Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Handling on waste oil drilling mud in research area uses an integrated
sludge waste treatment method known as Mud Centralized Treatment Facility
(CMTF). One processing stage performed in CMTF is chemical treatment using
aluminum sulfate coagulant where the process of coagulation is optimum yet
because there were still contain sediment solids. Poly Aluminium Chloride (PAC)
thus becomes an alternative coagulant for the treatment because the main
properties of colloidal particles in PAC do coagulation in quickly and optimum
pace. Research on the “Effectiveness Coagulant Treatment using Poly Aluminium
Chloride on Waste Oil Drilling Mud" aims to evaluate the performance of PAC as
coagulant in waste oil drilling mud compare to coagulant Aluminum Sulfate. Jar
Test method resulting the optimum conditions of using PAC is on fast stirring
speed 140 rpm and slow stirring speed 40 rpm in 6000 ppm (TSS: 84-88%, COD:
62-83% , Oil and grease: 73-75% and NH3: 69-92 %), while using aluminum
sulfate in same stirring speed, the optimum result gain in 12,000 ppm (TSS: 34-
77% , COD: 36-69% , Oil and grease: 39-55% and NH3: 53-55%). Based on two
coagulants test result, the most effective coagulant is using PAC for waste oil
drilling mud handling.
3.1.2 Total Dissolve Solid (TDS) aluminium sulfat) dan Cl- (untuk PAC)
Gambar 3.2 menunjukkan [Gabbie, 2005]. air limbah yang
bahwa setelah dilakukan proses ditambahkan koagulan PAC
koagulasi dan flokulasi dengan mengalami kenaikan TDS yang lebih
penambahan aluminium sulfat dan kecil dibandingkan koagulan
PAC, kandungan TDS dalam limbah aluminium sulfat karena konsetrasi
lebih tinggi dibandingkan dengan PAC yang ditambahkan dalam proses
sebelum proses koagulasi dan flokulasi. koagulasi dan flokulasi tersebut lebih
Hal ini terjadi karena reaksi hidrolisis sedikit dibandingkan aluminium sulfat
yang melepaskan SO42- (untuk [Patoczka, dkk., 2006].
3.1.3 Derajat Keasaman (pH)
Penambahan koagulan PAC pelepasan sebuah ion hidrogen untuk
maupun Aluminium sulfat akan tiap gugus hidrogen yang dihasilkan.
mempengaruhi pH air limbah, semakin Ion hidrogen yang dihasilkan tersebut
banyak konsentrasi koagulan yang menyebabkan pH turun dengan tajam
diberikan maka nilai pH akan semakin sampai dibawah empat (4) sehingga
turun. Pada Gambar 3.3 dapat dilihat limbah yang diolah menjadi lebih
hubungan antara konsentrasi koagulan asam. Hal ini dapat dilihat dari reaksi
PAC dan Aluminium sulfat dengan pH. sebagai berikut :
Penggunaan koagulan
aluminium sulfat menyebabkan
Aluminium Sulfat :
Al2(SO4)3 + 6H2O 2Al(OH)3↓+ 3H2SO4
3H2SO4 6H+ + 3SO42-
Poli aluminium klorida (PAC)
Al2(OH)3Cl3 Al2(OH)33+ + 3Cl- + 3H2O 2Al(OH)3 + 3H+ + 3Cl-
3 buah ion H+. Hal inilah yang
Dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa menyebabkan pH air yang
pada reaksi hidrolisis, aluminium sulfat menggunakan aluminium sulfat akan
dalam air atau limbah melepaskan ion bersifat lebih asam dari pada
H+ sebanyak 6 H+. Sedangkan reaksi menggunakan koagulan PAC [Murray,
hidrolisis pada PAC hanya melepaskan 1999].
3.1.4 Chemical Oxigen Demand
(COD)
Nilai COD menyatakan membentuk flok dengan gumpalan
banyaknya zat organik yang terdapat yang padat sehingga lebih stabil.
dalam air limbah yang dioaksidasi Dengan endapan yang stabil akan
oleh oksigen. Dari gambar 3.4, PAC menurunkan kandungan zat yang
mampu menurukan nilai COD sebesar tersuspensi. Dengan turunnya nilai zat
62% - 83% , sedangkan aluminium tersuspensi maka nilai COD yang
sulfat 36% - 69%. Hal ini disebakan terdapat dalam limbah tersebut akan
karena PAC bersifat stabil dan cepat ikut turun.
menurunkan kandungan minyak dan
lemak dibandingkan koagulan
3.1.5 Oil and Grease (Minyak dan
aluminium sulfat. PAC mampu
Lemak)
menurunkan nilai minyak dan lemak
Minyak dan lemak biasanya
sebesar 73% - 75% sedangkan
ditemukan mengapung diatas
aluminum sulfat sebesar 39% - 55%.
permukaan air, meskipun sebagian
Hal dapat terjadi karena PAC lebih
terdapat dibawah permukaan air.
cepat membentuk flok daripada
Adanya minyak dan lemak di atas
koagulan biasa karena gugus aktif
permukaan air merintangi proses
aluminat yang bekerja efektif dalam
biologi dalam air sehingga tidak terjadi
mengikat koloid yang ikatannya
fotosintesa. Efektivitas koagulan
diperkuat dengan rantai polimer dari
aluminium sulfat dan PAC terhadap
gugus polielektrolite sehingga
penurunan minyak dan lemak dalam
gumpalan floknya menjadi lebih
limbah pemboran minyak dapat dilihat
padat.
pada gambar 3.5
.
Pada gambar 3.5 terlihat bahwa
koagulan PAC lebih efektif dalam
Kemampuan koagulan PAC dalam
3.1.6 Amoniak (NH3) menurunkan nilai NH3 sebesar 66% -
92% jauh lebih efektif dibandingkan
Efektivitas koagulan dengan koagulan aluminium sulfat
aluminium sulfat dan PAC terhadap hanya bisa menurunkan sebesar 53% -
penurunan amoniak dalam limbah 55%. Hal ini disebabkan karena PAC
pemboran dapat dilihat pada gambar mempunyai daya koagulasi yang lebih
3.6. Dari gambar tersebut koagulan tinggi dibandingkan aluminium sulfat
PAC lebih efektif dibandingkan sehingga amoniak sebagai zat
koagulan aluminium sulfat. pencemar anorganik yang terdapat
didalam partikel padat di air dapat tersuspensi lainnya [M. Dunnivant,
terendapkan dengan baik bersama zat Frank., 2004].
100
60
40
20
0
0 4000 5000 6000 7000 8000
Konsentrasi Koagulan (ppm)
Gambar 3.5 Nilai Minyak dan Lemak pada Limbah Pemboran Sumur