Professional Documents
Culture Documents
1. Riniyanti (108116044)
2. Anjas Upi R (108116056)
3. Desy Nur Annisa (108116059)
4. Arfi Nur’Afifah (108116061)
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik dan sistolik ≥140/90
mmHg pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4
jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan darah
diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter hipertensi sudah tidak dipakai lagi
(Prawirohardjo, 2013). Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan :
1
disertai proteinuria.
Parameter Keterangan
Tekanan Darah 1. TD sistol ≥ 140 mmHg atau
diastole ≥ 90 mmHg pada dua kali
pengukuran setidaknya dengan
selisih 4 jam, pada usia kehamilan
lebih dari 20 minggu pada
perempuan dengan TD
normal
2. TD Sistol ≥ 160 mmHg atau
diastole ≥ 110 mmHg hipertensi
dapat ditegakkan dalam hitungan
menit untuk mempercepat
dimulainya pemberian
antihipertensi
DAN
Proteinuria Protein urine kuantitatif ≥ 300 mg/24 jam
atau
Protein/rasio kreatinin ≥ 0.3 mg/dL
Pemeriksaan carik celup urine +1
(hanya jika protein urine kuantitatif
tidak tersedia)
Atau jika tidak ada proteinuria hipertensi yang baru timbul dengan
awitan salah satu dari :
2
Trombositopenia Hitung trombosit < 100.000/µL
Insufisiensi ginjal Konsentrasi kreatinin serum >1,1 mg/dL
atau lebih dari dua kali kadarnya dan
tidak terdapat penyakit ginjal lainnya
Gangguan fungsi hati Konsentrasi transaminase lebih
dari dua kali normal
Edema paru
Gangguan serebral atau
pengelihatan
Sumber :American College of Obstetricians and Gynecologists, 2013
2. Etiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan
belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan
terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor risiko. Beberapa faktor
risiko sebagai berikut :
a. Primigravida, primipaternitas
e. penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
f. obesitas
3. Patofisiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori yang mengemukakan
terjadinya hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah :
a. Teori kelainan vaskularisasi plasenta kehamilan normal, rahim dan plasenta
mendapat aliran darah dari cabang-cabang arteri uterina dan arteri ovarika.
Kedua pembuluh darah tersebut menembus miometrium berupa uteri
arkuarta dan memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus
3
endometrium menjadi arteri basalis dan artrei basalis memberi cabang arteri
spiralis.
Kehamilan normal akan terjadi invasi trofoblas ke dalam lapisan otot
arteri spiralis yang menimbulkan degenerasi lapisan otot tersebut sehingga
terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi trofoblas juga memasuki jaringan
sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan matriks menjadi gembur dan
memudahkan arteri spiralis mengalami distensi dan dilatasi. Keadaan ini
akan memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi
vaskular, dan peningkatan tekanan darah pada daerah utero plasenta.
Akibatnya aliran darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga
meningkat, sehingga dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik.
Proses ini sering dinamakan dengan remodeling arteri spiralis.
Sebaliknya pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi selsel
trofoblas pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarrya.
Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen
arteri spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi.
Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi dan terjadi
kegagalan remodeling arteri spiralis. Sehingga aliran darah uteroplasenta
menurun, dan terjadi hipoksia dan iskemia plasenta.
b. Teori iskemia plasenta, radikal bebas, dan disfungsi endotel Plasenta yang
mengalami iskemia dan hipoksia akan menghasilkan oksidan yang disebut
juga radikal bebas. Iskemia plasenta tersebut akan menghasilkan oksidan
penting, salah satunya adalah radikal hidroksil yang sangat toksis,
khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Radikal
hidroksil tersebut akan merusak membran sel yang mengandung banyak
asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak tersebut
selain akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein
sel endotel.
Peroksida lemak sebagai oksidan akan beredar diseluruh tubuh dalam
aliran darah dan akan merusak membran sel endotel. Akibat sel endotel
4
terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel, yang
kerusakannya dimulai dari membran sel endotel.
Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi
endotel, bahkan rusaknya seluruh struktur sel endotel.
c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
e. Teori Genetik
5
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kekurangan defisiensi gizi
berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Misalnya seorang
ibu yang kurang mengkonsumsi minyak ikan, protein dan
lain-lain.
6
suatu fasodilator kuat.
7
4. WOC Hipertensi dalam Kehamilan
5. Manifestasi Klinis
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari hipertensi dalam
kehamilan adalah sebagai berikut :
Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH dan organ yang
dipengaruhi.
1) Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi yang buruk dapat
mengakibatkan kelahiran dengan berat badan dan kelahiran prematur.
2) Mengalami hipertensi diberbagai level.
4) Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala dan hiper refleksia
mungkin akan terjadi.
5) Berpotensi gagal hati.
a. Volume plasma
10
c. Fungsi ginjal
2) Proteinuria
4) Kreatinin
11
Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga meningkat, hal ini
disebabkan oleh hipovolemia, maka aliran darah ginjal menurun,
mengakibatkan menurunnya filtrasi glomerulus, sehingga menurunnya
sekresi kreatinin, disertai peningkatan kreatinin plasma.
5) Oliguria dan anuria
d. Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Sama halnya
dengan preeklampsia kadar elektrolit normal sama dengan hamil normal,
kecuali jika diberi diuretikum banyak, restriksi konsumsi garam atau
pemberian cairan oksitosin yang bersifat anti diuretik. Preeklampsia berat
yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan gangguan keseimbangan
asam basa. Kadar natrium dan kalium pada preeklampsia sama dengan
kadar hamil normal, yaitu sama dengan proporsi jumlah air dalam tubuh.
e. Viskositas darah
12
Perubahan dapat berupa :
1) Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga menimbulkan
vasogenik edema.
2) Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi gangguan
visus, dapat berupa: pandangan kabur, skotomata, amaurosis yaitu
kebutaan tanpa jelas adanya kelainan dan ablasio
retina.
(Prawirohardjo, 2013).
6. Pemeriksaan diagnostik
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati(2010) menyebutkan
pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan hipertensi
diantaranyana :
a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin
g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.
7. Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa penatalaksanaan yang dapat
dilaukan pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan diantaranya :
13
a. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi nasehat untuk
menurunkan gejala klinis dengan tirah baring 2x2 jam/hari dengan posisi
miring. Untuk mengurangi darah ke vena kava inferior, terjadi peningkatan
darah vena untuk meningkatkan peredaran darah menuju jantung dan
plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta, menurunkan tekanan
darah, meningkatkan aliran darah menuju ginjal dan meningkatkan produksi
urin.Pasien juga dianjurkan segera berobat jika terdapat gejala kaki
bertambah berat (edema), kepala pusing, gerakan janin terasa berkurang dan
mata makin kabur.
b. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit, istirahat dengan tirah
baring ke satu sisi dalam suasana isolasi. Pemberian obat-obatan untuk
menghindari kejang (anti kejang), antihipertensi, pemberian diuretik,
pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.
c. Hipertensi kronis
14
hipertensi dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang
lebih sering, terutama selama trimester ketiga, yaitu harus dilakukan
pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga,
dan kemudian menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.
5. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin
dengan USG.
6. Pembatasan aktivitas fisik.
7. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan tidak
diharuskan, karena obat anti hipertensi yang biasa digunakan dapat
menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang merugikan bagi
janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan diberikan sebagai
tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen farmakologi
memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah perifer, mengurangi
beban kerja ventrikel kiri, meningkatkan aliran darah ke uterus dan
sisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera serebrovaskular.
8. Komplikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam kehamilan pada
ibu dan janin. Pada ibu :
a. Eklampsia
c. Solusio plasenta
d. Kelainan ginjal
platellet count).
h. Ablasio retina.
15
Pada janin :
b. Kelahiran prematur
c. Asfiksia neonatorum
1. Pengkajian
a. Anamnesa
Pengkajian pada pasien dengan kasus hipertensi dalam kehamilan
meliputi :
16
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan hipertensi
dalam keluarga.
3) Riwayat Perkawinan
4) Riwayat Obstetri
b. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan
ditemukan tekanan darah darah sistol diatas
140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg.
Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi
akan ditemukan denyut nadi yang meningkat,
bahkan pada ibu yang mengalami eklampsia
akan ditemukan nadi yang semakin cepat.
Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi
akan ditemuksn nafas pendek, dan pada ibu
yang mengalami eklampsia akan terdengar
bunyi nafas yang berisik dan ngorok.
Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan biasanya tidak ada gangguan pada
suhunya,tetapi jika ibu hamil tersebut
17
mengalamieklampsia maka akan terjadi
peningkatan suhu.
BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan lebih dari 0,5
kg/minggu, dan pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia
akan terjadi peningkatan BB lebih dari 1 kg/minggu atau
sebanyak 3 kg dalam 1 bulan
kelenjer tiroid
Thorax :
1) Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru dan
napas pendek
18
2) jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi jantung, pada
ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan,khususnya
pada ibu yang mengalami preeklampsia beratakan terjadi
dekompensasi jantung.
Pemeriksaan janin : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa terjadi bunnyi
jantung janin yang tidak teratur dan gerakan janin yang
melemah (Mitayani, 2011).
Ekstermitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan bisa
ditemukan edema pada kaki dan
tangan juga pada jari-jari.
Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi bisa ditemukan hiper
refleksia, klonus pada kaki
Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan didapatkan oliguria
dan proteinuria, yaitu pada ibu hami dengan preeklampsia
(Reeder, 2011;Mitayani, 2011).
c. Pemeriksaan Penunjang
19
Mitayani (2011), mengatakan beberapa pemeriksaan
penunjang hipertensi dalam kehamilan yang dapat dilakukan
adalah :
1. Pemeriksaan laboratorium
b) Urinalisis
2. Radiologi
20
Diketahui denyut jantung janin lemah
Hipertensi pada ibu hamil biasanya lebih banyak terjadi pada wanita
dengan golongan ekonomi rendah, karena
mereka kurang mengonsumsi makanan yang mengandung protein
dan juga melakukan perawatan antenatal yang teratur.
4. Data Psikologis
21
3. Rencana Keperawatan
Intervensi Keperawatan
22
c. Pengaturan posisi
23
Waktu pengisian 2. Monitor adanya mati
kapiler > 3 detik rasa,rasa geli.
Warna tidak kembali ke 3. Diskusikan tentang
tungkai 1 menit setelah adanya kehilangan
tungkai diturunkan. sensasi atau perubahan
sensasi
4. Minta keluarga untuk
memantau perubahan
warna kulit setap hari
24
diprediksi dan 3) mengambil tindakan 6. Gali bersama faktor yang
berlangsung kurang untuk memberikan dapat menurunkan atau
dari 6 bulan kenyamanan memperberat nyeri
4) informasi disediakan 7. Berikan informasi
Batasan untuk mengurangi mengenai nyeri
Karakteristik: nyeri 8. Ajarkan prisip-prinsip
a) Bukti nyeri dengan tanda-tanda vital manajemen nyeri
menggunakan 1) tingkat 9. Ajarkan teknik
standar daftar periksa pernapasannormal nonfarmakologi seperti
nyeri untuk pasien 2) tekanan darah teknik relaksasi, terapi
yang tidak dapat sistoliknormal musik
mengungkapkanny 3) tekanan darah
a diastolic normal
b) Ekspresi wajah nyeri 4) tekanan nadi normal
(mis: mata kurang
bercahaya, tampak
kacau, gerakan mata
berpencar atau tetap
pada satu
fokus, meringis)
c) Hambatan
kemampuan
meneruskan aktivitas
sebelumnya
d) Laporan tentang
perilaku/ nyeri
perubahan aktivitas
(mis: anggota
keluarga, pemberian
asuhan)
e) Perubahan pola
25
tidur
f) Keluhan tentang
intesitas dan
karakteristik nyeri
menggunakan
standar skala nyeri
(mis: skala Wong
Baker FACES dan
skala penilaian
numerik)
26
4. Intoleran aktifitas NOC: Setelah dilakukan NIC:
berhubungan dengan tindakan keperawatan, a. terapi aktifitas
ketidakseimbangan diharapkan partisipan Aktivitas keperawatan :
antara suplai dan menunjukkan toleransi 1) Bantu klien
kebutuhan oksigen dalam beraktivitas dengan menngidentifikasi
indikator : aktivitas yang mampu
Defenisi:
a. toleransi terhadap dilakukan
ketidakcukupan energi
aktifitas 2) Bantu klien untuk memilih
psikologis atau
Kriteria hasil : aktivitas yang sesuai
fisiologis untuk
1) Saturasi dengan kemampuan
mempertahankan atau
oksigen dengan fisik,psikologi, dan social
menyelesaikan aktivitas
beraktivitas normal 3) Bantu untuk
keidupan sehari hari
2) frekuensi nadi ketika mengidentifikasi dan
yang harus atau yang
beraktivitasnormal mendapatkan sumber yang
ingin
3) frekuensi pernapasan diperlukan untuk aktivitas
dilakukan
bila beraktivitasnormal yang diinginkan
Batasan
4) Warna kulitnormal 4) Bantu untuk
Karakteristik:
5) Tekanan darah mengidentifikasi aktivitas
a) Dispnea setelah
ketika yang disukai
beraktifitas
beraktifitasnormal 5) Bantu pasien atau keluarga
b) Keletihan
b. tingkat kelelahan untuk mengidentifikasi
c) Ketidaknyamanan
Kriteia hasil: kekurangan dalam
setelah beraktifitas
1) kelelahan sedang beraktivitas
d) Respon frekwensi
2) Gangguan konsentrasi 6) Bantu pasien untuk
jantung abnormal
menurun mengembangkan motivasi
terhadap aktivitas
3) Tingkat stres sedang diri dan penguatan fisik,
e) Respon tekanan
4) Sakit kepala tidak ada 7) Monitor respond an emosi,
darah abnormal
5) Kualitas tidur sedang social, spiritual
terhadap aktivitas
6) Kegiatan sehari-hari
normal
27
7) Kualitas
istirahat normal
c. tanda – tanda vital
Kriteria hasil:
1) Tingkat pernapasan
normal
2) Irama pernapasan
normal
3) Tekanan nadi normal
4) Kedalaman inspirasi
normal
28
autonom (sumber 1) Perasaan gelisah 3) berikan informsi faktual
sering kai tidak sedang terkait diagnosis,
spesifik) perasaan takut 2) Tidak ada rasa cemas perawatan dan
yang disebabkan oleh yang disampaikan prognosis
antisipasi terhadap 3) Tidak ada peningkatan 4) berikan aktivitas yang
bahaya. Perasaan ini tekanan darah lain untuk mengurangi
merupakan isyarat 4) Tidak ada peningkatan tekanan
kewaspadaan yang frekuensi nadi Tidak
terapi relaksasi:
memperingatkan ada gangguan pada
bahaya yang akan terjadi pola tidur 1) gambarkan rasionalisasi
29
i) Menyelidik dan tidak1) Menyesuaikan perawatan kehamilan
waspada perubahan dalam status resiko tinggi:
kesehatan
Afektif
2) Mencari informasi 1) Kaji kondisi medis aktual
30
6) Ajarkan klien mengenai
penggunaan obat-obat
yang diresepkan
7) Monitor status fisik dan
psikologis selama
kehamilan.
31
6. Defisiensi pengetahuan NOC :Setelah dilakukan NIC :
berhubungan dengan tindakan keperawatan, 1) Pendidikan Kesehatan
kurang informasi diharapkan partisipan Tindakan keperawatan:
Defenisi : ketiadaan menunjukkan peningkatan 1) Identitafikasi faktor
atau defisiensi pengetahuan dengan internal maupun
informasi kogniti yang indikator : eksternal yang dapat
berkaitan dengan Pengetahuan keselamatan meningkatkan atau
topik tertentu diri mengurangi motivasi
Kriteria hasil: untuk perilaku sehat
Batasan
2) Identifikasi (pribadi,
karakteristik:
1) Menggambarkan untuk ruang dan uang) yang
a) Ketidakakuratan mengurangi risiko diperlukan untuk
melakukan tes cedera melaksanakan program
b) Ketidakakuratan 2) Menggambarkan kesehatan
melakukan perilaku yang berisiko 3) Prioritaskan kebutuhan
perintah tinggi pasien
c) Kurang
pengetahuan Status nutrisi 2) Fasilitasi pembelajaran
32
3) pengurangan kecemasan
Tindakan keperawatan:
1) Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
2) Berusaha untuk
memahami perspektif
pasien dari situasi stress
3) Anjurkan pasien dalam
menggunakan teknik
relaksasi
4) Tentukan pasien
dalam pengambilan
keputusan
33
4. DiagnosisKeperawatan
Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses
aktualisasi rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber
di dalam keluarga dan memandirikan keluarga dalam bidang
kesehatan. Keluarga di didik untuk dapat menilai potensi yang di
miliki mereka dan mengembangkannya melalui implementasi yang
bersifat memampukan keluarga untuk mengenal masalah
kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan
kesehatan yang dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga
sesuai kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat
bagi setiap anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan terdekat (Sudiharto, 2007).
Sedangkan menurut (Padila, 2012) tindakan perawatan terhadap keluarga
mencakup dapat berupa :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah
dan kebutuhan kesehatan, dengan cara :
1) Memberikan informasi : penyuluhan atau konseling
sakit :
34
3) Mengawasi keluarga melakukan tindakan perawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah suatu proses menilai diagnosis
keperawatan keluarga yang teratasi, teratasi sebagian, atau timbul
masalah baru. Melalui kegiatan evaluasi, perawat dapat menilai
pencapaian tujuan yang di harapkan dan tujuan yang telah di capai
oleh keluarga. Bila tercapai sebagian atau timbul masalah
keperawatan baru, kita perlu melakukan pengkajian lebih lanjut,
memodifikasi rencana, atau mengganti dengan rencana yang lebih
sesuai dengan kemampuan keluarga (Sudiharto, 2007).
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai
keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya
sehingga memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan
setiap anggota keluarga (Sudiharto, 2007).
35
DAFTAR PUSTAKA
Atoilah, Elang Muhammad. & Engkus Kusnadi. 2013. Askep Pada Klien dengan
Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: In Media
Dinas Kesehatan Kota Padang. 2015. Laporan Tahunan Tahun 2015. Padang :
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 2016. Laporan Tahunan Tahun 2016.
Padang : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Hamdi, Asep Saepul & Baharudin E. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi
dalam Pendidikan.Yogyakarta: Deepublish