awalnya) Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah hudust (ada awalnya) pasti Allah membutuhkan yang menciptakan, dan itu mustahil bagi Allah. Dalil Naqli: Surat Al-Hadid ayat 3: ]3 :{ه َُو ْاْل َ َّو ُل َوا ْْل ِخ ُر} [الحديد ''Dialah yang Awal dan yang akhir.''
3. Baqa' (Kekal/Tiada akhirnya) lawannya Fana (Rusak/Musnah)
Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah fana (rusak atau tidak kekal) pasti Allah Hudust, dan itu mustahil bagi Allah Dalil Naqli : Surat Ar-Rahman ayat 27: ِ ْ {و َي ْبقَى َوجْ هُ َر ِبِّكَ ذُو ْال َج ََل ِل َو ]28 :) } [الرحمن27( اْل ْك َر ِام َ ''Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan''.
4. MukhAlafatu Lilhawadist (Berbeda dengan makhluknya) lawannya
Mumatsalatu Lilhawadist (Menyerupai makhluknya) Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah Mumatsalah (menyerupai makhluk) maka Allah tidak ada bedanya dengan makhluk, dan itu mustahil. Dalil Naqli : Surat Asy-SyurA ayat 11: ]11 :ير } [الشورى ُ صِ ش ْي ٌء َوه َُو الس َِّمي ُع ْال َب َ ْس ك َِمثْ ِل ِه َ {لَي ''tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia,'' 5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan Dzatnya sendiri) lawannya Ihtiyaj (Membutuhkan) Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah Ihtiyaj (membutuhkan tempat atau pencipta) maka Allah “sifat”.Seperti warna putih(sifat), membutuhkan benda(untuk tempat), apa bila benda itu hilang maka warna putihpun akan ikut hilang. Dan itu mustahil bagi Allah. Dalil Naqli : Surat Al-Ankabut ayat 6: :ي َع ِن ْالعَالَ ِمينَ العنكبوت ٌّ َِّللاَ لَغَن َّ ;إِ َّن6 ''Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.''
6. Wahdaniyyah (Esa/Tunggal) lawannya Ta’addud (Lebih dari satu)
Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah Ta’addud (tidak tunggal) maka tidak akan ada ciptaanNya, karena apabila Allah ada dua tentu mereka akan berbagi pendapat, dan itu mustahil. Maka tidak mungkin Allah Ta’addud. Dalil Naqli : Surat Al Ikhlas ( ٌ ) َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ ُكفُ ًوا أ َ َحد3( ْ) لَ ْم يَ ِلدْ َولَ ْم يُولَد2( ُص َمد َّ )1( ٌَّللاُ أَ َحد َّ َّللاُ ال َّ ;قُ ْل ه َُو4 1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
7. Qudrat (Berkuasa atas segala sesuatu) lawannya ‘Ajzu
(Lemah/Tidak bisa berbuat apa – apa) Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah ‘Ajzu (tidak bisa apa-apa) pasti tidak akan pernah ada ciptaanNya, dan itu mustahil bagi Allah. Dalil Naqli : Surat Al Baqarah ayat 20: :ِير [البقرة َ َّللاَ َعلَى ُك ِِّل ٌ ش ْيءٍ قَد َّ إِ َّن20 ''Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.''
Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah Karahah (terpaksa) pasti Allah‘Ajzu(lemah). Dan itu mustahil. Dalil Naqli : Surat Hud ayat 107: :إِ َّن َربَّكَ فَعَّا ٌل ِل َما ي ُِريد ُ هود107 ''Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki.'' 9. ‘Ilmu (Maha Mengetahui) lawannya Jahl (Bodoh) Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah jahal (Bodoh) pasti Allah tidak Iradah(tidak berkehendak karena bodoh), dan itu mustahil. Dalil Naqli : Surat Al Baqarah ayat 231: َّ َوا ْعلَ ُموا أَ َّن َ َّللاَ ِب ُك ِِّل ش ْيءٍ َع ِلي ٌم ''Dan ketahuilah bahwasanya Allah Maha mengetahui segala sesuatu''.
10. Hayah (Hidup) lawannya Maut (Mati)
Dalil ‘Aqli : Seandainya Allah Maut (Mati) pasti Allah tidak Qudrat, Iradatdan tidak ‘Ilmu, dan itu mustahil. Dalil naqli : Surat Al Baqarah ayat 255: :ي ْالقَيُّو ُم البقرة ُّ َّللاُ ََل ِإلَهَ ِإ ََّل ه َُو ْال َح َّ ''Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)''
11. Sama’ (Maha Mendengar) lawannya Shamam (Tuli)
Dalil ‘Aqli : Tidak masuk akal apabila Allah tidak mendengar. Dalil Naqli : Surat Asy Syura ayat 11: ير ُ صِ ََوه َُو الس َِّمي ُع ْالب ''dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat.''
12. Bashar (Maha Melihat) lawannya ‘Amaa (Buta)
Dalil ‘Aqli : Tidak masuk akal apabila Allah tidak melihat Dalil Naqli : Surat Asy Syura ayat 11: ِ ََوه َُو الس َِّمي ُع ْالب : صير ''dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat''.
13. Kalam (Berfirman) lawannya Bukmu (Tidak berfirman/tidak bisa
berbicara) Dalil 'Aqli :Seandainya Allah bisu ,pasti Allah tidak dapat berfirman dan itu mustahil bagi Allah Dalilnya Naqli :dalam surat An-Nisa ayat 164: سى تَ ْك ِلي ًما َّ َو َكلَّ َم َ َّللاُ ُمو ''dan Allah Telah berbicara kepada Musa dengan langsung'' 14. Qadiran lawannya ‘Ajizan Dalilnya sama dengan dalil sifat Qudrah
15. Muridan lawannya Karihah
Dalilnya sama dengan dali sifat Iradah
16. ‘Aliman lawannya Jahilan
Dalilnya sama dengan dalil sifat ‘Ilmu
17. Hayyan lawannya mayyitan
Dalilnya sama dengan dalil sifat hayah
18. Sami’an lawannya Ashamma
Dalilnya sama dengan sifat Sama’
19. Bashiran lawannya A’maa
Dalilnya sama dengan dalil sifat Bashar
20. Mutakaliman lawannya Abkama
Dalilnya sama dengan dalil sifat Kalam
1 SIFAT JAIZ BAGI ALLAH
Fi'lu kulli mumkinin aw tarkuhu
Artinya: “Mungkin bagi Allah menciptakan atau tidak menciptakan
makhluk”.
Dalil ‘Aqli : Seandainya bagi Allah wajib atau mustahil menciptakan
makhluk (Mumkinat), maka setiap apapun yang jaiz (mungkin) pasti akan jadi wajib dan jadi mustahil. Dan itu mustahil bagi Allah. Dalil Naqli : Surat Ibrahim ayat 19: ِ ْ إِ ْن يَشَأ ْ يُذْ ِه ْب ُك ْم َويَأ ٍ ت بِخ َْل :ق َجدِي ٍد إبراهيم ''jika dia menghendaki, niscaya dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru'' 4 SIFAT WAJIB DAN 4 SIFAT MUSTAHIL BAGI RASUL BESERTA DALILNYA
1. Shidiq (Benar) lawannya Kadzib (Bohong)
Dalil ‘Aqli : Seandainya Para Rosul Kadzib pasti Khobar (Wahyu) dari Allah pun bohong, dan itu mustahil. Dalil Naqli : Surat Al Ahzab ayat 22: : ُسولُه َ سولُهُ َو َّ َصدَق ُ َّللاُ َو َر َ ََولَ َّما َرأَى ْال ُمؤْ ِمنُونَ ْاْلَحْ ز َّ اب قَالُوا َهذَا َما َو َعدَنَا ُ َّللاُ َو َر ''Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka Berkata : “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul- Nya kepada kita”. dan benarlah Allah dan Rasul-Nya.''.
Dalil ‘Aqli : Seandainya para Rosul Khianah dengan melakukan pekerjaan yang diharamkan atau yang dimakruhkan oleh Allah, maka kita diperintahkan untuk melakukan yang diharamkan dan dimakruhkan, dan itu mustahil. Dalil Naqli : Surat Al Ahzab ayat 21: َّ َّللاَ َو ْاليَ ْو َم ْاْل ِخ َر َوذَك ََر ً َِّللاَ َكث يرا َ َّللاِ أُس َْوة ٌ َح َّ سنَةٌ ِل َم ْن َكانَ يَ ْر ُجو ُ لَقَدْ َكانَ لَ ُك ْم فِي َر َّ سو ِل ''Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik''
Dalil ‘Aqli : Seandainya para Rosul Kitman artinya menyembunyikan semua yang wajib disampaikan pada seluruh makhluk, pasti kita diperintahkan juga untuk menyembunyikan ilmu, dan itu mustahil. Karena barang siapa yang menyembunyikan ilmu maka dia dilaknat oleh Allah SWT. Dalil Naqli : Surat Al Maidah ayat 92: ُغ ْال ُم ِبين ُ سو ِلنَا ْالبَ ََل ُ سو َل َواحْ ذَ ُروا فَإ ِ ْن ت ََولَّ ْيت ُ ْم فَا ْعلَ ُموا أَنَّ َما َعلَى َر َّ َّللاَ َوأ َ ِطيعُوا ُ الر َّ َوأ َ ِطيعُوا ''Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul- (Nya) dan berhati-hatilah. jika kamu berpaling, Maka Ketahuilah bahwa Sesungguhnya kewajiban Rasul kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.'' 4. Fathanah (Cerdas) lawannya Baladah (Bodoh) Dalil ‘Aqli : Seandainya para Rosul Baladah, pasti para Rosul tidak akan mengalahkan musuh-musuhnya dalam mengadu atau beradu argumen, sedangkan para Rosul sudah terbukti bisa mengalahkan musuh-musuhnya , jadi mustahil para Rosul Baladah atau Bodoh. Dalil Naqli : Surat Al An’am ayat 83: َ َوتِ ْلكَ ُح َّجتُنَا آتَ ْينَاهَا إِب َْراه ِيم َعلَى قَ ْو ِم ِه ''Dan Itulah hujjah kami yang kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya.''
1 SIFAT JAIZ BAGI RASUL
Yaitu sifat “A’radhul Basyariyah”. Artinya sifat kemanusiaan, seperti para Rasul makan, minum, nikah, dan sakit. Dalil ‘Aqli : Karena para sahabat sudah menyaksikan secara langsung para Rosulnya makan, minum, tertidur, nikah dan pernah sakit. Tapi sifat-sifat kemanusiaan itu tidak mengurangi martabat kerasulan malah menambah tingginya derajat para Rosul. Dalil Naqli : Surat Al-Kahfi ayat 110: ِ ي أَنَّ َما ِإلَ ُه ُك ْم ِإلَهٌ َو ٌ احد َّ َقُ ْل ِإنَّ َما أَنَا َبش ٌَر ِمثْلُ ُك ْم يُو َحى ِإل Katakanlah: ''Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”.