You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pasar modal merupakan salah satu bagian dari pasar keuangan (Financial

market), di samping pasar uang (Money Market) yang sangat penting peranannya bagi

pembangunan nasional pada umumnya dan bagi pengembangan dunia usaha pada

khususnya sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan eksternal oleh perusahaan.

Di lain pihak dari sisi pemodal (investor), pasar modal sebagai salah satu sarana

investasi dapat bermanfaat untuk meningkatkan nilai tambah terhadap dana yang

dimilikinya (M. Irsan Nasarudin,2004).


Pasar modal secara umum merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan

(atau sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang

ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, maupun perusahaan

swasta. Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar

keuangan (financial market). Dalam financial market diperdagangkan semua bentuk

utang dan modal sendiri, baik dana jangka pendek maupun jangka panjang, baik

negotiable ataupun tidak (Suad Husnan, 1994:3).


Dapat diketahui bahwa yang diperdagangkan dalam pasar modal adalah efek

atau yang sering disebut dengan instrumen pasar modal. Adapun instrumen yang

diperjualbelikan dalam pasar modal yaitu: 3


1. Saham
2. Obligasi dan Obligasi Konversi
3. Produk Derivatif
4. Reksadana
Namun diperlukan suatu mekanisme tertentu untuk dapat melakukan transaksi atas

instrumen-instrumen tersebut di atas, hal ini dikarenakan dalam aktivitas pasar modal

baik pembeli ataupun penjual efek tidak dapat bertemu langsung untuk melakukan
transaksi, untuk itu diperlukan perantara pedagang efek dalam pasar modal.

(Bapepam[online] 2010)

Tidak terlepas dari pembahasan di atas bahwa untuk melakukan transaksi atas

instrument yang telah dijalelaskan diatas perlu adanya mekanisme tertentu. Maka dari

itu kami fokuskan dalam pembahasan makalah ini mengenai mekanisme dan transaksi

dalam pasar modal yang pembahasannya dapat kami rumuskan sebagai berikut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah pasar modal itu?
2. Bagaimanakah mekanisme dan transaksi perdagangan dalam pasar modal?

1.3. Tujuan
1. Memperkenalkan kepada mahasiwa apa maksud dari pasar modal
2. Memberikan penjelasan tentang mekanisme dan transaksi perdagangan dalam pasar

modalkepada mahasiswa

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pasar Modal


Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti

(saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal
merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya

pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar

modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan

terkait lainnya.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen

jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right,

reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran

Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.


Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena

pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan

usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat

pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk

pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar

modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan

seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat

menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko

masing-masing instrument.
Gambar 1.1
Sumber: http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/strukturpasarmodalindonesia.aspx

2.2 Perusahaan Efek

Perusahaan efek (securities companies) adalah perusahaan yang memiliki satu atau

gabungan tiga kegiatan berikut:

1. Penjamin emisi efek. Penjamin emisi efek (underwriter) adalah salah satu aktifitas

pada perusahaan efek yang melakukan kontrak dengan emiten untuk melaksanakan

penawaran umum dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak

terjual (full commitment and non full commitment).


2. Perantara pedagang efek. Perantara pedagang efek (broker dealer) atau

perusahaan pialang, adalah salah satu aktifitas pada perusahaan efek yang

melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.
3. Manajer investasi. Manajer investasi (investment manager), adalah pihak yang

kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah.

Persyaratan perusahaan efek menurut keputusan menteri keuangan

No.695/KMK.011/1985 adalah

1. Bertempat kedudukan di Indonesia


2. Mempunyai modal yang telah disetor penuh sekurang-kurangnya Rp 200.000.000

(dua ratus juta rupiah)


3. Dalam 2 tahu buku terakhir secara berturut-turut memperoleh laba dengan ketentuan

perbandingan laba bersih tahun terakhir dan modal sendiri sekurang-kurangnya 10%
4. Laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan Negara untuk 2 tahun buku

terakhir secara berturut-turut dengan pernyataan pendapat wajar tanpa syarat

(unqualified opinion) untuk tahun terakhir

Setelah memenuhi syarat tersebut maka perusahaan dapat melakukan proses emisi efek

(go public).

Berikut adalah tahap-tahap dalam proses emisi efek (go public)

1. Tahap konsultasi pada BAPEPAM


2. Tahap Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
3. Mengajukan Letter of Intent
4. Penunjukan lembaga-lembaga penunjang emisi efek
5. Mengajukan pernyataan pendaftaran
6. Tahap evaluasi dan penilaian terhadap kemampuan calon perusahaan emiten
7. Dengar pendapat akhir
8. Tahap dikeluarkannya surat izin emisi efek
9. Tahap emisi efek
a. Pasar Primer(perdana)
b. Pasar Sekunder

2.3 Mekanisme dan Transaksi Perdagangan di Pasar Modal

Tahap awal yang harus dilakukan oleh investor adalah mengumpulan informasi

indeks harga saham melalui media masaa. Setelah itu sebelum dapat melakukan

transaksi, terlebih dahulu investor harus menjadi nasabah di perusahaan efek atau

broker saham. Di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat sekitar 120 perusahaan Efek

yang menjadi anggota BEI. Pertama kali investor melakukan pembukaan rekening

dengan mengisi dokumen pembukaan rekening.


Di dalam dokumen pembukaan rekening tersebut memuat identitas nasabah

lengkap (termasuk tujuan investasi dan keadaan keuangan) serta keterangan tentang

investasi yang akan dilakukan.

Nasabah atau investor dapat melakukan order jual atau beli setelah investor

disetujui untuk menjadi nasabah di perusahaan efek yang bersangkutan. Umumnya

setiap perusahaan efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositkan sejumlah

uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli saham.

Perdagangan dilakukan melalui proses tawar menawar secara berkesinambungan

(Continuous Auction Market) dalam satuan perdagangan efek. Tawar menawar

dilakukan dengan memperhatikan prioritas harga dan waktu (Price and Time Priority).

Dalam perdagangan saham, jumlah saham yang dijual-belikan dilakukan dalam

satuan perdagangan yang disebut dengan lot, dimana satu lot berarti 500 saham.

1. Mekanisme dan Transaksi Perdagangan dalam Pasar Primer


Merupakan pasar dimana efek diperdagangkan untuk pertama kalinya, sebelum

dicatatkan di Bursa Efek. Di sini, saham dan efek lainnya untuk pertama kalinya

ditawarkan kepada investor oleh pihak Penjamin Emisi (Underwriter) melalui

Perantara Pedagang Efek (Broker-Dealer) yang bertindak sebagai Agen penjual

saham. Proses ini biasa disebut dengan Penawaran Umum Perdana (Initial Public

Offering / IPO).
2. Mekanisme dan Transaksi Perdagangan dalam Pasar Sekunder
a. Pelaksanaan Perdagangan
Gambar 1.2
Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa
Sumber : http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/mekanismeperdagangan/saham.aspx

Gambar 1.3
Proses Pelaksanaan Perdagangan secara Remote

Sumber : http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/mekanismeperdagangan/saham.aspx
Transaksi perdagangan efek dimulai dengan pesanan (order) oleh pemodal

yang disampaikan kepda perusahaan efek. Pesanan tersebut dapat disampaikan scera

tertulis atau lewat telepon kepada sales/dealer yang berada di perusahaan efek.
Pesanan harus jelas menyebutkan efek apa yang dibeli, berapa jumlahya dan berapa

harga yang diinginkan. Kemudian pesanan tersebut akan diteliti oleh perusahaan

efek. Jika terjadi match maka barulah pesanan tersebut disampaikan kepada pialang

pembeli di lantai bursa untuk dilaksanakan.

Dengan menggunakan system komputerisasi perdagangan yang disebut JATS

(Jakarta Automated Trading System), semua pesanan diolah oleh computer yang

akan melakukan matching (pencocokan) dengan mempertimbangkan prioritas harga

atau waktu disinilah terjadi kegiatan tawar menawar pada lantai bursa.

Setelah kegiatan tawar menawar da negosiasi tuntas, selnajtunya penyelesain

transaksi dilakukan oleh dua lembaga yaitu PT. KPEI (Kliring Pinjaman Efek

Indonesia) sebagai lembaga kliring dan penjamin serta PT. KSEI (Kustodian Sentral

Efek Indonesia) sebagai lembaga penyimpanan dan penyelesaian

b. Penyelesaian Transaksi
Tabel 2.1
Penyelesaian Transaksi

Segmen Pasar Waktu Penyelesaian Transaksi


Pasar Reguler Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+3)
Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa
Pasar Tunai (T+0)
Berdasarkan kesepakatan antara Anggota Bursa jual dengan
Pasar Negosiasi
Anggota Bursa Beli

Sumber : http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/mekanismeperdagangan/saham.aspx

c. Jam Perdagangan
Tabel 2.2
Jam Perdagangan Pasar Reguler

Hari Sesi I Sesi II


Senin-Kamis Pukul 09:00-12:00 Pukul 13:30-15:49:59
Jumat Pukul 09:00-11:30 Pukul 14:00-15:49:59

Tabel 2.3
Jam Perdagangan Pasar Tunai

Hari Waktu
Senin-Kamis Pukul 09:00-12:00
Jumat Pukul 09:00-11:30

Tabel 2.4
Jam Perdagangan Pasar Negosiasi

Hari Sesi I Sesi II


Senin-Kamis Pukul 09:00-12:00 Pukul 13:30-16:15
Jumat Pukul 09:00-11:30 Pukul 14:00-16:15

Sumber : http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/mekanismeperdagangan/saham.aspx
Untuk Pasar Reguler menggunakan sesi Pra-pembukaan, Pra-penutupan dan Pasca Penutupan

yang dilakukan setiap hari Bursa dengan jadwal sebagai berikut:


Tabel 2.5
Pra Pembukaan

Waktu Aktivitas
Anggota Bursa Efek memasukan penawaran Jual
08:45 – 08:55 WIB
dan atau permintaan beli

JATS melakukan proses pembentukan Harga


08:55:01 – 08:59:59 WIB Pembukaan dan memperjumpakan penawaran jual
dengan permintaan beli pada Harga Pembukaan
berdasarkan price dan time priority

Tabel 2.6
Pra Penutupan dan Pasca Penutupan

Sesi Waktu Aktivitas


Anggota Bursa Efek memasukan
Pra-penutupan 15:50-16:00 penawaran Jual dan atau permintaan
beli
JATS melakukan proses
pembentukan Harga Penutupan dan
memperjumpakan penawaran jual
16:00:01-16:04:59
dengan permintaan beli pada Harga
Penutupan berdasarkan price dan
time priority
Pasca Penutupan 16:05-16:15 Anggota Bursa Efek untuk
memasukkan penawaran jual dan
atau permintaan beli pada Harga
Penutupan, dan JATS
memperjumpakan secara
berkelanjutan (continuous auction)
atas penawaran jual dengan
permintaan beli untuk Efek yang
sama secara keseluruhan maupun
sebagian pada Harga Penutupan
berdasarkan time priority
Sumber : http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/mekanismeperdagangan/saham.aspx

d. Satuan Perdagangan
Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan perdagangan (round

lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 100 (seratus) Efek.


Tabel 2.7
Satuan Perubahan Harga (Fraksi)

Kelompok Harga Fraksi Harga Maksimum Perubahan*


< Rp500,- Rp1,- Rp10,-
Rp500 s.d. < Rp5.000,- Rp5,- Rp100,-
>= Rp5.000,- Rp25,- Rp500,-
Sumber : http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/mekanismeperdagangan/saham.aspx

Fraksi dan jenjang maksimum perubahan harga di atas berlaku untuk

satu Hari Bursa penuh dan disesuaikan pada Hari Bursa berikutnya jika Harga

Penutupan berada pada rentang harga yang berbeda. Jenjang maksimum

perubahan harga dapat dilakukan sepanjang tidak melampaui batasan persentase

auto rejection.
Auto Rejection
Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam

JATS adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga

tertentu. Bila Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut

maka secara otomatis akan ditolak oleh JATS (auto rejection).

Batasan auto rejection yang berlaku saat ini:


1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,-

(lima puluh rupiah);


2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga puluh

lima perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan
rentang harga Rp 50,- (lima puluh rupiah) sampai dengan dari Rp 200,- (dua

ratus rupiah);
3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua puluh

lima perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan

rentang harga Rp 200,- (dua ratus rupiah) sampai dengan dari Rp 5.000,-

(lima ribu rupiah);


4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua puluh

perseratus) di atas atau di bawah Acuan Harga untuk Saham dengan rentang

harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).


Penerapan Auto Rejection terhadap harga di atas untuk perdagangan saham hasil

penawaran umum yang pertama kalinya diperdagangkan di bursa (perdagangan

perdana), ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan auto rejection

harga sebagaimana dimaksud dalam butir di atas.

Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi atau

terendah atas saham yang dimasukkan ke JATS dalam perdagangan saham di

Pasar Reguler dan Pasar Tunai ditentukan sebagai berikut:


1. Menggunakan harga pembukaan (Opening Price) yang terbentuk pada sesi

Pra-Pembukaan; atau
2. Menggunakan harga penutupan (Closing Price) di Pasar Reguler pada Hari

Bursa sebelumnya (Previous Price) apabila Opening Price tidak terbentuk.


3. Dalam hal Perusahaan Tercatat melakukan tindakan korporasi maka selama

3 (tiga) Hari Bursa berturut-turut setelah berakhirnya perdagangan saham

yang memuat hak (periode cum) di Pasar Reguler, Acuan Harga di atas

menggunakan Previous Price dari masing-masing Pasar (Reguler atau

Tunai).
Pra-pembukaan
Pelaksanaan perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan Pra-pembukaan.

Anggota Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli

sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi)


dan ketentuan auto rejection.Harga Pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi

jumlah penawaran jual dan permintaan beli terbanyak yang dapat dialokasikan

oleh JATS pada harga tertentu pada periode Pra-pembukaan.Seluruh penawaran

jual dan atau permintaan beli yang tidak teralokasi di Pra-pembukaan, akan

diproses secara langsung (tanpa memasukkan kembali penawaran jual dan atau

permintaan beli) pada sesi I perdagangan, kecuali Harga penawaran jual dan

atau permintaan beli tersebut melampaui batasan auto rejection. Pasar Reguler
Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS

diproses oleh JATS dengan memperhatikan:


1. Prioritas harga (price priority):
Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap

permintaan beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual

pada harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual

pada harga yang lebih tinggi.


2. Prioritas Waktu (time Priority)
Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama,

JATS memberikan prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual

yang diajukan terlebih dahulu.


Pengurangan jumlah Efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada

permintaan beli untuk tingkat harga yang sama tidak mengakibatkan hilangnya

prioritas waktu. Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai terjadi dan

mengikat pada saat penawaran jual dijumpakan (match) dengan permintaan beli

oleh JATS.

e. Biaya Transaksi
Anggota Bursa wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa, KPEI dan KSEI

yang dihitung berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa sebagai berikut :
Tabel 2.8
Biaya Transaksi

Jenis Transaksi Biaya Transaksi Dana Jaminan Pajak *


Pasar Reguler dan Pasar 0,03% 0.01% PPn dan
kewajiban
Tunai perpajakan
lainnya
0,03% atau
Pasar Negosiasi
kebijakan Bursa
Obligasi 0,005%
* Dibayarkan ke Bursa sebagai Wajib Pungut, sesuai ketentuan yang berlaku.
Sumber : http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/mekanismeperdagangan/saham.aspx

Minimum biaya transaksi yang harus dibayar AB adalah Rp 2.000.000,-

(dua juta rupiah) per bulan termasuk untuk Anggota Bursa dalam keadaan

suspensi atau SPAB-nya dibekukan;


Pembayaran harus sudah efektif dalam rekening Bursa setiap bulan

selambat-lambatnya pada hari kalender ke-12 bulan berikutnya. Dalam hal hari

kalender ke-12 (dua belas) di atas jatuh pada hari Sabtu atau hari Minggu atau

hari libur, kewajiban dimaksud efektif pada hari kerja berikutnya.

Keterlambatan pembayaran dikenakan denda sebesar 1% (satu per seratus)

setiap hari kalender keterlambatan.


Anggota Bursa yang tidak memenuhi kewajibannya selambat-lambatnya

5 Hari Bursa setelah lampaunya batas waktu pembayaran maka Anggota Bursa

tersebut disamping dikenakan denda juga dikenakan suspensi sampai dengan

diselesaikannya seluruh kewajiban pembayaran biaya transaksi dan dendanya.

f. Indeks Harga Saham

Indeks Harga Saham merupakan indikator yang dapat digunakan para

pemodal untuk mengetahui pergerakan pasar. Dengan melihat angka indeks,

maka kita dapat mengetahui apakah pergerakan pasar pada hari ini lebih tinggi

atau lebih rendah dari kemarin, kita dapat pula membandingkan kondisi pasar

pada minggu ini dibandingkan minggu kemarin, bulan lalu dengan bulan

sekarang, dan seterusnya.


Bagi mereka yang aktif dalam jual beli saham, informasi seputar

pergerakan indeks harga saham merupakan informasi vital. Dengan mengetahui

posisi indeks, maka investor dapat memperkirakan apa yang sebaiknya

dilakukan terhadap saham-saham yang dimilikinya, apakah ia menjual, membeli

atau menahan saham tersebut. Informasi tentang posisi dan perkembangan

indeks dapat kita temukan di surat kabar, radio maupun berita-berita di televisi.

Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan

pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya

pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar

sedang aktif atau lesu.

Indeks yang sering kita dengar dengar di televisi atau media lainnya

adalah indeks harga saham gabungan; artinya indeks tersebut mencerminkan

pergerakan seluruh saham yang terdapat di bursa tersebut. Sebagai contoh, jika

dikatakan bahwa IHSG (indeks harga saham gabungan) di BEJ berada pada

level 1.330, artinya indeks tersebut menggambarkan atau mewakili pergerakan

harga seluruh saham yang ada di BEJ yang berjumlah sekitar 330-an saham.

Jenis-jenis Indeks Harga Saham di BEJ

Di Bursa Efek Jakarta terdapat 6 (enam) jenis indeks, antara lain:

a. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham

terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di

BEJ.

b. Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk

dalam masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan

lain-lain.Di BEJ indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor yaitu:


pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti,

infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur.

c. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (composite stock price index),

menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan

indeks.

d. Indeks LQ 45, yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu

kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. Setiap

6 bulan terdapat saham-saham baru yang masuk kedalam LQ 45 tersebut.

e. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index). JII merupakan indeks

yang terdiri 30 saham mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau

Indeks yang berdasarkan syariah Islam. Dengan kata lain, dalam Indeks ini

dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat

Islam. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten yang

kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti:

1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan

yang dilarang.

2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan

asuransi konvensional.

3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan

makanan dan minuman yang tergolong haram.

4. Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan

barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat.

f. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan. Yaitu indeks harga

saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di

BEJ yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan


BABIII

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Proses penjualan saham atau obligasi ada 2 tahap yaitu pasar primer (perdana) dan pasar

sekunder

Di pasar perdana disebut sebagai penawaran umum perdana [initial public offering

(IPO)]. Penawaran perdana untuk saham atau obligasi suatu perusahaan kepada investor

publik dilakukan oleh penjamin emisi melalui perantara pedagang efek yang bertindak

sebagai agen penjual saham.

Dipasar sekunder mekanismenya adalah

Gambar 1.2
Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa

Sumber : http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/mekanismeperdagangan/saham.aspx
3.2. Saran

Setelah kami menyimpulkan materi makalah, maka adapun saran kami kepada

teman-teman dan dosen-dosen kiranya memberikan kritik dan saran yang membangun

untuk kemajuan makalah-makalah selanjutnya. Semoga bermanfaat makalah yang

kami buat ini untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi khususnya jurusan Akuntansi.
DAFTAR PUSTAKA

Idx (Indonesia Stock Exchange BEI). 2010.Mekanisme Perdagangan Saham [online].

(http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/mekanismeperdagangan/saham.aspx)

Indo Premier (Indonesia’s Leading Securities Company). Mekanisme Perdagangan [online].

(https://www.ipotindonesia.com/ipot_new/education.php?page=mekanisme_perdagangan)

Indra, Rizal Tata. 2012. Pasar Modal [online]

Sinaga, Angelina. 2013. Transaksi Efek di Pasar Modal [online]

You might also like