Professional Documents
Culture Documents
SERTA PENGOBATANNYA
I. LATAR BELAKANG
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik >140 dan tekanan darah
diastolik >90 mmHg dengan dua kali pengukuran (JNC 7, 2014). Ada 2 jenis faktor resiko
yang menjadi pemicu hipertensi yaitu yang dapat dikontrol dan yang tidak dapat dikontrol.
Faktor resiko yang tidak dapat dokntrol adalah riwayat keluarga, umur dan jenis kelamin.
Sedangkan factor resiko yang dapat dikontrol adalah terkait faktor gaya hidup atau
kebiasaan sehari-hari yang harus dikurangi seperti konsumsi makanan yang banyak
mengandung natrium dan lemak, obesitas, merokok, dan hindari konsumsi minuman
beralkohol (WHO,2009)
Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola makan. Gaya
hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan seseorang yang
mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan. Hipertensi belum banyak
diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal hipertensi termasuk penyakit
pembunuh diam-diam, karena penderita hipertensi merasa sehat dan tanpa keluhan berarti
sehingga menganggap ringan penyakitnya. Sehingga pemeriksaan hipertensi ditemukan
ketika dilakukan pemeriksaan rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain. Dampak
gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika telah
menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal,
gangguan fungsi kognitif/stroke, dan kebutaan (Boedhi, 2001).
Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan
secara rutin dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini akan membawa penderita ke
dalam kasus-kasusserius bahkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus
mengakibatkan kerja jantung ekstra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadi kerusakan
pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Oleh karena kurangnya tingkat
pemahaman pasien tentang penyakit Hiprtensi yang dipengaruhi oleh tekanan darah, maka
kami melaksanakan kegiatan penyuluhan untuk pasien dan keluarga pasien terkait
hipertensi (Gunawan, 2001).
IV. SASARAN
Pasien dan keluarga pasien
V. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
VI. MEDIA
1. Kamera
2. Leaflet
3. LCD Proyektor
VIII. EVALUASI
- Pasien dan keluarga pasien dapat paham mengenai penggunaan obat hipertensi
dengan benar
- Pasien dan keluarga pasien paham klasifikasi hipertensi berdasarkan usia dan
hipertensi berdasarkan penyakit lain.
- Pasien dan keluarga pasien paham gejala hipertensi
- Pasien dan keluarga pasien paham penyebab hipertensi
- Pasien dan keluarga pasien paham komplikasi terkait penyakit hipertensi
- Pasien dan keluarga pasien paham patofisiologi atau perjalanan penyakit terjadi
hipertensi
- Pasien dan keluarga pasien paham penatalaksanaan pengobatan hipertensi secara
farmakologi dan non farmakologi
- Pasien paham Pasien dan keluarga pasien efek samping yang ditimbulkan oleh
obat yang digunakan
3. Mengapa pada saat pengecekan tekanan darah antara tangan kanan dan tangan kiri
bisa menunjukkan hasil yang berbeda?
Jawab : Pada saat pengecekan tekanan darah bisa menunjukkan hasil yang berbeda,
hal tersebut dipengaruhi oleh waktu pada saat pengecekan.
Misalnya : pengecekan dilakukan pada saat setelah melakukan banyak
aktivitas, hal tersebut tentunya akan memberikan hasil tekanan darah yang
melebihi tekanan darah pada normalnya. Namun, jika pengecekan dilakukan
pada saat normal melakukan aktivitas, maka hasil akan memberikan hasil
pengecekan pada kadar normal sesuai usia (Eser, 2007).
4. Apakah pada saat berusia 71 tahun dengan tekanan darah yaitu 130/78 mmHg bisa
dikatakan mempunyai tekanan darah tinggi?
Jawab : Usia 71 tahun dengan tekanan darah 130/78 mmHg dikategorikan tekanan
darah rendah dikarenakan tekanan darah normal pada usia >60 tahun tanpa
penyulit atau tanpa penyakit penyerta lain yaitu sistolik <150 mmHg dan
diastolik <90 mmHg (JNC 7, 2014).
6. Apakah benar jika pasien berusia 54 tahun mempunyai tekanan darah tinggi kemudian
dianjurkan melakukan olahraga yaitu jalan kaki sekitar 15 – 30 menit dapat
menurunkan tekanan darah?
Jawab : Cara menurunkan tekanan darah tinggi salah satunya yaitu dengan olahraga
secara teratur. Namun pada saat berusia 54 tahun melakukan olahraga
tersebut tidak merasa kelelahan maka olahraga tersebut dapat dilanjutkan.
Sebaliknya jika pada saat melakukan olahraga dan merasa kelelahan, maka
sebaiknya intensitas waktu olahraga dapat dikurangi agar tidak menimbulkan
kerja jantung lebih berat lagi (JNC 7, 2014).
C. Evaluasi Hasil
- Pasien dan keluarga pasien dapat memahami dengan baik mengenai hipertensi,
penatalaksanaan pengobatan dan pencegahannya.
- Penyaji mereview materi dan peserta dapat menjawab dengan benar pertanyaan
dari penyuluh
- Jumlah yang hadir dalam penyuluhan sebanyak 63 orang
D. PENGORGANISASIAN
1. Moderator
Uraian tugas:
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta,
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan,
c. Menutup acar penyuluhan.
2. Penyuluhan
Uraian tugas:
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta,
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan,
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
3. Fasilitator
Uraian tugas:
a. Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta,
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan,
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas,
d. Menginterupsi penyuluh tentang materi yang belum jelas,
e. Menginterupsi penyuluh tentang istilah / hal-hal yang dirasa kurang jelas bagi
peserta.
4. Observer
Uraian tugas:
a. Mencatat nama, dan jumlah peserta, serta menempatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan,
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta,
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan,
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan,
e. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak sesuai
dengan rencana penyuluhan.
DAFTAR PUSTAKA
Amartiwi, H.A., 2012, Evaluasi Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat Pada Pasien Hipertensi
Di Instalasi Rawat Jalan RSUD Kabupaten Karanganyar, Fakutas Farmasi,
Universitas Muhammasiyah Surakarta
Boedhi-Darmojo. Mengamati perjalanan epidemiologi hipertensi di Indonesia. Medika 2001;
7: 442-448.
BPOM, 2018, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia, Jakarta.
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL et al. The eighth
report of the joint national comimitte on prevention, detection, evaluation, and
treatment of high blood pressure. Diunduh dari
http://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidel ines/jnc7full.pdf, 5 April 2018.
Eser, I. K. (2007). The Effect of different body position on blood pressure. Journal of Clinical
Nursing, Vol 16. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/1 0.1111/j.1365-
2702.01494.x/abstract (diakses 5 April 2018).
Gunawan L. hipertensi : tekanan darah tinggi. Yogyakarta : Kanisius, 2001.
WHO. World Health Organization-International Society of Hypertension Guidelines far the
Management of Hypertension. Journal of Hypertension 2009; 17: 151-183
DOKUMENTASI PENYULUHAN HIPERTENSI
15 Maret 2018