You are on page 1of 7

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI BEERTA

PENANGGULANGANNYA

Disusun oleh:

Dede Erni Nurasiah


17.08.1.0003

Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas


Majalengka (semester 1)
TANAMAN CABAI

Menanam cabe adalah salah satu kegiatan yang membutukan pengetahuan dan
teknik agar mendapatkan hasil yang maksimal.hama dan penyakit yang begitu
komplek pada tanaman cabe mengharuskan para petani untuk belajar dan terus belajar.
Pengamatan dan pencegahan harus selalu dilakukan,sebab jika terlambat serangan
hama dan penyakit sulit untuk di kendalikan.penanganan penyakit tanaman cabe sejak
dini adalah cara yang paling tepat untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit
pada tanamancabe.
sejak penyemaian,persiapan lahan ,penanaman,perawatan,sampai masa panen petani
harus betul-betul serius mempelajari segala aspek tentang tanaman cabe.Cabai adalah
kerabat lada dan termasuk dalam suku sirih-sirihan atau Piperaceae. Dikenal pula
sebagai cabai solak (Madura) dan cabia (Sulawesi). Tumbuhan asli Indonesia ini
populer sebagai tanaman obat pekarangan dan tumbuh pula di hutan-hutan sekunder
dataran rendah (hingga 600m di atas permukaan laut). Tumbuhan ini produknya telah
dikenal oleh orang Romawi sejak lama dan sering dikacaukan dengan lada. Di
Indonesia sendiri buah keringnya digunakan sebagai rempah pemedas. Sebelum
kedatangan cabai (Capsicum spp.), tumbuhan inilah yang disebut "cabe". Cabai sendiri
oleh orang Jawa dinamakan "lombok". Cabai jamu dapat tumbuh di lahan ketinggian
0-600 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan curah hujan rata-rata 1.259-2.500
mm/tahun. Tanah lempung berpasir, dengan struktur tanah gembur dan berdrainase
baik, merupakan lahan yang cocok untuk budidaya cabe jamu. Tanaman itu memiliki
keunggulan dapat tumbuh di lahan kering berbatu. Keberadaan tanggul batu di
pematang tegalan dapat dijadikan media merambatnya cabe jamu secara alami. Bentuk
tanamannya seperti sirih, merambat, memanjat, membelit, dan melata. Daunnya
berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal daun berbentuk jantung atau membulat,
ujung daun runcing dengan bintik-bintik kelenjar. buahnya majemuk bulir, bentuknya
bulat panjang atau silindris, dan ujungnya mengecil. Buah yang belum tua berwarna
kelabu, kemudian menjadi hijau, selanjutnya kuning, merah, serta lunak. Rasanya
pedas dan tajam aromatis.
Tanaman cabai temyata masih saw famili (solanaceae) dengan tanaman kentang,
tomat, terung, ranti, dan tekokak, sehingga kemungkinan adanya kesamaan dalam
serangan hama dan penyakit. Namun tanaman cabai tidak berkerabat dekat dengan
tanaman cabai Jawa (Piper retrofractrum), meskipun sama-sama memiliki nama cabai.
Penamaan cabai Jawa memang salah kaprah, karena hanya didasarkan dengan bentuk
buah tanaman ini yang menyerupai cabe. Sebenarnya, tanaman cabai Jawa lebih
berkerabat dekat dengan tanaman lada (P. nigrum). Buah cabai jamu memiliki khasiat
sebagai obat sakit perut, masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah rendah, kolera,
influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas. Karena itu, cabe
jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan obat
pil/kapsul modern serta bahan campuran minuman. Rasa pedas itu berasal dari
senyawa piperin, dengan kandungan sekitar 4,6 persen.

Klasifikasi tanaman cabai :


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annum L.
Morfologi tanaman cabai :

a. Daun
Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun yang
berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang Ian- set. Warna permukaan daun bagian atas
biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan. Sedangkan permukaan
daun pada bagian bawah umumnya berwarna hijau muda, hijau pucat atau hijau.
Permukaan daun cabai ada yang halus adapula yang berkerut-kerut. Ukuran panjang
daun cabai antara 3 — 11 cm, dengan lebar antara 1 — 5 cm.
b. Batang
Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan batang tidak berkayu. Biasanya,
batang akan tumbuh sampai ketinggian tertentu, kemudian membentuk banyak
percabangan. Untuk jenis-jenis cabai rawit, panjang batang biasanya tidak melebihi
100 cm. Namun untuk jenis cabai besar, panjang batang (ketinggian) dapat mencapai 2
meter bahkan lebih. Batang tanaman cabai berwarna hijau, hijau tua, atau hijau muda.
Pada batang-batang yang telah tua (biasanya batang paling bawah), akan muncul wama
coklat seperti kayu. Ini merupakan kayu semu, yang diperoleh dari pengerasan
jaringan parenkim.
c. Akar
Tanaman cabai memiliki perakaran yang cukup rumit dan hanya terdiri dari akar
serabut saja. Biasanya di akar terdapat bintil-bintil yang merupakan hasil simbiosis
dengan beberapa mikroorganisme. Meskipun tidak memiliki akar tunggang, namun
ada beberapa akar tumbuh ke arah bawah yang berfungsi sebagai akar tunggang semu.
d. Bunga
Bunga tanaman cabai juga bervariasi, namun memiliki bentuk yang sama, yaitu
berbentuk bintang. Ini menunjukkan tanaman cabai termasuk dalam sub kelas Ateridae
(berbunga bintang). Bunga biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan tunggal
atau bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2 — 3 bunga
saja. Mahkota bunga tanaman cabai warnanya bermacam-macam, ada yang putih,
putih kehijauan, dan ungu. Diameter bunga antara 5 — 20 mm. Bunga tanaman cabai
merupakan bunga sempuma, artinya dalam satu tanaman terdapat bunga jantan dan
bunga betina. Pemasakan bunga jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau
hampir sama), sehingga tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Namun untuk
mendapatkan hasil buah yang lebih baik, penyerbukan silang lebih diutamakan. Karena
itu, tanaman cabai yang ditanam di lahan dalam jumlah yang banyak, hasilnya lebih
baik dibandingkan tanaman cabai yang ditanam sendirian. Pernyerbukan tanaman
cabai biasanya dibantu angin atau lebah. Kecepatan angin yang dibutuhkan untuk
penyerbukan antara 10 — 20 km/jam (angin sepoi-sepoi). Angin yang ter lalu kencang
justru akan merusak tanaman. Sedangkan penyerbukan yang dibantu oleh lebah
dilakukan saat lebah tertarik mendekati bunga tanaman cabai yang menarik
penampilannya dan terdapat madu di dalamnya.
e. Buah dan biji
Buah cabai merupakan bagian tanaman cabai yang paling banyak dikenal dan memiliki
banyak variasi. Buah cabai terbagi dalam 11 tipe bentuk, yaitu serrano, cubanelle,
cayenne, pimento, anaheim chile, cherry, jalapeno, elongate bell, ancho, banana, dan
blocky bell. Hanya ada 10 tipe bentuk buah cabai, di mana tipe elongate bell dan
blocky bell dianggap sama.

Hama Layu Fusarium (Fusarium oxysporum f.sp)

a. Gejala Serangan :

Daun yang terserang mengalami kelayuan mulai dari bagian bawah,


menguning danmenjalar ke atas ke ranting muda. Bila infeksi berkembang
tanaman menjadi layu. Warna jaringan akar dan batang menjadi coklat.
Tempat luka infeksi tertutup hifa putih seperti kapas. Bila serangan terjadi
pada saat pertumbuhan tanaman maksimum, maka tanaman masih dapat
menghasilkan buah. Namun bila serangan sudah sampai pada batang, maka
buah kecil akan gugur.

b. Pengendalian:

• Sanitasi dengan mencabut dan memusnahkan tanaman terserang


• Dianjurkan memanfaatkan agen antagonis Trichoderma spp. dan
Gliocladium spp. yang diaplikasikan bersamaan dengan pemupukan
dasar.
• Penggunaan fungisida sesuai anjuran sebagai alternatif terakhir.

2. Penyakit Layu Bakteri Ralstonia (Ralstonia


solanacearum)
a. Gejala Serangan :
Pada tanaman tua, layu pertama biasanya terjadi pada daun yang
terletak pada bagian bawah tanaman. Pada tanaman muda, gejala layu
mulai tampak pada daun bagian atas tanaman. Setelah beberapa hari gejala
layu diikuti oleh layu yang tiba-tiba dan seluruh daun tanaman menjadi
layu permanen, sedangkan warna daun tetap hijau, kadang-kadang sedikit
kekuningan. Jaringan vaskuler dari batang bagian bawah dan akar menjadi
kecoklatan. Bila batang atau akar dipotong melintang dan dicelupkan ke
dalam air yang jernih, maka akan keluar cairan keruh koloni bakteri yang
melayang dalam air menyerupai kepulan asap. Serangan pada buah
menyebabkan warna buah menjadi kekuningan dan busuk. Infeksi terjadi
melalui lentisel dan akan lebih cepat berkembang bila ada luka mekanis.
Penyakit berkembang dengan cepat pada musim hujan.

Penyakit ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum, bakteri ini


ditularkan melalui tanah, benih, bibit, sisa-sisa tanaman, pengairan,
nematoda atau alat-alat pertanian. Selain itu, bakteri ini mampu bertahan
selama bertahun-tahun di dalam tanah dalam keadaan tidak aktif. Penyakit
ini cepat meluas terutama di tanah dataran rendah.

Pengendalian :
• Kultur teknis dengan pergiliran tanaman, penggunaan benih sehat dan
sanitasi dengan mencabut dan memusnahkan tanaman sakit.
• Dianjurkan memanfaatkan agen antagonis Trichoderma spp. dan
Gliocladium spp. yang diaplikasikan bersamaan dengan pemupukan
dasar.
• Penggunaan bakterisida sesuai anjuran sebagai alternatif terakhir.
Daftar pustaka

Anonim. 2009. Standard Operating Procedure (SOP) Budidaya Cabai Merah Kulon Progo. Dinas
Pertanian Provinsi Daeran Istimewa Yogyakarta.

Nurhayati. 2012. Virus Penyebab Penyakit Tanaman. Unsri Press. Palembang.

Pracaya, 2008, Pengendalian Hama & Penyakit Tanaman

secara Organik, Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Spark, A.N., 2004. Broad mite Polyphagotarsonemus latus. http://www. forestryimages.


org/browse/detail.cfm?imgnum=1328062

Surahmat, F. 2011. Pengelolaan Tanaman Cabai Keriting Hibrida Tm 999


(Capsicum Annuum) Secara

Konvensional Dan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Departemen Proteksi Tanaman,


Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

You might also like