1. Pengertian Pertumbuhan Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiflikasi sel-sel tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel yang berarti ada pertambahan secara kuantitatif seperti bertambahnya ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala.(IDAI, 2000). Secara umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke kaki.Kematangan pertumbuhan tubuh pada bagian kepala berlangsung lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh tubuh bagian bawah.Pada masa fetal pertumbuhan kepala lebih cepat dibandingkan dengan masa setelah lahir, yaitu merupakan 50 % dari total panjang badan. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan bertambah secara teratur. Teori pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu : a Kartini Kartono membagi masa perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi 5, yaitu : 0 – 2 tahun adalah masa bayi 1 – 5 tahun adalah masa kanak-kanak 6 – 12 tahun adalah masa anak-anak sekolah dasar 12 – 14 adalah masa remaja 14 – 17 tahun adalah masa pubertas awal b Aristoteles membagi masa perkembangan dan pertumbuhan anak menjadi 3, yaitu : 0 – 7 tahun adalah tahap masa anak kecil 7 – 14 tahun adalah masa anak-anak, masa belajar, atau masa sekolah rendah 14 – 21 tahun adalah masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak menjadi dewasa. 2. Ciri-ciri Pertumbuhan Hidayat (2008) menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengalami pertumbuhan bila terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, perubahan proporsi yang terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis atau dada, hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks tertentu. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan Supariasa (2001) mengatakan pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: a. Faktor Internal (Genetik) Faktor internal (genetik) antara lain termasuk berbagai faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa. Apabila potensi genetik ini dapat berinteraksi dengan baik dalam lingkungan maka pertumbuhan optimal akan tercapai (Supariasa, 2001). b. Faktor Eksternal Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain keluarga, kelompok teman sebaya, pengalaman hidup, kesehatan lingkungan, kesehatan prenatal, nutrisi, istirahat, tidur dan olah raga, status kesehatan, serta lingkungan tempat tinggal (Perry & Potter, 2005). Wong, dkk (2008) mengatakan bahwa nutrisi memiliki pengaruh paling penting pada pertumbuhan.Bayi dan anak-anak memerlukan kebutuhan kalori relatif besar, hal ini dibuktikan dengan peningkatan tinggi dan berat badan.
B. Konsep Perkembangan Usia
1. Pengertian Perkembangan Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi. Dengan demikian, aspek perkembangan ini bersifat kualitatif, yaitu pertambahan kematangan fungsi dari masing-masing bagian tubuh.Hal ini diawali dengan berfungsinya jantung untuk memompakan darah, kemampuan untuk bernafas, sampai kemampuan anak untuk tengkurap, duduk, berjalan, memungut benda-benda di sekelilingnya serta kematangan emosi dan sosial anak. (IDAI, 2000) 2. Prinsip Perkembangan Ada beberapa prinsip dalam perkembangan (Deus,2006), yaitu: a. Perkembangan merupakan suatu kesatuan. b. Perkembangan diidentifikasi dalam beberapa aspek. Semua aspek saling berkaitan. Misalnya, anak belajar membaca berkaitan dengan kesiapan aspek kognitif (berpikir). c. Perkembangan dapat diprediksi. d. Anak sudah dapat berdiri dapat diperkirakan ia akan segera berjalan. Dari sisi umur pun dapat diperkirakan perkembangan anak. Anak usia satu tahun diperkirakan sudah dapat berkomunikasi menggunakan satu kata. Misalnya, ’mam’ untuk menyatakan mau makan. e. Rentang perkembangan anak bervariasi. f. Ada anak usia 12 bulan sudah dapat berjalan tapi anak yang lainnya baru bisa berjalan setelah berusia 18 bulan. g. Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan (maturation) dan pengalaman (experience). h. Kematangan (maturation) merupakan proses alami. Kapan masa kematangan untuk satu kemampuan muncul ditentukan oleh diri anak sendiri. Faktor gizi dan kesehatan turut menentukan terjadi proses kematangan. i. Proses perkembangan terjadi dari atas ke bawah (Cepalocaudal) dan dari dalam ke luar (proximodistal). 3. Tahap-Tahap Perkembangan Perkembangan manusia berjalan secara bertahap melalui berbagai fase perkembangan.Dalam setiap fase perkembangan ditandai dengan bentuk kehidupan tertentu yang berbeda dengan fase sebelumnya.Sekalipun perkembangan itu dibagi-bagi ke dalam masa-masa perkembangan, hal ini dapat dipahami dalam hubungan keseluruhannya. Secara garis besar seorang anak mengalami tiga tahap perkembangan penting, yaitu kemampuan motorik, perkembangan fisik dan perkembangan mental.Kemampuan motorik melibatkan keahlian motorik kasar, seperti menunjang berat tubuh di atas kaki, dan keahlian motorik halus seperti gerakan halus yang dilakukan oleh tangan dan jari. Pertumbuhan dan perkembangan fisik mengacu pada perkembangan alat-atal indra. Perkembangan mental menyangkut pembelajaran bahasa, ingatan, kesadaran umum, dan perkembagan kecerdasan.( Menurut Toy Buzan,2006) a Anak usia 0-7 tahun Pada tahun pertama perkembangannya bayi masih sangat tergantung pada lingkungannya,kemampuan yang dimiliki masih terbatas pada gerak- gerak, menangis. Usia setahun secara berangsur dapat mengucapkan kalimat satu kata, 300 kata dalam usia 2 tahun, sekitar usia 4-5 tahun dapat menguasai bahasa ibu serta memiliki sifat egosentris, dan usia 5 tahun baru tumbuh rasa sosialnya kemudian usia 7 tahun anak mulai tumbuh dorongan untuk belajar. Dalam membentuk diri anak pada usia ini belajar sambil bermain karena dinilai sejalan dengan tingakt perkembangan usia ini. b Anak usia 7-14 tahun Pada tahap ini perkembangan yang tampak adalah pada perkembangan intelektual, perasaan, bahasa, minat, sosial, dan lainnya sehingga rasullullah menyatakan bahwa bimbingan dititik beratkan pada pembentukan disiplin dan moral. c Anak usia 14-21 tahun Pada usia ini anak mulai menginjak usia remaja yang memiliki rentang masa dari usia 14/15 tahun hingga usia 21/22 tahun. Pada usia ini anak berada pada masa transisi sehingga menyebabkan anak menjadi bengal, perkataan- perkataan kasar menjadi perkataan harian sehingga dengan sikap emosional ini mendorong anak untuk bersikap keras dan mereka dihadapkan pada masa krisis kedua yaitu masa pancaroba yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke masa pubertas. Dalam kaitannya dengan kehidupan beragama, gejolak batin seperti itu akan menimbulkan konflik. 4. Aspek-Aspek Perkembangan Ada beberapa aspek perkembangan, yaitu: a. Perkembangan Fisik Perkembangan fisik sering dikaitkan dengan perkembangan motorik sehingga dikenal dengan perkembangan fisik motorik. Perkembangan motorik terdiri dari dua macam, yaitu perkembangan motorik kasar dan motorik halus. 1) Perkembangan Motorik Kasar Perkembangan motorik kasar adalah kemampuan bergerak dengan menggunakan otot – otot tubuh khususnya otot besar seperti otot di kaki dan tangan. Gerakan yang tergolong motorik kasar, misalnya merayap, merangkak, berjalan, berlari, dan melompat. 2) Perkembangan Motorik Halus Perkembangan dalam motorik halus adalah kemampuan bergerak dengan menggunakan otot kecil, seperti yang ada di jari untuk melakukan aktivitas, seperti mengambil benda kecil, memegang sendok, membalikan halaman buku dan memegang pensil atau krayon. 3) Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif adalah suatu proses pembentukan kemampuan dan keterampilan menggunakan alat berpikir. Perkembangan kognitif berkaitan dengan aktivitas berpikir, membangun pemahaman dan pengetahuan, serta memecahkan masalah. 4) Perkembangan Bahasa Perkembangan bahasa adalah suatu proses pembentukan kemampuan dan keterampilan untuk menyampaikan ide, perasaan dan sikap kepada orang lain. Perkembangan bahasa meliputi mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. 5) Perkembangan Sosial – Emosi Perkembangan Sosial – Emosional merupakan gabungan dari perkembangan sosial dan emosi. Perkembangan adalah suatu proses pembentukan kemampuan dan keterampilan untuk bersosialisasi. Sedang perkembangan emosi berkaitan dengan kemampuan memahami hal-hal yang berkaitan dengan perasaan-perasaan yang ada pada diri sendiri, seperti perasaan senang ataupun sedih, apa yang dapat ia lakukan, apa yang ingin ia lakukan. 5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan 1) Faktor internal a) Intelegensi b) Seks/jenis kelamin c) Kebangsaan (ras) 2) Faktor eksternal a) Posisi dalam keluarga b) Makanan c) Budaya.
C. Konsep Hospitalisasi Usia
1. Pengertian Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit.Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupunorang tua dan keluarga (Wong, 2000). Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan. Meskipun demikian dirawat di rumah sakit tetap merupakan masalah besar dan menimbulkan ketakutan, cemas, bagi anak (Supartini, 2004). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hospitalisasi adalah suatu proses karena alasan berencana maupun darurat yang mengharuskan anak dirawat atau tinggal di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang dapat menyebabkan beberapa perubahan psikis pada anak. 2. Dampak Hospitalisasi Hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyaknya faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya), lingkungan baru, maupun lingkungan keluarga yang mendampingi selama perawatan.Keluarga sering merasa cemas dengan perkembangan keadaan anaknya, pengobatan, dan biaya perawatan. Meskipun dampak tersebut tidak bersifat langsung terhadap anak, secara fisiklogis anak akan merasakan perubahan perilaku dari orang tua yang mendampingi selama perawatan. (Nursalam, 2005). 3. Reaksi anak terhadap Hospitalisasi Seperti telah dikemukakan di atas, anak akan menunjukkan berbagai perilaku sebagai reaksi terhadap pengalaman hospitalisasi. Reksi tersebut bersifat individual, dan sangat bergantung pada tahapan usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia, dan kemampuan koping yang dimilikinya. Pada umumnya, reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri. Berikut ini reaksi anak terhadap sakit dan dirawat di rumah sakit sesuai dengan tahapan perkembangan usia anak yaitu: a Masa Bayi (0 sampai 1 tahun) Masalah yang utama terjadi adalah karena dampak dari perpisahan dengan orang tua sehingga ada gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih sayang. b Masa Todler (2 sampai 3 tahun) Anak usia todler bereaksi terhadap hospitalisasi sesuai dengan sumber stresnya. Sumber stres yang utama adalah cemas akibat perpisahan. Respons perilaku anak sesuai dengan tahapannya,yaitu tahap protes, putus asa, dan pengingkaran (denial). Pada tahap protes, perilaku yang ditunjukkan adalah menangis kuat, menjerit memanggil orang tua atau menolak perhatian yang diberikan orang lain. Pada tahap putus asa, perilaku yang ditunjukkan adalah menangis berkurang, anak tidak aktif, kurang menunjukkan minat untuk bermain dan makan, sedih, dan apatis. Pada tahap pengingkaran, perilaku yang ditunjukkan adalah secara samar mulai menerima perpisahan, membina hubungan secara dangkal, dan anak mulai terlihat menyukai lingkungannya.. c Masa Sekolah (6 sampai 12 tahun) Perawatan anak di rumah sakit memaksa anak untuk berpisah dengan lingkungan yang dicintainya, yaitu keluarga dan terutama kelompok sosialnya dan menimbulkan kecemasan. Kehilangan control juga terjadi akibat dirawat di rumah sakit karena adanya pembatasan aktivitas. d Masa Remaja (12 sampai 18 tahun) Anak usia remaja memersepsikan perawatan di rumah sakit menyebabkan timbulnya perasaan cemas karena harus berpisah dengan teman sebayanya. Apabila harus dirawat di rumah sakit, anak akan merasa kehilangan dan timbul perasaan cemas karena perpisahan tersebut. Pembatasan aktivitas di rumah sakit membuat anak kehilangan kontrol terhadap dirinya dan menjadi bergantung pada keluarga atau petugas. (Supartini,2004) . 4. Pencegahan Dampak Hospitalisasi a Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga b Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak c Mencegah atau mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak psikologis) d Tidak melakukan kekerasan pada anak e Modifikasi Lingkungan Fisik