Professional Documents
Culture Documents
TOKSIKOLOGI
Alternatif Obat atau Bahan Pengganti Antibiotik Sebagai Growth Promotion
Oleh:
1. Acidifier
Acidifier merupakan asam organik yang bermanfaat dalam preservasi dan
memproteksi pakan dari perusakan oleh mikrobia dan fungi namun juga
berdampak langsung terhadap mekanisme perbaikan kecernaan pakan pada
Tugas Individu
Acidifier biasanya terdiri atas beberapa asam yang digabung dalam satu
carrier atau bahkan dalam bentuk cairan. Asam yang digunakan dalam produk
acidifier yang umum adalah propionic acid, formic acid, danacetic acid. “Ada
juga benzoic acid karena asam ini paling efektif membunuh bakteri, tapi karena
biayanya mahal, kebanyakan hanya menggunakanpropionic acid dan formic
acid.
Efek penggunaa acidifier dapat mengurangi pertumbuhan bakteri dan jamur
dalam bahan pakan dan dengan demikian menjaga kualitas pakan. Acidifier jika
ditambahkan dalam jumlah yang cukup mempunya dampak positifnya terhadap
kesehatan dan produktifitas ternak. Asam yang digunakan sebagai aditif pakan
adalah senyawa yang secara alami terjadi pada metabolisme sel, sehingga
merupakan produk alami dengan toksisitas yang rendah. Pemberian acidifier
dapat menurnkan konversi pakan dan meningkatkan keuntungan harian, serta
penurunan kejadian diare, meningkatkan pengembalian ekonomi dengan biaya
pakan yang lebih rendah dan produknya dapat dipasarkan waktu yang lebih
singkat (Freiting, 2007).
2. Tanaman Obat
Indonesia terkenal sebagai negara biodeversitas yang kaya akan flora dan
faunanya. Beberapa ribu jenis tanaman obat ada di Indonesia. Tanaman obat asli
Indonesia sangatlah potensi untuk digunakan sebagai bahan pakan tambahan
“feed suplement” maupun sebagai “feed additive” yang dicampur dalam air
minumnya. Beberapa ahli mengatakan bahwa dengan pemberian beberapa
tanaman obat seperti kunyit, bawang putih dan daun pepaya yang dicampur
dengan air minum unggas, dapat terhindar dari penyakit flu burung. Disamping
itu beberapa jenis tanaman obat lain berkhasiat untuk meningkatkan nafsu
makan seperti temu lawak, lengkuas, jahe, kencur dan lidah buaya. Sedangkan
pemberian tepung daun kumis kucing yang dicampurkan dalam ransumnya
dikenal dapat memperlancar proses metabolisme dalam tubuh ayam sehingga
dapat meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh ayam broiler. Ada
beberapa tanaman obat yang berkhasiat untuk obat ternak ayam, diantaranya:
Tugas Individu
4. Enzim
Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk
mempercepat reaksi pemecahan senyawa-senyawa yang komplek menjadi
sederhana. Saat ini telah terindentifikasi lebih kurang 3000 enzim. Walaupun
dalam tubuh makhluk hidup enzim dapat diproduksi sendiri sesuai dengan
kebutuhan, penambahan enzim pada ransum kadang kala masih dibutuhkan. Hal
ini disebabkan beberapa faktor seperti antinutrisi faktor pada bahan pakan
(lekctins dan trypsin inhibitor), rendahnya efisiensi kecernaan bahan pakan, dan
ketidaktersediaan enzim tertentu dalam tubuh ternak. Xylanase dan ß-glucanase
adalah contoh-contoh enzim yang digunakan pada ternak monogastrik untuk
meningkatkan daya cerna ternak. Rendahnya kemampuan ternak muda untuk
mencerna protein pada kacang kedele (glycin dan ß-conglycin) dapat diatasi
dengan penambahan enzim protease.
Phytase sebagai enzim yang mampu meningkatkan penyerapan posphor
mendapat perhatian cukup besar para peneliti saat ini. Bahan-bahan basal pakan
yang kaya karbohidrat seperti gandum, barley, jagung dan lainnya, mengikat
unsur phosphor dalam bentuk asam phytat (myo-inositol hexaxy dihidrogen
phosphat) sehingga tidak mampu dicerna oleh ternak. Dengan mensuplai
phytase yang berasal dari Aspergillus atau Trichoderma strains dalam ransum
ternak dapat meningkatkan ketersediaan phospor, Ca, Zn dan asam amino bagi
ternak. Polusi lingkungan melalui Eutropication juga dapat dicegah dengan
penambahan phytase dalam pakan ternak.
Tubuh sendiri dapat memproduksi enzim, yaitu katalisator yang dapat
mempercepat reaksi pemecahan senyawa-senyawa kimia komplek menjadi
sederhana. Tapi tubuh masih memerlukan tambahan enzim dari luar. Hal ini
antara lain karena faktor antinutrisi pada pakan, rendahnya efisiensi kecernaan
pakan, dan ketiadaan enzim tertentu pada ternak.
Tugas Individu
DAFTAR PUSTAKA
Collins, M.D. and G.R. Gibson. 1999. Probiotics, Prebiotics, and Synbiotics:
Approaches For Modulating The Microbial Ecology of The Gut. Am. J.
Clin. Nutr. 69: 1052S – 1057S.
Crittenden, R., A. R. Bird., P. Gopal, A. Henriksson, Y. K. Lee and M. J. Playne.
2005. Probiotic Research in Australia, New Zealand and the Asia-
Pacific Region. Curr. Pharm. Design 1(11): 37 – 53.
Durst, L. 1996. Inclusion of Fructo-Oligosaccharides in Broiler Diets. Archiv.
Geflugelkunde 60: 160 – 164.
Fooks, L.J. and G.R. Gibson 2002. In-Vitro Investigation of the Effect of
Probiotics and Prebiotics on Selected Human Intestinal Pathogens.
FEMS Microbiol. Ecol. 39: 67 – 75.
Fuller, R. 1989. Probiotic In Man and Animals. J. Appl. Bacteriol. 66: 365 – 378.
Gibson, G.R. and M.B. Roberfroid. 1995. Dietary Modulation of the Human
Colonic Microbiota: Introducing the Concept of Prebiotics. J. Nutr.
125: 1401 – 1412.
Mack, D. Clinical Uses of Probiotics for Stabilizing the Gut Mucosal Barrier:
Successful Strains and Future Challenges R., S. Michail, S. Wei, L.
Mcdougall and M.A. Holingsworth. 1999. Probiotics Inhibit
Enteropathogenic E. Coli Adherence In Vitro Inducing Intestinal Mucin
Gene Expression. Amer. J. Physiol. 267(4 Pt 1): G941 – G950.
McDonald, P.,A.R.Edwards, J.F.D. Greenhalgh and C. A. Morgan. 2002. Animal
Nutrition. 6th Ed. Ashford Colour Press Ltd., Gosport, British.
Pal, A., L. Ray and P. Chattophadhyay. 2006. Purification and Immobilization
of An Aspergillus Terreus Xlanase: Use of Continuous Fluidized
Column Reactor. Ind. J. Biotechnol. 5: 163 – 168.
Saarela, M., G. Mogensen, R. Fonde, J. Matto and T.M. Sandholm. 2000.
Probiotic Bacteria: Safety, Functional and Technological Properties. J.
Biotechno. 84(2000): 197 – 215.
Salminen, S., E. Isolauri and E. Salminen. 1996. Antonie van Leeuwenhoek 70:
347 – 358.