You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. latar Belakang


Rongga mulut merupakan tempat hidup bakteri aerob dan anaerob yang
berjumlah lebih dari 400 ribu spesies bakteri. Ratio antara bakteri aerob dan
anaerob berbanding 10:1 sampai 100:1. Orgasme orgasme ini merupakan flora
normal dalam mulut yang terdapat dalam plak gigi, cairan sulkus gingiva, mucus
membrane, dorsum lidah, saliva dan mukosa mulut. Infeksi odontogen dapat
menyebar secara perkontinuitatum, hematogen dan limfogen. Infeksi gigi dapat
terjadi melalui beberapa jalan yaitu lewat penghantaran yang pathogen yang
berasal dari luar mulut, melalui suatu keseimbangan flora yang endogenus, dan
melalui masuknya bakteri kedalam pulpa gigi yang vital dan steril secara normal.
Masalah gigi yang sejauh ini kerap terjadi adalah karies atau lubang gigi yang
disebabkan oleh kuman dan bakteri. Hal yang menakutkan adalah kuman yang
bersarang pada gigi berlubang itu dapat menembus ke pembuluh darah dan
akhirnya mengumpul di jantung. Kalau lubangnya dangkal, masih
memungkinkan untuk dilakukan penambalan sebagai langkah perawatan. Namun,
jika lubangnya menembus pulpa atau saraf, gigi sudah tidak bisa ditambal lagi.
Pada kondisi tersebut saluran saraf harus selalu dibersihkan sarafnya pun harus
dimatikan, kalau tidak saluran akar akan menjadi kotor, dan saraf yang sudah
mati pun akan membusuk. Hal ini tentu saja akan membuat isi saluran dipenuhi
kotoran dan kuman. Jika hal ini didiamkan, bisa kronis dan timbul fokal infeksi.
Apabila dikatakan gigi sebagai sumber infeksi (fokal infeksi) berarti bahwa
pusat atau sumber infeksi dari salah satu organ tubuh berasal dari gigi. Fokal
infeksi merupakan suatu infeksi kronis di suatu tempat yang sudah ada dalam
waktu cukup lama dan menyebabkan penyakit di tempat lain. Hal ini dikarenakan
di tempat yang kronis tersebut selalu ada racun (toksin), sisa kotoran dan kuman.
Racun atau infeksi bisa menyebarkan penyakit ke tempat lain ditubuh seperti
jantung.
Sakit gigi mungkin ringan, sedang dan berat kemudian rasa sakit itu
bertambah ketika gigi bersentuhan dengan air panas atau dingin, dan ketika
mengunyah makanan. Rasa sakit yang menusuk selama lebih dari 30 menit
setelah makan makanan yang panas dan dingin dapat diindikasikan adanya pulpa
yang rusak di rongga bagian dalam pada gigi. Masalah utama yang menyebabkan
sakit gigi umumnya adalah lubang gigi yang tidak sering dibersihkan, sehingga
sangat mudah dimasuki kuman dan bakteri. Kuman yang bersarang pada gigi
yang berlubang bisa menembus ke pembuluh darah dan akhirnya mengumpul di
jantung, sehingga menyebabkan penyakit jantung .
Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di negara maju, di Amerika
Serikat diperkirakan 12,4 juta orang menderita penyakit ini. Pada tahun 2000,
sekitar 16,7 juta meninggal karena penyakit jantung atau sekitar 30,3% dari total
kematian di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi penyakit jantung dari tahun
ke tahun terus meningkat. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1992
menjelaskan bahwa penyebab kematian tertinggi di Indonesia diduduki oleh
penyakit kardiovaskular yaitu sebanyak 16%. Kemudian hasil Survei SKRT-
SURKENAS tahun 2004 menyebutkan bahwa prevalensi karies (berlubang) gigi
di Indonesia adalah 90,05%. Berdasarkan sebuah penelitian, ternyata dari
sejumlah kasus penyakit jantung, sebanyak 54% pasien memiliki riwayat
penyakit lubang gigi.

1.2. Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh infeksi gigi terhadap
penyakit jantung.

1.3. Manfaat Penulisan


Dengan membuat tulisan ini diharap dapat lebih mengetahui dan memahami
pengaruh infeksi gigi terhadap penyakit jantung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


1. Definisi dan Etiologi Karies Gigi
Karies Gigi (Kavitasi) adalah daerah yang membusuk di dalam gigi, yang
terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email (permukaan
gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Jika
tidak diobati oleh seorang dokter gigi, karies akan terus tumbuh dan pada
akhirnya menyebabkan gigi tanggal. Tergantung kepada lokasinya,
pembusukan gigi dibedakan menjadi:
a. Pembusukan permukaan yang licin/rata. Merupakan jenis pembusukan
yang paling bisa dicegah dan diperbaiki, tumbuhnya paling lambat.
Sebuah karies dimulai sebagai bintik putih dimana bakteri melarutkan
kalsium dari email. Pembusukan jenis ini biasanya mulai terjadi pada
usia 20-30 tahun.
b. Pembusukan lubang dan lekukan. Biasanya mulai timbul pada usia
belasan, mengenai gigi tetap dan tumbuhnya cepat. Terbentuk pada
gigi belakang, yaitu di dalam lekukan yang sempit pada permukaan
gigi untuk mengunyah dan pada bagian gigi yang berhadapan dengan
pipi. Daerah ini sulit dibersihkan karena lekukannya lebih sempit
daripada bulu-bulu pada sikat gigi.
c. Pembusukan akar gigi. Berawal sebagai jaringan yang menyerupai
tulang, yang membungkus permukaan akar (sementum). Biasanya
terjadi pada usia pertengahan akhir. Pembusukan ini sering terjadi
karena penderita mengalami kesulitan dalam membersihkan daerah
akar gigi dan karena makanan yang kaya akan gula. Pembusukan akar
merupakan jenis pembusukan yang paling sulit dicegah.
d. Pembusukan dalam email. Pembusukan terjadi di dalam lapisan gigi
yang paling luar dan keras, tumbuh secara perlahan. Setelah menembus
ke dalam lapisan kedua (dentin, lebih lunak), pembusukan akan
menyebar lebih cepat dan masuk ke dalam pulpa (lapisan gigi paling
dalam yang mengandung saraf dan pembuluh darah). Dibutuhkan
waktu 2-3 tahun untuk menembus email, tetapi perjalanannya dari
dentin ke pulpa hanya memerlukan waktu 1 tahun. Karena itu
pembusukan akar yang berasal dari dalam dentin bisa merusak
berbagai struktur gigi dalam waktu yang singkat.

2. Etiologi
Hal-hal yang mendukung terjadinya karies gigi:
a. Gigi yang peka, yaitu gigi yang mengandung sedikit fluor atau
memiliki lubang, lekukan maupun alur yang menahan plak.
b. Bakteri, mulut mengandung sejumlah besar bakteri, tetapi hanya
bakteri jenis tertentu yang menyebabkan pembusukan gigi. Yang
paling sering adalah bakteri Streptococcus mutans.
c. Sisa-sisa makanan. Dalam keadaan normal, di dalam mulut terdapat
bakteri. Bakteri ini mengubah semua makanan (terutama gula dan
karbohidrat) menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan dan ludah
bergabung membentuk bahan lengket yang disebut plak, yang
menempel pada gigi. Plak paling banyak ditemukan di gigi geraham
belakang. Jika tidak dibersihkan maka plak akan membentuk mineral
yang disebut karang gigi (kalkulus, tartar). Plak dan kalkulus bisa
mengiritasi gusi sehingga timbul gingivitis.
Ada yang membedakan faktor etiologi atau penyebab karies atas faktor
penyebab primer yang langsung mempengaruhi biofilm (lapisan tipis normal
pada permukaan gigi yang berasal dari saliva) dan faktor modifikasi yang
tidak langsung mempengaruhi biofilm. Karies terjadi bukan disebabkan karena
satu kejadian saja seperti penyakit menular lainnya tetapi disebabkan
serangkaian proses yang terjadi selama beberapa kurun waktu. Pada tahun
1960-an oleh Keyes dan Jordan (cit. Harris and Christen, 1995), karies
dinyatakan sebagai penyakit multifaktorial yaitu adanya beberapa faktor yang
menjadi penyebab terbentuknya karies. Ada tiga faktor utama yang memegang
peranan yaitu faktor host atau tuan rumah, agen atau mikroorganisme, substrat
atau diet dan ditambah faktor waktu, yang digambarkan sebagai tiga lingkaran
yang bertumpang-tindih. Untuk terjadinya karies, maka kondisi setiap faktor
tersebut harus saling mendukung yaitu tuan rumah yang rentan,
mikroorganisme yang kariogenik, substrat yang sesuai dan waktu yang lama.
a. Faktor host atau tuan rumah
Ada beberapa faktor yang dihubungkan dengan gigi sebagai tuan
rumah terhadap karies yaitu faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk
gigi), struktur enamel, faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisur
pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa
makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur
yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat
menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan
karies gigi. Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia
kompleks yang mengandung 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat,
fluor), air 1% dan bahan organik 2%. Bagian luar enamel mengalami
mineralisasi yang lebih sempurna dan mengandung banyak fluor,
fosfat dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan kristal enamel sangat
menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung
mineral maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan semakin
resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies daripada gigi tetap.
Skema yang menunjukkan karies sebagai penyakit multifaktorial yang
disebabkan faktor host, agen, substrat dan waktu.
b. Faktor agen atau mikroorganisme
Plak gigi memegang peranan peranan penting dalam menyebabkan
terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas
kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu
matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang
tidak dibersihkan. Hasil penelitian menunjukkan komposisi
mikroorganisme dalam plak berbeda-beda. Pada awal pembentukan
plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai
seperti Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis
dan Streptokokus salivarius serta beberapa strain lainnya. Selain itu,
ada juga penelitian yang menunjukkan adanya laktobasilus pada plak
gigi. Pada penderita karies aktif, jumlah laktobasilus pada plak gigi
berkisar 104 – 105 sel/mg plak. Walaupun demikian, S. mutans yang
diakui sebagai penyebab utama karies oleh karena S. mutans
mempunyai sifat asidogenik dan asidurik (resisten terhadap asam).
c. Faktor substrat atau diet
Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak
karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme
yang ada pada permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi
metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan
yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif
yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa orang yang banyak mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa
cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang
dengan diet yang banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit
atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk
menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting dalam
terjadinya karies.
d. Faktor waktu
Secara umum, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia
yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya
waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu
kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.

3. Definisi, Mekanisme dan Target Fokal Infeksi


Definis fokal infeksi :
a. Pusat atau suatu daerah di dalam tubuh yang dimana kuman atau basil-
basil dari kuman tersebut dapat menyebar jauh ke tempat lain dalam tubuh
dan dapat menyebabkan penyakit.
b. Sumber infeksi dari salah satu organ tubuh berasal dari gigi.
c. Salah satu penjalaran kuman dari pusat infeksi sampai ke organ tubuh
tersebut, dibawa 
melalui aliran darah/lymphe atau dapat pula secara
kontaminasi.

Sumber infeksi dalam rongga mulut :



a. Periodontium : Jaringan untuk mengikat gigi didalam tulang alveolus.

Pada serabut yang periodonsium mengalami rusak, gigi akan goyang,
dan kuman- kuman akan lebih mudah mencapai daerah ujung akar gigi dan
masuk saluran darah. 
Pyorhea (gejala keluarnya nanah dari satu gusi
yang berasal dari peradangan karena rusaknya periodonsium).
b. Periapikal : Ujung dari akar gigi.
Penyebab yang berasal dari periapikal
adalah yang paling sering. 
Pulpa gigi yang nekrosis akibat karies
profunda memberi jalan bagi bakteri untuk masuk ke dalam jaringan
periapikal. Infeksi akan menyebar ke daerah yang minimal resistensi
c. Pulpa Gigi
Berasal dari kuman-kuman di daerah gusi, juga sisa-sisa fragmen gigi yang
tertinggal, karies, dan lubang-lubang baru setelah pencabutan, bekas
tempat akar gigi. Mikroorganisme yang mempengaruhi dental pulp dapat
tersebar ke gigi lain yang berdekatan atau daerah periapical melalui
ekstensi atau melalui pembuluh darah. Trauma, iritasi, dan peradagangan
adalah kontributor utama penyebaran infeksi di pulpa.
Mekanisme :
a. Disebabkan oleh infeksi kronis di suatu tempat (gigi).
b. Toxin, bakteri sisa-sisa dari kotoran maupun mikroba penginfeksi dari gigi
menyebar ke tempat lain di tubuh seperti ginjal, jantung, mata, kulit.
c. Menembus masuk kedalam aliran darah.
d. Melalui suatu lesi ( kerusakan ) yang ditimbulkan oleh trauma mekanis,

misalnya 
pada tindakan pencabutan gigi


Cara Penyebaran yaitu Percontinuitatum ke daerah-daerah sekitarnya dan


Sistemik sebagai fokus infeksi

Target yaitu Kepala dan leher , Mata, Sequel intracranial, Sistem respiratori,
Sistem cardiovascular, Jalur Gastroinstestinal, Fertilisasi, kehamilan dan berat
lahir.

4. Penyakit Jantung
a. Definisi
Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot
yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang
berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari Yunani
cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ yang berperan dalam
sistem peredaran darah.
Serangan jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan jantung sama
sekali tidak berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi mendadak, dan sering
disebut gagal jantung. Penyebab gagal jantung bervariasi, namun penyebab
utamanya biasanya adalah terhambatnya suplai darah ke otot-otot jantung,
oleh karena pembuluh-pembuluh darah yang biasanya mengalirkan darah
ke otot-otot jantung tersebut tersumbat atau mengeras, oleh karena lemak
dan kolesterol, ataupun oleh karena zat-zat kimia seperti penggunaan obat
yang berlebihan yang mengandung Phenol Propano Alanin (ppa) yang
banyak ditemui dalam obat-obat sperti Decolgen, dan nikotin.
b. Etiologi
Adanya aterosklerosis koroner dimana terjadi kelainan pada intima bermula
berupa bercak fibrosa (fibrous plaque) dan selanjutnya terjadi ulserasi,
pendarahan, kalsifikasi dan trombosis. Perjalanan dalam kejadian
aterosklerosis tidak hanya disebabkan oleh faktor tunggal, akan tetapi
diberati juga banyak faktor.
Faktor yg menyebabkan terkena resiko penyakit jantung sebagai mana
dikemukakan di dalam Satu Kongres Kardiologi di Munich, Jerman yaitu
Merokok, Tekanan darah tinggi, Penyakit gula atau Diabetes, Satu skema
pembagian lemak = waist to hip ratio, Pola Makan yang salah, Kegiatan
fisik yang berlebihan, Mengkonsumsi Alkohol, Banyaknya lemak di dalam
darah dan Faktor psikososial.

5. Patofisiologi
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email,
dentin, dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu
karbohidrat yang dapat diragikan .Karies gigi dapat menyebabkan kematian
apabila gigi tidak dirawat dan kondisi tubuh yang lemah.
Masalah utama yang menyebabkan sakit gigi adalah lubang pada gigi yang
dapat dimasuki oleh bakteri. Infeksi yang terjadi pada gusi dan akar gigi dapat
menyebar ke berbagai organ vital, dan menyebabkan banyak gangguan
kesehatan.3
Penelitian yang dilakukan para ilmuwan Inggris dan Irlandia
menunjukkan adanya keterkaitan antara gigi dan penyakit jantung. Ilmuwan
Inggris dan Irlandia mengatakan, bakteri streptococcus bisa memasuki aliran
darah melalui gigi berlubang dan gusi yang bengkak .
Infeksi dari bakteri streptococcus dapat dilawan karena tubuh memiliki sel-sel
yang berperan sebagai daya tahan tubuh. Namun, apabila daya tahan tubuh
lemah, maka infeksi bakteri akan semakin luas. Pada tahap awal, infeksi masih
terlokalisir di ujung akar dari gigi yang berlubang. Biasanya timbul rasa tidak
nyaman atau sakit saat gigi tersebut dipakai mengunyah. Jika tidak dirawat,
infeksi akan menyebar dan ada risiko terjadinya kematian.
Infeksi di akar gigi maupun di jaringan penyangga gigi melibatkan
lebih dari 350 bakteri dan mikroorganisme. Karena letak infeksi sangat dekat
dengan pembuluh darah, maka produk bakteri berupa toksin dapat menyebar
ke seluruh tubuh. bakteri tersebut tidak akan bermasalah jika jumlahnya dalam
keadaan seimbang.
Hubungan bakteri dalam mulut dengan penyakit kardiovaskuler
banyak diteliti, terutama yang berkaitan dengan bakteri endokarditis dan
penyakit jantung koroner. Ketua Umum PDGI, drg. Emir M. Muis
mengatakan bahwa hasil dari sebuah penelitian mengenai sejumlah kasus
penyakit jantung, sebanyak 54% pasien memiliki riwayat penyakit
periodontal.
Sakit gigi dapat menyebabkan penyakit jantung dikarenakan terjadinya
penyebaran penyakit gigi ke organ tubuh lain. Hal ini dapat dijelaskan melalui
teorifocal infection (FI). Fokal infeksi adalah infeksi kronis di suatu tempat
dan memicu penyakit di tempat lain. Fokal infeksi terjadi saat mikroorganisme
yang berasal dari gigi dan mulut menyebabkan infeksi atau penyakit di bagian
tubuh lain. Dampak penyakit gigi pada jantung dapat berupa jantung koroner,
angina, peradangan otot, serta peradangan pada katup jantung (endokarditis) .
Selain itu, ada beberapa teori yang menyatakan hubungan antara
penyakit mulut dengan penyakit jantung. Menurut Drg. Bobby Gunadi, salah
satu teori tersebut menyatakan bahwa bakteri dari mulut (oral bacteria) masuk
ke dalam pembuluh darah dan menyerang simpanan lemak yang terdapat pada
saluran darah menuju jantung dan akan menimbulkan bekuan. Bekuan akan
menghambat alian darah ke jantung, sehingga aliran nutrisi dan oksigen yang
dibutuhkan menjadi terhambat yang akan menyebabkan serangan jantung.
6. Mekanisme
Bakteri dan mikroorganisme yang terdapat di lubang gigi maupun pada gusi
yang rusak dapat masuk ke dalam sirkulasi darah melewati gusi yang
berdarah. Bakteri ini dengan mudah menyerang katup jantung maupun otot
jantung yang telah melemah. Bakteri yang masuk ke sirkulasi darah dapat
memproduksi enzim yang akan membuat keping darah (trombosit) saling
menempel. Proses inilah yang menyebabkan terbentuknya bekuan darah
sehingga terjadi penyumbatan pada dinding pembuluh darah (aterosklerosis).

Selain itu, bakteri dapat melekat pada lapisan lemak di pembuluh darah
jantung sehingga lapisan lemak akan semakin tebal. Kondisi ini akan
menghambat aliran darah serta penyaluran nutrisi dan oksigen ke jantung,
sehingga jantung tidak dapat berfungsi semestinya .
Kenyataan ini diperkuat dengan beberapa bukti yang dilaporkan oleh
penelitian di Inggris, Amerika, Swedia, Jerman, dan Kanada (1998-2003)
bahwa penderita penyakit jantung yang juga menderita penyakit gusi
mempunyai resiko meninggal dua kali lebih besar daripada yang tidak
menderita penyakit gusi. Untuk penderita penyakit jantung yang menderita
penyakit gusi dan punya kebiasaan merokok, risikonya meningkat hingga
60%.
BAB III
KESIMPULAN

Penyebab sakit gigi yang utama adalah lubang (karies) pada gigi yang dapat
dimasuki oleh bakteri menuju pembuluh darah. Sakit gigi menyebabkan sakit jantung
dijelaskan melalui teori fokal infeksi. Fokal infeksi adalah infeksi kronis di suatu
tempat dan memicu penyakit di tempat lain. Fokal infeksi terjadi saat mikroorganisme
yang berasal dari gigi dan mulut menyebabkan infeksi atau penyakit di bagian tubuh
lain. Bakteri dari lubang gigi akan masuk dalam pembuluh darah dan mengeluarkan
enzim yang akan membuat keping darah saling menempel sehingga menyebabkan
pembekuan (aterosklerosis). Pembekuan ini akan menghalangi suplai nutrisi dan
oksigen menuju jantung, sehingga akan menyebabkan serangan jantung.
Daftar Pustaka

Dewi, Rosdianah. 2011. “Hati-hati Sakit Gigi Ternyata Dapat Menyebabkan


Kematian”. http://www.today.co.id/. Diakses pada 3 april 2018, :17.00 WIB.
DechaCare.com. 2011. “Sakit Gigi Bisa Picu Penyakit Kronis”.
http://www.dechacare.com/. Diakses pada 3 april 2018, 17:00 WIB.
Kidd, Edwina A.M. dan Sally Joyston-Bechal. 1991. Dasar-dasar karies penyakit dan
penanggulangannya terj. Narlan Sumawinata dan Safrida Faruk. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Suryatin, Harlin. “Sakit Gigi Bisa Menjadi Penyebab Penyakit Jantung”.
http://www.ucantik.com/healthy/healthy-detail/read. Diakses pada 3 april 2018,
17:00 WIB.
“Sakit Gigi Akibatkan Penyakit Jantung dan Stroke?”. http://www.pdgi-online.com/.
Diakses pada 3 april 2018, 19:00 WIB.
“Sakit Gigi Bisa Menyebabkan Serangan Jantung”. http://griya-
informasi.blogspot.com/2010/09/. Diakses pada 3 april 2018, 19:00 WIB.

You might also like