You are on page 1of 5

ANALISIS DATA PELAYANAN KESEHATAN

Di susun oleh :

Nama Kelompok:

1. Fira Ludianti (G41150818)


2. Intang Antika WS (G41150910)
3. Qurrota A’yuni (G41115026)
4. Fenti Lisa Umami (G41151195)
5. Novita Dinar Ayuningsih (G41151305)

Golongan C

PROGRAM STUDI D-IV REKAM MEDIK

JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2016
1. Definisi Indikator

 Pengertian Indikator Menurut Para Ahli

Berikut ini merupakan beberapa pendapat berbagai lembaga dan juga para ahli
mengenai definisi dari kata indikator :

1. WHO

Menurut WHO, indikator merupakan variabel yang bisa membantu kita dalam
kegiatan pengukuran berbagai macam perubahan yang terjadi baik secara langsung
ataupun tidak langsung.

2. Darwin Syah

Menurut Darwin Syah, Indikator merupakan tanda ataupun ciri yang


menunjukkan siswa telah mampu memenuhi standar kompetensi yang
diterapkan/berlaku.

3. Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika Serikat

Menurut Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika


Serikat, indikator dapat diartikan sebagai sebuah statistik dari berbagai hal yang
bersifat normatif yang menjadi perhatian utama kita yang bisa membantu kita dalam
membuat berbagai penilaian ringkas, komprehensif, dan berimbang terhadap berbagai
macam kondisi dan juga berbagai macam aspek penting yang ada dalam kehidupan
masyarakat.

4. Buku Peunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan


(Kemenkes RI)
Menurut Buku Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
(Kemenkes RI),pengertian indikator dapat diartikan sebagai variabel yang bisa
dipakai untuk mengevaluasi kondisi/keadaan/status serta memungkinkan
dilakukannya tindakan pengukuran terhadap berbagai perubahan yang terjadi dari satu
waktu ke waktu lainnya.
5. Wilson dan Sapanuchart

Menurut Wilson dan Sapanuchart, indikator merupakan sebuah ukuran secara


tidak langsung dari sebuah kondisi/status yang terjadi. Contohnya, bobot / massa bada
bayi yang disesuaikan dengan umur merupakan indikator dari gizi bayi tersebut.
6. Green

Menurut Green, indikator merupakan variabel – variabel yang bisa


menunjukkan ataupun mengindikasikan kepada penggunanya mengenai sesuatu
kondisi tertentu, sehingga bisa dipakai untuk mengukur perubahan yang terjadi.

 Dari berbagai definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian


indikator adalah setiap karakteristik, ciri, ataupun ukuran yang dapat
menunjukkan perubahan yang terjadi pada suatu bidang tertentu. Indikator sangat
diperlukan agar setiap pelaku sebuah kegiatan dapat mengetahui sejauh mana
kegiatan yang dilakukannya telah berkembang/berubah.

2. Manfaat Indikator

a) Identifikasi ada atau tidaknya masalah, besaran masalah dan penyebab


masalah.
b) Mengetahui keberhasilan atau kekurang berhasilan penyelenggaraan upaya
kesehatan(efektivitas dan efisiensi).
c) Mengetahui perkembangan pencapaian hasil upaya kesehatan dari waktu ke
waktu.
d) Dasar pengalokasian sumber daya kesehatan.
e) Penentuan prioritas menurut jenis dan jumlah sumber daya,tempat atau
wilayah dan waktu.
f) Masukan pengambilan keputusan atau kebijakan dan manajemen kesehatan.

3. Mengidentifikasi jurnal tentang penerapan indikator dalam pelayanan


kesehatan.

http://mfile.narotama.ac.id/files/Umum/JURNAL%20UGM/Mutu%20Pelayanan%20Kep
erawatan%20Anestesi%20Di%20Rumah%20Sakit%20Umum%20Daerah%20Sanggau.p
df

Mutu Pelayanan Keperawatan Anestesi Di Rumah Sakit Umum Daerah


Sanggau
Tahun Tahun Tahun
No. Indikator 2006 2007 2008
1. BOR(%) 52,70% 58,94% 50,30%
2. LOS(Hari) 3,6 3,4 1
3. TOI(Hari) 4,1 3,24 1,3
4. BTO(kali) 41,7 48,4 42,4
5. NDR 1,3 1,42 0,3
6. GDR 2,7 2,24 1,1

1) BOR (Bed Occupancy Rate) = 52,70% , 58,94% , 50,305

Tingkat keberhasilan dan pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan dapat


dilihat dari segi mutu pelayanan dan tingkat efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator
Bed Occupancy Rate(BOR) pemanfaatan/ pemakaian tempat tidur pada Rumah Sakit
Umum Daerah Sanggau berfluktuasi setiap tahunnya, ditinjau dari parameter yang
ideal antara 60-85% menunjukkan BOR Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau
dibawah nilai ideal. Pada tahun 2006-2007 BOR mengalami kenaikan namun pada
tahun 2007-2008 mengalami penurunan. Dapat disimpulakan bahwa BOR Rumah
Sakit Umum Daerah Sanggau masih dibawah nilai ideal.
2) ALOS (Average Long of Stay) = 3,6 hari, 3,4 hari , 1 hari

Rata-rata pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau


berdasarkan Average Length Of Stay (LOS) menunjukkan lamanya perawatan dari
standar/ideal 6-9 hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap tahunnya kurang dari
standart ideal . Pasien tidak memerlukan perawatan yang lebih lama dikarenakan
penyakit yang diderita pasien tidak memerlukan perawatan yang intens.

3) TOI(Turn Over Interval) = 4,1 , 3,24 , 1,3


Rata-rata hari, tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi
berikutnya Turn Over Interval (TOI) menunjukkan sesuai dengan idealnya tempat
tidur kosong hanya dalam waktu 1-3 hari. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap
tahunnya rata-rata rata-rata hari, tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat
terisi berikutnya mengalami penurunan. Penurunan tahun 2008 sudah sesuai dengan
standar/ideal yang ditentukan oleh KEMENKES RI.

4) BTO (Bed Turn Over) = 41,7 , 48,4 , 42,4


Frekwensi pemakaian tempat tidur, berapa kali dalam satu satuan waktu
tertentu Bed Turn Over(BTO) menunjukkan satu tempat tidur yang dipakai satu tahun
idealnya 40-50 kali. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap tahunnya BTO sudah
menunjukan standar/idealnya yang telah ditentukan oleh KEMENKES RI dan adanya
peningkatan yang tidak terlalu jauh dari standar/ideal..

5) NDR (Net Death Rate) = 1,3 , 1,42 , 0,3


Net Death Rate(NDR) menunjukkan penurunan yang sangat berarti.

6) GDR (Gross Death Rate) = 2,7 , 2,24 , 1,1


GDR (Gross Death Rate) menunjukkan penurunan yang sangat berarti.

4. Analisa terhadap kinerja pelayanan Rumah Sakit X dengan mengacu pada


target yang telah di tetapkan KEMENKES RI
a. BOR (Bed Occupancy Rate) = 27,75%
Dari hasil perhitungan BOR Rumah Sakit X presentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu kurang dari target yang ditetapkan oleh KEMENKES yaitu 60-85%.
Jadi, tergolong nilai BOR yang rendah sehinnga dapat diketahui bahwa kurangnya
pemanfaatan fasilitas perawatan Rumah Sakit oleh masyrakat.
b. ALOS (Average Long of Stay) = 4 hari
Dari hasil perhitungan ALOS Rumah Sakit X rata-rata lama pasien di rawat kurang
dari target yang ditetapkan oleh KEMENKES yaitu 6-9 hari. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa pasien di Rumah Sakit X tidak membutuhkan perawatan dengan
jangka waktu yang panjang dikarenakan penyakit yang di derita pasien tidak terlalu
butuh pengobatan yang intens.
c. TOI (Turn Over Interval) = 7 hari
Dari hasil perhitungan TOI Rumah Sakit X rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari pasien sebelumnya sampai terisi pasien berikutnya lebih dari target
yang ditetapkan oleh KEMENKES yaitu 1-3 hari. Sehingga menyebabkan
ketidakefisiensian penggunaan tempat tidur di Rumah Sakit X tersebut.
d. NDR (Net Death Rate) = 25,87%o
Dari hasil perhitungan NDR Rumah Sakit X angka kematian yang lebih dari 48 jam
setelah dirawat untuk tiap 1000 penderita keluar lebih dari target yang ditetapkan
oleh KEMENKES yaitu ≤ 25 %o, sehingga dapat disimpulkan bahwa mutu
pelayanan dari Rumah Sakit X tidak baik.
e. GDR (Gross Death Rate) = 67,58%o
Dari hasil perhitungan GDR Rumah Sakit X angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar lebih dari target yang ditetapkan oleh KEMENKES yaitu ≤ 45 %o
sehingga mutu pelayanan dari Rumah Sakit X tidak baik.

You might also like