You are on page 1of 15

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL


PENATALAKSANAAN PENYULIT PERSALINAN KALA II, KALA III, KALA IV,
MASA NIFAS, BBL DAN PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN DI
KOMUNITAS

DOSEN PEMBIMBING
VISTI DELVINA, S.ST

DISUSUN OLEH

ADELA RESA PUTRI


NIM. 1715301357

KELAS 14 D

STIKES FORT DE KOCK BUKIT TINGGI


PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan

Neonatal yang berjudul “PENATALAKSANAAN PENYULIT PERSALINAN KALA II,

KALA III, KALA IV, MASA NIFAS, BBL DAN PENATALAKSANAAN

KEGAWATDARURATAN DI KOMUNITAS”.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah

ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami

menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan

kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami

menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki

makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bukittinggi , 13 April 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2

C. Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI

A. Plasenta Previa .................................................................................. 3

B. Solusio Plasenta ................................................................................ 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 11

B. Saran ................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Plasenta atau ari-ari ini merupakan organ manusia yang berfungsi

sebagai media nutrisi untuk embrio yang ada dalam kandungan. Umumnya

placenta terbentuk lengkap pada kehamilan < 16 minggu dengan ruang

amnion telah mengisi seluruh kavum uteri.

Letak placenta umumnya di depan/di belakang dinding uterus, agak ke

atas kearah fundus uteri. Karena alasan fisiologis, permukaan bagian atas

korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplementasi.

Pada awal kehamilan, plasenta mulai terbentuk, berbentuk bundar,

berupa organ datar yang bertanggung jawab menyediakan oksigen dan nutrisi

untuk pertumbuhan bayi dan membuang produk sampah dari darah bayi.

Plasenta melekat pada dinding uterus dan pada tali pusat bayi, yang

membentuk hubungan penting antara ibu dan bayi.

Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi atau tertanam pada

segmen bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium utri

internum. Angka kejadian plasenta previa adala 0,4 -0,6 % dari keseluruhan

persalinan.

Solusio plasenta atau disebut abruption placenta / ablasia placenta

adalah separasi prematur plasenta dengan implantasi normalnya di uterus

(korpus uteri) dalam masa kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum janin

lahir. Dalam plasenta terdapat banyak pembuluh darah yang memungkinkan

pengantaran zat nutrisi dari ibu kejanin, jika plasenta ini terlepas dari

1
2

implantasi normalnya dalam masa kehamilan maka akan mengakibatkan

perdarahan yang hebat.

Perdarahan pada solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya daripada

plasenta previa oleh karena pada kejadian tertentu perdarahan yang tampak

keluar melalui vagina hampir tidak ada / tidak sebanding dengan perdarahan

yang berlangsung internal yang sangat banyak pemandangan yang menipu

inilah yang sebenarnya yang membuat solusio plasenta lebih berbahaya karena

dalam keadaan demikian seringkali perkiraan jumlah, darah yang telah keluar

sukar diperhitungkan, padahal janin telah mati dan ibu berada dalam keadaan

syok.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan plasenta previa dan solusio plasenta?

2. Bagaimana diagnosis plasenta previa dan solusio plasenta?

3. Apa saja klasifikasi dari plasenta previa dan solusio plasenta?

4. Bagaimana penanganan plasenta previa dan solusio plasenta?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari plasenta previa dan solusio plasenta.

2. Untuk mengetahui diagnosis plasenta previa dan solusio plasenta.

3. Untuk mengetahui klasifikasi plasenta previa dan solusio plasenta.

4. Untuk mengetahui bagaimana penanganan plasenta previa dan solusio

plasenta.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Plasenta Previa

1. Pengertian

Plasenta previa adalah keadaan dimana implantasi plasenta

terletak pada atau dekat serviks. Saifuddin (dalam Lisnawati, 2013).

2. Macam-macam plasenta previa

Terdapat empat macam plasenta previa berdasarkan lokasinya, yaitu:

a. Plasenta previa totalis : Ostium internal ditutupi seluruhnya

oleh plasenta

b. Plasenta previa parsialis : Ostium internal ditutupi sebagian

oleh plasenta

c. Plasenta previa marginalis : Tepi plasenta terletak di tepi ostium

internal

d. Plasenta previa letak rendah : Plasenta berimplantasi di segmen

bawah uterus sehingga tepi

plasenta terletak dekat dengan

ostium.

3. Patofisologi

a. Plasenta berimplantasi pada daerah kaudal dari uterus. Perkembangan

plasenta selanjutnya dapat menutupi ostium uteri internum.

b. Mungkin disebabkan tempat implantasi lain yang normal tidak

memiliki vaskularirasi yang baik

3
4

c. Pembentukan segmen bawah uterus dan pembukaan ostium uteri

internum akan menyebabkan perobekan perlekatan plasenta pada

plasenta yang sebelumnya menutupi ostium uteri internum.

4. Faktor Predisposisi

a. Kehamilan dengan usia lanjut

b. Multiparitas

c. Riwayat SC

5. Diagnosis

a. Perdarahan tanpa rasa nyeri, usia kehamilan > 22 minggu

b. Darah yang keluar berwarna merah segar, banyaknya sesuai dengan

beratnya anemia.

c. Syok

d. Tidak ada kontraksi uterus

e. Bagian terendah janin tidak masuk pintu panggul

f. Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin

6. Pemeriksaan penunjang

Penegakan diagnosis dibantu dengan USG, dengan USG maka

posisi plasenta dapat diidentifikasi.

7. Prosedur penatalaksanaan

a. Tata Laksana Umum

1) Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam sebelum

tersedia kesiapan untuk seksio sesarea. Pemeriksaan inspekulo

dilakukan secara hati-hati, untuk menentukan sumber perdarahan.


5

2) Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus cairan intravena

(NaCl 0,9% atau Ringer Laktat).

3) Lakukan penilaian jumlah perdarahan.

b. Tatalaksana Khusus Terapi Konservatif

Agar janin tidak terlahir prematur dan upaya diagnosis

dilakukan secara non-invasif.

Syarat terapi ekspektatif :

1) Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian

berhenti dengan atau tanpa pengobatan tokolitik

2) Belum ada tanda inpartu

3) Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dalam batas normal)

4) Janin masih hidup dan kondisi janin baik

Penatalaksanaannya :

1) Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotika profilaksis.

2) Lakukan pemeriksaan USG untuk memastikan letak plasenta.

3) Berikan tokolitik bila ada kontraksi:

a) MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam, atau

b) Nifedipin 3 x 20 mg/hari

c) Pemberian tokolitik dikombinasikan dengan betamethason 12

mg IV dosis tunggal untuk pematangan paru janin

4) Perbaiki anemia dengan sulfas ferosus atau ferous fumarat per oral

60 mg selama 1 bulan.

5) Pastikan tersedianya sarana transfusi.


6

6) Jika perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu

masih lama, ibu dapat dirawat jalan dengan pesan segera

kembali ke rumah sakit jika terjadi perdarahan.

c. Tatalaksana Khusus Terapi Aktif

Rencanakan terminasi kehamilan jika:

1) Usia kehamilan cukup bulan

2) Janin mati atau menderita anomali atau keadaan yang mengurangi

kelangsungan hidupnya (misalnya anensefali)

3) Pada perdarahan aktif dan banyak, segera dilakukan terapi aktif

tanpa memandang usia kehamilan

4) Jika terdapat plasenta letak rendah, perdarahan sangat sedikit,

dan presentasi kepala, maka dapat dilakukan pemecahan

selaput ketuban dan persalinan pervaginam masih

dimungkinkan. Jika tidak, lahirkan dengan seksio sesarea.

8. Kriteria Tatalaksana Rawat Jalan untuk Pasien Plasenta Previa

a. 72 jam observasi di rumah sakit tanpa perdarahan vagina

b. Hematokrit serial 35%.

c. Hasil pemeriksaan NST reassuring saat keluar rumah sakit.

d. Waktu dari rumah ke rumah sakit terdekat kurang dari 24 jam.

e. Patuh untuk bed rest di rumah.

f. Pasien dan keluarga paham tentang komplikasi yang dapat terjadi.

g. Follow up setiap minggu sampai waktunya bersalin, termasuk

pemeriksaan Hb dan usg serial.


7

9. Komplikasi

a. Pada ibu

1) Anemia dan syok

2) Meningkatnya risiko solusio plasenta pada kehamilan berikutnya

3) Infeksi

b. Komplikasi pada janin

1) Asfiksia

2) Pertumbuhan janin terhambat

3) Malformasi kongenital

10. Prognosis

a. 50% wanita yang mengalami perdarahan akibat plasenta previa akan

mengalami persalinan preterm

b. Angka kematian mencapai 2-3% yang umumnya diakibatkan oleh

karena perdarahan hebat dan komplikasi berupa DIC

B. Solusio Plasenta

1. Pengertian

Solusio plsenta adalah Terlepasnya plasenta dari tempat

implantasinya sebelum janin lahir. Solusio plasenta dimulai oleh

perdarahan ke dalam desidua basalis. Desidua kemudian memisah,

meninggalkan lapisan tipis yang melekat ke miometrium.


8

2. Patofisiologi

Penyebab utama dari solusio plasenta tidak diketahui, namun

diperkirakan kejadian solusio plasenta berhubungan dengan keberadaan

faktor-faktor sebagai berikut :

a. Hipertensi

b. Versi luar

c. Trauma abdomen

d. Hidramnion

e. Gemelli

f. Defisiensi besi

g. Riwayat solusio plasenta sebelumnya

3. Diagnosis

a. Perdarahan dengan nyeri intermiten atau menetap

b. Warna darah kehitaman dan cair, tetapi mungkin ada bekuan jika

solusio relatif baru

c. Syok tidak sesuai dengan jumlah darah keluar (tersembunyi)

d. Anemia berat

e. Gawat janin atau hilangnya denyut jantung janin

f. Uterus tegang terus menerus dan nyeri

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan dengan menggunakan USG dapat melihat adanya

bayangan darah dan bekuan retroplasenta yang menunjukkan bahwa telah

terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya


9

5. Penatalaksanaan

Kasus solusio plasenta tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas

kesehatan dasar, harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.

Berikut tatalaksana yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang lengkap:

a. Jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi) dengan tanda-

tanda awal syok pada ibu, lakukan persalinan segera:

1) Jika pembukaan serviks lengkap, lakukan persalinan dengan

ekstraksi vakum

2) Jika pembukaan serviks belum lengkap, lakukan persalinan

dengan seksio sesarea

b. Waspadalah terhadap kemungkinan perdarahan pascasalin.

c. Jika perdarahan ringan atau sedang dan belum terdapat tanda-tanda

syok, tindakan bergantung pada denyut jantung janin (DJJ):

DJJ Vital Sign Ibu Tindakan


Normal Lakukan secsio sesarea
Tidak Terdengar Nadi dan tekanan darah Pertimbangkan persalinan
ibu normal pervaginam
Tidak Terdengar Nadi dan tekanan darah Pecahkan ketuban dengan kokher:
ibu bermasalah  Jika kontraksi jelek, perbaiki
dengan pemberian oksitosin
 Jika serviks kenyal, tebal, dan
tertutup, lakukan seksio
sesarea
Abnormal (<100 Lakuakan persalinan pervaginam
atau segera, bila tidak memungkinkan
> 180x/ment) lakukan seksio sesarea
10

6. Komplikasi

a. Pada ibu:

1) Meningkatnya risiko seksio sesarea.

2) Disseminated Intravascular Coagulation (DIC).

3) Meningkatnya risiko solusio plasenta berikutnya.

b. Pada janin:

1) Prematuritas.

7. Prognosis

a. Apabila derajat solusio plasenta cukup berat, maka dapat

mengakibatkan kematian pada janin dan ibunya

b. Angka kematian perinatal mencapai 119 per 1,000

c. Kemungkinan kejadian solusio plasenta berulang di kehamilan yang

akan datang berkisar antara 4-12%


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Plasenta Previa adalah Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada

segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh

pembukaan jalan lahir.

Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh jaringan

plasenta yang berimplantasi normal pada kehamilan di atas 22 minggu dan

sebelum anak lahir.

B. Saran

Sebagai seorang tenaga medis khususnya bidan harus mampu

membentuk suatu manajemen yang baik agar permasalahan – permasalahan

kesehatan pada pasien yang terkhusus pada ibu hamil dapat diatasi dengan

baik. Sehingga menciptakan kenyamanan dan memberikan kesejahteraan bagi

pasien atau klien.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013


Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. 1st ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Lisnawati. 2013
Asuhan Kebidanan Terkini Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: CV.Trans Info Media.

POGI. 2014
Haemoragic Antepartum. Tersedia dalam:
http://edunakes.bppsdmk.kemkes.go.id/images/pdf/Obsgin_4_Juni_2014/B
lok%204/Hemoragik%20antepartum%20ppt.pdf. [Diakses tanggal 10
April 2018]

You might also like