You are on page 1of 8

Percobaan ke-1 Rabu, 21 Febuari 2018

Analisis Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri

A. Tujuan
1. Menentukan berat botol timbang secara konstan
2. Menentukan kadar air bahan basah (wet basis) dari sampel kacang tanah
3. Menentukan kadar air bahan kering (dry basis) dari sampel kacang tanah

B. Prinsip Dasar
Prinsip percobaan ini adalah menguapkan air dalam bahan dengan menggunakan energi
panas kemudian ditimbang. Pemanasan menggunakan oven pada suhu 100°C - 105°C.
Kehilangan berat selama pemanasan merupakan jumlah air yang terdapat dalam sampel.

C. Cara Kerja
1. Preparasi Bahan
sejumlah sampel kacang tanah dimasukkan dalam lumpang & alu yang sudah
dibersihkan. Kemudian ditumbuk hingga halus.
2. Preparasi alat
Botol timbang dicuci dengan air sampai bersih dan dikeringkan, kemudian ditimbang.
Selanjutnya dioven pada suhu 105°C selama 10 menit dan didinginkan dalam
desikator selama 5 menit lalu ditimbang. Diulangi perlakuan pengovenan sampai
penimbangan secara berturut-turut hingga mendapat berat konstan.
3. Analisis thermogravimetri
Dimasukkan 2 gram sampel kacang tanah halus ke dalam botol timbang konstan.
Kemudian dioven pada suhu 105°C selama 2 jam. Selanjutnya didinginkan dalam
desikator selama 10 menit dan ditimbang. Diulangi pengovenan pada suhu 105°C
selama 30 menit dan didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang.
D. Hasil Pengamatan
Perlakuan Pengamatan
1. Preparasi sampel
Disiapkan lumpang & alu
Sampel kacang tanah dimasukkan ke
lumpang & alu
Ditumbuk hingga halus Sampel halus berwarna kuning muda
2. Preparasi alat
Botol timbang dicuci bersih Botol timbang bersih
Ditimbang Massa : 19,7355 gram
Dioven pada suhu 105°C selama 10 Botol timbang dalam oven
menit
Didinginkan di desikator selama 5 Botol timbang dalam desikator
menit
Ditimbang Massa : 19,7382 gram
Dioven lagi pada suhu 105°C selama 10 Botol timbang dalam oven
menit
Didinginkan di desikator selama 5 Botol timbang dalam desikator
menit
Ditimbang Massa : 19,7374 gram
Dioven lagi pada suhu 105°C selama 10 Botol timbang dalam oven
menit
Didinginkan di desikator selama 5 Botol timbang dalam desikator
menit
Ditimbang Massa : 19,7793 gram
3. Analisis thermogravimetri
Dimasukkan botol timbang dalam
neraca analitik
Dimasukkan 2 gram kacang tanah halus Massa : 21,7529 gram
Dioven pada suhu 105°C selama 2 jam Botol timbang+sampel dalam oven
Sampel kering, berwarna abu
Didinginkan di desikator 10 menit Botol timbang+sampel dalam desikator
Ditimbang Massa : 21,6291 gram
Dioven lagi pada suhu 105°C selama 30 Botol timbang+sampel dalam oven
menit Sampel kering berwarna abu
Didinginkan di desikator selama 10 Botol timbang+sampel dalam desikator
menit
Ditimbang Massa : 21,6164 gram
Dihitung kadar air

Data hasil pengamatan


1. Botol timbang
No Penimbangan Massa
1. Ke 1 (sebelum dioven) 19,7355 gram
2. Ke 2 (setelah dioven) 19,7382 gram
3. Ke 3 (setelah dioven) 19,7374 gram
4. Ke 4 (setelah dioven) 19,7393 gram
Berat konstan 19,7376 gram

2. Botol timbang+sampel
No Penimbangan Massa
1. Ke 1 (sebelum dioven) 21,7529 gram
2. Ke 2 (setelah dioven) 21,6171 gram
3. Ke 3 (setelah dioven) 21,6164 gram
Berat konstan 21,6208 gram

E. Pembahasan
Air merupakan suatau kebutuhan pokok dalam kehidupan. Dalam bahan pangan pun
air sangat memperngaruhi terhadap kualitasnya. Dimana kadar air dalam bahan pangan
memiliki komposisi yang berbeda-beda, kadar air juga menentukan daya tahan suatu
bahan pangan yang berpengaruh secara aktivitas metabolismenya menyebabkan
ketengikan juga mengalami perubahan penampakan, tekstur, cita rasa juga nilai gizinya.
Dalam bahan pangan, air terdapat dalam bentuk air bebas, air terikat lemah dan air terikat
kuat. Air yang dapat diuapkan dan dibekukan adalah air bebas dan air terikat lemah,
sedangkan air terikat kuat tidak dapat diuapkan juga dibekukan.
Pada praktikum kali ini, digunakan metode thermogravimetri yaitu metode yang
menggunakan energi panas untuk menguapkan kadar air dalam sampel dengan suhu
tertentu, kemudian dilakukan penimbangan secara konstan. Alat yang digunakan adalah
botol timbang, karena fungsi alat ini salah satunya adalah untuk menentukan kadar air
suatu zat. Botol timbang yang digunakan dibuat konstan terlebih dahulu dengan cara
mengoven dan menimbang secara berulang hingga selisih diantara penimbangan adalah
0,2 mg. Karena, berat konstan ini berpengaruh pada perhitungan berat, sehingga
memungkinkan kadar yang didapat akan tidak tepat. Juga karena pada penentuan kadar
air dengan metode ini adalah bersifat kuantitatif, yang pada penentuannya berhubungan
erat dengan massa atau berat. Kemudian botol timbang disimpan pada desikator, alat ini
berfungsi untuk menyerap sisa air dari hasil dioven oleh silika gel yang ada dalam
desikator, juga untuk menjaga kelembaban alat. Sampel yang digunakan adalah kacang
tanah. Umumnya, kacang tanah memiliki kadar air sekitar 35% - 45% selepas panen, dan
apabila langsung disimpan maka kacang tanah tersebut akan rusak karena adanya
aktivitas jamur. Maka biasanya para petani kacang tanah akan mengeringkan terlebih
dahulu kacang tanah selepas panen hingga menjadi sekitar 14%.
Pada kali ini sampel yang digunakan adalah sebanyak 2 gram. Pada perlakuannya,
dilakukan pengeringan pada oven suhu 105°C selama 2 jam dan diulangi dengan variasi
waku yaitu menjadi 30 menit. Langkah ini dilakukan untuk mendapatkan berat secara
konstan dan memastikan bahwa kadar air pada sampel telah hilang. Sampel yang telah
dioven disimpan pada desikator untuk menjaga kelemababan dan menyerap air dengan
silika gel. Dari hasil perhitungan, didapatkan bahwa dari sampel sebanyak 2 gram, berat
air yang diuapkan adalah sebesar 0,1321 gram, kadar air bahan basah (wet basis) yang
didapatkan dari perbandingan antara berat air yang diuapkan dengan berat bahan sebelum
dikeringkan dan didapatkan hasil sebesar 6,55% dan kadar air bahan kering (dry basis)
yang didapatkan dari perbandingan antara berat air yang diuapkan dengan berat bahan
setelah dikeringkan, didapatkan hasil sebesar 7,01%.
Pada praktikum kali ini, masih terdapat kesalahan yang terdapat pada alat, bahan
ataupun yang dilakukan oleh praktikan sehingga mempengaruhi hasil. Perbedaan hasil
yang didapat yang berkaitan dengan bahan, dimungkinkan karena adanya perbedaan suhu
dan pembuatan serta proses penyimpanannya. Adapun kesalahan praktikan yang mungkin
dilakukan adalah pada pembacaan hasil penimbangan juga perlakuan alat yang terkadang
masih belum sesuai dengan prosedur, seperti botol timbang yang terkontak langsung
dengan tangan, dimana hal ini mempengaruhi nilai konstannya.
F. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan :
1. Berat konstan botol timbang didapat 19,7376 gram.
2. Kadar air bahan basah didapat sebesar 6,55%.
3. Kadar air bahan kering didapat sebesar 7,01%.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tanpa tahun. Modul Penuntun Praktikum Kimia Pangan. Bandung : UIN SGD

David, Andreas. 2013. Pengujian Kadar Air Metode Thermogravimetri.

Diakses pada (thamus23mg.blogspot.co.id/2013/03/Pengujian-kadar-air-metode.html)


pada hari Minggu, 18 Febuari 2018.

Haeruddin, Irma. 2013. Makalah Analisis Kadar Air.

Diakses pada (artikelkesmas.blogspot.co.id/2013/12/makalah-analisis-kadar-air.html)


pada hari Minggu, 18 Febuari 2018.

Poedjiadi, Anna. 2012. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta :UI-press.

Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia.


Lampiran

Sampel hasil pengeringan


LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA PANGAN

Analisis Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri

Disusun Oleh :

Shifa Aulia (1157040058)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSISTAS ISLAM NEGEGRI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2018

You might also like