You are on page 1of 7

KULTIVASI MIKROALGA HIJAU PADA SUMBER NITROGEN

BERBEDA UNTUK EKSTRAKSI LIPIDA


Irhamni, Elvitriana, Vera Viena*

Teknik Lingkungan Universitas Serambi Mekkah


Jl. Tgk Imum Lueng Bata Banda Aceh Telp 0651-0651-26160 / 0651-22471
*e-mail: viena_violet@yahoo.com

Abstrak

Mikroalga dikenal sebagai salah satu sumber utama penghasil bahan baku biodiesel untuk energy yang
terbaharui karena kaya akan kandungan minyak. Penelitian ini mengkaji pengaruh Nitrogen dan metode
ekstraksi terhadap kandungan lipida/minyak mikroalga hijau yang telah diaklimatisasi dalam limbah
peternakan. Penelitian dilakukan dalam wadah kultivasi (fotobioreaktor) volume 2 L pada konsentrasi
sumber Nitrogen berbeda (0 – 0,4 g/L KNO3). Selain itu juga diteliti keefektifan dua metode ekstraksi (Bligh
– Dyer, dan Bligh – Dyer Modifikasi) untuk memperoleh minyak alga semaksimal mungkin. Hasil penelitian
menunjukkan penambahan sumber Nitrogen yang berbeda pada kultivasi mikroalga yang telah di
aklimatisasi memberikan kenaikan jumlah kandungan biomassa yang signifikan daripada yang tidak
ditambahkan sumber nitrogen (kontrol). Sebaliknya kandungan lipid/minyak alga semakin menurun dengan
tingginya kandungan sumber nitrogen dalam biomassa alga. Penggunaan dua metode ekstraksi berbeda tidak
berpengaruh signifikan terhadap kandungan total lipida/minyak dari mikroalga. Hasil analisa GC-MS pada
total lipida mikroalga menunjukkan komposisi terbesar berupa n-heksadecanoic acid (asam palmitat),
octadecanoic acid (asam stearat) dan 9-(Z) octadecenoic acid (asam oleat), yang dapat berpotensi sebagai
bahan baku biodiesel.

Kata Kunci: ekstraksi, kandungan lipida/minyak, mikroalga hijau, sumber Nitrogen,

Abstract

Microalgae are known as one of the main sources of biomass content than those without added nitrogen
raw material producing biodiesel for renewable source (control). The content of lipid/oil of algae
energy due to rich in oil content. This study decreased in regard with increased nitrogen source
examines the effect of nitrogen and extraction consentrations. The use of two different extraction
method on the content of lipid/oil green microalgae methods are not significantly influence the content
that has been acclimatized in livestock waste. The of total lipid / oil of microalgae. GC-MS analysis
study was conducted in a container cultivation result showed the greatest compositions of
(photobioreactor) volume 2 L at concentrations of microalgae lipid are n-heksadecanoic acid (palmitic
different nitrogen sources (0 to 0.4 g / L KNO3). It acid), octadecanoic acid (stearic acid) and 9- (Z)
also examined the effectiveness of two methods of octadecenoic acid (oleic acid), which can be
extraction (Bligh - Dyer, and Bligh - Dyer potentially as a raw material for biodiesel.
modification) to obtain algae oil as much as
possible. The results showed the addition of Key words: extraction, green microalgae, lipid /oil
different nitrogen sources on the cultivation of content, nitrogen source
microalgae increased to a significant amount of
100 Jurnal Purifikasi, Vol. 14, No. 2, Desember 2014: 99-105

mikroalga optimal dengan kandungan minyak


alga yang tinggi. Hasil yang diharapkan pada
1. PENDAHULUAN akhir penelitian ini adalah diperoleh metode
ekstraksi terbaik untuk menghasilkan minyak
Tingginya tingkat pencemaran lingkungan
nabati berkadar asam lemak tinggi yang
akibat penggunaan bahan bakar fosil telah
berpotensi sebagai biodiesel.
mendorong sejumlah peneliti untuk menemukan
bahan bakar ramah lingkungan yang berasal dari FAME (Fatty acid methyl esters) yang berasal
bahan baku minyak nabati. Menurut Meng dkk., dari minyak sayuran dan lemak hewani dikenal
(2009), biodiesel yang merupakan produk sebagai biodiesel. Bahan bakar biodiesel telah
turunan dari minyak nabati merupakan material banyak menarik perhatian dalam beberapa tahun
bahan bakar yang dapat diperbaharui, sehingga terakhir, karena bersifat biodegradable, dapat
mempunyai potensi sebagai pengganti bahan diperbaharui dan tidak beracun. Biodiesel jenis
bakar fosil. Upaya mencari sumber minyak ini tidak melepaskan CO2 dan sulfur ke
nabati alternatif terus dilakukan dan atmosfer, dan menghasilkan polutan gas yang
pemanfaatan alga sebagai sumber minyak telah lebih sedikit daripada diesel normal.
menarik perhatian peneliti akhir-akhir ini.
Seperti tumbuhan lainnya, mikroalga juga dapat Mikroalga mengandung lemak dan asam lemak
melakukan proces fotosintesis, namun dengan sebagai komponen membran, produk simpanan,
tingkat efisiensi yang lebih tinggi daripada metabolit dan sumber energi. Komposisi kimia
tumbuhan darat lainnya. Produktivitas minyak berbagai mikroalga diperlihatkan pada Tabel
yang dihasilkan oleh mikroalga jauh lebih besar 2.1. Asam lemak dan minyak alga dipakai
daripada produksi terbaik dari tumbuhan dalam banyak aplikasi. Minyak alga memiliki
penghasil minyak lainnya. karakterisitik mirip dengan minyak nabati dan
minyak ikan sehingga menjadi sumber alternatif
Mikroalga merupakan biomassa yang sangat pengganti produk-produk dari minyak fosil
efisien dalam mengambil bentuk limbah (Princen, 1982). Ekstraksi langsung minyak
menjadi karbon (zero waste) dan mengubahnya mikroalga merupakan cara yang lebih efisien
menjadi bentuk energy cair berdensitas tinggi untuk mendapatkan energi dari mikroorganisme
(minyak nabati) (Dote dkk., 1994). dibandingkan fermentasi biomassa alga menjadi
metana atau methanol. Kandungan minyak dan
Banyak penelitian telah dilakukan untuk
asam lemak mikroalga bervariasi menurut
menguji pertumbuhan mikroalga pada kondisi
kondisi budidaya. Dalam beberapa kasus,
stress, dimana pada kondisi kekurangan
kandungan minyak dapat ditingkatkan dengan
nitrogen dalam medium, mikroalga akan
proses kondisi kekurangan nitrogen atau fakctor
mengakumulasi lipid (Evans dan Ratledge,
stress lainnya.
1984). Sheehan dkk., (1988) melaporkan bahwa
meningkatnya kandungan lipid pada kondisi
Dalam pembuatan biodiesel beberapa variabel
kekurangan nutrient disebabkan oleh laju
penting perlu dicermati, seperti jumlah mol
produksi komponen sel yang rendah, tetapi
alkohol (metanol/etanol), konsentrasi katalis
produksi minyak tetap tinggi. Lingkungan stress
(KOH/NaOH), suhu reaksi, dan waktu reaksi.
seperti kurangnya nitrogen menyebabkan
Jumlah metanol optimum adalah 20%, dengan
pembelahan sel terhambat, tetapi tidak
konsentrasi NaOH 1%, suhu reaksi 60 oC dengan
memperlambat produksi minyak.
waktu reaksi 90 menit dengan kadar ester dalam
Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini biodiesel sebesar 98%. Dalam pembuatan
akan mengkaji pengaruh perbedaan konsentrasi biodiesel biasanya minyak terlebih dahulu
sumber nitrogen dan metode ekstraksi minyak ditingkatkan kualitasnya (refining) dengan cara
terhadap kandungan minyak dan komposisi degumming dan netralisasi. Degumming
asam lemak mikroalga hijau lokal Banda Aceh dilakukan dengan cara menambahkan asam
untuk mendapatkan kondisi pertumbuhan phosfat, sementara netralisasi dilakukan dengan
Irhami, Kultivasi Mikroalga Hijau Pada Sumber Nitrogen 101

menambahkan basa NaOH. Minyak hasil Komposisi kimiawi beberapa alga dapat dilihat
netralisasi selanjutnya ditransesterifikasi dengan pada Tabel 1. Reaksi pembentukan senyawa
metanol atau etanol sebagai pereaksi. alkil dapat dilihat pada Gambar 1.

Tabel 1. Komposisi Kimiawi Beberapa Alga (% Basis Kering)

Strain Protein Karbohidrat Minyak Asam Nukleat


Scenedesmus obliquus 50-56 10-17 12-14 3-6
Scenedesmus dimorphus 8-18 21-52 16-40 -
Chlamydomonas rheinhardii 48 17 21 -
Chlorella vulgaris 51-58 12-17 14-22 4-5
Spirogyra sp. 6-20 33-64 11-21 -
Euglena gracilis 39-61 14-18 14-20 -
Prymnesium parvum 28-45 25-33 22-38 1-2
Porphyridium cruentum 28-39 40-57 9-14 -
Syncchoccus s^. 63 15 11 5
Sumber: Becker (1994).

H
O O
H C O C R1 R O C R1 H2C OH
O O
H C O C R2 + 3 ROH katalis
R O C R2 + HC OH
O alkohol O
H C O C R3 R O C R3 H2C OH

H alkil ester gliserol

trigliserida

Gambar 1. Reaksi pembentukan senyawa alkil ester (biodiesel)

2. METODA
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bersifat eksperimental murni dan
diarahkan agar setelah selesai penelitian, Pada penelitian sebelumnya telah diperoleh
kondisi optimum untuk produksi minyak alga mikroalga terbaik hasil aklimatisasi didalam
oleh mikroalga hijau hasil aklimatisasi dapat limbah peternakan dengan konsentrasi limbah
diperoleh. Perlakuan penelitian adalah: sebagai media pertumbuhan alternatif sebanyak
25% v/v. Mikroalga teraklimatisasi ini
(1)Variabel tetap: Intensitas cahaya (lampu digunakan sebagai strain utama untuk
fluorescent dari photobioreaktor): 4  8 penelitian lanjutan ini dengan diberikan
Watt; waktu kultivasi 14 hari, siklus perlakuan tambahan sumber Nitrogen yang
pencahayaan kontinyu 24 jam. berbeda dalam kisaran (0,05 g/L – 0,4 g.L).
(2) Variabel bebas: Aklimatisasi mikroalga Pertumbuhan mikroalga dalam bentuk kurva
dalam konsentrasi Nitrogen berbeda kandungan biomassa kering mikroalga
(sumber KNO3 dari 0 g/L; 0,05 g/L; 0,1 ditunjukkan pada gambar berikut ini.
g/L; 0,2 g/L; 0,3 g/L; 0,4 g/L ); Metode Disimpulkan bahwa mikroalga teraklimatisasi
ekstraksi minyak Bligh – Dyer, dan dapat tumbuh dengan baik pada kondisi sumber
Bligh – Dyer Modifikasi. nitrogen berbeda. Semakin tinggi tingkat
102 Jurnal Purifikasi, Vol. 14, No. 2, Desember 2014: 99-105

penambahan nitrogen dalam bentuk KNO3 kondisi kekurangan nutrient disebabkan oleh
maka kandungan biomassa semakin tinggi. Hal laju produksi komponen sel yang rendah, tetapi
ini diharapkan berbanding lurus dengan produksi minyak tetap tinggi. Lingkungan stress
kandungan lipid yang terkandung didalam seperti kurangnya nitrogen menyebabkan
biomassa. Sheehan dkk., (1988) melaporkan pembelahan sel terhambat, tetapi tidak
bahwa meningkatnya kandungan lipid pada memperlambat produksi minyak.

Gambar 2. Kurva pertumbuhan mikroalga hasil aklimatisasi pada kondisi sumber Nitrogen
berbeda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi budidaya. Dalam beberapa kasus,


penambahan sumber Nitrogen yang berbeda kandungan minyak dapat ditingkatkan dengan
pada kultivasi mikroalga yang telah di proses kondisi kekurangan nitrogen atau faktor
aklimatisasi menunjukkan kenaikan jumlah stress lainnya. Kandungan minyak mikroalga
kandungan biomassa yang signifikan daripada dapat mencapai 70-85% berat kering. Kondisi
yang tidak ditambahkan sumber Nitrogen pertumbuhan, tahap pertumbuhan budidaya dan
(kontrol). Tetapi sebaliknya kandungan posisi taksonomi alga memberikan pengaruh
lipid/minyak alga semakin menurun dengan terhadap kandungan dan jenis lemak. Pada tahap
tingginya kandungan sumber Nitrogen dalam awal pertumbuhan alga, alga biru menghasilkan
biomassa alga. Hal ini disebabkan oleh lemak polar dan asam lemak tak jenuh ganda
penyerapan Nitrogen yang tinggi oleh klorofil C 16 dan C18 dalam jumlah besar. Pada saat
mikroalga hijau sehingga menutupi lapisan lipid mendekati fasa pertumbuhan stasioner, lemak
pada dinding sel mikroalga. netral dominan dihasilkan dan umumnya terdiri
dari asam lemak jenuh 18:1 dan 16:0. Dalam hal
alga biru-hijau, komposisi lemak dan asam
Pengaruh Metode Ekstraksi terhadap lemak memperlihatkan sedikit perubahan
Kandungan Lipida Mikroalga. selama siklus pertumbuhan. Kandungan dan
komposisi minyak dan asam lemak juga
Ekstraksi langsung minyak mikroalga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain. Cahaya
merupakan cara yang lebih efisien untuk meningkatkan pembentukan lemak tak jenuh
mendapatkan energi dari mikroorganisme ganda asam lemak C 16 dan C18, dan juga mono
dibandingkan fermentasi biomassa alga menjadi dan di-galaktosil-digliserida, spingolipida dan
metana atau methanol. Kandungan minyak dan fosfogliserida didalam Euglena gracils dan
asam lemak mikroalga bervariasi menurut Chlorella vulgaris.
Irhami, Kultivasi Mikroalga Hijau Pada Sumber Nitrogen 103

Ekstraksi Metode Bligh-Dyer lipid yang lebih baik daripada aerasi dengan
udara. Selain itu juga perlu diperhatikan
Metode dasar analisis ini merupakan modifikasi perbandingan pelarut akhir yang digunakan
dari Bligh dan Dyer (1959). Sel alga yang untuk mengekstrak lipid mikroalga
dipanen dihancurkan dengan mortar dan (perbandingan kloroform/methanol/air) secara
dipindahkan kedalam corong pemisah. Lipid lebih baik.
diekstraksi dengan larutan kloroform metanol
(2:1, v/v) dan terpisah menjadi lapisan cairan Ekstraksi Metode Bligh- Dyer Modifikasi
kloroform dan metanol dengan penambahan
metanol dan air untuk menghasilkan rasio Proses ektraksi dengan metode Bligh Dyer
pelarut akhir dari kloroform : metanol : air Modifikasi membutuhkan ketelitian yang nyata
sebesar 1:1:0.9. Lapisan kloroform dicuci agar diperoleh lipid yang optimum, dimana
dengan 20 ml larutan NaCl 5%, dan diuapkan beberapa kali proses pengulangan penambahan
sampai kering, total lipid ditentukan secara pelarut lemak/lipid dapat membantu ekstraksi
gravimetric. Hasil kandungan yield lipid semua lipid yang terkandung dalam biomassa
mikroalga menggunakan metode Bligh Dyer basah maupun kering. Modifikasi yang
dapat dilihat pada Tabel 1. dimaksudkan disini adalah modifikasi
perbandingan perlarut lipid yang ditambahkan
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa bervariasi, sehingga dapat diperoleh lipid yang
semakin tinggi penambahan sumber Nitrogen lebih banyak untuk bahan baku biodiesel. Hasil
pada masa kultivasi dapat meningkatkan yield minyak alga dapat dilihat pada Tabel 1.
kandungan biomassa mikroalga, tetapi
sebaliknya menurunkan kandungan lipid Yield kandungan lipid/minyak dan asam lemak
mikroalga. Ekstraksi lipid dengan biomassa hasil ekstraksi Bligh-dyer dan Bligh-dyer
basah lebih baik daripada biomassa kering, hal Modifikasi menunjukkan bahwa kedua metode
ini disebabkan oleh proses penghancuran awal ini lebih efektif digunakan untuk biomassa
daripada biomassa kering mikroalga yang hanya basah, dimana proses pemanenan dan
menggunakan mortar sederhana sehingga hasil penghancuran sel-sel biomassa alga basah
lipid yang diperoleh tidak maksimum. sangat berpengaruh pada pelepasan
lipida/minyak yang terkandung pada biomassa
Penggunaan biomassa alga basah menunjukkan mikroalga. Sedangkan ekstraksi lipid pada
hasil lipid yang lebih menjanjikan dimana, biomassa kering butuh waktu yang lebih lama
dengan penghancuran biomassa dengan mortar untuk dapat memecahkan lapisan sel kering.
telah dapat merusak jaringan dinding sel Hasil analisa GC-MS pada total lipid alga
mikroalga sehingga dapat diperoleh lipid yang menunjukkan kandungan n-heksadecanoic acid
lebih optimal. Pembentukan lipid mikroalga (asam palmitat), octadecanoic acid (asam
juga sangat ditentukan oleh kondisi stearat) dan 9-(Z) octadecenoic acid (asam
pertumbuhan mikroalga, dimana penggunaan oleat), yang dapat berpotensi sebagai bahan
aerasi karbondioksida menunjukkan kandungan baku biodiesel.
104 Jurnal Purifikasi, Vol. 14, No. 2, Desember 2014: 99-105

Tabel 1. Data Kandungan minyak/lipid pada biomassa mikroalga


Metode kontrol 0,05 KNO3 0,1 KNO3 0,2 KNO3 0,3 KNO3 0,4 KNO3
Ekstraksi
BK BB BK BB BK BB BK BB BK BB BK BB

Bligh-Dyer ND 0,71 ND 0,98 0,7 0,65 0,64 0,72 0,58 0,67 0,5 0,56

Bligh-Dyer 1,12 1,37 1,27 1,42 1,18 1,3 0,86 1,14 0,75 0,97 0,64 0,85
Modifikasi

Analisa Kandungan Lipid dan Asam Lemak Mikroalga dengan GC-MS


Irhami, Kultivasi Mikroalga Hijau Pada Sumber Nitrogen 105

4. KESIMPULAN DAN SARAN Evans, C. T. and C. Ratledge, 1984, Effect of


Nitrogen Source on Lipid Accumulation
Kesimpulan Oleaginous Yeasts, J. Gen. Microbiol.,
Vol 130, 1693.
Mikroalga yang telah diaklimatisasi dapat
tumbuh dengan baik pada kondisi sumber Meng, X.,Yang, J., Xu, X., Xhang, L., Nie, Q.
nitrogen berbeda dengan kandungan biomassa dan Xian, M. 2009, Biodiesel production
tertinggi diperoleh pada sumber Nitrogen 0,4 from oleaginous microorganism, J.
g/L dengan kandungan biomassa kering Renewable Energy, vol.34, hal.i-5.
mencapai 1,9 g/L.
Princen, L.H., 1982, Economic Botany, Vol 36,
Semakin tinggi sumber nitrogen dalam 302-312.
biomassa sebaliknya semakin menurunkan
kandungan lipid dalam biomassa. Yield Sheehan, J., Dnahay, T., Benemann, J. dan
kandungan lipid/minyak dan asam lemak hasil Roessler, P., 1998, A Look Back at the
ekstraksi Bligh-dyer dan Bligh-dyer Modifikasi US Department of Energy’s Aquatic
menunjukkan bahwa kedua metode ini lebih Species Program – Biodiesel from
efektif digunakan untuk biomassa basah, Algae, US DEO of Fuels Development.
dimana proses pemanenan dan penghancuran
sel-sel biomassa alga sangat berpengaruh pada
pelepasan lipida/minyak yang terkandung pada Teresa M. M., Antonio A. M. dan Caetano, N.S.
biomassa mikroalga. 2010, Microalgae for Biodiesel
Production and Other Applications: A
Hasil analisa GC-MS pada total lipid alga Review, Renewable and Sustainable
menunjukkan kandungan n-heksadecanoic acid Energy, 14 217-23
(asam palmitat), octadecanoic acid (asam
stearat) dan 9-(Z) octadecenoic acid (asam Werner, D., Lewin & Guilard, 1966, Archiv fur
oleat), yang dapat berpotensi sebagai bahan Mikrobiclogie, 55, 278-308
baku biodiesel.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan terima kasih kami yang sebesarnya
kepada DIPA Kopertis Wilayah I yang telah
sepenuhnya membiayai penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Becker, E.W., 1994, Microalgae: Biotechnology
and Microbiology, Ed. Baddiley, J. et al,
178 Cambridge Univ. Press, Cambridge,
New York.
Chisty, Y., 2007, Biodiesel from Microalgae,
Biotechnology Advances : 25 : 293-306
Dote, Y., S. Sawayama, S. Inoue, T. Minowa,
and S. Yokoyama, 1994, Recovery of
Liquid Fuel from Hydrocarbon-Rich
Microalgae by Thermochemical
Liquefaction, J. Fuel, Vol 73, 1855.

You might also like