You are on page 1of 14

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

Pekerjaan : PERENCANAAN REHABILITASI SMKN 1 LHOKNGA KAB. ACEH BESAR


Lokasi : KABUPATEN ACEH BESAR
Th. Anggaran : 2017

A. PENDAHULUAN
1. Dalam Spesifikasi Teknis pekerjaan ini diuraikan tentang lingkup pekerjaan, bahan, peralatan , peraturan
dan tata cara kerja serta lain – lain yang dianggap perlu.
2. Pemborong di wajibkan mempelajari seluruh isi bestek dan gambar rencana.
3. Pemborong di wajibkan menyesuaikan antara bestek, gambar rencana dengan kondisi lapangan
pekerjaan.
4. Bila perbedaan antara gambar rencana dan bestek serta antara gambar bestek dengan lapangan, maka
Pelaksa di wajibkan melapor dan mengkonsultasi dengan pengawas atau Direksi.
5. Bestek dan gambar rencana merupakan suatu kesatuan dengan kontrak yang merupakan lampiran.

B. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
3. Pekerjaan Galian Tanah dan Urugan
4. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung
5. Pekerjaan Beton Bertulang
6. Pekerjaan Bekesting Beton Bertulang
7. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran
8. Pekerjaan Kosen, Pintu & jendela
9. Pekerjaan Instalasi Listrik
10. Pekerjaan Rangka Kuda – kuda
11. Pekerjaan Atap
12. Pekerjaan Plafond
13. Pekerjaan Lantai
14. Pekerjaan Pengecatan
15. Pekerjaan Lain – lain
16. Penutup.

C. JENIS DAN MUTU BAHAN


Jenis dan mutu bahan yang akan di gunakan di utamakan produksi dalam negeri

1
SMKN 1 Lhoknga
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 Peninjauan Lapangan


A. Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksa bersama Direksi dan Konsultan meninjau kelapangan
untuk dapat lebih memahami pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai gambar rencana
B. Apabila dalam peninjauan awal terdapat perbedaan antara gambar dan kondisi di lapangan maka
Pelaksa secepat mungkin membuat gambar As build Drawing perubahan untuk dapat di setujui oleh
para Direksi.

1.2 Pekerjaan Pembersihan Lapangan


A. Lapangan Pekerjaan
- Semua benda-benda tak berguna, tumbuh-tumbuhan, akar, alang-alang dan lain-lain harus
dibersihkan/disingkirkan dari lapangan dan apabila perlu dengan menggalinya.
- Permukaan tanahnya disesuaikan dengan tinggi duga yang dikehendaki.
- Bila Pelaksa membutuhkan bangunan sementara dan pagar keliling proyek maka Pelaksa diberi
kesempatan untuk mendirikannya atas beban sendiri dengan persetujuan pengawas.
B. Pengukur dan Opname
- Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi : Pekerja-pekerja, ahli, bahan, peralatan dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan gambar-gambar.
b. Pekerjaan pengukuran antara lain :
- Penentuan lokasi bangunan, dan lain-lain
- Penentuan duga
c. Syarat-syarat :
- Pengukuran harus dilakukan tenaga yang ahli dalam bidangnya dan berpengalaman.
- Pemeriksaan hasil pengukuran segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan
dimintai persetujuan direksi.
d. Bahan-bahan dan peralatan : Water pass serta peralatan dan patok-patok yang kuat yang
diperlukan untuk pengukuran.
e. Tata Kerja :
- Segera setelah diterima Surat Perintah Kerja dari Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan,
Pelaksa diharuskan untuk melaksanakan pengukuran dan opname pada setiap pekerjaan
yang akan dikerjakan sesuai dengan yang telah direncanakan
- Setiap tahap pengukuran dan opname harus disetujui oleh Direksi.
- Pelaksanaan pengukuran dan opname dianggap benar dan setelah dibuat berita acara
serta ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan disetujui oleh Pihak Proyek.
- Perletakan bangunan baru supaya dicocokkan dengan ukuran-ukuran pada rencana, akan
tetapi apabila ada. Selisih/perbedaan maka perletakannya dapat diubah dan disesuaikan
dengan kondisi dan situasi tanah yang ada berdasarkan petunjuk-petunjuk serta
persetujuan Direksi.
- Perubahan mengenai tata letak bangunan maupun ukuran-ukurannya harus diterapkan
pada gambar rencana yang lengkap serta harus disetujui oleh Pemberi Tugas.
C. Gudang/Pondok Kerja dan Fasilitas Penunjang
- Gudang Penyimpanan Bahan
Gudang ini bertujuan untuk menyimpan semen dan bahan-bahan lain yang perlu perlindungan
cuaca. Untuk itu perlu dibuat panggung yang kuat lebih kurang 0,30 meter, tinggi dari muka
tanah agar semen dan bahan bangunan lainnya tidak tersinggung dengan tanah.
- Barak/Tempat Kerja
Apabila tenaga kerja menginap di lapangan (harus dengan izin Direksi), Pelaksa harus
menyediakan barak dengan fasilitas lengkap disiapkan oleh Pelaksa untuk keperluan pekerjaan.
- Pelaksa harus menyediakan fasilitas penerangan pada waktu malam hari. Penerangan tersebut
harus terdapat pada setiap bagian bangunan permanen dan bangunan sementara.

2
SMKN 1 Lhoknga
PASAL 2
PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK

2.1 Situasi
Pekerjaan yang akan dilaksanakan :
- Pengukuran
- Pemasangan Bowplank

2.2 Pekerjaan Pengukuran


- Sebelum pekerjaan di mulai Pelaksa harus memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan kapan pekerjaan akan di mulai.
- Penentuan titik duga nol diambil berdasarkan gambar kerja setiap masing-masing lokasi pekerjaan.

2.3 Pemasangan Bowplank


- Setelah diperoleh penentuan titik duga nol dari hasil pengukuran, kemudian dituangkan pada patok
untuk pemasangan papan bowplank sebagai acuan titik nol.
- Papan bowplank juga dipasang pada penentuan titik pondasi, dan ditarik benang pada as agar letak
titik-titik pondasi itu segaris dan sebagai penentu lebar galian dan pemasangan pondasi.

PASAL 3
PEKERJAAN TANAH GALIAN DAN URUGAN

3.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan tanah galian dan urugan adalah :
a. Galian tanah pondasi
b. Urugan dan timbunan tanah bawah lantai
c. Meratakan tanah bekas galian

3.2 Bahan dan Peralatan


Bahan yang digunakan : Tanah urugan
Peralatan yang digunakan : Dump Truck, Cangkul, Kereta Sorong, Vibrator Stampler dll

3.3 Peraturan dan Syarat-Syarat


- Dasar galian tanah sesuai dengan gambar atau mencapai tanah keras, lebar galian bagian bawah
minimal lebar pondasi ditambah 2 x 10 cm.
- Pengurugan dengan tanah timbun dilaksanakan lapis demi lapis maksimal 30 cm supaya padat.

3.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan


- Sebelum digali pondasi buat tanda sesuai dengan petunjuk gambar.
- Galian tanah harus mencapai kedalaman yang telah ditentukan.
- Tanah urug ditimbun lapis demi lapis serta dipadatkan dengan Vibrator Stempler.
- Bila tanah urug sudah mencapai peil ketinggian maka harus diratakan dan dipadatkan.

3
SMKN 1 Lhoknga
PASAL 4
PEKERJAAN PONDASI BATU GUNUNG

4.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan pondasi batu gunung adalah :
a. Pasir alas pondasi
b. Pasangan batu kosong
c. Pasangan pondasi Gunung

4.2 Bahan dan Peralatan


a. Bahan yang diperlukan adalah :

NO. BAHAN JENIS SPECIFIKASI

1. Semen Type I P.B.I. 1971


2. Pasir Baik / Bersih P.B.I. 1971
3. Batu Gunung Baik / keras P.B.I. 1971
4. Air Bersih P.B.I 1971
b. Peralatan yang diperlukan adalah :
Molen, Sendok Semen, Kereta Sorong ,Sekop / cangkul dll

4.3 Peraturan dan Syarat-Syarat


a. Peraturan yang dipedomani adalah Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971).
b. Lantai kerja yang digunakan batu kosong/Aanstampling dengan ketebalan 10 cm.
c. Batu gunung harus cukup keras, bersih dari lumpur dan tidak keropos.
d. Angker harus dipasang Ø 12 mm sejauh 1 m pada permukaan pasangan batu gunung.

4.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan


a. Lobang pondasi yang sudah siap digali dipasang mall dan ditarik benang.
b. Alas lubang pondasi yang sudah bersih disiram dengan pasir dan batu gunung ukuran ± 15 cm.
c. Diatas batu gunung/Aanstamping tersebut baru dipasang batu gunung dengan campuran Speci 1:4.

PASAL 5
PEKERJAAN BETON BERTULANG

5.1 lingkup Pekerjaan :


Lingkup pekerjaan beton bertulang adalah
a. Stik kolom
b. Balok Sloof
c. Kolom Utama / Praktis
d. Ring Balok dan bahagian lain yang dianggap penting

5.2 Bahan –bahan dan peralatan


- Bahan yang diperlukan adalah :

No Bahan Jenis Specifikasi

1. Pasir Halus Baik Standard PBI 1971


2. Pasir kasar / kerikil Baik Standard PBI 1971
3. Besi beton Baik Standard PBI 1971
4. Kawat ikat Baik Standard PBI 1971
5. Air Baik Standard PBI 1971
6. Semen Type I Standard PBI 1971

4
SMKN 1 Lhoknga
5.3 Peraturan dan Syarat - syarat
a. Beton Bertulang
Seluruh pekerjaan beton bertulang harus mengikuti petunjuk dalam PBI (1971)
b. Penulangan
Seluruh besi untuk pekerjaan beton bertulang harus dipasang dengan ukuran sesuai seperti pada
gambar bestek.
c. Semen
Semen yang digunakan semen portland dengan persyaratan Standar Indonesia Nasional Indonesia
(SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C-150-84
d. Aggregat Beton
- Batu alam hasil disintegasi alami batuan atau batu pecah yang diperoleh dari mesin
pemecah batu (stone crusher).
- Agregat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut PBI-1971.
- Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm. Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir
lebih besar dari 5 mm (PBI-1971).
e. Aggregat Kasar
- Aggregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan
bersudut. Bila ada butir-butir yang pipih jumlahnya lebih berat tidak boleh melebihi 20 % dari
jumlah berat seluruhnya.
- Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi 50 % kehilangan berat
menurut test.
f. Aggregat Halus
- Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.
- Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan subtansi-subtansi yang merusak
beton dan tidak boleh mengandung segala jenis subtansi tersebut lebih dari 5 % (PBI-1971).
- Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan kasar.
g. Air
Air pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak mengandung minyak, garam, zat-zat
kimia yang dapat merusak beton dan baja.
h. Peraturan
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-syarat pelaksanaan
beton secara umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian dokumen ini.
b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan
standar di bawah ini :
- Penghitungan Struktur untuk Bangunan Gedung SKSNI T-15-1991-03.
- Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.
- Persyaratan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971).
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982)

5.4 Tata Cara kerja Pelaksanaan


A. Persiapan Pengecoran.
- Beton
Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam suatu pertandingan yang tepat
sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik bk = 175 kg/cm
- Perlengkapan Mengaduk
Pelaksa harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup.
B. Pengecoran Beton
- Persetujuan Direksi Lapangan untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
cetakan dan pemasangan besi.
- Dilakukan pengecatan papan mall/bekesting pada sisi dalam.
- Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat
telah mencapai 1 jam.
- Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya pemisahan material
(segregagation) dan perubahan letak tulangan.

5
SMKN 1 Lhoknga
C. Benda-benda yang Tertanam dalam Beton
- Semua anker-anker, baut-baut, pipa-pipa, dan sebagainya yang diperlukan tertanam dalam beton
harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum beton di cor
- Benda-benda tersebut di atas harus dalam keadaan bersih dari karat dan kotoran lain pada waktu
beton di cor.

PASAL 6
PEKERJAAN BEKESTING BETON BERTULANG

6.1 Lingkup Pekerjaan


a. Lingkup pekerjaan Bekisting beton bertulang adalah :
- Bekesting sloof
- Bekesting kolom utama / kolom praktis
- Bekesting ring balok
- Bekisting plat lantai dan lain-lain

6.2 Bahan-bahan dan Peralatan.


a. Bahan yang digunakan adalah :

NO. BAHAN JENIS SPECIFIKASI

1. Papan mall Klas III (damar sembarang keras ) PPKI 61 NI.5


2. Kayu sokongan Klas III (damar sembarang keras ) PPKI 61 NI.5
3. Tryplek 9 mm Lumba-lumba / Setara Standard pabrik
b. Peralatan yang digunakan adalah :
Paku, Gergaji, Alat-alat bantu lainnya

6.3 Peraturan dan Syarat-syarat.


a. Peraturan yang dipedomani adalah peraturan Konstruksi kayu Indonesia (PKK I 61) NI-5.
b. Kayu yang digunakan digunakan adalah kayu kelas III asalkan cukup kuat dan lurus.
c. Peil Bekesting harus datar, rata dan tidak berlubang-lubang.
d. Pembukaan Bekesting harus diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
- Beton menahan beban selama 24 hari
- Beton bertulang tidak menahan beban selama 15 hari
- Pelat lantai/atap 21 hari
- Beton bertulang Non struktur selama 7 hari
Cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan
beton sebenarnya telah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari. Pembongkaran
cetakan beton harus dilaksanakan dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.

6.4 Tata cara kerja pelaksanaan


a. Pilih kayu yang keras dan sesuai dengan ukuran yang telah diperhitungkan mampu menahan beban
pengecoran.
b. Ukur Peil Bekesting yang telah ditemukan dengan selang air dan Water pass.
c. Dinding dan alas Bekisting harus dilapisi dengan triplek agar permukaan beton menjadi rata.
d. Setelah Bekisting siap dipasang harus diperkuat dengan lat seng.
e. Apabila pengecoran sudah selesai dan beton sudah mengeras sesuai waktu yang disyaratkan baru
dilakukan pembuka Bekisting secara hati-hati agar beton tidak keropos.

6
SMKN 1 Lhoknga
PASAL 7
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLASTERAN

7.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan adalah :
a. Pasangan Batu
b. Plasteran Batu bata
c. Plasteran Beton / Aci Beton

7.2 Bahan dan Peralatan


a. Bahan yang diperlukan adalah :

No Bahan Jenis Spesifikasi

1. Semen Type I/Andalas PBI. 1971


2. Pasir Baik PBI. 1971
3. Batu bata Baik N - 10
4. Air Tawar / Tidak Berwarna Baik
b. Peralatan yang diperlukan adalah :
Molen, Sendok Semen, Kereta Sorong, Palu dan Alat- alat bantu lainnya

7.3 Peraturan dan Syarat – Syarat


- Peraturan yang dipakai standard umum pekerjaan mengikuti persyaratan pekerjaan beton.
- Hubungan kolom dengan dinding harus dipasang steek setiap jarak 75 cm.
- Pasangan diatas batu bata tanah dan Km/Wc harus kedap air dengan perbandingan campuran 1
semen : 2 pasir ( 1 Pc : 2 Ps ).
- Pasangan batu bata dinding biasa digunakan campuran 1 semen : 4 pasir (1 Pc : 4 Ps ).
- Semua pasangan harus diletakkan tegak lurus, datar dalam satu garis lurus baik dalam arah vertikal
maupun horizontal.
- Tebal Specie untuk pasangan dinding batu bata biasa adalah 1 cm – 2 cm.
- Batu bata sebelum dipasang harus direndam atau dibasahi dengan air.
- Sebelum diplaster pasangan batu bata harus disiram sampai jenuh air.
- Pasangan batu bata harus diberikan tiang, balok praktis apabila luasan sudah mencapai  12 m2 .
- Sebelum diplaster permukaan batu bata harus rata terhadap tonjolan yang berlebihan.

7.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan


a. Pasang Dinding Batu bata
- Perhatikan dalam gambar tempat pasangan batu bata, kolom praktis, kosen dll.
- Buat perancah pada pemasangan batu bata yang sudah melebih  1,5 M di atas tanah .
- Untuk mal tarik benang dalam arah horizontal setiap tinggi pasangan 50 cm, sehingga pasangan
batu bata benar-benar lurus dan rata.
b. Plasteran
- Sebelum memulai pekerjaan ini perhatikan permukaan pasangan batu bata, apabila ada yang
menonjol melebihi  2 cm sebaiknya dibobok dan diratakan dahulu.
- Untuk mal plasteran dipasang benang dalam arah horizontal, vertical serta diagonal.
- Untuk plasteran yang tinggi dari lantai  1,5 m harus dibuat perancah atau bangku.
- Permukaan plasteran yang baru harus dijaga tetap basah selama 48 jam dengan cara terus
disiram.

7
SMKN 1 Lhoknga
PASAL 8
PEKERJAAN KOSEN, PINTU DAN JENDELA

8.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini adalah :
a. - Kosen Kayu Pintu dan Jendela
- Pintu Panel dan Jendela
- Jalusi / Lubang angin
b. Keterangan
Jenis spesifikasi material yang digunakan berdasarkan pada gambar kerja dan Bill Of Quantity
sesuai dengan masing-masing lokasi pekerjaan.

8.2 Bahan-bahan dan Peralatan


a. Bahan-bahan yang diperlukan adalah :

No Bahan Jenis Spesifikasi

1. Kayu Kosen Jambo Marit/Meudang Malu PKK I 1961 NI-5


2. Kayu Jendela Meranti / Damar PKK I 1961 NI-5
3. Kayu Jalusi - Standar pabrik
4. Kaca Asahi t=5 mm Standar pabrik
b. Peralatan yang diperlukan :
Ketam kayu, Gergaji kayu, Palu, Gergaji Besi, Obeng, Tang, Mesin Bor Besi dan Alat bantu lainnya

8.3 Peraturan dan Syarat- Syarat


a. Peraturan yang digunakan adalah Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961 NI-5).
b. Apabila merk, jenis dan type bahan yang disebutkan diatas tidak ada boleh dipakai bahan yang
sekwalitas.
c. Bahan kayu yang digunakan untuk pembuatan kozen, pintu dan jendela adalah kayu klas 1 atau
sejenis seumantok atau damar laut.
d. Kozen, pintu dan jendela harus diketam rapi dengan ukuran bersih didapat sesuai dengan gambar.
e. Pemasangan kosen, pintu jendela harus baik, tegak lurus, siku-siku, di ambil ukuran atas dan bawah
sama. Setelah dipasang pintu, jendela dapat dibuka dan ditutup dengan sempurna.
f. Pemasangan kosen pada pasangan batu bata harus diperkuat dengan angker.
g. Seluruh bentuk / model dari kosen, pintu dan jendela serta ventilasi harus sesuai gambar rencana.
h. Kaca harus memenuhi specifikasi Sbb :
- Kaca harus mutu baik
- Ketebalan kaca 5 mm
- Merek dipakai Asahi Mas Setara

8.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan


a. Tentukan dan perhatikan tempat yang akan dipasang kosen sesuai dengan bentuk / model.
b. Stell kosen atas pasangan batu bata atau balok beton, kemudian diperkuat dengan sokongan.
c. Cor kolom atau balok praktis pada pinggir kosen.
d. Setelah 7 hari sokongan dapat dibuka kembali karena beton sudah menyatu dengan kosen.
e. Daun pintu dan jendela dipasang setelah semua kosen, siap dipasang pada tempatnya.

8
SMKN 1 Lhoknga
PASAL 9
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

9.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan Instalasi Listrik adalah
a. Pemasangan jaringan listrik
b. Pemasangan Lampu
c. Pemasangan Bok Skring & Panel
d. Pemasangan saklar dan, Stop Kontak Dll.

9.2 Bahan – bahan dan Peralatan


a. Bahan yang digunakan adalah :

No Bahan Jenis Spesifikasi

1. Kabel NYA, NYM Standar Pabrik


2. Lampu Hemat Energi Phillip Standar pabrik
3. Saklar Broco Standar pabrik
4. Stop Kontak Broco Standar pabrik
5. Fitting Broco Standar pabrik
6. Pipa - Standar pabrik
7. Box Skering - Standar pabrik
8. Panel - Standar pabrik
b. Peralatan yang diperlukan adalah :
Pahat
Paku
Tester Listrik
Obeng
Tang dll

9.3 Peraturan dan Syarat-syarat


a. Peraturan yang digunakan adalah peraturan dan standarisasi Listrik Indonesia.
b. Instalasi listrik harus dikerjakan oleh pihak yang ahli atau pihak Instalatur Ahli dan telah mempunyai
sertifikat baik dari pihak PLN, Instalatur juga harus mendapat persetujuan dari Direksi. Dalam hal ini
pihak Pelaksa tetap bertanggung jawab atas kesempurnaan hasil pekerjaan pemasangan instalasi
tersebut. Apabila merk, jenis dan type bahan yang disebutkan diatas tidak ada maka boleh dipakai
bahan yang sekwalitas.
c. Pemasangan instalasi listrik harus menggunakan sistem tegangan 220 Volt (sesuai dengan yang
telah ada).
d. Komponen-komponen bahan instalasi listrik harus berkwalitas baik dan sesuai dengan NI-6.
e. Sistem Pengabelan
Yang dimaksud dengan sistem pengabelan ialah instalasi kabel lengkap dengan pipa-pipa, clips,
juntion boxes, cable racks, cable traya yang lain yang dipergunakan penyelesaian instalasi kabel.
Cabel – cabel primer, sekunder, maupun yang ke lampu dan stop kontak harus dipilih dari materai
yang tersebut dalam spesifikasi dan gambar, produk dari pabrik-pabrik yang telah mendapat
sertifikat dari PLN. Kabel-kabel yang dipasang menurut cara yang tertera dibawah ini.
- NYA : Pemasangan harus didalam pipa pelindung baik diluar maupun di dalam dan pada
pemasangan di bawah tanah diberi pipa pelindung yang tahan kerusakan mekanis.
- NYM : pemasangan didalam tembok harus didalam pipa pelindung , sedangkan pemasangan
diluar tembok tanpa pelindung dengan menggunakan pemegang kabel (klem-sadel).
f. Lampu-lampu
Gambar-gambar yang ada, hanya menunjukkan letak kira-kira dari lampu-lampu, sedangkan untuk
lokasi yang tepat harus disesuaikan dengan gambar-gambar Arsitektur. Lampu-lampu harus dari
type yang cocok dipasang ditempat yang tepat secara baik.

9
SMKN 1 Lhoknga
g. Stop Kontak.
Gambar-gambar hanya menunjukkan letak kira-kira dari pada stop kontak dan harus disesuaikan
dengan gambar Arsitek. Untuk saklar lampu dan stop kontak dipakai merk Broco. Jika tidak
ditentukan lain dipasang 140 cm diatas lantai. Stop kontak harus sejenis terbenam (inbouw) dengan
3 terminal (satu untuk pertahanan) dan tertutup warna putih.
h. P a n e l L i s t r i k
- Body panel listrik harus dibuat dari besi plat, dengan tebal paling sedikit 1,5 mm. Pelaksanaan
pembuatan dilas yang kokoh dan rapi, di cat abu-abu muda dan pengeringan dengan oven,
didasari dengan cat dasar.
- Komponen panel adalah produksi dari pabrik yang memenuhi syarat/standar yang diakui
internasional seperti DIN, VDE, AIEE atau JIS. Pemasangan komponen didalam body sedemikian
rupa harus mudah dibongkar dan dipasang kembali bila mana diadakan perawatan.
- Pengabelan didalam panel paling kecil menggunakan kabel perpenampang 2,5 mm dan
dilaksanakan dengan menggunakan sepatu kabel (cable lug). Sambungan kabel kebeban harus
dengan blok terminal dan tiap-tiap terminal harus diberi tanda (huruf atau angka-angka) hingga
mudah waktu penyambungan kabel kebeban.
9.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan
a. Sebelum panel dilakasanakan terlebih dahulu pipa resnil dipasang pada dinding batu bata, kemudian
di hirup dengan plastrium.
b. Letak kabel, saklar, stop kontak, lampu dan panel diletakkan sesuai gambar rencana atau petunjuk
pengawas.
c. Sebelum pelaksanaan plafond jaringan kabel resik diletakkan pada lagur–lagur plafond.
d. Pemasangan lampu, saklar dan stop kontak seluruhnya dipasang setelah pekerjaan pengecatan
dilaksanakan.

PASAL 10
PEKERJAAN RANGKA KUDA – KUDA

10.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini adalah :
a. - Rangka kuda – kuda Baja Ringan
- Gording Baja Ringan
b. Papan Lisplank

10.2 Bahan – bahan dan Peralatan


a. Bahan yang diperlukan adalah :

NO Bahan Jenis / Type Specifikasi

1. Rangka Kuda Kuda, Gording Kayu Klas II PKKI 1961 NI-5


2. Papan Lisplank Kayu Klas I PKKI 1961 NI-5
3. Baut, plat Besi dan Paku Baik Standar Pabrik
b. Peralatan yang diperlukan adalah
Mesin Potong, Mesin gerinda, Mesin Bor, Palu, Water Pas, Meteran dan Alat Bantu Lainnya

10.3 Peraturan dan Syarat-syarat


a. Peraturan yang digunakan adalah peraturan Kontruksi PKKI 1961 NI-5 dan standar pabrik.
b. Jenis bahan yang disebutkan diatas harus dipakai bahan-bahan yang sekwalitas. Bahan kayu yang
digunakan untuk rangka kuda-kuda dan gording adalah kayu Kls II .
c. Semua sambungan harus menggunakan baut.

10
SMKN 1 Lhoknga
10.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pekerjaan ini harus diperhatikan tempat peletakkan, lebar bentangan, derajat
kemiringan dan lain - lain yang diperlukan agar sesuai dengan kuda-kuda yang direncanakan.
b. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan, sambungan dan merakit kuda-kuda dilaksanakan dibawah
atau pada permukaan tanah.
c. Apabila perakitan dibawah sudah sempurna dinaikan ke atas pada tumpuan yang telah ditentukan.
d. Setelah semua rangka kuda-kuda naik keatas barulah diperkuat pada perletakan. Selanjutnya
dipasang ikatan angin antara satu rangka kuda-kuda dengan kuda-kuda lainnya.
e. Lesplank kayu dibuat sejajar dengan permukaan lantai atau diselang dengan air/ Water phas.

PASAL 11
PEKERJAAN ATAP

11.1 Lingkup pekerjaan


Lingkup Pekerjaan ini adalah :
- Pemasangan Atap Seng Genteng Metal 0.30 mm Cat Pabrik
- Pemasangan Rabung seng Genteng Metal 0.30 mm Cat Pabrik.

11.2 Bahan dan Peralatan


a. Bahan – bahan yang digunakan adalah :

NO Bahan Jenis / Type Specifikasi

1. Seng Genteng Metal 0.30 mm Cat Pabrik Disesuaikan Standar Pabrik


2. Rabung Seng Genteng Metal 0.30 mm cat Disesuaikan Standar Pabrik
pabrik
b. Peralatan yang digunakan adalah:
Gunting Seng / Mesin Potong, Bor Mesin, Palu dll

11.3 Peraturan dan Syarat-syarat


a. Peraturan yang dipedomani adalah brosur atau standar dari pabrik.
b. Apabila jenis, merk dan type belum yang disebutkan diatas tidak ada maka dapat dipakai bahan
yang sekwalitas.
Bahan utama pekerjaan ini adalah jenis atap seng Spandex 0.30 mm dengan ketentuan:
- Ringan, namun kuat tidak membebani konstruksi
- Anti karat, terbuat dari bahan pilihan dan lapisan pelindung mencegah karat.
- Anti bocor, bahan dan konstruksi pemasangannya menutup kemungkinan adanya kebocoran,
bahkan rembesan air sedikitpun.

11.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan


a. Setelah pemasangan kuda-kuda selesai baru dimulai pemasangan atap seng.
b. Pemasangan atap dilaksanakan mulai dari bawah ke atas. Bila seng lebih pada bagian atas dipotong
dengan menggunakan gunting seng.
c. Pemasangan atap dan pemakuan harus mengikuti standard yang sudah dikeluarkan oleh pabrik.
d. Selesai pemasangan atap dilaksanakan pemasangan rabung seng.

11
SMKN 1 Lhoknga
PASAL 12
PEKERJAAN PLAFOND

12.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan Plafond adalah :
- Plafond PVC
- List Profil PVC

12.2 Bahan – bahan dan Peralatan


a. Bahan yang diperlukan adalah.

No Bahan Jenis Spesifikasi

1. Rangka Furring Standar Standar Pabrik


2. Plafond PVC Standar Standar Pabrik
3. Profil PVC Standar Standar Pabrik
b. Peralatan yang diperlukan adalah :
Gunting Potong, Mesing Pemotong, Palu, Water Pas, Alat-alat bantu lainnya

12.3 Peraturan dan Syarat-syarat


a. Tepi plafond harus lurus, siku dan halus tidak boleh ada pecah-pecah, mudah dipotong dan di paku.
b. profil PVC dipasang seiring dengan pemasangan Plafond harus lurus dan rata.

12.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan


a. Tentukan terlebih dahulu plafond untuk masing-masing ruangan yang akan dikerjakan.
b. Untuk memudahkan pelaksanaan buat perancah atau bangku.
c. Tentukan peil ketinggian plafond kemudian diselang dengan air untuk mendapatkan bidang yang
sama setiap sisi ruangan.

PASAL 13
PEKERJAAN LANTAI

14.1 Lingkup pekerjaan


Lingkup pekerjaan lantai adalah :
a. Urugan pasir bawah lantai
b. Beton cor bawah lantai
c. Pemasangan Granite 60 x 60 Cm (Unpolished) licin

14.2 Bahan – bahan dan Peralatan


a. Bahan yang diperlukan adalah :

No Bahan Jenis Spesifikasi

1. Semen Portland Type I PKK I 1961 NI-5


2. Pasir Pasang - Standar pabrik
3. Granite Type I / Setara Standar pabrik
4. Semen Putih Type I Standar pabrik
b. Peralatan yang diperlukan adalah :
- Molen
- Stampler
- Sendok Semen
- Kereta Sorong
- Grenda Pemotong
- Alat – alat bantu lainnya

12
SMKN 1 Lhoknga
14.3 Peraturan dan Syarat – Syarat
a. Bahan Granite yang digunakan adalah bahan Granite jenis IKAD ( setara ) dan sesuai dengan jenis atau
merek Granite pada bangunan yang sudah ada.
b. Sudut Granite harus siku, panjang dan lebar sesuai dengan ukuran nilai yang diizinkan  0,4 % .
c. Apabila merk / jenis dan type bahan yang disebut diatas tidak ada boleh dipakai bahan yang sekwalitas.
d. Sebelum pekerjaan pemasangan lantai Granite dipasang pasir urug dibawah lantai harus padat dan
rata.
e. Pemasangan lantai Granite harus rata, sambungan antara Granite harus lurus dengan jarak yang
diizinkan maksimum 2 mm, celah tersebut diisi dengan semen putih yang warnanya di sesuaikan
dengan warna Granite.
f. Untuk sambungan permukaan Granite yang tidak sama tinggi digunakan bon – bon Granite.

14.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan


a. Ratakan pasir urug dengan cangkul pada seluruh ruangan yang akan dipasang Granite.
b. Pasir pasangan terlebih dahulu harus diayak sehingga tidak bercampur dengan kerikil, lumpur dan
sampah.
c. Adukan semen untuk speci Granite digunakan molen dengan campuran 1 Pc : 5 Ps (1 Portland semen :
5 Pasir).
d. Siram air kemudian stampler hingga padat pada timbunan pasir dan tanah urug.
e. Untuk mal ditarik benang dalam arah horizontal dan diagonal dengan menggunakan selang air.
f. Setelah rata dan padat dibuat lantai beton cor setebal 7 cm dengan perbandingan 1 Pc : 3 Ps : 5 kerikil
pada seluruh permukaan ruangan.
g. Setelah itu baru diadakan pemasangan Granite sesuai dengan ukuran / jenis dan warna Granite.
h. Terakhir celah – celah sambungan Granite baru diberikan semen putih yang diberi pewarna sesuai
dengan warna Granite.
i. Selesai pemasangan Granite seluruhnya dibersihkan dan dipoles.

PASAL 14
PEKERJAAN PENGECATAN

14.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan pengecatan adalah sbb :
a. Pengecatan dinding dan kolom
b. Pengecatan kozen, Pintu, Jendela dan Lisplank

14.2 Bahan – bahan dan Peralatan :


a. Bahan yang diperlukan adalah :

No Bahan Jenis Spesifikasi

1. Cat Air / Cat Tembok Nipon Paint / Setara Standar Pabrik


2. Cat Minyak Avian / Setara Standar pabrik
3. Dempul Tembok Kwalitas II Standar pabrik
4. Dempul Kayu Kwalitas II Standar pabrik
5. Kertas Gosok - Standar pabrik
b. Peralatan yang diperlukan adalah :
Compressor, Kuas Roling, Skrap, Skrap Dempul dll

14.3 Peraturan dan Syarat – Syarat


a. Peraturan Pengecatan dan bahan sesuai standar yang dikeluarkan oleh pabrik.
b. Apabila merk bahan yang disebutkan diatas tidak ada boleh dipakai bahan / merk yang sekwalitas.
c. Dempul kayu dan beton digunakan kwalitas Baik mudah lengket bila ditempelkan.
d. Semua cat diatas harus kwalitas baik dan tidak mudah pudar sekurang-kurangnya 2 tahun lamanya
baik pengecatan bahagian luar maupun bahagian dalam.

13
SMKN 1 Lhoknga
e. Jenis warna cat dan tempat pengecatan ditentukan oleh tabel dibawah ini :

No Jenis Jenis Cat Warna

1. Dinding Cat Emulsion / Air


2. Kosen, Pintu dan Jendela Cat Minyak
Ditentukan kemudian
3. Lisplank Cat Minyak
4. Dinding bagian luar Cat Tembok Exterior
f. Pengecatan dilakukan sampai 3 kali ulang atau sampai seluruh pengecatan mendapat hasil yang
baik tidak kelihatan lagi bercak-bercak semua Permukaan kayu.
g. Urutan Pengecatan adalah sbb :
- Dinding : Plamur, cat dasar 1 kali dan cat warna tambah 2 kali
- Kayu : Plamur, cat dasar 1 kali dan cat warna 3 kali
- Tryplek : Dempul, sanding kemudian pewarna baru disemprot dengan clear.

14.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan


a. Seluruh permukaan dinding digosok seluruhnya sampai bersih dengan kertas Amplas.
b. Kemudian didempul atau diplamin Pada tempat yang diperlukan selanjutnya digosok dengan Amplas
sampai rata.
c. Pengecat dengan menggunakan kuas atau kompressor di ulang-ulang sampai rata.
d. Bahan Cat sebelum digunakan harus dicairkan dengan menggunakan air bersih atau tihner
tergantung jenis cat.

PASAL 15
PEKERJAAN LAIN-LAIN

15.1 Pekerjaan lain-lain yang belum tersebut dalam bestek ini apabila belum mengerti harus segera
ditanyakan langsung pada pengawas.
15.2 Pekerjaan lain-lain dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi lapangan.
15.3 Pekerjaan lain-lain yang belum tercantum dalam bestek dan gambar agar dibuat gambar As build
drawing serta diajukan addendum (perubahan).

PASAL 16
PENUTUP

16.1 Pelaksana membuat opname photografi sebanyak 3 (tiga) lembar pada saat belum dimulai, sedang
dalam pelaksanaan dan setelah selesai pekerjaan, pada pandangan yang sama 4 (empat) arah.
16.2 Perubahan gambar rencana sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan dilapangan harus dibuat
gambar As Build Drawing untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan dari Direksi.

Banda Aceh, Desember2017


Dibuat Oleh,
Konsultan Perencana
CV. FRAME DESIGN

RUDI SATRIA, ST
Direktur

14
SMKN 1 Lhoknga

You might also like