You are on page 1of 3

AQIDAH

*****
Haqiqatul Insan (Hakikat Manusia)
Manusia juga diciptakan oleh Allah Ta’ala dalam keadaan
Sebagai manusia kita harus mengenal diri kita sendiri; dhaif (lemah). Kelemahannya terutama dalam
siapa diri kita, darimana kita berasal, apa yang sedang kita menghadapi godaan hawa nafsunya. Kadangkala mereka
kerjakan di muka bumi ini, dan seterusnya. Dengan begitu mengalami lemah ‘azam (tekad), lemah iman dan lemah
kita dapat memposisikan diri di tengah-tengah kosmos kesabaran.
yang maha luas ini. Selain itu, manusia pun pada dasarnya memiliki
Berikut ini penjelasan ringkas tentang hakikat manusia, kelemahan fisik, sehingga Allah Ta’ala menetapkan
semoga kita semakin sadar diri: kebijakan-Nya dengan memudahkan berbagai perintah
dan larangan, dan ketika terjadi kesulitan dibolehkan oleh-
Pertama, manusia adalah makhluqun -makhluk ciptaan / Nya manusia melakukan sesuatu yang hukum asalnya
hasil kreasi Allah Ta’ala -. adalah terlarang. Misalnya dihalalkannya memakan
Ia diciptakan oleh-Nya ‘alal fitrah (berada di atas fitrah ). bangkai bagi orang yang kelaparan.
Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya,

‫ﻚ ﻗﻟﻠِﺪﺪﻳِّﻗﻦ ﺄﺣﻗﻨﻴِﻔﻔﺎً ﻓﻗ ﻢ‬ ‫ﻖ ﺍ ﻢ ﻗﻟﻢﻧﺄﺴﺎًﻦﻥ ﺄ‬


ً‫ﺿﻗﻌﻴِﻔﻔﺎ‬ ‫ﺍﻦ ﺃﺄﻢﻥ ﻳِّﻦﺄﺨﻔﺪ ﺄ‬
‫ﻒ ﺄﻋﻢﻨﻦﻜﻢﻢ ﺄﻭﻦﺧﻠِﻗ ﺄ‬ ‫ﻳِّﻦﻗﺮﻳِّﻦﺪ ﺍ‬
‫ﺱ ﺄﻋﻠِﺄﻢﻴِﺄﻬﺎً ﺄﻟ‬ ‫ﺍﻗ ﺍﻟﺍﻗﺘﻲِ ﻓﺄﻄﺄﺄﺮ ﺍﻟﺍﻨﺎً ﺄ‬ ‫ﻄﺄﺮﺓﺄ ﺍ‬ ‫ﻓﺄﺄ ﺄﻗﻗﻢﻢ ﺄﻭﻢﺟﻬﺄ ﺄ‬
‫ﻚ ﺍﻟﺪﺪﻳِّﻦﻦ ﺍﻢﻟﻘﺄﻴِﺪﻦﻢ ﺄﻭﻟﺄﻗﻜﺍﻦ ﺃﺄﻢﻛﺜﺄﺄﺮ ﺍﻟﺍﻨﺎً ﻗ‬ ‫ﻖ ﺍ‬ ‫ﺗﺄﻢﺒﻗﺪﻳِّﺄﻞ ﻟﻗﺄﺨﻢﻠِ ﻗ‬
‫ﺱ ﺄﻟ ﻳِّﺄﻢﻌﻠِﺄﻦﻤﻮُﺄﻥ‬ ‫ﺍﻗ ﺄﺫﻟﻗ ﺄ‬ “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu (dalam
syariat), dan manusia dijadikan bersifat lemah.” (QS. An-
Nisa, 4: 28)
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama
*****
Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan
Manusia juga diciptakan oleh Allah Ta’ala dalam keadaan
manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada
jahil (bodoh).
fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan
Allah Ta’ala mengungkapkan kondisi manusia ini sbb:
manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum, 30: 30)
Manusia diciptakan ‘alal fithrah maksudnya adalah ‫ﺽ ﺄﻭﺍﻢﻟﻗﺠﺄﺒﺎًﻗﻝ ﻓﺄﺄ ﺄﺑﺄﻢﻴِﺄﻦ ﺃﺄﻢﻥ‬
‫ﺕ ﺄﻭﺍﻢﻟﺄﻢﺭ ﻗ‬
‫ﺿﺄﻨﺎً ﺍﻢﻟﺄﺄﻣﺎًﻧﺄﺔﺄ ﺄﻋﺄﻠِﻰَ ﺍﻟﺍﺴﺄﻤﺎًﺄﻭﺍ ﻗ‬
‫ﺇﻗﺍﻧﺎً ﺄﻋﺄﺮ ﻢ‬
diciptakan oleh Allah Ta’ala berada dalam kecenderungan
kepada kebenaran dan patuh kepada- Nya. ‫ﻳِّﺄﻢﺤﻗﻤﻢﻠِﻨﺄﺄﻬﺎً ﺄﻭﺃﺄﻢﺷﻔﺄﻢﻘﺄﻦ ﻗﻣﻢﻨﺄﻬﺎً ﺄﻭﺄﺣﺄﻤﻠِﺄﺄﻬﺎً ﺍ ﻢ ﻗﻟﻢﻧﺄﺴﺎًﻦﻥ ﺇﻗﻧﺍﻪﻦ ﺄﻛﺎًﺄﻥ ﻇﺄﻦﻠِﻮُﻔﻣﺎً ﺄﺟﻦﻬﻮُﻔﻟ‬
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat
‫ﺍﺄ ﺄﺧﻠِﺄ ﺄ‬
‫ﻖ ﺁﺄﺩﺄﻡ ﺄﻭﺑﺄﻗﻨﻴِﻗﻪ‬ ‫ ﺃﺄﺍﻥ ﺍ‬، ‫ﺏ‬ ‫ﺄﺃﻟ ﺃﻦﺄﺣﺪﺪﺛﻦﻦﻜﻢﻢ ﺑﻗﺄﻤﺎً ﺄﺣﺍﺪﺛﺄﻗﻨﻲِ ﺍ‬
‫ﺍﻦ ﻗﻓﻲِ ﺍﻢﻟﻗﻜﺄﺘﺎً ﻗ‬ kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya
enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir
‫ ﻓﺄﺄﺠﺄﻌﻦﻠِﻮُﺍ‬، ‫ﻄﺎًﻫﻦﻦﻢ ﺍﻢﻟﺄﻤﺎًﺄﻝ ﺄﺣﻼَﻟ ﻟ ﺄﺣﺄﺮﺍﺄﻡ ﻗﻓﻴِﻗﻪ‬‫ ﺄﻭﺃﺄﻢﻋ ﺄ‬، ‫ﻦﺣﻨﺄﺄﻔﺎًﺄﺀ ﻦﻣﻢﺴﻠِﻗﻗﻤﻴِﺄﻦ‬ akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh
manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat
ً‫ﺍﻦ ﺄﺣﻼَﻟ ﺄﻭﺄﺣﺄﺮﺍﻔﻣﺎ‬ ‫ﻗﻣﺍﻤﺎً ﺃﺄﻢﻋ ﺄ‬
‫ﻄﺎًﻫﻦﻦﻢ ﺍ‬ bodoh.” (QS. Al-Ahzaab, 33: 72)
“Apakah kamu suka aku menceritakan kepadamu apa
yang telah diceritakan Allah kepadaku dalam Kitab-Nya? Ayat ini menyebutkan bahwa Allah Ta’ala telah
Sesungguhnya Allah telah menciptakan Adam dan anak mengemukakan amanat -yaitu tugas-tugas ibadah- pada
cucunya cenderung kepada kebenaran dan patuh kepada langit, bumi dan gunung- gunung. Seumpamanya Allah
Allah. Allah memberi mereka harta yang halal tidak yang menciptakan pada masing- masing makhluk itu
haram. Lalu mereka menjadikan harta yang diberikan pemahaman dan dapat berbicara, maka semuanya pasti
kepada mereka itu menjadi halal dan haram.” (H.R. Iyad enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir,
bin Himar) yakni merasa takut akan mengkhianatinya, lalu dipikullah
Dalam hadits lain beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam amanat itu oleh Nabi Adam sesudah terlebih dahulu
bersabda, ditawarkan kepadanya. Sungguh manusia itu amat zalim
terhadap dirinya sendiri -disebabkan apa yang telah
‫ﻦﻛﻞُﻞ ﺄﻣﻢﻮُﻦﻟﻮُﺩﺩ ﻦﻳِّﻮُﻟﺄﻦﺪ ﺄﻋﺄﻠِﻰَ ﺍﻢﻟﻔﻗ ﻢ‬ dipikulnya itu- dan amat bodoh, yakni tidak mengerti
‫ﺼﺄﺮﺍﻧﻗﻗﻪ ﺃﺄﻢﻭ‬
‫ﻄﺄﺮﻗﺓ ﻓﺄﺄ ﺄﺑﺄﺄﻮُﺍﻩﻦ ﻳِّﻦﻬﺄﺪﻮُﺄﺩﺍﻧﻗﻗﻪ ﺃﺄﻢﻭ ﻳِّﻦﻨﺄ ﺪ‬ tentang apa yang dipikulnya itu. [2]
‫ﻳِّﻦﺄﻤﺪﺠﺄﺴﺎًﻧﻗﻗﻪ‬
Manusia menyanggupi amanat yang ditawarkan
“Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah; kepadanya - apabila dikerjakan akan mendapat pahala,
orangtuanyalah yang menjadikan ia yahudi, nasrani, atau dan apabila ditinggalkan akan disiksa- karena itulah ia
majusi.” (HR. Bukhari) disebut jahula, karena tidak mengetahui kemampuan
Sebagian ulama mengatakan bahwa arti fitrah adalah dirinya sendiri.
“Islam”. Hal ini dikatakan oleh Abu Hurairah, Ibnu Syihab, Manusia juga diciptakan oleh Allah Ta’ala dalam keadaan
dan lain-lain. Pendapat tersebut dianut oleh kebanyakan faqir (butuh/berkehendak) kepada pemberian-Nya .
ahli tafsir. [1]
‫ﺍﻦ ﻫﻦﺄﻮُ ﺍﻢﻟﺄﻐﻨﻗﻞُﻲِ ﺍﻢﻟﺄﺤﻗﻤﻴِﻦﺪ‬ ‫ﺱ ﺃﺄﻢﻧﺘﻦﻦﻢ ﺍﻢﻟﻔﻦﻘﺄﺄﺮﺍﻦﺀ ﺇﻗﺄﻟﻰَ ﺍ‬
‫ﺍﻗ ﺄﻭ ﺍ‬ ‫ﺄﻳِّﺎً ﺃﺄﻞُﻳِّﺄﻬﺎً ﺍﻟﺍﻨﺎً ﻦ‬ “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
dan Allah Dia- lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathir, 35: 15) kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-
Israa, 17: 70)
Manusia diciptakan oleh Allah Ta’ala dalam keadaan tidak
memiliki apa pun, kecuali apa- apa yang dianugerahkan Allah Ta’ala telah memuliakan Adam dan anak cucunya
Allah Ta’ala kepadanya. Semua yang dinikmati manusia dengan raut muka yang indah, potongan yang serasi dan
sepanjang hidupnya adalah berasal dari- Nya. Maka diberi akal, agar dapat menerima petunjuk, untuk
manusia selalu dalam keadaan berkehendak dan berbudaya dan berpikir guna mencari keperluan hidupnya,
berkepentingan kepada- Nya. mengelola kekayaan alam serta menciptakan alat
pengangkut di darat, di lautan maupun di udara. Dan Allah
***** Ta’ala telah memberikan rezeki yang baik-baik kepada
Kedua, manusia adalah makhluk yang mukarramun mereka itu, yang terdiri dari makanan yang di dapat dari
(dimuliakan). tumbuh-tumbuhan dan hewan. Allah Ta’ala telah
Allah Ta’ala memuliakan anak- anak Adam karena nafkhur melebihkan mereka itu dengan kelebihan yang sempurna,
ruhi -telah ditiupkan ruh ciptaan Allah Ta’ala kepadanya-. dari kebanyakan makhluk yang lain yang diciptakan-Nya.
Dia berfirman,
Manusia pun dimuliakan oleh Allah Ta’ala karena
‫ﺛﻦﺍﻢ ﺄﺳﺍﻮُﺍﻩﻦ ﺄﻭﻧﺄﻔﺄﺄﺦ ﻗﻓﻴِﻗﻪ ﻗﻣﻢﻦ ﻦﺭﻭﻗﺣﻗﻪ ﺄﻭﺄﺟﺄﻌﺄﻞ ﻟﺄﻦﻜﻦﻢ ﺍﻟﺍﺴﻢﻤﺄﻊ ﺄﻭﺍﻢﻟﺄﻢﺑ ﺄ‬
‫ﺼﺎًﺄﺭ‬ musakharun lahu -telah ditundukkan alam ini kepadanya-.
Allah Ta’ala berfirman,
‫ﺄﻭﺍﻢﻟﺄﻢﻓﺌﻗﺄﺪﺓﺄ ﻗﺄﻗﻠِﻴِﻔﻼَ ﺄﻣﺎً ﺗﺄﻢﺸﻦﻜﻦﺮﻭﺄﻥ‬
“Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke ‫ﻚ ﻗﻓﻴِﻗﻪ ﺑﻗﺄ ﺄﻢﻣﻗﺮﻗﻩ ﺄﻭﻟﻗﺘﺄﻢﺒﺘﺄﻦﻐﻮُﺍ ﻗﻣﻢﻦ‬
‫ﻱِ ﺍﻢﻟﻔﻦﻢﻠِ ﻦ‬
‫ﺍﻦ ﺍﻟﺍﻗﺬﻱِ ﺄﺳﺍﺨﺄﺮ ﻟﺄﻦﻜﻦﻢ ﺍﻢﻟﺒﺄﻢﺤﺄﺮ ﻟﻗﺘﺄﻢﺠﻗﺮ ﺄ‬
‫ﺍ‬
dalamnya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu ‫ﻀﻠِﻗﻗﻪ ﺄﻭﻟﺄﺄﻌﻠِﺍﻦﻜﻢﻢ ﺗﺄﻢﺸﻦﻜﻦﺮﻭﺄﻥ‬
‫ﻓﺄ ﻢ‬
sedikit sekali bersyukur.” (QS. As- Sajdah, 32: 9) “Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya
kapal- kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya
Di dalam hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa dan supaya kamu dapat mencari karunia- Nya dan mudah-
sallam disebutkan, mudahan kamu bersyukur.” (QS. Al- Jatsiyah, 45: 12)

‫ﻄﻗﻦ ﺃﻦﺪﻣﻗﻪ ﺃﺄﻢﺭﺑﺄﻗﻌﻴِﺄﻦ ﻳِّﺄﻢﻮُﻔﻣﺎً ﻧﻦ ﻢ‬


‫ ﺛﻦﺍﻢ ﻳِّﺄﻦﻜﻮُﻦﻥ‬،‫ﻄﻔﺄﻔﺔ‬ ‫ﺇﻗﺍﻥ ﺃﺄﺄﺣﺄﺪﻦﻛﻢﻢ ﻳِّﻦﻢﺠﺄﻤﻦﻊ ﺄﺧﻢﻠِﻘﻦﻪﻦ ﻗﻓﻲِ ﺑﺄ ﻢ‬ Di ayat yang lain diterangkan bahwa Allah Ta’ala
menjadikan bumi dan semua isinya untuk manusia.
‫ ﺛﻦﺍﻢ ﻳِّﻦﻢﺮﻗﺳﻦﻞ ﺍ‬،‫ﻚ‬
‫ﺍﻦ ﺇﻗﻟﺄﻢﻴِﻗﻪ‬ ‫ﻀﺄﻐﺔﻔ ﻗﻣﻢﺜﺄﻞ ﺄﺫﻟﻗ ﺄ‬
‫ ﺛﻦﺍﻢ ﻳِّﺄﻦﻜﻮُﻦﻥ ﻦﻣ ﻢ‬،‫ﻚ‬‫ﺄﻋﻠِﺄﻘﺄﺔﻔ ﻗﻣﻢﺜﺄﻞ ﺄﺫﻟﻗ ﺄ‬
‫ﺐ ﻗﺭﻢﺯﻗﻗﻗﻪ‬ ‫ ﻓﺄﻴِﺄﻢﻨﻔﻦﻦﺦ ﻗﻓﻴِﻗﻪ ﺍﻟﻞُﺮﻭﺄﺡ ﺄﻭﻳِّﻦﻢﺆﺄﻣﻦﺮ ﺑﻗﺄ ﺄﻢﺭﺑﺄﻗﻊ ﺄﻛﻠِﻗﺄﻤﺎً ﺩ‬،‫ﻚ‬
‫ٍ ﺑﻗﺄﻜﻢﺘ ﻗ‬:‫ﺕ‬ ‫ﺍﻢﻟﺄﻤﻠِﺄ ﺄ‬ ‫ﻖ ﻟﺄﻦﻜﻢﻢ ﺄﻣﺎً ﻗﻓﻲِ ﺍﻢﻟﺄﻢﺭ ﻗ‬
‫ﺽ ﺄﺟﻗﻤﻴِﻔﻌﺎً ﺛﻦﺍﻢ ﺍﻢﺳﺘﺄﺄﻮُﻯَ ﺇﻗﺄﻟﻰَ ﺍﻟﺍﺴﺄﻤﺎًﻗﺀ‬ ‫ﻫﻦﺄﻮُ ﺍﻟﺍﻗﺬﻱِ ﺄﺧﻠِﺄ ﺄ‬
‫ﺄﻭﺄﻋﺄﻤﻠِﻗﻗﻪ ﺄﻭﺃﺄﺄﺟﻠِﻗﻗﻪ ﺄﻭﺄﺷﻘﻗﻲﻲِ ﺃﺄﻢﻭ ﺄﺳﻗﻌﻴِﺪﺪ‬ ‫ﺕ ﺄﻭﻫﻦﺄﻮُ ﺑﻗﻦﻜﺪﻞ ﺄﺷﻢﻲِﺀﺩ ﺄﻋﻗﻠِﻴِﺪﻢ‬
‫ﻓﺄﺄﺴﺍﻮُﺍﻫﻦﺍﻦ ﺄﺳﻢﺒﺄﻊ ﺄﺳﺄﻤﺎًﺄﻭﺍ ﺩ‬
“Sesungguhnya salah seorang dari kalian disempurnakan “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi
penciptaannya di perut ibunya selama empat puluh hari untuk kamu, dan Dia berkehendak menuju langit, lalu
dalam bentuk air mani, kemudian menjadi alaqah dijadikan- Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui
(segumpal darah) selama itu pula, kemudian menjadi segala sesuatu.” (QS. Al Baqarah, 2: 29)
sepotong daging selama itu pula, kemudian Allah Allah Ta’ala telah menciptakan bumi dan memudahkannya
mengirim malaikat kepadanya lalu malaikat tersebut untuk manusia, sehingga manusia dapat mengambil
meniupkan ruh ke dalamnya dan diperintah dengan manfaat yang tidak terhingga untuk kepentingan hidup
empat hal; menulis rezki, amal perbuatan, ajalnya, dan ia dan kehidupannya. Dia menciptakan bumi itu bulat,
orang celaka atau orang bahagia…” (HR. Bukhari dan terapung-apung di angkasa luas, tetapi manusia tinggal di
Muslim) atasnya seperti berada di tempat yang datar terhampar,
tenang dan tidak bergoyang.
Manusia pun dimuliakan karena telah diberi imtiyazat - Dengan perputaran bumi terjadilah malam dan siang,
berbagai keistimewaan- oleh Allah Ta’ala. sehingga manusia dapat berusaha pada siang hari dan
Allah Ta’ala berfirman, beristirahat pada malam harinva. Padanya memancarkan
sumber-sumber mata air, yang mengalir air untuk
‫ﺄﻭﻟﺄﻘﺄﻢﺪ ﺄﻛﺍﺮﻢﻣﺄﻨﺎً ﺑﺄﻗﻨﻲِ ﺁﺄﺩﺄﻡ ﺄﻭﺄﺣﺄﻤﻢﻠِﺄﻨﺎًﻫﻦﻢﻢ ﻗﻓﻲِ ﺍﻢﻟﺒﺄﺪﺮ ﺄﻭﺍﻢﻟﺒﺄﻢﺤﻗﺮ ﺄﻭﺄﺭﺄﺯﻢﻗﺄﻨﺎًﻫﻦﻢﻢ ﻗﻣﺄﻦ‬ diminum manusia dan binatang ternak peliharaannya.
Dengan air itu pula manusia mengairi kebun- kebun dan
‫ﻀﻢﻠِﺄﻨﺎًﻫﻦﻢﻢ ﺄﻋﺄﻠِﻰَ ﺄﻛﻗﺜﻴِﺩﺮ ﻗﻣﺍﻤﻢﻦ ﺄﺧﻠِﺄﻢﻘﺄﻨﺎً ﺗﺄﻢﻔ ﻗ‬
َ‫ﻀﻴِﻔﻼ‬ ‫ﺍﻟﻄﺍﻴِﺪﺄﺒﺎً ﻗ‬
‫ﺕ ﺄﻭﻓﺄ ﺍ‬ sawah sawah mereka, demikian pula kolam- kolam tempat
mereka memelihara ikan. Dengan air itu pula mereka Oleh karena itu, para rasul yang diutus kepada manusia
mandi membersihkan badan mereka yang telah kotor, hanyalah bertugas untuk menyampaikan bahwa
sehingga mereka merasa segar dan nyaman. kebenaran yang diserukannya adalah benar-benar dari
Diciptakan-Nya pula bukit- bukit, lembah-lembah, gunung- Tuhan semesta alam,
gunung yang menghijau yang menyejukkan hati orang
yang memandangnya. Dari celah- celah bukit itu ‫ﻖ ﻗﻣﻢﻦ ﺄﺭﺑﺪﻦﻜﻢﻢ ﻓﺄﺄﻤﻢﻦ ﺄﺷﺎًﺀﺄ ﻓﺄﻢﻠِﻴِﻦﻢﺆﻗﻣﻢﻦ ﺄﻭﺄﻣﻢﻦ ﺄﺷﺎًﺄﺀ ﻓﺄﻢﻠِﻴِﺄﻢﻜﻔﻦﻢﺮ‬
ُ‫ﺄﻭﻗﻦﻗﻞ ﺍﻢﻟﺄﺤ ﻞ‬
mengalirlah sungai-sungai dan di antara bukit-bukit dan
lembah- lembah itu manusia membuat jalan-jalan yang “Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari
menghubungkan suatu negeri dengan negeri yang lain. [3] Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman)
Allah Ta’ala berfirman, hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir)
biarlah ia kafir”. (QS. Al-Kahfi, 18 : 29)
‫ﻫﻦﺄﻮُ ﺍﻟﺍﻗﺬﻱِ ﺄﺟﺄﻌﺄﻞ ﻟﺄﻦﻜﻦﻢ ﺍﻢﻟﺄﻢﺭ ﺄ‬
‫ﺽ ﺄﺫﻦﻟﻮُﻔﻟ ﺄﻓﺎًﻢﻣﻦﺸﻮُﺍ ﻗﻓﻲِ ﺄﻣﺄﻨﺎًﻗﻛﺒﻗﺄﻬﺎً ﺄﻭﻦﻛﻦﻠِﻮُﺍ ﻗﻣﻢﻦ‬ Adalah kewajiban manusia untuk mengikuti kebenaran
dan mengamalkannya. Manfaat dan kebenaran itu,
‫ﻗﺭﻢﺯﻗﻗﻗﻪ ﺄﻭﺇﻗﻟﺄﻢﻴِﻗﻪ ﺍﻟﻞُﻨﻦﺸﻮُﻦﺭ‬ tentulah kembali kepada mereka yang mengamalkannya.
“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Demikian pula sebaliknya akibat yang buruk dan
maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah pengingkaran terhadap kebenaran itu kembali pula
sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kepada mereka yang ingkar.
kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk, 67:
15) ً‫ﺇﻗﻢﻥ ﺃﺄﻢﺣﺄﺴﻢﻨﺘﻦﻢﻢ ﺃﺄﻢﺣﺄﺴﻢﻨﺘﻦﻢﻢ ﻗﻟﺄﻢﻧﻔﻦﻗﺴﻦﻜﻢﻢ ﺄﻭﺇﻗﻢﻥ ﺃﺄﺄﺳﺄﻢﺗﻦﻢﻢ ﻓﺄﻠِﺄﺄﻬﺎ‬
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi
*****
dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka
Ketiga, manusia adalah makhluk yang mukallafun –
(kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.” (QS. Al Isra’, 17: 7)
dibebani tanggung jawab-. Di pembahasan madah ta’riful
insan telah diulas bahwa manusia diberi amanah ibadah
*****
dan khilafah oleh Allah Ta’ala. Silahkan merujuk kembali ke
Kelima, manusia adalah makhluk yang majziyun –
pembahasan tersebut.
mendapatkan balasan amal-.
Mereka yang beriman dan berbuat kebajikan akan
*****
mendapatkan balasan dari Allah Ta’ala berupa al-jannah
Keempat, manusia adalah makhluk yang mukhayyarun -
(surga), sebagaimana firman- Nya,
diberi pilihan oleh Allah Ta’ala apakah memilih al-iman
atau al-kufru – .
ً‫ﺕ ﺍﻢﻟﺄﻤﺄﻢﺄﻭﻯَ ﻧﻦﻦﺰﻔﻟ ﺑﻗﺄﻤﺎ‬
‫ﺕ ﻓﺄﻠِﺄﻬﻦﻢﻢ ﺄﺟﺍﻨﺎً ﻦ‬ ‫ﺃﺄﺍﻣﺎً ﺍﻟﺍﻗﺬﻳِّﺄﻦ ﺁﺄﻣﻦﻨﻮُﺍ ﺄﻭﺄﻋﻗﻤﻦﻠِﻮُﺍ ﺍﻟ ﺍ‬
‫ﺼﺎًﻟﻗﺄﺤﺎً ﻗ‬
‫ﺄﻭﻫﺄﺄﺪﻢﻳِّﺄﻨﺎًﻩﻦ ﺍﻟﻨﺍﻢﺠﺄﺪﻢﻳِّﻗﻦ‬ ‫ﺄﻛﺎًﻦﻧﻮُﺍ ﻳِّﺄﻢﻌﺄﻤﻦﻠِﻮُﺄﻥ‬
“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” (QS. “Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan
Al- Balad, 90: 10) amal saleh, maka bagi mereka jannah tempat kediaman,
Allah Ta’ala telah menunjukkan kepada manusia jalan sebagai pahala terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS.
kebaikan dan jalan kejahatan. Dan telah diberikan-Nya As-Sajdah, 32: 19)
pula kepada mereka akal untuk membedakan mana yang Sedangkan mereka yang ingkar akan mendapatkan
baik dan mana yang buruk, sehingga ia dapat memilih balasan dari Allah Ta’ala berupa an-nar (neraka).
yang baik untuk dikerjakannya, dan yang buruk untuk
ditinggalkan.
ً‫ﺄﻭﺃﺄﺍﻣﺎً ﺍﻟﺍﻗﺬﻳِّﺄﻦ ﻓﺄﺄﺴﻦﻘﻮُﺍ ﻓﺄﺄﻤﺄﻢﺄﻭﺍﻫﻦﻦﻢ ﺍﻟﺍﻨﺎًﻦﺭ ﻦﻛﻠِﺍﺄﻤﺎً ﺃﺄﺄﺭﺍﻦﺩﻭﺍ ﺃﺄﻢﻥ ﻳِّﺄﻢﺨﻦﺮﻦﺟﻮُﺍ ﻗﻣﻢﻨﺄﻬﺎ‬
‫ﺇﻗﺍﻧﺎً ﻫﺄﺄﺪﻢﻳِّﺄﻨﺎًﻩﻦ ﺍﻟﺍﺴﻗﺒﻴِﺄﻞ ﺇﻗﺍﻣﺎً ﺄﺷﺎًﻗﻛﻔﺮﺍ ﺄﻭﺇﻗﺍﻣﺎً ﺄﻛﻦﻔﻮُﻔﺭﺍ‬ ‫ﺃﻦﻗﻋﻴِﻦﺪﻭﺍ ﻗﻓﻴِﺄﻬﺎً ﺄﻭﻗﻗﻴِﺄﻞ ﻟﺄﻬﻦﻢﻢ ﻦﺫﻭﻦﻗﻮُﺍ ﺄﻋﺄﺬﺍ ﺄ‬
‫ﺏ ﺍﻟﺍﻨﺎًﻗﺭ ﺍﻟﺍﻗﺬﻱِ ﻦﻛﻢﻨﺘﻦﻢﻢ ﺑﻗﻗﻪ ﺗﻦﺄﻜﺪﺬﻦﺑﻮُﺄﻥ‬
“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; “Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat
ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir.” (QS. Al-Insan, mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak
76: 3) keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya
dan dikatakan kepada mereka: “Rasakanlah siksa neraka
‫ﻫﻦﺄﻮُ ﺍﻟﺍﻗﺬﻱِ ﺄﺧﻠِﺄﻘﺄﻦﻜﻢﻢ ﻓﺄﻗﻤﻢﻨﻦﻜﻢﻢ ﺄﻛﺎًﻓﻗﺪﺮ ﺄﻭﻗﻣﻢﻨﻦﻜﻢﻢ ﻦﻣﻢﺆﻗﻣﺪﻦ ﺄﻭ ﺍ‬
‫ﺍﻦ ﺑﻗﺄﻤﺎً ﺗﺄﻢﻌﺄﻤﻦﻠِﻮُﺄﻥ‬ yang dahulu kamu mendustakannya.” (QS. As- Sajdah, 32:
20)
‫ﺼﻴِﺪﺮ‬
‫ﺑﺄ ﻗ‬ Wallahu a’lam .
[1] Lihat: Al-Qur’anul Karim wa Tafsiruhu, Jilid, Hal. 497
“Dia-lah yang menciptakan kamu maka di antara kamu
[2] Uraian dengan makna seperti ini dirujuk dari Tafsir
ada yang kafir dan di antaramu ada yang mu’min. Dan
Jalalain. Lihat Tafsir Jalalain, Hal. 427, Penerbit: Darut
Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. At-
Taqwa
Taghabun, 64: 2)
[3] Al-Qur’anul Karim wa Tafsiruhu, Jilid X, Hal. 240

You might also like