You are on page 1of 17

TAHAPAN EVIDENCE BASED OF MIDWIFERY

DOSEN PEMBIMBING
VITRIA KOMALA SARI, M.Keb

DISUSUN OLEH

KELAS 14 D
KELOMPOK 2
1. ADELA RESA PUTRI
2. FENTI EFFENDRI PUTRI
3. HESTI WIMA PUTRI
4. NANDA FEBRIANTI SYISKA
5. NURASYIAH
6. TITA
7. WINDA PERMATA SARI

STIKES FORT DE KOCK BUKIT TINGGI


PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya maka

kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Tahapan Evidence Based Of

Midwifery.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah Evidence Based Of Midwifery. Dalam Penulisan

makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis

penulisan maupun materi, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki

kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Bukit Tinggi, Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Tujuan................................................................................................... 3

C. Manfaat................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Evidence Base of Midwifery ................................................................ 4

1. Pengertian ...................................................................................... 4

2. Manfaat Evidence Base ................................................................. 5

3. Tahapan Evidence Base ................................................................ 5

4. Pengkajian dan Alat dalam Evidance Base ................................... 7

5. Langkah-langkah dalam Evidance Base ....................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 12

B. Saran ................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan,

persalinan, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan

normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan,

persalinan, dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat dengan

kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi

kekeadaan normal. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan

dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka

kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih

mencerminkan kesanggupan suatu negara untuk memberikan pelayanan

kesehatan. Indonesia, di lingkungan ASEAN, merupakan negara dengan

angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk

memberikan pelayanan kesehatan segera masih memerlukan perbaikan yang

bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

Perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000

jiwa dapat dijabarkan bahwa:

1. Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi

setiap 26-27 menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5 %,

infeksi 22,5.%, gestosis 17′,5 %, dan anestesia 2,0 %.

2. Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi

setiap 18- 20 menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia

1
2

neonatorum 49-60 %, infeksi 24-34 %, prematuritas/BBLR 15-20 %,

trauma persalinan 2-7 %, dan cacat bawaan 1-3 %.

Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan

bahwa:

1. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan

pertama sangat dibutuhkan.

2. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan

hamil dengan risiko tinggi tidak atau terlambat diketahui.

3. Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak

anak, terlalu muda, dan terlalu tua untuk hamil.

4. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan

sumber daya manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera

(NKKBS).

5. Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi.

6. Pendidikan masyarakat yang rendah cendrung memilih pemeliharaan

kesehatan secara tradisional, dan belum siap menerima pelaksanaan

kesehatan modern.

Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami

sebagian besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha

yang sangat penting untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan

yang menyeluruh dan bermutu yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada

evidence based. Dimana bukti secara ilmiah telah dibuktikan dan dapat

digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih aman dan diharapkan

dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu memberikan


3

pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan

angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. (Diah, 2012).

B. Tujuan

Untuk mengetahui tahapan evidence based dalam kebidanan.

C. Manfaat

Untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang tahapan

evidence based dalam kebidanan.


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Evidence Base of Midwifery

1. Pengertian

Pengertian evidence base jika ditinjau dari pemenggalan kata

(Inggris) maka evidence base dapat diartikan sebagai berikut, Evidence

yang berarti bukti atau fakta, dan base yang berarti dasar. Jadi evidence

base adalah praktik berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan

pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti. Bukti

inipun bukan sekedar bukti, tapi bukti ilmiah yang bisa dipertanggung

jawabkan. Evidence base merupakan proses sistematis untuk mencari,

menilai, dan menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan klinis. (Djami, 2013).

Evidence Base of Midwifery adalah asuhan kebidanan berdasarkan

bukti penelitian yang telah teruji menurut metodelogi ilmiah yang

sistematis.

Dalam pelayanan kesehatan, evidence base menjadi hal mutlak

yang harus diberlakukan, hal ini terjadi karena ilmu kedokteran

berkembang sangat pesat. Temuan dari hipotesis yang diajukan pada

waktu lalu secara cepat digantikan dengan temuan baru yang segera

menggugurkan teori yang ada sebelumnya. Sementara hipotesis yang

diujikan sebelumnya bisa saja segera ditinggalkan karena muncul

pengujian-pengujian hipotesis baru yang lebih sempurna. Sebagai contoh,

jika sebelumnya diyakini bahwa episiotomi merupakan salah satu prosedur

4
5

rutin persalinan khususnya pada primigravida, saat ini keyakinan itu

digugurkan oleh temuan yang menunjukkan bahwa episiotomi secara rutin

justru merugikan bagi quality of life pasien. (Prof Iwan Dwiprahasto dalam

Dream File, 2009)

2. Manfaat Evidence Base

a. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan

bukti ilmiah

b. Meningkatkan kompetensi (kognitif)

c. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai profesional dalam

memberikan asuhan yang dimiliki

d. Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan

klien mengharapkan asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori

serta perkembanagan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Djami, 2013).

3. Tahapan Evidence Base

a. Meta Analysis

Merupakan suatu metode yang melakukan analisis secara

mendalam terhadap suatu topic dari beberapa penelitian valid yang

dijadikan satu sehingga menyerupai sebuah penelitian besar.

b. Systematic Reviews

Dilakukan dengan melakukan review atas literature-literatur

yang berfokus pada suatu topic untuk menjawab suatu

pertanyaan.literatur-literatur tersebut dilakukan analisis dan hasilnya di

rangkum.
6

c. Randomized Controlled Clinical Trials

Suatu metode penelitian yang mengunakan sample pasien

sesungguhnya yang kemudian dibagi atas dua grup yaitu grup control

dan grup yang diberi perlakuan .Group control dan yang diberi

perlakuan sifatnya harus sama. Penggolongan pasien masuk ke group

kontrol atau perlakuan dilakukan secara acak (random) dan biasanya

juga dengan cara blinding untuk mengurangi kemungkinan

subjectivity.Biasa digunakan untuk jurnal-jurnal jenis terapi.

d. Cohort Studies

Suatu penelitian yang biasanya bersifat observasi yang diamati

ke depan terhadap dua kelompok (control dan perlakuan).

e. Case Control Studies

Suatu penelitian yang membandingkan suatu golongan pasien

yang menderita penyakit tertentu dengan pasien tang tidak menderita

penyakit tersebut.

f. Case Series And Case Reports

Laporan kasus dari seorang pasien.

g. Expert Opinion

Menyebarluarkan hasil evidence base. (Uning Marlina, 2007).

Tidak semua Evidence Base dapat langsung diaplikasikan oleh semua

professional kebidanan di dunia. Oleh karena itu bukti ilmiah tersebut

harus ditelaah terlebih dahulu, mempertimbangkan manfaat dan

kerugian serta kondisi setempat seperti budaya, kebijakan dan lain

sebagainya. (Djami, 2013).


7

4. Pengkajian dan Alat dalam Evidance Base

Terdapat beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki tenaga

kesehatan professional untuk dapat menerapkan praktek klinis berbasis

bukti, yaitu :

a. Mengindentifikasi gap/kesenjangan antara teori dan praktek

b. Memformulasikan pertanyaan klinis yang relevan,

c. Melakukan pencarian literature yang efisien,

d. Mengaplikasikan peran dari bukti, termasuk tingkatan/hierarki dari

bukti tersebut untuk menentukan tingkat validitasnya

e. Mengaplikasikan temuan literature pada masalah pasien, dan

f. Mengerti dan memahami keterkaitan antara nilai dan budaya pasien

dapat mempengaruhi keseimbangan antara potensial keuntungan dan

kerugian dari pilihan manajemen/terapi (Jette et al. Dalam Putradana,

2016).

5. Langkah-langkah dalam Evidance Base

a. Kembangkan Semangat Penelitan

Sebelum memulai dalam tahapan yang sebenarnya didalam

Evidance Base, harus ditumbuhkan semangat dalam penelitian

sehingga klinikan akan lebih nyaman dan tertarik mengenai

pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan perawatan pasien.

b. Ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT

Pertanyaan klinis dalam format PICOT untuk menghasilkan

evidence yang lebih baik dan relevan.

1) Populasi pasien (P),


8

2) Intervensi (I),

3) Perbandingan intervensi atau kelompok (C),

4) Hasil / Outcome (O), dan

5) Waktu / Time (T).

Format PICOT menyediakan kerangka kerja yang efisien untuk

mencari database elektronik, yang dirancang untuk mengambil hanya

artikel-artikel yang relevan dengan pertanyaan klinis. Menggunakan

skenario kasus pada waktu respon cepat sebagai contoh, cara untuk

membingkai pertanyaan tentang apakah penggunaan waktu tersebut

akan menghasilkan hasil yang positif akan menjadi: "Di rumah sakit

perawatan akut (populasi pasien), bagaimana memiliki time respon

cepat (intervensi) dibandingkan dengan tidak memiliki time respon

cepat (perbandingan) mempengaruhi jumlah serangan jantung (hasil)

selama periode tiga bulan (waktu)? "

c. Cari Bukti Terbaik

Mencari bukti untuk menginformasikan praktek klinis adalah

sangat efisien ketika pertanyaan diminta dalam format PICOT.

Menggunakan format PICOT membantu untuk mengidentifikasi kata

kunci atau frase yang ketika masuk berturut-turut dan kemudian

digabungkan, memperlancar lokasi artikel yang relevan dalam database

penelitian besar seperti MEDLINE atau CINAHL.

d. Kritis Menilai Bukti

Setelah artikel yang dipilih untuk review, mereka harus cepat

dinilai untuk menentukan yang paling relevan, valid, terpercaya, dan


9

berlaku untuk pertanyaan klinis. Studi-studi ini adalah "studi kiper."

Salah satu alasan petugas kesehatan khawatir bahwa mereka tidak

punya waktu untuk menerapkan Evidence Base adalah bahwa banyak

telah diajarkan proses mengkritisi melelahkan, termasuk penggunaan

berbagai pertanyaan yang dirancang untuk mengungkapkan setiap

elemen dari sebuah penelitian. Penilaian kritis yang cepat

menggunakan tiga pertanyaan penting untuk mengevaluasi sebuah

studi :

1) Apakah hasil penelitian valid? Ini pertanyaan validitas studi

berpusat pada apakah metode penelitian yang cukup ketat untuk

membuat temuan sedekat mungkin dengan kebenaran. Sebagai

contoh, apakah para peneliti secara acak menetapkan mata pelajaran

untuk pengobatan atau kelompok kontrol dan memastikan bahwa

mereka merupakan kunci karakteristik sebelum perawatan? Apakah

instrumen yang valid dan reliabel digunakan untuk mengukur hasil

kunci?

2) Apakah hasilnya bisa dikonfirmasi? Untuk studi intervensi,

pertanyaan ini keandalan studi membahas apakah intervensi

bekerja, dampaknya pada hasil, dan kemungkinan memperoleh hasil

yang sama dalam pengaturan praktek dokter sendiri. Untuk studi

kualitatif, ini meliputi penilaian apakah pendekatan penelitian

sesuai dengan tujuan penelitian, bersama dengan mengevaluasi

aspek-aspek lain dari penelitian ini seperti apakah hasilnya bisa

dikonfirmasi.
10

3) Akankah hasil membantu saya merawat pasien saya? Ini pertanyaan

penelitian penerapan mencakup pertimbangan klinis seperti apakah

subyek dalam penelitian ini mirip dengan pasien sendiri, apakah

manfaat lebih besar daripada risiko, kelayakan dan efektivitas biaya,

dan nilai-nilai dan preferensi pasien. Setelah menilai studi masing-

masing, langkah berikutnya adalah untuk mensintesis studi untuk

menentukan apakah mereka datang ke kesimpulan yang sama,

sehingga mendukung keputusan EBP atau perubahan.

e. Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi pasien

dan nilai-nilai

Bukti penelitian saja tidak cukup untuk membenarkan

perubahan dalam praktek. Keahlian klinis, berdasarkan penilaian

pasien, data laboratorium, dan data dari program manajemen hasil,

serta preferensi dan nilai-nilai pasien adalah komponen penting dari

EBP. Misalnya, anda ingin pasien anda memiliki terapi ini dan begitu.

Tapi keterbatasan anggaran di rumah sakit anda mencegah

mempekerjakan terapis untuk menawarkan pengobatan. Defisit sumber

daya ini menghambat pelaksanaan EBP.

f. Evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan bukti.

Setelah menerapkan EBP, penting untuk memantau dan

mengevaluasi setiap perubahan hasil sehingga efek positif dapat

didukung dan yang negatif diperbaiki. Hanya karena intervensi efektif

dalam uji ketat dikendalikan tidak berarti ia akan bekerja dengan cara

yang sama dalam pengaturan klinis. Pemantauan efek perubahan EBP


11

pada kualitas perawatan kesehatan dan hasil dapat membantu dokter

melihat kekurangan dalam pelaksanaan dan mengidentifikasi lebih

tepat pasien mana yang paling mungkin untuk mendapatkan

keuntungan. Ketika hasil berbeda dari yang dilaporkan dalam literatur

penelitian, pemantauan dapat membantu menentukan.

g. Menyebarluaskan hasil EBP

g. Petugas kesehatan dapat mencapai hasil yang indah bagi pasien mereka

melalui EBP, tetapi mereka sering gagal untuk berbagi pengalaman

dengan rekan-rekan dan organisasi kesehatan mereka sendiri atau

lainnya. Hal ini menyebabkan perlu duplikasi usaha, dan

melanggengkan pendekatan klinis yang tidak berdasarkan bukti-bukti.

Di antara cara untuk menyebarkan inisiatif sukses adalah putaran EBP

di institusi anda, presentasi di konferensi lokal, regional, dan nasional,

dan laporan dalam jurnal peer-review, news letter profesional, dan

publikasi untuk khalayak umum. (Putradana, 2016).


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Evidence base adalah praktik berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi

berdasarkan pengalaman atau kebiasaan semata. Evidence base merupakan

proses sistematis untuk mencari, menilai, dan menggunakan hasil penelitian

sebagai dasar untuk pengambilan keputusan klinis. (moudy e.u djami, 2013).

Evidence base of midwifery adalah asuhan kebidanan berdasarkan

bukti penelitian yang telah teruji menurut metodelogi ilmiah yang sistematis.

Manfaat Evidence base adalah :

1. Keamanan bagi nakes

2. Meningkatkan kompetensi (kognitif)

3. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai profesional dalam memberikan

asuhan yang dimiliki

4. Memenuhi kepuasan pelanggan

Tahapan Evidence Base:

1. Meta Analysis

2. Systematic Reviews

3. Randomized Controlled Clinical Trials

4. Cohort Studies

5. Case Control Studies

6. Case Series And Case Reports

7. Expert Opinion

12
13

B. Saran

Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam

penelitian, akan pengetahuan berdasarkan bukti mengenai asuhan kebidanan

khususnya dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dalam

upaya penurunan AKI dan AKB.


DAFTAR PUSTAKA

Diah. 2012
Evidence Based Kebidanan dalam Asuhan Persalinan. Tersedia dalam:
http://jurnalbidandiah.blogspot.co.id/2012/05/makalah-evidence-based-
kebidanan-dalam.html. [Diakses tanggal 17 Maret 2018]
Djami Moudy.E.U. 2013
Isu Terkini dan Evidence Based dalam Praktik Kebidanan. Tersedia
dalam: https://moudyamo.wordpress.com/2013/06/01/isu-terkini-dan-
evidence-based-dalam-praktik-kebidanan/. [Diakses tanggal 17 Maret
2018]
Dreamfile. 2009
Evidence Based. Tersedia dalam:
https://dreamfile.wordpress.com/2009/05/12/tentang-evidence-based/.
[Diakses tanggal 17 Maret 2018]
Marlina, Uning. 2007
Tingkatan Evidence Base Medicine (Jurnal). Tersedia dalam:
https://uningmarlina.wordpress.com/category/ebm/. [Diakses tanggal 17
Maret 2018]
Putradana, Agus. 2016
Konsep Evidence Based Practice. Tersedia dalam:
https://www.academia.edu/15628741/KONSEP_EVIDENCE_BASED_PR
ACTICE_AGUS_PUTRADANA.[Diakses tanggal 17 Maret 2018]

You might also like