You are on page 1of 12

Saham Biasa (common stock)

Saham Biasa adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti pemilikan suatu
perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi perusahaan. Pemilik saham akan
mendapatkan hak untuk menerima sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta
kewajiban menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan.

Orang yang memiliki saham suatu perusahaan memiliki hak untuk ambil bagian dalam mengelola
perusahaan sesuai dengan hak suara yang dimilikinya berdasarkan besar kecil saham yang dipunyai.
Semakin banyak prosentase saham yang dimiliki maka semakin besar hak suara yang dimiliki untuk
mengontrol operasional perusahaan.

b. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen adalah saham yang pemiliknya akan memiliki hak lebih dibanding hak pemilik saham
biasa. Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara
lebih dibanding pemegang saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran
manajemen akan berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen
preferen agar tidak lengser.

Pemegang saham biasa tentunya memiliki resiko yang lebih besar, namun mereka juga dapat
memperoleh pengembalian yang lebih tinggi pula dari investasi mereka. Diluar batasan yang ada
dalam anggaran dasar perusahaan, ada hak2 dasar tertentu yang dimiliki setiap pemegang saham
biasa. Hak2 tersebut adalah sebagai berikut :

1. Memberikan suara dalam pemilihan direksi dan menentukan kebijakan tertentu suatu
perusahaan
2. Memelihara proporsi kepemilikan saham dalam perusahaan melalui pembelian saham
tambahan jika dan ketika saham tambahan tersebut diterbitkan. Hak tersebut adalah hak
memesan terlebih dahulu (preemptive right).

Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang – barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka
waktu tertentu. Dengan melakukan leasing perusahaan dapat memperoleh barang modal
dengan jalan sewa beli untuk dapat lansung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur
setiap bulan, triwulan atau enam bulan sekali kepada pihak lessor.

Secara umum leasing artinya Equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan barang modal
untuk digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Munculnya lembaga leasing merupakan alternatif yang menarik bagi para pengusaha karena
saat ini mereka cenderung menggunakan dana rupiah tunai untuk kegiatan operasional
perusahaan. Melalui leasing mereka bisa memperoleh dan untuk membiayai pembelian
barang – barang modal dengan jangka waktu pengembalian antara 3 -5 tahun atau lebih.
Pihak utama dalam leasing, menurut Ahmad Awari, ada beberapa pihak yang terlibat dala
perjanjian lease, yaitu sebagai berikut :
1. Pihak perusahaan sewa guna usaha (Lessor) adalah perusahan atau pihak yang memberikan
jasa pembiayaan kepada lessee dalam bentuk barang modal.
2. Perusahaan penyewa (Lesse) adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan
dalam bentuk barang modal dari lessor.
3. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk
dijual kepada lesse dengan pembayaran secara tunai oleh lessor.

Ciri – ciri Leasing

Ciri – ciri adalah sebagai berikut :


1. Biasanya ada hubungan jangka waktu lease dan masa kegunaan benda lease tersebut.
2. Hak milik benda lease ada pada leasor
3. Benda yang menjadi objek leasing adalah benda – benda yang digunakan dalam suatu
perusahaan.

JENIS – JENIS LEASING


1. Finance Leasing (sewa guna usaha pembiayaan)
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah pihak yang
membiayai penyediaan barang modal. Penyewa guna usaha (lessee) biasanya memilih barang
modal yang dibutuhkan dan atas nama perusahaan sewa guna usaha, sebagai pemilik barng
modal tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaan dan pemeliharaan barang modal yang
menjadi objek transaksi leasing.
Lessor akan mengeluarkan dananya untuk membayar barang tersebut kepada supplier dan
kemudian barang tersebut diserahkan kepada lessee. Sebagai imblan atau jasa penggunaan
barang tersebut lesse akan membayar secara berkala kepada lessor sejumlah uang yang
beruba uang rental untuk jangka waktu tertentu yang telah disepakati bersama.
Jumlah rental ini secar keseluruhan akan meliputi harga barang yang dibayar oleh lessor
ditambah fktor bunga serta keuntungan pihak lessor. Selanjutnya capital atau finance lease
masih bias dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Direct finance lease
Transaksi ini terjadi jika lessee sebelumny belum pernah memilike barang yang dijadikan
objek lease. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa lessor membeli suatu barang atas
permintaan lesse dan akan dipergunakan oleh lessee.
b. Sale and lease back
Dalam transaksi ini lesse menjual barang yang telah dimilikinya kepada lessor. Atas barang
yang sama ini kemudian dilakukan uatu konrak leasing antara lesse dengan lessor. Dengan
memperhatikan mekanisme ini, maka perjanjian ini memiliki tujuan yang berbeda
dibandingkan direct finance lease. Di sini lesse memerlukan cash yng bisa dipergunakan
untuk tambahan modal kerja atau untuk kepentingan lainnya. Bisa dikatakan bahwa dengan
sistem saale and lease back memungkinkan lessor memberikan dana untuk keperluan pa saja
kepada kliennya dan tentu saja dana yang dibutuhkana sesuai dengan nilai objek barang lease.
2. Operating lease (sewa menyewa biasa)
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha membeli barang modal dan
selanjutnya disewagunakan kepada penyewa guna usaha. Berbeda dengan finance lease,
jumlah seluruh pembayaran sewa guna usaha berkala dalam operating lease tidak mencakup
jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut berikut dengan
bunganya. Perbedaan ini disebabkan perusahaan sewa guna usaha mengharapkan keuntungan
justru dari penjualan barang modal yang disewa guna usahakan atau melalui beberapa
kontrak sewa guna usaha lainnya.
Perusahaan sewa guna usaha dalam operating lease biasanya bertanggung jawab atas biaya –
biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti asuransi, pajak maupun pemeliharaan barang
modal yang bersangkutan.
3. Sales – Typed Lease (sewa guna usaha penjualan)
Suatu transaksi sewa guna usaha, dimana produsen atau pabrikan juga berperan sebagai
perusahaan sewa guna usaha sehingga jumlah traksaksi termasuk bagian laba sudah
diperhitungkan oleh produsen atau pabrikan.
4. Leveraged Lease
Suatu transaksi sewa guna usaha, selain melibatkan lessor dan lessee juga melibatkan bank
atau kreditor jangka panjang yang membiayai bagian terbesar transaksi.
5. Cross Border Lease
Transaksi pada jenis ini merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan dengan melewati
batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan lesse yang dilakukan dengan melewati
batas suatu negara. Dengan demikian antara lessor dan lesse terletak pada dua negara
berbeda.

Penggolongan Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing)


1. Independent Leasing Company
Perusahaan sewa guna usaha merupakan suatu perusahaan yang berdiri sendiri, tidak terkait
dengan suatu produsen barang modal sehingga dalam pembiayaan barang modal yang
dilakukan oleh independent leasing company ini dapat beragam ( tidak terfokus kepada satu
merek barang modal, tetapi dapat terdiri dari berbagai merek maupun jenisnya).
2. Non Independent Leasing Company
Perusahaan sewa guna usaha ini merupakan suatu perusahaan yang mempunyai hubungan
langsung dengan produsen barang modal, dimana pendirian perusahaan sewa guna usaha
untuk meningkatkan penjualan barang modal yang diproduksi oleh produsen yang
bersangkutan.
3. Captive lessor
Sering juga disebut two party lessor yang melibat dua pihak.
4. Lease broker atau packager
Berfungsi mempertemukan calon lesse dengan pihak lessor yang membutuhkan suatu barang
modal dengan cara leasing tetapi lease broker ini tidak memiliki barang atau peralatan untuk
menangani transaksi leasing untuk atas namanya.

PROSEDUR MEKANISME LEASING


Dalam melakukan perjanjian leasing terdapat prosedur dan mekanisme yang harus dijalankan
yang secara garis besar dapat diuraikan sebaga berikut :
1. Lesse bebas memilih dan menentukan peralatan yang dibutuhkan, mengadakan penawaran
harga dan menunjuk supplier peralatan yang dimaksudkan.
2. Setelah lesse mengisi formulir permohonan lease, maka dikirimkan kepada lessor disertai
dokumen lengkap.
3. Lessor mengevakuasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas lease
dengan syarat dan kondisi yang disetujui lesse (lama kontrak pembayaran sew lease), setelah
ini maka kontrak lease dapat ditandatangani.
4. Pada yang sama, lesse dapat menandatangani kontrak asuransi untuk peralatan yang dilease
dengan perusahaan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum dalam kontrak
lease. Antara lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama. Kontrak
pembelian peralatan akan ditandatangani lessor dengan supplier peralatan tersebut.
5. Supplier dapat mengirimkan peralatan yang dilease ke lokasi lesse. Untuk
mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani
perjanjian purna jual.
6. Lessee menandatangani tanda terima peralatan dan menyerahkan kepada supplier.
7. Supplier menyerahkan tanda terima (yang diterima dari lesse), bukti pemilikan dan
pemindahan pemilikan kepada supplier.
8. Lessor membayar harga peralatan yang dilease kepada supplier.
9. Lesse membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah
dditentukan dalam kontrak lease.
Perjanjian yang dibuat antara lessor dengan lessee disebut lease agrement, dimana didalam
perjanjian tersebut memuat kontrak kerja bersyarat antara kedua belah pihak. Isi kontrak yang
dibuat secara umum memuat antara lain:
1. Nama dan alamat lease
2. Jenis barang modal yang diinginkan
3. Jenis atau jumlah barang yang dileasekan
4. Syarat – syarat pembayaran
5. Syarat kepemilikan atau syarat lainnya
6. Biaya – biaya yang dikenakan
7. Sangsi – sangsi apabila lesse ingkar janji
Setiap fasilitas leasing yang diberikan oleh perusahaan leasing kepada pemohon (Lessee)
akan dikenakan berbagai macam biaya yang dibebankan terhadap lesse tidaklah sama.

KEUNTUNGAN SEWA GUNA USAHA (LEASING)


Pembiayaan melalui leasing merupakan pembiayaan yang sangat sederhana dalam prosedur
dan pelaksanaannya dan oleh karena itu leasing yang digunakan sebagai pembayaran
alternatif tampak lebih menarik. Sebagai suatu alternatif sumber pembiayaan modal bagi
perusahaan – perusahaan, maka leasing didukung oleh keuntungan – keuntungan sebagai
berikut :
1. Fleksibel.
2. Tidak diperlukan jaminan.
3. Capital saving.
4. Cepat dalam pelayanan.
5. Pembayaran angsuran lease diperlakukan sebagai biaya operasional.
6. Sebagai pelindung terhadap inflasi.
7. Adanya hak opsi bagi lesse pada akhir mas lease.
8. Adanya kepastian hukum.
9. Terkadang leasing merupakan satu – satunya cara untuk mendapatkan aktiva bagi suatu
perusahaan

Definisi Options

OPTIONS = Kontrak resmi yang memberikan Hak (tanpa adanya kewajiban) untuk membeli atau menjual sebuah asset

pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.

Options merupakan salah satu instrumen di dunia pasar modal (derivatives) untuk meminimalisasi resiko dan

sekaligus memaksimalkan keuntungan dengan daya ungkit (leverage) yang lebih besar (Limited Loss with Unlimited

Profit).
Dengan karakteristiknya, berinvestasi maupun trading di Options agak berbeda dengan berinvestasi di saham (stock)

secara konvensional yang kita kenal pada umumnya.

Karakteristik pada Options inilah yang membuatnya semakin popular dan dijadikan investasi di portofolio oleh para

institusi-institusi, misalnya : perusahaan asuransi, bank, serta para hedge fund manager & professional money

manager kelas dunia. Options saat ini begitu fenomenal dengan pertumbuhannya yang luar biasa.

Warrant adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak
kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan persyaratan yang telah
ditentukan sebelumnya. Persyaratan tersebut biasanya mengenai harga, jumlah, dan masa
berlakunya warrant tersebut. Warrant juga merupakan surat berharga yang memberi hak
kepada pemegangnya untuk membeli saham/surat berharga dari penerbit waran tersebut
dengan harga tertentu. Waran biasanya merupakan instrumen jangka panjang, karena
tanggal jatuh temponya umumnya lebih dari setahun. Waran mirip dengan opsi call/beli.
Namun masa berlakunya waran biasanya tahunan, sedangkan masa berlakunya opsi
call/beli biasanya bulanan. Lebih jauh lagi, waran biasanya diterbitkan dan dijamin oleh
perusahaan, sedangkan opsi adalah instrumen pertukaran dan tidak diterbitkan oleh
perusahaan. Waran adalah hak (bukan kewajiban) kepada pemiliknya untuk membeli saham
biasa pada harga pelaksanaan (exercise price) tertentu dan jangka waktu tertentu. Biasanya
waran diberikan secara cuma-cuma kepada pembeli saham yang baru diterbitkan tersebut.
Waran ini dapat diperjualbelikan layaknya saham.Akan tetapi bila harga saham kedepan
justru berada pada level dibawah harga IPO misal Rp 1500. Maka jangan wujudkan hak
waran tersebut. Karena bila diwujudkan lalu kerika dijual akan membuat anda menjadi Rugi
.Keputusan untuk mengambil waran ini amat tergantung dari ekspektasi dari investor itu
sendiri. Bila investor mempunyai ekpektasi bahwa saham BBNI akan melesat kedepan
maka segeralah ambil waran tersebut. Akan tetapi bila investor mempunyai ekspektasi yang
pesimistis akan BBNI maka sebaiknya waran tersebut tidak diambil oleh investor. Selain itu
pengetahuan investor untuk melakukan valuasi saham juga amat menentukan dalam
berinvestasi di waran ini. Bila investor mempunyai valuasi saham BBNI kedepan berada
pada harga wajar lebih besar dari Rp 2.200 maka sebaiknya investor mengambil waran
tersebut. Lalu misalkan valuasi dari investor tersebut menunjukan bahwa harga wajar BBNI
adalah berada lebih rendah dari Rp 2200, maka sebaiknya investor tidak mengambil waran
tersebut. Untuk itulah analisa yang cermat merupakan kunci sukses dalam berinvestasi di
watan. Warrant adalah pemberian jaminan hak kepada shareholder untuk membeli saham
pada waktu tertentu atau periode yang akan datang atas kecenderungan harga.
Berdasarkan definisi diatas warrant dapat dikatakan sebagai option atau call option, karena
pemberian hak kepada shareholder untuk membeli asset atau stock. warrant adalah satu-
satunya perjanjian jumlah penjualan secara tertulis. Lagi pula, warrant tertulis oleh issuer
dalam pesanan untuk menjual saham, dimana option dapat ditulis oleh seluruh pedagang
pasar untuk menjual saham terkrmuka di bursa. Terakhir, meskipun warrant dan option
adalah alat-alat perdagangan di pasar, warrant biasanya dikeluarkan oleh
issuers. warrant dianggap sebagai produk cash market, karena diperdagangkan seperti
saham. Namun demikian, covered warrant memiliki beberapa kesamaan karakteristik
dengan derivatif, di antaranya adanya leverage dan memiliki nilai yang tergantung pada
hargaunderlying asset yang ditetapkan. Terdapat dua jenis waran, yaitu equity
warrant dan covered warrant. Equity warrant memberikan hakkepada pemiliknya atas
saham Emiten atau Perusahaan Publik pada harga yang telah ditentukan oleh Emiten atau
Perusahaan Publik yang bersangkutan.
Waran adalah hak bukan kewajiban jadi investor boleh saj tidak meneksekusi hak ini
umumnya investor akan mengeksekusi waran apabila harga eksekusi waran ada dibawah
harga pasar. Jika investor tidak memiliki dana untuk mengeksekusi waran tersebut atau
tidak tertarik untuk meneksekusi investor dapat menjual waran tersebut di bursa efek. Waran
yang diperjual belikan di bursa saham dapat kita kenali dari kode W yang ada di belakang
kode saham.
Masa hidup waran enam bulan atau lebih. Masa hidup waran di mulai dari tanggal waran
tersebut dicatatkan di bursa efek sampai tanggal terakhir penembusan (redemption) waran.
Naik turn harga waran pada umumnya akan dipengaruhi juga oleh turun naiknya harga
saham.

Dalam kesempatan yang saya kira cukup baik ini, saya selaku pemilik blog ingin berbagi
kepada para sobat semuannya mengenai Obligasi Konvertibel.
Obligasi Konvertibel
kira kira apa yang ada dibenak para pembaca jika mendengar kata obligasi konvertibel!
mungkin kata obligasilah yang sudah tidak asing lagi, apalagi untuk para ekonom, sudah
umum sekali saya rasa. Lalu bagaimana dengan obligasi konvertibel, pernahkah
pembaca mendengar kata tersebut? untuk yang belum selahkan kalian baca baca
artikel ini, bagi yang sudah boleh menambahkan dikomentar atau mengkritik juga boleh,
silahkan saja ! Oke, kita langsung saja pada pengertian atau definisi obligasi
konvertibel, Obligasi Konvertibel merupakan obligasi yang dapat ditukarkan atau
dikonversidengan suatu sekuritas di dalam suatu perusahaan. Jadi ketika seseorang
memegang sebuah obligasi milik suatu perusahaan, maka orang tersebut dapat
menukarnya dengan sekuritas, seperti saham. Investor akan menukarkan obligasi ini
dengan saham ketika saham perusahaan meningkat secara signifikan, tentu saja selain
karena faktor keuntungan juga karena saham sangat menarik untuk dimiliki.
Untuk mengilustrasikannya, asumsikan bahwa perusahaan anda menerbitkanobligasi
konvertibel senilai 1.000.000 yang memiliki premi 6.000 yang dapat ditukarkan dengan
100 lembar saham biasa pada nilai pari 1.000. ketika saat penukaran, premi obligasi
yang belum dibayarkan 5.000. maka ayat jurnal untuk penukaran tersebut adalah
sebagai berikut

Hutang obligasi 1.000.000


Premi atas hutang obligasi 5.000
Saham biasa 100.000
Agio saham 905.000

Saham Preferen Konvertibel


Setelah diatas dijelaskan apa itu obligasi konvertibel, sekarang kita bahas sedikit
mengenai apa itu saham preferen konvertibel. Saham Preferen Konvertibel adalah
sebuah saham preferen yang dapat ditukar atau dikonversi menjadi saham biasa.
sebagai contoh, anda sebagai pemegang saham preferen konvertibel 500 lembar pada
nilai pari Rp.2, premi 300 menukarkan dengan saham biasa 500 lembar pada nilai pari
Rp. 3. maka ayat jurnalnya sebagai berikut

Saham preferen konvertibel 1.000


Agio saham 300
Laba ditahan 200
Saham biasa 1.500

Pengertian Tentang Pasar Futures

Perdagangan Futures dapat berbentuk Komoditi maupun Valuta Asing.

Dalam hal ini akan dibahas hanya Valuta Asing, karena sejak perdagangan
Internasional berkembang pesat, maka nilai tukar mata uang antar negara
menjadi faktor yang sangat penting.

Dengan keadaan demikian maka perdagangan Commodity Futures berkembang ke


area baru yaitu mata uang itu sendiri yang diperdagangkan. Berbeda dengan
komoditi, perdagangan valuta asing ini tidak pernah diakhiri dengan
pemindahan secara fisik (Non delivery). Perdagangan futures ditandai dengan
forward contract atau futures contract.

Pentingnya pardagangan futures ini baru terasa jika kita pergi ke luar
negeri.

Sebagai contoh kita bepergian dari Jerman ke Swiss, mau tidak mau kita
harus menukarkan mata uang Euro (EUR) ke Swiss Franc (CHF), karena tidak
jarang anda akan menemukan toko atau restaurant yang tidak menerima mata
uang Euro (EUR) selain mata uang Swiss Franc (CHF).

Sekarang, jika Swiss mengalami inflasi yang tinggi yang mengakibatkan nilai
CHF menjadi turun sehingga satu CHF hanya mampu ditukarkan dengan komoditi
yang lebih sedikit. Dan jika di Jerman inflasi rendah, sehingga nilai EUR
dibandingkan dengan CHF menjadi lebih tinggi. Apabila anda kembali ke
Swiss dan akan menukarkan EUR yang tersisa ke CHF maka anda akan menjual
EUR ke CHF dengan nilai tukar yang berlaku saat itu, yang mungkin saja
berbeda nilainya dengan kemarinnya atau 1 minggu sebelumnya.
Katakanlah anda bepergian dari Swiss ke Jerman 1 minggu lebih awal dan
menukarkan Swiss Franc ke Euro pada saat memasuki Jerman. Anda membeli EUR
dengan menggunakan CHF sebagai currency.

Seminggu kemudian, anda kembali ke Swiss dan ingin menjual sisa EUR anda,
tetapi saat itu nilai CHF jatuh dan anda dapat menjual EUR dan memperoleh
Swiss Franc lebih banyak dibandingkan dengan apa yang anda bayar seminggu
yang lalu. Pada saat ini, dikatakan EUR menguat terhadap CHF atau CHF
melemah terhadap EUR.

Dalam contoh sederhana ini, anda dapat melihat bagaimana mata uang dapat
berperan sebagai komoditi

yang dapat dibeli atau dijual. Untuk turis, hal ini tidak begitu berarti.

Tetapi bayangkan bagaimana pentingnya fluktuasi nilai tukar mata uang bagi
seorang pedagang yang kerjanya meng ekspor / impor ke luar negeri atau dari
luar negeri.

Sebagai contoh

Seorang distributor mobil di Amerika Serikat mengorder mobil dari Jerman


seharga 50 juta USD dan akan dikirim 3 bulan mendatang. Ia menghadapi
resiko kenaikan EUR terhadap USD apabila ia membayar mobil mobil tersebut
dengan EUR 3 bulan mendatang. Karena untuk membeli mobil mobil tersebut, ia
harus terlebih dahulu membeli EUR.

Harga mobil sebenarnya tidak berubah, yang naik adalah harga uang yang
digunakan untuk membayar mobil tersebut. Sehingga harus menjual mobil
tersebut lebih mahal di Amerika, atau kalau ia mempertahankan harga jual,
maka ia akan mendapatkan keuntungan yang lebih kecil.

Tentu saja hal yang sebaliknya dapat saja terjadi, sehingga ia dapat
membeli mobil mobil tersebut dengan harga yang lebih murah. Tetapi sebagai
pedagang ia tidak ingin menanggung resiko seperti itu, ia ingin memindahkan
resiko tersebut kepada para spekulan spekulan di pasar futures dan
timbullah Foreign Currency Futures dan yang melakukan hedging adalah Bank,
Multi National Company, Foreign Exchange Broker dan lain sebagainya.

Perbedaan antara Pasar Futures dengan Pasar Spot dan Forward Inter Bank
Para dealer dalam pasar inter bank menawarkan kontrak forward, yang mana
memberikan keuntungan keuntungan yang sama dengan kontrak future.

Walaupun sama secara konsep tetapi terdapat perbedaan perbedaan pokok.

Dibawah ini adalah perbedaan perbedaan utama antara keduanya.

Pasar Futures Pasar Spot & Forward Inter Bank

1. Trading dilakukan di sebuah arena dimana penawaran, 1. Trading di lakukan melalui telephon, telex dimana
permintaan dan jumlahnya diteriakkan oleh para dealer biasanya bank melakukan transaksi langsung dengan ba
("open outcry") lain

2. Para paserta biasanya menawarkan harga 2 arah yan


2. Peserta baik pembeli maupun penjual menawarkan satu
menunjukkan keinginan untuk membeli pada harga
harga tertentu dan untuk waktu tertentu
murah dan menjual pada harga tinggi

3. Peserta yang bukan anggota arena harus mengadakan


3. Peserta dapat mengadakan transaksi langsung, baik
transaksi melalui brokers (exchange members) yang
melalui broker maupun tidak
mewakili mereka dalam arena

4. Para peserta pasar biasanya tidak kenal satu sama lain,


kecuali jika sebuah perusahaan melakukan trading untuk 4. Para peserta dalam setiap transaksi selalu mengetah
kepentingan accountnya sendiri melalui brokernya sendiri di siapa pihak lawannya
arena

5. Para pesertanya adalah Bank yang melakukan transa


5. Para peserta adalah Bank, Perusahaan, Lembaga dengan sesama Bank maupun Lembaga Lembaga
Keuangan, Investor dan para spekulan komersial yang besar. Hubungan dengan perorangan
maupun perusahaan kecil sangat terbatas

6. Harga harga trading dari mata uang (currency future)


6. Harga indikasi 2 arah tersedia di pasar uang
diumumkan secara berkesinambungan oleh CME (Chicago
internasional (melalui Reuter Screen)
Merchantile Exchange)

7. Setiap pihak lawan (Counter Party) pada siapa dealer


7. Exchange's Clearing House merupakan pihak lawan dari
melakukan transaksi harus diselidiki "credit risk" nya
setiap transaksi yang dikliringkan, sehingga resiko kredit
sendiri sendiri lalu ditetapkan "credit limit" nya masing
(Credit Risk) menjadi kecil
masing

8. Tidak diperlukan margin untuk transaksi inter bank,


8. Diperlukan margin bagi seluruh peserta tetapi untuk nasabah non bank yang kecil kadang kadan
diperlukan margin

9. Settlement dilakukan harian melalui Exchange's Clearing 9. Settlement dilakukan 2 hari kerja setelah transaksi
House. Laba dari posisi dapat diambil setiap saat dan Spot. Untuk transaksi Forward, laba atau rugi
kerugian dipungut harian direalisasikan pada tanggal settlement

10. Sebagian kecil (kurang dari 1%) dari kontrak dapat


10. Sebagian besar transaksi berakhir dengan delivery
berakhir dengan delivery (penyerahan secara riil)

11. Semua posisi baik Long maupun Short dapat dilikuidasi 11. Posisi Foward tidak mudah untuk ditransfer ke piha
dengan mudah lain

12. Tanggal jatuh tempo sudah distandardisasi untuk setiap


bulannya supaya persaingan harga dapat semaksimum 12. Tanggal jatuh tempo dapat dibuat kapan saja sesua
mungkin. Tanggal jatuh tempo tersebut diatur 3 bulan sekali keinginan kedua belah pihak
yaitu: Maret, Juni, September dan Desember

13. Harga ditawarkan (quoted) dalam European Term


13. Harga ditawarkan (quoted) dalam American Term yaitu (berapa unit mata uang lain untuk satu dollar) kecuali
berapa unit dollar per satu mata uang asing untuk Poundsterling dan negara negara
persemakmurannya

14. Biasanya digunakan untuk memperoleh keuntungan


14. Biasanya digunakan untuk sarana hedging
dengan mengambil posisi tertentu

Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka
waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung dari tanggal pembuatan neraca per 31
Desember. Pembayaran dilakukan dengan kas namun dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam
operasional normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi
pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang jangka panjang berubah
menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian
hutang jangka panjang yang jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek
Timbulnya Hutang Jangka Panjang
Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu perusahaan
dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi dalam aktiva tetap yang akan
memberikan manfa’at dalam jangka panjang sebaiknya diperoleh dari hutang jangka panjang atau
dengan menambah modal. Dalam hal ini perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menarik hutang
jangka panjang misalnya obligasi atau menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
Ada beberapa kelebihan menarik hutang jangka panjang melalui obligasi dibanding menambah modal
sendiri dengan mengeluarkan saham.

1. Keuntungan menarik obligasi


Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara dalam kebijakan perusahaan sehingga tidak
mempengaruhi manajemen.
2. Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus dibayarkan kepada
pemegang saham.
3. Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang dapat mengurangi
kewajiban pajak sedangkan deviden adalah pembagian laba yang tidak dapat dibebankan
sebagai biaya.

Sebaliknya juga terdapat hal yang kurang menguntungkan antara lain :

1. Bunga obligasi adalah beban tetap baik dalam keadaan perusahaan mendapat laba atau
mengalami kerugian
2. Jika perusahaan tidak mampu membayar obligasi yang jatuh tempo, pemegang obligasi tetap
mempunyai hak untuk menuntut pengembalian obligasi sedangkan pemegang saham tidak
mempunyai hak demikian karena pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang turut
bertanggung jawab menanggung resiko kerugian perusagaan.

Jenis Hutang Jangka Panjang


Secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan pada dua golongan yaitu :

1. Hutang Hipotik : Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang
dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang dijadikan
jaminan berupa tanah atau gedung. Jika peminjam tidak melunasi pada waktunya, pemberi
pinjaman dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan hutang.
2. Hutang Obligasi : Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui
pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Dalam surat
obligasi dicantumkan nilai nominal obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan
ketentuan lain sesuai jenis obligasi tersebut.

KONTRAK FUTURE (BERJANGKA)

1. Definisi Kontark Futures

Kontrak futures adalah suatu kontrak standar yang diperdagangkan pada bursa berjangka, untuk
membeli ataupun menjual asset acuan pada instrument keuangan pada suatu tanggal dimasa akan
datang dengan harga tertentu. Dimana kontrak futures adalah kontrak berjangka panjang yang
bersifat mengikat atau memberi kewajiban kepada kedua belah pihak untuk membeli atau menjual
underlying asset (asset acuan) tertentu (berupa valuta asing, tingkat bunga, ekuitas, atau komoditas)
berdasarkan tingkat harga yang ditetapkan atau disebut harga penyelesaian, yang penyelesaian
transaksinya dilakukan secara cash settelement di masa yang akan datang sesuai dengan expiration
date yang ditetapkan di dalam kontrak tersebut. Futures pertama kali dimulai di Internasional
Money Market (IMM) of the Chicago Mercantile Exchange, USA pada tahun 1972. Dan kemudian
menyebar ke Eropa dan akhir-akhir ini ke Negara-negara lain diseluruh dunia. Sejak itu kemudian
banyak dibuka pasar-pasar yang lain, termasuk bursa komoditi COMEX di New York, the Chicago
Board of Trade, dan the London International Financial Futures Exchange (LIFFE).

Munculnya futures karena pembeli pada umumnya memiliki preferensi yang berbeda atas spesifikasi
kualitas, jumlah dan tempat penyerahan asset dasarnya, juga sebagai mengantisipasiketidakpastian
yang akan datang. Spesifikasi kuantitas dan kualitas underlying assets, initial price, dan besarnya
margin bagi kedua belah pihak tetap ditentukan oleh exchange’s clearing house atau bursa khusus
memperdagangkan futures secara terorganisasi.
Harga atas underlying assets dibedakan menjadi initial futures price (harga awal) dan terminal future
price (harga pada saar kontrak futures di exercise) apabila terminal futures price lebih rendah
daripada initial futures ketika dilaksanakan exercise, maka penjual akan mendapat profit. Sebaliknya,
jika pada saat dilaksanakan exercise, terminal future price-nya dari underlying assets lebih tinggi dari
pada initial futures pricenya, maka penjual yang akan memperoleh keuntungan. Kondisi ini
menunjukan bahwa kedua belah pihak di dalam kontrak futures ini memiliki symetric exposure,
mengingat adanya potential loss dan profit function yang seimbang antara penjual dan pembeli.

Kontrak futures bukan dimaksudkan untuk memiliki underlying assets secara fisik, melainkan lebih
merupakan financial instrument yang digunakan untuk meminimalisasi ekspektasi risiko dalam
upaya mencapai profit tertentu. Berdasarkan pada pertimbangan tersebut, sehingga kontrak futures
pada umumnya tidak dipertahankan hingga expiration date, melainkan diselesaikan dengan cara
closing out the position atau di reserve sebelum berakhirnya masa kontrak. Reverse dilakukan
dengan mengambil posisi berlawanan atas kontrak yang sama, yaitu sebagai penjual kontrak futures
pada tingkat harga yang lebih tinggi.

Misalkan, Jika anda ingin membeli kontrak futures pada tanggal 1 april 2008 atas komoditas tomat di
Itali sebanyak 20.000 kg dengan initial futures price sebesar $ 0.5 per kg. apabila tingkat harga yang
berlaku atas underlying assets-nya pada tanggal 1 Oktober adalah $ 0.9 per kg, maka anda dapat me
reserve posisinya pada saat itu dengan menjual kontrak futures yang sama. Untuk itu ia akan
memperoleh profit sebesar 20.000 x $0.4 = $8.000 (Bradhitya H.N).

Kontrak futures berisi :

1. Pembeli futures setuju untuk membeli sesuatu (suatu komoditi atau aset tertentu) dari penjual
futures, dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada batas waktu yang ditentukan
dalam kontrak.

2. Penjual futures setuju untuk menjual suatu komoditi atau aset tertentu kepada pembeli futures,
dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada batas waktu yang ditentukan dalam
kontrak.

3. Alternatif ketiga, penjual kontrak harus menyerahkan sekuritas kepada pembeli kontrak pada
tanggal yang disepakati.

You might also like