Professional Documents
Culture Documents
22
23
b) Quadrycycle
Pada susunan quadrycycle, roda dipasang pada kedua sisi fuselage.
Keuntungan dari susunan ini adalah ground clearance dari lantai kargo
yang sangat rendah, sehinga cocok untuk cargo plane. B-52 aircraft juga
mengunakan susunan tersebut. Kekurangan dari susunan tersebut adalah
terletak pada sudut takeof dan landing-nya yang sangat landai ( kecil )
c) Multi Bogey
Untuk roda tungal satu roda per strut semakin berat suatu aircraft
maka diperlukan dimensi roda yang semakin besar pula. Untuk mengindari
ukuran roda yang terlalu besar, maka digunakanlah susunan bogey. Pada
dasarnya, susunan bogey tersebut adalah susunan tricycle landing gear yang
per strut-nya terdiri dari 2,4 atau lebih roda, yang disusun secara tandem.
Pemilhan susunan landing gear biasanya didasarkan pada berat pesawat.
Untuk W 50.00 lb mengunakan I roda per-strut, atau untuk keamanan
digunakan 2 roda per strut. Untuk berat pesawat 50.00 < W < 150.00 lb
mengunakan 2 roda per-strut, kadang-kadang digunakan juga pada W =
250.00 lb. Untuk 20.00 < W < 40.00 lb mengunakan 4 roda per-strut. Dan
untuk W > 40.00 lb mengunakan 4 bogey, dengan masing-masing
mengunakan 4 atau 6 roda.
4.3. Komponen-Komponen Main Landing Gear LSU 05
a). Penyangga
Penyangga main landing gear LSU-05 berbentuk benda tegar yang
terbuat dari bahan komposit yang terdiri dari bahan matriks dan bahan serat
karbon yang direkatkan dengan resin sesuai ukuran yang telah ditentukan
kemudian dibentuk dalam sebuah cetakan.
b). Sistem Pengereman
Sistem brake pada main gear berfungsi untuk mengurangi kecepatan
pada saat di ground yaitu ketika taxing dan ground run pada saat landing.
Sistem ini diharapkan bisa berfungsi dengan baik terutama pada saat-saat
kritis seperti runing saat sesudah landing di runway.
c). Roda Pendarat
4.4. Lokasi Penempatan Penyangga Main Landing Gear LSU 05
Dalam perancangan posisi main landing gear pesawat biasanya ditentukan
letak Center of Grafity terlebih dahulu sehingga dalam penentuan posisinya
memperoleh suatu keseimbangan gaya arah x maupun arah y serta momen yang
24
Gambar
4.2. Ilustrasi letak forward CG pesawat (warna merah)
Keterangan :
S : Jarak antara sumbu longitudinal dengan chord tip sayap (mm)
Cr : Jarak antara leading edge sampai trailing edge pada pangkal sayap (mm)
Ct : Jarak antara leading edge sampai trailing edge pada ujung sayap (mm)
H : Jarak antara sumbu longitudinal sampai MAC
F : Jarak wheel base yaitu jarak dari main gear sampai nose gear (mm)
J : Jarak dari forwar center of gravity sampai ground.(mm)
W : Berat pesawat (kg)
M : Jarak forward center of gravity dengan main gear (mm)
N : Jarak dari nose gear sampai forward center of gravity (mm)
L : Jarak dari nose gear sampai center of gravity (mm)
G : Gaya gravitasi bumi (m/s2)
(Cr−M )
H= .....................Equation (4.2)
Cr−Ct
b. Penentuan letak forward dan aft center of grafity
Dalam penentuan Center of Grafity, Penulis melakukan perhitungan
letak center of gravity pesawat berada pada forward CG. Bahan bakar
dalam kondisi penuh dan MTOW (W) sebesar 75 kg.
c. Menggambarkan sebuah garis vertikal diukur dari forward center of gravity
atau aft center of gravity sampai ground. Garis vertikal tersebut
disasumsikan sebagai simbol J dengan jarak 435 mm dari ground sampai
forward CG.
d. Mengecek kembali lokasi main landing gear, berada dianatara 50-55% dari
mean aerodinamic chord.
Berdasarkan dimensi pada gambar 4.1 dan 4.2 dan eq.(4.1) dan (4.2) diatas
maka bisa diambil jarak posisi main landing gear adalah 1722.95 mm dari nose
pesawat. Besar nilai MAC (M) adalah 526.6667 mm dan nilai H adalah 1191.667
mm.
4.5. Jenis Material Yang Digunakan Pada Penyangga Main Landing Gear LSU 05
27
W ( F−L
F )
≤ ( 0.08−0.15 ) W … … … … … . … Eq .(4.4)
Tabel 4.2. Nilai beban statik dan distribusi pembebanan penyangga MLG
Tabel 4.3. Nilai beban statik dan distribusi pembebanan penyangga nose gear
Sesuai tabel di atas diketahui bahwa besar nilai beban maksimum statik
pada struktur penyangga main landing gear adalah 323.203 N berada pada 44%
kemudian dikalikan load faktor menjadi 1292.08 N. Sedangkan beban statik
untuk struktur penyangga nose landing gear sebesar 89.341 N berada pada 12%
kemudian dikalikan load factor menjadi 357.364 N.
4.7. Tegangan Maksimum pada Penyangga Main Landing Gear LSU05 dalam
kondisi statik
a). Perhitungan Secara Analitik
Tegangan maksimal dalam kasus ini merupakan fungsi dari nilai
beban statik yang diaplikasikan pada main landing gear. Untuk mengetahui
nilai tegangan, perlu diperhitungkan besar momen dan nilai inersia dari main
landing gear.
Diketahui : L
Beam : kantilever
Jenis : tumpuan fix
b : 60 mm Fy
h : 15 mm
Fy : 1292.8 N
L : 450 mm
Rumus momen yaitu gaya dikali panjang lengan
M =Fy x L ....... Eq. (4.5)
1292.08 N x 450 mm
¿ 581,760 Nmm
b .h 3
I= … … … … ... eq .( 4.6)
12
3
60 mm x (15 mm)
4
¿ 16,875 mm
M.y
σ= … … …( 4.7)
I
(581.760 Nmm ) x ( 7.5 mm )
16,875 mm4
29
N
¿ 258.56 4
mm
Keterangan :
M = Momen
F = Gaya h
L = Panjang lengan b
b = tebal penampang
h = tinggi penampang
I = Inersia Penampang
y = 0.5 dari panjang h
Berdsarkan perhitungan menggunakan persamaan (4.5) di atas maka
besar momen yang diperoleh akibat beban Fy dalam kondisi statik adalah
581,760 Nmm. Menggunakan persamaan (4.6) bisa diketahui besar inersia
dari material tersebut, maka diperoleh besar nilai inersia adalah 16,875 mm4.
Dengan mengetahi besar momen dan inersia, maka bisa diketahui besar
tegangan maksimum statik akibat dari gaya Fy menggunakan persamaan
(4.7) yaitu sebesar 258.56 N/mm2.
b). Perhitungan Menggunakan Sofware Solidwork
Disamping melakukan perhitungan secara manual atau analitik
penulis juga melakukan perhitungan menggunakan sofware sebagai bahan
pertimbangan keakuratan hasil hitung. Dengan mengetahui hasil hitung
secara analitik dan sofware maka kita akan mempertimbangkan selisih nilai
antara hasil perhitungan manual maupun sofware dengan kekuatan material
pada struktur penyangga main landing gear LSU 05. Dengan demikian
penulis bisa mengetahui dalam bentuk persen (%) seberapa kuat material
tersebut jika diberi gaya statik.
Terdapat beberapa langkah dalam proses perancangan menggunakan
solidwork :
MODELING
DETERMINE OF
MATERIAL
RESULT
SAFETY NO SAFETY
30
Gambar 4.5.
Pembebanan
5) Meshing
Setelah proses diatas, langkah selanjutnya adalah proses meshing,
proses ini bermaksud menampilkan hasil meshing pada penyangga
main landing gear dan noda-noda yang ada pada material tersebut.
Hasil runing dari proses ini bisa dilihat berdasarkan gambar dibawah
ini.
33
8) Running