You are on page 1of 12

Tugas Mata Kuliah

Dasar-Dasar Agronomi

REVIEW JURNAL PEMUPUKAN

NAMA : M.ARIF FIKRI AL-RIDHO


NIM : G111 16 302
KELAS :F
DOSEN : Dr.Ir. FERANITA HARING MP

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
REVIEW

Menurut saya dari pemaparan jurnal diatas yang berjudul pengaruh


pemupukan anorganik dan organik terhadap produksi tanaman jagung sebagai
sumber pakan yaitu seperti kita ketahui memang pupuk organik adalah pupuk
yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal
dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat
dibentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik,
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Sedangkan pupuk anorganik
yaitu pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau biologis dan
merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk. Dimana kalau berbicara
soal lingkungan (dalam hal ini tidak merusak kondisi tanah) jelas lebih unggul
pupuk organik dari pada pupuk anorganik, tetapi kita perlu melihat kembali
sebenarnya pupuk yang paling baik itu adalah campuran dari pada pupuk
organik dan pupuk anorganik dimana dari segi lingkungan (dalam hal ini tidak
merusak kondisi tanah) kita dapatkan oleh pupuk organik(feces ayam/sapi,
jerami jagung, EM 4 dan gula aren sebagai bahan dalam pembuatan kompos)
dan dari segi kandungan unsur hara seperti N pada pupuk urea, P pada pupuk
TSP, SP 36, SP 18 dan K pada pupuk KCL itu lebih banyak kita dapatkan oleh
pupuk anorganik Pada pupuk organik sebenarnya kandungan unsur haranya
juga bagus tetapi sulit untuk kita bedakan kandungan unsur hara mana yang
sangat dibuthkan oleh tanaman tersebut, tidak seperti pada anorganik yang bisa
dibedakan mana pupuk yang mengandung unsur hara N, P, dan K. Tetapi pada
pupuk organik itu sendiri tidak merusak kondisi tanah karena merupakan
bahan organik yang teruraikan sehingga kita mendapatkan kedua hal yang
positif dari penggabungan pupuk organik dan pupuk anorganik. Pada
percobaan yang dilakukan oleh peneliti pada jurnal ini didapatkan Hasil
analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan memberi pengaruh yang
berbeda nyata (P > 0,05) terhadap panjang dan lingkar tongkol serta bobot
pipilan kering jemur. Dari penelitian yang telah dilakukan diambil kesimpulan
bahwa pemupukan dengan menggabungkan antara pupuk anorganik dan
organik lebih meningkatkan produksi tanaman jagung baik itu panjang
tongkol, lingkar tongkol dan bobot pipilan kering jemur..
Sehingga dapat saya simpulkan kembali pemberian gabungan pupuk
organik dan pupuk anorganik pada jagung itu sangat tepat dilakukan karena
dari segi unsur hara bisa didapatkan dari kedua pupuk organik dan anorganik
khususnya pada pupuk anorganik dan juga dari segi lingkungan itu tidak
terlalu merusak karena di imbangi dengan adanya pupuk organik yang tidak
merusak kondisi tanah atau bisa di bilang ramah lingkungan. Adapun bukti
dari pada ketepatan dari pemberian gabungan pupuk organik dan pupuk
anorganik yaitu pada pengaruh terhadap meningkatnya tinggi tanaman,
panjang dan lingkar tongkol serta bobot pipilan kering jemur jagung.
PENGARUH PEMUPUKAN ANORGANIK DAN ORGANIK TERHADAP
PRODUKSI TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER PAKAN.

Frobel G. Dewanto *), J.J.M.R. Londok **), R.A.V. Tuturoong **)


dan W. B. Kaunang **)
Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115.
e-mail : frobel_dewanto@yahoo.com

ABSTRAK untuk melihat perbedaan antara masing-


masing perlakuan. Hasil analisis
Suatu penelitian telah dilakukan untuk keragaman menunjukkan bahwa
melihat sejauh mana pengaruh perlakuan memberi pengaruh yang
pemupukan anorganik dan organik berbeda nyata (P > 0,05) terhadap panjang
terhadap tinggi tanaman, panjang dan dan lingkar tongkol serta bobot pipilan
lingkar tongkol serta bobot pipilan kering kering jemur. Dari penelitian yang telah
jemur jagung. Penelitian ini dilaksanakan dilakukan diambil kesimpulan bahwa
di lahan pertanian milik keluarga M. pemupukan dengan menggabungkan
Manoppo yang dimulai sejak bulan April antara pupuk anorganik dan organik lebih
2009 sampai dengan Oktober 2009 di Desa meningkatkan produksi tanaman jagung
Koka Kecamatan Tombulu Kabupaten baik itu panjang tongkol, lingkar tongkol
Minahasa. Jumlah petak yang digunakan dan bobot pipilan kering jemur.
dalam penelitian ini sebanyak 20 (dua
puluh) petak yang ditempatkan secara acak Kata Kunci: Pupuk anorganik, Pupuk
dengan ukuran 2 x 2 meter dengan jarak organik dan Produksi tanaman
tanam 50 cm x 70 cm dan jenis benih jagung
jagung yang digunakan adalah jagung
hibrida (NUSANTARA 1). Rancangan ABSTRACT
penelitian yang digunakan adalah EFFECT OF INORGANIC AND ORGANIC
Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri FERTILIZER PRODUCTION OF CORNAS
dari 5 kelompok dan 4 perlakuan yang ASOURCE OF FORAGE CROPS. A study
terdiri dari T0 (tanpa pemupukan), T1 was conducted to see the influence of
(pemupukan anorganik dengan dosis 3,67 inorganic and organic fertilization on
kg/petak), T2 (pemupukan organik dengan plant height, cob length, and girth, and
dosis 1,4 kg/petak) dan T3 weight of the grain corn. The research
(menggabungkan pupuk anorganik was conducted in a family owned farm M.
dengan dosis 1,83 kg/petak dan pupuk Manoppo wich began in April to Ocbober
organik dosis 0,7 kg/petak). Variabel yang 2009 in the village of Koka District
diukur meliputi tinggi tanaman, panjang Tombulu Minahasa Regency. The number
dan lingkar tongkol serta bobot pipilan of plots used in this study as many as 20
kering jemur. Pengambilan data dilakukan plots randomly placed with a size of 2 x 2
disaat panen sampai dengan selesai sguare meters with a spacing of 50 x 70
penjemuran jagung yang telah dipipil. cm and the type of seed corn used is corn
Data yang diambil kemudian ditabulasi hybrid (Nusantara 1). The design of the
dan diuji menurut analisis keragaman study ia a randomized block design
untuk melihat pengaruh perlakuan. Uji (RGD), consisting of 5 and 4 treatment
lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) dilakukan groups consisting of T0 (without
fertilization), T1 (inorganic fertilizer at dose
*
of 3,67 kg/plot), T2 (organic fertilizer with
Alumni Fakultas Peternakan doses of 1,4 kg/plot) and T3 (combinin
**
Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak

2
inorganic fertilizers with a doses of 1,83 jagung dalam beberapa tahun terakhir
kg/dose of organic fertilizer plots and 0,7 ini tidak sejalan dengan peningkatan
kg/plot). The variables measured included produksi dalam negeri.
plant height, cob length and girth, and Peningkatan produksi jagung
weight of grain drying. Data is collected menunjukkan bahwa produksi jagung
when the harvest of up to finish drying the
nasional rata-rata negatif dan
corn that has been grain. Data are taken then
tabulated and tested according to the cenderung menurun, sedangkan laju
analysis of diversity to see the effect of pertumbuhan penduduk selalu positif
treatment. Unlike the Tukey’s Test is yang berarti kebutuhan terus
performed to see the differences between meningkat. Pada kenyataannya total
each treatment. The analysis show that the produksi dan kebutuhan nasional dari
treatment given the diversity of influences tahun ke tahun menunjukkan
significantly different P>0.05 on the lenght kesenjangan yang terus melebar dan
and girth and weight gran dry cobs. Of jika terus dibiarkan, konsekuensinya
research has been done be concluded that adalah peningkatan jumlah impor
fertilization by combining in organic and jagung yang semakin besar dan negara
inorganic fertilizer to increase production of
kita semakin tergantung pada negara
corn cobs either lenght-girth and weight dry
cobs. asing.
Fluktuasi harga bahan pakan dan
Keywords: Fertilizer inorganic, Fertilizer persaingan dalam penggunaannya
organic and Production of corn. merupakan kendala yang sering
mengguncang usaha peternakan karena
PENDAHULUAN berdampak pada biaya ransum. Dengan
adanya krisis ekomomi yang dialami
Jagung merupakan bagian dari oleh negara kita sampai sekarang,
sub sektor tanaman pangan yang dampak ini juga dirasakan oleh para
memberikan andil bagi pertumbuhan petani sehingga daya beli masyarakat
industri hulu dan pendorong industri tani menjadi berkurang dan
hilir yang kontribusinya pada ditambahkan lagi harga pupuk dan
pertumbuhan ekonomi nasional cukup sarana produksi lain yang semakin
besar. Tanaman jagung juga tinggi.
merupakan salah satu komoditi Fenomena dampak negatif
strategis dan bernilai ekonomis serta intensifikasi pertanian terhadap
mempunyai peluang untuk ekosistem pertanian terjadi karena
dikembangkan karena kedudukannya intensitas pemakaian pupuk kimia
sebagai sumber utama karbohidrat dan yang terus meningkat dari waktu ke
protein setelah beras (Anonim, 2003). waktu. Pupuk anorganik lebih mudah
Di beberapa daerah di Indonesia, didapatkan tetapi harganya relatif
jagung dijadikan sebagai bahan mahal. Penggunaan pupuk anorganik
pangan utama juga sebagai sumber selalu diikuti dengan masalah
bahan pakan ternak dan memiliki andil lingkungan, baik terhadap kesuburan
terbesar dibandingkan dengan bahan biologis maupun kondisi fisik tanah
lain. Ternak ruminansia serta dampak pada konsumen.Sebagian
mengkonsumsi semua komposisi besar lahan penanaman jagung di
tanaman jagung yang dipakai sebagai Indonesia berupa lahan kering. Masalah
pakan ternak. Peningkatan kebutuhan

3
utama penanaman jagung di lahan merupakan faktor yang menentukan
kering adalah kebutuhan air sepenuhnya pertumbuhan dan produksi tanaman
tergantung pada curah hujan, (Nyanjang,2003).
bervariasinya kesuburan lahan dan Penelitian ini dilakukan dengan
adanya erosi yang mengakibatkan tujuan untuk mengetahui pengaruh
penurunan kesuburan lahan pemupukan anorganik dan organik
(Adisarwanto, 2002). Selain itu masalah terhadap produksi tanaman jagung.
lain di lahan kering adalah memiliki pH Dengan hipotesis bahwa pemupukan
dan kandungan bahan organik yang anorganik dan organik memberikan
rendah. pengaruh terhadap tinggi tanaman,
Di pasaran terdapat dua jenis panjang dan lingkar tongkol serta bobot
pupuk yaitu pupuk anorganik dan pipilan kering jemur jagung.
organik. Pupuk anorganik adalah
pupuk hasil proses rekayasa secara MATERI DAN METODE
kimia, fisik dan atau biologis dan PENELITIAN
merupakan hasil industri atau pabrik
Penelitian ini dilakukan di
pembuat pupuk. Sedangkan pupuk
Kabupaten Minahasa Kec. Tombulu
organik adalah pupuk yang sebagian
Desa Koka di lahan pertanian milik
besar atau seluruhnya terdiri dari
keluarga M. Manoppo yang
bahan organik yang berasal dari
dilaksanakan dari bulan April sampai
tanaman dan atau hewan yang telah
dengan Oktober 2009.
melalui proses rekayasa, dapat
Bahan yang digunakan dalam
dibentuk padat atau cair yang
penelitian ini adalah benih jagung
digunakan untuk mensuplai bahan
hibrida Nusantara 1, feces ayam
organik, memperbaiki sifat fisik, kimia
(bahan pembuat kompos), jerami
dan biologi tanah.
jagung, EM4 (effective
Pemberian pupuk organik dapat
microorganism), gula aren dan pupuk
memperbaiki struktur tanah, menaikan
anorganik (Urea, SP36 dan KCl).
bahan serap tanah terhadap air,
Sedangkan alat yang digunakan antara
menaikan kondisi kehidupan di dalam
lain cangkul, sprayer, gelas ukur,
tanah, dan sebagai sumber zat
thermometer, moisture meter, pH
makanan bagi tanaman. Sedangkan
meter, timbangan, meteran, alat tulis
pemberian pupuk anorganik dapat
menulis dan alat dokumentasi.
merangsang pertumbuhan secara
Penelitian ini menggunakan
keseluruhan khususnya cabang,
metode Rancangan Acak Kelompok
batang, daun, dan berperan penting
(RAK) terdiri dari 4 perlakuan dan 5
dalam pembentukan hijau daun
ulangan (Steel dan Torrie, 1994).
(Lingga, 2008). Pemupukan
Perlakuan disusun sebagai berikut :
bertujuan mengganti unsur hara yang
T0 = Tanpa pemupukan dengan dosis
hilang dan menambah persediaan
0 kg/petak
unsur hara yang dibutuhkan tanaman
T1 = Pemupukkan anorganik dengan
untuk meningkatkan produksi dan
dosis 3,67 kg/petak
mutu tanaman. Ketersediaan unsur
T2 = Pemupukkan organik dengan
hara yang lengkap dan berimbang
dosis 1,4 kg/petak
yang dapat diserap oleh tanaman

4
T3 = Penggabungan kedua jenis mempertahankan kondisi
pupuk (anorganik dan organik) anaerob. Bila kondisi anaerob
dengan dosis anorganik 1,83 tidak dipertahankan, maka suhu
kg/petak dan organik 0,7 akan naik pada minggu I
kg/petak. (pertama) sehingga secara
Banyaknya plot/petak percobaan 20 teratur suhu perlu diukur dengan
(dua puluh). thermometer. Jika suhu
mencapai 600 C maka perlu
1. Persiapan dilakukan pembalikkan dan
a. Lahan campuran tersebut diangin-
Pengolahan lahan diawali dengan anginkan selama 5 menit
membersihkan lahan dari sisa-sisa kemudian ditumpuk kembali dan
tanaman sebelumnya. Sisa tanaman ditutup. Hal ini dilakukan secara
yang sudah kering dibakar, abunya berulang-ulang sampai suhu
dikembalikan ke tanah, kemudian stabil (350 – 450 C).
dilanjutkan pencangkulan dengan Pengadukkan pertama dilakukan
cara membalik tanah dan memecah setelah dua minggu.
bongkah tanah agar diperoleh tanah  Pengadukan/pembalikkan
yang gembur untuk memperbaiki tumpukkan kompos dilakukan
aerasi. Selanjutnya dilakukan seminggu sekali sampai kompos
pembuatan petakpenanaman tersebut siap digunakan (8
sebanyak 20 (dua puluh) petak minggu) dengan ciri-ciri
yang ditempatkan secara acak kompos yang sudah matang
dengan ukuran 2 x 2 meter. adalah terjadinya perubahan
b. Pembuatan Pupuk Organik warna menjadi coklat
(Kompos) (Situs resmi Dinas kehitaman, tekstur menjadi
Peternakan Prov. Sumbar, 2008) : lunak dan tidak berbau
 Jerami jagung dicacah + 3–4 cm. menyengat. Apabila masih
 Jerami jagung dan feces ayam basah dapat dikeringkan dengan
dicampur lalu diaduk hingga cara diangin-anginkan supaya
merata dengan perbandingan mendapatkan hasil yang
1:1. berkualitas.
 Pembuatan larutan starter  Sebelum digunakan kompos
(0,1%); air (1 ltr) ditambah gula diayak agar supaya bahan dasar
aren (1 gr) ditambah EM4 (1cc) pembuatan kompos yang belum
diaduk hinga tercampur dengan terurai dapat dipisahkan.
rata.  Hasil analisa kompos yang
 Larutan starter disemprotkan digunakan dalam penelitian ini
dengan menggunakan sprayer adalah N 0,282 %, P 25,87 ppm
pada jerami jagung yang sudah dan K2O 60,06 ppm. (Hasil
bercampur dengan feces. Analisa di Laboratorium
 Setelah semua campuran merata FAPERTA UNSRAT. Manado.
dimasukkan ke dalam bak 2009).
penampungan dan ditutup
dengan karung goni untuk

5
Tabel 1. KandunganUsurHaraMakro TanahSebelumPenanaman
Unsur Hara Kelompok
Makro A B C D E
N (%) 0,067 0,069 0,075 0,050 0,80
P (ppm) 14,40 14,20 13,99 11,04 9,66
K (ppm) 8,28 7,39 6,30 3,86 6,12
Sumber: Hasil Analisa Tanahdi LaboratoriumFAPERTAUNSRAT, Manado(2009).
2. Penanaman jagung dilakukan anorganik 1,83 kg/petak dan
dengan jarak tanam 50 cm x 70 pupuk organik 0,7 kg/petak.
cm, setiap plot/petak memiliki 24 Variabel penelitian yang diukur
lubang dan setiap lubang ditanami meliputi; 1). Tinggi tanaman (cm).
2 butir jagung. Untuk pemupukan Diukur dari permukaan tanah sampai
pada perlakuan T1, dilakukan buku dasar malai, dilakukan pada saat
sesuai dengan kebutuhan tanaman panen. 2). Panjang dan lingkar tongkol
jagung yaitu; Urea 300 kg/ha, (cm). Kulit tongkol dibuka terlebih
SP36 150 kg/ha, KCl 75 kg/ha. dahulu dan diukur panjangnya dari
Pemberian Urea diberikan pangkal hingga ujung tongkol.
sebanyak 2 kali, dimana setengah Pengukuran dilakukan setelah panen
bagian (dosis pemupukan 0,10 dan 3). Bobot pipilan kering jemur,
kg/petak) diberikan saat umur yaitu setelah panen tongkol jagung
tanam 18 hari dan setengahnya yang telah dibuka kulitnya langsung
lagi saat umur tanam 35 hari. SP36 dijemur selama 3 hari kemudian
dan KCl diberikan seluruhnya dipipil dan dijemur + 2 hari atau kadar
pada saat tanam. Untuk T2, setiap air biji setelah mencapai 12 – 14 %
lubang yang belum ditanami (kg. petak-1).
jagung diberikan kompos
sebanyak 0,02 kg per lubang, HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian ditanami jagung.
Diaplikasikan pada saat tanam. Pengaruh Perlakuan terhadap
Untuk T3, pemupukan dilakukan Tinggi Tanaman
dengan menggabungkan antara
Nilai rata-rata tinggi tanaman
jenis pupuk anorganik dan organik
dalam penelitian ini dapat dilihat pada
dengan perbandingan dosis pupuk
Tabel 2.

Tabel 2. Rataan Tinggi Tanaman, Panjang dan Lingkar Tongkol Serta Bobot Pipilan
Kering Jemur Jagung pada Setiap Perlakuan
Perlakuan
Peubah T0 T1 T2 T3
Tinggi Tanaman(cm) 180,84 180,14 185,74 187,86
Panjang Tongkol(cm) 13,15a 14,03a 14,14a 15,76b
a a ab
Lingkar Tongkol(cm) 14,10 14,06 14,44 15,62b
Bobot Pipilan a
1.288,32 1.134,72a 1.943,41b 2.372,37c
Kering Jemur (kg.petak-`1)
Keterangan : Superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata .

6
Rataan tinggi tanaman pada daun tanaman lebih hijau segar dan
Tabel 2 bervariasi antara 180,14 cm (± banyak mengandung butir hijau daun
22,25) sampai 187, 86 cm (± 16, 98). (chlorophyl) yang mempunyai peranan
Dengan rataan tertinggi pada sangat panting dalam proses
perlakuan T3 sedangkan terendah pada fotosintesa, mempercepat
perlakuan T1. Hasil analisa keragaman pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah
(Lampiran 1) menunjukkan bahwa anakan, cabang dan lain-lain) dan
perlakuan tidak memberikan pengaruh menambah kandungan protein
yang nyata (P < 0,05) terhadap tinggi tanaman.
tanaman dengan kata lain pupuk Kelompok memberikan
anorganik dan organik tidak pengaruh yang berbeda nyata (P >
mempengaruhi tinggi tanaman.Hal ini 0,05). Hal ini dapat dijelaskan bahwa
disebabkan karena tidak adanya kandungan unsur hara tanah bervariasi
kompetisi antar tanaman terhadap sinar untuk setiap kelompok. Ketersediaan
matahari dan penyerapan unsur hara hara dalam tanah dalam penelitian ini
untuk melakukan proses fotosintesis. diketahui melalui pengujian
Unsur hara Nitrogen yang laboratorium. Pada awal penanaman
dikandung dalam pupuk Urea sangat kadar unsur haranya relatif sama antar
besar kegunaannya bagi tanaman kelompok. Rataan kandungan unsur
untuk pertumbuhan dan hara tanah sesudah panen dapat dilihat
perkembangan, antara lain; membuat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rataan Unsur HaraTanah sesudah Panen


Perlakuan
Unsur Hara Makro
T0 T1 T2 T3
N (%) 0,0353 0,0350 0,0415 0,0438
P (ppm) 5,74 6,33 7,27 8,83
K (ppm) 2,46 3,25 3,38 3,644
Sumber : Hasil Analisa Tanah di Laboratorium FAPERTA UNSRAT, Manado (2009).

Jelas terlihat adanya perbedaan N tanah untuk pertumbuhan maupun


antara unsur hara tanah sebelum dan produksinya.
sesudah penanaman jagung. Unsur
hara N pada perlakuan menggunakan Pengaruh Perlakuan terhadap
pupuk kompos, sedangkan terendah Panjang Tongkol dan Lingkar
pada perlakuan menggunakan pupuk Tongkol
inorganik. Sidik ragam menunjukkan Panjang Tongkol
tidak adanya perbedaan kandungan Berdasarkan Tabel 2, dapat
unsur hara N antara tanah yang di dilihat bahwa rata-rata panjang
pupuk dibanding dengan tanpa tongkol pada percobaan ini bervariasi
pemupukan. Kandungan unsur hara yaitu 13,15 cm (± 1,85) sampai 15,76
tanah setelah selesai panen lebih cm (± 0,62). Untuk rataan tertinggi
rendah dibanding pada awal pada perlakuan T3 dan terendah
penanaman. Hal ini terlihat jelas perlakuan T2. Hasil analisis
bahwa tanaman jagung memanfaatkan keragaman menunjukkan bahwa
perlakuan memberikan pengaruh yang

7
berbeda nyata (P > 0,05) terhadap Selain pemberian pupuk
panjang tongkol. Dari hasil uji Beda organik, pemberian pupuk anorganik
Nyata Jujur (Lampiran 2b) terlihat sebagai sumber hara N merupakan
adanya perbedaan nyata antara usaha yang banyak dilakukan dalam
Perlakuan T3 dengan perlakuan T0, T1 meningkatkan produktifitas tanaman
dan T2, namun perlakuan antara T0, T1 khususnya jagung. Pupuk urea sebagai
dan T2 tidak berbeda nyata.Hal ini sumber hara N dapat memperbaiki
dipengaruhi oleh karena pada pertumbuhan vegetatif tanaman, dimana
perlakuan T3 menggabungkan antara tanaman yang tumbuh pada tanah yang
pemupukan anorganik dan organik cukup N, berwarna lebih hijau
sedangkan pada T0 hanya sebagai (Hardjowigeno, 1987).
kontrol perlakuan.
Lingkar Tongkol Pengaruh Perlakuan terhadap
Berdasarkan Tabel 2, rata-rata Bobot Pipilan Kering Jemur
lingkar tongkol pada percobaan ini Pada Tabel 4, dapat dilihat
bervariasi yaitu 14,06 cm (± 1,16) rataan bobot pipilan kering pada
sampai 15,62 cm (± 0,81). Rataan percobaan ini berkisar antara 1.288,32
tertinggi ada pada perlakuan T3 dan kg.petak-1 (± 201,28) sampai 2.372,37
terendah pada perlakuan T1. Hasil kg.petak-1 (± 86,41), dimana berat
analisis keragaman (Lampiran 3a) pipilan kering jagung terus meningkat.
menunjukkan bahwa perlakuan Hasil analisis Keragaman (Lampiran
memberikan pengaruh yang berbeda 4a) menunjukkan bahwa perlakuan
nyata (P > 0,05) terhadap lingkar memberikan pengaruh yang berbeda
tongkol. Dari hasil Uji Beda Nyata sangat nyata (P > 0,01) terhadap bobot
Jujur perlakuan T3 berbeda nyata pipilan kering. Hasil uji Beda Nyata
dengan perlakuan T0 dan T1. Jujur menunjukkan bahwa perlakuan
Usaha untuk dapat meningkatkan yang menggabungkan antara pupuk
produktifitas suatu tanaman diantaranya anorganik dan organik perlakuanT3
dapat dilakukan dengan pemberian memiliki bobot pipilan kering yang
pupuk, baik pupuk organik maupun berbeda nyata lebih tinggi
pupuk anorganik. Pemberian pupuk dibandingkan dengan semua perlakuan
organik dapat memperbaiki sifat-sifat antara T0, T1 dan T2.
tanah seperti sifat fisik, kimia dan
biologi tanah. Bahan organik KESIMPULAN
merupakan perekat butiran lepas, Pemupukan dengan
sumber hara tanaman dan sumber menggabungkan antara pupuk
energi dari sebagian besar organisme anorganik dan organik lebih
tanah (Hakim et al., 1986). Pemberian meningkatkan produksi tanaman
pupuk organik dapat meningkatkan jagung baik itu panjang tongkol,
daya larut unsur P, K, Ca dan Mg, lingkar tongkol dan bobot pipilan
meningkatkan C-organik, kapasitas kering
tukar kation, daya serap air,
menurunkan kejenuhan Al dan bulk
density (BD) tanah (Aribawa, 2008).

8
DAFTAR PUSTAKA Laboratorium Faperta. 2009. Hasil
Adisarwanto, T., Y. E. Widyastuti. Uji Kandungan Hara Tanah di
2008. Meningkatkan Produksi Laboratorium
Jagung di Lahan Kering, Sawah Fapert
dan Pasang Surut. Penebar a. Universitas Sam Ratulangi
Swadaya. Jakarta. Manado.
Anonim. 2003. Pedoman Pelaksanaan Nyanjang, R., A. A. Salim., Y.
Pertemuan Rahmiati. 2003. Penggunaan
Masyarak Pupuk Majemuk NPK 25-7-7
at Agribisnis Jagung. Direktorat Terhadap Peningkatan Produksi
Serealia. Jakarta. Mutu Pada Tanaman The
Menghasilkan di Tanah
Aribawa, I. B. 2008. Pengaruh Andisols. PT. Perkebunan
Beberapa Jenis Pupuk Organik Nusantara XII. Prosiding
dan Pupuk Urea Terhadap Sifat Teh
Tanah dan Hasil Kacang
Nasional. Gambung. Hal 181- 185
Panjang di Lahan Kering
Pinggiran Perkotaan Denpasar
Bali. Pengkajian Teknologi
Pertanian
Bal
i.
www.deptan.go.id [31
Maret
2009).
Dinas Peternakan Provinsi Sumbar.
2008. Potensi Pupuk Organik.
http://www.disnaksumbar.org
[30 November 2008).
Halliday, D. J. and M. E. Trenkel.
1992. IFA World Fertilizer Use
Manual. International Fertilizer
Industry Association, Paris.

9
1
0

You might also like