Professional Documents
Culture Documents
Peran endoskopi yakni masuk dan melihat bagian dalam gaster dan
Prinsip dari ERCP terapeutik adalah memotong sfingter papila Vateri dengan
kawat yang dialiri arus listrik sehingga muara papila menjadi besar
(spingterotomi endoskopik).
penderita dengan usia lanjut atau dengan penyulit operasi, drainase bilaer
dengan bantuan guide wire melalui papila Vateri ke dalam duktus koledokus
obstruksi dan ujung distal terletak di duodenum. Dengan cara ini akan
1. Ikterus obstruktif
9. Pancreatic disease
1. Infark Miokard
3. Penyakit kardiopulmonal
5. Acute pancreatitis
6. Glaucoma
7. Pseudocyst
(bekas luka), kebocoran (dari trauma dan operasi), dan kanker. ERCP dapat
pandangan samping.
Manfaat Pemeriksaan ERCP
Foto polos abdomen melihat saluran kencing (BNO atau KUB) dalam hal
ini kotoran dalam usus sangat mengganggu hasil photo sehingga harus
keadaan ginjal dan salurannya serta bagian belakang abdomen , Dalam hal ini kita
harus membersihkan sisa makanan (faecal material) dari usus yang akan
makanan dalam usus yang ada dikeluarkan semua dengan demikian usus akan
dibelakangnya. Hal ini tidak dapat kita kerjakan sendiri terutama penderita rawat
Anatomi Radiografi
Abdomen membentang dari diafragma hingga pelvis. Hanya lambung dan
kolon yang dalam keadaan normal mengandung udara di dalam lumennya. Usus
halus biasanya tidak mengandung udara di dalamnya. Batas udara cairan normal
terdapat di dalam lambung, duodenum dan kolon, namun tidak lazim ditemukan
di dalam usus halus. Hati, kandung empedu dan limpa merupakan organ padat
kelenjar getah bening, pancreas, aorta, vena cava inferior dan muskulus psoas.
Abdomen atau lebih dikenal dengan perut berisi berbagai organ penting
dalam sistem pencernaan, endokrin dan imunitas pada tubuh manusia. Ada
sembilan pembagian regio (daerah) di abdomen berdasarkan regio organ yang ada
didalamnya, yaitu :
ginjal kanan
2. Epigastrium : ginjal kanan dan kiri, sebagian hati dan lambung serta
4. Lateralis kanan: sebagian hati dan usus besar serta bagian bawah ginjal
kanan
6. Lateralis kiri: sebagian kecil usus besar dan bagian bawah ginjal kiri
7. Inguinalis kanan: sebagian kecil usus besar
8. Pubic : usus buntu, sebagian usus halus dan usus besar, ureter kanan dan
sirosis hepatik.
5. Umbilicalis: ulcus usus halus 12 jari, kerusakan usus halus batu ureter
kandung empedu.
didalam usus, terutama colon yang dapat hilang sesudah 2-3 hari
faecal material, sekitar 1-1,5 liter air pada malam tersebut), sesudah
sigmoid.
- Obat-obatan :
kuat.
Microlax.
Teknik Pemeriksaan
1. Tiduran telentang (supine), sinar dari arah vertikal dengan proyeksi antero-
posterior (AP).
Posisi AP untuk melihat distribusi usus, preperitonian fat, ada tidaknya
Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan kemungkinan perforasi usus.
Dari air fluid level dapat diduga gangguan pasase usus. Bila air fluid level
adanya air fluid level dan step ladder appearance. Jadi gambaran
radiologis pada ileus obstruktif yaitu adanya distensi usus partial, air fluid
Posisi AP supine
Posisi pasien : Pasien tidur terlentang dengan MSP (Mid Sagital Plane)
Posisi obyek : tengah kaset setinggi crista iliaca, dengan batas bawah
pada sympisis pubis, tanpa ada rotasi pelvis atau shoulder ( dengan
melihat kedua SIAS mempunyai jarak yang sama pada kedua sisi
Central ray : CR tegak lurus dan langsung pada kaset (film) setinggi
anatomy cutoff ”. Lutut ditekuk dan pada salah satu lutut saling
superposisi dengan yang lain untuk sabilisasi pasien. Kedua lengan
setinggi axilla. dengan batas bawah pada sympisis pubis, tanpa ada
jarak yang sama pada kedua sisi. Atur tinggi kaset ditengah MSP
Kolimasi : Kolimasi meliputi pada keempat sisi jangan ada “ cut off ”
menempel pada buck stand atau grid (posisi ini bukan untuk pasien
yang KU-nya kurang baik). Lengan berada pada samping tubuh. MSP
Posisi obyek : Tidak boleh ada rotasi pada pelvis dan shoulder. Atur
Kolimasi : Kolimasi meliputi pada keempat tepi kaset. Jangan ada cut
jauh lebih mudah. Walaupun demikian, foto polos abdomen masih merupakan
pemeriksaan yang sangat berguna terutama pada pasien akut abdomen. Kriteria
panggul baik.
4. Pasien tidak bergerak saat difoto yang ditandai dengan tajamnya batas
5. Foto dapat menggambarkan batas bawah hepar, ginjal, batas lateral muskulus
Penilaian Kualitas: nama pasien yang sebenanya, pajanan yang baik, tanpa
rotasi dan penanda anatomis (L atau R) pada foto. Foto telentang (AP)
termasuk foto abdomen yang rutin dilakukan. Foto tegak atau dekubitus
medeteksi udara bebas intraperitoneum dapat digunakan foto tegak thorak atau
membingkai tepi-tepi abdomen pada foto terlentang. Pada foto tegak, kolon
Bila terdapat gas di dalam usus halus atau dicurigai terdapat dilatasi usus halus,
batas cairan.
Jejenum mengalami dilatasi bila diameternya >3,5 cm, usus halus pertengahan
mengalami dilatasi bila diameternya >3 cm dan ileum dilatasi bila diameter yang
(interdigitasi) dan tidak menyilang diameter kolon, berbeda dengan plika sirkulasi
normal 10-12 cm atau panjang longitudinal sepanjang 3,5 vertebra. Bayangan hati
dan limpa. Tepi inferior hati berbatas tegas, khususnya di bagian lateral.
lemak (fat line) properitoneal bergeser kearah lateral oleh cairan bebas. Cari
adanya batu radioopak dan kalsifikasi di daerah kandung empedu, ginjal dan
ureter. Hati-hati dengan phlebolith vena pelvis yang dapat menyerupai batu.
Phlebolith berbentuk oval, halus dan terdapat bayangan lusen kecil di dalamnya.
Batu tampak padat dengan tepi tidak teratur. Kalsifikasi pancreas berbentuk titik-
titik dan aksis oblik. Kalsifikasi vascular sering ditemukan di aorta pada pasien
usia lanjut, penderita diabetes dan penderita aortitis yang disebabkan oleh
penyakit Takayashu.
Carilah adanya massa jaringan lunak dan gas ekstraluminal. Udara akan
kehitaman pada film sedangkan tulang dengan elemen kalsium yang dominan
akan menyerap seluruh sinar yang dipancarkan sehingga pada film akan tampak
putih. Diantara udara dengan tulang misalnya jaringan lunak akan menyerap
Udara akan terlihat relatif banyak mengisi lumen lambung dan usus besar
sedangkan dalam jumlah sedikit akan mengisi sebagian dari usus kecil. Sedikit
udara dan cairan juga mengisi lumen usus halus dan air fluid level yang minimal
bukan merupakan gambaran patologis. Air fluid level juga dapat djumpai pada
lumen usus besar, dan tiga sampai lima fluid levels dengan panjang kurang dari
2,5 cm masih dalam batas normal serta sering dijumpai di daerah kuadran kanan
bawah. Dua air fluid level atau lebih dengan diameter lebih dari 2,5 cm panjang
banyaknya udara yang tertelan seperti pada keadaan banyak bicara, tertawa,
merokok dan lain sebagainya. Pada keadaan tertentu misalnya asma atau pneu-
monia akan terjadi peningkatan jumlah udara dalam lumen usus halus dan usus
besar secara dramatik sehingga untuk pasien bayi dan anak kecil dengan keluhan
perut kembung sebaiknya juga difoto kedua paru sekaligus karena sangat besar
penyebab lain yang mempunyai gambaran mirip dengan ileus antara lain pleuritis,
ginjal dan muskulus psoas bilateral. Adanya bayangan yang menghalangi kontur
dari ginjal atau m.psoas dapat menujukkan keadaan patologis di daerah ret-
roperitoneal. Foto radiografi polos abdmen biasa dikerjakan dalam posisi pasien
terlentang (supine). Apabila keadaan pasien memungkinkan akan lebih baik lagi
bila ditambah posisi berdiri. Untuk kasus tertentu dilakukan foto radiografi polos
tiga posisi yaitu posisi supine, tegak dan miring kekiri (left lateral decubitus).
Biasanya posisi demikian dimintakan untuk memastikan adanya udara bebas yang
Penyebab tersering gambaran ini adalah perforasi usus akibat luka tau
Pada foto toraks tegak, udara berbentuk bulan sabit tampak dibawah
intraperitoneum atau tidak, foto dekubitus kiri pada abdomen bagian atas
akan menunjukkan udara bebas dalam bentuk bulan sabit dengan densitas
rendah disebelah lateral dari tepi lateral lobus kana hati. Pada foto
terlentang abdomen, udara bebas sulit dideteksi. Ada dua tanda yang dapat
membantu : tanda Rigler, yaitu adanya gas di dinding usus sisi manapun,
Gambar 2.10. Foto ini menegaskan adanya udara bebas subdafragma pada
emfisematosa. Hal ini biasanya akibat infeksi ginjal berat oleh E. Coli
Gas di dalam dinding usus tampak sebagai bayangan lusen linear di dalam
dinding usus. Ini biasanya disebabkan oleh infark dinding usus. Pada bayi-
enterocolitis (NEC). Pada bayi-bayi ini juga sering terdapat gas di dalam
vena porta.
D. Obstruksi usus
Diagnosis obstruksi usus dibuat secara klinis dan ditegakkan dengan foto
kelainan kongenital berupa stenosis atau atresis, tumor, dan batu empedu
obtruktif namun tanpa disertai air fluid levels yang signifikans dan
adalah :
untuk melihat batas udara dan air serta letak obstruksi. Secara
normal lambung dan kolon terisi sejumlah kecil gas tetapi pada
Pada foto polos abdomen tampak gambaran air fluid level yang
usus (sigmoid).
perforasi usus. Dari air fluid level dapat diduga gangguan pasase
usus. Bila air fluid level pendek berarti ada ileus letak tinggi,
E. Batu radioopak
kalsifikasi berupa batu. Gambaran batu ini biasanya terjadi pada kondisi
Foto polos abdomen dapat menentukan besar, macam dan lokasi batu
radioopak. Penilaian batu ginjal pada foto polos abdomen yang penting
dan nefrokalsinosis.
Berdasarkan opasitasnya batu pada traktus urinarius dibagi menjadi tiga :
fosfat atau MAP), dan batu radiolusen (batu asam urat dan batu sistin).
sehingga tidak dapat dilihat pada foto polos abdomen yang biasanya
mengevaluasinya.
dapat kasar atau halus. Batu pada vesica urinaria lebih bulat dengan
dan halus yang dijumpai pada calices minores kedua ginjal dijumpai pada
Vesicolithiasis
Batu pada kandung empedu dan salurannya biasa dijumpai pada kuadran
biasanya tidak memberikan gambaran yang khas karena hanya sekitar 10-
dilihat dengan foto polos. Pada peradangan akut dengan kandung empedu
Gambar 2.21. Foto polos abdomen dengan ascites tanpa adanya massa
atau kalsifikasi
Pada foto polos abdomen dalam posisi supine akan tampak gambaran
sebagai berikut :
Abses tampak sebagai massa jaringan lunak yang dapat mengandung gas.
Abses dapat dikelirukan dengan gambaran kolon pada foto polos. Cairan
vertebralis, ileum, dan sendi sakroiliaka. Otot psoas kaya akan pembuluh
dengan otot iliaka pada level L5-S2, membentuk otot iliopsoas. Otot