You are on page 1of 7

Hambatan dalam Penerapan Tata Kelola Klinis

Gambar 2. Hambatan dalam Penerapan Tata Kelola Klinis

1. Budaya
Yang dimaksud dengan budaya adalah ketrampilan dan seni, dalam periode waktu
tertentu dari orang-orang tertentu. Tantangan bagi beberapa organisasi kesehatan, tim dan
individu adalah bagaimana mengembangkan budaya sesuai dengan tempat kerja masing-
masing.

Tipe Dasar Pemikiran


Menyalahkan Budaya yang mencari-mencari kesalahan dan menyalahkan individu
Birokrasi Budaya yang terlalu percaya pada peraturan, regulasi, prosedur dan
kebijakan dari bahaya pendapat individu
Ketidakpercayaan Lingkungan yang terlalu bersaing , berusaha menjelek-jelekan
departemen dan individual serta menahan perkembangan
Reaktif Rencana jangka pendek manajemen dan berurusan dengan masalah
segera.
Proaktif Mendorong untuk belajar dan berkembang. Belajar dari kesalahan
Dari table di atas dapat disimpulkan, budaya belajar proaktif adalah yang tepat untuk
implementasi sistem tata kelola klinis. Ini dikarenakan lingkungan atau budaya yang mencari
kesalahan hanya menyebabkan rahasia, ketidakpercayaan dan kegagalan untuk melaporkan
kesalahan, misalnya petugas kesehatan salah dalam memberikan terapi ke pasien namun tidak
membahayakan pasien, namun respon dari manajemen adalah langsung memberikan petugas
tersebut surat peringatan. Kasus tersebut adalah kasus klasik yang secara aktif mencari-
mencari kesalahan petugas karena kegagalan untuk mengikuti kebijakan dan prosedur.
Agar tata kelola klinis berhasil, diperlukan lingkungan yang terbuka, jujur, saling percaya
dan memiliki kemauan untuk belajar dari kesalahan serta saling berbagi pengalaman. Budaya
yang diinginkan untuk mendorong tipe lingkungan ini adalah budaya membangun, yaitu
budaya yang
 Mendorong untuk belajar
 Belajar dari pengalaman dan keslahan-kesalahan
 Komunikasi kepada semua
 Kolaborasi antar seluruh level dari organisasi
 Penghargaan, nilai dan pengembangan staf

2. Manajemen
Tipe manajemen dari organisasi kesehatan akan memberikan peran yang signifikan pada
bagaimana tata kelola klinis tersebut dirasakan dan dijalankan. Manajemen adalah tentang
membimbing dan mengarahkan staf dan sumber daya serta berfokus pada kekuatan dan
wewenang yang sah untuk tugas-tugas tertentu.

Dapat diaplikasikan pada tata


Teori Deskripsi
kelola klinis
Manajemen ilmiah  Berdasarkan prinsip ilmiah Tipe manajemen ini cocok untuk
 Penggunaan sumber daya secara mengembangkan tata kelola klinis
efisien dan efektif karena berkaitan dengan performa
 Memiliki staf yang tepat dan dari manajemen
memiliki kualifikasi
 Menanamkan dan mengembangkan
staf
 Menghargai dan memberi
penghargaan ke staf
 Hubungan kooperatif antara manajer
dan personel
Fungsi-fungsi  Perencanaan Tipe manajemen ini berkaitan dengan
manajemen  Kepemimpinan aspek inti dari kerangka tata kelola
 Pengawasan klinis karena ini cocok dengan
 Koordinasi hampir semua komponen kunci.

 Organisasi Sebagai contoh, kepemimpinan

 Susunan kepegawaian pengawasan berkaitan dengan

 Mengarahkan akuntabilitas. Susunan kepegawaian


dan pelaporan berkaitan dengan
 Pelaporan
performa manajemen dan resiko
klinis. Perencanaan dan koordinasi
berkaitan dengan peningkatan mutu.
Manajemen hubungan  Melibatkan staf Tipe manajemen mengenai bagian
manusia  Menghargai staf kemanusiaan dari tata kelola klinis
 Partisipasi staf dan gagasan bekerja dalam tim,
 Melibatkan dan berbagidalam berbagi dan belajar satu sama lain
proses pengambilan keputusan ketika keadaan baik maupun tidak
baik, bersamaan dengan keterlibatan
pasien sebagai asset penting untuk
tata kelola klinis

Agar tata kelola klinis dapat berjalan dengan sukses perlu dilaksanakannya kombinasi
ketiga tipe manajemen diatas pada organisasi dan tingkatan tim. Tiap organisasi atau tim
harus mengetahui tipe manajemen mereka saat ini dan tipe manajemen mana yang bagus
yang dipakai dalam menjalanakan tata kelola klinis dimasa depan.

3. Kepemimpinan
Banyak orang sulit membedakan antara kepemimpinan dan manajemen. Menurut Slim
(1996) kepemimpinan adalah jiwa, gabungan antara kepribadian dan visi, prakteknya seperti
seni. Manajemen merupakan bagian dari pemikiran, tentang perhitungan secara akurat, yang
prakteknya bersifat ilmiah. Manajer penting, kepemimpinan harus ada.
Agar tata kelola klinis dapat berjalan dengan baik,diperlukan pemimpin yang membuat
orang lain merasa apa yang mereka lakukan bermanfaat dan hal tersebut menyebabkan
mereka puas akan pekerjaanya.
Sifat-sifat dasar pemimpin yang berhasil adalah
a. Visionary
b. Mampu berkomunikasi yang baik
c. Sebagai fasilitator
d. Sebagai penasehat
e. Pemikir yang kritis
f. Mampu bertindak
g. Mampu mengevaluasi
h. Menghargai
i. Banyak mengetahui
j. Bijaksana
Pemimpin klinis akan menggunakan sifat-sifat dasar ini untuk mempengaruhi dan
mengembangkan tim di organisasi dan individual.

4. Komunikasi
Komunikasi adalah interaksi antara 2 atau lebih orang yang saling mengirim dan
menerima pesan dan pada proses keduanya saling hadir dan menterjemahkan ya lain. Tata
kelola klinis tanpa komunikasi yang jelas, akan menyebabkan sulitnya untuk memberikan
perhatian secara efektif, sulitnya menentukan keputusan antara klien serta keluarga, sulit
untuk melindungi klien dari bahaya, sulitnya koordinasi dan mengatur perawatan klien,
sulitnya membantu rehabilitasi klien , sulitnya menawarkan bantuan atau mengajarkan.
Komunikasi dapat ditingkatkan dan diperbaiki pada lingkungan klinik dengan
a. Berbagi tujuan
b. Informasi
c. Pembelajaran
d. Tugas dan tanggungjawab
Komunikasi harus berdasarkan beberapa prinsip yaitu
a. Menghargai dan mengerti tugas serta tanggungjawab individu
b. Membuka saluran komunikasi antara dan dengan organisasi, tim serta individu
c. Kemampuan untuk
 Mendengarkan secara aktif
 Menunjukkan perhatian
 Kepercayaan
 Bekerja dalam tim
 Mengembangkan kemitraan
 Kolaborasi
 Respon
 Bertindak
Untuk mencapai komunikasi efektif untuk mendukung pelaksanaan dari kerangka kerja
tata kelola klinis organisasi, tim dan individu perlu diinformasikan secara tepat. Hal tersebut
dapat dicapai melalui pemberian edukasi dan pelatihan yang tepat.

5. Pendidikan dan pelatihan


Pendidikan dan pelatihan yang diperlukan oleh petugas kesehatan professional harus
mempertimbangkan dari basis departemen kesehatan untuk menginformasi serta
mengedukasi staf diseluruh tingkatan organisasi mengenai tata kelola klinis. Untuk menjamin
bahwa hal ini dapat dilaksanakan, karyawan dan pemilik harus memiliki tanggungjawab
bersama untuk menjamin pendidikan dan pelatihan disediakan di seluruh tingkatan.
Karyawan harus mengetahui rencana pengembangan individu yang telah mereka buat harus
disesuaikan dengan tata kelola klinis. Pemilik harus medata pendidikan yang diperlukan oleh
karyawannya, dapat melalui pemberian kuisioner kesadaran tata kelola klinis. Kendala yang
muncul pada pendidikan dan pelatihan tata kelola klinis adalah menghubungkan organisasi,
tim dan individu serta membebaskan personelnyadari tugas klinis harian dan mengikuti
pelatihan edukasi tata kelola.
.
6. Pengetahuan
Untuk menjamin sluruh staf kesehatan memiliki pengetahuan yang cukup dan mengerti
tentang tata kelola klinis, pendidikan dan pelatihan harus menargetkan staf yang khusus
dengan tujuan relevan dan subjektif yang berhubungan serta merefleksikan realitas praktek
klinis dan no klinis. Pengembangan program pendidikan untuk tim dan individu harus
berhubungan dengan kebutuhan organisasi setempat atau kebutuhan organisasi melalui
konfederasi pendidikan. Perentuan program pendidikan harus
a. Multiprofesional
b. Kolaborasi secara alami
c. Berfokus pada praktek
d. Berdasarkan bukti
e. Menggunakan metode pengajaran dan pembelajaran yang bervariasi
f. Berbasis kompetensi
g. Dievaluasi secara berkala

7. Dukungan
Keberhasilan tata kelola klinis tergantung pada dukungan dan sumberyang diberikan oleh
berbagai tingkatan di departemen kesehatan untuk melaksanakan inovasi besar. Dukungan
dapat dibagi menjadi 2 yaitu internal dan eksternal yaitu
a. Internal
1) Financial
- Pembiayaan dukungan untuk staf dan perlengkapan (contoh audit klinik,
personel)
- Pembiayaan untuf staf mengikuti pelatihan
- Pengembangan pelatihan
2) Sumber
- Edukasi
- Supervisi
- Istirahat
- Akses informasi
- Saran ahli dan praktis
- Akomodasi
- Perlengkapan
- Dukungan dari manajemen
- Komitemen kepercayaan dari dewan
b. Eksetrnal
1) Local
- Kolaborasi dengan pelayanan kesehatan lainnya dan pasien/grup dukungan
perawat
- Pengembangan kemitraan dengan universitas, pendiri pendidikan
2) Nasional
Hubungan ke
- Departemen kesehatan
- Badan pengatur profesional

You might also like