Professional Documents
Culture Documents
A : Bro, apa sih bedanya Human Resource Management dan Human Capital
B : Apa tuh?
A : Loh, masa’ kamu gak tau? Bukannya sudah lama jadi HRD?
B : Pernah belajar sih, cuman ya masih gak tahu detailnya gimana, kalau
gak
A : Haha… Emang sih, aku juga sudah baca-baca artikel, buku, majalah, dll,
Cerita diatas dapat membuat Anda memiliki beberapa asumsi, juga inspirasi
mengenai pengelolaan SDM. Inilah yang dapat kita diskusikan dalam
memahami pola pikir Human Capital Management.
Pemahaman dasar
1
Human Resource Management (HRM)/Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) menentukan aspek manusia dalam posisi manajemen yang berkaitan
dengan proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi
kepada karyawan. Termasuk juga di dalamnya, memperhatikan hubungan
kerja mereka, kesehatan, keamanan dan masalah keadilan.
Selayaknya sebuah sumber daya, SDM perlu dikelola dengan baik. Maka
yang perlu disadari sebagai landasan utama adalah bahwa pada suatu
waktu, sumber daya itu akan habis. Misalnya kita lihat dalam konteks dalam
perusahaan; ditemui bahwa produktivitas karyawan akan semakin menurun,
baik karena bertambahnya usia, maupun tidak ada lagi yang bisa
dikembangkan karena sudah terlanjur masuk dalam sebuah zona nyaman.
2
Dari pemahaman di atas, dapat kita cermati bersama, bahwa adanya sebuah
intervensi yang dilakukan oleh perusahaan kepada karyawannya, berupa
penambahan (penanaman pengetahuan atau kemampuan), serta
adanya value pengembangan manusia.
Nah, karena jaman berubah, maka karyawan pun harus mampu mengikuti
perkembangan yang ada. Dahulu ada sebuah masa dimana semua dilakukan
secara mekanik, tetapi dengan seiringnya perkembangan dunia teknologi,
maka sebagian besar peralatan mekanik berganti menjadi elektronik, dan
bahkan pada masa kini dapat dikatakan sebagai high technology.
Yap, Karyawan yang ada dalam perusahaan akhirnya mau tidak mau juga
harus belajar berbagai hal baru terus dan menerus, seiring dengan
perkembangan yang maju.
3
HCM & HRM menyediakan berbagai fungsi dan kemampuan untuk mengelola
SDM dengan proses otomatis, dan memberikan satu sumber informasi bagi
karyawan, berupa sistem administrasi karyawan, rekrutmen, talent
management, pelatihan dan pengembangan, compensation & benefit, waktu &
kehadiran, manajemen biaya, manajemen kinerja, kesehatan &
keselamatan, dan lainnya yang berhubungan dengan proses bisnis.
Strategi-strategi
mengoptimalkan talenta
untuk menghasilkan
Memastikan sumber atau mencipta value
daya manusia yang digunakan untuk
FOKUS
menjadi supporter mengaktualisasi dan
dalam pelaksanaan mempercepat
strategi bisnis, tercapainya strategi
dengan segala yang bisnis yang efektif dan
ada pada dirinya. efisien.
Untuk mendapatkan,
Lebih berfokus menganalisis dan
kepada seberapa menyajikan informasi
PENGUKURAN
banyak yang sudah dalam rangka
diberikan karyawan mengembangkan
kepada perusahaan. organisasi.
B : Sepertinya sih masih Resource. biar jadi Capital gimana caranya ya?
dijelaskan kok
4
Join di FB grup komunitas kami, silahkan langsung berbincang dengan para
coach kami ya. Bisa langsung klik di Komunitas Human Capital
Professionals.
Let’s connect
Dalam meningkatkan profit, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, salah
satunya adalah mengurangi cost atau beban biaya yang ada, meskipun
dalam pelaksanaannya tetap harus berpegangan pada berbagai peraturan
yang ada.
Sebenarnya ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh HC personil untuk
mengurangi Cost di dept. HC, mari coba kita telusuri.
Rekrutmen
5
Mengukur Beban Kerja Karyawan
Meskipun overtime mengandung biaya juga, tapi mungkin saja biaya yang
harus dikeluarkan akan lebih kecil dibandingkan dengan menambah
personil baru.
Ide PICT-nya,sebelum menunjuk SDM yang ada baiknya kita melakukan work
load analysis terlebih dahulu, sehingga SDM yang sudah ada saat ini,
benar-benar memberikan kontribusi optimal bagi peningkatan profit
perusahaan.
Sudah punya analisa Jabatan untuk semua posisi SDM dalam struktur
organisasi?
Analisa Jabatan, salah satunya akan menghasilkan Job Desc bagi setiap
SDM yang ada, dimana kita dapat mengatur siapa yang mengerjakan apa,
uraiannya seprti apa, target kerja dan hasil yang diharapkan seperti apa.
Ide PICT-nya,coba cek ulang semua job desc yang ada, pastikan bahwa
semua posisi SDM memang tidak ada yang tumpang tindih pekerjaannya.
Upah
Pos pengeluaran ini pasti ada di hampir semua perusahaan. Karena memang
pada akhirnya, SDM yang bekerja di perusahaan digerakkan oleh
kebutuhan mendapatkan uang untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya.
Umumya hal seperti ini sudah diatur dalam Compensation & Benefit
Management dalam perusahaan.
6
Validasi Data
Ide PICT-nya,mari biasakan data yang kita siapkan atau yang kita terima
adalah data yang valid, sehingga HC personil tidak perlu bolak-balik ke
kantor provider, yang akhirnya malah menjadi pemborosan tersendiri,
menambah beban biaya perusahaan, dan mengurangi profit yang ada.
Perlengkapan Kerja
Hal ini terkesan sederhana karena selain menjadi hak SDM juga menjadi
kewajiban perusahaan untuk melengkapi SDM dengan berbagai peralatan
dan perlengkapan yang mendukung pekerjaan.
Bayangkan, jika separuh dari SDM yang kita miliki melakukan hal seperti
ini? Alhasil, profit perusahaan sudah pasti tergerus.
Penggunaan Teknologi
Disadari atau tidak, banyak sekali paper work di dept HC yang harus
dilakukan oleh HC personil. Ketika jaman sudah semakin maju, banyak
pekerjaan tersebut cukup dilakukan melalui penggunaan teknologi
informasi, karena dapat menghemat kertas yang harganya juga semakin
meningkat terus, serta membutuhkan tempat penyimpanan dokumentasi
yang menghabiskan tempat di kantor.
7
Memang diakui, perpindahan dari kertas ke teknologi informasi
membutuhkan biaya yang relative besar, tetapi sebenarnya hal ini dengan
mudah dihitung sebagai penghematan biaya dalam kurun waktu tertentu.
Ide PICT-nya, HC personil mulai dapat memilah mana pekerjaan yang dapat
dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi seperti Human Capital
Information System, sehingga beban kerja paper work dapat berkurang,
dan mengoptimalkan waktunya untuk pengembangan SDM secara langsung,
misalnya dengan Coaching & Counseling.
8
5 Penyebab Sistem Human Capital di Perusahaan GAGAL
Mengapa ini penting? Bisnis apapun adalah model kepemimpinan. Apa yang
dilakukan oleh pemimpinnya, sangat mudah terduplikasi oleh tim yang
berada di bawahnya. Anda dapat melihat banyak bisnis network marketing
yang tiba-tiba dapat jumlah luar biasa. Saya menyebut bisnis network
marketing ini sebagai bisnis kepemimpinan. Mereka membangun berbagai
sistem edifikasi pada para pimpinan (up line). Sistem ini berhasil – setiap
member baru diarahkan untuk mengikuti semua yang dilakukan oleh para up
line. Di sisi lain, begitu up line atau mengalami penurunan momentum, maka
satu kelompok di bawahnya – entah mengapa – juga tertular, mengalami
hal yang sama.
9
Maka sangat penting juga bagi pimpinan organisasi atau perusahaan untuk
menjaga high performance state-nya Disaat semua orang dalam
organisasi ini menurun semangatnya, pimpinan mesti menjadi orang yang
paling semangat diantara yang lain.
Jika Anda sudah mencoba Decision Making Inventory kami, Anda dapat
mengenal tipe Matahari, Bulan, Bintang dan Bumi. Menurut saya, orang-
orang dengan tipe Matahari ini memang lebih cepat bergerak. Parameter
mereka adalah tindakan – mereka belajar melalui tindakan. Maka mereka
akan mewujudkan hal-hal yang dipelajarinya melalui tindakan pula. Di
beberapa perusahaan yang kami dampingi, mau-tidak-mau saya mengakui,
bahwa orang dengan tipe matahari inilah yang seringkali membuat sebuah
konsep terwujud. Memang tidak berarti tipe lain tidak bisa memulai langkah
pertama. Namun matahari, ia bergerak lebih cepat dari yang lain untuk
melangkah.
Nah, jika kita lihat perusahaan besar yang inovatif, di dalamnya banyak
sekali orang yang kreatif dan aktif. Mereka tidak takut salah – walaupun
hanya sebuah langkah kecil yang sederhana, yang penting dilakukan.
Simplifikasi. Ini adalah kata kunci untuk langkah pertama. Kita ambil contoh
Starbucks – mereka adalah kelompok yang berusaha membuat perubahan
besar dalam kehidupan masyarakat dengan berjuta cara sederhana.
Momen-momen kecil seperti tersenyum ketika menyajikan minuman,
menyapa setiap pelanggan dengan namanya, meracik minuman sesuai selera
setiap pelanggan, juga menyediakan kursi yang nyaman untuk bersantai
bersama teman.
3. Tidak Konsisten
Membangun budaya organisasi bukanlah hal yang instan. Ini sama juga
seperti kita membiasakan diri untuk berolah raga – berapa waktu yang Anda
butuhkan untuk terbiasa bangun pagi dan keluar dari rumah untuk
bergerak? Mereka yang sudah terbiasa berolah raga justru merasa tidak
nyaman badannya jika tidak bergerak.
Hal pertama yang selalu kami anjurkan bagi klien-klien kami adalah
pertemuan. Sebuah organisasi yang berkembang akan bergerak dari
pertemuan ke pertemuan. Dalam pertemuan, di situlah setiap SDM dapat
berjumpa dan berkomunikasi dengan lebih fokus. Bukan sambil lalu dan
hanya saling menyapa. Seringkali pertemuan ini, terutama yang sifatnya
rutin – menjadi turun skala prioritasnya saat jadwal pekerjaan
meningkat. Begitu sekali pertemuan terlewatkan, seolah seluruh SDM
menjadi sepakat bahwa pertemuan ini adalah hal yang bisa ditoleransi.
Kalau ada yang lebih penting, maka pertemuannya ditunda saja.
10
Ini adalah salah satu sumber masalah yang dapat berdampak pada area-
area lain. Menjadwalkan dan menepati jadwal pertemuan adalah hal yang
penting. Konsisten dan percaya pada prosesnya.
Ada kisah menarik yang selalu saya ingat dari Starbucks. Irene adalah
mantan guru yang berusia 70-an. Setiap hari, ia dan suaminya mengunjungi
kedai Starbucks dengan pesanan yang sama: kopi dalam cangkir besar dan
satu cangkir tambahan agar bisa dibagi. Mereka juga memesan satu kue
dan dua garpu untuk dinikmati berdua. Pasangan tersebut menikmati kopi
dan kue mereka, dan mereka akan berlama-lama duduk berbincang
melewatkan waktu.
Hingga beberapa hari saat pasangan itu tidak lagi mengunjungi kedai
Starbucks, maka si barista mengkhawatirkan mereka. Suatu hari ia
berpapasan dengan Irene dan ternyata suami Irene telah meninggal
karena serangan jantung. Si barista ini mengajak Irene untuk mampir
kembali ke kedai. Irene mengatakan, “Saya tidak tahu harus pesan apa
karena kami biasanya saling berbagi.” Maka si barista ini menjawab, “Begini
saja, saya yang akan berbagi dengan Anda secangkir kopi dan kue ini
dengan Anda hari ini. Kita bisa menikmatinya sambil mengobrol apa saja
yang bisa membuatmu lega dan senang.” Maka si barista ini dan Irene duduk
mendengarkan betapa Irene kehilangan suaminya. Keajaiban mulai terjadi.
Beberapa hari kemudian, Irene datang kembali ke kedai dan bertanya apakah
ia bisa memesan kopi dengan cangkir yang lebih kecil dan membawa pulang
setengah dari kue yang dipesannya.
5. To Be x To Do
Memang bisa saja kami menggunakan referensi skema yang kami miliki.
Namun hal itu ternyata belum cukup. Sistem sudah ada seharusnya tinggal
dilakukan – “DO”. Namun memiliki identidas sebagai Human Capital
Practitioner ini memerlukan waktu.
Kembali lagi pada pertanyaan saya di awal poin ini, “Apa nama departemen
Anda?” HUMAN Capital Department – atau – HUMAN Resourse Department. Ini
11
berarti MANUSIA menjadi isu utamanya. Maka berapa waktu yang kita
habiskan untuk bekerja bersama tumpukan kertas dan laptop di dalam
ruangan HR yang nyaman? Atau berapa waktu lamanya kita bekerja untuk
berhubungan dengan manusia? Connect to people?
Maka bagi Anda yang membaca artikel ini, “Berapa persen waktu yang Anda
gunakan untuk connect to people?
Sekali lagi, membangun sistem bukan hal yang instan. Menciptakan budaya
organisasi bukan pekerjaan yang 1-2 semester selesai. Banyak detail yang
harus kita perhatikan. Inilah pentingnya Anda mempunyai Coach/ Mentor.
Seringkali karena kesibukan dan tidak fokus, maka hal-hal detail yang
harus dilakukan secara konsisten menjadi terlewat. Coach/ Mentor Anda
akan membantu untuk mengawal proses yang ada, mengingatkan, menjadi
teman diskusi, juga menjadi kritikus yang membangun.
12