pisau di RW. 07 Desa Cipacing.
- Dilaksanakannya kunjungan dan sosialisasi ke tempat pengrajin pisau
secara langsung serta bertemu dengan pemiliknya.
- Terciptanya komunikasi dua arah antara mahasiswa dan pengrajin agar
dapat diketahui kendala-kendala yang dihadapi selama proses produksi
pisau.
5) Pihak-pihak yang terlibat (beserta perannya);
- Pengrajin pisau = Sebagai pihak yang ditemui dalam kegiatan sosialisasi
dan kunjungan.
- Mahasiswa = Sebagai pihak yang menjalankan program KKN yang
terintegrasi PPM
6) Proses pelaksanaan (uraikan prosesnya secara rinci): tahapan teknis
kegiatan
- Berkumpulnya mahasiswa di sekretariat RW 07 Desa Cipacing
- Dilakukan koordinasi antar mahasiswa mengenai pelaksanaan sosialisasi ini
berdasarkan pengarahan dari Penanggung Jawab Kegiatan.
- Koordinasi dengan Pak Ule selaku perwakilan yang mengarahkan
mahasiswa untuk bertemu dengan pengrajin pisau.
- Pertemuan mahasiswa dengan pengrajin pisau di tempat pembuatan pisau
dilanjutkan dengan diskusi dengan memberikan pertanyaan secara langsung
terhadap pengrajin pisau.
7) Hasil capaian kegiatan
- Mahasiswa mengetahui alur produksi pisau di RW. 07 Desa Cipacing.
- Diketahuinya permasalahan yang terjadi dalam rantai produksi pisau di RW.
07 Desa Cipacing.
8) Rancangan tindak lanjut hasil kegiatan
Dari hasil sosialasi dengan Bapak Aca selaku pengrajin pisau di RW. 07
Desa Cipacing diketahui bahwa usaha kerajinan pisau yang dijalankan telah dimulai
sejak tahun 2000-an. Pisau yang dihasilkan Pa Aca dijual dengan harga Rp.
32.000/kodi. Penjualan pisau milik Pa Aca ini telah mencapai Provinsi Kalimantan
20
dan Sumatera. Pa Aca setiap hari memproduksi pisau karena sistem yang digunakan
yaitu menyediakan barang sebelum adanya pembeli. Pegawai yang bekerja dengan
Pa Aca sebanyak 3 orang pekerja dimana semua pekerja berasal dari Desa Cipacing.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi pisau didapatkan di kawasan
sekitar desa. Pemasok bahan telah bekerja sama dengan Pa Aca sehingga bisa
disebut sebagai pelanggan tetap. Namun, tak menutup kemungkinan sering terjadi
kesulitan dalam mendapatkan bahan-bahan utama dalam pembuatan sehingga
produksi sedikit terhambat.
Sistem pemasaran juga menjadi salah satu kendala dalam usaha pisau. Pasar
yang tidak tetap menyebabkan pemesanan fluktuatif artinya dalam 1 tahun hanya
bulan-bulan tertentu saja pesanan tersebut ada atau bahkan meningkat. Namun
dalam beberapa tahun terakhir, menurut Pa Aca pesanan terhadap produk pisau
miliknya mengalami penurunan. Hal ini salah satunya karena persaingan antar
produk pisau yang semakin ketat. Persaingan dengan produk luar negeri merupakan
kendala utama dalam proses pemasaran akhir-akhir ini.
Pasar yang terbatas juga menyebabkan pisau Pa Aca hanya menjangkau
pemesan-pemesan yang telah mengenal lama Pa Aca artinya tidak adanya
jangkauan pasar baru yang dapat meningkatkan pesanan sehingga hasil dari
penjualan dapat meningkat. Pemanfaatan teknologi yang berkembang untuk proses
pemasaran belum dilakukan oleh Pa Aca akibat keterbatasan informasi mengenai
cara penggunaan teknologi itu sendiri.
Masalah lainnya yang didapati dari kerajinan pisau ini yaitu belum
optimalnya produk yang dihasilkan sehingga sulit bersaing dengan produk luar
negeri yang sejenis. Penggunaan alat-alat yang sederhana dalam proses produksi
tentu sedikit banyak mempengaruhi kualitas pisau yang dihasilkan apabila
dibandingkan dengan produk yang dihasilkan dengan teknologi yang modern.
Selain itu, kualitas SDM yang terlibat dalam produksi juga perlu ditingkatkan
mengingat sebagian besar pekerja memiliki jenjang pendidikan yang terbatas. Oleh
karena itu dibutuhkan usaha peningkatan kualitas produk dengan cara
pengoptimalan tenaga kerja dan teknologi modern.
21
1) Nama kegiatan;
Kunjungan ke Pengrajin Senapan di RT 01, RW 07 Desa Cipacing
Kecamatan Jatinangor-Sumedang.
2) Jenis kegiatan (pelatihan/demplot/workshop/penyuluhan/dll.);
Kunjungan atau lawatan disini bertujuan untuk melakukan wawancara.
Wawancara adalah suatu percakapan dengan tujuan tertentu, antara pewawancara
(yang mengajukan pertanyaan) dan diwawancarai (yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu). Dalam hal ini yang bertindak sebagai pewawancara adalah
mahasiswa KKN, sedangkan pihak yang diwawancarai adalah Ketua RT 01.
3) Tujuan dan Manfaat;
- Untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas dan kuantitas mata
pencaharian warga RT 01,
- Untuk menggali potensi dari sumber daya alam maupun sumber daya
manusia yang bisa dikembangkan di RT 01 agar tingkat kesejahteraan
warganya dapat meningkat.
4) Sasaran kegiatan;
- Bertemunya mahasiswa KKN dengan Ketua RT 01,
- Tergalinya informasi mengenai kualitas dan kuantitas mata pencaharian
warga RT 01,
- Dikembangkannya potensi sumber daya alam maupun sumber daya
manusia di RT 01 sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan warga.
5) Pihak-pihak yang terlibat (beserta perannya);
- Ketua RT 01 = Sebagai pihak yang diwawancarai atau pihak yang
memberikan jawaban atas pertanyaan oleh mahasiswa KKN,
- Mahasiswa KKN = Sebagai pihak yang melakukan kunjungan dan pihak
pewawancara atau pihak yang mengajukan pertanyaan kepada Ketua RT 01.
6) Proses pelaksanaan (uraikan prosesnya secara rinci): tahapan teknis
kegiatan
- Mahasiswa berkumpul di rumah Ketua RW 07,
- Melakukan perjalanan kunjungan ke rumah Ketua RT 01,
- Bertemunya mahasiswa KKN dengan Ketua RT 01,
25
perajin senapan angin saat ini butuh pembinaan dan dan butuh modal. Maka
dari itu, diharapkan dinas terkait harus segera turun tangan untuk
menyelamatkan para perajin senapan angin di Desa Cipacing ini. Mungkin
salah satunya dengan cara membina seluruh perajin senapan dan diarahkan
untuk membentuk suatu koperasi.
8) Rancangan tindak lanjut hasil kegiatan.
Materi/Modul/Instrumen/Handout/kuesioner/dll. yang digunakan dalam
kegiatan-kegiatan tersebut dilampirkan.
3.2.10 Kunjungan RT
Kegiatan kami dalam kunjungan RT yaitu kami berkunjung langsung ke
tempat kediaman ketua RT setempat dengan maksud untuk memperkenalkan diri
dan meminta izin kepada ketua RT setempat untuk melaksanakan kegiatan KKN.
Selain hal itu, kegiatan kunjungan kami juga bermaksud menganalisa langsung
masalah dan potensi yang ada di masing-masing RT. Terdapat banyak ragam
potensi dan juga masalah yang terdapat pada RT masing masing. Potensi sendiri
yang berada di RW 07 Desa Cipacing di setiap RT nya adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Potensi RW 07
RT Potensi
- Pengrajin Senapan
RT 01
- Pengrajin Pisau Dapur
- Pengrajin Pisau
RT 02
- Penghasil roti
RT 03 - Penghasil Layang-layang
RT 04 - Pengrajin Pisau (Bos)
RT 05
RT 06 - Pengrajin Kursi
Tabel 3. Data Cek Kualitas Air Kolam Budidaya Terpal Ikan Lele
Parameter Nilai Kolam Kolam Kolam Kolam Kolam
Kualitas Air SNI 1 2 3 4 5
Suhu (oC) 25-30 - - - - -
Ph 6,5 – 7 6 8 8 7
8,6
Oksigen (mg/L) >3 3,1 7,5 6,4 6,9 4,7
mg/L
Amonia (mg/L) < 0,3 0,014 0,014 0,013 0,013 0,014
Selain dari pada itu, yang dijadikan dasar evaluasi adalah asumsi dari para
pembudidaya. Pada hasil dari tabel tersebut terlihat bahwa kondisi pada setiap
kolam sangat baik berdasarkan perbandingan dengan standarisasi yag ada (SNI),
hal tersebut karena pada saat pengamatan dilakukan pada kondisi yang baik.
Asumsi dari pembudidaya beragam diantaranya kesalahan pada saat aklimatisasi,
ukuran ikan, cuaca, dan lain-lain.
Aep Pudin 120110150071 PL Sosialisasi pengembangan Sosialisasi ini merupakan rancangan rindak lanjut dari
budidaya ikan lele di desa hasil KKN – PPM yang memanfaatkan pekarangan
cipacing rw 07 menjadi unit rumah untuk membudiadayakan ikal lele dalam skala
usaha dengan sistem rumah tangga untuk dikonsumsi. Dari hasil ini dapat
permodalan peer to peer dikembangkan budidaya ikan lele yang tadinya hanya
untuk dikonsumsi bisa menjadi sebuah unit usaha kecil
menengah dengan melalui pengembangan modal
melalui sistem peer to peer. Permodalan dengan sistem
peer to peer ini merangkul unit usaha yang unbankable
dimana unit usahanya yang masih kecil dan tidak punya
penjamin dalam meminjam modalnya. Sistem peer to
35
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Simpulan
Setelah melaksanakan program KKN-PPM di RW 07 Desa Cipacing dapat
dilihat bahwa desa ini memiliki banyak potensi untuk dikembangkan mulai dari
sektor kerajinan maupun dari sektor lain. Oleh karena itu untuk melihat dan
mengembangkan sektor-sektor tersebut tim KKN-PPM di RW 07 Desa Cipacing
membuat cukup banyak program selain dari program utama yaitu program
pemanfaatan pekarangan rumah sebagai penyedia protein hewani dalam skala
rumah tangga untuk meningkatkan kesadaran gizi masyarakat di RW 07 Desa
Cipacing. Program utama dari KKN-PPM ini adalah pemanfaatan pekarangan
rumah untuk pembuatan budidaya ikan lele untuk dikonsumsi, program ini
bertujuan untuk meningktkan gizi maysarakat di RW 07 dengan memanfaatkan
pekarangan rumahnya untuk membuat kolam budidaya ikan lele yang nantinya ikan
lele tersebut dapat dikonsumsi. Pada program ini dibuat kolam-kolam yang terbuat
dari terpal yang letaknya berada dipekarangan rumah warga yang sudah dipilih
terlebih dahulu, kemudian kolam ini di isi bibit ikan lele yang nantinya diserahkan
ke warga untuk dirawat, dengan memberi pakan dan mengganti air kolam tsb
sampai panen dan dapat dikonsumsi . Selain program utama tsb program lainya
dibuat agar dapat mengatasi permasalahan dan menggali potensi di desa ini.
Program-program tersebut berupa program sosialisasi dan observasi kelapangan,
untuk program-program sosialisasi, seperti program sosialisasi untuk anak yaitu
GEMARI dan GEMARU, GEMARI atau gemar makan ikan merupakan program
yang dibuat untuk mengatasi masalah kurang tertariknya anak-anak terhadap makan
ikan, dengan dibuatnya program ini disosialisasikan mengenai manfaat makan ikan
dan pengenalan produk olahan ikan yang menarik kepada anak-anak. Sedangkan
GEMARU merupakan akronim dari gemar membaca buku yaitu sosialisasi kepada
anak-anak mengenai pentingnya membaca buku dan memaparkan bahwa membaca
buku itu seru, hal ini agar anak-anak tertarik untuk membaca buku. Selain sasaran
anak-anak program yang dibuat juga ada yang sasarannya untuk ibu-ibu yaitu
47
48
4.2 Rekomendasi
Desa merupakan ranah bermasyarakat yang sangat kompleks, maka dari itu
semua unsur yang terdapat di dalamnya terhitung sangat penting. Kegiatan
pembudidayaan ikan lele menjadi salah satu kegiatan yang baik guna meningkatkan
produktivitas yang berjalan di RW 07 Desa Cipacing. Dengan adanya kegiatan
tersebut maka warga dapat memanfaatkan area pekarangan rumah, melalui
pelatihan dan bimbingannyang rutin dan baik maka para warga dapat merubah
pembudidayaan tersebut menjadi salah sayu lahan usaha yang berpotensi untuk
kedepannya. Pembentukan kelompok pembudidaya ikan lele secara sistematis akan
membantu para pembudidaya dalam mengawasi kolam terpal yang ada, maka
lesulitan dari masing – masing pembudidaya akan teratasi. Selain itu pembuatan
guide book dan buku catatan untuk para pembudidaya yang diharapkan akan
membantu dalam masalah jadwal pemberian makan, pergantian air, jumlah lele
yang mati dan lain sebagainya, akan membantu para pembudidaya untuk
mengontrol kolam terpa. Dengan meminimalisir kesalahan yang dilakukan maka
diharapkan para pembudidaya ikan lele dapat merasakan dampak yang baik.
Selain Budidaya ikan lele Yang terdapat pada RW 07, Desa Cipacing juga
memiliki segudang potensi dalam hal kerajinan seperti layang-layang, pistol, pisau,
kursi, dll. Potensi yang dimiliki sangat bagus tetapi terkadang para pengrajin belum
49
bisa memanfaatkan media saat ini untuk melakukan pemasaran terhadap kerajinan
yang mereka miliki. Dengan pemasaran yang baik maka masyarakat akan memiliki
cara pandang yanh berbeda terhadap Desa Cipacing dan dapat meningkatkan
masing-masing pendapatan para pengrajin. Pembuatan blog tengang Desa Cipacing
yang didalamnya terdapat berbagai potensi yang dimiliki Desa Cipacing akan
mempermudah dalam masalah pemasaran dan pengenalan Desa Cipacing terhadap
masyarakat.
50
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1992. Pedoman teknik pembenihan ikan lele ( Clarias batrachus). Jakarta:
badan penelitian dan pengembangan pertanian pusat penelitian dan
pengembangan perikanan, Departemen Pertanian
Farida, Annisa Nur. 2013. 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Kompasiana. Diakses dari
https://www.kompasiana.com/annisa.tekkimits/3r-reduce-reuse-
recycle_5528c8b6f17e6143088b45a4%2018.07 pada 14 Januari 2018
pukul 20.12.
Khairuman, T. S. dan K. Amri. 2008. Budidaya Lele Dumbo di Kolam Terpal. PT.
Agrimedia Pustaka. Jakarta. Hal 14
Mahyudi, Kholis, S.Pi, MM. Pengajuan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta : Penebar
Swadaya. 2004
Post, Jan C. dan Carl G. Lundin. 1996. Guidelines For Integrated Coastal Zone
Management. USA: The International Bank for Reconstruction and
Development/The World Bank.
Sastro, Y. 2013. Vertiminaponik : Cara Baru Berbudidaya Sayuran dan Ikan. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta.
50
51
LAMPIRAN
51
53
Posyandu Posyandu
Penyerahan Plakat
59
dikonsumsi dikembangkan menjadi unit usaha yang menghasilkan profit selain itu
juga memberi pengetahuan kepada pembudidaya cara mengelola usahanya dengan
menggunakan laporan keuangan yang ada dan diharapkan ke depannya bisa
memperhitungkan setiap langkah yang di ambil. Dan Diharapkan dengan
dikembangkannya budidaya ikan lele ini menjadi unit usaha dapat membantu
tingkat perekonomian di RW 07 desa Cipacing, dan memberikan motivasi pada
remaja desa Cipacing yang rata-rata pekerjaannya sebagai karyawan pabrik menjadi
wirausahawan.
Gambaran umum : Program ini berbentuk kegiatan sosialisasi yang
akan di paparkan oleh narasumber yang mengerti dalam bidangnya, untuk
sosialisasi materinya berupa pengenalan manfaat berwirausaha, pengenalan
terhadap laporan keuangan yang baik , bagaimana cara untuk mengelola usaha
dengan melihat atau memperhitungkan laporan keuangan, bagaimana cara
melakukan pengembangan usahanya dengan sistem manajemen dan akuntansinya.
Materi materi ini dipaparkan oleh lebih dari satu narasumber dan ahli sehingga
pandangannya dari berbagai aspek. Materi sosialisai akan lebih ditekankan ke
materi bagaimana cara awal melakukan pencatatan laporan keuangan, mulai dari
apa saja yang harus di catat dan diperhitungkan, selain itu diperkenalkan juga
penyedia penyedia layanan atau sistem teknologi akuntansinya seperti Myob dll.
Aada juga sesi diskusi antara pembudidaya dengan pemateri agar dapat menarik
keingin tahuan para pembudidaya dalam mengembangkan budidaya ikan lele
menjadi unit usaha yang menghasilkan profit.
Sasaran : Sasaran untuk kegiatan ini adalah masyarakat RW
07 desa Cipacing yang melakukan budidaya ikan lele di pekarangan rumahnya dan
usaha lainnya.
akan menyediakan hara bagi tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal (Rokhmah dkk., 2014). Hara yang didapatkan oleh
tanaman berasal dari sisa pakan dan kotoran yang terdapat pada kolam budidaya.
Sementara itu, tanaman juga dapat berperan sebagai agen perbaikan kualitas air
melalui proses resirkulasi yang terjadi pada system budidaya ini (Nugroho dkk.,
2012) Kondisi tersebut menyebabkan kualitas air kolam akan tetap terjaga dengan
baik, yaitu bebas dari sisa pakan dan kotoran ikan sehingga akan mendorong
pertumbuhan ikan menjadi baik.
Kelebihan dari system budidaya ini yaitu masyarakat akan dapat
menghasilkan output pertananian dari budidaya ikan dan tanaman hortikultura
secara bersamaan tanpa perlu membutuhkan lahan yang luas (Siregar dkk., 2013).
Selain itu, teknologi ini akan memungkinkan penggunaan air dapat dihemat karena
penggantian air budidaya dapat ditekan (Nugroho dkk., 2012).
Budidaya tanaman yang dilakukan pada system ini merupakan cara
budidaya organik yang ramah lingkungan. Dalam proses pemeliharaan tanaman
tidak perlu diaplikasikan pupuk dan pestisida berbahan kimia, sehingga hasilnya
pun merupakan tanaman organik yang sehat (Sastro, 2013). Selain itu, secara tidak
langsung masyarakat tidak perlu membeli input pertanian yang besar dan tidak
mengeluarkan banyak waktu dan tenaga untuk proses pemeliharaanya sehingga
aktivitas utama masyarakat seperti bekerja dan sebagainya tidak akan terganggu.
Jenis tanaman yang dapat ditanam pada sistem ini adalah semua jenis
sayuran daun dan buah, seperti bayam, kangkung, selada, sawi caisim, sawi pakcoy,
tomat , cabai, terong, dll (Rokhmah dkk., 2014). Teknik budidaya yang dilakukan
juga hanya dengan menyebar benih. Sistem tanam ini akan memberikan
keuntungan, yaitu waktu panen lebih singkat , tenaga kerja pembibitan dan pindah
tanam tidak diperlukan, populasi tanaman yang akan dipanen menjadi 10 kali lebih
banyak, serta panen dapat dilakukan berulang (3-5 kali) karena perbedaan laju
pertumbuhan dari setiap individu tanaman (Sastro, 2013).
Sistem budidaya vertiminaponik merupakan salah satu jawaban dari
beberapa permasalahan pertanian pada lahan sempit. Sistem budidaya ini juga tidak
memerlukan media tanam seperti tanah, pupuk organik, dan bahan pembenah
67
lainnya. Selain itu, Sistem budidaya vertiminaponik memiliki nilai estetika yang
tinggi sehingga cocok berada dipekarangan. Dengan satuan luas lahan yang sama,
produk yang dihasilkan oleh sistem ini relatif lebih banyak (sayuran dan ikan), lebih
sehat, dan bebas cemaran (logam berat, pestisida, mikroba patogen) (Sastro, 2013).
Tujuan :
1. Agar pembudidaya ikan lele di RW 07 Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor
Kabupaten Sumedang mendapatkan hasil produksi yang lebih besar dalam
budidaya lele dan hortikultura secara bersamaan.
2. Membantu masyarakat mengimplementasikan beragam teknologi yang dapat
mendukung pemenuhan kebutuhan pangan secara mandiri.
3. Membantu masyarakat menciptakan pekarangan rumah yang produktif dan
memiliki nilai estetik.
4. Membantu masyarakat memecahkan permasalahan dalam praktek budidaya
lele yang telah dilakukan.
Materi :
1. Pemaparan materi mengenai system budidaya vertiminaponik
2. Pengenalan cara pembuatan system budidaya vertimanaponik
3. Pengenalan alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan
vertiminaponik.
4. Praktik pembuatan system budidaya vertiminaponik di pekarangan rumah
warga RW.07 Desa Cipacing
2. Materi mengenai pentingnya mengganti air kolam dalam budidaya ikan lele
menggunakan kolam terpal,
3. Materi mengenai pemanfaatan kotoran dan sisa pakan ikan lele yang terdapat
dalam air buangan kolam lele sebagai pupuk organik,
4. Keuntungan-keuntungan yang didapat dari integrasi air buangan kolam lele
dengan tanaman di sekeliling kolam terpal.
layang-layang, pisau, kursi, pistol, dll. Untuk meningkatkan usaha para pengrajin
maka dengan cara memasarkan melalui media sosial seperti blog dapat
meningkatkan penjualan. Setelah melaksanakan Kkn-M, kami sebagai mahasiswa
yang terlibat sudah melakukan sosialisasi dan kunjungan terhadap potensi yang
dimiliki Desa Cipacing, dari wawancara yang di dapat terdapat beberapa kendala
yang dihadapi oleh pengrajin terutama pada bidang pemasaran. Untuk
mempermudah para pengrajin dalam melakukan pemasaran cara yang paling
mudah dan cepat untuk diakses masyarakat yaitu dengan media sosial berupa blog
yang di dalamnya terdapat beberapa unsur penting dan keunikan para pengrajin
yang harus ditonjolkan. Dibuatnya blog ini umtuk mempermudah para pengrajin
memperkenalkan kerajinan yang dimiliki. Hal yang dilakukan yaitu pembuatan
blog dan blog berisikan mengenai gambar hasil pengrajin dan deskripsi singkat
mengenai kerajinan tersebut dan di dalam blog tersebut terdapat kontak perwakilan
dari Desa Cipacing apabila informasi lebih lanjut.
Tujuan :
1. Memperkenalkan potensi yang dimiliki RW 07 Desa Cipacing dan sekitarnya.
2. Mempermudah warga untuk melakukan pemasaran dan pemberian informasi
mengenai Desa Cipacing
3. Meningkatkan produktivitas yang berjalan pada RW 07 Desa Cipacing dan
sekitarnya
4. Membantu para pembudidaya dan pengrajin untuk memberikan pemasaran
terhadap kegiatan yang mereka jalankan, selain itu memperkenalkan kerajinan
yang ada pada RW 07 Desa Cipacing dan sekitarnya
Materi :
1. Blog berisikan tentang budidaya ikan lele melalui kolam terpal dan kerajinan
yang ada pada RW 07 Desa Cipacing dan sekitarnya
2. Penjelasan singkat mengenai kegiatan yang berjalan pada RW 07 Desa
Cipacing
3. Keunggulan dan keunikan yang dimiliki para budidaya ikan lele dan para
pengrajin RW 07 Desa Cipacing dan sekitarnya
73
perikanan yang bermutu baik demikian pula pada pengolahannya, harus dilakukan
dengan benar supaya tahan lama serta nutrisinya tidak berkurang.
Prinsip pengolahan ikan pada dasarnya bertujuan melindungi ikan dari
pembusukan dan kerusakan. Selain itu juga untuk memperpanjang daya awet dan
mendiversifikasikan produk olahan hasil perikanan. Pengalengan merupakan salah
satu bentuk pengolahan dan pengawetan ikan secara modern yang dikemas secara
hermatis dan kemudian disterilkan. Bahan pangan dikemas secara hermetis dalam
suatu wadah, baik kaleng, gelas atau alumunium. Pengemasan secara hermetis
dapat diartikan bahwa penutupannya sangat rapat, sehingga tidak dapat ditembus
oleh udara, air, kerusakan oksidasi maupun perubahan cita rasa (Adawyah, 2008).
Tujuan Kegiatan :
1. Memanfaatkan hasil perikanan untuk diolah menjadi inovasi baru
2. Meningkatkan penghasilan dari adanya pengolahan ikan
3. Meningkatkan keterampilan warga dalam mengolah hasil perikanan
Peserta Kegiatan : Ibu-Ibu RW 07 Desa Cipacing Kecamatan
Jatinangor-Sumedang
Materi Kegiatan :
1. Materi mengenai cara mengolah ikan yang baik dan benar
2. Materi mengenai pemanfaatan hasil perikanan yang sudah diolah
3. Materi mengenai kandungan protein yang terdapat pada ikan
4. Materi mengenai peluang usaha dari adanya pemanfaatan hasil perikanan yang
sudah diolah
tinggi kedalaman air, tenaga lele habis untuk mengambil udara ke permukaan (air
breathing), jadi pertumbuhannya tidak berkembang dengan baik. Setelah kolam
sudah terisi air didiamkan selama kurang lebih satu minggu untuk
prosespembentukan lumut dan untuk pertumbuhan fitoplankton.
2. Pemilihan bibit unggul
Benih unggul dapat kita lihat dengan cara memperhatikan Ciri-ciri Sebagai
berikut: benih terlihat aktif melakukan oksigenasi, gesit, agresif dan cerah, ukuran
terlihat sama rata,warna sedikit lebih terang.
3. Penebaran Benih
Disiapkan benih 500 ikan lele (agar tidak terlalu banyak dan lele dapat
berkembang dengan maksimal). Bibit yang baru dibeli jangan segera dimasukkan
ke dalam kolam terpal wadah atau kolam untuk budidaya tapi harus melalui tahap
peredaman agar benih ikan dapat menyesuaikan diri dengan air di kolam terpal.
Tahap prendaman adalah sebagai berikut:
- Diapkan Bak / Ember Air kolam terpal yang akan dijadikan budidaya ikan
dimasukkan ke dalam ember/bak
- Benih Lele yang akan ditebar dimasukkan ke dalam ember
- Benih didiamkan selama kurang lebih selama 30 Menit (tujuan agar benih
ikan melakukan penyesuain dengan air kolam terpal) dan untuk
menghilangkan stres ikan setelah dipindatrkan dari habitat penangkaran dan
akan masuk ke habitat baru, setelah 30 menit benih dapat ditebar ke dalam
kolam terpal.
4. Pengaturan Kualitas air
Warna air yang terbaik bagi ikan lele berwarna hijau yang menunjukkan
bahwa kualitas air yang baik untuk ikan lele. Lele tidak suka air jernih.
5. Kedalaman air
Kedalaman air jangan terlalu dangkal karena penguapan akan membuat ikan
menjadi terlalu panas. Tentunya ini akan membuat ikan menjadi kelelahan dan mati.
Solusinya adalah dengan menambahkan air telah surut kembali ke posisi yang telah
ditentukan (sebelumnya harus terlebih dahulu ditandai).
6. Tingkat Kejernihan Air
80
Pada dasarnya lele tidak suka air jernih. Hal ini dapat dilihat dari sifat dan
bentuk tubuhnya. Pakan alam lele di malam hari menyebabkan lele tidak perlu
penglihatan yang baik. Hal ini juga didukung dari bentuk tubuh memiliki kumis di
sekitar mulut, yang berfungsi untuk meraba makanan, selain itu sistem pernapasan
ikan lele menggunakan labirin, yang berarti lele bernafasnya tidak bergantung pada
oksigen terlarut dalam air. Oleh karena itu dengan kondisi oksigen minimal lele
dapat bertahan hidup air berlumpur tersebut. Meskipun ikan lele tidak suka air
jernih, tidak bisa memasukan sembarangan air ke dalam kolam. Bisa jadi air yang
dimasukkan mengandung bakteri dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit.
7. Pakan
Pakan diberikan 2 sampai 3 tiga kali sehari, pakan yang diberikan juga harus
sesuai dengan bobot tubuh ikan lele (3-5% dari bobot ikan lele). Pemberian pakan
tidak boleh terlalu berlebihan karena akan menimbulkan berbagai macam jenis
penyakit akibat pakan yang mengendap yang tidak termakan oleh ikan dan akan
menyebabkan amonia beracun.
8. Panen
Ikan yang dipelihara lebih selama 90 hari, ikan akan dipanen. Pemanenan
dilakukan dengan menyortir dengan memilih ikan yang layak untuk dikonsumsi
(dijual) ukuran biasanya 4 sampai 7 ekor per kg (atau bisa juga dijadikan indukkan)
atau sesuai dengan keinginan pembeli, maka ukuran yang lebih kecil dipelihara
kembali.
Jadi perbedaan antara budidaya yang sebelumnya adalah pemakaian
penutup/atap agar terhindar dari air hujan, jumlah benih yang ditebar lebih sedikit
dari budidaya sebelumnya yaitu 500 ekor. Selain itu harus juga diperhatikkan
pemberian pakan, kedalaman air, kejernihan air, pemanenan, agar dapat
menimalisir kesalahan yang terjadi seperti kematian massal ikan.
Materi Kegiatan :
1. Materi mengenai dampak sampah terhadap lingkungan.
2. Materi mengenai 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
3. Materi mengenai pemilahan sampah.
4. Materi mengenai manfaat pemilahan sampah.
5. Materi mengenai pemanfaatan sampah.