Professional Documents
Culture Documents
FLOKULATOR
41
42
membentuk flok. Lanjutan dari proses koagulasi adalah flokulasi, dimana terjadinya
penggumpalan mikroflok dari hasil koagulasi menjadi flok-flok yang lebih besar
(makroflok) dan dapat diendapkan. Proses pengumpulan partikel-partikel ukuran halus
yang dapat diendapkan, menjadi partikel yang berukuran lebih besar sehingga bisa
diendapkan, dengan jalan menambahkan bahan koagulasi (Puspitasari, 2014).
Unit proses koagulasi-flokulasi biasanya terdiri dari tiga langkah pengolahan yang terpisah
yaitu:
1. Pada proses pengadukan cepat, bahan-bahan kimia yang sesuai ditambahkan ke dalam
aliran air limbah yang kemudian diaduk pada kecepatan tinggi secara intensif,
2. Pada proses pengadukan lambat, air limbah diaduk pada kecepatan sedang supaya
membentuk flok-flok besar sehingga mudah diendapkan,
3. Pada proses sedimentasi, flok yang terbentuk selama flokulasi dibiarkan mengendap
kemudian dipisahkan dari aliran Effluent(Kristijarti, 2013).
Koagulasi-flokulasi dapat dilakukan melalui beberapa tahapan proses sebagai berikut:
1. Penambahan koagulan/flokulan disertai pengadukan dengan kecepatan tinggi dalam
waktu yang singkat.
2. Destabilisasi sistem koloid
3. Penggumpalan partikel yang telah mengalami destabilisasi sehingga terbentuk
mikroflok.
4. Penggumpalan lanjutan untuk menghasilkan makroflok yang dapat diendapkan,
disaring, atau diapungkan (Siregar, 2005).
Flokulator merupakan alat dimana proses flokulasi dilakukan, salah satu flokulator
yang efisien yaitu flokulator dengan menggunakan media kerikil. Keuntungan dari
flokulator dengan media kerikil adalah mampu mempersingkat waktu flokulasi. Waktu 3-5
menit flokulasi pada media kerikil setara dengan 15 menit pada waktu jar tes hal ini
dikarenakan media kerikil efektif membentuk flok-flok besar. Flok yang mengendap akan
menjadi sludge yang berfungsi sebagai penyaring air untuk menjadikan air bersih.
Flokulator berjalan dengan kecepatan lambat dengan maksud terjadi pembentukan flok
yang siap untuk diendapkan (Puspitasari, 2014).
43
alum yang disuplai secara komersial kemungkinan hanya memiliki 14H2O. Dalam hal
ini, Aluminium sulfat akan menyebabkan kotoran menggumpal yang dapat disingkirkan
sebagai partikel yang mengendap di dasar wadah atau lebih mudah disaring (Kristijarti,
2013). Kisaran pH yang efektif untuk koagulasi dengan alum pada pH 5,5-8,0. Pada pH
tersebut sebagian besar aluminium hadir sebagai bagian terlarut, karena monomer dan
polimer aluminium mempunyai kondisi pH yang rendah (Rachmawati, 2009).
Gambar 3.5.Polyelectrolyte
B. Aquadest
- rumus molekul : H2O
- berat molekul : 18,02 g/mol
- bentuk fisik : cairan tak berwarna dan tidak berbau
- titik didih : 100 oC
- titik leleh : 0 °C
- pH :7
C. Aluminium Sulphate(Alum)
- rumus molekul : [Al2(SO4)3.14H2O]
- berat molekul : 594 g/mol
- bentuk fisik : Cair
- titik didih : 101 oC
- titik leleh : -13oC
- pH : <2,5
D. PAC (Poly Alumunium Chloride)
- rumus molekul : [All2(OH)3Cl]10
- bentuk fisik : Cair
- titik didih : 120 oC
- titik leleh : -12 oC
- pH : 2–4
3.4. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan: B. Bahan-bahan yang digunakan:
- batang pengaduk - Air limbah tahu
- botol Aquadest - Aquadest(H2O)
- Ball pipet - Alum([Al2(SO4)3.14H2O])
- Beakerglass - Natrium hidroksida (NaOH)
- corong kaca - PolyAlumunium Chloride (PAC)
- Erlenmeyer [All2(OH)3Cl]10
- Flokulator
- gelas arloji
- indikator pH
- karet penghisap
49
- kertas saring
- kuvet
- labu ukur
- neraca digital
- pipet tetes
- pipet volume
- Spektrofotometer
- Stopwatch
3.5. Variabel Percobaan
A. Variabel tetap
- Jenis sampel : air limbah tahu
- Volume air limbah tahu : 350mL
- Volume koagulan : 5 mL
B. Variabel berubah
- Konsentrasi koagulan : 6000ppm, 5500 ppm, dan 5000 ppm
- Jenis koagulan : Alum dan PAC
- Kecepatan pengadukan : 60 rpm dan 100 rpm
- Waktu pengadukan : 15 menit dan 20 menit
- pH : 3 dan 6
3.6. Prosedur Percobaan
A. Menentukan panjang gelombang maksimum
Membuat larutan Alum dan PAC dengan konsentrasi yang telah ditentukan
sebanyak 250 mL
Membuat larutan Alum dan PAC dengan konsentrasi terendah sampai
konsentrasi tertinggi dengan kelipatan 500 ppm sebanyak dua buah konsentrasi
dan larutan yang telah dibuat pada point pertama sebanyak 50 mL.
Mencari panjang gelombang maksimum untuk larutan koagulan dengan
menggunakan Spektrofotometer. Panjang gelombang yang diperoleh digunakan
untuk menentukan absorbansi air limbah rumah tangga.
Mengulangi prosedur di atas dengan koagulan yang berbeda.
50
Tabel 3.2. Data pengamatan %T pada pH 6 air limbah tahu untuk 2 koagulan Alum
dan PAC
Konsentrasi %T Alum %T PAC
No.
(ppm) 15 menit 20 menit 15 menit 20 menit
1. 6000 39,33 43,00 36,67 42,67
2. 5500 44,67 41,33 44,33 43,00
3. 5000 46,00 45,00 45,00 49,67
Tabel 3.5. Analisa regresi konsentrasi PAC dengan %T dalam waktu pengadukan 15
menit pada pH 3
No. Ppm (x) % T (y) x.y x2
1 6000 43,33 259980 36000000
2 5500 42,33 232815 30250000
3 5000 38,67 193350 25000000
Tabel 3.7. Analisa regresi konsentrasi PAC dengan %T dalam waktu pengadukan 20
menit pada pH 6
No. Ppm (x) % T (y) x.y x2
1 6000 43,00 258000 36000000
2 5500 41,33 227315 30250000
3 5000 45,00 225000 25000000
Tabel 3.8. Analisa regresi konsentrasi PAC dengan %T dalam waktu pengadukan 15
menit pada pH 6
No. Ppm (x) % T (y) x.y x2
1 6000 36,67 220020 36000000
2 5500 44,33 243815 30250000
3 5000 45,00 225000 25000000
Tabel 3.9. Analisa regresi konsentrasi Alum dengan %T dalam waktu pengadukan
15 menit pada pH 3
No. Ppm (x) % T (y) x.y x2
1 6000 31,00 186000 36000000
2 5500 29,00 159500 30250000
3 5000 35,67 178350 25000000
Tabel 3.10. Analisa regresi konsentrasi Alum dengan %T dalam waktu pengadukan
20 menit pada pH 3
No. Ppm (x) % T (y) x.y x2
1 6000 39,00 234000 36000000
2 5500 29,67 163185 30250000
3 5000 42,33 211650 25000000
Tabel 3.11. Analisa regresi konsentrasi Alum dengan %T dalam waktu pengadukan
15 menit pada pH 6
No. Ppm (x) % T (y) x.y x2
1 6000 39,33 235980 36000000
2 5500 44,67 245685 30250000
3 5000 46,00 230000 25000000
Tabel 3.10. Analisa regresi konsentrasi Alum dengan %T dalam waktu pengadukan
20 menit pada pH 6
No. Ppm (x) % T (y) x.y x2
1 6000 42,67 256020 36000000
2 5500 43,00 236500 30250000
3 5000 49,67 248350 25000000
3.9. rafik
50
y = 0.0047x + 15.813
45
R² = 0.902
40
35
30
%T
25 y = -0.0047x + 57.575
R² = 0.4654 PAC
20
15 ALUM
10
5
0
4500 5000 5500 6000 6500
Konsentrasi ppm
Grafik 3.1. Hubungan antara konsentrasi alum dan PAC dengan %T untuk pH 3
dengan waktu pengadukan 15 menit
60
y = -0.007x + 83.613
50 R² = 0.7853
40
y = -0.002x + 54.11
%T
30 R² = 0.2962
PAC
20 ALUM
10
0
4500 5000 5500 6000 6500
Konsentrasi ppm
Grafik 3.2. Hubungan antara konsentrasi alum dan PAC dengan %T untuk pH 6
dengan waktu pengadukan 20 menit
55
45 y = 0.0033x + 22.465
40 R² = 0.8235
35
30
25 y = -0.0033x + 55.315
%T
20 R² = 0.0644 PAC
15 ALUM
10
5
0
4500 5000 5500 6000 6500
Konsentrasi ppm
Grafik 3.3. Hubungan antara konsentrasi alum dan PAC dengan %T untuk pH 3
dengan waktu pengadukan 20 menit
50
y = -0.0067x + 80.018
45 R² = 0.8925
40
35
30 y = -0.0083x + 87.815
R² = 0.8099
%T
25
PAC
20
15 ALUM
10
5
0
4500 5000 5500 6000 6500
Konsentrasi ppm
Grafik 3.4. Hubungan antara konsentrasi alum dan PAC dengan %T untuk pH 6
dengan waktu pengadukan 15 menit
3.10. Pembahasan
Hubungan antara konsentrasi Alum dan PAC dengan %T dengan untuh pH 3
dengan waktu pengadukan 15 menit.Berdasarkan teori semakin lama pengadukan
maka %T yang didapat akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena semakin
lama waktu pengadukan maka pertikel-pertikel yang saling berikan menjadi flok
semakin banyak. Pada percobaan yang telah kami lakukan, pada pengadukan 15
56
semakin banyak. Pada percobaan yang telah kami lakukan, pada pengadukan 15
menit Alum didapatkan %T lebih tinggi dibandingkan pengadukan 15 menit dari
PAC.
Dari percobaan diatas terlihat bahwa air limbah tahu akan bekerja dengan baik
menggunakan jenis koagulan PAC pada konsentrasi 6000 yang memiliki optimum
pada kerja pH 5–8 dengan lama waktu pengadukan selama 20 menit.
3.11. Kesimpulan
- Flokulasi adalah proses pengendapan pencemar dalam limbah cair dengan
penambahan bahan koagulan utama dan koaguylan pendukung, sehingga terjadi
gumpalan sebelum mencapai dasar tangki pengendap.
- Semakin tinggi konsentrasi koagulan yang ditambahkan pada air limbah pabrik
tahu yang tercemar maka % T yang didapat semakin tinggi.Penambahan koagulan
PAC pada air limbah tahu menghasilkan %T yang lebih besar dibandingkan
penambahan koagulatan Alum.Semakin lama waktu pengadukan maka semakin
besar %T.Dari percobaan diatas terlihat bahwa air limbah tahu akan bekerja
dengan baik menggunakan jenis koagulan PAC pada konsentrasi 6000 yang
memiliki optimum pada kerja pH 5–8 dengan lama waktu pengadukan selama 20
menit.