Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang
tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung
banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu
disebut juga hamil anggur atau mata ikan. (Mochtar, Rustam, dkk, 1998 :
238).
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan cirri-ciri stoma
villus koryalis langka, vaskularisasi dan edematous. Janin biasanya meninggal
akan tetapi villu-villus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh
terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur.
(Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 2002 : 339).
Mola hidatidosa adalah penyakit yang bersal dari kelainan pertumbuhan
trofloblas placenta atau calon plasenta dan disertai dengan degenerasi kistik
villi dan perubahan hidropik. Hamil anggur atau mola hidatidosa adalah
kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terjadi sebagai akibat kegagalan
pembentukan “bakal janin”. Sehingga terbentuk jaringan permukaan
membrane (Villi) mirip gerombolan buah anggur.
2.2 Etiologi
Peneyebab mola hidatidosa tidak diketahui secara pasti, namun faktor
penyebabnya adalah
1. Factor ovum ovum memang sudah patologik sehingga mati tetapi
terlambat dikeluarkan.
2. Imunoselektif : Dari tropoblast
3. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah
4. Kekurangan protein
5. Infeksi virus dan faktor kromoson yang belum jelas
(Mochtar, Rustam, dkk, 1998 : 238)
2.3 Gambaran Klinis
2
Gambaran klinis yang biasanya timbul dengan klien dengan mola
hidatidosa adalah :
1. Aminore dan tanda-tanda kehamilan
2. Perdarahan pervaginam berulang. Darah cenderung berwarna coklat. Pada
keadaan lanjut, kadang keluar gelembung mola.
3. Pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
4. Tida terabanya bagian janin pada palpasi dan tidak terdengar BJJ
sekalipun uterus sudah membesar setinggi pusat atau lebih
5. Preeclampsia atau eklampsia yang terjadis ebelum keamilan 24 minggu
(Mansjoer, Arif, dkk, 2001 : 266)
2.4 Anatomi Fisiologi dan Gambar Anatomi
2.4.1 Anatomi
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pear,
terletak dalam rongga panggul kecil diantara kandung kemih dan anus,
ototnya disebut miometrium dan selaput lendir yang melapisi bagian
dalamnya disebut endometrium.
Uterus terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Fundus : bagian lambung diatas muara tuba uterine
2. Badan uterus : melebar dari fundus ke serviks
3. Isthmus : terletak antara badan dan serviks
3
terdapat tuba uterin, ovarium di ikat pada bagian posterior
ligamentum latum yang berisi darah dan saluran limfe untuk uterus
maupun ovarium.
2.4.2 Fisiologi
Untuk menahan ovum yang telah di buahi selama perkembangan
sebutir ovum, sesudah keluar dari ovarium diantarkan melalui tuba uterin
ke uterus (pembuatan ovum secara normal terjadi dalam tuba uterin)
sewaktu hamil yang secara normal berlangsung selama 40 minggu,
uterus bertambah besar, tapi dindingnya menjadi lebih tipis tetapi lebih
kuat dan membesar sampai keluar pelvis, masuk ke dalam rongga
abdomen pada masa fetus.
2.4.3 Gambar Anatomi
4
2.5 Alur Masalah pada Hamil Anggur atau Mola Hidatidosa
Factor ovum
Mengalami degenerasi
mola hidatidosa
Tindakan invasif
Nyeri akut
5
2.6 Penatalaksanaan
1. Penanganan yang biasa dilakukan pada mola hidatidosa adalah diagnosis
dini akan menguntungkan prognosis
2. Pemeriksaan USG sangat membantu diagnosis. Pada fasilitas kesehatan
dimana sumberdaya sangat terbatas, dapat dilakukan :
Evaluasi klinik dengan focus pada riwayat haid terahir dan kehamilan
pendarahan tida teratur atau spotting, pembesaran abnormal uterus
pelunakan servikd dan korpus uteri, kajian uji kehamilan dengan
pengenceran urin pastikan tidak ada janin (balloltement) atau DJJ sebelum
upaya diagnosis dengan DJJ
3. Lakukan pengosongan jaringan mola dengan segera
4. Antisipasi komplikasi (pendarahan hebat dll)
5. Lakukan pengamatan lanjut hingga minimal 1 tahun dan selama
pemantauan, dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal
(apabila masih ingin anak) atau tubektomy untuk menghentikan vertilisasi
2.7 Pemeriksaan Penunjang Hamil Anggur atau Mola Hidatidosa
Pemeriksaan Penunjang Hamil Anggur atau Mola Hidatidosa
1. Fototoraks
2. HCG aurin atau serum
3. USG
2.8 Masalah Keperawatan
1. Kekurangan Volume cairan b/d pendarahan per vaginam
2. Resiko infeksi
3. Nyeri akut b/d perdarahan, proses penjalaran penyakit
6
BAB III
ASKEP SECARA TEORI
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Nama:-
Usia:
jenis kelamin: Wanita karna wanita yang hamil
agama:-
pekerjaan:-
alamat:
suku / bangsa:-
no.register:-
1. Riwayat penyakit
a. Keluhan utama
Keluhan yang paling dirasakan pasien,seperti:
1. Sakit perut bagian pinggang dan perut bagian bawah di
sertai pengeluaran darah kadang sedikit kadang banyak
dengan gelembung-gelembung darah merah kecoklatan
2. Sakit seperti tertusuk-tusuk
3. Mual dan muntah terus menerus
b. Riwayat penyakit sekarang
1. Kekurangan Volume cairan b/d pendarahan per vaginam
2. Resiko infeksi
3. Nyeri akut b/d perdarahan, proses penjalaran penyakit
c. Riwayat penyakit yang lalu
Kaji riwayat penyakit pada masa lau pasien.
d. Riwayat penyakit keluarga
Ada tidaknya penyakit keturunan dalam keluarga
2. Pemeriksaan fisik
7
a. Inspeksi: muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat
kekuning kuingan yang di sebut muka mola (mola face)
atau muka terlihat pucat
b. Palpasi: tidak teraba bagian janin dan ballotemen, juga
gerakan janin.
c. Auskultasi: tidak terdengan DJJ
3. Pemeriksaan diagnostik
a. Fototoraks
b. HCG aurin atau serum
c. USG
4. Diagnosa keperawatan
a. Kekurangan Volume cairan b/d pendarahan per vaginam
b. Resiko infeksi
c. Nyeri akut b/d perdarahan, proses penjalaran penyakit
5. Rencana keperawatan
a. Kekurangan Volume cairan b/d pendarahan per vaginam
Kriteria hasil :
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Elastisitas turgor kulit baik
- TTV normal
Intervensi
- Memonitoring vital sign
- Memonitoring masukan manakan/cairan dan
hitung intake kalori harian
- Kolaborasikan pemberian cairan IV
- Memonitoring status nutrisi
- Kolaborasi dengan dokter
b. Resiko Infeksi
Kriteria Hasil :
- Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
8
- Mendeskripsikan proses penularan penyakit,
factor yang mempengaruhi penularan serta
penatalaksanaannya
- Menunjukan kemampuan untuk mencegah
timbulnya infeksi
Intervensi :
- Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung
- Pertahankan lingkungan aseptic selama
pemasangan alat
- Berikan perawatan kulit pada area epidema
- Instruksikan pasien untuk minum antibiotic sesuai
resep
- Ajarkan cara menghindari infeksi
c. Nyeri Akut b/d perdarahan, proses penjalaran penyakit
Kriteria Hasil :
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan tehnik non farmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan menejemen nyeri
- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas,
frekuensi, dan tanda nyeri)
Intervensi :
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan factor presipitasi
- Observasi reaksi nor verbal dari ketidaknyamanan
- Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman nyeri pasien
- Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal, dengan cirri-ciri stoma
villus koryalis langka, vaskularisasi dan edematous. Janin biasanya meninggal
akan tetapi villu-villus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh
terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur.
(Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 2002 : 339).
4.2 Saran
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca utamanya penulis dan
apabila ada kesalahan di mohon masukannya agar bias memotivasi kami lebih
baik untuk penulisan kedepannya.
10
Daftar Pustaka
11