Professional Documents
Culture Documents
Identification of Coral Disease (Scleractinia) in The Coastal Area of Saponda Laut Isle,
Southeast Sulawesi
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi penyakit karang dan jenis-jenis
penyakit karang yang ada di Perairan Pulau Saponda Laut. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah transek sabuk berukuran 40x2 m yang ditarik sejajar garis pantai pada tiap
titik stasiun penelitian. Hasil yang diperoleh adalah nilai prevalesi penyakit karang di lokasi
penelitian rata-rata sebesar 6,5%. Nilai tersebut terbilang sangat kecil jika dibandingkan dengan
prevalensi penyakit karang di beberapa perairan di Indonesia. Jenis penyakit karang yang
ditemukan di ketiga titik lokasi penelitian berjumlah 6 jenis, yaitu White Syndromes (WS), Pink
Blotch (PB), Black Band Disease (BBD),Ulcerative white spot (UWS), Gigitan ikan karang, dan
Skeleton Eroding Band (SEB). Penyakit yang mendominasi di lokasi penelitian adalah
disebabkan oleh gigitan ikan yang banyak dijumpai pada karang jenis massive dan submasive.
ABSTRACT
Identification of coral disease (Scleractinia) in the coastal area of Saponda Laut Isle, Southeast
Sulawesi has been performed. This study aims to investigate the prevalence and types of coral
disease detected in Saponda Laut Isle. Belt transect method (size: 40m × 2m) was utilized
parallel to shoreline. Results show that the prevalence value of coral disease was 6.5% in
average. Such value is quite lower comparing to those of coral diseases discovered at Lembata,
Nusa Tenggara Timur (i.e. 42%) and Karibia (i.e. 20%). There were 6 types of coral disease
found during sampling, including White Syndromes (WS), Pink Blotch (PB), Black Band
Disease (BBD), Ulcerative White Spot (UWS), Coral fish biting and Skeleton Eroding Band
(SEB). Coral fish biting is the foremost disease attained in massive and submassive hard corals.
http://ojs.uho.ac.id/index.php/jsl
Sapa Laut Mei 2016. Vol. 1 (2) 32-41
Selanjutnya menurut Willis et al. (2004) Pulau ini banyak dijadikan persinggahan
menyatakan penyakit karang aktivitas menangkap ikan oleh nelayan di
memberikan sumbangsih terbesar sekitar pulau. Dampaknya adalah terjadi
kematian karang di Perairan Australia degradasi kerusakan terumbu karang
khususnya di Great Barrier Reef. Lebih akibat metode penangkapan yang tidak
lanjut Kellogg et al. (2014) ramah lingkungan, pencemaran dari air
mengungkapkan bahwa di pantai balast kapal, polusi sampah, sampai
Florida AS juga mengindikasikan dengan tingginya sedimentasi di perairan
bahwa kematian karang terbesar tersebut.
diakibatkan oleh mokroorganisme yang Berdasarkan survey awal yang
menyebabkan penyakit karang. telah dilakukan, kondisi karang di
Penyakit karang adalah kedalaman 3m kebawah ditemukan dalam
gangguan terhadap kesehatan karang yang keadaan rusak berat. Banyak pecahan
menyebabkan gangguan secara fisiologis karang dan sedimen akibat ledakan bom
bagi biota karang (Raymundo and Harvell, oleh nelayan. Terumbu karang hanya
2008). Munculnya penyakit karang mampu tumbuh pada kedalaman sekitar
dicirikan dengan adanya perubahan warna, 3m dengan bentuk pertumbuhan karang
kerusakan dari skeleton biota karang, didominasi oleh karang masive. Tujuan
sampai dengan kehilangan jaringannya. dari penelitian ini adalah untuk
Munculnya penyakit tersebut merupakan mengetahui persentase prevalensi
interaksi antara host atau inang dalam penyakit karang dan jenis-jenis
hal ini biota karang, agent/pembawa penyakit karang di lokasi penelitian.
dalam hal ini patogen, dan lingkungan.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa METODE PENELITIAN
penurunan kualitas lingkungan perairan Waktu dan Tempat
sangat berperan terhadap munculnya agent Pengambilan data penelitian dilaksanakan
atau mikroorganisme pembawa patogen pada Bulan Juni 2015 bertempat di Perairan
terhadap karang. Sebagai contoh kenaikan Pulau Saponda Laut, Kecamatan Soropia,
dari nitrogen terlarut yang diikuti dengan Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
penurunan kecerahan perairan dapat Alat dan Bahan
menyebabkan munculnya aspergillosis Alat dan bahan yang digunakan
penyebab penyakit black band disease dalam penelitian identifikasi penyakit
Borger et al. (2005). Selain itu sedimentasi, karang disajikan dalam Tabel 1.
polusi yang ditimbulkan oleh limbah Prosedur Penelitian
domestik, sampah, sampai dengan air balast 1. Penentuan Stasiun Pengamatan
yang masuk ke ekosistem terumbu karang Penentuan titik stasiun penelitian
berpotensi munculnya patogen penyebab dilakukan dengan mengunakan metode
penyakit karang. purposif sampling. Sebelum melakukan
Di Indonesia kematian karang pengambilan titik stasiun penelitan, terlebih
akibat penyakit masih belum menjadi dahulu dilakukan survey pendahuluan
perhatian khusus oleh para peneliti. Hal dengan cara snorkeling. Survey ini
ini terbukti masih jarangnya penelitian dilakukan untuk melihat kondisi awal
yang mengungkapkan penyakit karang lokasi dan digunakan sebagai dasar
di perairan Indonesia. Beberapa penentuan titik lokasi penelitian. Penandaan
penelitian yang pernah dilakukan stasiun penelitian menggunakan GPS
diantaranya di Perairan Wakatobi (Global Position Station) yang diambil
Sulawesi Tenggara, Pulau Seribu DKI sebanyak 3 (tiga) titik stasiun. Pengambilan
Jakarta, dan Pulau Panjang Jawa Tengah lokasi titik stasiun berdasarkan
(Muller et al., 2012; Johan et al., 2012; pertimbangan keberadaan penyakit karang
Sabdono et al., 2014). dan kondisi terumbu karang di perairan
Pulau Saponda Laut merupakan Pulau Saponda laut. Lokasi penelitian
salah satu Pulau kecil yang terdapat di disajikan dalam Gambar 1.
Sulawesi Tenggara dengan luas ± 2,5km2.
Identifikasi penyakit karang (Scleractinia) di perairan pulau Saponda Laut (Hazrul et al.) 33
Sapa Laut Mei 2016. Vol. 1 (2) 32-41
Identifikasi penyakit karang (Scleractinia) di perairan pulau Saponda Laut (Hazrul et al.) 34
Sapa Laut Mei 2016. Vol. 1 (2) 32-41
Identifikasi penyakit karang (Scleractinia) di perairan pulau Saponda Laut (Hazrul et al.) 35
Sapa Laut Mei 2016. Vol. 1 (2) 32-41
Tabel 3. Hasil pengukuran kondisi kimia fisika osenongrafi perairan di lokasi penelitian.
Pengukuran Satuan Stasiun I Stasiun II Stasiun III
Fisika Oseanografi
Suhu °C 29 28 29
Kecerahan m 13 11 12
Kecepatan arus m/det 0,15 0,05 0,04
Kimia Oseanografi
Salinitas ppt 36 35 36
A. Jenis Penyakit karang adalah ikan kakatua. Ikan jenis ini banyak
Berdasarkan hasil dari ketiga stasiun ditemukan di semua lokasi penelitian. Ikan
penelitian di Perairan Pulau Saponda Laut herbivora yang bersifat grazer ini
ditemukan sebanyak 6 (enam) jenis sebenarnya memakan alga yang menempel
penyakit karang yang menginveksi biota pada karang. Gigitan ikan tersebut
karang. Jenis tersebut adalah White akhirnya menyebabkan luka atau lesi pada
Syndromes (WS), Pink Blotch (PB), biota karang yang akhirnya kehilangan
Black Band Disease (BBD), Ulcerative jaringan tubuhnya (Gambar 2e).
White Spot (UWS), Gigitan ikan, dan Inveksi jenis patogen karang
Skeleton Eroding Band (SEB) (Gambar 2). berdasarkan stasiun penelitian didapatkan
Jenis penyakit yang mendominasi adalah hasil bahwa gigitan ikan juga rata
dari predasi yang disebabkan oleh gigitan menginveksi biota karang dari tiga lokasi
ikan. Penyakit ini banyak menyerang penelitian (Gambar 3). Penyakit karang
karang jenis massive dan submassive. yang disebabkan oleh predasi ikan ini
Bentuknya yang padat dan berupa menginveksi lebih dari 6 (enam) koloni
bongkahan bulat memungkinkan ikan-ikan karang di semua lokasi penelitian. Selain
di sekitar perairan tersebut memakan predasi karena gigitan ikan, jenis penyakit
jaringan karang yang dapat mengakibatkan PB merupakan jenis penyakit terbanyak
kematian. Berdasarkan pengamatan di kedua yang diderita karang. Penyakit jenis
lapangan jenis ikan yang menjadi predator ini ditemukan pada titik lokasi penelitian II
Identifikasi penyakit karang (Scleractinia) di perairan pulau Saponda Laut (Hazrul et al.) 36
Sapa Laut Mei 2016. Vol. 1 (2) 32-41
dan III yang menginveksi sampai dengan 6 menyatakan bahwa perubahan warna pada
koloni karang. Ciri-ciri penyakit ini jaringan permukaan karang merupakan
terdapat lingkaran-lingkaran atau titik deteksi awal munculnya syndrome pink
kecil berwarna pink/ merah muda yang yang disebabkan adanya gangguan
terpisah-pisah dan menyebar pada eksternal dari CO2 yang mengganggu
permukaan koloni karang (Gambar 2b). proses metabolism antara alga dan
Lebih lanjut Frias-Lopez et al. (2002) inangnya.
Gambar 2. Jenis penyakit karang yang ditemukan di Lokasi Penelitian [a. White Syndromes
(WS); b. Pink Blotch (PB); c. Black Band Disease (BBD); d. Ulcerative white
spot (UWS); e. Gigitan ikan; f. Skeleton Eroding Band (SEB)].
Identifikasi penyakit karang (Scleractinia) di perairan pulau Saponda Laut (Hazrul et al.) 37
Sapa Laut Mei 2016. Vol. 1 (2) 32-41
bahwa penyakit ini muncul karena karang perairan. Berdasarkan pengamatan bahwa
bersifat sessil sehingga tidak bisa di sebelah Utara pulau banyak dijadikan
menghindar dari perubahan lingkungan aktifitas menangkap ikan oleh nelayan
seperti kenaikan suhu, salinitas, pH, setempat. Penggunaan bom ditambah
kecerahan, dan sedimentasi. Penyakit dengan arus yang tinggi mengakibatkan
UWS adalah kehilangan jaringan fokal sedimentasi di lokasi tersebut terbilang
karang yang diakibabkan non predasi atau lebih besar dibanding kedua lokasi
bukan karena pemangsaan hewan lain. lainnya. Aktifitas penangkapan biasanya
Ciri-ciri penyakit ini adalah terdapat dilakukan nelayan pada kedalaman 5 meter
lingkaran-lingkaran kecil berwarna putih ke bawah dengan metode yang tidak ramah
dengan diameter 2-3 mm, terpisah-pisah lingkungan. Aktifitas pengeboman juga
dan menyebar pada permukaan koloni mengakibatkan luka pada karang yang
(Gambar 2d). Penyakit ini ditemukan di nantinya dapat mengurangi sistem imun
Pulau Sapoda Laut hanya menyerang sehingga karang mudah terinveksi
karang jenis massive (Rotjan and Lewis, mikroorganisme patogen. Santavy (2005)
2008). menyatakan bahwa ketika terumbu karang
Berdasarkan Gambar 3 dapat mengalami luka pada bagian koloninya
dilihat bahwa jumlah jenis penyakit karang maka karang akan mengeluarkan lendir
tertinggi ditemukan pada Stasiun I (satu), dan mengalami stres. Luka dan stres
yaitu 4 (empat) jenis. Hal tersebut tersebut menyebabkan virus dan bakteri
berkaitan dengan kondisi lingkungan mudah menyerang biota karang.
Ket : WS (White Syndromes); PB (Pink Blotch); BBD (Black Band Disease); UWS (Ulcerative white
spot); dan SEB (Skeleton Eroding Band).
Gambar 3. Diagram jumlah dan jenis penyakit karang keras berdasarkan stasiun penelitian
Identifikasi penyakit karang (Scleractinia) di perairan pulau Saponda Laut (Hazrul et al.) 38
Sapa Laut Mei 2016. Vol. 1 (2) 32-41
Identifikasi penyakit karang (Scleractinia) di perairan pulau Saponda Laut (Hazrul et al.) 39
Sapa Laut Mei 2016. Vol. 1 (2) 32-41
Muller E.M. Raymundo L.J. Willis B.L. Suharsono, 2008. Jenis-Jenis Karang
Haapkyla J. Yusuf S. Wilson JR. yang Umum di Jumpai di
Harvell DC. 2012. Coral Health Indonesia. LIPI P3O Proyek
and Disease In The Spermonde Penilitian dan Pengembangan
Archipelago and Wakatobi, Daerah, Jakarta
Sulawesi. JICOR 1 (3) 147-159.
Identifikasi penyakit karang (Scleractinia) di perairan pulau Saponda Laut (Hazrul et al.) 40
Sapa Laut Mei 2016. Vol. 1 (2) 32-41
Veron J.E.N. 2000. Cora lof The World. the Great Barrier Reef.Coral
Australian Institute of Marine Disease and Health.
Science. Towns ville. (Rosenberg E, & Loya Y, eds).
Willis, B.L., Page, C.A., Dinsdale, pp 69-104. Springer-Verlag.
E.A. (2004). Coral Diseaseon Berlin.
Identifikasi penyakit karang (Scleractinia) di perairan pulau Saponda Laut (Hazrul et al.) 41