You are on page 1of 23

MANAJEMEN NYERI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 6
Hilyati Husna (160204005)
Winda Purba (160204036)
Hendi Lumban Gaol (160204015)
Sari Indah Wahyuni (160204091)
Santi Lubis (160204071)
Jon Carlos (160204105)

DOSEN PENGAJAR :
Ns. Johansen Hutajulu, AP, S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karunia dan rahmat-
Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini untuk memenuhui tugas
mata kuliah “Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif” yang akan membantu
dalam menambah pengetahuan mahasiswa. Dan terima kasih kepada bapak dosen
pengajar kami yang telah mengajari kami.
Dalam menyelesaikan mkalah ini, kami sangat menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, karena kami masih tahap belajar dan kurangnya keterbatasan
pengetahuan kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, atas
bantuan serta dukungan dan doa nya.

Medan,22 Maret 2018

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..…. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang………………………………………………………... 1
1.2 Tujuan……………………………….………………………………... 1
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Defenisi Nyeri……………….................................................................
2.2 Fisiologi Nyeri………………………………………………………….
2.3 Klarifikasi Nyeri……………..................................................................

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi dan Reaak Terhadap Nyeri….…


BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….....
3.2 Saran……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….....
BARANG BUKTI………………………………………………………………...
LEMBAR KONSUL……………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rasa nyaman berupa terbatas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah suatu
kebutuhn individu .Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan yang
terkadang dialami individu .Kebutuhan terbatas dari rasa nyeri itu meruakan salah
satu kebutuhan dasar yang merupakan tujuan diberikannya asuhan keperawatan pada
seseorang pasien dirumah sakit.
Seorang asien yang sedang dirawat dirumah sakit tidsk bisa diisahkan dari fenomena
nyeri.Tugas dari seorang erawat adalah mengkaji keberadaan nyeri tersebut
,menegakkan diagosa,merencanakan tindakan keperawatan untuk mengatasi nyeri
tersebut , melakukan imlementasi serta mengevaluasi dari tindakan yang telah
diberikan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan guna mengatasi rasa nyeri pada
pasien,perawat arus selalu brusaha untuk mengembangkan straregi penatalaksaan
nyeri,sehingga lebih dari sekedar emberian obat-obatan analgesik. Dengan
memahami konsep nyeri secara holistik ,diharapkan perawat mampu
mengembangkan strategi-strategi yang dapat mengatasi nyeri yang dirasakan seorang
pasien.

1.2 Tujuan
1. Untuk menegtahui apa Defenisi Nyeri
2. Untuk mengetahui Fisiologi Nyeri
3. Untuk mengetahui Klasifikasi Nyeri
4. Untuk mengetahu Faktor yang Mempengaruhi Persepsi dan Reaksi Nyeri
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi Nyeri


Nyeri mungkin suatu hal yang tidak asing bagi kita .Nyeri menjadi alasan yang
paling banyak dan paling umum dikeluhkan seorang pasien untuk mencari perawatan
kesehataan dibandingkan keluhan-keluhan lainya. Bagaimanakah anda mengertikan
nyeri?Nyeri meruoakan fenomena yang multidimensi,karena itulah sulit untuk
memberikan batasan yang pasti terhaadap nyeri.Sensasi nyeri yang dilaporkan
tiapindividu berbeda-beda,hal inilah yang menyebabakan pengertian nyeri dari
masing-masing individu berbeda pula.Individu A yang tertusuk paku akan
melaporkan nyeri yang berbeda dibandingkan individu B yang merasakan nyeri
karena tersandung batu,bahkan individu A dan B yang sama-sama tersutuk paku
akan menghasilkan respon dan persesi yang berbeda pula terhadap nyeri.
Bagaimana pun , tidak mudah untuk memberikan batasan terhadap nyeri,yang jelas
nyeri merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan yang hanya dapat diungkapkan
oleh individu yang mengalami (beesifat subjektif) dan rersesinya berbeda antara satu
orang dengan yang lainnya. Terdapat beberapa definisi nyeri,diantara lainya:
1.Assciation for the study of pain menyatakan nyeri merupakan pengalaman
emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul cari kerusakan
jaringan secara aktual atau potensi atau menunjukkan adanya kerusakan .
2.Suatu sensori yang tidak menyenangkan dari satu pengalaman emosinal yang
disertai kerusakan jaringan secara aktual/otensial .
3.Suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan disebabkan oleh simulasi spesifik
mekanis,kimi,elektrik,ada ujung-ujung syaraf secar tidak dapat diserah terimakan
kepada orang lain.
4.Rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri konteraksi uterus yang dapat
mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis,perubahan tekanan
darah,denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera diatas
maka akan meningkatkan rasa khawatir ,tegang,takut dan setress.
5.Sebagai keadaan penderitaan seseorang yang menderita nyeri atu kehilngan ,suatu
keadaan distres berat yang mengancam keutuhan seseorang.
6.Nyeri merupakan mekanisme protektif bagi tubuh dan menyebabkan individu
bereaksi untuk menghilangkan rangsang nyeri tersebut.
7.Menurut The Taxonomy Commite Of the international Association for the study of
ain (IASP):
a.Nyeri sebagai suatu pengalaman sensori atau emosional yang tidak
menyenangkan ,berkaitan dengan adanya atau potensial adanya lesi jaringan.
b.Nyeri dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai suatu yang
kompelks,individual,dan fenomena multi faktor,yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor,yaitu fisiologis, biologis ,sosialkultural dan ekonomis.
8.Sedangkan menurut Keele
a.Nyeri didefinisikan sebagai suatu pengalaman sensorik yang tidak
menyenangkan,
yang berbeda dari modalitas sensorik seperti sentuhan,hangat atau dingin.
b.Nyeri terdiri dari dua komponen ,yaitu:
1).Fisiologis yang merupkan stimulus yang diterima oleh saraf sensorik dan
diterima Oleh susunan saraf pusat.
2).Psikologis yaitu pengenalan terhadap sensasi,interpretasi terhadap nyeri
dan Reaksi yang terjadi.
c.Nyeri yang dirasakan sesorang bersifat personal dan unik,dimana setiap
individu berbeda dan tidak dapat disamakan meskipun mempunyai kondisi
yang sama .
9.Reeder dalam bukunya Msternity Nursing mengemukakan berbagai macam
defenisi
mengenai nyeri , yaitu:
a.Nyeri merupakan suatu sensasi sakit yang terlokalisir.
b.Pengalaman Nyeri merupakan semua aspek yang sekitar
nyeri,sebelum,selama dan setelah dirasakan,termasuk respon klien dan
kejadian diluar yang didasarkan klien.
c.Ekspresi Nyeri meruakan respon terhadap nyeri yang dapat diobservasi dari
klien dari klien ,baik secara perilaku maupun fisiologis.
d.Intensitas Nyeri merupakan beratnya sensasi nyeri
e.Toleransi Nyeri merupakan intentitas atau durasi nyeri yang klien akan
mampu tanpa membuat usaha ebih lanjut untuk meringankan .
10.Atur C Curton ,mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme bagi tubuh,
timbul ketika jaringan sedang rusak,dan menyebabkan individu tersebut bereksi
untuk menghilangkan rangsangan nyeri.
11.Mc.Coffery, mendefenisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi
seseorang yang keberadaanya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalami.
12.Wolf Weifsel feurst,mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita
secara
fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulksn keteggangan.

2.1.1 Definisi medis

Mouncastle mendefinisikan nyeri sebagai pengalaman sensori yang dibawa oleh


stimulus sebagai akibat adanya ancaman atau kerusakan jaringan,dapat
disimulkan bahwa nyeri adalah ketika sesorang terluka ( Secara fisik).
International Associtif For Study of ain,Mendefenisikan nyeri sebagai suatu
sensori subjektif dan pengalamanan emosional yang tidak menyenangkan
berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat aktual atau potensial atau
yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan.
Arthur C.Curton mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme
produksi bagi tubuh,timbul ketika jaringan sedang rusak,dan menyebabkan
individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri.
Ketiga defenisi diatas merupkan definisi yang diterima sebagai definisi medis ,
meskipun begitu definisi diatas hanya membatasi nyeri sebagai bentuk dari
kerusakan jaringan tubuh,padahal tidak setia nyeri mengindikasikan adanya
kerusakan jaringan tubuh,sebagai contoh nyeri psikogenetik(Misal:perasaan
seseorang ketika berduka ditinggalkan anggota keluarganya) atau nyeri yang
dialami seseorang saat sakit keala.
2.1.2 Secara Psikologi
Stembach mengartikan nyeri sebagai sesuatu yang absak,dimana nyeri terdaat
padanya:
1.Personality ,dimana sensasi terhadap nyeri yang dirasakan individu
bersifat pribadi (subjektif),artinya antara individu satu dengan yang lainya
mengalami sensasi nyeri yang berbeda.
2.Adaya stimulus yang merupakan sebagai peringatan terhadap kerusakan
jaringan.
3.Pola respon dari individu teradap nyeri ,sebagai alat prokteksi untuk
melindunngi dirinya dari kerugian yang ditimbulkan oleh nyeri.

Mcmahon mennentukan empat atribut pasti untuk pengalaman nyeri ,yaiyu:nyeri


yang bersifat individu,tidak menyenangkan,murupakan suatu kekuatan yang
mendominasi dan bersifat tidak berkesudahan.
2.1.3 Defenisi keperawatan
McCaffery menyatakan bahwa nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan
seseorang tentang nyeri tersebut dan terjadi kaan saja saat sesorang mengatakan
merasa nyeri .Defenisi ini menematkan sesorang pasien sebagai expert(ahli)
dibidang nyeri ,karena hanya pasienlah yang yang tahu tentang nyeri yang ia
rasakan .Bahkan nyeri adalah sesuatu yang sangat subjektif ,tidak ada ukuran
yang objektif padanya,sehingga hanyalah orang yang merasakannya yang paling
akurat dan tepat dalam mendefininisikan nyeri.
Defenisi di atas membuat perawat untuk lebih memhami nyeri yang dialami
sesorang pasien dan sebagai dasar didalam melakukan engkajian perawatan
erhadap pasien yang mengalami nyeri,serta membangun suatu konsep / nilai
yang berkaitn dengan nyeri:
1.Nyeri hanya dapat dirasakan dan digambarkan secara akurat oleh individu
yang engalami nyeri.
2.Aabila seorang psien mengatakan bahwa dia nyeri,maka dia benar
merasakan nyeri walaupun mungkin anda tidak menemukan adanya
kerusakan pada tubuhnya.Semua nyeri yang dikatakan pasien adalah nyata .
3.Nyeri mencakup dimensi psikis ,emosional,,kognitif ,sosiokultural dan
spritual.
4.Nyeri sebagai eringatan terhadapadanya adanya ancaman yang bersifat
aktual maupun potensial.

2.1.4Mitos Berkaitan Dengan Nyeri


Dikarenakan nyeri bersifat subjektif (tergantung persefsi masing-masing
individu) dan tidak dapat diukur secara objjektif oleh orang lain baik melalui tes
laboratorium maupun dengan diagnosis,sariing nyeri disalah persesikan atau
salah dalam memahami. Berikut adalah table mengenai mitos berkaitan dengan
nyeri :

Persepsi salahtentang Fakta


Nyeri
-Perawat adalah orang yang -Nyeri adalah sesuatu yang sangaat
paling mengerti tentang nyeri subjektif ,hanya klienlah yang paling
yang dirasakan klien. tahu tentang kualitas dan tingkat
nyeri yang dirasakan .
-Apabila nyeri diabaikan maka -Nyeri adalah suatu pengalamanan
nyeri itupun akan hilang. yang nyata yang memerlukan
perawatan dan tindakan medis yang
sesuai.
-Klien tidak perlu untuk -Mengontrol nyeri adalah hal yang
mengambil suatu tindakan untuk sangat perlu bagi klien untuk
membebaskan nyerinya sampai mengembalikan fungsi dan
nyeri yang yang ia rasakan tidak menigkatkan kenyamanan.
tertahankan lagi.
--Klien mendapatkan pengobatan -Ketergantungan tidak akan terjadi
nyeri akan mengalami aabila enggunaan igesik sesuai
ketergantungan obat dengan aturan dan monitor yang
tepat.
-klien yang mengalami kerusakan -Persesi nyerib paada masin-masong
jaringan yang oarah akan individu adalah subjektif,luas
mengalami nyeri yang kerusakan jaringan bukan merupakan
berat,sebaliknya klien yang suatu hal yang propesional yang
mengalami kerusakan jaringan menentukan tingkt keparahan nyeri
yang minimal akan merasakan yang dirasakan klien.
nyeri yang ringan pula.
-klin meminta pengobatan nyeri -Beberapa klien enggan untuk
hanya ketika membutuhkan saja. meminta engobatan terhadap nyeri
yang mereka rasa kan karena takut
tidak efek samping
.pengobatan,tidakmau
menggangu/memperepotlan erawat
,atau mempuunyai norma budaya
tertentu berkaitan dengan pengobatan.

2.2 Fisiologi Nyeri


2.2.1Stimulus
Nyeri selalu dikaitkan dengan adanya stimulus (rangsang nyeri) dan reseptor.
Reseptor yg dimaksud adalah nosiseptor, yaitu ujung-ujung saraf bebas pada
kulit yg berespon terhadap stimulus yg kuat. Munculnya nyeri dimulai dengan
adanya stimulus nyeri. Stimulus-stimulus tersebut dapat berupa biologis, zat
kimia, panas, listrik serta mekanik.
Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, diantaranya :
Faktor Penyebab Contoh
Mikroorganisme (virus, Meningitis
bakteri, jamur dll)
Kimia Tersiram air keras
Tumor Ca mamae
Iskemi jaringan Jaringan miokard yg mengalami iskemi karena
gangguan aliran darah pada arteri koronaria
Listrik Terkena sengatan listrik
Spasme Spasme otot
Obstruksi Batu ginjal, batu ureter, obstruksi usus
Panas Luka bakar
Fraktur Fraktur femur
Salah urat Keseleo, terpelintir
Radiasi Radiasi untuk pengobatan kanker
Psikologis Berduka, konflik dll

2.2.2 Reseptor Nyeri


Reseptor merupakan sel-sel khusus yg mendeteksi perubahan-perubahan
particular disekitarnya, kaitannya dengan proses terjadinya nyeri maka reseptor-
reseptor inilah yg menangkap stimulus-stimulus nyeri. Reseptor ini dapat terbagi
menjadi :
1. Exteroreseptor
Yaitu reseptor yg berpengaruh terhadap perubahan pada lingkungan
eksternal, antara lain :
a.Corpusculum miessineri, corpusculum merkel : untuk merasakan stimulus
taktil (sentuh/rabaan).
b.Corpusculum Krause : untuk merasakan rangsang dingin.
c.Corpusculum Ruffini : untuk merasakan rangsang panas, merupakan
ujung saraf bebas yg terletak di dermis dan sub kutis.
2. Telereseptor
Merupakan reseptor yg sensitif terhadap stimulus yg jauh.
3. Propioseptor
Merupakan reseptor yg menerima impuls primer dari organ oto, spindle dan
tendon golgi.
4. Interoseptor
Merupakan reseptor yg sensitive terhadap perubahan pada organ-organ
visceral dan pembuluh darah.
Beberapa penggolongan lain dari reseptor sensori :
1. Termoreseptor : reseptor yg menerima sensasi suhu (panas atau dingin)
2. Mekanoreseptor : reseptor yg menerima stimulus mekanik.
3. Nosiseptor : reseptor yg menerima stimulus-stimulus nyeri.
4. Kemoreseptor : reseptor yg menerima stimulus kimiawi.

2.2.3. Pathways Nyeri


Untuk lebih mudah memahami proses terjadinya nyeri, dibutuhkan pengetahuan
yg baik tentang anatomi fisiologi system persyarafan. Rangkaian proses
terjadinya nyeri diawali dengan tahap transduksi, dimana hal ini terjadi ketika
nosiseptor yg terletak pada bagian perifer tubuh distimulasi oleh berbagai
stimulus, seperti factor biologis, mekanis, listrik, thermal, radiasi dan lain-lain.
Serabut saraf tertentu bereaksi atas stimulus tertentu, sebagaimana juga telah
disebutkan dalam klasifikasi reseptor sebelumnya.
Fast pain dicetuskan ooleh reseptor tipe mekanisme atau thermal (nyeri lambat)
biasanya dicetuskan oleh serabut saraf C. Serabut saraf A-delta mempunyai
karakterisktik menghantarkan nyeri dengan cepat serta bermielinasi, dan serabut
saraf C yg tidak bermielinasi, berukuran sangat kecil dan bersifat lambat dalam
menghantarkan nyeri. Serabut A mengirim sensasi yg tajam, terlokalisasi, dan
jelas dalam melokalisasi sumber nyeri dan mendeteksi intensitas nyeri. Serabut
C menyampaikan impuls yg tidak terlokalisasi (bersifat difusi), visceral dan
terus menerus. Sebagai contoh mekanisme kerja serabut A-delta dan serabut C
dalam suatu trauma adalah ketika seseorang menginjak paku, sesaat setelah
kejadian orang tersebut dalam waktu kurang dari 1 detik aan merasakan nyeri yg
terlokalisasi dan tajam, yg merupakan transmisi dari serabut A. Dalam beberapa
detik selanjutnya, nyeri menyebar sampai seluruh kaki terasa sakit karena
persarfan serabut C.
SERABUT A-DELTA SERABUT C
 Bermielinasi  Tidak bermielinasi
 Diameter 2-5 mikrometer  Diameter 0,4-12,2 mikrometer
 Kecepatan hantar 12-30 m/dt  Kecepatan hantar 0,5-2 m/dt
 Menyalurkan impuls nyeri yg  Menyalurkan impuls nyeri yg
bersifat tajam, menusuk, bersifat tidak terlokalisasi, visceral
terlokalisasi dan jelas dan terus menerus

Tahap selanjutnya adalah transmisi, di mana impuls nyeri kemudian


ditransmisikan serat afferent (A-delta dan C) ke medulla spinalis melalui dorsal
horn, dimana disini impuls akan bersinapsis di substansi gelatinosa (lamina II
dan III). Impuls kemudian menyebrang keatas melewati traktus spinothalamus
anterior dan lateral.Beberapa impuls yg melewati traktus spinothalamus lateral
diteruskan langsung ke thalamus tanpa singgah di formation retikularis
membawa impuls fast pain..Di bagian thalamus dan korteks serebri inilah
individu kemuadian dapat mempersepsikan, menggambarkan, melokalisasi,
menginterprestasikan dan mulai berespon terhadap nyeri.
Beberapa impuls nyeri ditransmisikan melalui traktus peleospinothalamus pada
bagian medulla spinalis. Impuls ini memasuki formation retikularis dan system
limbic yg mengatur perilaku emosi dan kognitif, serta integrasi dari system saraf
otonom. Slow pain yg terjadi akan membangkitkan emosi, sehingga timbul
respon terkejut, marah, cemas, tekanan darah meningkat, keluar keringat dingin
dan jantung berdebar-debar.

2.3 Klasifikasi Nyeri


Penting bagi seseorang perawat untuk mengetahui tentang macam-macam tioe nyeri.
Dengan mengetahui macam-macam tipe nyeri di harapkan dapat menambah
pengetahuan dan membantu perawat ketika memberikan asuhan keperawatan pada
klien dengan nyeri. Ada banyak jalan untuk memulai mendiskusikan tentang tipe-
tipe nyeri, antara lain melihat nyeri dari segi :
1. Durasi nyeri, seperti nyeri akut dan kronis
2. Tingkat keparahan dan intensitas, seperti nyeri berat atau nyeri ringan.
3. Model transmisi, seperti reffered pain (nyeri yang menjalar)
4. Lokasi nyeri, superfisial atua dari dalam
5. Kausatif, dari penyebab nyeri itu sendiri

2.3.1 Nyeri Akut


Nyeri akut terjadi setelah terjadinya cedera akut, penyakit, atau intervensi
bedah dan memiliki awitan yang cepat dengan intensitas yang bervariatif
(ringan sampai berat) dan berlangsung untuk waktu singkat. Fungsi nyeri
akut adalah untuk memberi peringatan akan cedera atau penyakit yang akan
datang. Nyeri akut biasanya akan menghilang dengan atau tanpa pengobatan
setelah area yang rusak pulih kembali.
Nyeri akut berdurasi singkat (kurang dari 6 bulan), memiliki onset yang
tiba-tiba, dan terlokalisir. Nyeri ini biasanya diakibatkan oleh trauma,
bedah, atau inflamasi. Hampir setiap individu pernah merasakan nyeri ini,
seperti saat sakit kepala, sakit gigi, tertusuk jarum, terbakar, nyeri otot,
nyeri saat melahirkan, nyeri sesudah tindakan pembedahan, dan yang
lainnya.
Nyeri akut terkadang disertai olehaktivitas system saraf simpatis yang akan
memperlihatkan gejala-gejala seperti : peningkatan tekanan daah,
peningkatan respirasi, peningkatan denyut jantung, diaphoresis, dan dilatasi
pupil. Klien yang mengalami nyeri akut akan memperlihatkan respon emosi
dan perilaku seperti menangis, mengerang kesakitan, mengerutkan wajah
atau menyeringai. Reccurent Acute Pain diidentifikasikan dengan nyeri
yang mempunyai periode berulang-ulang dan dirasakan sepanjang hidup
klien. Contoh dari nyeri reccurent acute adalah migraine, sicke cell pain,
nyeri angina pectoris yang berhubungan dengan hipoksia pada miokardium.

2.3.2 Nyeri Kronik


Nyeri kronik berlangsung lebih lama daripada nyeri akut, intensitasnya
bervariasi (ringan sampai berat) dan biasanya berlangsung lebih dari 6
bulan. Penderita kanker maligna yang tidak terkontrol biasanya akan
merasakan nyeri kronis terus menerus yang dapat berlangsung sampai
kematian. Chronic acute pain dapat dirasakan oleh klien hampir setiap
harinya dalam suatu periode yang panjang (beberapa bulan atau bahkan
tahun), akan tetapi chronic acute pain juga mempunyai probabilitas yang
tinggi untuk berakhir. Luka bakar yang parah, kanker yang dideria klien
merupakan keadaan yang dapat menyebabkan chronic acute pain. Nyeri
yang diakibatkan karena luka bakar yang parah atau kanker di atas akan
dapat terus dirasakan oleh klien sepanjang harinya sampai kondisi yang
mendasari timbulnya nyeri tersebut hilang atau terkontrol. Pada kasus
tertentu, nyeri berakhir hanya dengan berakhirnya kehidupan klien
(kematian), seperti contoh pada kasus klien dengan kanker stadium
terminal.
Chronic non-malignant pain, disebut juga dengan chronic benign pain, nyeri
ini juga dirasakan klien hampir setiap harinya selama periode lebih dari 6
bulan dengan inetnsitas nyeri ringan sampai berat. Tiga karakteristik khusus
pada nyeri chronic non-malignant :
1.Nyeri ini berhubungan dengan penyebab-penyebab yang tidak
mengancam kehidupan klien.
2. Chronic non-malignant pain tidak begitu responsive terhadap
metode-metode pembebasan nyeri.
3. Dapat berlanjut pada sisa kehidupan klien.
Contoh dari berbagai patofisiologi yang dapat menghantar klien pada
chronic non-malignant pain meliputi :
1. Berbagai bentuk dari neuralgia
2. Low back pain
3. Rheumathoid arthritis
4. Ankylosing spondylitis
5. Nyeri phantom
6. Myofascial ppain syndrome
Tanda dan gejala yang tampak pada nyeri kronis sangat berbeda dengan
yang diperlihatkan oleh nyeri akut. Tanda-tanda vital seringkali dalam batas
normal dan tidak disertai dengan dilatasi pupil. Tanda dan gejala lainnya
yang tampak pada nyeri kronis adalah timbulnya keputus asaan klien
terhadap penyakitnya, kelesuan, penurunan libido dan berat badan, perilaku
menarik diri, mudah tersinggung, marah, klien sedikit bertanya tentang
nyeri pada aktivitas fisik, dimana tanda dan gejala yang muncul mengalami
depresi. Tindakan perawatan yang direncanakan pada klien yang mengalami
nyeri kronis berbeda dengan tindakan perawatan pada klien dengan nyeri
akut. Manajemen yang direncanakan termasuk mengidentifikasi termasuk
mengidentifikasi penyebab nyeri, mengenali respon emosional klien, serta
factor lingkungan eksternal yang berpengaruh terhaadap nyeri klien, dan
tindakan rehabilitas untuk meningkatkan kemampuan klien untuk
beraktivitas. Berikut di bawah ini perbedaan antara nyeri akut dan nyeri
kronis.
Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis
Tujuan Memperingatkan klien Memberikan alasan pada
terhadap adanya klien untuk mencari
cedera/masalah informasi berkaitan
dengan perawatan dirinya
Awitan Mendadak Terus-
menerus/intermittent
Durasi Durasi singkat (dari Durasi lama (6
Intensitas beberaoa detik sampai 6 bulan/lebih)
bulan) Ringan samapi berat
Ringan sampai berat
Respon otonom Frekuensi jantung Tidak terdapat respon
meningkat, volume otonom
sekuncup meningkat, Vital sign dalam batas
tekanan darah meningkat. normal
Dilatasi pupil meningkat,
tegangan otot meningkat,
motilitas gastrointestinal
menurun, aliran saliva
menurun.
Respon Anxietas Deoresi, keputus asaan,
Psikologis mudah tersinggung/marah,
menarik diri
Respon Menangis/mengerang, Keterbatasan gerak,
fisik/perilaku waspada, mengerutkan kelesuan, penurunan
dahi, menyeringai, libido,
mengeluh sakit kelelahan/kelemahan,
mengeluh sakit hanya
ketika dikaji/ditanyakan
Contoh Nyeri bedah, trauma Nyeri kanker, arthritis,
euralgia terminal

2.3.3 Nyeri Kutaneus/Superficial (Cutaneus Pain)


Ada dua macam bentuk nyeri superficial, bentuk yang pertama adalah nyeri
dengan onset yang tiba-tiba dan mempunyai kualitas yang tajam, dan
bentuk kedua adalah nyeri dengan onset yang lambat disertai ras aterbakar.
Nyeri superficial dapat dirasakan pada seluruh permukaan tubuh atau kulit
klien. Trauma gesekan, suhu yang terlalu panas dapat menjadi penyebab
timbulnya nyeri superficial ini.
2.3.4 Nyeri Somatis Dalam (Depp Somatic Pain)
Nyeir somatic merupakan fenomena nyeri yang kompleks. Struktur somatic
merupakan bagian pada tubuh seperti otot-otot atau tulang. Nyeri somatic
dalam biasanya yang muda untuk dilokalisir. Struktur somatic yang ada did
alam tubuh manusia berbeda-beda intensitasnya terhadap neyri. Bagian
yang mempunyai sensitivitas tinggi terhadap nyeri antara lain: tendon,
fascia dalam, ligament, pembuluh darah, tulang periosteum dan nervus-
nervus. Otot skeleton hanya sensitive terhadap iskemi dan peregangan.
Tulang dan kartilago biasanya sensitive terhadap tekanan yang ekstrim atau
stimulasi kimia. Berikut dibawha ini perbedaan antara nyeri kutaneus
dengan nyeri somatic dalam:
Kaakteristik Nyeri Kutaneus Nyeri Somatis Dalam
Kualitas Tajam, sensai terbakar
Biasanya bersifat tumpul,
berdenyut
Durasi Berdurasi pendek Biasanya lebih lama
dibandingkan nyeri
kutaneus
Lokasi Cenderung dapat Cenderung difus dan sulit
dilokalisir, nyeri dapat untuk dilokalisir.
dirasakan pada suatu titik
area, pada permukaan.
Tanda dan gejala Rasa terbakar, gatal, Berhubungan dengan
yang menyertai hyperalgesia respon otonom: mual,
muntah, bekeringat, muka
pucat, bradikardi,
penurunan tekanan darah,
sinkop.

2.3.5 Nyeri Visceral


Istilah nyeri visceral biasanya mengacu pada bagian viscera abdomen,
walaupun sebenarnya kata viscus (jamak dari viscera) berarti setia organ
tubuh bagian dalam yang lebar dan mempunyai ruang seperti cavitas
tengkorak, cavitas thorak, cavitas abdominal dan cavitas pelvis. Penyebab
nyeri visceral adalah semua rangsangan yang dapat menstimulasi ujung
saraf nyeri di daerah visceral. Rangsang tersebut dapat berupa iskemi
jaringan visceral, spasme suatu viscera berongga, rangsang kimiawi, dan
distensi berlebihan suatu organ viscera. Akan tetapi, terdapat beberapa
organ viscera yang sama sekali tidak sensitive terhadap rangsang nyeri
apapun, seperti parenkim hati atau alveolus paru-paru. Meskipun demikian,
kapsul hati sangat sensitive terhadap trauma dan regangan. Dalam paru,
walaupun alveolus tidak sensitive terhadap rangsang nyeri.
Nyeri visceral cenderung bersifat difus (dirasakan menyebar), sulit untuk
dilokalisir, samar-samar, dan serabut-serabut saraf simpatis, ini menjadi
alan mengapa respon otonom biasanya sering menyertai nyeri visceral
(seperti: diare, berkeringat, kram atau peningkatan apendiksitis akut,
cholecystitis, penyakit kardiovaskular, renal, kolik uretra dan lain-lain.
Karakteristik Nyeri Visceral
Kualitas Tajam, tumpul, nyeri terus, kejang
Menjalar Ya
Stimulan Distensi viscera berongga, iskemia,
spasmus, iritasi kimiawi
Reaksi Otonom Ya
Contoh Angina pectoris, missal ulkus lambung,
apendiksitis akut, cholecytitis.

2.3.6 Reffered Pain


Nyeri dalam dapat diakibatkan dari gangguan organ visceral atau lesi pada
bagian somatic dalam (missal: otot, ligament, vertebra). Keduanya dapat
dirasakan menyebar sampai ke bagian permukaan kulit, hal ini dikarenakan
serabut visceral bersinapsis di dalam medulla spinalis dengan beberapa
neuron urutan kedua yang sama yang menerima serabut nyeri dari kulit.
Apabila serabut nyeri visceral tersebut dirangsang dengan kuat, sensasi
nyeri biasanya menghantarkan sensasi nyeri hanya dari kulit, sehingga
orang tersebut mempunyai perasaan bahwa sensasi itu ebnar-benar berasal
dari dalam kulit itu sendiri. Reffered pain terkadang äneh”, ini dikatakan
ketika reffered pain dirasakan oleh klien dengan sangat, padahal mungkin
pada titik nyeri sebenarnya hanya merupakan stimulus nyeri yang rinagn
bahkan tidak ada. Contoh adalah iskemi miokard, klien mungkin tidak
merasakannya sebagai nyeri pada jantungnya, akan tetapi klien merasakan
nyeri yang sangat pada lengan sbelah kiri, bahu atau pada bagian
rahangnya.

2.3.7 Nyeri Psikogenik


Nyeri psikogenik disebut juga psuchalgia atau nyeri somatoform, adalah
nyeri yang tidak diketahui secara fisik, nyeri ini biasanya timbul karena
pengaruh psikologis, mental, emosional atau factor perilaku. Sakit kepala,
back pain, atau nyeri perut adalah contoh sebagian dari neyri psikogenik
yang paling umum. Nyeri psikogenik terkadang dilihat sebagai sesuatu yang
tidak nyata. Padahal semua dianggap sebagai sesuatu yang tidak nyata.
Padahal semua nyeri yang dinyatakan klien adalah nyata.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Dan Reaksi Terhadap Nyeri


Terdapat berbagai factor yang dapat mempengaruhi persepsi dnan reaksi masing-
masing individu memahami factor-faktor tersebut agar dapat memberikan
pendekatan yang tepat dalam pengkajian dan perawatan terhadap klien yang
mengalami masalah nyeri. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Usia
Usia merupakan variable yang penting dalam mempengaruhi nyeri pada
individu. Anak yang maish kecil mempunyai kesulitan dalam memahami nyeri
dan prosedur pengobatan yang dapat menyebabkan nyeri. Anak-anak belum
dapat mengucapkan kata-kata juga mengalami kesulitan dalam
mengungkapkan secara verbal dan mengekspresikan nyeri kepada kedua orang
tuanya ataupun pada perawat. Pada pasien lansia seorang pearwat harus
melakukan pengajian lebih rinci ketika seorang lansia melaporkan adanya
nyeri. Seringkali lansia mempunyai sumber nyeri lebih dari satu.
2. Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara signifikan dalam berespon
terhadap nyeri. Hanya beberapa budaya yang menganggap bahwa seorang anak
laki-laki harus lebih berani dan tidak boleh menangis dibandingkan anak
perempuan dalam situasi yang sama ketika merasakan nyeri. Akan tetapi dari
penelitian terakhir memperlihatkan hormone seks pada mamalia berpengaruh
terhadap tingkat toleransi terhadap nyeri. Hormon seks testosterone menaikkan
ambang nyeri pada percobaan binatang, sedangkan estrogen meningkatkan
pengenalan/sensitivitas terhadap nyeri.
3. Kebudayaan
Perawat seringkali berasumsi bahwa cara berespon pada setiap individu dalam
masalah nyeri adalah sama, sehingga mereka mencoba mengira bagaimana
pasien berespon terhadap nyeri. Sebagai contoh, apabila seorang oerawat yakin
bahwa meangis dan merintih mengidentifikaiskan suatu ketidakmampuan
dalam mengontrol nyeri, akibatnya pemberian therapy bisa jadi tidak cocok
untuk klien berkebangsaan meksiko-amerika.
4. Makna Nyeri
Makna nyeri pada seseorang mempengaruhi pengalaman nyeri dan cara
seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Seorang wanita yang merasakan nyeri
saat bersalin akan mengpersepsikan nyeri secara berbeda dengan wanita
lainnya yang nyeri karena dipukul oleh suaminya.
5. Lokasi dan Tingkat Keparahan Nyeri
Nyeri yang dirasakan bervariasi dalam intensitas dan tingkat keparahan pada
masing-masing individu . Nyeri yang dirasakan mungkin terasa ringan, sedang
atau bisa jadi merupakan nyeri yang berat. Dalam kaitannya dengan kualitas
nyeri, masing-maisng individu juga bervariasi, ada yang melaporkan nyeri
seperti tertusuk, nyeri tumpul, berdenyut, terbakar, dan lain-lain.
6. Perhatian
Tingkat perhatian seseorang terhadap nyeri akan mempengaruhi persepsi nyeri.
Perhatian yang meningkat terhadap nyeri akan meningkatkan respon nyeri
sedangkan upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan penurunan respon
nyeri. Koonsep inilah yang mendasari berbagai terapi untuk menghilangkan
nyeri, seperti relaksasi, teknik imajinasi terbimbing (guided imagery), dan
masase.
7. Ansietas (Kecemasan)
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks, ansietas yang dirasakan
seseorang seringkali meningkatkan persepsi nyeri, akan tetapi nyeri juga dapat
menimbulkan perasaan ansietas. Sebagai contoh seseorang yang menderita
kanker kronis dan merasa takut akan kondisi penyakitnya akan semakin
meningkatkan persepsi nyerinya.
8. Keletihan
Keletihan/kelelahan yang dirasakan sesorang akan meningkatkan sensasi nyeri
dan menurunkan kemampuan koping individu.
9. Pengalaman Sebelumnya
Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri, akan tetapi pengalaman yang
telah dirasakan individu tersebut tidak berarti bahwa individu tersebut akan
mudah dalam menghadapi nyeri pada masa yang mendatang.
10. Dukungan Keluarga dan Sosial
Individu yang mengalami nyeri seringkali membutuhkan dukunga, bantuan,
perlindungan, dari anggota keluarga lain, atau teman terdekat. Walaupun nyeri
masih dirasakan oleh klien, kehadiran orang terdekat akan meminimalkan
kesepian dan ketakutan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen nyeri harus menggunakan pendekatan yang holistik/ menyeluruh, hal ini
karena nyeri mempengaruhi keseluruhan aspek kehidupan manusia, oleh karena itu
kita tidak boleh hanya terpaku hanya pada satu pendekatan saja tetapi juga
menggunakan pendekatan-pendekatan yang lain yang mengacu kepada aspek
kehidupan manusia yaitu biopsikososialkultural dan spiritual, pendekatan non
farmakologik dan pendekatan farmakologik tidak akan berjalan efektif bila
digunakan sendiri-sendiri, keduanya harus dipadukan dan saling mengisi dalam
rangka mengatasi/ penanganan nyeri pasien

3.2 Saran
1. Perlunya dikembangkan cara-cara lainnya untuk penanganan terhadap nyeri
2. Pensosialisasian tentang nyeri harus ditingkatkan lagi agar masyarakat
indonesia paham betul dengan pengertian nyeri sesungguhnya
DAFTAR PUSAKA

Prasetyo Sigit Nian, 2010, konsep dan proses keperawatan nyeri, yogyakarta
Maryunani Anik, 2010, Nyeri dalam persalinan, jakarta
BARBUT
LEMBAR KONSUL
No Tanggal Konsul Materi Yang Di Konsulkan Paraf
1.

2.

3.

4.

5.

You might also like