Professional Documents
Culture Documents
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kami sehingga makalah yang berjudul “Makalah Adnexitis”dapat
diselesaikan dengan baik.Makalah ini disusun untuk memberikan pengetahuan dan informasi
kepada pembaca tentang materi ini.
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kami menerima kritik dan saran yang membangun. Harapan kami semoga makalah ini
dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan berguna bagi pembaca.
Akhirnya kami mengucapkan banyak terima kasih dan mudah-mudahan semua pihak
yang membantu penulisan makalah ini mendapat pahala yang setimpal dari Allah.
Boyolali, 2018
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa definisi adneksitis?
2. Bagaimana penyebab terjadinya adneksitis?
3. Bagaimana gejala jika seorang wanita mengalami adneksitis?
4. Bagaimana penatalaksanaan jika wanita menderita adneksitis?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami definisi adneksitis
2. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab terjadinya adneksitis
3. Mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gejala jika seorang wanita mengalami
adneksitis
4. Mahasiswa mengetahui mengenai penatalaksanaan jika seorang wanita menderita
adneksitis
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Adnexitis adalah suatu radang pada tuba fallopi dan radang ovarium yang biasanya
terjadi bersamaan.Radang ini kebanyakan akibat infeksi yang menjalar keatas dari uterus,
walaupun infeksi ini bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah atau menjalar
dari jaringan sekitarnya.
Adnexitis adalah infeksi atau radang pada adnexa rahim.Adnexa adalah jaringan yang
berada di sekitar rahim, termasuk tuba fallopi dan ovarium. Istilah lain dari adnexitis antara
lain: pelvic inflammatory disease, salpingitis, parametritis, salpingo-oophoritis.
2.2 Etiologi
Sebab yang paling banyak terdapat adalah infeksi gonorroe dan infeksi puerperal dan
postpartum.Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh tuberculosis.Selanjutnya bisa timbul
radang adnexa sebagai akibat tindakan kerokan, laparotomi, pemasangan IUD serta perluasan
radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.
Pada wanita rongga perut langsung berhubungan dengan dunia luar dengan perantara
traktus genetalia. Radang atau infeksi rongga perut disebabkan oleh :
1. Sifat bactericide dari vagina yang mempunyai pH rendah.
2. Lendir yang kental dan liat pada canalis servicalis yang menghalangi naiknya kuman-
kuman.
Adapun bakteri yang biasanya menyebabkan terjadinya penyakit ini adalah Baktery
Gonorrhea dan Bakteri Chalmydia.
2.3 Patofisiologi
Radang tuba fallopii dan radang ovarium biasanya terjadi bersamaan.Radang itu
kebanyakan akibat infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, walaupun infeksi ini juga bisa
datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah, atau menjalar dari jaringan – jaringan
sekitarnya.
Pada salpingo ooforitis akuta gonorea ke tuba dari uterus melalui mukosa.Pada
endosalping tampak edema serta hiperemi dan infiltrasi leukosit, pada infeksi yang ringan
epitel masih utuh, tetapi pada infeksi yang lebih berat kelihatan degenarasi epitel yang
kemudian menghilang pada daerah yang agak luas dan ikut juga terlihat lapisan otot dan
serosa.Dalam hal yang akhir ini dijumpai eksudat purulen yang dapat keluar melalui ostium
tuba abdominalis dan menyebabkan peradangan di sekitarnya.
Infeksi ini menjalar dari serviks uteri atau kavum uteri dengan jalan darah atau limfe ke
parametrium terus ke tuba dan dapat pula ke peritonium pelvik.Disini timbul salpingitis
6
interstialis akuta, mesosalping dan dinding tuba menebal menunjukkan infiltrasi leukosit,
tetapi mukosa seringkali normal. (Sarwono.Winkjosastro, Hanifa Hal 287. 2007).
7
c) Salpingitis interstisialis kronika
Pada salpingitis interstialis kronika dinding tuba menebal dan tampak fibrosis dan dapat
pula ditemukan pengumpulan nanah sedikit ditengah-tengah jaringan otot. Terdapat pula
perlekatan dengan-dengan jaringan-jaringan disekitarnya, seperti ovarium, uterus, dan usus.
d) Kista tubo ovarial, abses tubo ovarial.
Pada kista tubo ovarial, hidrosalping bersatu dengan kista folikel ovarium, sedang pada
abses tubo ovarial piosalping bersatu dengan abses ovarium.Abses ovarium yang jarang
terdapat sendiri,dari stadium akut dapat memasuki stadium menahun.
e) Salpingitis tuberkulosa
Salpingitis tuberkulosa merupakan bagian penting dari tuberkulosis
genetalis.(Sarwono.Winkjosastro, Hanifa.Hal 289,2007).
8
2.9 Penatalaksanaan
Penanganan utama yang dianjurkan adalah TAH + BSO + OM + APP (Total Abdominal
Hysterectomy + Bilateral Salpingo-Oophorectomy + Omentectomy + Appendectomy). Dapat
dipertimbangkan (optional) instilasi phosphor-32 radioaktif atau khemoterapi profikalis. Sayatan dinding
perut harus longitidunal di linea mediana, cukup panjang untuk memungkinkan mengadakan eksplorasi
secara gentle (lembut) seluruh rongga perut dan panggul, khususnya di daerah subdifragmatika dan
mengirimkan sampel cucian rongga perut untuk pemeriksaan sitologi eksfoliatif. Bila perlu dapat
dilakukan biopsy pada jaringan yang dicurigai.Radioaterapi akhir-akhir ini tidak mendapat tempat dalam
penanganan tumor ganas tuba dan ovarium karena sifat biologic tumor dan menyebar melalui selaput perut
(surface spreader). Radiasi ini akan merusak alat-alat vital dalam rongga perut, khususnya usus-usus, hati
dan ginjal. Dengan shielding (perlindungan) alat vital tersebut, akan menyebabkan kurangnya dosis radiasi.
Radioterapi hanya dikerjakan pada tumor bed dan pada jenis histologik keganasan tertentu seperti
disgerminoma.
Penyakit ini dapat diterapi dengan pemberian antibiotika.Tergantung dari derajat
penyakitnya, biasanya diberikan suntikan antibiotik kemudian diikuti dengan pemberian obat
oral selama 10-14 hari. Beberapa kasus memerlukan operasi untuk menghilangkan organ
sumber infeksi, ini dilakukan jika terapi secara konvensional(pemberian antibiotik) tidak
berhasil. Jika terinfeksi penyakit ini melalui hubunganseksual, maka pasangannya juga harus
mendapat terapi pengobatan, sehingga tidak terinfeksi terus menerus. Operasi radikal (
histerektomi dan salpingo ooforektomi bilateral ) pada wanita yang sudah hampir menopause.
Pada wanita yang lebih muda hanya adnexia dengan kelainan yang nyata yang diangkat.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adneksitis atau Salpingo-ooforitis adalah radang pada tuba falopi dan radang ovarium
yang terjadi secara bersamaan, biasa terjadi karena infeksi yang menjalar ke atas sampai
uterus, atau akibat tindakan post kuretase maupun post pemasangan alat kontrasepsi (IUD).
Salah satu tenaga kesehatan yang dapat memberikan asuhan secara komprehensif yaitu
bidan melalui asuhan kebidanan yang sudah dimilikinya.Beberapa peran bidan diantaranya
yaitu peran bidan sebagai pengelola dimana bidan memiliki beberapa tugas salah satunya
tugas kolaborasi. Didalam kolaborasi ini bidan harus menerapkan manajemen kebidanan pada
setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga serta
memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dan pertolongan pertama pada
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan tim medis lain.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat memahami
adnexitis serta dapat memahami penatalaksanaan yang diberikan sehingga mampu
mendeteksi terjadinya adnexia.
10
DAFTAR PUSTAKA
11