You are on page 1of 2

Patofisiologi kelainan laboratorium kasus 1

1. Hemoglobin (Hb) menurun


Kadar hemoglobin (Hb) yang lebih rendah dari nilai normal disebut sebagai anemia, yang
memberikan gejala: kelelahan, kelemahan, nafas pendek saat berolahraga, berdebar-
debar. Beberapa penyebab anemia:
 Kekurangan zat nutrisi terutama zat besi dan vitamin
 Mengkonsumsi obat tertentu atau racun, penyakit kanker
 Kehilangan darah akibat kecelakaan lalu lintas, tindakan operasi
 Gangguan produksi sel-sel darah merah karena penyakit tertentu seperti leukemia
 Adanya penyakit yang menahun seperti: kanker, gagal ginjal, penyakit hati,
rheumatoid arthritis
2. Leukosit menurun
Leukosit atau dalam istilah umum lebih dikenal dengan sebutan sel darah putih
merupakan komponen darah yang memiliki peran penting bagi system kekebalan tubuh.
System kekebalan atau imunitas dapat melindungi tubuh dari sejumlah infeksi dan
penyakit yang menyerang tubuh melalui pembentukan antibody yang dihasilkan oleh
leukosit atau sel darah putih.
Beberapa penyebab leukosit rendah:
 Adanya gangguang pada system kekebalan tubuh yang diketahui memiliki potensi
menghancurkan sumsum tulang dan menghambat produksi sel darah putih
 Adanya reaksi alergi yang berat terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh
 Adanya kondisi medis tertentu seperti hipertiroid yang menyebabkan terjadinya
gangguan metabolism pada tubuh
 Adanya gangguan pada organ hati atau limpa, yang dapat menyebabkan
hipersplenisme sehingga sel-sel darah menjadi lebih banyak yang dihancurkan
 Akibat kekurangan vitamin dan mineral
 Adanya penyakit inflamasi seperti rheumatoid arthritis dan penyakit lupus
 Adanya infeksi virus HIV/AIDS yang menurunkan kekebalan tubuh dengan cara
merusak sel darah putih
 Factor penyebab lainnya termasuk tindakan kemoterapi, terapi radiasi, dan yang
menyebabkan kematian sel darah putih dan kerusakan jaringan.
3. Hitung jenis Neutrofil segmen meningkat
Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit dan
monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai shift to the
left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat
menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya, luka
bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera.
4. Hitung jenis Limfosit menurun
Limfositopenia adalah suatu kelainan di mana jumlah sel limfosit rendah. Limfosit
merupakan salah satu sel darah putih, sel ini diproduksi di sumsum tulang dan berfungsi
untunk membantu melawan infeksi.
Faktor penyebab sel limfosit menurun:
 Tubuh tidak memproduksi sel limfosit dalam jumlah yang cukup
 Tubuh memproduksi dalam jumlah cukup namun sel mudah hancur
 Sel limfosit terperangkap di organ limpa atau kelenjar getah bening (KGB)
 Gabungan dari beberapa factor di atas
5. LED meningkat
Meningkatnya LED menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis,
gangguan nyeri, anemia hemolitik, dan penyakit keganasan. Jika menderita infeksi kronis
atau kasus-kasus dimana peradangan menjadi kambuh, misalnya TBC atau rematik.
Adanya tumor, keracunan logam, radang ginjal maupun liver juga kadang memberikan
nilai yang tinggi untuk LED.
6. CRP meningkat
Jumlah CRP akan meningkat tajam beberapa saat setelah terjadinya inflamasi dan selama
proses inflamasi sistemik berlangsung. Sehingga pemeriksaan CRP kuantitatif dapat
dijadikan petanda untuk mendeteksi adanya inflamasi/infeksi akut.
7. Anti HIV reaktif
Hasil dari pemeriksaan antibody dinyatakan “reaktif” dan belum dikatakan “positif” jika
belum melalui uji konfirmasi. Pada hakikatnya diagnosis HIV tidak hanya berdasarkan
hasil laboratorium atau hasil tes penyaring semata melainkan harus dibarengi dengan
evaluasi klinis atau kondisi kesehatan pasien. Jika kondisi pasien termasuk dalam resiko
terkena HIV menunjukkan gejala dan tanda-tanda penurunan system kekebalan tubuh
yang nyata, maka hasil tes penyaring yang reaktif cukup untuk menyimpulkan bahwa ia
terinfeksi HIV. Namun apabila hasil tes penyaring reaktif tetapi ia tidak disertai tanda dan
gejala yang mengarah ke penurunan system imun, maka masih memerlukan ter
konfirmasi menggunakan metode Western Bolt.
8. Anti HCV positif
HCV RNA dapat dideteksi dan diukur dengan teknik amplifikasi termasuk reverse
transcription polymerase chain reaction (RT-PCR). Genotip HCV dapat dinilai dengan
analisis phylogenetic dan rantai nukleotida atau deteksi mutasi poin spesifik subtype pada
RT-PCR amplifikasi RNA. HCV RNA dideteksi dalam waktu 2 minggu infeksi dan juga
digunakan untuk konfirmasi terjadinya infeksi akut.

You might also like