You are on page 1of 10

Tugas Individu

TOKSIKOLOGI
Alternatif Obat atau Bahan Pengganti Antibiotik Sebagai Growth Promotion

Oleh:

Alfiah Sahraeni Julianti Salam


O111 15 308

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
Tugas Individu

Mengoptimalkan kesehatan saluran pencernaan ayam merupakan faktor


yang menentukan tingkat keuntungan peternak. Dengan sehatnya saluran
pencernaan pada ayam, maka ayam akan dengan mudah untuk menyerap zat-zat
gizi dari pakan, sehingga pertumbuhan ayam menjadi lebih optimal.

Di sisi lain, sehatnya saluran pencernaan ayam dapat meningkatkan efisiensi


penggunaan pakan sehingga rasio konversi pakan (feed conversion ratio)
menjadi rendah, sekitar 1,5. Dengan demikian biaya pakan menjadi rendah.
Selama ini untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan ayam, para peternak
banyak menggunakan antibiotic growth promoter (AGP). Pemberian AGP ini
dapat menjaga keseimbangan bakteri baik dan bakteri jahat (patogen) pada
saluran pencernaan ayam sehingga ayam tetap sehat. Bakteri baik yang terdapat
pada saluran pencernaan ayam antara lain Bifidobacteria dan Lactobacilli.
Sedangkan bakteri yang merugikan antara lain Clostridia. Jika komposisi bakteri
baik dan jahat sekitar 85% dan 15%, akan terjadi efek keseimbangan bakteri baik
dan jahat pada saluran pencernaan.
Tugas AGP selama ini adalah bagaimana menekan bakteri jahat sampai
tingkat 15% dan meningkatkan bakteri baik sampai tingkat 85%. Tingginya
populasi bakteri baik itu mengakibatkan terbentuknya senyawa-senyawa
antimikroba, asam lemak bebas, dan zat-zat asam, sehingga lingkungan pada
saluran pencernaan menjadi kurang nyaman bagi bakteri jahat. Namun
penggunaan antibiotik dalam ransum pakan dapat menyebabkan beberapa
bakteri patogen resisten terhadap antibiotik dan semakin ganas. Di sisi lain
residu antibiotik pada daging ayam akan ikut termakan oleh manusia.
Karena itu sejak Januari 2006 Uni Eropa sudah melarang penggunaan
antibiotik. Di sisi lain, Amerika Serikat belum melarang penggunaan antibiotik.
Di sini akan dijelaskan 4 alternatif pengganti AGP yang dapat berfungsi menjaga
kesehatan pada saluran pencernaan ayam yaitu acidifier, tanaman obat, probitik
dan prebiotik serta enzim.

1. Acidifier
Acidifier merupakan asam organik yang bermanfaat dalam preservasi dan
memproteksi pakan dari perusakan oleh mikrobia dan fungi namun juga
berdampak langsung terhadap mekanisme perbaikan kecernaan pakan pada
Tugas Individu

ternak. Penggunaan acidifier merupakan alternatif pemecahan terhadap


pelarangan penggunaan antibiotik pada ternak. Mekanisme kerja yang berjalan
diantaranya adalah perbaikan kecernaan dengan penurunan pH lambung dan
reduksi mikroflora dan bakteri gram negatif. Penambahan ideal asam format
guna perbaikan performans yang disimpulkan dari beberapa penelitian adalah
kurang dari 0,5%. Secara umum dosis ideal penggunaan produk acidifier
komersial berkisar antara 0,2 % hingga 1% pakan. Interaksi sinergis antara asam
organik asam format dan propionat dengan carrier anorganik silika (standar dosis
3 kg/ton pakan) berdampak pada perbaikan pertumbuhan ayam broiler yang
signifikan pada pemeliharaan hingga umur 35 hari. Bobot badan yang diperoleh
pada tiap minggunya signifikan lebih tinggi dibanding populasi kontrol, DWG
(daily weight gain) hanya signifikan lebih tinggi pada minggu ke – 3, sedangkan
konsumsi pakan signifikan lebih tinggi mulai minggu pertama hingga ketiga
dibanding kontrol, bahkan secara ekstrim perbedaan rataan konsumsi pakan
minggu pertama mencapain angka 150% dibanding kontrol, meskipun demikian
FCR (feed covertion ratio) yang diperoleh belum berbeda signifikan. Dengan
konsep di atas acidifier yang terintegrasi dengan manajemen pemberian pakan
juga bisa berfungsi sebagai pengganti antibiotik growth promotor (McDonald et
al., 2002).
Asam-asam organik sebenarnya diproduksi secara otomatis dalam tubuh
ternak melalui proses fermentasi selanjutnya digunakan sebagai sumber energi.
Perkembangan biotekhnologi yang begitu pesat mengilhami industri-industri
pakan ternak untuk memproduksi asam-asam organik dalam bentuk komersial
seperti asam asetat, propionat laktat dan citrat yang dikemas dalam bentuk cair.
Penambahan asam-asam organik dalam pakan ternak dapat menigkatkan
produktifitas ternak. Peningkatan performance ternak terjadi melalui penciptaan
lingkungan yang serasi bagi perkembangan mikroflora menguntungkan. Dengan
lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri tertentu (melalui
penurunan keasaman) dapat mengaktifkan serta merangsang produksi enzim-
enzim endegenous dan berakibat meningkatnya absorbsi nutrisi dan konsumsi
pakan untuk pertumbuhan, produksi dan reproduksi (McDonald et al., 2002).
Tugas Individu

Acidifier biasanya terdiri atas beberapa asam yang digabung dalam satu
carrier atau bahkan dalam bentuk cairan. Asam yang digunakan dalam produk
acidifier yang umum adalah propionic acid, formic acid, danacetic acid. “Ada
juga benzoic acid karena asam ini paling efektif membunuh bakteri, tapi karena
biayanya mahal, kebanyakan hanya menggunakanpropionic acid dan formic
acid.
Efek penggunaa acidifier dapat mengurangi pertumbuhan bakteri dan jamur
dalam bahan pakan dan dengan demikian menjaga kualitas pakan. Acidifier jika
ditambahkan dalam jumlah yang cukup mempunya dampak positifnya terhadap
kesehatan dan produktifitas ternak. Asam yang digunakan sebagai aditif pakan
adalah senyawa yang secara alami terjadi pada metabolisme sel, sehingga
merupakan produk alami dengan toksisitas yang rendah. Pemberian acidifier
dapat menurnkan konversi pakan dan meningkatkan keuntungan harian, serta
penurunan kejadian diare, meningkatkan pengembalian ekonomi dengan biaya
pakan yang lebih rendah dan produknya dapat dipasarkan waktu yang lebih
singkat (Freiting, 2007).

2. Tanaman Obat
Indonesia terkenal sebagai negara biodeversitas yang kaya akan flora dan
faunanya. Beberapa ribu jenis tanaman obat ada di Indonesia. Tanaman obat asli
Indonesia sangatlah potensi untuk digunakan sebagai bahan pakan tambahan
“feed suplement” maupun sebagai “feed additive” yang dicampur dalam air
minumnya. Beberapa ahli mengatakan bahwa dengan pemberian beberapa
tanaman obat seperti kunyit, bawang putih dan daun pepaya yang dicampur
dengan air minum unggas, dapat terhindar dari penyakit flu burung. Disamping
itu beberapa jenis tanaman obat lain berkhasiat untuk meningkatkan nafsu
makan seperti temu lawak, lengkuas, jahe, kencur dan lidah buaya. Sedangkan
pemberian tepung daun kumis kucing yang dicampurkan dalam ransumnya
dikenal dapat memperlancar proses metabolisme dalam tubuh ayam sehingga
dapat meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh ayam broiler. Ada
beberapa tanaman obat yang berkhasiat untuk obat ternak ayam, diantaranya:
Tugas Individu

a. Kunyit (Curcuma domestica), yang dikenal sebagai anti oksidan, anti


mikroba dan anti radang. Kunyit mengandung minyak atsiri dari golongan
monoterpen dan sesquitterpen, zat warna kuning yang disebut kurkuminoid,
protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C.
b. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dapat meningkatkan nafsu makan, anti
oksidan, anti mikroba, anti kolesterol dan anemia. Zat gizi yang terkandung
dalam temu lawak adalah kurkumin, kurkuminoid, mineral, atsiri, minyak
lemak, karbohidrat dan protein. Temulawak dan kunyit bisa dikonsumsi
dalam bentuk minuman guna mencegah peningkatan konsentrasi sitokin
dalam tubuh akibat inveksi virus AI dengan sub tipe H5N1. Itu efektif,
mengingat kandungan curcuma yang ada pada keduanya berpotensi sebagai
inhibitor terhadap sintesis sitokin.
c. Temu giring (Curcuma heyneana), biasanya digunakan untuk obat cacing
d. Temuireng (Curcuma aeruginosarhizome) adalah bermanfaat sebagai obat
cacing dan meningkatkan nafsu makan. Dalam temuireng banyak
mengandung minyak asiri, tanin dan kurkumenol.
e. Buah mengkudu (Morinda citrifolia) yang merupakan obat anti radang, anti
alergi dan mematikan bakteri penyebab infeksi. Dalam buah mengkudu ini
mengandung zat terpenoid, zat anti bakteri dan scolopetin.
f. Tanaman lidah buaya. Lidah buaya memiliki kandungan emodin dan
scutellaria yang berfungsi sebagai antiviral. Bahan itu mampu
menghancurkan enzim yang terdapat pada virus flu burung
g. Daun pepaya (Carica papaya, Linn). Daun pepaya ini berkhasiat sebagai
obat pembunuh amuba dan sebagai obat cacing serta membantu
meningkatkan nafsu makan.
h. Cacing (Lumbricus rubellus) merupakan sumber protein sangat tinggi yaitu
76%. Manfaat dari cacing tersebut adalah adanya antibakteri dan
menghambat pertumbuhan bakteri E. Coli, meningkatkan daya tahan tubuh,
meningkatkan nafsu makan, sebagai obat dan lain-lain.
Tugas Individu

3. Probiotik dan prebiotik


a. Probiotik
Secara umum probiotik didefinisikan sebagai mikroba hidup yang
digunakan sebagai pakan imbuhan dan dapat menguntungkan inangnya
dengan meningkatkan keseimbangan mikrobial pencernaannya (Fuller,
1989). Pemberian mikroba hidup tersebut dalam jumlah yang cukup
dapat mempengaruhi komposisi dan ekosistem mikroflora
pencernaannya. Kondisi ekosistem mikroflora dalam saluran
pencernaan unggas mempengaruhi untuk kinerja dan kesehatan ternak.
Ketidakseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan karena
terjadinya kolonisasi bakteri patogen atau mikroflora yang dapat
mengganggu kinerja ternak. Sebagai bahan alternatif untuk pemacu
tumbuh, probiotik dalam penggunaannya pada ternak dapat
meningkatkan kinerja ternak. Hal demikian terjadi karena adanya
variasi respon yang tinggi dari individual ternak terhadap jenis pakan
imbuhan. Probiotik bukan bertindak sebagai nutrien esensial dimana
tidak ada dosis respon, tetapi hanya ada level batas pemakaian. Cara
kerja probiotik terutama melalui modifikasi populasi bakteri usus dan
efektivitasnya tergantung atas status mikroba pada satu kelompok
ternak dan pada individu ternak. Dengan demikian, dapat dimengerti
jika efek yang terjadi mempunyai variasi yang tinggi. Perbedaan cara
kerja dari strain probiotik sejauh ini belum dipahami, tetapi metabolit
bakteri yang dihasilkan seperti asam organik khususnya pada bakteri
asam laktat yang dapat menurunkan pH atau juga peroksida dan
bakteriosin diperkirakan bertanggung jawab atas sifat antagonis
terhadap bakteri patogen Gram positif seperti Salmonella. Beberapa
probiotik diketahui dapat menghasilkan enzim pencernaan seperti
amilase, protease dan lipase yang dapat meningkatkan konsentrasi
enzim pencernaan pada saluran pencernaan inang sehingga dapat
meningkatkan perombakan nutrien. Terdapat beberapa mekanisme
respon probiotik yaitu meliputi produksi bahan penghambat secara
langsung, penurunan pH luminal melalui produksi asam lemak terbang
Tugas Individu

rantai pendek, kompetisi terhadap nutrien dan tempat pelekatan pada


dinding usus, interaksi bakterial (CE), resistensi kolonisasi contohnya
Lactobacilli vs bakteri patogen, merubah respon imun, dan mengatur
ekspresi gen colonocyte (Fooks dan Gibson, 2002; Steer et al., 2000;
Mack et al., 1999).
Satu dari alasan penggunaan probiotik yaitu untuk menstabilkan
mikroflora pencernaan dan berkompetisi dengan bakteri patogen,
dengan demikian strain probiotik harus mencapai usus dalam keadaan
hidup dalam jumlah yang cukup. Bakteri yang umum digunakan
sebagai probiotik yaitu Lactobacillus dan Bifidobacteria, kedua jenis
bakteri ini dapat mempengaruhi peningkatan kesehatan karena dapat
menstimulasi respon imun dan menghambat patogen. Satu faktor kunci
dalam seleksi starter probiotik yang baik yaitu kemampuannya untuk
bertahan dalam lingkungan asam pada produk akhir fermentasi secara
in vitro dan kondisi buruk dalam saluran pencernaan atau in vivo.
Ketahanan probiotik pada kondisi in vitro dapat dipengaruhi oleh
pembentukan metabolit oleh starter seperti asam laktat, asam asetat,
hidrogen peroksida dan bakteriosin (Saarela et al., 2000). Berbagai jenis
mikroorganisme yang digunakan sebagai probiotik diisolasi dari isi
usus pencernaan, mulut, dan kotoran ternak atau manusia. Pada saat ini,
mikroorganisme yang banyak digunakan sebagai probiotik yaitu strain
Lactobacillus, Bifidobacterium, Bacillus spp., Streptococcus, yeast dan
Saccharomyces cereviceae. Mikroorganisme tersebut harus non-
patogen, Gram positif, strain yang spesifik, anti E. coli, tahan terhadap
cairan empedu, hidup, melekat pada mukosa usus, dan minimal
mengandung 30 x 109 cfu/g (Pal et al., 2006; Salminen et al., 1996).
b. Prebiotik
Secara umum batasan prebiotik yaitu suatu bahan makanan yang
tidak dapat dicerna dan mempunyai pengaruh yang menguntungkan
pada inang melalui stimulasi pertumbuhan dan atau aktivitas secara
selektif terhadap satu atau beberapa jenis mikroba menguntungkan
dalam pencernaan. Prebiotik golongan non-digestible karbohidrat
Tugas Individu

termasuk laktulosa, inulin, resistant starch dan sejumlah oligosakarida


yang dapat menjadi sumber karbohidrat bagi bakteri yang
menguntungkan dalam saluran pencernaan (Crittenden, 1999).
Prebiotik dapat menjadi sumber energi dan atau nutrien terbatas
lainnya bagi mukosa usus dan substrat untuk fermentasi bakteri cecal
dalam menghasilkan vitamin dan antioksidan yang dapat
menguntungkan inangnya (Collins Dan Gibson, 1999). Oligosakarida
adalah komponen utama prebiotik. Jenis oligosakarida ini bervariasi
dan dapat mengandung heksosa monosakarida termasuk fruktosa,
galaktosa dan manosa (Durst, 1996) dengan derajat polimerisasi antara
2 –10 monosakarida. Tiap oligosakarida mempunyai struktur kimia
yang berbeda. Fruktos-oligosakarida (FOS) diberi nama atas
panjangnya rantai atau derajat polimerisasi (DP). Inulin mengandung 2
– 60 DP, dan sintetik fruktan (FOS) mengandung 2 – 4 DP.
Oligofruktosa mengandung 2 – 9 DP dan dapat diperoleh dari hidrolisis
parsial inulin secara enzimatik.Secara alami, oligosakarida terkandung
dalam tanaman dan sayuran, dan sumber oligosakarida yang umum
yaitu bawang, Jerusalem artichoke, rebung, akar dahlia dan pisang.
Prebiotik yang telah tersedia secara komersial umumnya yaitu
fruktooligosakarida, isomalto- oligosakarida, galakto-oligosakarida,
transgalakto-oligosakarida, inulin dan fruktooligosakarida. Prebiotik
yang sudah umum dipelajari yaitu fruktan/FOS, yaitu seluruh non-
digestible oligosakarida yang terdiri dari unit fruktosa dan glukosa yang
bergabung melalui ikatan β (2 – 1) dan menempel pada satu unit
terminal glukosa. Adanya ikatan β (2 – 1) dalam fruktan telah
menunjukkan resistensi terhadap enzim mamalia. Dengan demikian,
fruktan dapat mencapai kolon dan menjadi substrat yang dapat dicerna
bagi bakteri. Fruktan juga mencegah konstipasi secara efektif karena
asam lemak rantai pendek yang dihasilkan telah terbukti dapat
menstimulasi peristaltic usus.
Tugas Individu

4. Enzim
Enzim merupakan senyawa protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk
mempercepat reaksi pemecahan senyawa-senyawa yang komplek menjadi
sederhana. Saat ini telah terindentifikasi lebih kurang 3000 enzim. Walaupun
dalam tubuh makhluk hidup enzim dapat diproduksi sendiri sesuai dengan
kebutuhan, penambahan enzim pada ransum kadang kala masih dibutuhkan. Hal
ini disebabkan beberapa faktor seperti antinutrisi faktor pada bahan pakan
(lekctins dan trypsin inhibitor), rendahnya efisiensi kecernaan bahan pakan, dan
ketidaktersediaan enzim tertentu dalam tubuh ternak. Xylanase dan ß-glucanase
adalah contoh-contoh enzim yang digunakan pada ternak monogastrik untuk
meningkatkan daya cerna ternak. Rendahnya kemampuan ternak muda untuk
mencerna protein pada kacang kedele (glycin dan ß-conglycin) dapat diatasi
dengan penambahan enzim protease.
Phytase sebagai enzim yang mampu meningkatkan penyerapan posphor
mendapat perhatian cukup besar para peneliti saat ini. Bahan-bahan basal pakan
yang kaya karbohidrat seperti gandum, barley, jagung dan lainnya, mengikat
unsur phosphor dalam bentuk asam phytat (myo-inositol hexaxy dihidrogen
phosphat) sehingga tidak mampu dicerna oleh ternak. Dengan mensuplai
phytase yang berasal dari Aspergillus atau Trichoderma strains dalam ransum
ternak dapat meningkatkan ketersediaan phospor, Ca, Zn dan asam amino bagi
ternak. Polusi lingkungan melalui Eutropication juga dapat dicegah dengan
penambahan phytase dalam pakan ternak.
Tubuh sendiri dapat memproduksi enzim, yaitu katalisator yang dapat
mempercepat reaksi pemecahan senyawa-senyawa kimia komplek menjadi
sederhana. Tapi tubuh masih memerlukan tambahan enzim dari luar. Hal ini
antara lain karena faktor antinutrisi pada pakan, rendahnya efisiensi kecernaan
pakan, dan ketiadaan enzim tertentu pada ternak.
Tugas Individu

DAFTAR PUSTAKA
Collins, M.D. and G.R. Gibson. 1999. Probiotics, Prebiotics, and Synbiotics:
Approaches For Modulating The Microbial Ecology of The Gut. Am. J.
Clin. Nutr. 69: 1052S – 1057S.
Crittenden, R., A. R. Bird., P. Gopal, A. Henriksson, Y. K. Lee and M. J. Playne.
2005. Probiotic Research in Australia, New Zealand and the Asia-
Pacific Region. Curr. Pharm. Design 1(11): 37 – 53.
Durst, L. 1996. Inclusion of Fructo-Oligosaccharides in Broiler Diets. Archiv.
Geflugelkunde 60: 160 – 164.
Fooks, L.J. and G.R. Gibson 2002. In-Vitro Investigation of the Effect of
Probiotics and Prebiotics on Selected Human Intestinal Pathogens.
FEMS Microbiol. Ecol. 39: 67 – 75.
Fuller, R. 1989. Probiotic In Man and Animals. J. Appl. Bacteriol. 66: 365 – 378.
Gibson, G.R. and M.B. Roberfroid. 1995. Dietary Modulation of the Human
Colonic Microbiota: Introducing the Concept of Prebiotics. J. Nutr.
125: 1401 – 1412.
Mack, D. Clinical Uses of Probiotics for Stabilizing the Gut Mucosal Barrier:
Successful Strains and Future Challenges R., S. Michail, S. Wei, L.
Mcdougall and M.A. Holingsworth. 1999. Probiotics Inhibit
Enteropathogenic E. Coli Adherence In Vitro Inducing Intestinal Mucin
Gene Expression. Amer. J. Physiol. 267(4 Pt 1): G941 – G950.
McDonald, P.,A.R.Edwards, J.F.D. Greenhalgh and C. A. Morgan. 2002. Animal
Nutrition. 6th Ed. Ashford Colour Press Ltd., Gosport, British.
Pal, A., L. Ray and P. Chattophadhyay. 2006. Purification and Immobilization
of An Aspergillus Terreus Xlanase: Use of Continuous Fluidized
Column Reactor. Ind. J. Biotechnol. 5: 163 – 168.
Saarela, M., G. Mogensen, R. Fonde, J. Matto and T.M. Sandholm. 2000.
Probiotic Bacteria: Safety, Functional and Technological Properties. J.
Biotechno. 84(2000): 197 – 215.
Salminen, S., E. Isolauri and E. Salminen. 1996. Antonie van Leeuwenhoek 70:
347 – 358.

You might also like