You are on page 1of 21

ADVERBIA BAHASA KAILI DIALEK LEDO:

Kajian Morfosintaktis dan Semantis

Oleh
Moh. Tahir

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2016
ABSTRAK

Adverbia bahasa Kaili Ledo merupakan salasatu kajian linguistik yang perlu
dikembangkan untuk melengkapi teori linguistik nusantara. Secara morfologis,
adverbia bahasa Kaili Ledo terbagi atas adverbia monomorfemis dan adverbia
polimorfemis. Bentuk dasarnya berbentuk terikat dan berbentuk bebas. Secara
sintaksis, adverbia bahasa Kaili Ledo dapat menjadi pewatas verba, adjektiva, dan
adverbia lain. Makna adverbial bahasa Kaili Ledo adalah kualitatif, kuantitatif,
limitative, frekuentatif, kewaktuan, keceraan, konstratif, dan keniscayaan.
I. PENDAHULUAN

Provinsi Sulawesi Tengah yang letaknya berada di kawasan Indonesia

bagian timur mempunyai bahasa sebagai alat komunikasi. Salah satu bahasa

daerah yang ada di Provinsi tersebut adalah bahasa Kaili. Bahasa Kaili

mempunyai banyak dialek, diantaranya bahasa Kaili dialek Ledo yang pada

umumnya penuturnya berada di Kota Palu Provonsi Sulawesi Tengah.

Bahasa Kaili dialek Ledo masih digunakan oleh suku Kaili sebagai lambang

identitas suku bangsa dan masih dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan

antarsesama keluarga. Bahasa Kaili dialek Ledo merupakan aset budaya daerah

Sulawesi Tengah yang perlu dilestarikan, dipelihara dan dikembangkan untuk

memperkaya teori linguistik nusantara.

Aspek kajian yang menarik dalam bahasa Kaili Ledo adalah bentuk

adverbia yang secara morfologis terdiri dari adverbia dasar dan adverbia turunan.

Adverbial dasar,misalnya ledo’tidak’, nemo’jangan’ dan advebia turunan berafiks,

misalnya, nasinta’cepat’, nasaro’selalu’, ,belona’baiknya’, konona’sebenarnya’ ,

kagasina’secepatnya’, kasaena’selamanya’, kabelona’sebainya’, nompari-

mpari’cepat-cepat’. Bentuk dasar adverbia turunan berafiks berbentuk adverbia

bebas dan adverbia terikat.

Secara sintaktis, adverbia dapat menjadi pewatas verba, adjektiva,

Adverbia bahasa Kaili Ledo yang mendampingi verba, misalnya daa

nonturo’masih duduk’, dopa nangande’belum makan’, yang mendampingi

adjektiva,misalnya nabelo ntoto’baik sekali’, nagasi mpu’cepat sekali’ , yang


mendampingi adverbial lain, misalnya bara maile’mungkin besok’, ngena

bongi’nanti malam. Adverbia bahasa Kaili Ledo memiliki makna, antara lain

makna kualitatif, kuantitatif, limitatif, frekuentatif, kewaktuan dan keceraan.

Masalah yang dikaji dalam tulisan ini adalah : (1) bentuk morfologi

adverbia bahasa Kaili Ledo, (2) perilaku sintaksis adverbial bahasa Kaili Ledo,

dan (3) perilaku semantis adverbia bahasa Kaili Ledo.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kelas kata adverbia bahasa Kaili

Ledo untuk melengkapi data bahasa sebagai simbol budaya yang perlu

dilestrarikan. Penulis khawatir pada tahun yang akan datang, tidak menutup

kemungkinan adanya pergeseran bahasa akibat kurangnya pemakaian bahasa Kaili

Ledo sebagai bahasa daerah di Sulawesi Tengah. Selain itu, kajian ini juga dapat

menjadi bahan informasi yang sangat berharga bagi peneliti bahasa daerah pada

umumnya serta pembinaan dan pengembangan unsur budaya bangsa, terutama

bahasa Kaili Ledo secara khusus.

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Adverbia / Kata Keterangan

Adverbia adalah kategori yangg mendampingi nomina, verba, dan ajektifa

dalam pembentukan frase/kata, adverbia berupa bentuk dasar, tetapi ada juga yang

berupa bentuk turunan berafiks atau berkonfiks. (Abdul Chaer, 2009 : 49). Bentuk

adverbia dibedakan menjadi: (1) adverbia dasar, (2) adverbia berafiks, (3)

adverbia gabungan, (4) adverbia bereduplikasi .


2.2 Fungsi Adverbia / Kata Keterangan

Adverbia merupakan kategori yang dapat mendampingi ajektiva, numeralia,

atau proposisi dalam konstruksi sintaktis. (Kridalaksana, 1986 : 81). Dalam

kalimat, ia sudah pergi, kata sudah merupakan adverbia, bukan karena

mendampingi verba pergi, tetapi karena mempunyai potensi untuk mendampingi

ajektiva. Jadi sekalian banyak adverbia dapat mendampingi verba dalam

konstruksi sintaksis namun adanya verba itu bukan menjadi ciri adverbia.

Adverbia adalah kata yang menjelaskan verba, adjektiva, atau adverbia

lain. Adverbia ‘sangat’ menjelaskan verba ‘menyayangi’ adverbia ‘selalu’

menjelaskan adjektiva ‘senang’ dan adverbia ‘hampir’ menjelaskan adverbia

‘selalu’.

Ia ‘sangat’ menyayangi kucingnya.

Ia ‘selalu’ senang mendengarkan lagu itu.

Mereka ‘hampir’ datang terlamabat.

Ada dua jenis adverbia, yaitu :

1. Adverbia intra klausal yang berkonstruksi dengan verba, ajektiva,

numerelia, atau adverbia lain.

2. Adverbia ekstraklausal, yang secara sintaksis mempunyai kemungkinan

untuk berpindah-pindah posisi dan secara sintaksis mengungkapkan prihal

atau tingkat proposisi secara keseluruhan.

2.3 Makna Adverbia / Kata Keterangan


Berdasarkan perilaku semantiknya menurut (Alwi, et. Al. 1998) adverbia

ada delapan jenis makna yaitu:

1.Adverbia kualitatif

adverbia kualitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu. Yang termasuk adverbia ini

adalah kata-kata seperti paling, sangat, lebih dan kurang.

2.Adverbia Kuantitatif

Adverbia kuantitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan jumlah. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti

banyak, sedikit, kira-kira dan cukup.

3.Adverbia Limitatif

Adverbia limitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan pembatasan. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata

seperti hanya, saja, dan sekadar.

4.Adverbia Frekuentatif

Adverbia frekuentatif adalah adverbia yang menggambarkan makna

berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan

adverbia itu. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti selalu, sering,

jarang dan kadang-kadang.

5.Adverbia Kewaktuan

Adverbia kewaktuan adalah adverbia yang menggambarkan makna

berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu.

Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti baru dan segera.
6.Adverbia Keceraan

Adverbia keceraan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia

berlangsung atau terjadi. Yanag termasuk adverbia ini adalah kata-kata seperti

diam-diam, secepatnya, pelan-pelan.

7.Adverbia Konstratif

Adverbia konstratif adalah adverbia yang menggambarkan tentang

pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang

termasuk adverbia ini adalah kata-kata bahwa, malahan dan justru.

8. Adverbia Keniscahyaan

Adverbia keniscahyaan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya hal atau

peristiwa yang dijelaskan adverbia itu. Ynag termasuk adverbia ini adalah kata-

kata niscaya, pasti dan tentu.

9.Adverbia Denominal

Adverbia denominal adalah adverbial yang dibentuk dari dasar yang

berkategori nomina. Yang termasuk adverbial ini adalah kata-kata rupanya,

agaknya.

10.Adverbia Deadjektival

Adverbia deadjektival diturunkan dari adjektiva, baik melalui reduplikasi

maupun afiksasi.

2.4 Bentuk Adverbia / Kata Keterangan


Pengertian adverbia terbentuk dari kelas kata adjektifa, numeralia, atau

proposisi dalam kontruksi sintaksis.

• Umumnya kata atau bagian kalimat yang dijelaskan adverbia itu berfungsi

sebagai predikat.

• Ciri adverbia tidak hanya fungsi kata atau bagian kalimat yang

diterangakannya tetapi juga kategorinya.

• Adverbia yang menerangkan seluruh kalimat.

Adverbia Dari Segi Bentuknya, adverbia dapat dibedakan atas adverbia tunggal

dan adverbia gabungan (Alwi 1988)1

1.Adverbia Tunggal

Adverbia tunggal dapat dibedakan menjadi tiga macam adverbia yang

berupakan kata dasar, yang berupa kata berafiks, serta yang berupa kata

ulang/reduplikasi.

• Adverbia yang Berupa Kata Dasar

Adverbia yang berupa kata dasar hanya terdiri atas satu kata dasar.

Co ntoh:

baru hampir segera paling

hanya saja selalu pasti

lebih sangat senantiasa tentu

Adverbia yang Berupa Kata Berafiks

Adverbia yang berupa kata berafiks diperoleh dengan

menambahkan gabungan afiks ‘se-nya’ atau afiks ‘-nya’ pada kata dasar.

1. Contoh gabungan afiks se-nya pada kata dasar:


a. ‘Sebaiknya’ kita menjaga kesehatan.

b. Kami butuh bantuan ‘secepatnya’.

2. Contoh gabungan afiks -nya pada kata dasar:

a. Kalau datang terlambat, ‘biasanya’ di hukum.

b. ‘Rasanya’ saya sudah mengirim uang kemarin.

11

• Adverbia yang Berupa Kata Ulang

Menurut bentuknya, adverbia yang berupa kata ulang dapat diperinci lagi

menjadi empat macam, yaitu:

1. Peluangan kata dasar

a.‘ Diam-diam’ dia telah mencuri hatiku.

b. Adikku belajar berjalan ‘pelan-pelan’.

2. Peluangan kata dasar dan penambahan afiks ‘se-‘

a. ‘Sepandai-pandai’ dosen, ia tidak boleh meremehkan

mahasiswanya.

b. ‘Sesabar-sabar’ seseorang pasti bisa marah juga.

3. Peluangan kata dasar dan penambahan sufiks -an,

a. Pahlawan memperjuangkan kemerdekaan ‘mati-matian’.

b. Ibuku berjualan kue ‘kecil-kecilan’ di rumah.

4. Peluangan kata dasar dan penambahan gabungan afiks ‘se-nya’.

a. Tuntutlah ilmu ‘setinggi-tingginya’.

b. Simpanlah buku itu ‘sebaik-baiknya’.

2. Adverbia Gabungan
Adverbia gabungan terdiri atas dua adverbia yang berupa kata dasar.

Kedua kata dasar yang merupakan adverbia gabungan itu ada yang berdampingan

dan ada pula yang tidak berdampingan.

1. Adverbia yang berdampingan

a. Saya’ hampir selalu’ datang pagi ke kampus.

b. Dia tidak bodoh ‘hanya saja’ malas belajar.

2. Adverbia yang tidak berdampingan

a. Dino ‘sangat’ bahagia ‘sekali’ memenangkan olimpiade.

b. Kamu’ hanya’ menceritakan pengalamanmu ‘saja’.

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode dan Teknik

3.1.1 Metode dan Teknik Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

ini dipilih karena data yang diperoleh berupa gambaran secara alamiah. Hal ini sejalan

dengan penjelasan Djajasudarma (1993:8-9) bahwa dengan metode deskriptif akan

didapatkan deskripsi data secara alamiah.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah

pencatatan, pengartuan, dan perekaman. Teknik pencatatan, pengartuan, dan

perekaman digunakan untuk mengumpulkan data yang memuat struktur dan makna

adverbia secara morfologis dan sintaktis bahasa Kaili Ledo.


3.1.2 Metode dan Teknik Kajian

Untuk menganalisis data penelitian ini digunakan metode kajian distribusional

dan metode kajian padan. Metode distribusional memakai alat penentu unsur bahasa

yang diteliti. Metode ini berhubungan erat dengan pemahaman strukturalisme

(Ferdinand de Saussure 1916 dalam Djajasudarma, 1993a: 60) bahwa setiap unsur

bahasa berhubungan satu sama lain, membentuk satu kesatuan padu. Hal ini sejalan

dengan metode agih yang disebut Sudaryanto (1993:15). Metode distribusional atau

metode agih ini memiliki teknik dasar yang disebut teknik bagi unsur langsung, yaitu

membagi satuan lingual menjadi beberapa bagian atau unsur dan unsur-unsur yang

bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan lingual yang

dimaksud. Pemilahan data penelitian ini dilakukan melalui intuisi kebahasaan peneliti

berdasarkan ciri-ciri alami yang dimiliki bahasa Kaili Ledo. Metode padan digunakan

untuk menentukan padanan kata yang terdapat dalam bahasa Kaili Ledo dengan bahasa

Indonesia. Teknik kajian yang digunakan untuk penelitian adverbia bahasa Kaili Ledo ini

yaitu teknik menurun (top down). Pengkajian data yang dilakukan melalui teknik

menurun (top down) dapat dilihat pada analisis diagram berikut.

pakabelo ‘perbaiki’(Adverbia bebas)

{paka-} belo (Adj)

pref BD
Untuk mengetahui perilaku morfologis dan sintaksis digunakan teknik perluas,,

teknik permutasi, dan teknik ganti.. Teknik perluas dapat digunakan untuk menentukan

adverbia bebas dan terikat pada satuan lingual, baik seara morfologis maupun seara

sintaksis. Teknik permutasi digunakan untuk menentukan posisi adverbia. Adverbia

bahasa Kaili Ledo dapat berada di sebelah kanan dan kiri kata, frasa, dan klausa. Teknik

ganti yaitu teknik yang digunakan dengan menggantikan unsur tertentu pada satuan lingual. Dalam

kajian adverbial bahasa Kaili Ledo, teknik ganti digunaakan untuk mengetahui kesamaan kelas

kata pengganti dan yang menggantikan sehingga diketahui cirri-ciri adverbial bahasa Kaili Ledo

IV. STRUKTUR MORFOLOGIS, PERILAKU SINTAKTIS DAN


SEMANTIS ADVERBIA BAHASA KAILI LEDO

4.1 Struktur Morfologis Adverbia Bahasa Kaili Ledo

Secara morfologis, adverbia bahasa Kaili Ledo dapat dibedakan menjadi:

(1) adverbia dasar/monomorfemis: ntoto’sangat’, aga’hanya’, labi’lebih’,

kura’kurang’, (2) adverbia berafiks/polimorfemis: nasinta’cepat’,paole’pelan’,

nandala’dalam’, nasaro’selalu’, ,belona’baiknya’, konona’sebenarnya’

gavuna’birunya’, momina’manisnya’, vauna’busuknya’, mbukuna’pendeknya’,

kagasina’secepatnya’, kasaena’selamanya’, kabelona’sebainya’, (3) adverbia

gabungan/bereduplikasi:nompari-mpari’cepat’, pai-paina’pahit-pahitnya, ede-

edena’rendah-rendahnya, kua-kuana’kuat-kuatnya, biasa-biasana’biasa-biasanya’,

kalanga-langana’setinggi-tingginya’,ede-edena’rendah-rendahnya,

mbukuna’pendeknya’, kua-kuana’kuat-kuatnya’, kabelo-belona’sebaik-baiknya,

kadea-deana’sebanyak-banyaknya’, mpelino-lino’diam-diam’.
.Dalam bahasa Kaili Ledo dijumpai adverbia dasar bebas dan adverbia

dasar terikat. Contoh-contohnya dapat dilihat pada bentuk berikut.

1. Adverbia Bebas:
- ledo’tidak’
- sisi’sekarang’
- pangane’tadi’
- maile’besok’
- ngena’nanti’
- riawi’kemarin’
- maipua’lusa’
- domo’tidak usah/jangan’
- wesi’begini’
- hamai’di sana’
- risi’di sini’
- nemo ‘jangan’
- sakide’sedikit/hampir’
2. Adverbia Terikat:
a. Di awal/di depan:
- nadota/madota’mau’
- da’masih’
- aga’hanya/cuma’
- dopa’belum’
- bara’mungkin’
- domo’tidak usah’
- damo’tinggal’, ‘sangat’ damo komiu, damo ’
- nasaro’selalu’
b. Di akhir/di belakang:
- ntoto’sangat/sekali’
- mpu’sangat/sekali’
- pa’lagi’
- muni’juga’
- wei’katanya’
- nju’terus/selalu’
- ntani’sekali’

4.2 Perilaku Sintaksis Adverbia Bahasa Kaili Ledo

Secara sintaksis,adverbia adalah kata yang dipakai untuk memerikan

verba, adjektiva, atau adverbia lain, misalnya ntani’sekali’,

nasaro/tunggai’selalu’, sakide ‘hampir/sedikit’, ntoto’sangat’, ngena’nanti’ dan

sebagaianya. Adverbia ntani‘sekali’ menjelaskan verba nadua’sakit’,

adverbia tunggai‘selalu’ menjelaskan verba nongiri ‘tertawa’, adverbia

ntoto’sangat’ menjelaskan adjektiva naluo’luas’, dan adverbia ngena’nanti’

menjelaskan adverbia bongi‘malam’. Perhatikan contoh berikut!

Tueina nasaro nakava risi’Adiknya selalu datang di sini’

Naluompu banuana’Luas sekali rumahnya’

Nakava tinaku ngena bongi’Datang ibuku nanti malam’

Ada dua jenis advebia, yaitu adverbia ekstraklausa dan adverbia

intraklausa. Adverbia ekstraklausal adalah adverbial yang secara sintaksis

memunyai kemungkinan untuk berpindah-pindah posisi dan secara semantik

mengungkapkan perihal atau tingkat proposisi secara keseluruhan, misalnya

bara’barangkali/mungkin’,ledo’tidak/bukan’, mami’memang’, dan sebagainya.

Dalam bahasa Kaili Ledo dijumpai adverbial ekstraklusa yang terdiri atas

adverbial ekkstraklausa temporal, misalnya: sisi’sekarang’, pangane’tadi’,

maile’besok’, maipua’lusa’, ngena’nanti’, ’riawi’kemarin’, ngena’nanti’ dan

adverbial ektraklausa lokatif, misalnya: hamai’di sana’, risi’di sini. Perhatikan

contoh berikut!
- Tumai mami komiu sisi!’Ke sini memang kamu sekarang!’

- Pangane tinaku notingguli’Tadi ibuku pulang,’.

- Hau ri Lasoani geira maile.’Pergi ke Lasoani mereka besok.’

- Maipua anana nakava.’Lusa anaknya datang.’

- Nakava ngena roana.’Datang nanti temannya.’

- Risi tueimu riawi.’Di sini adikmu kemarin.’

- Nangande hamai geira.’Makan di sana mereka’

Adverbia intraklausal adalah adverbia yang berkonstruksi dengan verba,

adjektiva, dan adverbia lain, misalnya ledo’tidak’, eva’agak/seperti’,

mpu/ntoto’sangat, dopa’belum’dan sebagainya. Dalam bahasa Kaili Ledo dijumpai

adverbia intraklaua yang menjelaskan verba, adjektiva, dan adverbia. Perhatikan

contoh berikut!

Tuakaku ledo nakava ‘Kakakku tidak datang.’

Nadusumpu bereina ‘Kurus sekali istrinya.’

Dopa hau geira ‘Belum pergi meeka.’

4.3 Perilaku Semantis Adverbia Bahasa Kaili Ledo

Berdasarkan perilaku semantiknya, adverbia bahasa Kaili Ledo ada

delapan jenis makna yaitu:

1.Adverbia kualitatif

adverbia kualitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu. Yang termasuk adverbia ini:

mpu, ntoto.yang bermakna benar/betul, sangat atau sekali, misalnya nanjili


mpu’pulang betul/benar’, nabelo ntoto’baik sekali/sangat baik’, nabia mpu

mombine hai, eva langgai’berani sekali perempuan itu, seperti laki-laki’.

2.Adverbia Kuantitatif

Adverbia kuantitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan jumlah, misalnya: sakide’sedikit’, nadea’banyak’,

nasuka’cukup’

3.Adverbia Limitatif

Adverbia limitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan pembatasan, misalnya aga’hanya’, muni’juga’.

4.Adverbia Frekuentatif

Adverbia frekuentatif adalah adverbia yang menggambarkan makna

berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan

adverbia itu, misalnya tunggai’sering’, nju’selalu’, nasaro’selalu’.

5.Adverbia Kewaktuan

Adverbia kewaktuan adalah adverbia yang menggambarkan makna

berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbia itu,

misalnsa sisi’sekarang’, pangane’tadi’, maile’besok’, maipua’lusa’, ngena’nanti’,

’riawi’kemarin’, ngena’nanti’.

6.Adverbia Keceraan

Adverbia keceraan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia

berlangsung atau terjadi, misalnya paole’pelan’, pakaole-ole’pelan-pelan’

nasinta’cepat’.
7.Adverbia Konstratif

Adverbia konstratif adalah adverbia yang menggambarkan tentang

pertentangan dengan makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya, misalnya

ane’kalau’: ane dotaku’kalau mausaya’.

8. Adverbia Keniscayaan

Adverbia keniscahyaan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya hal atau

peristiwa yang dijelaskan adverbia itu, misalnya mpu’pasti, tentu”—hau mpu

ngena’pergi betul nanti’, natantu’pasti’. nju’selalu’.

V. P E N U T U P

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian terdahulu dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1.Secara morfologis, bentuk adverbia bahasa Kaili Ledo terbagi atas adverbia

monomorfemis, misalnya ledo’tidak’, riawi’kemarin’, maile’besok’ dan adverbia

polimorfemis: nasinta’cepat’, nasaro’sering’, nandala’dalam’, biasana’biasanya’,

kabelo-belona’sebaik-baiknya.. Bentuk dasarnya berbentuk terikat, misalnya

nju’selalu’, mpu’sekali’, aga’hanya’ dan berbentuk bebas, misalnya dopa’belum’,

pangane’tadi’, maipua’lusa’.

2. Secara sintaksis, adverbia bahasa Kaili Ledo dapat menjadi pewatas verba,

misalnya ledo hau’tidak pergi’, adjektiva,misalnya nandate mpu’panjang sekali’,

dan adverbia lain, misalnya maile padondo’besok pagi’.


3. Makna adverbial bahasa Kaili Ledo adalah kualitatif: nabelo ntoto’baik sekali’,

kuantitatif: aga sakide’hanya sedikit’, limitatif: nanjili muni’pulang juga’,

frekuentatif: nasaro nakava’sering datang’, kewaktuan: risi riavi’di sini kemarin,

keceraan: pakaole-ole nolipa’pelan-pelan berjalan’, konstratif: ane dotaku’kalau

mauku’, dan keniscayaan: hau mpu ngena’pergi betul nanti!’.

3.2 Saran

Untuk melengkapi informasi tentang bahasa Kaili Ledo, sangat perlu

dilaksanakan penelitian lanjutan agar spesifikasi yang terdapat dalam bahasa

tersebut terinventarisasi demi kelestarian budaya bangsa yang kita miliki.

DAFTAR PUSTAKA

http://nandriatiekafitri.blogspot.ae/2012/02/adverbia.htmI?m=1

http://syerliana-morfologi.blogspot.ae/2012/02/adverbua-kata-
keteranganhtmI?m=1

A.Rahim, Abdillah et al.

1998. Tata Bahasa Kaili. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Affifuddin dan Beni Ahmad Saebani. 2009. Metodologi Penelitian


Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia.

Alwi, Hasan. 1998. Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta
Ba’dulu, Abdul Muis.

2005. Morfosintaksis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


Chaer, A. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Guntur, Henry Tarigan. 1988. Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa.

Hali, A. Ghani et al. 1989. Sistem Sapaan Bahasa Kaili. Palu: Balai Penelitian
Universitas Tadulako.

Kridalaksana, Harimurti.

1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

1996. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Muslich, Mansoer. 2013. Tata Bentuk Bahasa Indonesia: Kajian Ke Arah


Tatabahasa Deskriptif. Jakarta: Bumi Aksara.
Ramadhan, Achmad. dkk. (2013). Panduan Tugas Akhir (Skripsi) Artikel
Penelitian. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Palu: Universitas
Tadulako.
Ramlan, M. 2006. Tata Bahasa Indonesia Penggolongan Kata. Yogyakarta: Andi
Offset.

Ramlan. 1987. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: C.V Karyono.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:


Wacana university Press.
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutawijaya, Alam, dkk. 1996. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.

Sofyan, Inghuong et al.

1979. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Kaili. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

1980. Sistem Morfologi Kata Kerja Bahasa Kaili. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

1981. Sistem Perulangan Bahasa Kaili. Jakarta: Pusat Pembinaan dan


Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

You might also like