You are on page 1of 2

II.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kemasan Pangan
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pewadahan atau pengepakan, dan
merupakan salah satu cara pengawetan bahan hasil pertanian, karena pengemasan
dapat memperpanjang umur simpan bahan. Pengemasan bahan pangan sudah lama
dikenal dan digunakan oleh manusia. Bentuk dan fungsi kemasan pada masa lampau
masih sangat sederhana, yakni hanya untuk keperluan membawa makanan yang tidak
terkonsumsi habis (Iskandar 1987). Secara umum, kemasan pangan merupakan bahan
yang digunakan untuk mewadahi atau membungkus pangan, baik secara langsung
bersentuhan maupun tidak (Sacharow dan Griffin, 1970). Saat ini, terdapat dua jenis
kemasan yang banyak digunakan dalam industri pangan, yaitu kemasan plastik dan
kemasan kertas.

2.2 Kemasan Kertas


Menurut Herudiyanto (2008), terdapat dua jenis kertas yang utama digunakan
saat ini, yaitu kertas kasar dan kertas halus. Salah satu perbedaannya terdapat pada
proses pemutihan. Kertas halus mengalami proses pemutihan (bleached), dan
umumnya digunakan sebagai kertas untuk menulis. Kertas kasar tidak mengalami
proses pemutihan (unbleached), dan digunakan sebagai bahan pengemas (Robertson,
2013).
Kemasan kertas dan berbagai jenis kertas lainnya terbuat dari bahan baku
berupa kayu yang diubah menjadi bubur kayu (wood pulp). Proses pembuatan bubur
kayu bertujuan membebaskan selulosa pada kayu dari resin, lignin, dan komponen
lain yang terdapat pada kayu. Pembuatan bubur kayu dapat dilakukan melalui
beberapa metode, yaitu kimia, fisik, dan kombinasi keduanya. Metode yang umum
dilakukan adalah metode kimia, yaitu dengan cara memasak kayu menggunakan
variasi bahan kimia untuk melarutkan lignin, sedangkan selulosa yang tahan terhadap
perlakuan tersebut tidak ikut larut (Robertson, 2013). Pulp akan menjadi bahan untuk
dicetaka dalam mesin pencetak khusus sesuai fungsi produk akhir.
2.3 Kemasan Plastik
Plastik merupakan polimer yang dicetak berlembar-lembar dan mempunyai
ketebalan tertentu. Penggunaan plastic dalam industri pangan karena keunggulannya
dalam kemudahan dibentuk (fleksibel), berbobot ringan, tidak mudah pecah, dan
bersifat transparan/tembus pandang, harga relative murah (Sacharow dan Griffin,
1970).
Jenis polimer plastik umumnya dibagi menjadi dua, yaitu polimer yang
tersusun atas rantai lurus dan polimer yang tersusun atas rantai bercabang (Robertson,
2013). Jenis plastik yang pertama adalah polimer linear dan merupakan
thermoplastic. Jenis plastik ini akan melunak secara bertahap seiring kenaikan suhu
hingga akhirnya meleleh karena rantai molekul dapat bergerak bebas. Ketidakhadiran
cross-link pada polimer ini menyebabkan thermoplastic dapat diubah menjadi
berbagai bentuk dengan bantuan kenaikan suhu (Robertson, 2013). Jenis plastik yang
kedua adalah polimer yang memiliki cross-link karena bercabang, dan merupakan
thermosetting. Plastik jenis ini memiliki karakteristik yang kaku serta sulit untuk
dirubah bentuknya akibat kehadiran cross-link. Berbeda dengan thermoplastic,
thermosetting tidak meleleh jika suhunya ditingkatkan, melainkan mengalami
perubahan kimia ireversibel (degradasi) (Robertson, 2013). Jenis plastik yang banyak
digunakan sebagai bahan pengemas adalah plastic rantai lurus atau thermoplastic.
Pembuatan plastik dilakukan dengan menggabungkan bersama urutan
monomer, dan didukung kondisi temperatur, tekanan yang sesuai, serta kehadiran
katalis yang dikenal inisiator (Robertson, 2013). Thermoplastic dapat diproduksi
melalui proses polimerisasi adisi (addition polymerization) atau polimerisasi
kondensasi (condensation polymerization). Mekanisme pembentukan thermoplastic
melalui proses polimerisasi adisi yaitu penggabungan beberapa monomer untuk
membentuk polimer yang memiliki atom yang sama dengan monomer dalam unit
pengulangan. Mekanisme pembentukan thermoplastic melalui proses polimerisasi
kondensasi yaitu penggabungan dua sisi aktif bersama-sama untuk membentuk ikatan
kimia (Robertson, 2013).

You might also like