You are on page 1of 1

Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan Unsur-unsur perjanjian dapat dikategorikan sebagai berikut

bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan satu orang atau (Setiawan, 1979:50):
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
1. Essentalia, yaitu unsur persetujuan yang tanpa itu
perjanjian terdapat beberapa unsur yaitu (Patrik, 1988:4).
persetujuan tidak mungkin ada.
2. Naturalia, yaitu unsur yang oleh undang-undang
1. Ada pihak-pihak. Pihak di sini adalah subjek ditentukan sebagai peraturan yang bersifat mengatur.
perjanjian sedikitnya dua orang atau badan hukum 3. Accidentalia, yaitu unsur yang oleh para pihak
dan harus mempunyai wewenang melakukan ditambahkan dalam persetujuan karena undang-
perbuatan hukum sesuai yang ditetapkan oleh undang tidak mengaturnya.
undang-undang.
2. Ada persetujuan antara pihak-pihak, yang bersifat Perbedaannya adalah pada siapa pihak yang membuat akta atau
tetap dan bukan suatu perundingan. surat atau dokumen tersebut. Sebuah akta otentik dibuat oleh
3. Ada tujuan yang akan dicapai. Hal ini dimaksudkan
atau dihadapan pejabat umum yang berwenang, sedangkan akta
bahwa tujuan para pihak hendaknya tidak di bawah tanga dibuaat sendiri oleh para pihak, dan dalam hal
bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan ini tida berkaitan dengan penggunaan materai. Ketiadaan
dan undang-undang.
materai pada sebuah dokumen /perjanjian tidak membuat
4. Ada prestasi yang akan dilaksanakan. Hal ini dokumen /perjnjian itu menjadi tidak sah, demikian
dimaksudkan bahwa prestasi merupakan kewajiban sebaliknya,sebuah dokumen atau perjanjian yang diberi materai
yang harus dipenuhi, oleh pihakpihak sesuai dengan
tidak otomatis membuat dokumen/perjanjian itu menjadi akta
syarat-syarat perjanjian. otentik.
5. Ada bentuk tertentu, lisan atau tulisan. Hal ini sesuai
ketentuan undang-undang yang menyebutkan bahwa
Asas Kebebasan Berkontrak (freedom of contract)
hanya dengan bentuk tertentu suatu perjanjian
Setiap orang dapat secara bebas membuat perjanjian selama
mempunyai kekuatan mengikat dan bukti yang kuat.
memenuhi syarat sahnya perjanjian dan tidak melanggar hukum,
kesusilaan, serta ketertiban umum. Menurut Pasal 1338 ayat (1)
sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat (Pasal 1320 KUH Perdata, “Semua perjanjian yang
KUH Perdata), yaitu : dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya.” “Semua perjanjian…” berarti
perjanjian apapun, diantara siapapun. Tapi kebebasan itu tetap
1. Sepakat mereka yang mengikat dirinya. Kesepakatan
ada batasnya, yaitu selama kebebasan itu tetap berada di dalam
mereka yang mengikatkan diri adalah asas yang
batas-batas persyaratannya, serta tidak melanggar hukum
esensial dari hukum perjanjian. Asas ini dinamakan
(undang-undang), kesusilaan (pornografi, pornoaksi) dan
juga asas Konsensualisme yang menentukan adanya
ketertiban umum (misalnya perjanjian membuat provokasi
perjanjian. Asas Konsensualisme yang terdapat
kerusuhan).
dalam Pasal 1320 KUH Perdata mengandung arti
“kemauan” para pihak untuk saling berprestasi, ada
Asas Kepastian Hukum (Pacta Sunt Servanda) Jika terjadi
kemauan untuk saling mengikat diri.
sengketa dalam pelaksanaan perjanjian, misalnya salah satu
2. Kecakapan diperlukan untuk membuat suatu
pihak ingkar janji (wanprestasi), maka hakim dengan
perjanjian. Mengenai kecakapan, Subekti
keputusannya dapat memaksa agar pihak yang melanggar itu
menjelaskan bahwa seseorang adalah tidak cakap
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai perjanjian – bahkan
apabila ia pada umumnya berdasarkan ketentuan
hakim dapat memerintahkan pihak yang lain membayar ganti
undang-undang tidak mampu membuat sendiri
rugi. Putusan pengadilan itu merupakan jaminan bahwa hak dan
persetujuan-persetujuan dengan akibat-akibat hukum
kewajiban para pihak dalam perjanjian memiliki kepastian
yang sempurna. Yang tidak cakap adalah orang-
hukum – secara pasti memiliki perlindungan hukum.
orang yang ditentukan hukum, yaitu anak-anak,
orang dewasa yang ditempatkan di bawah
Asas Konsensualisme (concensualism) Asas konsensualisme
pengawasan (curatele), dan orang sakit jiwa.
berarti kesepakatan (consensus), yaitu pada dasarnya perjanjian
3. Suatu hal tertentu. Ini dimaksudkan bahwa hal
sudah lahir sejak detik tercapainya kata sepakat. Perjanjian telah
tertentu adalah objek yang diatur dalam perjanjian
mengikat begitu kata sepakat dinyatakan dan diucapkan,
kredit tersebut harus jelas, setidak-tidaknya dapat
sehingga sebenarnya tidak perlu lagi formalitas tertentu.
ditentukan. Jadi objek perjanjian, tidak boleh samar.
Pengecualian terhadap prinsip ini adalah dalam hal undang-
Hal ini penting untuk memberikan jaminan atau
undang memberikan syarat formalitas tertentu terhadap suatu
kepastian kepada para pihak dan mencegah
perjanjian, misalkan syarat harus tertulis – contoh, jual beli
timbulnya perjanjian kredit yang fiktif.
tanah merupakan kesepakatan yang harus dibuat secara tertulis
4. Suatu sebab yang halal. Ini dimaksudkan bahwa isi
dengan akta otentik Notaris.
perjanjian kredit tidak boleh bertentangan dengan
perundang-undangan, yang bersifat memaksa,
Asas Itikad Baik (good faith/tegoeder trouw) Itikad baik
mengganggu/melanggar ketertiban umum dan atau
berarti keadaan batin para pihak dalam membuat dan
kesusilaan.
melaksanakan perjanjian harus jujur, terbuka, dan saling
percaya. Keadaan batin para pihak itu tidak boleh dicemari oleh
Kedua syarat yang pertama dinamakan syarat-syarat subjektif maksud-maksud untuk melakukan tipu daya atau menutup-
karena kedua syarat tersebut mengenai orang-orangnya atau nutupi keadaan sebenarnya.
subjeknya yang mengadakan perjanjian. Sedangkan kedua syarat Asas Kepribadian (personality) Asas kepribadian berarti isi
terakhir disebut syarat objektif karena mengenai objek dari perjanjian hanya mengikat para pihak secara personal – tidak
perjanjian atau objek dari perbuatan hukum yang dilakukan itu mengikat pihak-pihak lain yang tidak memberikan
(Subekti, 1991:1). kesepakatannya. Seseorang hanya dapat mewakili dirinya
sendiri dan tidak dapat mewakili orang lain dalam membuat
perjanjian. Perjanjian yang dibuat oleh para pihak hanya berlaku
bagi mereka yang membuatnya.

You might also like