You are on page 1of 1422

Seorang pasien perempuan berusia 18 tahun datang dengan ibunya.

Ia
mengeluh pusing, mengalami penurunan berat badan dari 56 kg menjadi
41 kg selama 6 bulan. Pasien terus saja merasa gemuk dan harus
menurunkan berat badan. Pasien menyangkal makan banyak dan
memuntahkannya. Diagnosis yang mungkin adalah?
SOAL a. Penyalahgunaan psikotik
b. Obsesif kompulsif
1 c. Depresi
d. Bulimia nervosa
e. Anoreksia nervosa
E. ANOREKSIA NERVOSA
PEMBAHASAN KEYWORDS :
• Perempuan, 18 tahun
1 • Pusing, Penurunan BB, 6 bulan
• Terus merasa gemuk dan harus menurunkan
BB
• Pasien menyangkal makan banyak dan
memuntahkannya
Anoreksia Nervosa
Ciri khas anoreksia nervosa adalah mengurangi berat badan dengan
sengaja, dipacu dan dipertahankan oleh penderita. Kriteria diagnosisnya
adalah :
PEMBAHASAN
 Berat badan tetap dipertahankan 15% dibawah seharusnya

1  Berkurangnya berat badan dilakukan dengan sendiri dengan


menghindarkan makanan yang mengandung lemak
 Terdapat distorsi body image dalam bentuk psikopatologi yang tidak
spesifik, dimana ketakutan gemuk terus menerus menyerang penderita
 Adanya gangguan endokrin yang meluas, melibatkan hypotalamic-
pituitary gonad axis, dengan manifestasi wanita sebagai amenore dan
pada pria kehilangan minat seks
 Jika onset terjadi di masa prapubertas, perkembangan pubertas akan
tertunda atau dapat juga tertahan
Bullimia Nervosa
PEMBAHASAN
Ciri khas bullimia nervosa adalah terdapat episode
makan yang berlebihan dalam waktu yang singkat.
1 Kemudian pasien berusaha melawan efek kegemukan
dengan merangsang muntah oleh dirinya sendiri,
menggunakan pencahar berlebihan, ataupun obat-
obatan yang menekan nafsu makan
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Penyalahgunaan psikotik
b. Obsesif kompulsif  perfeksionis dan sistematis
1 c. Depresi  afek tumpul, kehilangan minat, dan
energi
e. Bulimia nervosa  ada riwayat makan berlebih
dalam waktu singkat dan berusaha melawan efek
kegemukan dengan cara memuntahkannya
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

E. ANOREKSIA NERVOSA
1
Seorang laki – laki berusia 25 tahun, datang ke puskesmas dengan
mengatakan bahwa dirinya terancam akan dibunuh oleh
tetangganya. Hal ini diketahuinya karena ia mendengar suara
bisikan di telinganya, sehingga mengakibatkan ia tidak bisa bekerja,
tidak berani keluar rumah, susah tidur, dan tidak mau mandi. Hal
ini sudah dirasakan selama 2 bulan. Pada pemeriksaan tidak
SOAL
ditemukan kelainan. Apa gejala kejiwaan yang paling tepat
ditemukan?
2 a. Ilusi
b. Delusi
c. Derealisasi
d. Inkoherensi
e. Depersonalisasi
B. DELUSI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 25 tahun
• Merasa terancam dan akan dibunuh setelah mendengar
2 suara bisikan di telinganya, 2 bulan
• Menyebabkan tidak bisa bekerja, tidak berani keluar
rumah, susah tidur, dan tidak mau mandi
Istilah – Istilah Psikiatri
 Ilusi : interpretasi atau penilaian yang salah tentang pencerapan yang terjadi,
terhadap rangsang pada panca indra
PEMBAHASAN • Misalkan : bayangan daun dilihatnya seperti seorang penjahat

2  Delusi (Waham) :
• Keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataannya
atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaannya,
biarpun dibuktikan kemustahilan hal itu

 Derealisasi : suatu perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak menurut


kenyataan
• Misalkan : segala sesuatu dialaminya seperti dalam impiannya
Istilah – Istilah Psikiatri
PEMBAHASAN  Inkoherensi : gangguan arus pikir berupa gangguan dalam bentuk
bicara, sehingga satu kalimat pun sudah susah ditangkap atau diikuti

2 maksudnya.

 Depersonalisasi : perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa


pribadinya sudah tidak seperti biasa lagi dan sudah tidak menurut
kenyataan
• Misalkan : perasaan bahwa sesuatu bagian tubuhnya sudah bukan
menjadi miliknya lagi
Pada kasus ini…
• Pasien mengalami halusinasi auditorik, dimana pasien
PEMBAHASAN
sering mendengar bisikan-bisikan tanpa melihat orang
yang berbicara
2 • Selain itu pasien juga mengalami delusi
meyakini jika dirinya merasa terancam
dimana pasien
akan dibunuh
(waham kejar)
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Ilusi  Interpretasi atau penilaian yang salah oleh
rangsan panca indra

2 c. Derealisasi  Perasaan yang aneh tentang


lingkungannya dan tidak sesuai kenyataan
d. Inkoherensi  gangguan arus pikir dalam bentuk bicara
e. Depersonalisasi  Perasaan aneh tentang dirinya atau
perasaan sudah tidak seperti biasa lagi
Jadi, gejala kejiwaan pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

B. DELUSI
2
Seorang laki – laki 30 tahun datang berobat ke doker
umum dengan keluhan kehilangan minat seksual apabila
berhubungan dengan sang istri. Namun, pasien merasa
puas dan merasa gairah seksualnya akan muncul jika
melihat istrinya berhubungan seks dengan orang lain.
SOAL
Gangguan yang dialami oleh pasien ini adalah?

3 a. Masokisme
b. Fetihisme
c. Voyerisme
d. Nekrofilia
e. Ekshibisionisme
C. VOYERISME
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 30 tahun
• Kehilangan minat berhubungan seksual dengan istri
3 • Merasa puas dan bergairah seksual jika melihat isrinya
berhubungan dengan orang lain
Istilah – Istilah Psikiatri
 Voyerisme :
• Kecenderungan yang berulang atau menetap untuk melihat orang yang sedang
PEMBAHASAN berhubungan seksual atau berprilaku intim seperti sedang menanggalkan pakaian
• Hal ini biasanya menjurus pada rangsangan seksual dan masturbasi yang dilakukan

3 tanpa orang yang diintip menyadarinya

 Masokisme :
• Preferensi terhadap aktivitas seksual yang melibatkan pengikatan atau
menimbulkan rasa sakit atau penghinaan (lebih suka menjadi resipien dari
perangsangan demikian disebut “masokisme”, sedangkan pelaku “sadisme”)
• Seringkali individu mendapat rangsangan seksual dari aktivitas sadistik atau
masokistik
• Kategori ini hanya digunakan apabila aktivitas sadomasokistik merupakan sumber
rangsangan yang penting untuk pemuasan seks
Istilah – Istilah Psikiatri
 Fetihisme :
PEMBAHASAN • Mengandalkan pada beberapa benda mati (non living object) sebagai rangsangan
untuk membangkitkan keinginan seksual dan memberikan kepuasan seksual.
Kebanyakan benda tersebut adalah ekstensi dari tubuh manusia seperti pakaian

3 dan sepatu
• Diagnosis ditegakkan apabila objek fetish benar-benar merupakan sumber yang
utama dari rangsangan seksual atau penting sekali untuk respon seksual yang
memuaskan

 Ekshibionisme :
• Kecenderungan yang berulang atau menetap untuk memamerkan alat kelamin
kepada orang lain (biasanya lawan jenis kelamin) atau kepada orang banyak
ditempat umum tanpa ajakan atau niat berhubungan lebih akrab
Pada kasus ini…
• Pasien merasa puas dan merasa gairah seksualnya
PEMBAHASAN
akan muncul jika melihat istrinya berhubungan seks
dengan orang lain  Voyerisme
3
Jawaban Lainnya
A. Masokisme  menjadi resipien terhadap rangsangan
PEMBAHASAN
seksual yang sakit
B. Fetihisme  mengandalkan benda-benda mati sebagai
3 rangsangan untuk meningkatkan gaerah seksual
D. Nekrofilia
E. Ekshibisionisme  memamerkan alat kelamin ke lawan
jenis atau masyarakat umum
Jadi, gangguan pada pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

C. VOYERISME
3
Seorang lak – laki berusia 37 tahun dibawa satpam ke UGD RS
karena tiba – tiba marah, mengamuk, dan hendak membunuh
atasannya. Pasien mendengar dari berita yang dibawa angin bahwa
atasannya berselingkuh dengan istrinya. Pasien curiga teman-
teman sekantornya bersekongkol untuk merahasiakan hal itu dari
istrinya. Pada pemeriksaan terlihat seorang laki-laki, sesuai usia,
SOAL
wajah bringas, berteriak memaki-maki istrinya dan perawat. Istri
pasien berkata bahwa sejak 6 bulan lalu, pasien sering terlihat
4 sering termangu, gelisah, tidak bisa tidur, dan tidak mau ke kantor.
Apakah gejala klinis paling tepat pada kasus di atas sebagai
indikasi rawat inap?
a. Abulia
b. Raptus
c. Halusinasi
d. Pikiran austik
e. Efek inappropiate
B. RAPTUS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 37 tahun
• Marah, mengamuk, dan hendak membunuh atasannya
4 • Setelah mendengar istrinya selingkuh
• Curiga teman sekantornya sekongkol dengan istrinya
• Pada pemeriksaan : sesuai usia, wajah bringas, berteriak
dan memaki-maki istri serta perawat
Istilah – Istilah Psikiatri
 Abulia :
• Hilangnya daya kehendak atau kemampuan kehendak
PEMBAHASAN
• Orang mempunyai keinginan mengerjakan sesuatu, akan tetapi tidak akan
melaksanakannya dan seolah-olah tidak ada kekuatan atau daya

4 • Keadaan ini biasanya dapat terjadi pada gangguan jiwa Skizofrenia


• Misalkan : mandi, makan, mengurus diri harus disuruh baru mau melakukan

 Raptus:
• Suatu keadaan yang bersifat serangan eksplosif dan tanpa provokasi yang adekuat,
sehingga timbul keadaan agitasi yang hebat
• Dalam keadaan semacam ini, segala dorongan berbuat dilepaskan dari segala
macam hambatannya. Misalkan : mengamuk, tiba-tiba marah, hendak membunuh
• Jika dibiarkan maka raptus akan dapat MEMBAHAYAKAN orang-orang disekitarnya
sehingga harus di RAWAT INAP
Istilah – Istilah Psikiatri
 Halusinasi :
• Gangguan persepsi dimana tidak adanya stimulus eksternal, akan tetapi
PEMBAHASAN dipersepsikan atau dianggap ada oleh seseorang
• Terdiri dari halusinasi auditorik, halusinasi visual, halusinasi taktil, dan halusinasi

4 penciuman
• Misalkan : mendengar sesuatu di telinga yang orang lain tidak mendengar

 Pikiran akustik :
• Pikiran yang timbul dari fantasi
• Realitas dunia luar dirasakan secara subjektif dan diartikan secara khayal

 Efek inappropoiate :
• Ketidaksesuaian antara emosi yang terlihat dengan emosi yang dikatakan penderita
• Misalkan : pasien menceritakan kesedihan akan tetapi malah tertawa
Jawaban Lainnya
a. Abulia  hilangnya daya kehendak atau kemampuan
PEMBAHASAN
kehendak
c. Halusinasi  gangguan persepsi dimana tidak adanya
4 stimulus eksternal
d. Pikiran akustik  pikiran yang timbul dari fantasi
e. Efek inappropiate  ketidaksesuaian antara emosi yang
terlihat dengan emosi yang dikatakan
Jadi, indikasi rawat inap pada pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

B. RAPTUS
4
Seorang perempuan berusia 35 tahun, mengeluh mudah lelah dan
tidak bisa berkonsentrasi. Pasien juga mengeluhkan sulit tidur sejak
3 minggu. Bila tidur, pasien mudah terbangun pada dini hari dan
sulit untuk tidur kembali. Pasien menjadi tidak fokus saat bekerja
dan terus mendapat teguran dari bosnya. Pada pemeriksaan fisik
tidak ditemukan kelainan. Apa diagnosis pasien?
SOAL
a. Early insomnia

5 b. Middle insomnia
c. Late insomnia
d. Somnabulisme
e. Parasomnia
C. LATE INSOMNIA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Perempuan, 35 tahun
• Mudah lelah dan tidak bisa berkonsentrasi
5 • Bila tidur mudah terbangun dan susah untuk tidur
kembali
• Pasien menjadi tidak fokus saat bekerja
Jenis Insomnia
• Early insomnia : sulit memulai tidur
PEMBAHASAN
• Middle insomnia : berulang kali terbangun
dari tidur
5 • Late insomnia : mudah terbangun, setelah
bangun sulit untuk tidur lagi
Tatalaksana insomnia
• CBT-I : dikatakan paling efektif, kombinasi terapi perilaku
dengan kognitif : melibatkan psikoedukasi, strategi perilaku,
terapi konitif, dan relaxation training
PEMBAHASAN
• Terapi relaksasi : cocok untuk pasien yang sulit relaksasi atau
dengan keluhan somatis multiple, beberapa strategi seperti :
5 abdominal breathing, meditasi, autogenic training
• Terapi kontrol stimulus : termasuk terapi perilaku,
menghindari aktivitas-aktivitas yang tidak boleh dilakukan saat
masuk jam tidur dan yang boleh dilakukan untuk
mempercepat masuk tidur
• Sleep restriction therapy : memperkecil sleep window (lama
di kasur – lama tidur)
• Sleep hygiene education : edukasi mengenai diet, olahraga,
penggunaan substansi tertentu, faktor lingkungan tempat
tidur
Tatalaksana insomnia
• Paradoxical intention therapy : cocok untuk pasien
PEMBAHASAN dengan preokupasi yang intens tentang tidur,
kekurangan tidur dan konsekuensinya. Dilakukan
5 dengan cara menyuruh pasien melakukan hal
sebaliknya yaitu tetap terjga di atas kasur sehingga
kecemasan/preokupasi tersebut menghilang dengan
perlahan hingga tertidur
• Terapi kognitif : meliputi didactic focus, paradoxical
intention distraction and imanery techniques, dan
cognitif retructuring
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Early insomnia
b. Middle insomnia
5 c. Somabulisme  sleep walking
d. Parasomnia  gangguan tidur non organik
Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

C. LATE INSOMNIA
5
Perempuan berusia 30 tahun, dibawa oleh suaminya ke poliklinik
RS dengan keluhan banyak bicara sejak 2 minggu terakhir. Keluhan
ini berlangsung terus – menerus, disertai aktivitas berlebih tanpa
merasa lelah. Akhir – akhir ini pasien juga mendengar suara – suara
tanpa wujud yang memanggil namanya dan mengajaknya
berbicara. Riwayat 4 bulan yang lalu pasien merasa sedih, putus
SOAL
asa, bahkan pernah memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Pemeriksaan vital dalam batas normal. Apakah diagnosis yang
6 tepat untuk kasus diatas?
a. Gangguan skizoafektif tipe manik
b. Gangguan skizoafektif tipe depresif
c. Gangguan campuran cemas dan depresi
d. Gangguan bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik
e. Gangguan bipolar episode kini depresi dengan gejala psikotik
D. GANGGUAN BIPOLAR EPISODE KINI
MANIK DENGAN GEJALA PSIKOTIK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 30 tahun

6 • Banyak bicara sejak 2 minggu terakhir, terjadi secara terus


menerus dengan aktivitas berlebih tanpa merasa lelah
• Akhir-akhir ini sering mendengar suara tanpa wujud
• 4 bulan lalu pasien merasa sedih, putus asa dan tidak
bersemangat
Gangguan Bipolar
 Bipolar I
• Minimal satu episode manik, baik dengan maupun tanpa
PEMBAHASAN episode depresi mayor
• Tatalaksana : lithium
6  Bipolar II
• Minimal satu episode hipomania dan minimal satu episode
depresi mayor, tidak boleh ada episode mania
• Tatalaksana : lithium + antidepresan
 Siklotimia
• Beberapa episode hipomania dan beberapa episode depresi
minor dalam 2 tahun terakhir
Tatalaksana Bipolar
 Episode manik : Lithium
PEMBAHASAN  Episode campuran : asam valproat
 Episode depresi : Lithium + lamotrigine/antidepresan
6
Jadi, jangan beri antidepresan saja
Jawaban Lainnya
a. Gangguan skizoafektif tipe manik  gejala psikosis dan
PEMBAHASAN
gangguan mood manik sama sama dominan
b. Gangguan skizoafektif tipe depresif  gejala psikosis
6 dan gangguan mood depresi sama sama dominan
c. Gangguan campuran cemas dan depresi  Gejala cemas
dan depresi yang biasanya ringan, bisa disertai gejala
otonom, namun tidak berhubungan dengan suatu
stresor kehidupan
e. Gangguan bipolar episode kini depresi dengan gejala
psikotik  kurang tepat, saat ini episode manik
Jadi, diagnosisyang tepat sesuai dengan
permintaan pasien adalah…

6 D. GANGGUAN BIPOLAR EPISODE KINI


MANIK DENGAN GEJALA PSIKOTIK
Seorang pasien perempuan, 39 tahun datang dengan keluhan
gelisah sejak 6 bulan terakhir. Kegelisahannya ini dirasakan
terutama saat suaminya sedang pergi keluar rumah sendirian.
Pasien yakin bahwa jika suaminya keluar dari rumahnya, suaminya
akan berselingkuh, padahal setelah dicek ternyata suaminya sedang
bekerja. Hal ini membuat dirinya memiliki kebiasaan untuk
SOAL
menelfon suaminya hingga 10 kali dalam waktu 1 hari. Pada
pemeriksaan psikiatri, tidak ditemukan halusinasi. Pemeriksaan lain
7 dalam batas normal. Apakah diagnosis yang tepat?
a. Skizofrenia paranoid
b. Gangguan cemas menyeluruh
c. Gangguan waham menetap
d. Gangguan stres akut
e. Gangguan campuran cemas dan depresi
C. GANGGUAN WAHAM MENETAP
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Perempuan, 39 tahun
• Merasa gelisah saat suami sedang keluar rumah sendirian
7 • Pasien yakin suaminya berselingkuh, namun setelah
dicek suami sedang bekerja
• Pasien sering menelfon suami sebanyak 10 kali sehari
• Sudah terjadi selama 6 bulan
GANGGUAN WAHAM MENETAP
 Kriteria Diagnosis (DSM IV)
PEMBAHASAN
• Ada satu/lebih waham dengan durasi lebih dari sama dengan 3

7 bulan
• Kriteria skizofrenia tidak boleh ada (jika halusinasi ada,
halusinasi tidak boleh menonjol)
• Terpisah dari waham, pasien tidak boleh mengalami gangguan
dalam kehidupannya dan tidak ditemukan perilaku ganjil
• Jika terdapat episode manik atau depresi, hanya terjadi dalam
durasi singkat dibanding periode waham
• Gangguan tidak disebabkan oleh penyakit lain atau penggunaan
zat dan tidak dapat dijelaskan oleh penyakit kejiwaan lainnya
Tatalaksana Gangguan Waham Menetap
 Tatalaksana medikamentosa :
PEMBAHASAN • Antipsikotik : lebih terpilih antipsikotik generasi 2 dengan efek
samping minimal

7 An antipsychotic agent with as few side effects as possible


consider aripiprazole or ziprasidone should be used. Start the
medication at a low dose and increase gradually over a several
days or weeks to assure tolerability. Once a therapeutic dose is
achived, examine for evidence of response at two weeks before
increasing the dose further or changing the medication.
• Olanzapin 3x10 mg PO
• Risperidone 2x2 mg PO
 Tatalaksana non medikamentosa : Psikoterapi supportif
Jawaban Lainnya
a. Skizofrenia paranoid  skizofrenia dengan gejala
dominan waham kejar dan halusinasi auditorik, visua
PEMBAHASAN
b. Gangguan cemas menyeluruh  fokus kecemasannya
banyak, free loating
7 d. Gangguan stres akut  seperti PTSD tetapi durasi < 1
bulan
e. Gangguan campuran cemas dan depresi  Gejala cemas
dan depresi tetapi tidak cukup kuat untuk dikategorikan
ke gangguan panik maupun depresi. Biasanya pada
gangguan ini disertai gejala otonom dan tidak
berhubungan dengan stressor.
Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

C. GANGGUAN WAHAM MENETAP


7
Nyonya maya, 34 tahun dibawa ke dokter karena sering mengurung
diri di kamar sejak 3 minggu lalu. Sebelumnya pasien hobi
memasak, namun sekarang jarang dilakukan. Pasien terlihat tidak
berminat mengerjakan hobinya dan cenderung sulit tidur, merasa
sangat sedih. Ketika diajak berkomunikasi, pasien masih bisa
SOAL
merespons dengan baik, namun tidak bersemangat. Pasien
didiagnosis skizofrenia 2 tahun lalu dan saat ini keluhan halusinasi
tidak ada. Pasien masih rutin mengonsumsi haloperidol hingga saat
8 ini. Apa diagnosis yang tepat?
a. Skizoafektif
b. Skizofrenia residual
c. Skizofrenia simpleks
d. Depresi paska skizofrenia
e. Demensia
D. DEPRESI PASKA SKIZOFRENIA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Perempuan, 34 tahun
• Mengurung diri dikamar sejak 3 minggu lalu
8 • Sebelumnya memiliki hobi memasak, sekarang jarang
dilakukan
• Merasa sangat sedih, tidak bersemangat, dan sulit tidur
• 2 tahun lalu memiliki riwayat skizofrenia
Skizofrenia
 Diagnosis
PEMBAHASAN
• Minimal 2 dari gejala : waham, halusinasi, bicara tidak teratur,
perilaku tidak teratur atau katatonik, gejala negaif (afek datar,
kehilangan gairah)
8 • Atau 1 dari gejala ini : waham bizzare, halusinasi auditorik berupa
komentar, atau halusinasi auditorik dimana 2 atau lebih suara
berbicara 1 sama lain
• Gejala lebih dari 1 bulan
• Fungsi sosial atau pekerjaan terganggu
 Tatalaksana
• Antipsikotik gen 1 : chlorpromazine, haloperidol
• Antipsikotik gen 2 : aripiprazole, clozapine, olanzapine
Klasifikasi Skizofrenia
PEMBAHASAN  Paranoid : waham dan halusinasi
 Herbefrenik : perilaku dan bicara tidak teratur
8  Katatonik : mengambil posisi tubuh yang aneh, reaksi terhadap
lingkungan berkurang, mutisme, menolak untuk bergerak
 Tak terinci : tidak memenuhi paranoid, herbefrenik, ataupun katatonik
 Residual : ada riwayat diagnosis skizofrenia di masa lalu, tapi sekarang
hanya tinggal gejala negatifnya saja
 Simpleks : hanya berupa gejala negatif (penarikan diri dari lingkungan),
tidak ada riwayat skizofrenia di masa lalu
Depresi pasca skizofrenia vs skizofrenia
residual
PEMBAHASAN  Sebelumnya pasien hobi memasak, namun sekarang
jarang dilakukan

8  Tidak berminat mengerjakan hobinya dan cenderung sulit


tidur
 Gejala yang dialami pasien lebih ke gangguan mood

(Perhatikan bahwa terdapat perbedaan antara gejala


depresif dan gejala negatif – walaupun seolah-olah ada
kemiripan di antara mereka)
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Skizoafektif  gejala psikosis dan gangguan afek yang
sama-sama dominan biasanya saling berhubungan

8 b. Skizofrenia residual  setelah mendapat pengobatan


skizofrenia, hanya tersisa gejala negatifnya saja. Pada
pasien ini, bukan gejala negatif melainkan gejala mood
yang dominan
c. Skizofrenia simpleks  hanya berupa gejala negatif,
diagnosis dilakukan dengan cemat dan pertimbangan
klinis psikiater
e. Demensia  gangguan kognitif, misalnya memori
Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

D. DEPRESI PASKA SKIZOFRENIA


8
Seorang anak berusia 13 tahun, datang dibawa oleh orang tuanya
karena sering berbuat onar dikelas. Pasien sering kali dimarahi oleh
gurunya akibat selalu menggangu teman-temannya, bahkan hingga
berkelahi dengan teman sekelasnya. Pasien sulit diatur dan
cenderung melanggar peraturan. Akibatnya, prestasi belajarnya
menurun. Apa diagnosis yang tepat?
SOAL
a. Gangguan kepribadian skizoid

9 b. Gangguan kepribadian skizotipal


c. Gangguan kepribadian anti sosial
d. Gangguan kepribadian obsesive kompulsif
e. Gangguan kepribadian histrionik
C. GANGGUAN KEPRIBADIAN ANTI SOSIAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Anak, 13 tahun
• Sering berbuat onar di kelas
9 • Dimarahi gurunya karena mengganggu teman sekelasnya
bahkan hingga berkelahi
• Sering sulit tidur dan cenderung melanggar peraturan
• Prestasi belajarnya menurun
Gangguan Kepribadian
 Kluster A
PEMBAHASAN
• Skizoid : lebih senang menyendiri dan tidak
suka berhubungan dengan orang lain
9 • Paranoid : penuh rasa tidak percaya dan
curiga terhadap orang lain
• Skizotipal : memiliki pikiran, persepsi, dan
perlaku yang aneh (magis)
Gangguan Kepribadian
PEMBAHASAN  Kluster B
• Antisosial : tidak peduli hak orang lain dan senang
9 melanggar peraturan
• Ambang : Impulsivitas serta adanya hubungan
interpersonal dan mood yang intens tapi tidak stabil
• Histrionik : mencari perhatian, suka menggoda
• Narsistik : melebih-lebihkan diri, merendahkan
orang lain, mudah iri
Gangguan Kepribadian
 Kluster C
PEMBAHASAN
• Cemas : sangat pemalu, merasa tidak layak

9 • Dependen : merasa bahwa diri tidak mampu


bertanggung jawab atas diri sendiri, sehingga
terlalu bergantung pada orang lain, apapun
konsekuensinya
• Obsesif kompulsif: preokupasi dengan suatu
keteraturan, perfeksionisme yang berlebihan,
terlalu kaku dalam memandang suatu hal
Jawaban Lainnya
a. Gangguan kepribadian skizoid  senang menyendiri,
cuek dengan orang sekitar
PEMBAHASAN
b. Gangguan kepribadian skizotipal  percaya pada hal-
hal aneh, berpakaian eksentrik
9 d. Gangguan kepribadian obsesive kompulsif 
perfeksionis, sistematis
e. Gangguan kepribadian histrionik  suka cari perhatian
Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

C. GANGGUAN KEPRIBADIAN ANTI SOSIAL


9
Seorang perempuan berusia 18 tahun, dibawa oleh orang tuanya ke
dokter dengan keluhan sering mengamuk. Menurut keluarganya,
pasien terlihat seperti orang yang mengamuk dan berteriak – teriak
tanpa menyadari kondisi sekitarnya. Pasien memukul – mukul
tanah sambil mengeluarkan suara perempuan tua, kejang
kelojotan, dan akhirnya pingsan. Kondisi yang terjadi pada kasus
SOAL
diatas adalah?

10 a. Depersonalisasi
b. Fugue disosiatif
c. Trans disosiatif
d. Amnesia disosiatif
e. Disosiasi identitas
C. TRANS DISOSIATIF
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Perempuan, 18 tahun
• Sering mengamuk
10 • Pasien terlihat seperti mengamuk dan berteriak tanpa
menyadari kondisinya
• Terlihat memukul tanah sambil mengeluarkan suara
perempuan tua, kejang, dan akhirnya pingsan
Gangguan Disosiatif
 Amnesia disosiatif
• Hilang ingatan
PEMBAHASAN
 Gangguan identitas disosiatif
• Kepribadian ganda atau lebih
10  Fugue disosiatif
• Tiba-tiba pergi dari rumah atau tempat kerja, dengan
kesulitan mengingat sebagian atau seluruh masa lalu. Pasien
bisa menggunakan identitas baru
 Depersonalisasi
• Merasa dunia di sekitarnya berubah bentuk, merasa orang-
orang lain bukan manusia
Trans Disosiatif

PEMBAHASAN - Kehilangan penghayatan akan


dirinya dan kesadaran terhadap
10 lingkungan
- Seakan akan telah dikuasai
kekuatan lain
- Posisi tubuh dan perkataan yang
diulang – ulang
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Depersonalisasi  merasa dirinya bukanlah dirinya,
melainkan orang lain

10 b. Fugue disosiatif  Tiba-tiba pergi dari rumah atau


tempat kerja, dengan kesulitan mengingat sebagian
atau seluruh masa lalu. Pasien bisa menggunakan
identitas baru
d. Amnesia disosiatif  Hilang ingatan
e. Disosiasi identitas  Kepribadian ganda atau lebih
Jadi, kondisi yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. TRANS DISOSIATIF
10
Penyidik meminta dokter melakukan VER hari Selasa, Pukul
09.00–12.00. Seorang mayat ditemukan gantung diri. Pada
pemeriksaan ditemukan lebam mayat berwarna merah gelap
pada ujung jari kaki dan tidak hilang dengan penekanan. Kaku
mayat ditemukan pada seluruh tubuh kecuali sendi lutut dan
terdapat warna kehijauan di perut kanan bawah. Perkiraan
SOAL
waktu kematiannya adalah?

11 a. Selasa, 00.00 – 03.00


b. Selasa, 03.00 – 06.00
c. Senin, 21.00 – 24.00
d. Senin, 09.00 – 12.00
e. Senin, 06.00 – 09.00
E. SENIN, 06.00-09.00
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Dokter melakukan VER jenazah pada hari selasa Pukul
09.00-12.00
11 • Lebam mayat berwarna merah dan tidak hilang dengan
penekanan
• Kaku mayat pada seluruh tubuh kecuali sendi lutut
• Terdapat warna kehijauan di perut kanan bawah
Istilah – Istilah Forensik
 Lebam mayat (Livor Mortis) :
• Lebam mayat mulai muncul sejak 20-30 menit setelah kematian. Sebelum lengkap,
PEMBAHASAN lebam mayat dapat hilang dengan penekanan. Lebam mayat akan lengkap dan menetap
setelah 8-12 jam

11  Kaku mayat (Rigor Mortis):


• Kaku mayat terjadi karena cadangan glikogen otot habis, sehingga ATP habis, dan aktin-
miosin menggumpal
• Periksalah kaku mayat pada bagian persendian.
• Kaku mayat mulai terjadi sejak 2 jam setelah mati klinis, dari otot kecil di bagian distal
tubuh ke bagian proksimal.
• Kaku mayat menetap setelah 12 jam mati klinis dan bertahan selama 12 jam
• Kaku mayat kemudian menghilang dalam urutan yang sama. Kemudian terjadi relaksasi
sekunder setelah 24 jam
Istilah – Istilah Forensik
PEMBAHASAN
 Pembusukan :

11 • Pembusukan dimulai 24 jam setelah kematian. Tanda awal


pembusukan adalah warna hijau di perut kanan bawah.
• Larva lalat akan muncul 36-48 jam pasca kematian.
Analisis Pada Kasus ...
 Pada soal, mayat ditemukan dalam keadaan sebagai berikut :
• Lebam mayat berwarna merah gelap pada ujung jari kaki dan tidak menghilang
PEMBAHASAN dengan penekanan  lebam mayat telah menetap, artinya waktu kematian > 8
jam yang lau

11 • Kaku mayat ditemukan pada seluruh tubuh kecuali sendi lutut  telah terjadi
kaku mayat menetap dan mulai terjadi relaksasi sekunder. Artinya waktu
kematian korban > 24 jam yang lalu
• Warna kehijauan di perut kanan bawah  waktu kematian korban > 24 jam yang
lalu
 Kesimpulan :
Waktu kematian korban > 24 jam yang lalu. Penyidik meminta VER pada hari selasa
pukul 09.00-12.00. Maka kematian korban kemungkinan terjadi hari Senin sebelum
pukul 09.00
Jadi, perkiraan waktu kematiannya adalah…
PEMBAHASAN

E. SENIN, 06.00 – 09.00


11
Seorang laki-laki berusia 30 tahun dirawat di ruang ICU selama 1
bulan karena koma. Orang tua pasien tidak memiliki cukup uang
sehingga mereka memutuskan untuk tidak memberikan
pertolongan yang mempertahankan hidup pasien. Apakah tipe
euthanasia yang paling tepat untuk keadaan diatas?
SOAL a. Auto euthanasia
b. Active euthanasia

12 c. Passive euthanasia
d. Voluntary euthanasia
e. Involuntary euthanasia
B. PASSIVE EUTHANASIA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 30 tahun
• Koma dan dirawat di ICU
12 • Orang tua pasien memutuskan untuk tidak memberikan
pertolongan yang mempertahankan hidupnya, karena
terbatas biaya
Istilah – Istilah Euthanasia
 Active Euthanasia :
• Seseorang sengaja menyebabkan kematian pasien secara langsung, yaitu dengan melakukan
tindakan yang dapat mengakhiri hidup pasien
PEMBAHASAN
• Contoh : dokter memberikan analgetik yang overdosis
 Passive Euthanasia :

12 • Seseorang tidak secara langsung menimbulkan kematian pasien, tetapi dengan membiarkan
pasien meninggal
• Contoh : menghentikan mesin yang menjaga pasien tetap hidup sehingga terjadi kematian
 Voluntary euthanasia :
• Euthanasia yang dilakukan dokter berdasarkan permintaan pasien dimana kedua pihak setuju
dengan informed concent untuk mengakhiri hidup pasien
 Non-Voluntary euthanasia :
• Pasien tidak sadar atau tidak mampu membuat keputusan antara hidup atau mati (karena
terlalu muda atau intelegensi sangat rendah), dan orang yang tepat mengambil keputusan
untuk mereka
Istilah – Istilah Euthanasia
 Involuntary Euthanasia :
• Euthanasia yang dipaksakan pelaksanaannya. Saat pasien memilih untuk
PEMBAHASAN hidup namun dibunuh (equivalen dengan pembunuhan)
 Indirect Euthanasia :
12 • Menyediakan terapi (misalnya pengurang nyeri) yang memiliki efek
samping mempercepat kematian pasien

Berdasarkan penjelasan diatas :


• Tipe yang tepat dengan kondisi pada kasus di atas adalah passive
euthanasia, dimana orang tua pasien secara tidak langsung
menimbulkan kematian pasien, dengan memutuskan untuk tidak
memberikan pertolongan yang mempertahankan hidup pasien.
Jawaban Lainnya
a. Auto euthanasia
PEMBAHASAN b. Active euthanasia  seseorang sengaja menyebabkan
kematian pasien secara langsung

12 d. Voluntary euthanasia  dilakukan berdasarkan


permintaan pasien
e. Involuntary euthanasia  euthanasia yang dipaksakan
kematiannya (equivalen dengan pembunuhan)
Jadi, tipe euthanasia tersebut adalah…
PEMBAHASAN

C. PASSIVE EUTHANASIA
12
Seorang dokter sedang merawat pasien dengan diagnosa
demam tifoid. Dokter tersebut memberikan 3 macam antibiotik
pada pasien agar mendapat paket liburan ke Bali dari
perusahaan obat. Dokter mendapat sanksi atas pelanggaran
tersebut. Setelah menjalankan hukuman, hak-hak dokter
tersebut dikembalikan. Siapa yang berwenang mengatur
SOAL
kebijakan tersebut?

13 a. MKDKI
b. MKEK
c. Dinas Kesehatan
d. Menteri kesehatan
e. IDI
B. MKEK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Dokter merawat pasien dengan diagnosa demam tifoid
• Dokter memberikan 3 macam antibiotik agar mendapat

13 paket liburan ke Bali dari perusahan obat


• Dokter mendapat sanksi
 Masalah etika kedokteran
MKEK VS MKDKI
 MKEK (MAJELIS KEHORMATAN ETIK KEDOKTERAN)
PEMBAHASAN • Badan otonom dibawah naungan IDI
• Wewenangnya diatur oleh pedoman MKEK
13  MKDI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia)
• Badan otonomi dibawah naungan KKI (Konsil
Kedokteran Indonesia)
• Wewenang diatur oleh UU praktik kedokteran No. 29
tahun 2004
Wewenang MKEK
 Melaksanakan isi anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga serta semua keputusan yang ditetapkan muktamar
PEMBAHASAN
 Melakukan tugas bimbingan, pengawasan dan penilaian

13 dalam pelaksanaan etik kedokteran, termasuk perbuatan


anggota yang melanggar kehormatan dan tradisi luhur
kedokteran
 Memperjuangkan agar etik kedokteran dapat ditegakkan di
indonesia
 Memberikan usul dan saran diminta atau tidak diminta
kepada pengurus besar, pengurus wilayah dan pengurus
cabang, serta kepada Majelis Kolegium Kedokteran
Indonesia
Wewenang MKEK
PEMBAHASAN  Membina hubungan baik dengan majelis atau
instansi yang berhubungan dengan etik profesi,
13 baik pemerintah maupun organisasi profesi lain
 Bertanggung jawab kepada muktamar,
musyawarah wilayah, dan musyawarah cabang
Wewenang MKDKI
PEMBAHASAN  Menerima pengaduan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi
 Menetapkan jenis pengaduan pelanggaran disiplin atau pelanggran

13 etika atau bukan keduanya


 Memeriksa pengaduan pelanggaran disiplin dokter dan dokter gigi
 Memutuskan ada tidaknya pelanggaran disiplin dokter dan dokter
gigi
 Menentukan sanksi terhadap pelanggaran disiplin dokter dan dokter
gigi
 Melaksanakan keputusan MKDKI
 Menyusun tata cara penanganan kasus pelanggaran disiplin
Analisa
• Dugaan pelanggaran  lapor ke MKDI
PEMBAHASAN
• Bila merupakan pelanggaran disiplin maka MKDKI akan
melakukan persidangan  hasil putusan ke KKI (apakah
13 akan mencabut STR atau diberi pelatihan ukang)
• Bila merupakan suatu pelanggaran etik maka MKDKI akan
menyerahkan ke MKEK, MKEK akan melakukan persidangan
 hasil putusan diserahkan ke IDI  IDI menjatuhkan sanksi
ke dokter. Bila memang perlu, izin akan dicabut oleh Dinkes
atas rekomendasi IDI
• Bila merupakan suatu pelanggaran tindak pidana maka
MKDKI akan menyerahkan ke pengadilan negeri
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. MKDI  Menyelidiki ada tidaknya pelanggaran disiplin
kedokteran

13 c. Dinas Kesehatan  mencabut SIP sesuai rekomendasi IDI


d. Menteri Kesehatan
e. IDI  memberi pembinaan kepada anggotanya
Jadi, yang berwenang memberikan sanksi pada
pasien adalah…
PEMBAHASAN

B. MKEK
13
Mayat bayi perempuan, BB 2800 gram, PB 48cm, plasenta masih
melekat, lanugo (+), panjang kuku jari melebihi panjang jari tangan
dan kaki, labia mayora sudah menutupi labia minora. Memar pada
daerah bibir dan wajah, ujung kuku kebiruan. Paru menutupi rongga
dada, teraba seperti spons dan gambaran mengkilap mozaik.
Kematian bayi dalam kasus ini tergolong sebagai?
SOAL
a. Pembunuhan biasa

14 b. Still birth
c. Pembunuhan anak sendiri
d. Abortus provokatus kriminalis
e. Pembekapan
C. PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Bayi perempuan, BB 2800 gram, PB 48cm, plasenta masih
melekat, lanugo (+), Panjang kuku > panjang jari dan kaki.
14 • Memar pada bibir dan wajah
• Paru menutupi rongga dada, teraba spons dan gambaran
mozaik
Penilaian Mayat Bayi
 Bila ditemukan mayat bayi, maka harus dicari tahu
penyebab bayi itu mati :
PEMBAHASAN
• Aborsi?

14 • Infanticide?
• Pembunuhan?
 Pada kasus aborsi, bayi belum sempat dilahirkan.
 Pada kasus infanticide, bayi langsung dibunuh setelah
dilahirkan.
 Pada kasus pembunuhan, bayi sempat dirawat terlebih
dahulu sebelum dibunuh
Menentukan Penyebab Kematian Bayi
Apakah bayi sudah matur? (Kalau belum matur, bisa
PEMBAHASAN karena aborsi, tapi bisa juga karena lahir prematur)
- Bayi matur memiliki PB > 45cm,
14 BB 2500-3500 g, dan LK > 34 cm
- Testis dua-duanya sudah turun
(laki-laki) Bayi
atau labia mayora sudah menutupi Matur
labia minora (perempuan)
- Panjang kuku melebihi panjang jari
Menentukan Penyebab Kematian Bayi
Apakah bayi sudah mengembang? (kalau paru
sudah mengmbang, berarti sudah terjadi pernafasan, berarti
PEMBAHASAN bayi sudah sempat lahir (bukan aborsi, tapi infanticide atau
pembunuhan)
14 - Paru memenuhi rongga dada
- Gambaran mozaik (seperti marmer) Bayi
karena adanya berbagai sudah
tingkatan aerasi sempat
- Tepi paru-paru tumpul lahir
- Ada krepitasi (seperti spons)
- Tes apung paru (+)
Menentukan Penyebab Kematian Bayi
PEMBAHASAN Adakah tanda-tanda perawatan? (Kalau ada
perawatan, berarti sudah ada kasih sayang ibu, sehingga
14 digolongkan ke pembunuhan biasa, bukan infanticide. Kalau
belum ada perawatan, akan ditemukan :
- Plasenta masih melekat
Belum ada
dengan tali pusat dan
perawatan
berhubungan dengan umbilikus

- Masih ada lanugo
Infanticide
Pembunuhan anak sendiri (INFANTISIDA)
 Ibu kandung yang membunuh anak sendiri tidak
lama/pada saat dilahirkan. Motif adalah “takut ketahuan
PEMBAHASAN bahwa ia melahirkan seorang anak”
 Perhatikan bahwa untuk memenuhi kriteria infantisida,
14 bayi harus :
• Viabel, artinya usia gestasi > 28 minggu, BB > 1000 gram,
lingkar kepala > 32cm, panjang tumit – kepala > 35cm,
tidak ada cacat bawaan berat
• Lahir hidup (dada mengembang, konsistensi paru seperti
spons, permukaan paru seperti marmer (mengkilap
seperti mozaik), uji apung paru positif
• Tanpa adanya tanda perawatan
PEMBAHASAN Jika tanpa tanda lahir hidup, digolongkan sebagai
mati dalam kandungan
14 Jika sudah ada tanda perawatan, maka digolongkan
sebagai pembunuhan biasa (hukuman lebih berat)
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Pembunuhan biasa  bayi sempat bernafas, ada tanda
perawatan

14 b. Still birth  mati dalam rahim


d. Abortus provokatus kriminalis  aborsi tanpa indikasi
medis
e. Pembekapan  sebab kematian
Jadi, golongan kematian pada kasus bayi yang
tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI


14
Seorang perempuan berumur 34 tahun merupakan korban
perampokan yang mengalami beberapa luka bacok di lengan
bawah kiri. Pasien datang ditemani penyidik yang membawa
surat permohonan visum. Dokter kemudian membuatkan visum,
melakukan perawatan luka, dan pasien dianjurkan untuk rawat
inap. Setelah lima hari dirawat, pasien pulang dan diperbolehkan
SOAL
kontrol ke poliklinik. Saat kontrol, pasien datang dengan polisi
yang membawa surat visum kembali. Jenis surat visum yang
15 akan dokter buat saat ini adalah?
a. VeR Psikiatri
b. VeR Hidup
c. VeR Definitif
d. VeR Sementara
e. VeR lanjutan
E. VER LANJUTAN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Perempuan, 34 tahun
• Korban luka bacok
15 • Datang bersama polisi membawa surat permintaan visum
• Dibuatkan visum, dilakukan perawatan dan rawat inap
• Setelah pulang pasien kembali kontrol ke poliklinik
 Jenis surat visum apa yang dibuat dokter?
Jenis – jenis Visum et Repertum
VeR hidup
• VeR Definitif  dibuat seketika, dimana korban tidak
PEMBAHASAN
memerlukan perawatan maupun berupa pemeriksaan lanjutan
sehingga tidak menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi luka
15 ditulis derajat 1
• VeR Sementara  dibuat sementara waktu karena korban
memerlukan perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga
menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi luka tidak ditulis
• VeR lanjutan  VeR yang dibuat saat luka korban telah
sembuh atau pindah rumah sakit atau pindah dokter atau
pulang paksa. Kualifikasi luka ditulis
VeR Jenazah
• Terhadap korban yang sudah meninggal
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. VeR psikiatri  biasanya untuk menilai kesehatan jiwa
tersangka
15 b. VeR Hidup  korban hidup, kurang tepat karena
merupakan istilah umum
c. VeR Definitif  korban tidak perlu dirawat
d. VeR Sementara  dibuat sementara karena korban
perlu dirawat lanjutan
Jadi, jenis surat visum yang dibuat dokter
adalah…
PEMBAHASAN

E. VER LANJUTAN
15
Seorang laki-laki, 30 tahun ditemukan meninggal di tengah
lapangan saat sedang hujan deras dengan pakaian terbakar dan
robek-robek. Pada pemeriksaan luar ditemukan bercak kebiruan
seperti cabang batang pohon di sekitar area dada. Apakah nama
tanda tersebut?
SOAL a. Rigor Mortis
b. Livor Mortis

16 c. Magnetisasi
d. Arborescent mark
e. Metalisasi
D. ARBORESCENT MARK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 30 tahun
• Meninggal dilapangan saat sedang hujan deras
16 • Pada pemeriksaan luar ditemukan bercak kebiruan seperti
cabang batang pohon di sekitar dada
Luka Petir  Arborescent Mark
 Petir : loncatan arus listrik tegangan
tinggi antar awan dan tanah, dapat
PEMBAHASAN mencapai 10 megavolt, kuat arus
100.000A

16  Kematian dapat terjadi akibat


kelumpuhan ssp, ventrikel fibrilasi
 Dapat ditemukan : arborescent mark
(kemerahan seperti percabangan
pohon), metalisasi (pemindahan
partikel metal yang dipakai ke dalam
kulit), magnetisasi (benda metal yang
dipakai berubah menjadi magnet)
 Pakaian sering terbakar & robek
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Rigor mortis  kaku mayat
b. Livor mortis  lebam mayat
16 c. Magnetisasi  benda metal yang digunakan berubah
menjadi magnet
e. Metalisasi  pemindahan partikel metal yang dipakai ke
dalam kulit
Jadi, nama tanda yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. ARBORESCENT MARK
16
Seorang perempuan, 32 tahun dengan keluhan memar pada
mata kanan. Ia datang bersama penyidik yang membawa surat
permohonan visum. Pasien mengaku dipikuli oleh suaminya.
Kulit sekitar mata tampak bengkak berukuran 4,5 x 8,5 cm,
merah kebiruan, berbatas tegas, teraba hangat. Manakah yang
dapat dituliskan di kesimpulan visum?
SOAL
a. Luka memar di mata kanan akibat pukulan oleh tersangka

17 b. Luka memar di mata kanan akibat dipukul


c. Luka memar di mata kanan akibat dipukul benda tumpul
d. Luka memar di mata kanan karena kontak benda tumpul oleh
tersangka
e. Luka memar di mata kanan karena kekerasan benda tumpul
E. LUKA MEMAR DI MATA KANAN KARENA
KEKERASAN TUMPUL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 32 tahun

17 • Memar pada mata kanan


• Datang dengan penyidik membawa surat VeR
• Mengaku dipukuli suaminya
• Pemeriksaan fisik ditemukan bengkak pada kulit sekitar
mata berukuran 4,5 x 8,5 cm, merah, kebiruan, berbatas
tegas, teraba hangat
Kesimpulan Visum et
Repertum Jenazah
PEMBAHASAN
 IDENTITAS KORBAN

17 
JENIS LUKA
JENIS KEKERASAN
 SEBAB KEMATIAN
Penulisan Kesimpulan VER oleh
dokter
PEMBAHASAN  Tidak boleh menggunakan istilah hukum seperti 
diperkosa, dipukul, dianiaya

17  Tidak boleh menentukan tersangka atau menggunakan


kata tersangka
 Yang disebutkan pada kesimpulan VER adalah : jenis
perlukaan/cedera, jenis kekerasan penyebab cedera,
derajat luka, apabila gambaran luka khas dapat
diberikan gambaran mengenai benda penyebab luka
tersebut
 Pada kondisi jenazah, perlu juga dicantumkan dengan
sebab kematian
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Luka memar di mata kanan akibat pukulan oleh
tersangka  ada istilah hukum

17 b. Luka memar di mata kanan akibat dipukul  ada istilah


umum
c. Luka memar di mata kanan akibat dipukul benda
tumpul  ada istilah hukum
d. Luka memar di mata kanan karena kontak benda tumpul
oleh tersangka  ada istilah hukum
Jadi, kesimpulan yang tepat pada kasus adalah…
PEMBAHASAN
E. LUKA MEMAR DI MATA KANAN
17 KARENA KEKERASAN TUMPUL
Perempuan 16 tahun datang ke IGD dengan penurunan
kesadaran dan perdarahan pervaginam. Tekanan darah 80/50
mmHg, laju nadi 100x/menit dan teraba lemah. Dokter langsung
memberikan pertolongan awal tanpa menunggu kehadiran orang
tua maupun wali. Kaidah dalam bioetik apakah yang dilanggar
oleh dokter?
SOAL
a. Non maleficience

18 b. Beneficience
c. Autonomi
d. Alturism
e. Justice
C. AUTONOMI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 16 tahun
• Penurunan kesadaran dan perdarahan pervaginam

18 • TD 80/50, HR 100x/menit dan teraba lemah


• Dokter langsung untuk memberikan pertolongan tanpa
menunggu kehadiran orang tua atau wali
 Kaidah bioetik yang dilanggar?
Kaidah Dasar  Dokter mengupayakan yang “terbaik”
Bioetik untuk pasien
 Sering dalam waktu dokter memiliki
PEMBAHASAN
Beneficience banyak waktu dan banyak pilihan untuk
memilih yang terbaik
18  Contoh : memberikan obat generik
 First do no harm
 Sering dalam keadaan CITO
Non-
Maleficience  Dokter harus memberikan yang terbaik
diantara yang buruk
 Contoh : Menolak aborsi tanpa indikasi
medis
Kaidah Dasar
Bioetik
 Dokter menghormati hak/keputusan
PEMBAHASAN pasien (yang kompeten)
Autonomi
 Contoh : menjaga kerahasiaan medis

18 pasien
 Dokter memegang prinsip sama rata
 Menghormati hak
Non- masyarakat/kepentingan bersama
Maleficience
 Prinsip keadilan
 Contoh : dokter memberikan pelayanan
medis yang sama dengan pasien lainnya
Analisis kasus
 Prinsip autonomi  dokter harus menghormati martabat
manusia sebagai individu dan berhak menentukan
PEMBAHASAN nasibnya sendiri  pasien memiliki hak untuk
menentukan nasibnya sendiri

18  Kecuali untuk pasien yang dianggap tidak kompeten 


anak, pasien tidak sadar, pasien psikiatri/neurologi
tertentu
 Dalam kasus ini pasien dianggap tidak berkompeten
karena tidak sadar sehingga keputusan diserahkan
kepada orangtua/wali
 Namun karena keadaan emergency, dokter langsung
melakukan pertolongan awal sesuai kewajiban dokter 
kaidah bioetik yang dilanggar adalah Autonomi
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Non maleficience  memberikan yang terbaik diantara
yang buruk

18 b. Benefience  Mengupayakan yang terbaik


d. Alturism  mengutamakan kepentingan orang lain
seperti relawan
e. Justice  prinsip sama rata atau keadilan
Jadi, kaidah bioetik yang dilanggar oleh dokter
adalah…
PEMBAHASAN

C. AUTONOMI
18
Seorang ibu meminta dokter untuk datang ke rumahnya untuk
mengobati suaminya yang sedang sakit. Suaminya telah lama
mengalami kelumpuhan sehingga tidak mampu lagi berjalan dan
beraktivitas. Kemudian dokter tersebut pun datang ke rumah
pasien tersebut untuk mengobati. Kaidah bioetik apakah yang
sesuai dengan tindakan dokter tersebut?
SOAL
a. Autonomy

19 b. Non maleficience
c. Justice
d. Beneficience
e. Fidelity
D. BENEFICIENCE
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Seorang ibu meminta dokter untuk datang kerumahnya
• Suami sedang sakit lumpuh dan tidak mampu berjalan lagi

19 • Akhirnya dokter datang ke rumah pasien untuk mengobati


 Kaidah bioetik apa yang tepat?
Kaidah Dasar  Dokter mengupayakan yang “terbaik”
Bioetik untuk pasien
 Sering dalam waktu dokter memiliki
PEMBAHASAN
Beneficience banyak waktu dan banyak pilihan untuk
memilih yang terbaik
18  Contoh : memberikan obat generik
 First do no harm
 Sering dalam keadaan CITO
Non-
Maleficience  Dokter harus memberikan yang terbaik
diantara yang buruk
 Contoh : Menolak aborsi tanpa indikasi
medis
Kaidah Dasar
Bioetik
 Dokter menghormati hak/keputusan
PEMBAHASAN pasien (yang kompeten)
Autonomi
 Contoh : menjaga kerahasiaan medis

18 pasien
 Dokter memegang prinsip sama rata
 Menghormati hak
Non- masyarakat/kepentingan bersama
Maleficience
 Prinsip keadilan
 Contoh : dokter memberikan pelayanan
medis yang sama dengan pasien lainnya
Jawaban Lainnya
a. Autonomi  menghormati hak/keputusan pasien (yang
kompeten)
PEMBAHASAN
b. Non maleficience  memberikan yang terbaik diantara
yang buruk
19 c. Justice  memegang prinsip sama rata
e. Fidelity
Jadi, kaidah bioetik yang tepat dilakukan oleh
dokter adalah…
PEMBAHASAN

D. BENEFICIENCE
19
Seorang laki-laki penderita TB ingin pindah pengobatan di rumah
sakit lain. Datang ke RS ingin meminta Rekam Medis. Bagian
administrasi tidak mengizinkan tapi memberikan resume.
Sebagai dokter apa yang anda lakukan?
a. Meminta administrasi RS untuk memberikan salinan
SOAL b. Meminta administrasi langsung memberikan rekam medis
c. Membuat resume sesuai autoanamnesis
20 d. Mendukung bagian administrasi RS agar tidak memberikan
rekam medis
e. Menerangkan rekam medis tidak boleh diberikan karena
dokumen rahasia RS
A. MEMINTA ADMINISTRASI RS UNTUK
MEMBERIKAN SALINAN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki penderita TB

20 • Pindah pengobatan ke RS lain


• Datang ke RS meminta rekam medis
 Apa yang dilakukan dokter?
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
PEMBAHASAN 269/MENKES/PER/III/2008 tentang
rekam medis
20  Rekam medis adalah berkas yang berisikan
tentang catatan dan juga dokumen mengenai
identitas suatu pasien, pemeriksaan pasien,
pengobatan pasien, tindakan pasien, begitu
juga pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam
PEMBAHASAN medis
 BAB V tentang kepemilikan, pemanfaatan, dan tanggung jawab pada
20 pasal 12 berisi tentang :
1. Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan
2. Isi rekam medis merupakan milik pasien
3. Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk
ringkasan rekam medis
4. Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud ayat (3) dapat
diberikan, dicatat, atau di copy oleh pasien atau orang yang diberi
kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien
yang berhak untuk itu
Pada kasus ini ...
PEMBAHASAN
 Pasien adalah pemilik “rekam medis”, maka sarana
pelayanan kesehatan dapat menyerahkan rekam
medis, yaitu dapat dalam bentuk fotokopi rekam
20 medis atau dalam bentuk surat keterangan yang
memuat resume terhadap perjalanan penyakit dan
perawatannya selama berada di sarana pelayanan
kesehatan tersebut.
 Rekam medis asli hanya dapat dibawa keluar dari
sarana pelayanan kesehatan apabila terdapat
instruksi atau perintah dari pengadilan
Jawaban Lainnya
b. Meminta administrasi langsung memberikan rekam
medis  tidak boleh, yang boleh hanya dari pengadilan
PEMBAHASAN
c. Meminta resume sesuai autoanamnesis  harus sesuai
rekam medis
20 d. Mendukung bagian administrasi RS agar tidak
memberikan rekam medis  boleh diberikan dalam
bentuk salinan atau resume
e. Menerangkan rekam medis tidak boleh diberikan karena
dokumen rahasia RS  boleh diberikan dalam bentuk
salinan atau resume
Jadi, tindakan yang dilakukan oleh dokter
adalah…
PEMBAHASAN
A. MEMINTA ADMINISTRASI RS
20 UNTUK MEMBERIKAN SALINAN
Pasien laki-laki berusia 55 tahun dengan kanker prostat
mengeluh nyeri yang teramat sangat, padahal sudah disuntikan
analgetik NSAID IV. Yang dapat dberikan untuk mengurangi
nyeri pada pasien ini adalah?
a. Injeksi morfin IV
SOAL b. Fentanyl patch
c. Injeksi NSAID IV sekali lagi
21 d. Injeksi NSAID IM
e. Dibiarkan saja
A. INJEKSI MORFIN IV
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 55 tahun
• Penderita kanker prostat dan mengeluh sangat nyeri

21 • Telah diberikan analgetik NSIAID IV tapi tidak membaik


 Tindakan selanjutnya adalah?
Tatalaksana Nyeri
 Pada dasarnya prinsip “Three Steep
Analgetic ladder” dapat diterapkan
untuk nyeri kronik maupun nyeri akut,
yaitu :
PEMBAHASAN
1. Pada kasus nyeri kronik mengikuti
langkah tangga keatas yaitu 1-2-3

21 2. Pada kasus nyeri yang akut mengikuti


langkah tangga kebawah yaitu 3-2-1
 Pada kasus diatas, pasien berada pada
anak tangga ke-1 namun nyeri masih
terasa. Oleh karena itu penanganan nyeri
dapat ditingkatkan ke anak tangga ke-2
dengan menggunakan opioid yang kerja
lebih cepat.
 Sehingga yang tepat digunakan adalah
morfin jenis IV dibandingkan transdermal
patch, karena dapat memberikan efek
lebih cepat
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Fentanyl patch  lebih dipilih jenis IV
c. Injeksi NSAID IV sekali lagi  naik ke anak tangga ke-2
21 d. Injeksi NSAID IM  tidak tepat, karena menggunakan
IM dan harus naik ke anak tangga ke-2
e. Dibiarkan saja  tidak tepat
Jadi, tindakan selanjutnya yang tepat pada
pasien adalah…
PEMBAHASAN

A. INJEKSI MORFIN IV
21
Seorang laki-laki tua memegang dadanya lalu tiba-tiba pingsan di
depan anda. Anda curiga pasien mengalami henti nafas dan
henti jantung. Saat itu, anda hanya seorang diri. Perbandingan
antara kompresi dada dengan bantuan pernafasan yang tepat
pada pasien ini adalah?
SOAL a. 30 : 2
b. 15 : 2

22 c. 2 : 30
d. 2 : 15
e. 5 : 30
A. 30 : 2
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki tua
• Memegang dadanya lalu tiba-tiba pingsan

22 • Curiga pasien mengalami henti nafas dan jantung


• Saat itu anda seorang diri dan melakukan kompresi dada
 Berapa perbandingan kompresi dada dengan bantuan
nafas yang diperlukan?
Ringkasan Komponen Penting Basic Life Support Untuk Dewasa,
Anak-anak, dan Bayi

PEMBAHASAN

22
Pada kasus ini ...
PEMBAHASAN
 Pasien adalah laki-laki dewasa yang memegang
dadanya lalu kemudian pingsan

22  Curiga ada masalah jantung dan kemudian henti


nafas dan jantung
Ikuti Protab Dewasa
dan Anak Remaja

 Segera melakukan kompresi jantung paru dengan


perbandingan antara kompresi dan ventilasi tanpa
saluran udara lanjutan yaitu 30 : 2
Jadi, perbandingan kompresi dada yang tepat
pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

A. 30 : 2
22
Jika ingin memberikan terapi oksigen sebesar 8L/menit, pilihan
alat yang nyaman dan tepat adalah sebagai berikut ...
a. Kanul nasal
b. Kateter nasal
SOAL
c. Kanul dan kateter nasal

23 d. Sungkup wajah
e. Semua benar
D. SUNGKUP WAJAH
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Ingin memberikan terapi oksigen sebesar 8L/menit
 Pilihan alat yang nyaman dan tepat adalah?

23
Terapi Oksigen
 Kanul nasal
• Termasuk pada sistem “Non Rebreathing”, “No Capacity”, dan
PEMBAHASAN aliran rendah
• Merupakan alat yang sederhana, murah, dan mudah

23 pemakaiannya
• Aliran FiO2 :
 1L/menit, FiO2  24%
 2L/menit, FiO2  28%
 3L/menit, FiO2  32% Maksimal adalah 6L
 4L/menit, FiO2  36%
 5L/menit, FiO2  40%
 6L/menit, FiO2  44%
Terapi Oksigen
 Kateter nasal
• Alat ini mirip dengan kanul nasal, yaitu sederhana, murah, dan
PEMBAHASAN mudah pemakaiannya
• Fraksi oksigen yang dihasilkan sama dengan kanul nasal

23 • Aliran FiO2 :
 1L/menit, FiO2  24%
 2L/menit, FiO2  28%
 3L/menit, FiO2  32%
 4L/menit, FiO2  36% Maksimal adalah 6L
 5L/menit, FiO2  40%
 6L/menit, FiO2  44%
Terapi Oksigen
 Sungkup wajah tanpa penampung
PEMBAHASAN
• Alat ini sederhana, murah, dan mudah dalam pemakaiannya
• Sering ditolak pasien karena terkadang memberikan rasa tidak
23 nyaman
• Aliran FiO2 :
 5-6L/menit, FiO2  40% Maksimal adalah 8L,
 6-7L/menit, FiO2  50% namun hanya mencapai
 7-8L/menit, FiO2  60% FiO2 sebesar 60%
Terapi Oksigen
 Sungkup wajah dengan kantong penampung
PEMBAHASAN
• Termasuk kelompok aliran rendah, “large capacity” dan “non
rebreathing”
23 • Sama seperti alat diatas, hanya saja ditambahkan dengan kantong
penampung oksigen untuk meningkatkan konsentrasi oksigen
udara atau FiO2
• Alat ini digunakan apabila memerlukan FiO2 60-90%
• Aliran FiO2 :
 6L/menit, FiO2  60% Maksimal adalah 8L,
 7L/menit, FiO2  70% namun sudah mencapai
 8L/menit, FiO2  80-90% FiO2 sebesar 60-90%
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN
a. Kanul nasal  maksimal 6L

23 b.
c.
Kateter nasal  maksimal 6L
Kanul dan kateter nasal  maksimal 6L
e. Semua benar
Jadi, pilihan alat yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. SUNGKUP WAJAH
23
Seorang wanita 23 tahun tertimpa reruntuhan gedung saat
terjadi gempa bumi. Kaki kanan pasien terputus dan pasien
segera dipasangkan torniket untuk menanggulangi
perdarahannya. Saat ini tanda vital pasien stabil dan dalam batas
normal. Dalam triase, pasien ini termasuk dalam katagori?
SOAL a. Merah
b. Hitam

24 c. Hijau
d. Biru
e. Kuning
E. KUNING
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita, 23 tahun
• Tertimpa runtuhan gedung dan kaki kanan terputus

24 • Pasien segera dipasang torniket untuk perdarahannya


• Tanda vital stabil
TRIAGE
 Triage adalah tindakan penyortiran pasien
PEMBAHASAN
secara cepat. Dalam konteks pasien yang
terluka, triage adalah penyortiran pasien ke
20 dalam kelompok – kelompok, berdasarkan
prioritas terhadap penanganan on-site dan
transport, serta memastikan untuk jumlah
orang yang semaksimal mungkin

 Triage dibagi menjadi 4 yaitu merah, kuning,


hijau, dan hitam
Algoritma Penentuan Triage
 Merah (Immediate) :
• Ventilasi nampak setelah airway
diposisikan atau
PEMBAHASAN
• Ventilasi > 30 x/menit atau

24 • Capillary refill time > 2 detik atau


• Nadi radialis tidak ada atau
• Tidak dapat mengikuti perintah
sederhana
 Kuning (Delayed) :
• Pasien memerlukan penanganan
medis dalam 6 jam.
• Cedera yang dialami berpotensi
mengancam nyawa, namun dapat
menunggu sampai stabil dengan
penanganan awal dan dievaluasi
Algoritma Penentuan Triage

PEMBAHASAN  Hijau (Ambulatory) :


• Mampu berjalan

24 • Mampu bernafas dengan baik


• Tidak memerlukan penanganan
medis segera
 Hitam (Unsalvageable) :
• Sudah meninggal
• Tidak ada ventilasi setelah airway
diposisikan
Pada kasus ini ...
 Tanda-tanda vital pasien masih stabil, maka triage
merah dapat disingkirkan
PEMBAHASAN  Pasien mengalami kaki kanan yang terputus dan
berisiko terjadi perdarahan
24  Perdarahan ini akan berpotensi mengancam nyawa
jika dibiarkan, namun pasien masih dapat di
stabilisasi dengan penanganan awal berupa
pemasangan torniket
 Pasien ini jelas tidak mampu berjalan sendiri, maka
triage hijau dapat disingkirkan
 Jadi pasien ini termasuk triage kuning karena tanda
vital baik dan luka tersebut berpotensi mengancam
nyawa
Jawaban Lainnya
a. Merah  ventilasi nampak setelah airway diposisikan
PEMBAHASAN b. Hitam  sudah meninggal
c. Hijau  masih bisa berjalan atau berlari

24 d. Biru
Jadi, katagori triage yang tepat untuk pasien
adalah…
PEMBAHASAN

E. KUNING
24
Laki-laki 55 tahun dibawa ke UGD karena ditemukan tidak sadar
dalam kamar mandi. Satu tahun sebelumnya pasien pernah
dirawat karena nyeri dada. Denyut karotis tidak teraba saat
pemeriksaan. Ketika dilakukan pemeriksaan rekam jantung
diperoleh hasil berikut :
SOAL

25 Setelah dilakukan defibrilasi, tatalaksana lanjutan yang tepat


adalah?
a. Lanjutkan RJP
b. Pemasangan intubasi
c. Pemasangan ventilator
d. Pemberian amiodarone IV
e. Melakukan evaluasi irama pada EKG
A. LANJUTKAN RJP
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 55 tahun
• Dibawa ke UGD karena tak sadar diri dan sebelumnya

25 pernah dirawat dengan keluhan nyeri dada


• Nadi karotis tidak teraba dan ditemukan gambaran EKG :
Ventrikel Fibrilasi
 Ventrikel fibrilasi adalah keadaan dimana otot ventrikel
jantung berkontraksi tanpa koordinasi
PEMBAHASAN
 VF merupakan gangguan irama jantung yang paling sering
dijumpai pada pasien dengan henti jantung.
25  Meskipun secara elektrik maupun mekanik terdapat aktivitas
di jantung, namun kontraksi yang tanpa koordinasi tersebut
tidak mampu menghasilkan aliran darah yang adekuat ke
sirkulasi (cardiac arrest), ditandai dengan tidak terabanya nadi
di arteri besar
 Ventrikel fibrilasi merupakan kegawatdaruratan medis yang
harus ditatalaksana sesegera mungkin dengan alur ACLS
 Apabila jika terjadi berkepanjangan maka dalam hitungan detik
VF akan jatuh ke dalam keadaan asistole
Ventrikel Fibrilasi

PEMBAHASAN

25
Karakteristik Ventrikel Fibrilasi :
 Irama : Tidak teratur
 Frekuensi : Lebih dari 350x/menit (300-600) hingga tidak dapat
dihitung
 Gelombang P : Tidak ada
 Interval PR : Tidak ada
 Gelombang QRS : Lebar dan Tidak teratur
Atrial Fibrilasi

PEMBAHASAN

25 Atrial Flutter
Algoritma Cardiac Arrest
 VT atau VF
• Setelah dilakukan RJP
PEMBAHASAN pertama kali dan setelah
dipasangkan monitor
diketahui mengalami irama

25 VT/VF, maka dilanjutkan


dengan DC Syok dan
dilanjutkan kembali dengan
RJP dan obat-obatan
 PEA atau Asistole
• Setelah dipasang monitor
didapatkan irama tersebut
maka setelah RJP pertama
dilanjutkan kembali dengan
RJP dan obat-obatan
Pada kasus ini ...
PEMBAHASAN
 Pasien ditemukan dengan irama VF

25  Setelah dilakukan tindakan defibrilasi, maka selanjutnya


tetap kembali dilanjutkan dengan RJP ditambah dengan
obat-obatan seperti epinefrin
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Pemasangan intubasi  belum ada indikasi
c. Pemasangan ventilator  belum ada indikasi
25 d. Pemberian amiodaron IV  jika tidak mempan dengan
epinefrin
e. Melakukan evaluasi irama pada EKG  dilakukan setiap
setelah selesai RJP
Jadi, tatalaksana lanjutan yang tepat untuk
pasien adalah…
PEMBAHASAN

A. LANJUTKAN RJP
25
Laki-laki 20 tahun mengeluh kemerahan di punggung telapak
tangan sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya pasien minum obat
yang didapat dari puskesmas. Pasien pernah mengalami hal
serupa di tempat yang sama. Pada pemeriksaan, nampak lesi
numular yang hiperemis. Diagnosis kasus ini adalah?
SOAL a. Fixed drug eruption
b. Steven johnson syndrome

26 c. Toxic epidermal necrolysis


d. Alergi obat
e. Dermatitis numularis
A. FIX DRUG ERUPTION
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 20 tahun
• Kemerahan di punggung telapak tangan, 1 hari lalu

26 • Sebelumnya minum obat dari puskesmas


• Pernah mengalami hal serupa di tempat yang sama
• Pemeriksaan didapatkan lesi numular hiperemis
Manifestasi di kulit akibat alergi obat
 Fixed Drug Eruption
PEMBAHASAN • Lesi eritematosa
• Dipicu oleh obat tertentu dan selalu muncul di lokasi yang
26 sama
 SSJ
• Eritema multiforme + keterlibatan mukosa + demam
• Mengenai <10% kulit dan mukosa
 TEN
• Eritema multiforme + keterlibatan mukosa + demam
• Mengenai 30% kulit dan mukosa
Manifestasi di kulit akibat alergi obat
PEMBAHASAN  Eksantema morbiliformis
• Muncul bercak-bercak merah di seluruh
26 badan
 Urtikaria
• Edem lokal yang timbul mendadak dan
menghilang secara perlahan-lahan, meninggi,
bewarna pucat (di tengah) dan kemerahan
Fixed Drug Eruption SJS VS TEN
PEMBAHASAN

26
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Steven johnson syndrome  lesi eritema multiforme,
keterlibatan mukosa, mengenai kulit <10%

26 c. Toxic epidermal necrolysis  lesi eritema multiforme,


keterlibatan mukosa, mengenai kulit > 30%
d. Alergi obat  dapat terjadi FDE, SSJ, TEN
e. Dermatitis numularis  lesi papulovesikel, eritema
berbentuk koin, berbatas tegas, dan basah
Jadi, diagnosis pasien adalah…
PEMBAHASAN

A. FIXED DRUG ERUPTION


26
Pasien perempuan usia 35 tahun datang dengan keluhan
terdapat benjolan pada kemaluannya, keluhan disertai rasa nyeri
dan panas, beberapa sudah pecah dan tertutup krusta,
pengobatan yang sesuai pada kasus diatas adalah?
a. Acyclovir 5x800 selama 7 hari
SOAL b. Acyclovir 5x200 selama 14 hari
c. Acyclovir 5x200 selama 7 hari
27 d. Acyclovir 5x800 selama 14 hari
e. Acyclovir 5x800 selama 21 hari
C. ACYCLOVIR 5 X 200 SELAMA 7 HARI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 35 tahun
• Terdapat benjolan di kemaluan

27 • Disertai rasa nyeri dan panas


• Beberapa sudah pecah dan tertutup krusta
Herpes Simpleks
 Disebabkan oleh virus HSV-1
PEMBAHASAN (labialis) atau oleh virus HSV-
2 (genitalis)
27  Bersifat rekuren
 Gambaran effloresensi yang
berupa papul eritema dan
vesikel, yang tersusun secara
berkelompok dengan dasar
eritema. Kemudian pecah
dan membentuk krusta
Herpes Simpleks
PEMBAHASAN

27
Dosis Acyclovir
Kondisi Dosis
PEMBAHASAN Herpes Simpleks 5 x 200 mg atau 3 x 400 mg
selama 7-10 hari
27 Varicella Dewasa
5 x 800 mg selama 7-10 hari
Anak
20 mg/kg setiap 6 jam selama
5 hari
Herpes Zoster 5 x 800 mg selama 7 hari
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Acyclovir 5 x 800 selama 7 hari  dosis varicella
b. Acyclovir 5 x 200 selama 14 hari  selama 7-10 hari
27 d. Acyclovir 5 x 800 selama 14 hari  dosis varicella dan
selama 7-10 hari
e. Acyclovir 5 x 800 selama 21 hari  dosis varicella dan
selama 7-10 hari
Jadi, terapi yang tepat pada kasus diatas adalah…
PEMBAHASAN
C. ACYCLOVIR 5 X 200 SELAMA 7
27 HARI
Laki-laki usia 32 tahun datang dengan keluhan gatal di kulit
kepala sejak 2 bulan. Pasien menggaruk kepalanya hingga sakit
dan perih. Riwayat istri di rumah memiliki keluhan serupa. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan adanya erosi dan eksoriasi pada
kulit kepala. Ditemukan telur menempel pada sela-sela rambut.
Pengobatan yang tepat untuk kasus diatas adalah?
SOAL
a. Gameksan 1%

28 b. Griseovulvin oral
c. Selenium sulfida topikal
d. Steroid krim
e. Antibiotik oral
A. GAMEKSAN 1%
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 32 tahun
• Gatal di kulit kepala, 2 bulan lalu

28 • Riwayat istri dirumah memiliki keluhan yang sama


• Pemeriksaan fisik : adanya erosi pada kulit kepala dan
ditemukan telur menempel pada sela-sela rambut
Pedikulosis
 Klasifikasi :
PEMBAHASAN
• Pedikulosis kapitis
28 : di kepala
• Pedikulosis
korporis : di badan
• Pedikulosis pubis :
di sekitar rambut
pubis
Gejala
PEMBAHASAN  Gatal  digaruk  muncul berkas garukan, erosi, bahkan
eksoriasi yang dapat disertai krusta
28  Pada pedikulosis pubis  makula serule (bercak abu-abu
atau kebiruan di kulit) dan bercak (bercak hitam di celana
dalam) black dot
 Pemeriksaan fisik ditemukan adanya kutu atau telur berada
di antara rambut, serat-serat pakaian
Tatalaksana
PEMBAHASAN
 Semua jenis pedikulosis diberikan gameksan
28 1% atau benzil benzoat 25%
 Khusus untuk kasus pedikulosis kapitis dapat
juga diberikan malathion 0,5-1%
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Griseovulvin oral  tinea kapitis
c. Selenium sulfida topikal  pitriasis vesikolor
28 d. Steroid krim  dermatitis kontak alergi/iritan
e. Antibiotik oral  infeksi bakteri (pioderma)
Jadi, terapi yang tepat pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

A. GAMEKSAN 1%
28
Perempuan 28 tahun, belum menikah, datang dengan keluhan
muncul sebuah luka di daerah kelamin dengan dasar bersih dan
tidak nyeri. Riwayat berganti – ganti pasangan (+). Pemeriksaan
penunjang yang sebaiknya dilakukan adalah?
a. Pewarnaan gram
SOAL b. Pewarnaan tahan asam
c. Pewarnaan tinta india
29 d. IgM dan IgG anti-HSV
e. VDRL dan TPHA
E. VDRL DAN TPHA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 28 tahun
• Keluhan muncul sebuah luka di daerah kelamin, bersih

29 dan tidak nyeri


• Riwayat berganti-ganti pasangan

 Diagnosis mengarah pada kasus Ulkus Durum


IMS

Discharge Ulkus Benjolan


PEMBAHASAN

29 Uretritis Gonorea &


non-spesifik Sifilis
Human Papiloma
Virus (HPV)

Chancord (Ulkus Moluskum


Candidasis
Mole) Kontagiosum

Limfogranuloma
Bakterial Vaginosis
Venerum

Trikomonas Herpes Simpleks


Etiologi Gejala Terapi
Sifilis Treponema Ulkus durum/bersih, dasar Benzatin penisilin 2,4 juta
Pallidum bersih, keras, tidak nyeri, IU secara IM, dosis tunggal
tepi rata
PEMBAHASAN Chancroid Haemophilus Ulkus/mole/kotor, dasar Siprofloxacin 2x500 mg (3
(ulkus Ducrey kotor, nyeri, lunak, tepi tidak hari)
mole) teratur Eritromisin 4x500 mg (7

29 hari)
Azitromisin 1g (dosis
tunggal)
Limfogranu Chlamydia Ulkus yang tidak nyeri, Doksisiklin 2x100 mg (14
loma Trachomatis pembesaran KGB unilateral hari)
Venerum yang nyeri Eritromisin 4x500 mg (14
hari)
Herpes Herpes Awalnya muncul vesikel Asiklovir 5x200 mg
simpleks Simpleks Virus multipel, kemudian pecah - Primer 7 hari
menjadi ulkus - Sekunder 5 hari
Jangan Terbalik
 Sifilis  ulkus  Chancroid  ulkus
PEMBAHASAN durum mole
• Dasar bersih • Dasar kotor
29 • Tidak nyeri • Nyeri
• Tepi rata • Rata
Ulkus Durum
 Luka kelamin, dasar bersih dan tidak nyeri  ulkus
durum  sifilis
PEMBAHASAN
 Pemeriksaan penunjang  VDRL dan TPHA

29  VDRL (Veneral Disease Research Laboratory) 


mendeteksi antibodi non-treponema  sensitif
 TPHA (Treponema Pallidum Hemaglutination Assay) 
mendeteksi antibodi treponema  spesifik

 NB : TPHA pasti mengenali Treponema Pallidum dan


tidak mungkin salah  spesifik
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Pewarnaan gram  bakterial vaginosis
b. Pewarnaan tahan asam  morbus hansen
29 c. Pewarnaan tinta india  morbus hanses
d. IgM dan IgG anti-HSV
Jadi, pemeriksaan penunjang yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. VDRL DAN TPHA


29
Laki-laki 30 tahun datang dengan keluhan gatal di punggung.
Pada pemeriksaan KOH 20%, ditemukan gambaran sebagai
berikut :

SOAL

30
Diagnosis untuk kasus diatas adalah?
a. Tinea korporis
b. Kandidiasis kutis
c. Pitriasis vesikolor
d. Psoriasis
e. Pitriasis rosea
C. PITRIASIS VESIKOLOR
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 30 tahun
• Gatal di punggung

30 • Pemeriksaan KOH 20% ditemukan :

 Diagnosis yang tepat?


Pitiriasis Vesikolor
 Disebabkan oleh Malassezia furfur
PEMBAHASAN  Gejala :
• Makula hipo atau hiperpigmentosa dengan
29 skuama halus
• Biasanya ada di daerah kulit yang lembab
• Lampu wood berwarna kuning keemasan
• KOH 10% terdapat hifa pendek dengan
spora bulat berkelompok  spaghetti and
meatball
Pitiriasis Vesikolor

PEMBAHASAN

29
Gambaran spaghetti and
meatbal

Makula hipopigmentasi
Tatalaksana
PEMBAHASAN  Topikal  suspensi selenium sulfida 1,8%
 Sistemik :
29 • Ketokonazol  Dewasa 200 mg/hari, anak 3
mg/kgbb/hari
• Itrakonazol  Dewasa 100mg/hari, Anak
(Tidak dianjurkan)
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Tinea korporis  Pemeriksaah KOH didapatkan hifa
panjang bersekat + artrospora, central healing

30 b. Kandidiasis kutis  Pemeriksaan KOH didapatkan


pesudohifa dan blastospora, lesi satelit
d. Psoriasis  Lesi prak eritematosa yang meninggi,
tertutup sisik tebal
e. Pitriasis rosea  Plak eritema, pohon cemara, ada
herald patch
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

C. PITRIASIS VESIKOLOR
30
Laki-laki 48 tahun datang dengan bercak kemerahan di siku.
Bercak dirasa gatal dengan sisik berlapis-lapis. Bila sisik tersebut
dikerok, tampak bintik-bintik perdarahan papilomatos. Bercak
muncul saat pasien sedang banyak pikiran dan pekerjaan.
Pemeriksaan penunjang yang disarankan adalah?
SOAL a. Histopatologi mikroskopis
b. Pengecatan gram

31 c. Tzank smear
d. Ziehl nelssen
e. Uji cukit kulit
A. HISTOPATOLOGI MIKROSKOPIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 48 tahun
• Keluhan bercak kemerahan di siku
31 • Gatal, sisik berlapis-lapis
• Muncul saat banyak pikiran dan pekerjaan
Psoriasis
 Bersifat kronik – residif (biasanya dicetuskan stres)
 Eritema berbatas tegas dengan skuama kasar berlapis-lapis
PEMBAHASAN di atasnya
 Pemeriksaan fisik
31 • Auspitz  jika skuama dikerok, muncul bintik perdarahan
• Fenomena tetesan lilin  jika skuama digores, akan
menjadi putih
• Kobner  akan muncul lesi serupa di bagian tubuh lain
jika terkena trauma
 Pemeriksaan penunjang berupa biopsi histopatologi 
hiperkeratosis dan papilomatosis
Tanda Auspitz Tanda Kobner

PEMBAHASAN

31
Fenomena Tetesan Lilin
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Pengecatan gram  untuk bakteri, candida
c. Tzank smear  untuk herpes zoster
31 d.
e.
Ziehl nelssen  pewarnaan BTA
Uji cukit kulit  untuk atopi
Jadi, pemeriksaan yang tepat pada pasien
adalah…
PEMBAHASAN

A. HISTOPATOLOGI MIKROSKOPIS
31
Laki-laki 30 tahun datang dengan keluhan luka pada kemaluannya
yang timbul sejak 5 hari yang lalu. Luka awalnya kecil, namun
kemudian membesar dan terasa nyeri. Pasien mengaku baru
berhubungan dengan PSK 2 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan
fisik, pada penis didapatkan ulkus multipel berukuran 2cm dengan
dasar kotor, bergaung – gaung dan tidak ada indurasi. Apa etiologi
SOAL
dan tatalaksana yang tepat untuk kasus ini?

32 a. Staphylococcus aureus + penisilin benzatin 2,4 juta IU


b. Streptococcus epidermidis + eritomisin 4 x 500 mg
c. Treponema palidum + penisilin benzatin 2,4 juta IU
d. Hemophillus ducreyi + ciprofloxacin 2 x 500 mg
e. Herpes simpleks + acyclovir 5 x 200 mg
D. HEMOPHILLUS DUCREYI +
CIPROFLOXACIN 2 X 500 MG
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 30 tahun

32 • Luka pada kemaluan, 5 hari lalu


• Awalnya kecil, kemudian membesar, dan terasa nyeri
• Pemeriksaan fisik : terdapat ulkus multipel ukuran 2cm,
dasar kotor dan bergaung-gaung
IMS

Discharge Ulkus Benjolan


PEMBAHASAN

32 Uretritis Gonorea &


non-spesifik Sifilis
Human Papiloma
Virus (HPV)

Chancord (Ulkus Moluskum


Candidasis
Mole) Kontagiosum

Limfogranuloma
Bakterial Vaginosis
Venerum

Trikomonas Herpes Simpleks


Etiologi Gejala Terapi
Sifilis Treponema Ulkus durum/bersih, dasar Benzatin penisilin 2,4 juta
Pallidum bersih, keras, tidak nyeri, tepi IU secara IM, dosis tunggal
rata
PEMBAHASAN Chancroid Haemophilus Ulkus/mole/kotor, dasar Siprofloxacin 2x500 mg (3
(ulkus Ducrey kotor, nyeri, lunak, tepi tidak hari)
mole) teratur Eritromisin 4x500 mg (7

32 hari)
Azitromisin 1g (dosis
tunggal)
Limfogranu Chlamydia Ulkus yang tidak nyeri, Doksisiklin 2x100 mg (14
loma Trachomatis pembesaran KGB unilateral hari)
Venerum yang nyeri Eritromisin 4x500 mg (14
hari)
Herpes Herpes Awalnya muncul vesikel Asiklovir 5x200 mg
simpleks Simpleks Virus multipel, kemudian pecah - Primer 7 hari
menjadi ulkus - Sekunder 5 hari
Jangan Terbalik
 Sifilis  ulkus  Chancroid  ulkus
PEMBAHASAN durum mole
• Dasar bersih • Dasar kotor
32 • Tidak nyeri • Nyeri
• Tepi rata • Rata
Ulkus Mole (Chancroid)
 Awalnya berupa papul yang kemudian berkembang
menjadi ulkus mole
PEMBAHASAN
 Ulkus mole/kotor
• Nyeri
32 • Ulkus multipel, tepi tidak rata dan bergaung
 Mikroskopik ditemukan
school of fish
(berderet seperti
ikan berenang)
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Staphylococcus aureus + penisilin benzatin 2,4 juta IU 
harusnya treponema pallidum

32 b. Streptococcus epidermidis + eritromisin 4 x 500 mg 


harusnya haemophilus ducreyi
c. Treponema palidum + penisilin benzatin 2,4 juta IU 
benar, tapi bukan jawaban yang tepat
e. Herpes simpleks + acyclovir 5 x 200 mg  tidak tepat
Jadi, etiologi dan tatalaksana yang tepat pada
pasien adalah…
PEMBAHASAN

D. HEMOPHILLUS DUCREYI +
32 CIPROFLOXACIN 2 X 500 MG
Pasien datang dengan keluhan plak putih di tangannya sejak 1
minggu yang lalu. Pasien tidak merasa gatal. Pada pemeriksaan
ditemukan makula hipopigmentasi 2,5 cm pada digitimanus II, III,
IV dextra dan dorsum pedis dengan batas tegas. Apa diagnosis
pasien ini?
SOAL a. Leukoderma
b. Vitiligo

33 c. Tinea vesikolor
d. Piebaldism
e. Psoriasis
B. VITILIGO
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Keluhan plak putih ditangannya, 1 minggu lalu
• Tidak gatal

33 • Pemeriksaan : hipopigmentasi 2,5cm pada digitimanus II,


III, IV dextra dan dorsum pedis , batas tegas
Vitiligo
 Makula hipopigmentasi yang berbatas tegas, kronis,
progresif, asimtomatis, dan sering kali genetik
PEMBAHASAN  Lesi vitiligo khas berupa bercak putih seperti putih
kapur, bergaris tengah beberapa milimeter hingga
33 sentimeter, berbentuk bulat atau lonjong dengan
tepi berbatas tegas, kulit sekitar tempat tersebut
normal dan tidak berskuama
 Lokasi sering pada daerah yang terpajan (muka,
dada bagian atas, dorsum manus), daerah
intertriginosa (aksila, lipat paha), daerah orifisium
(sekitar mulut, hidung, mata rektum), pada bagian
ekstensor permukaan tulang menonjol (jari-jari,
lutut, siku)
Vitiligo
PEMBAHASAN
Pemeriksaan histopatologi  tidak ditemukan
sel melanosit dan reaksi dopa untuk melanosit
33 negatif
Pemeriksaan lampu wood makula amelanotik
pada vitiligo tampak putih berkilau, hal ini
membedakan lesi vitiligo dengan makula
hipomelanotik pada kelainan hipopigmentasi
lainnya.
Vitiligo
PEMBAHASAN

33
Jawaban Lainnya
a. Leukoderma  kehilangan pigmen kulit dan mirip
dengan vitiligo
PEMBAHASAN
c. Tinea vesikolor  makula hiper/hipopigmentasi dengan
skuama halus diatasnya, oleh karena jamur
33 d. Piebaldism  tidak ditemukan melanosit pada kulit dan
rambut oleh karena genetik
e. Psoriasis  plak eritematosa dengan skuama kasar
diatasnya
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

B. VITILIGO
33
Pasien laki-laki 30 tahun datang dengan keluhan bercak
keputihan di pipi kiri yang tidak berasa atau terasa baal/ Dari
pemeriksaan dermatologi didapatkan makula hipopigmentasi
sebanyak 3 buah, dengan ukuran 1-2 cm. Selain itu juga
ditemukan pembesaran saraf di submandibula. Pada kerokan
cuping telinga tidak ditemukan kuman tahan asam.
SOAL
Kemungkinan diagnosis pada kasus diatas adalah?

34 a. MH tipe BB
b. MH tipe BL
c. MH tipe PB
d. MH tipe MB
e. MH tipe LL
C. MH TIPE PB
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 30tahun
• Keluhan bercak putih di pipi kiri

34 • Tidak berasa/tidak baal


• Pemeriksaan : makula hipopigmentasi, 3 buah, ukuran 1-
2cm, pembesaran saraf di mandibula
• Pada kerokan cuping hidung tidak ditemukan kuman
tahan asam
MORBUS HANSEN
Tabel Bagan Diagnosis Klinis MH Menurut WHO
PEMBAHASAN PB MB
1. Lesi Kulit • 1-5 lesi • > 5 lesi

34 (Makula datar, papul yang


meninggi, nodus



Hipopigmentasi/eritema
Distribusi tidak simetris
Hilangnya sensasi yang jelas
• Distribusi lebih
simetris
• Hilangnya sensasi
kurang jelas
2. Kerusakan saraf • Hanya satu cabang saraf • Banyak cabang
(menyebabkan hilangnya yang terkena saraf yang terkena
sensasi/kelemahan otot
yang dipersarafi oleh saraf
yang terkena)
MORBUS HANSEN
Gambaran klinik, Bakteriologik dan Imunologik Kusta Multibasiler
Sifat Lepromatosa Borderline Lepromatosa Mid Borderline
(LL) (BL) (BB)
PEMBAHASAN
Lesi
- Bentuk Makula Makula Plakat

34 - Jumlah
Infiltrat Difus
Papul
Nodus
Tidak terhitung, praktis,
Plakat
Papul

Sukar dihitung, masih ada


Dome Shaped
Punched Out

Dapat dihitung, kulit


Tidak ada kulit sehat kulit sehat sehat jelas ada
- Distribusi Simetris Hampir simetris Asimetris
- Permukaan Halus berkilat Halus berkilat Agak kasar, agak berkilat
- Batas Tidak tegas Agak jelas Agak jelas
- Anastesia Biasanya tidak jelas Tak jelas Lebih jelas

BTA
- Lesi Kulit Banyak (ada globus) Banyak Agak banyak
Tes Lepromin Negatif Negatif Biasanya negatif
MORBUS HANSEN
Gambaran klinik, Bakteriologik dan Imunologik Kusta Paulibasiler
Sifat Tuberkuloid Borderline Tuberkuloid Intermediete
(TT) (BT) (I)
PEMBAHASAN
Lesi
- Bentuk Makula saja atau makula Makula dibatasi infiltrat atau Hanya infiltrat

34 -

-
Jumlah

Distribusi
dibatasi infiltrat
Satu, dapat beberapa

Asimetris
infiltrat saja
Beberapa atau satu dengan
satelit
Masih asimetris
Satu atau beberapa

Variasi
- Permukaan Kering bersisik Kering bersisik Halus agak bersisik
- Batas Jelas Jelas Dapat jelas atau dapat
tidak jelas
- Anastesia Jelas Tak jelas Tak ada sampai tak jelas

BTA
- Lesi Kulit Hampir selalu negatif Negatif atau hanya 1+ Biasanya negatif

Tes Lepromin Positif kuat (3+) Positif lemah Dapat positif lemah atau
negatif
Jawaban Lainnya
a. MH tipe BB  BTA positif
PEMBAHASAN b. MH tipe BL  BTA positif
d. MH tipe MB  BTA Positif

34 e. MH tipe LL  BTA Positif


Jadi, diagnosis yang tepat pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

C. MH TIPE PB
34
Wanita 26 tahun datang ke puskesmas, dengan keluhan rasa
terbakar pada lengan kiri atas. Dua hari yang lalu muncul
benjolan kemerahan berisi cairan melingkar berbentuk pita dan
bertambah banyak. Pada pemeriksaan fisik, diperoleh hasil
berupa suhu tubuh 37,5oC, nadi 112x/menit, tekanan darah
120/70 mmHg. Dari gambaran effloresensi didapatkan vesikel
SOAL
berisi cairan jernih yang terletak sesuai dermatom kulit, dengan
dasar eritema. Apabila vesikel pecah akan meninggalkan krusta.
35 Diagnosis pada kasus diatas adalah?
a. Varicella
b. Herpes simpleks
c. Herpes zooster
d. Impetigo bullosa
e. Dermatitis kontak alergi
C. HERPES ZOOSTER
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita, 26 tahun
• Keluhan rasa terbakar pada lengan kiri

35 • Pemeriksaan fisik : terdapat vesikel berisi cairan jernih


yang terletak sesuai dermatom kiri, dasar eritema
• Tanda vital : TD 120/80mmHg, suhu : 37,5oC, HR
112x/menit
Herpes Zooster
 Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Varicella
Zooster yang menyerang kulit dan mukosa
PEMBAHASAN
 Infeksi virus merupakan reaktivasi virus yang terjadi

35 setelah infeksi primer dan terjadi sesuai dermatom


tubuh
 Awalnya terdapat gejala prodormal  nyeri otot,
tulang, gatal, pegal
 Setelah itu timbul eritema  vesikel berkelompok
dengan dasar kulit eritema dan edema
 Vesikel ini berisi cairan warna jernih  berubah
keruh (abu-abu)  dapat menjadi pustul dan krusta
Herpes Zooster

PEMBAHASAN

35
Tatalaksana Herpes Zooster
PEMBAHASAN
 Terapi sistemik  bersifat simptomatik
• Nyeri  analgetik

35 • Infeksi sekunder  antibiotik


• Antivirus  Acyclovir 5 x 800 mg selama 7 hari
atau valacyclovir 3 x 1000 mg sehari
• Indikasi Steroid  jika sudah terjadi Ramsay Hunt
Sindrom  Prednison 3 x 20 mg sehari, setelah 1
minggu dosis diturunkan
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN
a. Varicella  vesikel tersebar secara sentrifugal, dari
tengah ke seluruh tubuh
35 b. Herpes simpleks  HSV tipe 1 dan 2
d. Impetigo bullosa  adanya bulla
e. Dermatitis kontak alergi  ruam polimorfik dan ada
riwayat terpapar bahan alergen
Jadi, diagnosis yang tepat pada kasus adalah…
PEMBAHASAN

C. HERPES ZOOSTER
35
Laki-laki berusia 8 tahun berobat karena kaki kanan borokan. 5 hari
sebelumnya terjatuh dari sepeda dan mengalami luka lecet. Luka
sering gatal dan digaruk. Luka dirasa semakin meluas, sempat
bernanah, dan nyeri pada kulit sekitar. Status dermatologi pada
tungkai bawah kanan sisi ekstensor tampak ulkus berdiameter 3cm,
dasar krusta kuning kecoklatan, tapi sedikit meninggi (punched-out),
SOAL
dan tampak kemerahan pada kulit sekitar. Diagnosis dan etiologi
tersering pada kasus ini adalah?
36 a. Ektima akibat infeksi Streptococcus beta hemolitikus
b. Ektima akibat infeksi Staphylococcus aureus
c. Ektima akibat infeksi Pseudomonas aeruginosa
d. Ulkus venosus akibat infeksi Streptococcus beta hemolitikus
e. Ulkus venosus akibat infeksi Pseudomonas aeruginosa
A. EKTIMA AKIBAT INFEKSI STREPTOCOCCUS BETA
HEMOLITIKUS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 8 tahun
• Kaki kanan borokan

36 • 5 hari sebelumnya terjatuh dari sepeda motor


• Luka sering digaruk dan semakin luas, bernanah, dan
nyeri
• Pemeriksaan dermatologis : terdapat ulkus berdiameter
3cm, dasar krusta kuning, kecoklatan, sedikit meninggi,
dan kemerahan
Pyoderma
Pioderma

PEMBAHASAN
Non
Folikuler
Folikular

36
Impetigo Ektima Erisipelas Selulitis Folikulitis Furunkulosis Karbunkel

• Penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, streptococcus, atau infeksi lainnya
• Faktor predisposisi  kebersihan diri buruk, penurunan daya tahan tubuh (gizi kurang,
anemia, penyakit kronis, keganasan, diabetes)
• Klasifikasi  pioderma primer dan sekunder (terdapat penyakit kulit lain yang mendasari)
Ektima = Impetigo Ulcerative
 Pioderma ulseratif kulit
PEMBAHASAN umumnya disebabkan oleh
Streptococcus beta hemolitikus
36 • Ulkus dangkal
ditutupi krusta berlapis
• Area predileksi paling sering di
tungkai bawah
• Biasa terjadi akibat
trauma berulang seperti
pada gigitan serangga
Ektima
Pemeriksaan penunjang  pewarnaan gram, kultur
PEMBAHASAN Diagnosis banding  folikulitis, impetigo krustosa
Tatalaksana :
36 • Sabun antibakteri
• Salep antibiotik (lesi sedikit)  neomisin, asam
fusidat 2%, mupirosin dan basitrasin
• Antibiotik oral (lesi luas)  amoksisilin + asam
klavulanat, azitromisin, klindamisin
• Edukasi (jaga kebersihan tubuh)
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Ektima akibat infeksi staphylococcus aureus 
Streptococcus beta hemolitikus

36 c. Ektima akibat infeksi pseudomonas aeruginosa 


Streptococcus beta hemolitikus
d. Ulkus venosus akibat infeksi streptococcus beta
hemolitikus  insufisiensi vena
e. Ulkus venosus akibat infeksi pseudomonas aeruginosa 
insufisiensi vena
Jadi, diagnosis dan etiologi paling tepat pada
kasus adalah…
PEMBAHASAN
A. EKTIMA AKIBAT INFEKSI
36 STREPTOCOCCUS BETA HEMOLITIKUS
Laki-laki usia 30 tahun datang untuk memeriksakan keluhan
bercak kemerahan di kedua ketiaknya yang terasa gatal dan
perih. Keluhan tersebut muncul sejak 1 minggu lalu dan
memberat saat berkeringat. Pasien sudah mencoba
mengobatinya dengan salep hidrokortison yang ia beli sendiri di
apotek namun keluhan tidak membaik. Tampak lesi
SOAL
makulopapular di ketiak bilateral dengan hasil lampu wood
tampak seperti merah bata. Diagnosis yang sesuai dengan kasus
37 diatas adalah?
a. Morbus hansen
b. Eritrasma
c. Tinea kruris
d. Dermatitis intertriginosa
e. Kandidiasis intertriginosa
B. ERITRASMA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 30 tahun
• Keluhan bercak kemerahan di kedua ketiaknya, 1 minggu

37 lalu
• Terasa gatal dan perih, memberat saat berkeringat
• Tidak mempan dengan salep hidrokortison
• Pemeriksaan dermatologi : lesi makulopapular di ketiak
bilateral dengan hasil lampu wood merah bata
Eritrasma
 Disebabkan oleh
PEMBAHASAN Corynebacterium minutissimum
 Biasa terjadi pada daerah
37 lipatan kulit dan menyerang
penderita diabetes mellitus.
 Merupakan flora normal kulit
sehingga tergolong
infeksi oportunistik
 Warna coral red pada
Lampu wood’s
Tatalaksana
PEMBAHASAN  Farmakologi
• Topikal  Asam fusidat dapat diberikan
37 • Sistemik  Eritromisin atau tetracyclin

 Non farmakologi  Menjaga kebersihan diri, segera


membersihkan diri setelah berkeringat
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Morbus hansen  tidak menyala dengan lampu wood,
khas berupa lesi hipo/hiperpigmentasi yang anhidrosis,

37 hipoanastesi, bisa disertai penebalan saraf tepi


c. Tinea kruris tidak menyala dengan lampu wood,
pemeriksaan dengan KOH, khas lesi central healing
d. Dermatitis intertriginosa  tidak menyala dengan
lampu wood, pada kasus diberi kata kunci sudah
mencoba terapi steroid namun tidak membaik
e. Kandidiasis intertriginosa  tidak menyala dengan
lampu wood, pemeriksaan dengan KOH, khas lesi
korimbiformis
Jadi, diagnosis pada anak tersebut adalah…
PEMBAHASAN

B. ERITRASMA
37
Tuan kelvin, berusia 29 tahun, datang berobat dengan keluhan
gatal di punggug sejak lima hari yang lalu yang disertai dengan
muncul bercak kemerahan yang bertambah banyak di
punggungnya. Awalnya pasien menyadari muncul sebuah bercak
kemerahan yang berukuran setelapak tangan, kemudian diikuti
dengan munculnya bercak lain yang berukuran lebih kecil dan
SOAL
tersebar. Apa nama sebutan untuk bercak yang pertama kali
muncul pada kasus diatas?
38 a. Ruam auzpits
b. Punched out lesion
c. Herlad patch
d. Ruam morbiliformis
e. Ruam korimbiformis
C. HERALD PATCH
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Tuan kelvin, 29 tahun
• Gatal di punggung, 5 hari lalu

38 • Disertai bercak kemerahan yang bertambah banyak


• Awalnya muncul sebuah bercak kemerahan berukuran
setelapak tangan, diikuti dengan muncul bercak lain
dengan ukuran lebih kecil dan tersebar
PITIRIASIS ROSEA
Papul dengan persebaran mengikuti lipatan kulit/iga 
cemara terbalik
PEMBAHASAN

Rosea dan herald patch


38
Tatalaksana
PEMBAHASAN  Suportif
• Antihistamin, bedak mentol jika pasien memiliki
38 keluhan, seperti gatal
• Antiviral  Tidak direkomendasikan

 Pada umumnya, penyakit ini merupakan penyakit


ringan yang nersifat self limiting dan tidak
membunuhkan terapi khusus
Jadi, sebutan bercak pertama kali pada pasien
adalah…
PEMBAHASAN

C. HERALD PATCH
38
Seorang anak laki-laki berusia 11 tahun, datang mengeluhkan
gatal yang hebat di kepala sejak seminggu dan memberat.
Awalnya muncul bercak kemerahan di kepala yang juga gatal
namun dibiarkan, hingga sekarang tampak “basah” dan ditutupi
cairan kekuningan yang mengering. Hasil pemeriksaan tampak
adanya alopesia lokal dan skutula, bau seperti tikus. Saat disinari
SOAL
oleh lampu wood tak tampak fluoresensi. Etiologi yang bukan
menjadi penyebab pada keluhan diatas adalah?
39 a. Trichopyton schoenleinni
b. Microsporum gypseum
c. Trichopyton violaceum
d. Microsporum canis
e. Trichopyton mentagrophytes
D. MICROSPORUM CANIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 11 tahun
• Mengeluh gatal hebat di kepala, 1 minggu, dan memberat

39 • Awalnya bercak merah datal, namun dibiarkan, sekarang


tampak basah, ditutupi cairan kuning mengering
• Tampak alopesia lokal, bau seperti tikus
• Lampu wood : tak tampak fluoresensi
 Etiologi penyebabnya?
Tinea Kapitis - Klasifikasi

PEMBAHASAN

39 Grey Patch Ringworm Kerion Black dot


• Papul eritem sekitar batang • Folikulitis  kerion • Rambut rapuh dan patah
rambut  melebar dan  tepat pada muara
• Kerion = benjolan lunak, folikel  gambaran
menjadi bersisik pus (+), “basah” bintik hitam “black dot”
• Rambut warna abu-abu dan
• Keluhan gatal (+), sakit
mudah patah
(+), alopesia (+)
• Alopecia (+), gatal (+) • Keluhan Demam serta
• Pada pemeriksaan Lampu adanya limfadenopati (+)
wood  warna hijau
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan penunjang  Wood’s lamp
PEMBAHASAN
• Fluoresensi kehijauan  Microsporum canis, M. Audoinii, M.
Ferrugineum (penyebab grey patch ringworm)
39  Untuk pemeriksaan penunjang KOH digunakan kerokan kulit kepala
dan rambut sebagai bahan pemeriksaan
• Kerokan kulit  artrospora dan hifa panjang bersekat
• Rambut  artospora
 Pemeriksaan sediaan dengan KOH  Hifa panjang dengan artospora
 Kultur  tidak rutin dilakukan. Jika dilakukan, media kultur  Agar
Sabouraud’s
Tatalaksana
 Prinsip : Pengobatan oral paling efektif
 Griseovulvin
PEMBAHASAN • 500mg – 1gram untuk orang dewasa dibagi 4 dosis
• Dosis anak  15-25 mg/kg

39 • Lama pengobatan 6-8 minggu (minimal) s.d. 3-4 bulan


• Kontraindikasi pada kehamilan
 Ketokonazole  3,3 – 6,6 mg/kg selama 3-6 minggu
 Itrakonazole  100mg/hari selama 5 minggu
 Terbinafin  62,5 – 250 mg/hari selama 6 minggu atau 3-6
mg/kg/hari selama 4 minggu
 Tambahan  sampo diberikan minimal 3x/minggu, didiamkan
minimal 5 menit sebelum dibilas  namun sampo adalah tambahan,
bukan utama  sampo ketokonazole 2%
TINEA FAVOSA = FAVUS
 Infeksi dermatofita kronik, tersering oleh T. Schoenleinii
 3 fase
PEMBAHASAN
• Eritem di kulit kepala, rambut belum rontok/rusak

39 • Terbentuk skutula, rambut mulai rontok


• Botak, atrofi kulit kepala, skar (+)
 SKUTULA = krusta kekuningan di sekitar rambut  KHAS !!
(mengandung mselium dan debris)
 MOUSY door/bau khas seperti tikus
 Tatalaksana  sistemik + topikal
• Griseofulvin, terbinafine, itrakonazole, atau flukonazole oral
• Selenium sulfida 2,5%, ketokonazole 2% topikal
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Tricopiton schoenleinni  etiologi tersering favus
b. Microsporum gypseum  bisa juga menyebabkan favus
39 c.
e.
Trichopyton violaceum  bisa juga menyebabkan favus
Tricophyton mentagrophytes  bisa juga menyebabkan
favus
Jadi, etiologi yang tepat pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

D. MICROSPORUM CANIS
39
Perempuan 44 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bercak
kemerahan yang gelap di kedua lipat paha yang mulai muncul sejak 3
bulan. Keluhan ini dirasakan membesar dan terasa semakin gatal,
terutama saat berkeringat. Dari pemeriksaan fisik tampak makula
hiperpigmentasi bebatas tegas dan bentuk tak beraturan, dengan
multipel papul dan eksoriasi di atasnya, di bagian tepi lebih eritema
SOAL
dan gatal. Kemungkinan diagnosis dari kasus di atas adalah?

40 a. Tinea korporis
b. Tinea imbrikata
c. Tinea kruris
d. Tinea glabrosa
e. Tinea sirsinata
C. TINE KRURIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 44 tahun
• Keluhan bercak kemrahan gelap di kedua lipat paha, 3

40 bukan lalu
• Semakin membesar dan gatal, saat berkeringat
• Pemeriksaan fisik : makula hiperpigmentasi, batas tegas,
multiple papul dan eksoriasi diatasnya, di bagian tepi
lebih eritema dan gatal
Tinea
PEMBAHASAN
 Etiologi : Trichopyton sp (tersering : trichopiton rubrum),
epidermophyton sp.
40  Infeksi jamur dermatofita pada lipat paha
 Manifestasi klinis :
• Gatal
• Lesi bulat, batas tegas  tepi lebih aktif dengan central healing
• Lesi berkonfluensi, konfigurasi polisiklik
• Disertai tanda radang  jika inflamasi berat ada lesi vesikel
hingga pustul
• Pemeriksaan mikroskopis  hifa panjang dan artospora
Tatalaksana
 First line : antijamur topikal
Diaplikasikan 2x/hari selama minimal 2-4 minggu
PEMBAHASAN  Golongan imidazole :
• Clotrimazole cream 1%
40 • Ketokonazole 2%
• Mikonazole cream 2%
 Terbinafine cream 1%
Indikasi : jika terapi topikal gagal atau lesi luas
• Griseovulfin 500 – 1000 mg/hari selama 2-6 minggu
• Ketokonazole 200mg/hari selama 4 minggu
• Itrakonazole 100 mg/hari selama 2 minggu
• Terbinafine 250 mg/hari selama 1-2 minggu
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN
a. Tinea korporis  lokasi tinea di badan
b. Tine imbrikata  etiologinya T.concentricum, infeksi

40 tinea yang kronis, lesi khasnya plak anuler tebal yang


konsentrasi
d. Tinea glabrosa  tinea korporis, tinea yang lokasinya di
badan/area tidak berambut
e. Tinea sirsinata  tinea korporis
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

C. TINEA KRURIS
40
Seorang anak berusia 7 tahun dibawa ke dokter karena keluhan
demam dan nyeri telinga kiri sejak 5 hari yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik tampak membran timpani seperti pada
gambar :

SOAL

41
Diagnosis pasien ini adalah?
a. OMA non supuratif
b. OMA supuratif
c. OMSK
d. OMA pre supuratif
e. OMA perforasi
B. OMA SUPURATIF
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak, 7 tahun
• Keluhan demam dan nyeri telinga, 5 hari lau

41 • Pemeriksaan fisik ditemukan :

 Diagnosis?
STADIUM OMA

PEMBAHASAN

41
OTITIS MEDIA AKUT (OMA)
STADIUM OTITIS MEDIA AKUT TATALAKSANA
Oklusi : Retraksi membran timpani Dekongestan (misal : efedrin hcl 0,5%)
PEMBAHASAN
Hiperemis : Membran timpani hiperemis Antibiotik + dekongestan + antipiretik

41 + edema

Supurasi : Bulging + sangat nyeri Antibiotik + miringotomi

Perforasi : Membran timpani ruptur, Antibiotik + cuci tangan HCO2 3% (3-5


pasien merasa “sembuh” karena nyeri hari)
berkurang
Resolusi : Membran timpani menutup, Antibiotik jika masih ada indikasi, sambil
Resolusi gagal jadi otitis media supuratif memantau perjalanan penyakit
kronik (OMSK) > 6 minggu
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN
a. OMA non supuratif
c. OMSK  Membran timpani mengalami perforasi diatas

41 2 bulan
d. OMA pre supuratif  Membran timpani hiperemis dan
edema
e. OMA perforasi  Membran timpani robek dan
mengeluarkan cairan
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

B. OMA SUPURATIF
41
Seorang anak berusia 8 tahun mengeluh nyeri pada telinganya,
sebelumnya ada riwayat batuk pilek, pada pemeriksaan
ditemukan meatus akustikus eksterna edema, hiperemi,
membran timpani tidak bisa dievaluasi, tidak ada sekret.
Diagnosis pada pasien ini adalah?
SOAL a. Otitis eksterna sirkumskripta
b. Otitis eksterna difusa

42 c. Otitis media akut


d. Otitis media kronik
e. Otitis media supuratif
B. OTITIS EKSTERNA DIFUSA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Seorang anak, 8 tahun
• Nyeri pada telinganya

42 • Memiliki riwayat batuk, pilek


• Pemeriksaan THT didapatkan : MAE edema, hiperemis,
Membran timpani tidak dapat dievaluasi, tidak ada sekret
OTITIS EKSTERNA

Otitis Eksterna Sirkumskripta

• Rasa nyeri hebat yang tidak sesuai


PEMBAHASAN dengan besarnya furunkel/bisul
• Rasa nyeri dapat timbul spontan
pada waktu membuka mulut

42 • Dapat terjadi gangguan pendengaran


bila furunkel besar dan menyumbat
telinga

Otitis Eksterna Difusa


• Biasanya mengenai kulit liang telinga
22/3 dalam
• Kulit liang telinga hiperemis dan edema
dengan batas tidak jelas serta tidak
terdapat furunkel
• Kadang terdapat sekret berbau
• Sekret ini tidak mengandung lendir
seperti sekret yang keluar dari kavum
timpani pada otitis media
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN
a. Otitis eksterna sirkumskripta  Terdapat furunkel
c. Otitis media akut

42 d. Otitis media kronis  Membran timpani mengalami


perforasi > 2 bulan
d. Otitis media supuratif  Membran timpani bulging
Jadi, diagnosis pasien adalah…
PEMBAHASAN

B. OTITIS EKSTERNA DIFUSA


42
Anak laki-laki berusia 8 tahun menderita batuk pilek, demam
naik turun, telinga terasa penuh, dan pendengaran berkurang.
Pemeriksaan fisik menunjukkan membran timpani utuh,
hiperemis, dan tampak cembung. Terapi yang sesuai untuk
pasien ini adalah?
SOAL a. Analgetik/antipiretik + antibiotik + obat tetes hidung
b. Analgetik/antipiretik + antibiotik + obat tetes telinga

43 c. Analgetik/antipiretik + antibiotik + miringotomi


d. Analgetik/antipiretik + antibiotik
e. Analgetik/antipiretik + antibiotik + H2O2
C. ANALGETIK/ANTIPIRETIK +
ANTIBIOTIK + MIRINGOTOMI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 8 tahun

43 • Keluhan batuk, pilek, demam naik turun, telinga terasa


penuh, pendengaran berkurang
• Pemeriksaan THT : MT utuh, hiperemis, tampak cembung
OTITIS MEDIA
 Peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga, Tuba Eustachius,
antrum mastoid, dan sel-sel mastoid
PEMBAHASAN  Terbagi menjadi otitis media supuratif dan otitis media non supuratif
 Masing-masing golongan mempunyai bentuk akut dan kronis, yaitu
43 Otitis Media Supuratif Akut (OMA) dan Otitis Media Supuratif Kronis
(OMSK)
 Pencetus OMA :
• Sumbatan tuba eusthacius (Penyebab Utama)
• Infeksi saluran nafas atas
 Pada anak, makin sering terkena infeksi saluran nafas atas, makin
besar kemungkinan terjadinya OMA
 Pada bayi  karena tuba eusthaciusnya pendek, lebar, dan agak
horizontal
STADIUM OMA

PEMBAHASAN

43
OTITIS MEDIA AKUT (OMA)
STADIUM OTITIS MEDIA AKUT TATALAKSANA
Oklusi : Retraksi membran timpani Dekongestan (misal : efedrin hcl 0,5%)
PEMBAHASAN
Hiperemis : Membran timpani hiperemis Antibiotik + dekongestan + antipiretik

43 + edema

Supurasi : Bulging + sangat nyeri Antibiotik + miringotomi

Perforasi : Membran timpani ruptur, Antibiotik + cuci tangan HCO2 3% (3-5


pasien merasa “sembuh” karena nyeri hari)
berkurang
Resolusi : Membran timpani menutup, Antibiotik jika masih ada indikasi, sambil
Resolusi gagal jadi otitis media supuratif memantau perjalanan penyakit
kronik (OMSK) > 6 minggu
Pada kasus ...
PEMBAHASAN  Anak laki-laki menderita batuk pilek, demam naik turun
 Faktor risiko terjadi OMA

43  Telinga terasa penuh, pendengaran berkurang  gejala


OMA
 Membran timpani utuh, hiperemis, dan tampak cembung
 OMA stadium supuratif
 Tatalaksana  Antibiotik + Miringotomi
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Analgetik/antipiretik + antibiotik + obat tetes hidung 
tidak memerlukan tetes hidung

43 b. Analgetik/antipiretik + antibiotik + obat tetes telinga 


untuk OMA stadium hiperemis dan seharusnya obat oral
bukan tetes
d. Analgetik/antipiretik + antibiotik  untuk OMA stadium
hiperemis
e. Analgetik/antipiretik + antibiotik + H2O2  untuk OMA
staidum perforasi
Jadi, terapi yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
C. ANALGETIK/ANTIPIRETIK +
43 ANTIBIOTIK + MIRINGOTOMI
Laki-laki 25 tahun datang ke poli THT-KL dengan keluhan bengkak
di belakang telinga kanan sejak 6 hari yang lalu. Pasien memiliki
riwayat keluar cairang kuning, kental, dan berbau dari telinga
kanan sejak 2 tahun lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
benjolan kemerahan di belakang telinga kanan hingga
mendorong telinga kedepan. Pada pemeriksaan otoskop,
SOAL
didapatkan sekret (+). Foto rontgen yang sesuai untuk
pemeriksaan adalah?
44 a. Schuller & Schedel
b. Schuller & Stenver
c. Waters & Caldwell
d. Waters & Schedel
e. Schuller & Submentovertex
B. SCHULLER & STENVER
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 25 tahun
• Keluhan bengkak di belakang telinga

44 • Riwayat keluar cairan kuning, kental, dan berbau dari


telinga kanan, 2 tahun lalu
• Pemeriksaan fisik : benjolan kemerahan belakang telinga,
mendorong telinga kedepan
• Pemeriksaan otoskop : sekret (+)
Analisis kasus ...
PEMBAHASAN  Pasien mengeluh adanya cairan kuning dari telinga dan
berbau sejak 2 tahun  merupakan proses kronis 

44 OMSK
 Pada pemeriksaan terdapat benjolan kemerahan di
belakang telinga kanan yang mendorong ke depan 
kolesteatoma
 Kolesteatom  kista epitelial yang berisi
deskuamasi epitel (keratin)
 Pasien mengarah kepada  OMSK maligna
Pemeriksaan radiologi akan terlihat bayangan kolesteatoma
pada rotgen mastoid, yang letaknya dapat di attic ataupun
antrum mastoid, maka posisi radiologi yang tepat :
 Posisi Schuller  memperlihatkan pneumatisasi mastoid dari
PEMBAHASAN
sisi lateral dan atas
• Foto ini memperlihatkan posisi sinus lateral, segmen
44 mastoid, dan attic atau epitimpanicum
 Posisi Owen  diambil dari arah anterior telinga tengah
• Foto ini memperlihatkan daerah antrum, kaput maleus,
inkus, dan attic
 Posisi Stenver  memperlihatkan sumbu panjang pyramid
petrosus dengan kanalis akustikus internus, labirin, dan
antrum
 Posisi Chause III  merupakan posisi oblik
• Memperlihatkan kerusakan dinding lateral attic
Jadi, foto rontgen yang sesuai adalah…
PEMBAHASAN

B. SCHULLER & STENVER


44
Seorang wanita 30 tahun dengan keluhan bersin-bersin, hidung
tersumbat, dan keluar cairan encer dari hidung sejak 5 hari yang
lalu. Pasien sebelumnya juga mengeluhkan nyeri kepala ringan
dan badan sedikit panas. Dalam beberapa hari ini cairan keluar
dari hidung menjadi kental. Pemeriksaan hidung didapatkan
konka hiperemis, edema, terdapat cairan kental. Tidak ada rasa
SOAL
gatal di hidung dan sekitar mata. Riwayat alergi disangkal.
Diagnosis pada kasus tersebut adalah?
45 a. Rhinitis alergi
b. Rhinitis vasomotor
c. Sinusitis maksilaris
d. Rhinitis akut
e. Sinusitis frontalis
D. RHINITIS AKUT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita, 30 tahun
• Keluhan bersin-bersin, hidung tersumbat, keluar cairan

45 encer, 5 hari lalu


• Sebelumnya nyeri kepala ringan, badan sedikit panas
• Beberapa hari terakhir, keluar cairan dari hidung menjadi
kental
• Pemeriksaan hidung : konka hiperemis, edema, terdapat
cairan kental. Tidak gatal di sekitar hidung dan mata
Perjalanan Penyakit Rhinitis Akut
 Stadium awal (perubahan mukosa nasi)
PEMBAHASAN • Terjadi vasokonstriksi  diikuti vasodilatasi, edema, dan
meningkatnya aktivitas kelenjar seromucious dan sel goblet

45  terjadi infiltrat leukosit dan desquamasi epitel


• Sekret awalnya encer dan jernih  berubah menjadi
kental dan lengket (mukoid) warna kekuningan
mengandung nanah dan bakteri (mukopurulen)

 Stadium resolusi
• Terdapat proliferasi sel epitel yang telah rusak dan mukos
menjadi normal kembali
RHINITIS AKUT

Tanda & Gejala Pemeriksaan Fisik


• Rhinorea • Mukosa edema
PEMBAHASAN
• Obstruksi nasi • Mukosa hiperemis

45 •
Bersin-bersin
Disertai gejala umum
malaise, dan


Ada sekret mukopurulen
Tanda-tana inflamasi
akut disertai infeksi
• Suhu tubuh baik bakteri

Tatalaksana
• Tidak ada terapi spesifik
• Istirahat dan obat-obat
simptomatik (analgetik &
dekongestan)
Jawaban Lainnya
a. Rhinitis alergi  mukosa edem, basah, berwarna pucat,
disertai sekret encer yang banyak
PEMBAHASAN
b. Rhinitis vasomotor  konka merah gelap atau merah
tua, dapat pula pucat, permukaan konka licin, pada
45 rongga hidung terdapat sekret muoid atau serosa, dan
khas dimana keluhan terjadi bergantian pada hidungnya
c. Sinusitis maksilaris  post nasal drip, sekret
mukopurulen dari hidung, dan ada nyeri daerah pipi
e. Sinusitis frontalis  post nasal drip, sekret mukopurulen
dari hidung, nyeri pada dahi
Jadi, diagnosis pasien adalah…
PEMBAHASAN

D. RHINITIS AKUT
45
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang dengan keluhan
penurunan pendengaran pada telinga kanan. Pemeriksaan
garputala didapatkan rinne (+) di telinga kanan, weber
lateralisasi ke telinga kiri, dan scwabach memendek. Apakah
diagnosis yang sesuai pada pasien ini?
SOAL a. Tuli konduktif telinga kanan
b. Tuli sensorineural telinga kanan

46 c. Tuli konduksi dan sensorineural telinga kanan


d. Tuli konduksi telinga kiri
e. Tuli sensorineural telinga kiri
B. TULI SENSORINEURAL TELINGA
KANAN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 30 tahun
• Keluhan penurunan pendengaran pada telinga kanan
46 • Pemeriksaan garpu tala : Rinne (+) di telinga kanan, weber
lateralisasi ke kiri, scwabach memendek
TES GARPU TALA (PENALA)
PEMBAHASAN

46
Tes Rinne

PEMBAHASAN

46
Tes Webber

PEMBAHASAN

46
Tes Schwabach

PEMBAHASAN

46
Pada pasien…
PEMBAHASAN Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabach Diagnosis

46
Positif Tidak ada lateralisasi Sama dengan penderita Normal

Negatif Lateralisasi ke telinga yang Memanjang Tuli konduktif


sakit
Positif Lateralisasi ke telinga sehat Memendek Tuli sensorineural

Catatan Pada tuli konduktif < 30 dB, Rinne masih bisa positif
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Tuli konduktif telinga kanan  Rinne (-), Weber
lateralisasi ke kanan, Schwabah memanjang

46 c. Tuli konduksi dan sensorineural telinga kanan


d. Tuli konduksi telinga kiri  Rinne (-), Weber lateralisasi
ke kiri, Schwabah memanjang
e. Tuli sensorineural telinga kiri  Rinne (+), Weber
lateralisasi ke kanan, Scwabah memendek
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
PEMBAHASAN
B. TULI SENSORINEURAL TELINGA
46 KANAN
Dibawah ini merupakan pemeriksaan untuk mengetahui
gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak adalah,
kecuali?
a. Free field test
b. Play audiometry
SOAL
c. Speech audiometry

47 d. BERA
e. Ottoacoustic emission
C. SPEECH AUDIOMETRY
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak- anak
• Gangguan pendengaran

47  Alat yang digunakan untuk mengetahui pendengaran


pada anak-anak, kecuali?
Pemeriksaan fungsi pendengaran pada bayi dan
anak adalah :
PEMBAHASAN  Free field test
• Menilai kemampuan anak dalam memberikan respon terhadap

47 rangsang bunyi yang diberikan


• Anak diberi rangsang bunyi sambil bermain, kemudian dievaluasi
reaksi pendengarannya.
• Alat yang digunakan dapat berupa neometer atau vienna tone

 Play Audiometry
• Pemeriksaan audiometrik nada murni pada anak yang dilakukan sambil
bermain
• Dapat digunakan pada anak usia 3-4 tahun bila anak cukup kooperatif
Pemeriksaan fungsi pendengaran pada bayi dan
anak adalah :
PEMBAHASAN  BERA (Brainstem Evoke Response Audiometry)
• Menilai fungsi pendengaran secara objektif
47 • Tes ini dapat digunakan pada anak yang tidak kooperatif yang
sulit dengan pemeriksaan konvensional

 Echocheck dan Emisi Otoakustik (Ottoacoustic Emission)


• Menilai fungsi koklea secara objektif dan dapat dilakukan dalam
waktu yang sangat singkat
• Sangat bermanfaat sebagai program skrining pendengaran pada bayi
dan anak
Speech Audiometry
PEMBAHASAN  Speech Audiometry  pemeriksaan yang memerlukan
kerjasama pasien untuk mengulang kata-kata yang di dengar
47 melalui kaset tape recorder.
 Sehingga sulit dilakukan pada anak-anak dan lebih umum
dilakukan pada orang dewasa
 Pada tuli perspektif koklea, pasien sulit membedakan bunyi
S,R,N,C,H,CH, sedangkan pada tuli retrokoklea lebih sulit lagi
Jadi, yang bukan pemeriksaan pada anak-anak
adalah…
PEMBAHASAN

C. SPEECH AUDIOMETRY
47
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun diantar ibunya karena
mengeluh nyeri telinga kanan. Riwayat sering korek-korek telinga
dengan coton bud. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan
tragus, liang telinga hiperemis dan menyempit, membran
timpani kesan sulit di evaluasi. Tatalaksana terbaik yang dapat
dilakukan adalah?
SOAL
a. Ear toilet + tampn steroid + analgetik

48 b. Ear toilet + antibiotik sistemik + analgetik oral


c. Ear toilet + antibiotik topikal oles + analgetik oral
d. Ear toilet + tampon antibiotik + analgetik oral
e. Ear toilet + karbogliserin
D. EAR TOILET + TAMPON ANTIBIOTIK +
ANALGETIK ORAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Anak laki-laki, 10 tahun
• Keluhan nyeri telinga kanan
48 • Riwayat sering korek-korek telinga dengan cotton bud
• Pemeriksaan didapatkan nyeri tekan tragus, liang telinga
hiperemis dan menyempit, MT sulit dievaluasi
OTITIS EKSTERNA

Otitis Eksterna Sirkumskripta

• Rasa nyeri hebat yang tidak sesuai


PEMBAHASAN dengan besarnya furunkel/bisul
• Rasa nyeri dapat timbul spontan
pada waktu membuka mulut

48 • Dapat terjadi gangguan pendengaran


bila furunkel besar dan menyumbat
telinga

Otitis Eksterna Difusa


• Biasanya mengenai kulit liang telinga
22/3 dalam
• Kulit liang telinga hiperemis dan edema
dengan batas tidak jelas serta tidak
terdapat furunkel
• Kadang terdapat sekret berbau
• Sekret ini tidak mengandung lendir
seperti sekret yang keluar dari kavum
timpani pada otitis media
OTITIS EKSTERNA

PEMBAHASAN

Otitis Eksterna Maligna


48 • Terutama pada orang tua atau
imunokompromise
• Etiologi : Pseudomonas Aeruginosa
• Gejala : Paresis N. VII, destruksi tulang
temporal
Manajemen otitis eksterna
PEMBAHASAN  Otitis eksterna sirkumskripta :
• Antibiotik salep, seperti polimiksin B/basitrasin, atau antiseptik
48 (asam asetat 2-5% dalam alkohol)
 Otitis eksterna difusa
• Ear toilet
• Tampon telinga dengan antibiotik
• Analgetik
• Kadang diperlukan antibiotik sistemik bila gejala berat (nyeri tragus
berat, obstruksi total liang telinga dan infeksi meluas ke jaringan ikat
longgar dan KGB disekitar liang telinga
Jawaban Lainnya
a. Ear toilet + tampon steroid + analgetik  tidak adekuat
PEMBAHASAN
karena perlu antibiotik
b. Ear toilet + antiniotik sistemik + analgetik oral 
48 antibiotik sistemik mungkin diperlukan, tetapi lebih
penting penggunaan antibiotik topikal dalam bentuk
tampon
c. Ear toillet + antibiotik topikal + analgetik oral 
antibiotik dalam bentuk tampon
e. Ear toilet + karbogliserin  tidak ada indikasi
karbogliserin (untuk kasus serumen prop)
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
D. EAR TOILET + TAMPON
48 ANTIBIOTIK + ANALGETIK ORAL
Seorang laki-laki 40 tahun, dibawa ke IGD RS dengan keluhan keluar darah
dari hidung yang tidak berhenti sejak 30 menit yang lalu. Pasien memiliki
riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Keluhan ini sudah beberapa kali
dialami oleh pasien. Pemeriksaan oleh dokter didapatkan bahwa perdarahan
berasal dari rongga hidung bagian belakang. Pernyataan yang paling tepat
adalah?
SOAL a. Tatalaksana yang paling tepat adalah menekan hidung dari luar selama
10-15 menit

49 b.

c.
Pemakaian AgNO3 25-30% dikaustik dipertimbangkan karena diagnosis
pasien ini adalah epistaksis anterior
Tampon anterior bisa digunakan untuk menghentikan perdarahan
d. Pasien di rawat inap, dipasang tampon posterior dan bisa dilepas setelah
2-3 hari
e. Tampin posterior dan tampon efedrin digunakan selama 5 hari di rumah
sakit
D. PASIEN DI RAWAT INAP, DIPASANG
TAMPON POSTERIOR DAN BISA DILEPAS
SETELAH 2-3 HARI
PEMBAHASAN
KEYWORDS :
49 • Laki-laki, 40 tahun
• Keluhan keluar darah dari hidung
• Tidak berhenti sejak 30 menit yang lalu
• Sudah berulang kali dialami
• Pemeriksaan fisik didapatkan perdarahan berasal dari
rongga hidung bagian belakang
EPISTAKSIS (“Mimisan”)
PEMBAHASAN  Etiologi :
• Trauma, kelainan pembuluh darah, infeksi lokal, tumor,
49 kelainan darah, gangguan hormonal, dll
 Sumber perdarahan
• Epistaksis Anterior  pleksus kisselbach, arteri etmoidalis
anterior
• Epistaksis Posterior  arteri etmoidalis posterior, arteri
sfenopalatina
Anatomi Hidung beserta pembuluh darah

PEMBAHASAN

49
EPISTAKSIS

EPISTAKSIS ANTERIOR EPISTAKSIS POSTERIOR


PEMBAHASAN  UNILATERAL (umumnya darah  SERING BILATERAL SAMPAI
berhenti spontan) TERLIHAT DI FARING (biasa pada
49  PEMBULUH : PLEXUS
KIESSELBACH ATAU A.ETMOIDALIS
ANTERIOR
ORANG TUA)
 PEMBULUH : A. Etmoidalis
posterior, A. Spenopalatina
 PENCETUS : panas, udara dingin
dan kering, mengorek-ngorek  PENCETUS : Epistaksis anterior +
hidung aspirin jangka lama, leukimia
 TATALAKSANA : tekan cuping  TATALAKSANA : Pasang tampon
hidunhg (10-15 menit), Tampon bellocq (tampon posterior) 72 jam
anterior (+vaselin, salpe (+ tampon anterior). Indikasi
antibiotik, epinefrin RAWAT !!
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Tatalaksana yang paling tepat adalah menekan hidung
dari luar selama 10-15 detik  untuk epistaksis anterior

49 b. Pemakaian AgNO3 25-30% dikaustik dipertimbangkan


karena diagnosis pasien ini adalah epistaksis anterior 
dx pasien epistaksis posterior
c. Tampon anterior bisa digunakan untuk menghentikan
perdarahan  untuk epistaksis anterior
e. Tampon posterior dan tampon efedrin digunakan selama
5 hari dirumah sakit  salah. Tampon posterior selama
2-3 hari. Tampon efedrin untuk tambahan tampon
anterior
Jadi, pernyataan paling tepat adalah…
PEMBAHASAN
D. PASIEN RAWAT INAP, DIPASANG TAMPON
49 POSTERIOR DAN BISA DILEPAS SETELAH 2-3 HARI
Laki-laki 59 tahun, datang berobat dengan keluhan benjolan di
leher kanan sebesar bola tenis sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan
diawali dengan hidung tersumbat, mimisan, dan sering tersedak
saat makan dan minum. Satu bulan terakhir pandangan pasien
menjadi dobel. Berat badan turun 10 kg dalam 4 bulan terakhir.
Pasien memiliki kebiasaan mengonsumsi ikan asin. Pada
SOAL
pemeriksaan fisik ditemukan massa konsistensi kenyal pada
leher. Infeksi apa yang menyebabkan keluhan tersebut diatas?
50 a. M tuberkulosis
b. Helicobacter pylori
c. Cytomegalovirus
d. Ebstein barr virus
e. Human papiloma virus
D. EBSTEIN BARR VIRUS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 59 tahun
• Benjolan di leher kanan sebesar bola tenis, 2 bulan lalu

50 • Awalnya hidung tersumbat, mimisan, sering tersedak saat


makan
• Pandangan pasien dobel, 1 bulan lalu
• BB menurun 10kg, 4 bulan terakhir
• Memiliki riwayat mengonsumsi ikan asin
PEMBAHASAN

50
KNF
 Etiologi : Epstein-Barr Virus  Pemeriksaan Fisik :
PEMBAHASAN
 Gejala : • Massa leher : pembesaran
• Hidung : perdarahan, KGB keras dan tidak nyeri

50 obstruksi, sekret (78%)


• Telinga : infeksi, penurunan
(80%)
• Keterlibatan leher sering
pendengaran, tinitus (73%) bilateral  paling sering
• Nyeri kepala (61%) jugulodigastric, KGB juguler
• Pembengkakakan leher
atas dan tengah pada
(63%) anterior servikal
 Nasofaringoskopi : massa • Gangguan saraf kranial
nasofaring terutama di Fossa • Pembengkakakan leher
of Rosenmuller (63%)
Jadi, infeksi yang menyebabkan keluhan tersebut
adalah…
PEMBAHASAN

D. EBSTEIN BARR VIRUS


50
Pasien laki-laki usia berusia 24 tahun datang dibawa berobat oleh temannya
ke unit gawat darurat dengan keluhan sesak sejak 6 jam yang lalu. Tidak ada
keluahn batuk, demam, maupun riwayat trauma sebelumnya. Pasien
berperawakan tinggi dan kurus. Pada pemeriksaan fisik diperoleh TD 130/90
mmHg, HR 129x/menit, RR 36x/menit, suhu 36oC, bunyi nafas vesikuler
melemah pada lapang paru kanan disertai perkusi yang hipersonor. Hasil
pemeriksaan rontgen dada menunjukkan gambar berikut :
SOAL

51 Diagnosis yang paling tepat


untuk kasus diatas adalah?
a. Efusi pleura
b. Pneumothoraks
c. Asma bronkiale
d. CAP
e. Croup
B. PNEUMOTHORAKS
KEYWORDS :
• Laki-laki, 24 tahun
PEMBAHASAN • Keluhan sesak, 6 jam lalu
• Tidak ada batuk, demam, riwayat trauma sebelumnya
51 • TD 130/90 mmHg, HR 129x/menit, RR 36x/menit
• Bunyi nafas vesikuler melemah pada lapang paru kanan
disertai perkusi hipersonor.
PNEUMOTORAKS
 Sering disebut kolaps paru
 Akibat penimbunan udara dalam kavum pleura
PEMBAHASAN • Open pneumotoraks  dinding dada
pleura parietal robek  terdapat
• Closed pneumotoraks  hubungan antara kavum pleura
51 pleura visceral robek 
udara inspirasi masuk ke
kavum pleura
dengan udara luar
• Apabila lubang > 2/3 diameter
trakea, udara cenderung lewat
• Bila terbentuk suatu klep lubang dibanding traktus
 udara masuk tidak repiratorius yang seharusnya
bisa keluar  udara • Inspirasi  tekanan rongga dada
menumpuk dalam turun, udara masuk kavum pleura
rongga pleura  lewat lubang  kolaps paru
ipsilateral
mendorong ke
kontralateral  tension • Ekspirasi  tekanan rongga dada
meningkat, udara dari kavum
pneumotoraks pelura keluar lewat lubang
Spontan vs Traumatik
PEMBAHASAN • Pneumotoraks spontan
• Primer  pasien tidak punya penyakit paru

51 Contoh : bulla yang pecah (sering pada pria berpostur tinggi kurus
usia 20-40 tahun)
• Sekunder  komplikasi penyakit paru seperti PPOK, asma, TB
• Pneumotoraks traumatik
• Akibat cedera traumatik pada dada (tajam dan tumpul) atau
akibat tindakan medis
Rontgen Toraks

PEMBAHASAN

51 •Daerah lusen
•Pleural line
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Efusi pleura  perkusi paru redup, meniscus
sign
51 c. Asma bronkiale  mengi, PF paru dalam
batas normal
d. CAP  sesak, demam, batuk, PF rhonki, CXR
infiltrat
e. Croup  stapple sign
Jadi, diagnosis pada kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

B. PNEUMOTHORAKS
51
Laki-laki berusia 42 tahun datang dengan keluhan batuk berdahak kurang
lebih 4 minggu. Keluhan disertai sesak nafas dan demam. Pada pemeriksaan
paru terdengar suara nafas bronkial, rhonki basah pada lapang paru kanan.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis. Hasil rontgen
thoraks menunjukkan gambar sebagai berikut :

SOAL Diagnosis yang paling sesuai


untuk kasus diatas adalah?

52 a.
b.
Hematopneumothoraks
TB Paru
c. Abses paru
d. Pneumonia
e. Bronkiektasis
C. ABSES PARU
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 42 tahun
• Keluhan batuk berdahak, 4 minggu

52 • Disertai sesak nafas dan demam


• Pemeriksaan paru terdengar suara nafas bronkial, rhonki
basah pada lapang paru kanan. Laboraotium ditemukan
leukosit
Abses Paru
PEMBAHASAN
• Lesi paru yang berupa Pemeriksaan fisik
supurasi dan nekrosa • Suara nafas bronkial ,
jaringan akibat dari:
52 • Infeksi yang timbul
melalui saluran nafas (
ronki basah dan
krepitasi di tempat
abses, mungkin tanda
aspirasi) tanda efusi pleura
• Penyulit beberapa tipe
pneumonia • Penunjang
• Perluasan abses sub • Lab: leukositosis,LED
diafragma meningkat
• Luka traumatik paru • Foto Thorax
• Infark paru terinfeksi
Abses Paru
• Ro:
• kavitas berdinding tebal
PEMBAHASAN
dengan air fluid level

52 • Paling sering di lapangan


bawah paru
• Manajemen:
• Antibiotik empiris (IV), chest
physiotherapy, postural
drainage.
• Dapat dilakukan bronskopi
maupun pembedahan
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Hematopneumothoraks  udara dan darah di
rongga pleura, riwayat trauma
52 b. TB paru  gejala khas TB paru, kavitas/infiltrat pada
foto paru
d. Pneumonia  demam, batuk, infiltrat pada foto
paru
e. Bronkiektasis  sputum 3 lapis, honeycomb
appeatance
Jadi, diagnosis pada kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

C. ABSES PARU
52
Tuan rahman berusia 57 tahun datang dengan keluhan BAB
berwarna hitam. Pasien mengeluhkan nyeri perut. Pasien juga
mengaku ukuran BAB menjadi kecil-kecil. Pada pemeriksaan
didapatkan TD 110/70 mmHg, RR 20x/menit, suhu 37,1oC, dan
pemeriksaan X-Ray dengan kontras didapatkan gamabaran
sebagai berikut :
SOAL

53 Apa diagnosis yang paling tepat?


a. Ileus obstruktif
b. Pankreatitis
c. Karsinoma kolon
d. Karsinoma duodenum
e. Divertikulosis
C. KARSINOMA KOLON
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Tuan rahman, 57 tahun
• Keluhan BAB bewarna hitam, BAB keci;-kecil dan nyeri

53 perut
• TD 120/70 mmHg, RR 20x/menit
PEMBAHASAN

53
PEMBAHASAN

53
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Ileus obstruktif  abdomen distensi,
ditemukan step ladder
53 b. Pankreatitis  nyeri ulu hati tembus ke
pungung
d. Karsinoma duodenum  tidak ditandai bab
e. Divertikulosis  outpouched dari dinding
usus
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. KARSINOMA KOLON
53
Laki-laki 65 tahun, datang berobat dengan keluhan batuk dan
sesak sejak 2 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat merokok
sejak berusia 17 tahun, namun telah berhenti sejak 5 tahun
terakhir. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan rontgen dada
dan diperoleh gambaran sebagai berikut :
SOAL
Diagnosis yang paling tepat adalah?

54 a. PPOK
b. TB paru
c. Asma bronkiale
d. CHF
e. Bronkiektasis
A. PPOK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 65 tahun
• Keluhan batuk dan sesak, 2 minggu lalu

54 • Memiliki riwayat merokok sejak usia 17 tahun


Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK)
• Definisi • Manifestasi Klinis
• Hambatan aliran udara yang • Sesak progresif, persisten,
memberat dengan aktivitas,
PEMBAHASAN tidak sepenuhnya reversibel, berat, sukar bernafas
progresif, berhubungan dengan • Batuk kronik

54 respon inflamasi paru terhadap


partikel/gas berbahaya, disertai
efek ekstraparu
• Batuk kronik berdahak
• Riwayat faktor risiko

• Gabungan antara obstruksi • Pemeriksaan Penunjang


saluran nafas kecil & kerusakan • Spirometri
parenkim • DPL & AGD
• Radiologi toraks
• Faktor Risiko (hiperinflamasi/hyperaerated
lungs, hiperlusens, ruang
• Asap rokok, polusi udara, stres retrosternal melebar, diafragma
oksidatif, genetik, tumbuh mendatar, jantung pendulum)
kembang paru, sosial ekonomi
Gambaran Rontgen PPOK
PEMBAHASAN dijumpai :
• Hiperinflasi/hiperlusen
54 • Diafragma mendatar
• Corakan
bronkovaskuler
meningkat
• Jantung pendulum
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. TB Paru  batuk kronik, sesak, nyeri dada, turun BB,
keringat malam, cek sputum BTA, rontgen

54 infiltrat/kavitas/efusi
c. Asma bronkiale  sesak, wheezing, riwayat atopi
d. CHF  DOE/OP/PND, JVP meningkat, edema
tungkai, rontgen kardiomegali
e. Bronkiektasis  keluhan batuk berdahak, sputum 3
lapis, ronki basah kasar, CXR honeycomb
Jadi, diagnosis yang tepat adalah …
PEMBAHASAN

A. PPOK
54
Seorang bayi berusia 1 hari dibawa ke dokter dengan keluhan
muntah-muntah kehijauan. Anak masih bisa menghisap kuat,
tidak ada keluhan demam. Riwayat kelahiran SC dengan indikasi
riwayat SC, langsung menangis, gerakan aktif, refleks menghisap
kuat. Riwayat kehamilan ibu dengan polihidramnion. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nadi 140x/menit reguler, RR
SOAL
55x/menit, suhu 37oC, BB 3500 gram, PB 49cm, LK 35cm. Pada
pemeriksaan abdomen, tidak ditemukan distensi, BAB (-). Pada
55 pemeriksaan radiologis didapatkan gambaran sebagai berikut :
Diagnosis yang paling tepat
untuk kasus diatas adalah?
a. Atresia duodenum
b. Atresia ileum
c. Atresia jejunum
d. Atresia bilier
e. Atresia ani
A. ATRESIA DUODENUM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Bayi, q hari
• Keluhan mual muntah kehijauan

55 • Masih bisa menghisap kuat, tidak ada keluhan demam


• Pemeriksaan abdomen : distensi (-), BAB (-)
• Pemeriksaan radiologis :
Duodenal Atrasia
PEMBAHASAN • Kelainan kongenital akibat kegagalan lumen
duodenum mengalami rekanalisasi
55 • Diperkirakan terjadi pada usia 8-10 kehamilan
• Menyebabkan gastric outlet syndrome
• Berkaitan Down syndrome (20-30% of DS cases)
dan defek lainnya seperti atresia bilier
• Epidemiology
• > 1:10,000 births
Manifestasi
• Gejala
PEMBAHASAN • Muntah hijau (bilious) meskipun tidak
makan (kebalikan non nonbilious pada
kasus HSP)
55 • Jarang kencing
• Bisa ditemukan distensi abdomen
• Mekonium (-)
• Temuan
• Radiografi : double bouble sign
• Differensial diagnosis double bubble :
duodenal stenosis, midgut volvulus,
Ladd’s Bands
• Riwayat polihidramnion
Tatalaksana
PEMBAHASAN • Dekompresi gaster
• Pemasangan NGT

55 • Hidrasi intravena dan kontrol elektrolis


• Intervensi bedah
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Atresia ileum  hampir mirip gambaran ileus
obstruksi
55 c. Atresia jejunum  triple bubble
d. Atresia bilier  anak kuning lebih dari 2
minggu
e. Atresia ani  invertogram (+)
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

A. ATRESIA DUODENUM
55
Seorang perempuan berusia 28 tahun datang dengan keluhan
batuk darah sejak 1 hari yang lalu. Pasien juga mengalami
demam yang tidak terlalu tinggi. Pasien mengatakan sudah
mengalami batuk sejak 6 bulan yang lalu. Pasien belum pernah
mendapatkan pengobatan TB. Hasil pemeriksaan sputum BTA
SPS (+) pada 3 kali pemeriksaan. Penatalaksanaan yang tepat
SOAL
pada pasien ini adalah?

56 a. 2HRZE dan 4R3H3


b. 2HRZE dan 6RH
c. 2HRZE, 1RHZE, 5HRE
d. 2HRZE dan 4RHZ
e. 2HRZES dan 4R3H3
A. 2HRZE DAN 4R3H3
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 28 tahun
• Keluhan batuk darah, 1 hari lalu

56 • Demam tidak terlalu tinggi


• Batuk sudah 6 bulan lalu
• Belum pernah mendapat pengobatan TB
• Hasil BTA SPS (+) pada 3x pemeriksaan
PEMBAHASAN

56
PEMBAHASAN

56
PEMBAHASAN

56
TATALAKSANA TB PARU

PEMBAHASAN

56
TATALAKSANA TB PARU

PEMBAHASAN

56
TATALAKSANA TB PARU

PEMBAHASAN

56
Pada kasus ...
PEMBAHASAN  Pasien belum pernah mendapat pengobatan TB  termasuk
TB kasus baru

56  Jadi tatalaksana yang diberikan adalah OAT Katergori 1 


2HRZE dan 4R3H3
Jadi, tatalaksana yang tepat pada kasus tersebut
adalah…
PEMBAHASAN

A. 2HRZE DAN 4R3H3


56
Seorang pasien sedang menjalani pengobatan Tb dan mengeluh
fungsi pendengarannya menurun. Obat anti tuberkulosis yang
dapat menyebabkan keluhan tersebut adalah?
a. Streptomisin
b. Etambutol
SOAL
c. Isoniazid

57 d. Pirazinamid
e. Rifampisin
A. STREPTOMISIN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pasien sedang menjalani pengobatan TB
• Mengeluh fungsi pendengarannya menurun

57  Obat apa penyebabnya?


TATALAKSANA TB PARU

PEMBAHASAN

57
TATALAKSANA TB PARU

PEMBAHASAN

57
TATALAKSANA TB PARU

PEMBAHASAN

57
TATALAKSANA TB PARU
Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis
1. Isoniazid / INH  Neuritis perifer
 Anemia sideroblastik, anemia hemolitik pada pasien
PEMBAHASAN defisiensi G6PD, Anemia pernisiosa
2. Rifampisin  Berinteraksi dengan KB yang mengandung hormon

57 3. Etambutol
 Menurunkan efek obat hipoglikemia oral (OHO)
 Urin berwarna kemerahan (Redman Syndrom)
 Neuritis optik
 Buta warna merah/hijau
 Artritis gout akibat menurunnya ekskresi asam urat di ginjal
4. Pirazinamid  Gangguan hati
 Artritis gout
 Nyeri sendi
5. Streptomisin  Hipersensitivitas
 Mempengaruhi N.VIII
 Menurunkan fungsi ginjal
 Permanent ototoxic
 Menembus plasenta (tidak boleh untuk ibu hamil)
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Etambutol  buta warna, neuritis optik
c. Isoniazid  neuritis perifer, gangguan hati
57 d. Pirazinamid  gangguan hati, gout artritis
e. Rifampisin  kencing kemerahan, gangguan hati
Jadi, obat penyebabnya adalah…
PEMBAHASAN

A. STREPTOMISIN
57
Seorang pasien wanita usia 28 tahun datang ke dokter praktek
umum dengan membawa hasil lab gula darah puasa 115 mg/dL.
Indeks masa tubuh (IMT), profil lipd, TD semua dalam batas
normal. HbA1C dengan 2 kali pengukuran berutur-turut 6,2%
dan 6,4%. Diagnosis pada pasien ini adalah?
SOAL a. Normal
b. Sindrom metabolik

58 c. Toleransi glukosa terganggu


d. Glukosa darah puasa terganggu
e. Diabetes mellitus
D. GLUKOSA DARAH PUASA
TERGANGGU
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita, 28 tahun

58 • Datang membawa hasil lab : gula darah puasa 115 mg/dL.


• IMT, Profile lipid, TD dalam batas normal
• HbA1C 2 kali berturut-turut (6,2% dan 6,4%)
ALUR DIAGNOSIS DM

PEMBAHASAN

58
Analisis kasus ...
PEMBAHASAN • TGT  bila pemeriksaan TTGO didaptkan glukosa plasma
2 jam setelah beban antara 140-199 mg/dL

58 • GDPT  bila setelah pemeriksaan glukosa puasa


didapatkan antara 100-125 mg/dL
• Pasien atang membawa hasil lab gula darah puasa 115
mg/dL  Glukosa Darah Puasa Terganggu
• HbA1C 2 kali berturut-turut (6,2% dan 6,4%)
Jadi, diagnosisnya adalah…
PEMBAHASAN
D. GLUKOSA DARAH PUASA
58 TERGANGGU
Seorang laki-laki usia 19 tahun, datang dengan keluhan badan
terasa dingin sejak 6 jam yang lalu, disertai dengan mual dan
muntah. Demam sudah dirasakan sejak 4 hari yang lalu dan
kemarin sempat mimisan pada saat panas. Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 100/80 mmHg, HR 110x/menit lemah, Capilary
refill time diatas 5 detik, hepatomegali dan nyeri perut.
SOAL
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 16 g/dL, leukosit 1500
/uL, Hct 49%, trombosit 50.000/uL. Apa kemungkinan diagnosis
59 yang terjadi pada kasus diatas?
a. DBD grade I
b. DBD grade II
c. DBD grade III
d. DBD grade IV
e. Dengue fever
C. DBD GRADE III
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 19 tahun
• Keluhan terasa dingin, 6 jam lalu

59 • Disertai mual dan muntah


• Demam sejak 4 hari lalu dan 1 hari sebelumnya sempat
mimisan
• TD 100/80 mHg, HR 110x/menit, suhu : 38oC, CRT > 5 detik
• Laboraorium : Hb 16 g/dL, leukosit 1500 /uL, Hct 49%,
trombosit 50.000/uL
DEMAM DENGUE

PEMBAHASAN

59

Sumber: WHO SEARO


KLASIFIKASI DEMAM DENGUE

PEMBAHASAN

59
PATOFISIOLOGI

PEMBAHASAN

59
POLA PANAS DEMAM DENGUE

PEMBAHASAN

59
KRITERIA DEMAM BERDARAH DENGUE

PEMBAHASAN

59
KRITERIA DEMAM BERDARAH DENGUE

PEMBAHASAN

59
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

59
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

59
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

59
Kapan perlu transfusi trombosit?

PEMBAHASAN

59

Sumber: http://saripediatri.idai.or.id
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. DBD GRADE III


59
Seorang laki-laki berusia 25 tahun, mengeluh demam sejak 5
hari, disertai dengan mual, muntah, konjungtiva ikterus, dan
mempnyari riwayat menggunakan narkoba. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan SGOT 100U/L, SGPT 350U/L, Bilirubin
total 8 mg/dL, Bilirubin indirek 6 mg/dL. Setelah dilakukan
pemeriksaan serologis, apa yang diharapkan pada pasien
SOAL
tersebut?

60 a. HBsAg +, anti HBsAg -, IgG +


b. HBsAg -, anti HBsAg +, IgM –
c. HBsAg +, anti HBsAg -, IgM +
d. HBsAg -, anti HBsag +, IgG +
e. HBsAg -, anti HbsAg -, IgG +
C. HBSAG +, ANTI HBSAG -, IGM +
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 25 tahun
• Demam sejak 5 hari, disertai mual dan muntah
60 • Riwayat menggunakan narkoba
• Pemeriksaan fisik : konjungtiva ikterus
• Pemeriksaan lab : SGOT 100U/L, SGPT 350 U/L, Bilirubin
total 8 mg/dL, bilirubin indirek 6 mg/dL
PEMBAHASAN

60
Serologi Hepatitis B
HBsAg:
PEMBAHASAN
Hep B surface antigen, indikator awal hepatitis B,

60 dideteksi 4-12 minggu setelah infeksi


Anti HBs:
Antibodi terhadap HBsAg, menandakan adanya
kekebalan terhadap HBV
HBcAg:
Hep B core antigen, tidak ada nilai diagnostik
Serologi Hepatitis B
PEMBAHASAN
Anti HBc:
Antibodi terhadap HBcAg, penanda infeksi saat

60 window period dimana HBsAg dan AntiHBs negative


HBeAg:
Hep B envelope antigen, tanda virus replikatif dan
infeksius
Anti Hbe:
Penanda infeksi akut sudah berakhir, jika positif
bersama HBsAg menandakan carrier
Petanda Interpretasi
HEPATITIS A
IgM HAV Infeksi akut
IgG HAV Infeksi di masa lalu
HEPATITIS B

PEMBAHASAN HBsAg Infeksi aktif/sedang berlangsung. Muncul


sebelum gejala-gejala muncul
HBeAg Bukti replikasi virus dan infektivitas

60 IgM anti HBc Infeksi akut


Window period (HbsAg (-), anti-HBs belum
(+))
Anti-HBs Resolusi penyakit aktif
Petanda imunitas (petanda tunggal pasca
imunisasi)
IgG anti HBc Infeksi HBV lampau (HbsAg (-)) atau kronis
(HbsAg (+))
IgG anti Hbe Replikasi virus <<, infektivitas <<
HBV DNA Replikasi aktif virus di hepar
HEPATITIS C
Anti HCV atau HCV RNA Sedang menderita hepatitis C
Jadi, hasil pemeriksaan yang diharapkan adalah…
PEMBAHASAN

C. HBSAG +, ANTI HBSAG -, IGM +


60
Seorang wanita, berusia 25 tahun, datang ke UGD dengan
keluhan badan panas dan sesak sejak 3 hari yang lalu. Seminggu
sebelumnya pasien memiliki riwayat abses pada sekitar gigi
sehingga harus melakukan pencabutan gigi tanpa pemberian
antibiotik sebelumnya. Pasien juga mempunyai gangguan pada
septum ventrikel belum dikoreksi. Dari pemeriksaan fisik
SOAL
didapatkan TD 100/70 mmHg, HR 96x/menit, RR 28x/menit,
suhu 38,9oC, dan murmur jelas pada daerah apeks. Diagnosis
61 yang paling tepat pada kasus diatas adalah?
a. Miokarditis
b. Demam rematik akut
c. Septikemia
d. Endokarditis infektif
e. Perikarditis akut
D. ENDOKARDITIS INFEKTIF
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita, 25 tahun
• Keluhan badan panas dan sesak, 3 hari lalu

61 • Riwayat abses dan pencabutan gigi, 1 minggu sebelumnya


tanpa pemberian antibiotik
• Pemeriksaan fisik : Td 100/70 mmHg, HR 96x/menit, suhu
38,9oC, murmur jelas pada daerah apeks
Endokarditis Infektif vs Demam Rematik vs Perikarditis akut

Endokarditis Infektif Demam Rematik Perikarditis Akut


PEMBAHASAN
Definisi Penyakit infeksi pada Penyakit yang terjadi Peradangan
endokardium atau katub setelah infeksi perikardium parietal,

61 jantung Streptokokus B
Hemolitikus Grup A
visceral, atau
keduanya

Etiologi/ • Kelainan katub jantung Riwayat infeksi THT yang Infeksi virus, bakteri,
Faktor • Ada riwayat tindakan bedah tidak mendapat terapi uremia, trauma,
Risiko gigi atau orofaring yangb adekuat, seperti tonsilitis, sindrom pasca infark
baru faringitis, atau otitis media miokard, sindrom
• Ada riwayat tindakan pasca perikardiotomi,
pembedahan genitalia atau neoplasma, dan
saluran pernafasan idiopatik
• Pecandu narkoba IV
• Kelainan jantung bawaan
Endokarditis Infektif vs Demam Rematik vs Perikarditis akut

Endokarditis Infektif Demam Rematik Perikarditis Akut


Klinis  Demam dengan Kriteria diagnosis Jones : Trias klasik :
PEMBAHASAN puncak demam 38- 2 kriteria mayor atau 1 kriteria • Nyeri dada
40oC mayor dan 2 kriteria minor substernal atau

61
 Gejala emboli dan parasternal
vaskuler :  Kriteria Mayor • Kadang-kadang
• Petekie pada • Karditis menjalar ke bahu
mukosa dan kulit • Eritema marginatum • Perikardial friction
• Kelainan katub • Nodul subkutan rub
berupa murmur • Korea syndenham
• Infark miokard • Artritis
akut
• Sesak nafas  Kriteria Minor : demam,
• Glomerulonefritis poliartralgia, interval PR
memanjang reversible, LED
meningkat, didahului infeksi
streptokokus B hemolitikus atau
riwayat demam rematik
Endokarditis Infektif vs Demam Rematik vs Perikarditis akut

Endokarditis Infektif Demam Rematik Perikarditis Akut


Penunjang  Laboratorium :  80% ASTO (+)  EKG :
PEMBAHASAN • Leukositosis  LED dan protein C- • Elevasi segmen ST di
• Anemia Reaktif meningkat semua lead, depresi

61
normokromik- segmen PR, dan sinus
normositer takikardia
• Peningkatan LED  Foto Thoraks
 Urin rutin • Normal bila efusi
• Proteinuria perikardial sedikit, Bila
• Mikrohematuria banyak  dapat
 Biakan darah : terlihat seperti
organisme penyebab bayangan jantung
 Foto toraks : mencari membesar seperti
komplikasi  gagal botol air
jantung kongestif  Laboratorium :
 EKG : mencari tanda peningkatan LED,
infark leukositosis
Pada kasus ...
PEMBAHASAN • Wanita 25 tahun
• Keluhan badan panas dan sesak

61 • Riwayat abses dan pencabutan gigi sebelumnya tanpa


pemberian antibiotik
• suhu 38,9oC, murmur jelas pada daerah apeks

Jadi, berdasarkan data mengenai gejala dan tanda tersebut


pasien mengalami  Endokarditis infektif
Jawaban Lainnya
a. Miokarditis
PEMBAHASAN b. Demam rematik akut
c. Septikemia

61 e. Perikarditis akut
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. ENDOKARDITIS INFEKTIF
61
Pasien laki-laki usia 50 tahun, mengeluh mual dan muntah disertai dengan
nyeri pada ulu hatinya, dirasakan seperti tertusuk tusuk dan terkadang
menjalar ke punggung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kondisi kesakitan,
palpasi tegang, dan sangat nyeri. Dokter kemudian memeriksa laboratorium
darah dan enzim serta beberapa pemeriksaan penunjang yang lain.
Berdasarkan pemeriksaan tersebut, disimpulkan diagnosis dengan
pankreatitis akut. Apakah pemeriksaan yang biasanya diperiksa dan
SOAL meningkat tinggi pada pasien ini?
a. Lipase

62 b.
c.
Kolesitokinin
Alkali fospatase
d. Glukoronil transferase
e. A-Glutamil transferase
Pankreatitis
Definisi
• Pankreatitis  inflamasi pada parenkim
pankreas yang dapat membaik, dengan atau
tanpa komplikasi
PEMBAHASAN
• Dapat diderita oleh siapa saja dan segala
kelompok usia  terbanyak usia tua dan

62 laki-laki
Patofisiologi
• Normal  enzim-enzim pencernaan yang di
produksi pankreas hanya akan teraktivasi
setelah mencapai usus halus
• Pada pankreatitis  enzim tersebut
teraktivasi di dalam pankreas  memicu
reaksi kimia  peradangan pada pankreas
Penyebab tersering
• Laki-laki  konsumsi alkohol
• Perempuan  karena batu empedu
Pankreatitis
Gejala Klinis
• Nyeri tumpul hebat seperti ditekan atau
PEMBAHASAN diremas di sekitar bagian perut atas. Bisa
bertambah buruk dan menjalar ke sepanjang
punggung hingga bagian bawah tulang belikat

62 kiri
• Tidak jarang pasien datang dengan perut terasa
kembung dan nyeri saat disentuh atau
mengarah ke ileus paralitik
• Demam
• Mual dan muntah
• Ikterus
Nyeri yang dirasakan bisa terasa memburuk
dengan cepat, saat penderita berbaring, makan
(terutama makanan berlemak), dan minum
Kelainan Laboratorium
Peningkatan serum amilase Tidak spesifik
Kembali normal dalam 48-72 jam
Kadar amilase yang normal tidak mengeksklusi
pankreatitis
Kadar peningkatan tidak memprediksi beratnya
PEMBAHASAN penyakit
Peningkatan serum lipase Spesifik untuk penyakit pankreas

62 Serum elektrolit
Kembali normal dalam 7-14 hari
Hipokalsemia (25%)
Hiperglikemia
Darah lengkap Sel darah putih meningkat hingga 15.000-20.000
mg/dL
Peningkatan kadar lipid Hipertrigliseridemia

Tes fungsi hati Peningkatan serum bilirubin


Peningkatan ALT, AST
Hipoalbuminemia (prognosis buruk)
Laktat dehidrogenase (LDH) meningkat (prognosis
buruk)
Jadi, pemeriksaan penunjang dengan hasil meningkat
adalah…
PEMBAHASAN

62 A. LIPASE
Seorang laki-laki berusia 55 tahun, mengeluh pucat dan mudah
lelah. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 6gr/dL, leukosit
120.000/UL, trombosit 70.000/UL. Morfologi darah tepi dominan
sel blast seri mieloid sebesar 25%. Diagnosa yang paling
mungkin adalah?
SOAL
a. Reaksi leukemoid

63 b. Leukemia mieloid akut


c. Leukemia ieloid kronik
d. Multiple mieloma
e. Mielodisplasia
B. LEUKEMIA MIELOID AKUT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 55 tahun
• Mengeluh pucat dan mudah lelah
63 •

Pemeriksaan fisik konjungtiva anemis
Laboratorium : Hb 6gr/dL, leukosit 120.000/UL,
trombosit 70.000/UL. Morfologi darah tepi dominan
sel blast seri mieloid sebesar 25%.
LEUKEMIA

PEMBAHASAN Definisi :
• Keganasan hematologik akibat
63 proses neoplastik yang disertai
dengan gangguan diferensiasi
pada berbagai tingkatan sel
induk hemopoetik
• Terjadi ekspansi progresif dari
kelompok sel ganas tersebut
dalam sumsum tulang dan
beredar secara sistemik
KLASIFIKASI LEUKEMIA

PEMBAHASAN

63
AML
PEMBAHASAN

63
CML
PEMBAHASAN

63
AML VS CML

Leukemia Mieloid Akut Leukemia Mieloid Kronis

PEMBAHASAN Darah Tepi  Anemia normokromik normositer  Leukositosis berat 20.000-50.000


 Trombositopenia pada permulaan kemudian
 Leukosit meningkat, tetapi dapat biasanya > 100.000/mm3

63 juga normal atau menurun


 Apusan darah tepi  sel muda
(blast) > 5%
 Anemia mula-mula ringan
menjadi progresif pada fase
lanjut, bersifat normokromik
normositer
 Trombosit bisa meningkat,
normal, atau menurun
Sumsum Tulang  Hiperseluler, hampir semua sel  Hiperseluler dengan sistem
sumsum tulang diganti sel granulosit dominan sel blast <
leukemia (blast). 20%
 Jumlah sel blast > 20% dari sel
berinti dalam sumsum tulang
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

B. LEUKIMIA MIELOID AKUT


63
Pemeriksaan elektrokardiografi dari seorang pasien yang
melakukan general check-up menunjukkan denyut nadi
80x/menit, aksis deviasi ke kiri, gelombang p normal, PR interval
normal, segmen S di lead V2 sepanjang 30 mm dan segmen R di
lead V5 sepanjang 25 mm, segmen ST normal, dan gelombang T
normal. Maka kesimpulan dari pembacaan EKG tersebut
SOAL
adalah?

64 a. Hipertrofi ventrikel kanan


b. Hipertrofi ventrikel kiri
c. Sindrom koroner akut
d. Left bundle branch block
e. Right bundle branch block
B. HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Pemeriksaan EKG didapatkan :
aksis deviasi ke kiri, gelombang p normal, PR interval
64 normal, segmen S di lead V2 sepanjang 30 mm dan
segmen R di lead V5 sepanjang 25 mm, segmen ST
normal, dan gelombang T normal.
Kriteria EKG Untuk Hipertrofi Ventrikel Kiri :
Kriteria voltase (salah satu dibawah ini) :
 R atau S di sadapan ekstremitas ≥ 20 mm
PEMBAHASAN  S di sadapan V1 dan atau V2 ≥ 25 mm
 R di kompleks V5 dan atau V6 ≥ 25 mm

64  S di sadapan V1/V2 + R di sadapan


V5/V6 ≥ 35 mm
S DI LEAD V1 + R DI
LEAD V6 ≥ 35 mm

Kriteria non voltase :


 ST depresi dan T inversi di sadapan
V5 dan V6 (strain pattern)
 Interval QRS di V5 dan V6
memanjang 0,09 detik
LEFT VENTRICULAR
 Deviasi aksis jantung ke kiri STRAIN DI LEAD V5, V6
Kriteria EKG Untuk Hipertrofi Ventrikel kanan :
PEMBAHASAN  Kriteria voltase (salah satu dibawah ini) :
 Rasio R/S yang terbalik R/S DI V1 > 1 DAN T

64
DEFLEKSI (-) DI LEAD V1
 R/S di V1>1
 R/S di V6 <1
 Deviasi aksis ke kanan
 Interval QRS memanjang
di V1 ≥ 0,035 detik
 ST depresi dan T inversi di V1
 Gelombang S persisten di V6

PERSISTEN S
DI LEAD V6
DURASI KOMPLEKS QRS
NORMAL = < 0.12 DETIK  MEMANJANG ?  BBB
• BUNDLE BRANCH BLOCK KOMPLIT (> 0.12 DETIK)
• BUNDLE BRANCH BLOCK INKOMPLIT (0.10 – 0.12 DETIK)

PEMBAHASAN BLOK DI BERKAS HIS


KIRI 

64
LEFT BUNDLE BRANCH
BLOCK

• QRS LEBAR “M-


SHAPED” DI LEAD
I, aVL, V5 DAN V6
• GELOMBANG Q TIDAK
ADA DI LEAD 1, V5 DAN
BLOK DI BERKAS HIS V6
KANAN
RIGHT BUNDLE
BRANCH BLOCK

• POLA rSR’ di lead


aVR dan V1
• Gelombang S lebar
dan tumpul di lead I,
aVL, V5 dan V6
POLA rSR’ di
lead V1

PEMBAHASAN

64
RIGHT
BUNDLE
BRANCH
BLOCK
PEMBAHASAN
POLA QRS ‘M-
SHAPED’ DI

64
LEAD I, aVL, V5
dan V6

POLA QRS ‘M-


SHAPED’ DI
LEAD I, aVL, V5
dan V6
Wolff Parkinson White (WPW)
PEMBAHASAN

64
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Hipertrofi ventrikel kanan  R/S >1 di V1
b. Sindrom koroner akut  ST depresi, T inversi
64 c. Left bundle branch block  M-Shaped (rsR’) di V5
dan V6
e. Right bundle branch block  POLA rSR’ di lead aVR
dan V1, gelombang s lebar dan tumpul di lead aVL,
V5, dan V6
Jadi, kesimpulan ekg yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. HIPERTROFI VENTRIKEL KIRI


64
Laki-laki 40 tahun, datang dengan keluhan demam yang telah
dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Demam dirasakan naik turun.
Demam disertai dengan perubahan warna kencing menjadi
kuning pekat. Dari hasil anamnesis diketahui bahwa pasien
pernah menderita penyakit kuning sejak 8 tahun yang lalu dan
hingga sekarang masih aktif mengonsumsi alkohol. Pemeriksaan
SOAL
darah ditemukan virus yang masih aktif bereplikasi. Penanda
yang tepat kasus diatas adalah?
65 a. IgG anti HAV
b. HbsAg
c. IgG dan HAV
d. HbeAg
e. HbcAg
B. HBEAG
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 40 tahun
• Demam naik turun, 1 minggu lalu
65 • Disertai kencing kuning pekat
• Riwayat pernah menderita penyakit kuning, 8 tahun lalu
dan hingga sekarang masih aktif mengonsumsi alkohol
• Pemeriksaan darah ditemukan virus yang masih aktif
bereplikasi
PEMBAHASAN

65
Serologi Hepatitis B
HBsAg:
PEMBAHASAN
Hep B surface antigen, indikator awal hepatitis B,

65 dideteksi 4-12 minggu setelah infeksi


Anti HBs:
Antibodi terhadap HBsAg, menandakan adanya
kekebalan terhadap HBV
HBcAg:
Hep B core antigen, tidak ada nilai diagnostik
Serologi Hepatitis B
PEMBAHASAN
Anti HBc:
Antibodi terhadap HBcAg, penanda infeksi saat

65 window period dimana HBsAg dan AntiHBs negative


HBeAg:
Hep B envelope antigen, tanda virus replikatif dan
infeksius
Anti Hbe:
Penanda infeksi akut sudah berakhir, jika positif
bersama HBsAg menandakan carrier
Petanda Interpretasi
HEPATITIS A
IgM HAV Infeksi akut
IgG HAV Infeksi di masa lalu
HEPATITIS B

PEMBAHASAN HBsAg Infeksi aktif/sedang berlangsung. Muncul


sebelum gejala-gejala muncul
HBeAg Bukti replikasi virus dan infektivitas

65 IgM anti HBc

Anti-HBs
Infeksi akut
Window period (HbsAg (-), anti-HBs belum (+))
Resolusi penyakit aktif
Petanda imunitas (petanda tunggal pasca
imunisasi)
IgG anti HBc Infeksi HBV lampau (HbsAg (-)) atau kronis
(HbsAg (+))
IgG anti Hbe Replikasi virus <<, infektivitas <<
HBV DNA Replikasi aktif virus di hepar
HEPATITIS C
Anti HCV atau HCV RNA Sedang menderita hepatitis C
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. IgG anti HAV  infeks akut hepatitis A
b. HbsAg  infeksi akut atau sedang berlangsung
65 infeksi hepatitis B
c. IgG dan HAV
e. HbcAg
Jadi, penanda yang tepat pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

D. HBEAG
65
Seorang laki-laki berusia 23 tahun, datang dengan keluhan
utama nyeri kepala. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-), dan splenomegali
schuffner 3. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb
8gr/dL, LED 24mm, Leukosit 7000/mm3 , hematokrit 25 vol%,
SOAL
MCV 78 fl, dan MCH 25 pg. Diagnosis yang paling mungkin pada
pasien tersebut adalah?

66 a. Anemia normokromik normositik


b. Anemia normokromik mikrositik
c. Anemia hipokromik mikrositik
d. Anemia hipokromik makrositik
e. Anemia normokromik makrositik
C. ANEMIA HIPOKROMIK MIKROSITIK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 23 tahun
• Keluhan utama nyeri kepala
66 • Pemeriksaan fisik : konjungtiva anemis (+),
splenomegali schuffner 3
• Pemeriksaan laboraorium : didapatkan Hb 8gr/dL, LED
24mm, Leukosit 7000/mm3 , hematokrit 25 vol%,
MCV 78 fl, dan MCH 25 pg.
ANEMIA
(Hb < 13g% pada pria dan < 12g% pada wanita)

PEMBAHASAN

66
PEMBAHASAN

66
TABEL KLASIFIKASI ANEMIA BERDASARKAN MORFOLOGI ERITROSIT

A. Anemia hipokromik mikrositer  Anemia defiiensi besi


(MCV < 80 fl, MCH <27 pg)  Thalassemia
 Anemia akibat penyakit kronis
PEMBAHASAN  Anemia Sideroblastik
B. Anemia normokromik normositer  Anemia pasca perdarahan akut

66 (MCV 80-95 fl, MCH 27-34 pg) 





Anemia aplastik hipoplastik
Anemia hemolitik
Anemia akibat penyakit kronik
Anemia mieloptisik
 Anemia pada gagal ginjal kronis
 Anemia pada leukemia akut
C. Anemia makrositer  Anemia megaloblastik
(MCV > 95 fl) • Anemia defisiensi folat
• Anemia defisiensi vitamin B12
 Anemia nonmegaloblastik
• Anemia pada penyakit hati kronik
• Anemia pada hipotiroid
• Anemia pada sindroma mielodisplastik
Analisis kasus ...
PEMBAHASAN  Hasil pemeriksaan laboratorium pada pasien
menunjukkan MCV 78 fl dan MCH 25 pg
66  Pasien tersebut menderita anemia jenis
Hipokromik Mikrositer
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN
C. ANEMIA HIPOKROMIK
66 MIKROSITIK
Seorang perempuan datang ke puskesmas dengan keluhan berat
badan yang turun secara cepat dalam 1 bulan terakhir ini,
walaupun pasien sudah makan cukup banyak. Pasien juga
mengalami keluhan berdebar-debar serta badan yang cepat lelah
apabila melakukan aktivitas yang berat. Dari pemeriksaan fisik
SOAL
didapatkan TD 130/80 mmHg, RR 120x/menit, teraba kelenjar
tiroid dengan perabaan yang difus namun tidak terdapat nyeri
tekan tiroid. Refleks patella meningkat. Untuk memastikan
67 diagnosis, pemeriksaan penunjang yang disarankan adalah?
a. T3, T4
b. T3, T4, TSH
c. FT4, TSH
d. FT4, T3, T4, TSH
e. FT3, T4, TSH
C. FT4, TSH
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan
• Keluhan BB turun secara cepat, 1 bulan terakhir

67 • Merasa sudah makan cukup banyak


• Keluhan lain seperti berdebar-debar, serta cepat lelah
apabila melakukan aktivitas berat
• TD 130/80 mmHg, RR 120x/menit
• Teraba kelenjar tiroid dengan perabaan difus, nyeri tekan
tiroid (-), refleks patella meningkat
Gejala Klinis Hipertiroid
• Anamnesis  Kulit hangat dan lembab
PEMBAHASAN  Ansietas  “lid lag” (gerakan kelopak
 Keringat berlebih mata yang lambat)
67  Intoleransi panas
 Hiperaktifitas
 Tremor
 Penurunan BB
 Palpitasi  Gangguan menstruasi
• Pemeriksaan Fisik
 Takikardia
 Hipertensi sistolik dengan
pulse pressure tinggi
Evaluasi Hipertiroid

• Evaluasi hipertiroid dengan


PEMBAHASAN
pemeriksaan THS dan FT4
 TSH ↑, FT4 ↑ 
67 hipertiroid sekunder
 TSH ↓, FT4 ↑ 
hipertiroid primer
 TSH ↓, FT4 normal  cek
T3
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. T3, T4  TSH paling penting
b. T3, T4, TSH  Paling penting TSH dan T4
67 d. FT4, T3, T4, TSH  Paling penting TSH dan T4
e. FT3, T4, TSH  Paling penting TSH dan T4
Jadi, pemeriksaan penunjang yang tepat
adalah…
PEMBAHASAN

C. FT4, TSH
67
Pasien perempuan 45 tahun, datang ke unit gawat darurat RS
mengeluh demam disertai nyeri perut kanan atas, mual (+). Pada
pemeriksaan fisik didapatkan mengalami obseitas, demam,
murphy sign (+). Apa diagnosis yang paling mungkin pada kasus
diatas?
SOAL a. Glomerulonefritis akut
b. Abses hepar

68 c. Demam tifoid
d. Kolsistitis akut
e. Demam dengue
D. KOLESITITIS AKUT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Perempuan, 45 tahun
• Keluha demam disertai nyeri perut kanan atas

68 • Keluhan lain seperti mual (+)


• Pemeriksaan fisik : Obseitas (+), demam (+), murphy sign
(+)
KOLESISTITIS

PEMBAHASAN

68
MEKANISME KLINIS

PEMBAHASAN

68
PATOFISIOLOGI

PEMBAHASAN

68
PATOFISIOLOGI

PEMBAHASAN

68
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

68

USG disarankan sebagai


pemeriksaan awal
PEMBAHASAN

68
PEMBAHASAN

68
DIAGNOSA BANDING

PEMBAHASAN

68
DIAGNOSA BANDING
PEMBAHASAN

68
KOLANGITIS

PEMBAHASAN

68
KOLESISTITIS VS KOLANGITIS

PEMBAHASAN

68
DIAGNOSA BANDING

PEMBAHASAN Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis


Nyeri kolik + + +/- +/-

68 Nyeri tekan
(Murphy’s
sign)
- - + +

Demam - - + (low grade) + (high grade)


Ikterus - + - +
KOLESISTITIS VS KOLANGITIS

PEMBAHASAN

68
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

68

Sumber: Kumar Clinical Medicine


Jadi, diagnosis yang tepat adalah …
PEMBAHASAN

D. KOLESISTITIS AKUT
68
Seorang laki-laki 30 tahun mengalami demam tinggi, mengigil,
serta memiliki riwayat tidak sadar 1 jam yang lalu. Riwayat ke
daerah endemis malaria 1 minggu yang lalu. Pemeriksaan
hapusan darah didapatkan gambaran gametosit berbentuk
banana shaped. Jenis parasit penyebabnya adalah?
SOAL a. Plasmodium vivax
b. Plasmodium falciparum

69 c. Plasmodium ovale
d. Plasmodium malariae
e. Plasmodium tertiana
B. PLASMODIUM FALCIPARUM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 30 tahun
• Demam tinggi, menggigil, memiliki riwayat tidak sadar 1

69 jam yang lalu


• Memiliki riwayat ke daerah endemis malaria, 1 minggu
yang lalu
• Pemeriksaan hapusan darah didapatkan hasil dengan
gambaran banana shaped.
Malaria
PEMBAHASAN Manifestasi Klinis :
• Trias malaria  demam-menggigil-berkeringat
69 • Konjungtiva anemis, sklera ikterik, dapat
ditemukan kaku kuduk
• Hepatomegali & splenomegali
• Urin kehitaman (black water fever)
Penunjang
PEMBAHASAN Penunjang :
• Hapusan darah tebal & tipis

69  Dapat menentukan :
 Positif/negatif
 Spesies dan stadium
 Kepadatan (Kualitatif dan kuantitatif)
 Pada pasien dengan gejala berat & smear negative, diulang
dengan interval 6-12 jam atau dilakukan RDTs (Rapid
Diagnostic Test)
Malaria

PEMBAHASAN

69
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Plasmodium vivax  Schuffner’s dots
c. Plasmodium ovale  Schuffner’s dots
69 d. Plasmodium malariae  Band shape
e. Plasmodium tertiana
Jadi, jenis parasit pada pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

B. PLASMODIUM FALCIPARUM
69
Seorang laki-laki 35 tahun datang dengan keluhan benjolan
dileher sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan disertai dengan nyeri
berdebar-debar, berat badan turun, dan berkeringat. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan pengelihatan terganggu berupa
hemianopsia bilateral, dan pembesaran kelenjar tiroid yang ikut
bergerak saat menelan. Diagnosis utama yang dipikirkan
SOAL
adalah?

70 a. Hipertiroid primer
b. Hipotiroid primer
c. Hipertiroid sekunder
d. Hipotiroid sekunder
e. Hipertiroid tersier
B. HIPERTIROID SEKUNDER
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 35 tahun
• Benjolan di leher, 1 tahun lalu
70 • Keluhan lain seperti berdebar-debar, BB turun, dan
berkeringat
• Pemeriksaan fisik didapatkan hasil :
pengelihatan terganggu berupa hemianopsia bilateral dan
pembesaran kelenjar tiroid serta ikut bergerak pada saat
menelan
Gejala Klinis Hipertiroid
• Anamnesis  Kulit hangat dan lembab
PEMBAHASAN  Ansietas  “lid lag” (gerakan kelopak
 Keringat berlebih mata yang lambat)
70  Intoleransi panas
 Hiperaktifitas
 Tremor
 Penurunan BB
 Palpitasi  Gangguan menstruasi
• Pemeriksaan Fisik
 Takikardia
 Hipertensi sistolik dengan
pulse pressure tinggi
Evaluasi Hipertiroid

• Evaluasi hipertiroid dengan


PEMBAHASAN
pemeriksaan THS dan FT4
 TSH ↑, FT4 ↑ 
70 hipertiroid sekunder
 TSH ↓, FT4 ↑ 
hipertiroid primer
 TSH ↓, FT4 normal  cek
T3
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. HIPERTIROID SEKUNDER
70
Seorang perempuan berusia 20 tahun, datang ke klinik anda
dengan keluhan cepat lelah bila beraktivitas. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan adanya murmur diastolik di ruang sela iga V garis
midklavikula kiri, grade III/VI, kualitas rumbling, tidak menjalar.
Pada pasien juga didapatkan denyut nadi ireguler. Diagnosis
yang paling mungkin adalah?
SOAL
a. Regurgitasi katub aorta

71 b. Stenosis katub aorta


c. Regurgitasi katub mitral
d. Stenosis katub mitral
e. Murmur fisiologis pada kehamilan
D. STENOSIS KATUB MITRAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 20 tahun
• Keluhan cepat lelah bila beraktivitas

71 • Pemeriksaan fisik didapatkan murmur diastolik di ruang


sela iga V, midclavikula kiri, grade III/VI, kualitas rumbling,
tidak menjalar
Pendekatan Diagnosis Kelainan Katub

PEMBAHASAN

71
PEMBAHASAN

71
Pemeriksaan Fisik Pasien :
PEMBAHASAN • Di ruang sela iga V garis midklavikula kiri :
katub mitral
71 • Murmur diastolik  mitral seharusnya
membuka, tapi tidak bisa  stenosis
Mitral Stenosis

PEMBAHASAN

71
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Regurgitasi katub aorta  murmur diastolik
di aorta
71 b. Stenosis katub aorta  murmur ejeksi sistolik
c. Regurgitasi katub mitral  murmur
holosistolik di apex
d. Murmur fisiologis pada kehamilan
Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah…
PEMBAHASAN

D. STENOSIS KATUB MITRAL


71
Pasien laki-laki 40 tahun mengeluh badan lemas dan pusing.
Keluhan sudah terjadi selama beberapa minggu dan sekarang
pasien semakin pucat. Pasien ada seorang peternak babi yang
jarang membersihkan kandangnya. Pemeriksaan fisik
menunjukkan konjungtiva anemis, mukosa bibir anemis, kering.
Beberapa hari lalu keluar sesuatu dari anus dan setelah diperiksa
SOAL
secara miksroskopis didapatkan gambaran sebagai berikut :

72 Diagnosis kasus yang paling tepat adalah?


a. Taenia saginata
b. Ascaris lumbricoides
c. Oxycularis
d. Taenia solium
e. Necator americanus
D. TAENIA SOLIUM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 40 tahun
• Mengeluh badan lemas dan pusing, beberapa minggu lalu

72 dan semakin pucat


• Pasien seorang peternak babi dan jarang membersihkan
kandangnya
• Pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, mukosa
bibir anemis dan kering
• Riwayat keluar sesuatu dari anus
dan didapatka hasil sebagai
berikut :
Taeniasis

PEMBAHASAN

72
Perbedaan Taenia Solium dan Taenia Saginata

PEMBAHASAN

72
PEMBAHASAN

72
Jadi, diagnosis pada kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

D. TAENIA SOLIUM
72
Laki-laki 45 tahun datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan
kembung. Keluhan disertai pusing, mual, muntah, lemas, dan
sering bersendawa. Pada pemeriksaan sensitivitas kuman dari
munahan didapatkan bakteri bentuk spiral gram negatif
berflagel, urease (+), oksidase (+), katalase (+). Terapi apa yang
paling sesuai diberikan untuk eradikasi kuman penyebab
SOAL
kondisi ini?

73 a. Bismuth + amoxicillin + metronidazole


b. Omeprazole + amoxicillin + klaritomisin
c. Omeprazole + ciprofloxacin + metronidazole
d. Omeprazole + doksisiklin + klaritomisin
e. Omeprazole + metronidazole + tetrasiklin
B. OPEPRAZOLE + AMOXICILLIN +
KLARITOMISIN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 45 tahun

73 • Keluhan perut kembung


• Disertai pusing, mual, muntah, dan sering bersendawa
• Pemeriksaan sensitivitas kuman : terdapat bakteri bentuk
spiral, gram negatif, berflagel, urease (+), oksidase (+),
katalase (+)
PEMBAHASAN

73
PEMBAHASAN

73
PEMBAHASAN

73
Dispepsia akibat infeksi H pylori
PEMBAHASAN • Di Indonesia, 90-100% pasien dengan ulkus peptikum
yang tidak memiliki riwayat penggunaan obat OAINS
73 adalah akibat infeksi Hp
• 20-40% dyspepsia fungsional adalah akibat infeksi Hp
• Diagnosis dapat dilakukan melalui endoskopi (kultur,
histologi, rapid urease) dan secara tidak langsung (urea
breath test – gold standard, tes tinja dan urine)
• Sebelum pemeriksaan harus bebas PPI dan antibiotik 2
minggu
TATALAKSANA INFEKSI H. Pylori
PEMBAHASAN

73
Jadi, terapi yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
D. OMEPRAZOLE + KLARITOMISIN +
73 AMOKSISILIN
Pasien laki-laki 55 tahun datang dengan keluhan sesak sejak 1
minggu terakhir disertai dengan batuk berdahak. Pasien memilki
riwayat DM tidak terkontrol. Pada pasien didapatkan suara dasar
paru melemah pada hemitorak kanan, dan pada foto toraks
didapatkan opasitas homogeny di seluruh lapangan paru kanan.
Diagnosis yang tepat adalah?
SOAL
a. Pneumonia

74 b. Bronkitis kronik
c. Empiema
d. Bronkopneumonia
e. Tuberkulosis paru
C. EMPIEMA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 55 tahun
• Sesak sejak 1 minggu, disertai batuk berdahak

74 • Riwayat penyakit DM tidak terkontrol


• Pemeriksaan didapatkan suara dasar paru melemah di
hemitorak kanan
• Foto rontgen ditemukan opasitas homogeny di seluruh
lapangan paru
EMPIEMA

PEMBAHASAN

74
EMPIEMA

PEMBAHASAN

74
PNEUMONIA LOBARIS

PEMBAHASAN

74
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. EMPIEMA
74
Laki-laki 54 tahun datang untuk kontrol tekana darah. Pasien
memiliki riwayat tekana darah tinggi sejak 10 tahun lalu namun
tidak rutin minum obat. Selama ini pasien mengaku tidak ada
keluhan. Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik,
kesadaran kompos mentis. Tekanan darah 200/150 mmHg, HR
100x/menit, RR 20x/menit, suhu 37oC. Lain-lain dalam batas
SOAL
normal. Apakah diagnosis pasien ini?

75 a. Pre hipertensi
b. Hipertensi derajat 1
c. Hipertensi derajat 2
d. Hipertensi urgensi
e. Hipertensi emergensi
D. HIPERTENSI URGENSI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 54 tahun
• Datang kontrol tekanan darah
75 • Memiliki riwayat tekanan darah tinggi, 10 tahun lalu
namun tidak rutin minum obat
• Mengaku tidak ada keluhan
• Pemeriksaan fisik didapatkan TD 200/150 mmHg, HR
100x/menit, RR 20x/menit
HIPERTENSI URGENCY DAN EMERGENCY

PEMBAHASAN

75
KLASIFIKASI HIPERTENSI BERDASARKAN PERKI 2015
PEMBAHASAN

75
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. HIPERTENSI URGENSI
75
Laki-laki 32 tahun datang ke dokter karena ingin bekerja di flores.
Dia mendengar bahwa daerah tersebur adalah daerah yang
endemis terhadap malaria. Pasien sangat takut mendengar hal
tersbut dan bertanya ke dokter apa yang harus dilakukan.
Tindakan yang diberikan pada pasien tersebut adalah?
SOAL a. Memberikan profilaksis dengan doksisiklin 1x/hari selama 20
minggu

76 b. Memberikan primakuin 15 mg 2x1 selama 1 minggu


c. Memberikan klorokuin 300mg/menit selama 2 minggu
d. Memberikan klorokuin 300 mg saat itu juga
e. Memberikan profilaksis dengan doksisiklin 1x/hari selama 12
minggu
E. MEMBERIKAN PROFILAKSIS DENGAN
DOKSISIKLIN 1X/HARI SELAMA 12 MINGGU
PEMBAHASAN KEYWORDS :
• Laki-laki, 32 tahun
76 • Datang ke dokter karena ingin bekerja di flores yang
merupakan daerah endemis malaria
• Pasien sangat takut dan bertanya kepada dokter apa yang
harus dilakukan
LEPTOSPIROSIS

PEMBAHASAN

76
LEPTOSPIROSIS

PEMBAHASAN

76
LEPTOSPIROSIS

PEMBAHASAN

76
GEJALA KLINIS LEPTOSPIROSIS

PEMBAHASAN

76
WEIL DISEASE

PEMBAHASAN

76
LABORATORIUM

PEMBAHASAN

76
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

76
Pada Kasus Ini ...
PEMBAHASAN

76
PILIHAN LAIN

PEMBAHASAN

76
Jadi, tindakan yang tepat pada pasien adalah…
PEMBAHASAN
E. MEMBERIKAN PROFILAKSIS DENGAN
76 DOKSISIKLIN 1X/HARI SELAMA 12 MINGGU
Perempuan 20 tahun mengeluh lemah sejak 3 bulan. Pasien juga
nampak pucat dan mengalami demam yang hilang timbul selama
6 bulan. Terdapat kemerahan di pipi apabila terkena sinar
matahari. Selain itu didapatkan pula nyeri sendiri-sendi tangan
dan kaki. Pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis
SOAL tersebut adalah?
a. Anti ds-DNA

77 b. VDRL
c. Anti polimerase beta
d. Anti CBP
e. Anti kell
A. ANTI DS-DNA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 20 tahun
• Lemah sejak 3 bulan

77 • Tampak pucat dan demam hilang timbul, selama 6 bulan


• Terdapat kemerahan di pipi setelah terkena sinar matahari
• Keluhan lain berupa nyeri sendi-sendi tangan dan kaki
TANDA-TANDA SLE

PEMBAHASAN

77
CARA MENGHAFAL TANDA DAN GEJALA SLE

PEMBAHASAN

77
PEMBAHASAN

77
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. VDRL  pemeriksaan sifilis
c. Anti polimerase beta  pemeriksaan parkinson
77 d. Anti CBP  pemeriksaan huntigton
e. Anti kell  pemeriksaan hemolitik
Jadi, pemeriksaan penunjang yang tepat pada
pasien adalah…
PEMBAHASAN

A. ANTI DS-DNA
77
Laki-laki 32 tahun datang dengan keluhan terlihat kuning di
seluruh tubuh sejak 3 hari yang lalu. Demam sejak 8 hari yang
lalu. Pegal pada seluruh badan terutama betis. Mual, muntah.
Riwayat kebanjiran. Pada pemeriksaan didapatkan sklera pasien
ikterik, nyeri tekan epigastrium, hepatomegali, terdapat nyeri
tekan pada M. Gastrocnemius, perdarahan sibkonjungtiva
SOAL
minimal. Pemeriksaan lab didapatkan leukositosis, peningkatan
enzim transaminase, disertai dengan hematuria mikroskopik.
78 Tatalaksana yang tepat adalah?
a. Rawat jalan, doksisiklin 2x100 PO
b. Rawat jalan, penisilin prokain injeksi 1,5 juta unit/24 jam
c. Rawat inap, doksisiklin 2x100 PO
d. Rawat inap, penisilin prokain 1,5 juta unit/8jam
e. Rawat inap, tidak perlu antibiotik, cukup paracetamol aja
Leptospirosis
• Infeksi akibat Leptospira.sp,
ditularkan melalui redensia
PEMBAHASAN (tikus), riwayat banjir, petani
• Bakteri masuk melalui kulit
78 yang luka, mulut melalui air
tercemar
• Dibedakan menjadi ringan dan
berat (penyakit Weil)
• Demam, mialgia terutama di
M. Gastrocnemius, mata
merah), ikterus, azotemia,
perdarahan, hingga penurunan
kesadaran
PEMBAHASAN

78
Manifestasi Klinis
 Manifestasi klinis dari leptospirosis
• Sakit kepala
PEMBAHASAN • Demam
• Ikterik
78 • Rigors
• Nyeri otot (betis)
• Mual dan muntah
• Diare
• Batuk
• Faringitis
• Kongtivitis
• Nonpruritic skin rash
Patogenesis dan Patofisiologi
PEMBAHASAN  Leptospira sp. Di dalam darah mengeluarkan toksin
 merusak endotel  Vaskulitis  terutama pada
78 hepar dan ginjal
a. Ginjal : sindrom nefritik, acute kidney injury
b. Hepar : kolestasis, hepatomegali
c. Otot rangka : nekrosis terutama M. Gastrocnemius
d. Mata : uveitis
e. SSP : meningitis
Klasifikasi
 Ringan  tidak ditemukan tanda-tanda
PEMBAHASAN penyakit Weil
 Berat  ditemukan gejala sebagai berikut :
78 • Ikterus
• Azotemia
• Diatesis hemoragik/perdarahan
• Anemia
• Penurunan kesadaran (e.c ensefalopati
uremia)
Pemeriksaan Penunjang
PEMBAHASAN  Microscopic agglutination test (MAT)
 Mikroskop lapangan gelap (tidak disarankan
78 karena nilai positif palsu tinggi)
 Kultur dari darah, CSF, atau Urin
Tatalaksana
PEMBAHASAN  Ringan : doksisiklin 2 x 100 mg PO selama 7
hari, rawat jalan
78  Berat : penisilin G 1,5 juta unit, 3-4 kali sehari
selama 7 hari, rawat inap
 Kemoprofilaksis : doksisiklin 200 mg sekali
seminggu
Analisa Soal
 Demam, nyeri tekan M.Gastrocnemius,
PEMBAHASAN
riwayat banjir  mengarah ke Leptospirosis
 Tentukan apakah ringan atau berat
78 • Ikterus
• Azotemia (mengarah ke sindrom nefritik)
 komplikasi lanjutan dari leptospirosis
• Diatesis hemoragik/perdarahan
• Anemia
• Penurunan kesadaran (e.c ensefalopati
uremia)
Analisa Soal
PEMBAHASAN  Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan untuk menegakkan leptospirosis :
78 • Kultur darah (dalam 7-14 hari setelah
terpajan)
• Microscopic Agglutination Testing (MAT)
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Rawat jalan, doksisiklin 2x100 PO 
leptospirosis ringan
78 b. Rawat jalan, penisilin prokain injeksi 1,5 juta
unit/24 jam  tidak tepat
c. Rawat inap, doksisiklin 2x100 PO  tidak
tepat
e. Rawat inap, tidak perlu antibiotik, cukup
paracetamol saja  infeksi bakteri sehingga
diberikan antibiotika
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
D. RAWAT INAP, PENISILIN PROKAIN
78 1,5 JUTA UNIT/8 JAM
Seorang perempuan usia 24 tahun, mudah lelah dan letih.
Terdapat riwayat pasien malas menggunakan alas kaki. Hb 9,9
g/dL, hematokrit 30%. Pada pemeriksaan mikroskopis feses
ditemukan gambaran sebagai berikut :

SOAL Dalam bentuk stadium apakah


organisme tersebut masuk
79 ke dalam tubuh manusia?
a. Telur matang
b. Larva rhabditiforms
c. Larva dilariforms
d. Proglotid matang
e. Cacing dewasa
C. LARVA FILARIFORMS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 24 tahun
• Mudah lelah dan letih

79 • Memiliki riwayat malas menggunakan alas kaki


• Hb 9,9 g/dL, hematokrit 30%
• Pemeriksaan mikroskopis feses ditemukan :
Cacing Tambang (Hookworm)
Beberapa spesies :
PEMBAHASAN
1. Hidup di usus halus dan menyebabkan
anemia defisiensi besi
79 • Ancylostoma duodenale
• Nectator americanus
2. Hidup di bawah kulit dan menyebabkan
cutaneous larva migrans/creping eruption
• Ancylostoma braziliensis
• Ancylostoma caninum
PEMBAHASAN

79
PEMBAHASAN

79
Tatalaksana
PEMBAHASAN  Albendazole 1 x 400 mg dosis tunggal
(terpilih pada kondisi tidak hamil)
79  Mebendazole 2 x 100 mg selama 3 hari
 Pirantel pamoat 10 mg/KgBB maksimal 1
gram (terpilih pada ibu hamil)
Jawaban Lainnya
a. Telur matang  askariasis, enterobiasis, sistiserkosis
b. Larva rhabditiforms  bukan bentuk infektif
PEMBAHASAN
d. Proglotid matang  taeniasis

79 e. Cacing dewasa  bukan bentuk infektif


Jadi, stadium organisme yang masuk ke dalam
tubuh pasien adalah…
PEMBAHASAN

C. LARVA FILARIFORMS
79
Perempuan usia 44 tahun, memeriksakan diri ke puskesmas
dengan keluhan badan terasa lemas, pegal, mudah lelah, dan
kepala sering terasa pusing. Hasil pemeriksaan fisik didapati
berat badan 94 kg, tinggi badan 167cm, tekanan darah
140/100mmHg, HR 80x/menit, RR 20x/menit. Lingkar perut
84cm. Telah dilakukan pemeriksaan penunjang dan hasilnya
SOAL
sebagai berikut GDS 200 mg/dL, GDP 250 mg/dL, trigliserida 300
mg/dL. Sebelumnya pasie tidak rutin memeriksakan kondisinya
80 dan tidak mengonsumsi obat apapun. Kondisi yang tidsk sesuai
dalam menegakkan diagnosa kasus diatas adalah?
a. Gula darah sewaktu
b. Gula darah puasa
c. Lingkar perut
d. Tekanan darah
e. Trigliserida
A. GULA DARAH SEWAKTU
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 44 tahun
• Datang memeriksakan diri karena merasa lemas, pegal,

80 mudah lelah, dan kepala pusing


• Pemeriksaan fisik TD 140/100 mmHg, HR 80 x/menit, RR
20x/menit
• TB 167cm, BB 94kg, lingkar perut 84cm, GDS 200mg/dL,
GDP 250 g/dL, trigliserida 300 mg/dL
• Tidak memiliki riwayat mengonsumsi obat-obatan
KRITERIA SINDROM METABOLIK

PEMBAHASAN

80
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Gula darah puasa  termasuk dalam kriteria
sindrom metabolik
80 c. Lingkar perut  termasuk dalam kriteria
sindrom metabolik
d. Tekanan darah  termasuk dalam kriteria
sindrom metabolik
e. Trigliserida  termasuk dalam kriteria
sindrom metabolik
Jadi, kondisi yang tidak sesuai untuk menegkkan
diagnosis kasus diatas adalah…
PEMBAHASAN

A. GULA DARAH SEWAKTU


80
Laki-laki 43 tahun, mengeluh kaku pada sendi pergelangan
tangan dan jari-jari tangan pada pagi hari selama 1 jam atau
lebih. Pemeriksaan ROM terbatas karena nyeri, edema (+), dan
kemerahan (+) pada sendi PIP dan DIP bilateral. Dari pemeriksan
lab didapatkan anti CCP (+). Pasien memiliki riwayat maag.
Gambaran apa yang mungkin didapatkan dari pemeriksaan fisik
SOAL
sebagai komplikasi penyakit ini?

81 a. Koilonikia
b. Boutonniere deformity
c. Heberden node
d. Deformitas varus
e. Claw hand
B. BOUTONNIERE DEFORMITY
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 43 tahun
• Kaku pada sendi pergelangan tangan dan jari tangan pada

81 pagi hari selama 1 jam/lebih


• ROM terbatas karena nyeri, edem (+), kemerahan (+) pada
sendi PIP dan DIP
• Pemeriksaan lab anti CCP (+)
• Gambaran apa yang mungkin dapat didapatkan dari
pemeriksaan fisik sebagai komplikasi penyakit ini?
PEMBAHASAN

81
PEMBAHASAN

81
PEMBAHASAN

81
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Koilonikia  kuku sendok pada defisiensi besi
c. Heberden node  pada OA
81 d. Deformitas varus  pada CTEV, kaki 0
e. Claw hand  cedera n.ulnaris
Jadi, gambaran komplikasi yang mungkin terjadi
pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

B. BOUTONNIRE DEFORMITY
81
Perempuan usia 19 tahun dibawa oleh temannya ke unit gawat
darurat dengan keluhan sesak disertai dengan mengi sejak 30
jam yang lalu. Pasien diketahui memiliki riwayat asma dan rutin
berobat menggunakan bronkodilator inhalasi. Pemeriksaan fisik
pasien diperoleh TD 130/90 mmHg, HR 98x/menit, RR
36x/menit, suhu 37,2oC dan terdapat wheezing di kedua
SOAL
lapangan paru. Hasil analisa gas darah menunjukkan PH 7,49,
PaCO2 28,4, HCO3 25,2. Interpretasi hasil analisa gas darah yang
82 tepat adalah?
a. Asidosis metabolik tidak terkompensasi
b. Asidosis respiratorik tidak terkompensasi
c. Alkalosis respiratorik tidak terkompensasi
d. Alkalosis respiratori terkompensasi sebagian
e. Asidosis metabolik terkompensasi sebagian
C. ALKALOSIS RESPIRATORIK TIDAK
TEKOMPENSASI
PEMBAHASAN KEYWORDS :
• Perempuan, 19 tahun
82 • Mengeluh sesak disertai mengi, 30 jam lalu
• Pasien memiliki riwayat asma dan rutin menggunakan
bronkodilator inhalasi
• Pemeriksaan fisik TD 130/90 mmHg, HR 98x/menit, RR
36x/menit, weezing (+) di kedua lapangan paru
• Hasil AGD : PH 7,49, PaCo2 (28,4), HCO3 (25,2)
PEMBAHASAN

82
PEMBAHASAN

82
PEMBAHASAN

82
PEMBAHASAN

82
PEMBAHASAN

82
PEMBAHASAN

82
PEMBAHASAN

82
PEMBAHASAN

82
PEMBAHASAN

82
Jadi, interpretasi hasil analisa gas darah pada
pasien adalah…
PEMBAHASAN

C. ALKALOSIS RESPIRATORI TIDAK


82 TERKOMPENSASI
Laki-laki 50 tahun datang dengan keluhan kaki bengkak, lemas,
dan cepat lelah sejak 1 bulan terakhir. Tidur dengan 2 bantal
setiap harinya. Ia adalah penderita DM, tetapi malas kontrol ke
rumah sakit. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi. Pada
pemeriksaan firik didapatkan TD 160/100 mmHg, RR 26x/menit.
SOAL Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Ur 128, Cr 4,0,
Leukosit 9600, Hb 8 g/dL. Terapi yang tepat pada kasus diatas
adalah?
83 a. Sulfas ferosus
b. Vit B12
c. Transfusi
d. Chelating agent (deferoksamin)
e. Eritropoetin
E. ERITROPOETIN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 50 tahun
• Keluhan kaki bengkak, lemas, dan cepat lelah, 1 bulan terakhir
83 • Tidur dengan 2 bantal tiap harinya, memiliki riwayat DM dan
hipertensi, namun tidak rutin kontrol.
• Pemeriksaan fisik TD 160/100 mmHg, RR 26x/menit
• Pemeriksaan laboratorium : Ur 128, Cr 4,0, leukosit 9600, Hb 8
g/dL
Anemia
• Pendekatan awal dalam hal pucay/anemia adalah anamnesis dan
PEMBAHASAN pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan laboratorium yang cukup bermanfaat adalah nilai
83 morfologi eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC) serta
hitung retikulosit
• Indikatornya :
• MCV : rata-rata volume eritrosit (femtoliter  um3)
• MCH : rata-rata massa hemoglobin per eritrosit (pikogram)
• MCHC : rata-rata hemoglobin pada sel-sel darah merah
dengan volume tertentu (g/dL)
• RDW : koefisien variasi volume sel darah merah
Ukuran
PEMBAHASAN • Anemia mikrositik  defisiensi Fe, Thalasemia,
Penyakit kronik (gangguan utilisasi Fe), anemia
83 hemolitik
• Anemia normositik  perdarahan akut, anemia
penyakit kronik, anemia aplastik, gagal ginjal
• Anemia makrositik  defisiensi folat, defisiensi
B12
PEMBAHASAN

83
Pendekatan berdasarkan Penyakit
• Anemia defisiensi Besi : Darah tepi anemia mikrositik hipokrom, serum
iron meningkat, feritin menurun, TIBC meningkat, sel pensil. Terapi 
suplementasi besi
PEMBAHASAN
• Anemia hemolitik : Darah tepi anemia mikrositik hipokrom. Terdapat
sel target dan anisopoikilositositosis (bentuk sel bermacam-macam
83 karena lisis. Bilirubin indirek meningkat, ikterik, splenomegali. Biasanya
karena thalasemia. Pemeriksaan tambahan elektroforesis Hb
• Anemia karena keganasan (leukimia). Pansitopenia, leukosit meningkat
namun abnormal. Blast (+), hepatomegali. Pemeriksaan lanjutan : bone
marrow puncture. Terapi  kemoterapi
• Anemia aplastik : pansitopenia. Tidak ada organomegali. Pemeriksaan
tambahan : BMP  gambaran hipoplastik
• Anemia penyakit kronis : infeksi kronis  karena gangguan utilisasi.
Anemia mikrositik hipokrom
Pendekatan berdasarkan Penyakit
PEMBAHASAN • Anemia karena penyakit ginjal kronis (CKD)  anemia
normositik normokromik karena gangguan produksi
83 eritropoetin
• Anemia perdarahan  normositik normokrom
• Anemia makrositik  karena defisiensi B12 pada post op
gastrointestinal, asam folat, liver disease
PEMBAHASAN

83
Analisis Soal
PEMBAHASAN • Lemas dan mudah lelah  tanda anemia
• DM 20 tahun tapi tidak rajin kontrol  mungkin
83 menimbulkan komplikasi di organ lain seperti nefropati,
neuropati, katarak, retinopati DM
• Tidur 2 bantal, pitting edema, Ur 70, Cr 3  estimasi GFR 5
 penurunan fungsi ginjal
• Kemungkinan terbesar anemia karena oleh defisiensi
eritropoetin
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Sulfas ferosus  untuk anemia defisiensi bsei
b. Vit B12  untuk alkoholik, riwayat gastrektomi
83 c. Transfusi  thalasemia, CKD Hb < 7
d. Chleating agent (deferoksamin)  agen chelating
besi yang digunakan untuk mengikat kelebihan zat
besi pada penderita thalasemia
Jadi, terapi yang tepat pada kasus adalah…
PEMBAHASAN

E. ERITROPOETIN
83
Laki-laki usia 70 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan
nyeri pada kedua lutut selama 2 mingu trakhir ini. Keluhan nyeri
dirasakan terutama saat berjalan atau beraktivitas. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80 mmHg, HR 72x/menit,
RR 20x/menit, suhu 36,5oC. Pasien memiliki TB 150cm dengan BB
80 kg. Dari status lokalis pada kedua lutut pasien diketahui
SOAL
terdapat nyeri tekan dan krepitasi tidak ada. Dari pemeriksaan
foto rontgen genu didapatkan osteofit dengan penyempitan
84 celah sendi pada genu dekstra. Tatalaksana apakah yang tepat
dan efektif pada kasus diatas?
a. Vitamin D untuk memperkuat kondisi sendi
b. Kalsium dosis tinggi untuk memperkuat sendi
c. Antibiotik intraartikular untuk mengatasi infeksi sendi
d. Penurunan BB untuk mengurangi beban pada sendi
e. Harus seringberlari untuk meningkatkan ketahanan sendi
D. PENURUNAN BB UNTUK MENGURANGI
BEBAN PADA SENDI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 70 tahun

84 • Keluhan nyeri kedua lutut, 2 minggu terakhir


• Nyeri dirasakan saat berjalan/beraktivitas
• Pemeriksaan fisik TD 110/80mmHg, HR 72x/menit, RR
20x/menit. TB 150cm, BB 80kg
• Status lokalis : nyeri tekan (+), krepitasi (-)
• Foto rontgen : osteofit (+), penyempitan celah sendi (+)
PEMBAHASAN

84
PEMBAHASAN

84
PEMBAHASAN

84
PEMBAHASAN

84
PEMBAHASAN

84
PEMBAHASAN

84
Jadi, tatalaksana yang tepat pada pasien adalah…
PEMBAHASAN
D. PENURUNAN BB UNTUK
84 MENGURANGI BEBAN PADA SENDI
Laki-laki usia 33 tahun, datang ke puskesmas karena batuk lama
dan berdarah. Pasien juga mengeluhkan sering keringat malam
dan mengalami penurunan berat badan. Pada pemeriksaan
sputum BTA didapatkan hasil +2/+3/+2 dan diberikan OAT
kategori 1. Pasien telah menjalankan pengobatan selama 5
bulan, setelah dilakukan pemeriksaan sputum ulang dan
SOAL
didapatkan hasil +1/+1/-. Tatalaksana selanjutnya yang tepat
untuk pasien adalah?
85 a. Melanjutkan pengobatan OAT
b. Mengulang OAT kategori 1 dari awal
c. Mengganti OAT lini 2
d. Ganti OAT kategori 2 dan dirujuk untuk cek resistensi TB
e. Mengulang pemeriksaan sputum BTA
D. GANTI OAT KATEGORI 2 DAN DIRUJUK
UNTUK CEK RESISTENSI TB
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 45 tahun

85 • Memiliki riwyat DM tipe 2, 1 tahun lalu dan terkontrol dengan


metformin dan glibenklamid
• Pasien rutin melakukan kontrol dan pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan laboratorium yang digunakan sebagai alat
untuk mengetahui kontrol pengobatan adalah?
PEMBAHASAN

85
Tb Paru – Algoritme tambahan

PEMBAHASAN

85
Algoritma TB, 2014

PEMBAHASAN

85
Evaluasi Mikroskopois Pengobatan TB

• Jika akhir bulan 2 (tahap awal) masih (+):


PEMBAHASAN
• Pasien OAT regimen 1 – tidak perlu sisipan, lanjut
fase lanjutan, cek ulang dahak 1 bulan kemudian
85 • Pasien OAT regimen 2 – terduga TB MDR, cek
resistensi/langsung rujuk ke RS Pusat Rujukan TB
MDR
• Jika masih (+) di akhir bulan 5:
• Kasus gagal pengobatan
• Langsung anggap terduga TB MDR & cek
resistensi/rujuk
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Melanjutkan pengobatan OAT  tidak perlu, sudah
dapat dikatakan gagal pengobatan
85 b. Mengulang OAT kategori 1 dari awal  pasien gagal
pengobatan
c. Mengganti OAT lini 2  jelas salah
e. Mengulang pemeriksaan sputum BTA  jelas salah
Jadi, pemeriksaan yang tepat pada kasus
adalah…
PEMBAHASAN
D. GANTI OAT KATEGORI 2 DAN
85 DIRUJUK UNTUK CEK RESISTENSI TB
Seorang anak laki-laki berusia 2 tahun dibawa ke UGD dengan
keluhan muka sembab, ascites, rambut mudah patah dan
kemerahan, mata sembab, dan pitting edema. Pengukuran
antropometri didapatkan BB 7 kg dan TB 85cm. Diagnosis yang
paling tepat untuk penyakit diatas adalah?
SOAL a. Kwashiorkor
b. Marasmus

86 c. Marasmus – kwashiorkor
d. Obseitas
e. Gangguan ginjal
A. KWASHIORKOR
KEYWORDS :
• Anak laki-laki, 2 tahun
PEMBAHASAN
• Keluhan muka sembab, ascites, rambut mudah patah dan
kemerahan, mata sembab, dan pitting edema
86 • Antropometri : BB 7kg, TB 85cm
DIAGNOSIS GIZI BURUK

PEMBAHASAN

86
Gizi Buruk
 Seorang anak dikategorikan mengalami gizi buruk apabila pengukuran
antropometri BB/TB-PB < -3 SD  memerlukan plot BB berdasarkan PB-TB dan
jenis kelamin
PEMBAHASAN
 Selain cara diatas, jika tidak memiliki plot tersebut  dapat digunakan kriteria
status gizi Waterlow berdasarkan BB/BBI  menggunakan rumus Nelson

86 Kriteria Status Gizi Waterlow (CDC atau


WHO)
BBI (Berat Badan Ideal) Menurut
Nelson :
Status Gizi (BB/BBI) Interpretasi Umur Rumus
< 70% KEP Berat 4-11 Tahun (Bulan + 9) : 2 kg
70-80% KEP Sedang 1-6 Tahun (Tahun x 2) + 8 kg
80-90% KEP Ringan 7-12 Tahun (Tahun x 7) : 2 kg
90-110% Normal
110-120% Gizi Lebih
> 120% Obese
Pada Kasus ...
PEMBAHASAN • Anak laki-laki usia 2 tahun
• BB 7 kg, TB-PB 85 cm  termasuk dalam < -3 SD
86 •

Berdasarkan rumus nelson  BBI anak 12 kg
Berdarkan rumus waterlow  58,3%  KEP Berat
KLASIFIKASI GIZI BURUK

PEMBAHASAN

86
KLASIFIKASI GIZI BURUK

PEMBAHASAN

86
TATALAKSANA (JADWAL PENGOBATAN DAN PERAWATAN) GIZI BURUK

PEMBAHASAN

86
INGAT !!!

PEMBAHASAN

86
Pada Kasus ...
PEMBAHASAN • Anak laki-laki usia 2 tahun
• Keluhan muka sembab, ascites, rambut mudah patah
86 dan kemerahan, mata sembab, dan pitting edema 
Kwashiorkor
Jadi, diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

A. KWASHIORKOR
86
Bayi laki-laki berusia 3 bulan dibawa ibunya ke puskesmas untuk
imunisasi. Saat diperiksa, ternyata bayi tersebut demam tinggi,
diare, dan tampak sakit sedang. Hal yang harus dilakukan
adalah?
a. Imunisasi tetap dilanjutkan
SOAL b. Imunisasi peroral saja
c. Imunisasi dengan dosis yang diturunka
87 d. Imunisasi ditunda setelah bayi sehat
e. Imunisasi ditunda hingga bayi sehat dan imunisasi diulang
dari awal
D. IMUNISASI DITUNDA SETELAH BAYI
SEHAT
PEMBAHASAN KEYWORDS :
• Bayi laki-laki, 3 bulan

87 • Datang ke puskesmas untuk imunisasi


• Bayi saat ini sedang demam tinggi, diare, dan tampak
sakit sedang
Berlaku umum untuk semua vaksin
DTaP/DTP, OPV, IPV, MMR, Varisela, HiB, Hep B
Indikasi Kontra dan Perhatian Khusus Bukan Indikasi Kontra

PEMBAHASAN  Reaksi anafilaksis terhadap vaksin, indikasi  Reaksi lokal ringan-sedang (sakit, kemerahan,
kontra pemberian vaksin sebelumnya bengkak) sesudah suntikan vaksin
 Reaksi anafilaksis terhadap konstituen vaksin,  Demam ringan atau sedang pasca vaksinasi

87 indikasi kontra pemberian semua vaksin yang


mengandung bahan konstituen tersebut
 Sakit sedang atau berat, dengan atau tanpa
sebelumnya
 Sakit akut ringan dengan atau tanpa demam
ringan
demam  Sedang mendapat terapi antibiotika
 Masa konvalsen suatu penyakit
 Prematuritas
 Terpajan terhadap suatu penyakit menular
 Riwayat alergi penicilin atau alergi lain non
spesifik atau alergi dalam keluarga
 Kehamilan ibu
 Penghuni rumah lainnya tidak divaksinasi
Jadi, hal yang harus dilakukan pada bayi tersebut
adalah…
PEMBAHASAN

D. DITUNDA SETELAH BAYI SEHAT


87
Seorang bayi baru lahir perempuan cukup bulan. Ketika lahir
langsung menangis tetapi kemudian merintih, seluruh badan
kemerahan tetapi ujung ekstremitas membiru, pergerakan
kurang aktif, denyut jantung 120x/menit. Skor apgar bayi
tersebut adalah?
SOAL a. 3
b. 4

88 c. 6
d. 8
e. 9
C. 6
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Bayi lahir cukup bulan
• Lahir langsung menangis, namun kemudian merintih

88 • Seluruh badan merahan tapi ujung ekstremitas membiru


• Pergerakan kurang aktif
• Denyut jantung 120x/menit
SKOR APGAR
PEMBAHASAN APGAR TANDA NILAI
0 1 2

88 Appearance

Pulse
Warna kulit

Frekuensi jantung
Biru/pucat

Tidak ada
Tubuh merah,
ekstremitas biru
< 100x/menit
Merah seluruh tubuh

> 100x/menit
Grimance Reflek Tidak ada Menyeringai/gerakan Batuk, bersin,
sedikit menangis kuat
Activity Tonus otot Lunglai Fleksi ekstremitas Gerakan aktif
lemah
Repiration Nafas Tidak ada Tidak teratur, dangkal Menangis kuat, teratur
Pada Kasus ...
PEMBAHASAN  Bayi menangis kuat kemudian merintih (2)
 Seluruh badan kemerahan, namun ujung ekstremitas
88 membiru (1)
 Pergerakan kurang aktif (1)
 Denyut jantung 120x/menit (2)

Jadi, total skor APGAR pada bayi ini adalah 6


Jadi, skor apgar pada bayi tersebut adalah…
PEMBAHASAN

C. 6
88
Seorang anak usia 1 tahun dibawa orang tuanya dengan keluhan
sering biru. Keluhan ini muncul sejak pasien masih kecil, namun
makin lama makin parah. Pemeriksaan fisik didapatkan sianosis
pada mukosa mulut, lidah, dan kuku, jari tabuh, benjolan pada
dada, dan murmur sistolik pada ICS 2 garis parasternal kiri.
Rontgen dada menunjukkan jantung yang tidak membesar, apeks
SOAL
jantung bulat dan terangkat disertai cekung pada konus
pulmonalis. Kelainan jantung yang menyertai penyakit jantung
89 bawaan ini, kecuali?
a. Defek septum ventrikel
b. Hipetrofi ventrikel kanan
c. Overriding aorta
d. Stenosis pulmonal
e. Stenosis aorta
E. STENOSIS AORTA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak, 1 tahun
• Keluhan sering biru, muncul sejak kecil dan makin parah

89 • Pemeriksaan fisik didapatkan sianosis pada mukosa


mulut, lidah, dan kuku, jari tabuh, benjolan pada dada,
dan murmur sistolik pada ICS 2 parasternal kiri
• Rontgen : cardiomegali (-), apeks jantung bulat, terangkat,
dan cekung pada konus pulmonalis
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

PEMBAHASAN

89
PEMBAHASAN

89
Tetralogy of Fallot (TOF)
• R-L shunt  Cyanotic
• VSD, pulmonary stenosis,
PEMBAHASAN overriding aorta and right
ventricular hypertrophy

89 • Cyanotic spell: biru  sistemik


perifer resistance ↓ (nangis).
Dapat diperbaiki dengan cara ↑
resistensi perifer (jongkok)
• PF: single S2 (akibat stenosis
pulmonal)
• Foto thoraks: boot shape
• Ejeksi sistolik 3/6 pada sela iga
II kiri  murmur akibat stenosis
pulmonal
Ventricular Septal Defect (VSD)
• Left to right shunt
PEMBAHASAN
• LA, LV, dan PA enlargement 
pulmonary vascular
89 obstructive disease 
pulmonary hypertension (PH)
 eisenmenger syndrome
• PF: murmur pansistolik di
sela iga ke 3 dan ke 4 tepi kiri
sternum menjalar ke
sepanjang tepi kiri sternum.
Patent Ductus Arteriosus (PDA)

PEMBAHASAN • Duktus arteriosus yang


menghubungkan aorta
89 dan arteri pulmonal
tidak menutup saat
lahir
• Left to right shunt
• PF: continuous
murmur
Pada kasus ...
PEMBAHASAN • Anak tampak sianosis
• Radiologi  Apeks jantung bulat dan terangkat  Khas
89 pada Tetralogi Of Fallot
• Gejala klinis yang tidak ditemukan adalah  stenosis
aorta
Jadi, kelainan yang tidak sesuai pada kriteria
jantung bawaan tersebut adalah…
PEMBAHASAN

E. STENOSIS AORTA
89
Anjuran pemberian makan dan minuman yang benar sesuai
dengan usia anak adalah sebagai berikut, kecuali ...
a. 0-6 bulan : ASI
b. 4-6 bulan : ASI + MP-ASI nasi tim
SOAL c. 4-9 bulan : ASI + MP-ASI bubur susu
d. 9-12 bulan : ASI sesuai keinginan anak + MP-ASI bubur nasi

90 e. 12-24 bulan : ASI sesuai keinginan anak + makanan dewasa


B. 4-6 BULAN : ASI + MP-ASI NASI TIM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anjuran pemberian makan dan minuman yang benar
sesuai anak sebagai berikut, kecuali?

90
Anjuran pemberian makan selama anak sakit dan sehat yang
diadaptasi untuk di indonesia
< 6 bulan  Beri ASI sesering mungkin sesuai keinginan anak, paling sedikit 8x, pagi-siang-
malam
PEMBAHASAN  Jangan diberikan makanan dan minuman lain selain ASI
 Hanya jika anak berumur 4 bulan dan terlihat haus setelah diberi ASI, tidak

90 bertambah berat sebagaimana mestinya :


• Tambahkan MP-ASI (lihat bagian bawah)
• Berikan 2-3 sendok makan MP-ASI 1x/hari atau 2x/hari setelah anak menyusu
6-9 bulan  Teruskan pemberian ASI sesuai keinginan anak
 Mulai memberi makanan pendamping ASI (MP ASI) seperti bubur susu, pisang
lumat halus, pepaya lumat halus, air jeruk, air tomat saring
 Secara bertahap, sesuai pertambahan umur, berikan bubur tim lunak ditambah
kuning telur/ayam/ikan/tempe tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang
hijau/santan/minyak
 Setiap hari berikan makanan sebagai berikut :
• Umur 6 bulan  2 x 6 sdm peres
• Umur 7 bulan  3 x 10 sdm peres
• Umur 8 bulan  3 x 8 sdm peres
Anjuran pemberian makan selama anak sakit dan sehat yang
diadaptasi untuk di indonesia
9-12 bulan  Teruskan pemberian ASI sesuai keinginan anak
 Berikan makanan pendamping ASI (MP ASI) yang lebih padat dan kasar, seperti
PEMBAHASAN bubur nasi, nasi tim, nasi lembik
 Tambahkan telur

90 12-24
bulan
 Teruskan pemberian ASI sesuai keinginan anak
 Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai kemampuan anak
 Berikan 3x/hari sebanyak ½ porsi makan orang dewasa, terdiri dari nasi, lauk
pauk, sayur, buah
 Berikan makanan selingan kaya gizi 2x/hari diantara waktu makan (biskuit, kue)
 Perhatikan variasi makanan
> 2 tahun  Berikan makanan keluarga 3x/hari sebanyak 1/3 sampai ½ porsi makan orang
dewasa, yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah
 Berikan makanan selingan kaya gizi 3x/hari diantara waktu makan
Catatan :
 Diet harian yang baik, jumlahnya harus adekuat dan mencakup makanan yang kaya energi
Jadi, pernyataan yang tidak tepat adalah…
PEMBAHASAN
B. 4-6 BULAN : ASI + MP-ASI NASI TIM
90
Anak 7 bulan datang dengan keluhan diare sering, tidak ada
riwayat muntah, awalnya demam. Anak minum ASI eksklusif.
Berat badan anak tidak naik-naik. Makan tidak mau meski sudah
diberi makanan enak oleh ibunya. PF KU baik, vital sign dalam
batas normal, minum banyak, turgor kulit kembali cepat, ubun-
ubun datar, anus merah. Tatalaksana yang tepat pada kasus
SOAL
diatas adalah?

91 a. Oralit plan A, stop ASI, Zink 10 mg selama 5-10 hari


b. Oralit plan B, ASI teruskan, Zink 10-20 mg selama 7-20 hari
c. Oralit plan B, ASI teruskan, Zink 10 mg selama 7-10 hari
d. Oralit plan A, ASI teruskan, Zink 20 mg selama 10-14 hari
e. Oralit plan B, stop ASI, zink 10 mg selama 7-10 hari
D. ORALIT PLAN A, ASI TERUSKAN, ZINK
20MG SELAMA 10-14 HARI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak, 7 bulan

91 • Sering diare, riwayat muntah (-), diawali demam


• ASI eksklusif, namun BB tidak naik-naik
• Pemeriksaan tanda vital : KU baik, vital sign dalam batas
normal, minum banyak, turgor kulit kembali cepat, ubun-
ubun datar, anus merah
DIARE

PEMBAHASAN

91
GEJALA DAN TANDA DIARE

PEMBAHASAN

91
KLASIFIKASI DIARE PADA ANAK

PEMBAHASAN

91
PEMBAHASAN

91
PEMBAHASAN

91
PEMBAHASAN

91
PEMBAHASAN

91
PEMBAHASAN

91
Pada Kasus ...
PEMBAHASAN  Berdasarkan tanda gejala yang muncul, anak tersebut tidak
memiliki 2 atau lebih gejala atau tanda yang memenuhi

91 dehidrasi ringan/sedang ataupun dehidrasi berat


 Sehingga anak tersebut mengalami diare tanpa dehidrasi
 Maka terapi yang tepat adalah Oralit plan A
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Oralit plan A, stop ASI, Zink 10 mg selama 5-10 hari 
seharusnya zink diberikan 20mg selama 10-14 hari

91 b. Oralit plan B, ASI teruskan, Zink 10-20 mg selama 7-20 hari 


seharusnya oralit plan A, zink 20mg selama 10-14 hari
c. Oralit plan B, ASI teruskan, Zink 10 mg selama 7-10 hari 
seharusnya oralit plan A, zink 20mg selama 10-14 hari
e. Oralit plan B, stop ASI, zink 10 mg selama 7-10 hari 
seharusnya oralit plan A, ASI teruskan, zink 20mg selama 10-14
hari
Jadi, tatalaksana yang tepat pada pasien adalah…
PEMBAHASAN
D. ORALIT PLAN A, ASI TERUSKAN,
91 ZINK 20 MG SELAMA 10-14 HARI
Seorang bayi cukup bulan dilahirkan secara spontan, berat 2500
gram, APGAR baik. Setelah 20 jam pasca kelahiran bayi
mendadak seluruh bibir, hidung, badan, tangan, dan tungkai
menjadi ikterik. Penyebab ikterik pada kasus diatas adalah?
a. Ibu golongan darah AB dengan Rh (+), bayi golongan darah O
SOAL dengan Rh (+)
b. Ibu golongan darah AB dengan Rh (+), bayi golongan darah B

92 dengan Rh (-)
c. Ibu golongan darah A dengan Rh (+), bayi golongan darah B
dengan Rh (+)
d. Ibu golongan darah B dengan Rh (+), bayi golongan darah O
dengan Rh (+)
e. Ibu golongan darah O dengan Rh (+), bayi golongan darah A
dengan Rh (+)
E. IBU GOLONGAN O DENGAN RH (+), BAYI
GOLONGAN DARAH A DENGAN RH (+)
PEMBAHASAN
KEYWORDS :

92 • Bayi, cukup bulan, lahir spontan, BBL 2500 gram, APGAR


baik
• 20 jam pasca melahirkan, seluruh bibir, hidung, tangan,
dan tungkai menjadi ikterik
IKTERUS ABNORMAL (Non Fisiologis) :
• Ikterus dimulai pada hari pertama kehidupan
• Ikterus berlangsung lebih dari 14 hari pada bayi cukup bulan, dan
21 hari pada bayi prematur
PEMBAHASAN • Ikterus disertai demam
• Ikterus berat  telapak tangan dan kaki bayi kuning
92 IKTERUS ABNORMAL DAPAT DISEBABKAN OLEH :
• Infeksi bakteri berat
• Penyakit hemolitik yang disebabkan oleh ketidakcocokan golongan
darah atau defisiensi G6PD
• Sifilis kongenital atau infeksi intrauterin lainnya
• Penyakit hati, misalnya hepatitis atau atresia bilier
• Hipotiroidisme
INKOMPABILITAS ABO
Genotipe Golongan Darah Aglutinogen Aglutinin
(Antigen) (Antibodi)
PEMBAHASAN OO O - Anti-A dan Anti-B
OA atau AA A A Anti-B

92 OB atau BB
AB
B
AB
B
A dan B
Anti-A
-

 Hemolisis akibat inkompabilitas ABO terjadi karena adanya antibodi anti A dan B yang masuk ke
sirkulasi fetus dan bereaksi dengan antigen A atau B pada permukaan sel darah merah.
 Mereka yang memiliki darah tipe A atau B, secara alami terdapat anti A atau B dalam bentuk
molekul IgM sehingga tidak dapat melewati plasenta.
 Mereka dengan darah tipe O, antibodi terutama terdiri dari molekul IgG  oleh karena itu
inkompabilitas ABO biasanya terbatas pada ibu tipe O dengan fetus bergolongan darah A atau B
INKOMPATIBILITAS RESUS
PEMBAHASAN  Terdapat 5 antigen rhesus, yaitu RhD, RhC, Rhc, RhE, dan Rhe
 RhD dan RhC paling sering menyebabkan inkompabilitas rhesus

92  Kelima antibodi terdapat dalam 2 alel, yaitu RHCE yang mengkode C, c, E, dan e, sedangkan RhD
hanya mengkode D
 Fenotipe Rh (-) disebabkan adanya delesi dari RhD-RhD pada kedua kromosom
 Dalam sebagian besar kasus, fenotipe Rh(-) juga diasosiasikan dengan Rhc dan Rhe. Fenotipe
Rh(+) bisa terdapat pada homozigot dari DD dan heterozigot Dd
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
E. IBU GOLONGAN O DENGAN RH (+), BAYI
92 GOLONGAN DARAH A DENGAN RH (+)
Seorang bayi laki-laki 1 bulan dibawa ibunya ke puskesmas untuk
imunisasi. Ibu pasien mengatakan bahwa sebelumnya bayinya
sudah mendapatkan imunisasi BCG dan Polio. Imunisasi apakah
yang paling tepat diberikan saat ini?
a. Campak
SOAL b. Hepatitis B
c. HiB
93 d. MMR
e. DPT
B. HEPATITIS B
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Bayi, 1 bulan
• Dibawa ke puskesmas untuk imunisasi
93 • Telah mendapat vaksin BCG dan Polio
 vaksin selanjutnya adalah?
PEMBAHASAN

93
Pada Kasus ...
 Sesuai dengan rekomendasi IDAI dan kemenkes :
PEMBAHASAN • Bayi usia 1 bulan seharusnya mendapatkan imunisasi
Hepatitis B-1 dengan catatan imunisasi ini berjarak 4

93 minggu dari Hepatitis B-0 yang diberikan saat lahir


 Perlu diperhatikan bahwa :
• Hepatitis B harus diberikan 3x dosis dan dilakukan dengan
rentang waktu yang sudah ditentukan, yaitu rentang dosis
pertama dan kedua 4 minggu
• Sedangkan dosis kedua dan ketiga 8 minggu

Jadi, imunisasi yang tepat diberikan pada bayi usia saat ini adalah
Hepatitis B
Jadi, imunisasi yang tepat pada kasus diatas
adalah…
PEMBAHASAN

B. HEPATITIS B
93
Bayi berusia 2 tahun dibawa ke puskesmas dengan keluhan
buang air besar encer, tidak berlendir, dan tidak berdarah. Sudah
2 minggu lemas, demam, penurunan berat badan, dan terdapat
bercak putih di mulut sekitar 2 bulan lau. Riwayat kelahiran sesar
oleh dokter. Riwayat pemberian ASI selama 1 tahun. Riwayat ibu
batuk lama, demam, keringat malam, dan penurunan berat
SOAL
badan dalam 6 bulan terakhir. BB anak 8,5kg, tanda dehidrasi
tidak ada. Penularan penyakit tersebut adalah melalui ...
94 a. Percikan
b. Pengaruh
c. Kontak terus dengan ibu
d. Penularan vertikal dari ibu
e. ASI dan cairan tubuh lainnya
E. ASI DAN CAIRAN TUBUH LAINNYA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Bayi, 2 tahun
• Keluhan bab cair, tidak berlendir, tidak berdarah

94 • Lemas, demam, penurunan berat badan, dan terdapat


bercak putih di mulut, 2 bulan lalu
• Riwayat lahir sesar dan pemberian ASI 1 tahun lalu
• Riwayat ibu batuk lama, demam, keringat malam, dan
penurunan BB dalam 6 bulan terakhir
Pada kasus ...
 Anak tersebut mengalami keluhan diare persisten selama 14
PEMBAHASAN hari
 Keluhan tersebut disertai keluhan lain yang mengarah ke HIV
94  Pada kasus tersebut, gejala yang mengarah ke HIV adalah
demam yang menetap, ad penurunan BB, dan bercak putih di
mulut sekitar 2 bulan
 Terdapat trush berupa eritema pseudomembran putih di
langit-langit mulut, gusi, dan mukosa pipi pasca masa
neonatal berlangsung > 30 hari

Berdasarkan hal tersebut  kemungkinan besar mengalami


infeksi HIV
Transmisi HIV

PEMBAHASAN
KEHAMILAN MELAHIRKAN MENYUSUI

94  Fase yang paling penting!  Porsi terbesar terjadinya proses  Penularan pasca lahir
penularan HIV adalah melalui pemberian
 Dapat dilakukan tindakan ASI, mengingat ASI dapat
pencegahan penularan  Karena selama terjadinya proses ditemukan virus bebas
tersebut, kemungkinan bayi atau sel limfosit CD4 yang
 Dengan cara mengobati menelan cairan yang terdapat
ibu saat kehamilan dengan sudah terinfeksi virus HIV
di jalan lahir, perlukaan akibat
pemberian Anti Retroviral gesekan
(ARV)
 Menyebabkan terdapatnya luka
 Menghindari jalan lahir di kulit kepala bayi dan
normal dengan melakukan meningkatkan terjadinya risiko
operasi SC elektif dan bersinggungan dengan cairan
tidak memberikan ASI tubuh ibu
Jadi, penularan penyakit tersebut pada kasus ini
adalah…
PEMBAHASAN

E. ASI DAN CAIRAN TUBUH LAINNYA


94
Seorang bayi laki-laki lahir dengan berat badan 4300 gram. Ibu
bayi ini mengidap diabetes yang tidak terkontrol. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan bayi cukup aktif, tidak ada kejang
ataupun kebiruan. Skrining pemeriksaan GDS didapatkan hasil 25
mg/dL. Bayi segera disusukan ke ibu dan bayi menghisap efektif.
Tiga jam kemudian dilakukan pemeriksaan ulang GDS didapatkan
SOAL
hasil 32 mg/dL, anak tetap aktif dan tidak ada tanda-tanda
hipoglikemia. Apakah tindakan selanjutnya yang paling tepat
95 dilakukan?
a. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui seperti sebelumnya
b. Naikkan frekuensi atau volume pemberian ASI
c. Segera pasang infuse dan berikan D10% 60cc/kg/hari
d. Pasang infus dan bolus D10% 2cc/kgbb
e. Pemberian D10% 2cc/kgbb/NGT
B. NAIKKAN FREKUENSI ATAU VOLUME ASI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Bayi laki-laki, BB 4300 gram
• Ibu bayi mengidap DM tidak terkontrol
95 • Pemeriksaan fisik bayi cukup aktif, kejang (-), sianosis (-)
• GDS 25 mg/dL
• 3 jam setelah diberikan ASI didapatkan GDS 32 mg/dL
• Anak aktif tanpa tanda hipoglikemia
HIPOGLIKEMIA NEONATUS
• Hipoglikemia neonatus sering terjadi pada bayi yang lahir dengan ibu dengan
Diabetes Mellitus
PEMBAHASAN
• Bila tidak segera ditangani  menimbulkan kerusakan pada SSP hingga kematian
akibat gangguan sistem kardiopulmoner

95 • Manifestasi klinis :
 Hipotonus
 Letari
 Apatis
 Malas minum
 Kejang
 Sianosis
 Apneu
 Hipotermia
DIAGNOSIS HIPOGLIKEMIA NEONATUS

• Hipoglikemia pada bayi dan anak adalah bila kadar glukosa darah ≤
PEMBAHASAN 45 mg/dL (2,6 mmol/L) dengan penjabaran :
Glukosa darah < 25 mg/dL (1,1 mmol/L) atau terdapat tanda

95 hipoglikemia
Glukosa darah 25 mg/dL (1,1 mmol/L) – 45 mg/dL (2,6 mmol/L)
tanpa tanda hipoglikemia
• Bayi berisiko hipoglikemia (BBLR, BMK, Bayi dengan ibu DM) perlu
dimonitor dalam 3 hari pertama
• Periksa kadar gula darah dan diulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau
hingga pemeriksaan glukosa normal dalam 2 kali pemeriksaan.
• Kadar glukosa ≤ 45 mg/mg/dL atau gejala (+)  tangani hipoglikemia
 mencegah komplikasi hingga kematian
TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA
NEONATUS
 Bila glukosa < 25 mg/dL atau terdapat tanda-tanda
hipoglikemia :

PEMBAHASAN • Pasang jalur IV dan berikan glukosa 10% 2 ml/kgBB IV


secara bolus pelan dalam 5 menit
• Jika jalur IV belum terpasang  berikan larutan

95 glukosa melalui pipa lambung dengan dosis sama


• Periksa kadar glukosa 1 jam setelah bolus pertama
dan kemudian tiap 3 jam
o Jika kadar glukosa masih < 25  ulangi pemberian
bolus dengan dosis sama
o Jika glukosa antara 25-45 mg/dL  lanjutkan infus
dan ulangi pemeriksaan glukosa tiap 3 jam
o Jika glukosa 45 mg/dL atau lebih dalam 2 kali
pemeriksaan  ikuti petunjuk tentang frekuensi
pemeriksaan kadar glukosa setelah normal
o Anjurkan ibu agar menyusui. Bila bayi tidak bisa
menyusui, berikan ASI peras
o Jangan hentikan infus glukosa secara tiba-tiba
TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA
NEONATUS
 Bila glukosa darah sebesar 25 mg/dL – 45 mg/dL
tanpa tanda hipoglikemia :
• Anjurkan ibu untuk menyusui. Bila bayi tidak bisa
PEMBAHASAN menyusui  berikan ASI peras
• Pantau tanda hipoglikemia dan bila dijumpai tanda

95 tersebut, tangani seperti tersbut diatas


• Periksa kadar glukosa darah dalam 3 jam atau
sebelum pemberian minum berikutnya :
o Jika kadar glukosa < 25 mg/dL atau terdapat tanda
hipoglikemia  maka tangani seperti tatalakana
sebelumnya
o Jika kadar glukosa diantara 25 mg/dL – 45 mg/dL
 naikkan frekuensi pemberian ASI atau
naikkan volume pemberian minum dengan
menggunakan salah satu alternati cara pemberian
minum
o Jika kadar glukosa 45mg/dL atau lebih  lihat
tentang frekuensi pemeriksaan kadar glukosa
darah
TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA
NEONATUS

 Frekuensi Pemeriksaan Glukosa Darah Setelah Kadar


Glukosa Darah Normal :
PEMBAHASAN • Jika bayi mendapatkan cairan IV  untuk alasan
apapun, lanjutkan pemeriksaan glukosa darah setiap

95
12 jam selama bayi masih memerlukan infus. Jika
kapan saja kadar glukosa darah turun, tangani seperti
berikut tersebut diatas.
• Jika bayi sudah tidak lagi mendapatkan cairan IV 
periksa kadar glukosa darah setiap 12 jam sebanyak
2x pemeriksaan :
 Jika kapan saja kadar glukosa turun  tangani
seperti tersebut diatas
 Jika kadar glukosa darah tetap normal selama
waktu tersebut  pengukuran kadar glukosa
dihentikan
Anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan lebih
sering  paling tidak 8 kali perhari  siang dan malam
Pada kasus ...
PEMBAHASAN  Bayi laki-laki BB 4.300 gram lahir dari ibu dengan DM
 Risiko hipoglikemia
95  Saat skrining ditemukan GDS 25mg/dL 
Hipoglikemia
 Tidak ditemukan tanda-tanda hipoglikemia
 Tatalaksana awal  Pemberian ASI  di cek kembali
GDS 32 mg/dL, tidak disertai tanda-tanda
hipoglikemia  Naikkan frekuensi atau volume ASI
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui seperti
sebelumnya  gula darah belum ≥ 45 mg/dL
95 c. Segera pasang infuse dan berikan D10%
60cc/kg/hari  tidak perlu pasang infus dan
seharusnya D10% 2cc/kgBB
d. Pasang infus dan bolus D10% 2cc/kgbb  bukan
indikasi
e. Pemberian D10% 2cc/kgbb/NGT  bukan indikasi
Jadi, tindakan selanjutnya yang tepat pada kasus
ini adalah…
PEMBAHASAN

B. NAIKKAN FREKUENSI ATAU


95 VOLUME PEMBERIAN ASI
Seorang anak umur 4 tahun, dibawa berobat oleh ibunya ke
puskesmas dengan keluhan batuk sejak 2 minggu yang lalu.
Pasien sudah dibawa berobat namun tidak ada perubahan. Ayah
pasien juga memiliki keluhan serupa dan saat ini dalam
pengobatan flek paru bulan kedua. Pada pemeriksaan fisik
diperoleh gizi kurang. Pemeriksaan fisik dan rontgen dada dalam
SOAL
batas normal, serta pemeriksaan tes mantoux negatif.
Tatalaksana yang paling tepat untuk pasien diatas adalah?
96 a. 2RHZ/4RH
b. 2(RHZE)/4(RH)3
c. 2(RHZE)S/RHZE/5(RH)3E3
d. INH 10 mg/kgbb selama 6 bulan
e. INH 5 mg/kgbb selama 9 bulan
D. INH 10 MG/KGBB SELAMA 6 BULAN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak, 4 tahun
• Keluhan batuk, 2 minggu lalu

96 • Telah dibawa berobat, namun tidak membaik


• Ayah pasien memiliki riwayat keluhan yang sama dan
sedang dalam pengobatan bulan kedua.
• Pemeriksiaan fisik ditemukan gizi kurang, rontgen dada
dalam batas normal, tes mantoux (-)
PEMBAHASAN

96
PEMBAHASAN

96
 Prinsip  :skor 6 dengan klinis mendukung  Regimen OAT :
2HRZ/4RH
• Etambutol tidak boleh diberikan pada anak
PEMBAHASAN • Berbeda dengan dewasa, fase lanjutan (4RH) diberikan setiap
hari (pada dewasa 3x/minggu)

96  Profilaksis dapat diberikan jika skor 6, tidak ditunjang klinis,


atau skor kurang dari 6  dengan pertimbangan :
• Ada papatan TB  kemoprofilaksis primer (INH 6 bulan)
• Ada bukti infeksi (mantoux (+))  kemoprifilaksis sekunder 
(INH 6-9 bulan)
• Hal yang perlu dilakukan  bila anak skor TB < 6, tes mantoux
untuk mencari tahu bukti infeksi. Bila (-) dan belum di BCG,
vaksin BCG selama umurnya belum sampai 5 tahun. Kalau (+)
 kemoprofilaksis sekunder
TB Anak – Klasifikasi
(ATS/CDC)
PEMBAHASAN
 Kontak dinilai dengan
96 Class

0
Contact

-
Infection Disease Management

- - -
adanya kontak dengan
pasien TB di sekitar
I + - - 1st prph
lingkungan
 Infeksi dinilai dengan
II + + - 2nd proph
uji Mantoux
III + + + OAT Thera
 Disease dinilai dengan
TB skoring menurut
TB Anak – Pencegahan /
Kemoprofilaksis
PEMBAHASAN
 Kemoprofilaksis Primer  Kemoprofilaksis sekunder

96 • Diberikan untuk tidak/


mencegah infeksi
• Diberikan untuk tidak
atau mencegah sakit TB
• Diberikan pada anak • Diberikan pada kontak TB
dengan kontak TB (+) (+), uji mantoux (+),
tetapi uji tuberkulin (-) tetapi klinis (-), Ro (-)
• Obat  INH 5-10 • Obat  INH 5-19
mg/kgBB/hari selama mg/kgBB/hari selama 6-9
6 bulan bulan
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. 2RHZ/4RH  regimen OAT TB anak, belum
dimulai karena skor < 6
96 b. 2(RHZE)/4(RH)3  regimen OAT TB dewasa
kategori 1
c. 2(RHZE)S/RHZE/5(RH)3E3  regimen OAT TB
dewasa kategori 2
e. INH 5 mg/kgbb selama 9 bulan  profilaksis
sekunder, diberikan pada mantoux positif dan
skor < 6
Jadi, tatalaksana yang tepat pada kasus ini
adalah…
PEMBAHASAN

D. INH 10 MG/KGBB SELAMA 6


96 BULAN
Seorang bayi baru lahir dari ibu dengan usia kehamilan 34
minggu, lahir tidak segera menangis. Bunyi jantung 70x/menit
dan nafas megap-megap. Sudah dilakukan langkah awal, namun
belum ada perbaikan. Tindakan selanjutnya yang dilakukan
adalah?
SOAL a. Injeksi adrenalin
b. Kompresi dada dan VTP

97 c. VTP saja
d. CPAP
e. Post resusitation care
C. VTP SAJA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Bayi baru lahir
• Usia kehamilan 34 minggu

97 • Lahir tidak segera menangis


• HR 70x/menit dan nafas megap-megap
• Sudah dilakukan langkah awal namun tidak membaik
PEMBAHASAN

97
PEMBAHASAN

97
PRINSIP RESUSITASI NEONATUS

PEMBAHASAN

97
PRINSIP RESUSITASI NEONATUS

PEMBAHASAN

97
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Injeksi adrenalin  apabila setelah VTP dan
kompresi HR < 60x/menit (tidak respons)
97 b. Kompresi dada dan VTP  setelah VTP HR <
60x/menit
d. CPAP  bayi nafas spontan tapi butuh
bantuan nafas (HR > 100x/menit tetapi ada
merintih atau persisten sianosis)
e. Post resusitation care  apabila sudah terjadi
perbaikan resusitasi
Jadi, tatalaksana pada kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

C. VTP SAJA
97
Seorang anak usia 2 tahun datang dengan keluhan lesu dan lemah sejak 1
minggu lalu dan anak sudah mulai malas bermain sejak 2 bulan ini. Pasien
adalah anak ke-3 dari 4 bersaudara dan anak pertama mempunyai keluhan
yang sama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kulit agak kekuningan dengan
perut bagian kiri agak buncit. Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva
pucat (+), sklera ikterik (+), hepatosplenomegali (+), Facies cooley (+). Riwayat
perdarahan disangkal. Pada pemeriksaan darah lengkap didapatkan Hb 5
SOAL g/dL, leukosit 9000, trombosit 225.000, MCH 35, MCHC 28, MCV 70. Pada
apusan darah tepi ditemukan eritrosit berinti meningkat dan sel target.

98 Pemeriksaan penunjang berikutnya yang tepat dilakukan adalah?


a.
b.
Analisis genetik
Tes coombs
c. Hb elektroforesis
d. Kadar B12
e. Kadar asam folat
C. HB ELEKTROFORESIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak, 2 tahun
• Keluhan lemah dan lesu, 1 minggu lalu dan malas bermain

98 sejak 2 bulan ini


• Saudara pasien memiliki riwayat yang sama
• Kulit kekuningan dan perut bagian kiri buncit. Konjungtiva
pucat (+), sklera ikterik (+), hepatosplenomegali (+),
facies cooley (+)
• Laboratorium : Hb 5 g/dL, leukosit 9000, trombosit 225.000,
MCH 35, MCHC 28, MCV 70. Pada apusan darah tepi
ditemukan eritrosit berinti meningkat dan sel target.
• Diagnosis mengarah ke Thalasemia
HB ELEKTROFORESIS
PEMBAHASAN • Hemoglobin electrophoresis  teknik untuk menentukan
tipe hemoglobin. Dapat menentukan jumlah dan tipe HB

98 • Penting untuk klasifikasi thalasemia, diagnosis sickle cell


anemia, serta mendiagnosis penyakit darah terkait
hemoglobin lainnya
PEMBAHASAN

98
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Analisis genetik  Mungkin perlu dilakukan
apabila tidak menunjukkan abnormalitas
98 pada pemeriksaan HB elektroforesis
b. Tes coombs  Pemeriksaan untuk anemia
hemolitik autoimun
d. Kadar B12  Pemeriksaan untuk anemia
makrositik
e. Kadar asam folat  Pemeriksaan untuk
anemia makrositik
Jadi, pemeriksaan penunjang yang paling tepat
diberikan adalah…
PEMBAHASAN

C. HB ELEKTROFORESIS
98
Seorang anak usia 3 tahun dibawa orang tuanya ke poliklinik
karena badannya tampak lemah. Kelemahana terus memberat
hingga sang anak sulit berjalan. Ketika akan berdiri sang anak
harus bertumpu pada kedua tangan dan kaki sebelum akhirnya
perlahan mendekatkan tangannya ke kaki serta menumpukannya
pada kedua lutut. Pada pemeriksaan IQ didapatkan angka IQ 52.
SOAL
Diagnosis yang sesuai terhadap kasus diatas?

99 a. Duchene muscular distrophy


b. Becker muscular dystrophy
c. Amyotrophic lateral sclerosi
d. Poliomyelitis
e. Myestenia gravis
A. DUCHENE MUSCULAR DISTROPHY
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak, 3 tahun
• Keluhan badan tampak lemah

99 • Kelemahan memberat sehingga tidak bisa berjalan dan


ketika berdiri harus bertumpu pada kedua tangan dan kaki
• Pemeriksaan IQ didapatkan hasil IQ 52
DUCHENE MUSCULAR DISTROPHY
• X link resesif pada gen distrofin
• Distrofin digunakan dalam menghubungkan sitoskeleton
PEMBAHASAN
dalam sel otot
• Onset 2-5 tahun
99 • Gejala
• otot proksimal terkena lebih dahulu
• Betis pseudihipertrofi  diisi lemak
• Kesulitan berdiri dan berjalan
• Progressive clumsiness
• Manuver Gower  menopang pada kedua tangan
untuk berdiri
EVALUASI DAN TINDAKAN
• Kreatinin kinase : meningkat
• Biopsi otot :
PEMBAHASAN
• Degenarasi dan regenerasi sama-sama digantikan
oleh jaringan lemak
99 • Analisis genetika
• Pewarnaan imun : hilangnya distrofin
• Tatalaksana :
• Glukokortikoid
• Suportif
• Terapi fisik
PEMBAHASAN

99
PEMBAHASAN

99
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Becker muscular distrophy  onset muncul usia dewasa,
tidak ada retardasi mental

99 c. Amytrophic lateral sclerosi  kelumpuhan tipe UMN dan


LMN
d. Poliomielitis  riwayat tidak divaksin, demam, diare,
lumpuh, atrofi
e. Myestenia gravis  kelemahan karena antibodi terhadap
reseptor asetilkolin, ptosis, kelemahan progresif
Jadi, diagnosis yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN

A. DUCHENE MUSCULAR DISTROPHY


99
Seorang anak berusia 6 tahun dibawa ibunya dalam kondisi lemas,
mencret sejak 3 hari lalu, 12 kali per hari, nyeri perut (+). Pada
pemeriksaan fisik didapatkan anak lemas, turgor turun, mata
cekung, perut kembung. Pada pemeriksaan feses ditemukan eritrosit
+++, leukosit +++, tidak ada kristal Charcot-leyden, berlendir merah
terang. Tatalaksana yang paling tepat adalah?
SOAL
a. Ciprofloksasin

100 b. Amoksisilin
c. Tetrasiklin
d. Metronidazole
e. Kotrimoksasol
E. KOTRIMOKSASKOL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak, 6 tahun
• Kondisi lemas dan mencret, 3 hari lalu

100 • Mencret 12 kali/hari, nyeri perut (+)


• Pemeriksaan fisik tampak lemas, turgor menurun, mata
cekung, perut kembung,
• Pemeriksaan feses ditemukan eritrosit +++, leukosit +++,
kristal charcol-leyden (-), berlendir merah terang
PEMBAHASAN

100
PEMBAHASAN

100
Disentri Basiler
PEMBAHASAN • Bakteri shigella adalah bakteri paling penting sebagai
penyebab diare berdarah, dengan atau tanpa mukus
100 • Bakteri lain  C. Jejuni, enteroinvasive E.Coli
• Gejala klinis  diare berdarah, dengan atau tanpa
mukus, kram perut, tanesmus, demam, anoreksia,
tanda-tanda dehidrasi
• Penunjang  pemeriksaan feses  banyak leukosit
• Tatalaksana  rehidrasi dan memperbaiki elektrolit,
antibiotik, makanan bernutrisi
PEMBAHASAN

100
PEMBAHASAN

100
PEMBAHASAN

100
PEMBAHASAN

100
Jadi, tatalaksana yang yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. KOTRIMOKSASOL
100
Anak berusia 6 tahun mengeluhkan terdapat bercak bercak yang
timbul di seluruh tubuh sejak 2 hari yang lalu. Awalnya bercak
muncul di kepala dan leher, kemudian menyebar ke badan dan
ekstremitas. Anak juga mengalami demam, batuk-batuk, mata
merah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan lesi makulopapular yang
tersebar di seluruh badan dan ekstremitas. Virus penyebab keluhan
SOAL
tersebut adalah?

101 a. Measles virus


b. Varicella zoster virus
c. Herpes zoster virus
d. Repiratory syncytial virus
e. Rubella virus
A. MEASLES VIRUS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak, 6 tahun
• Bercak-bercak di seluruh tubuh, 2 hari lalu

101 • Awalnya di kepala dan leher, menyebar ke badan dan


ekstremitas
• Keluhan lain seperti demam, batuk-batuk dan mata
merah
• Pemeriksaan fisik ditemukan lesi makulopapular tersebar
di seluruh badan dan ekstremitas
DEMAM + RASH  JANGAN TERBALIK!

PEMBAHASAN

101
DEMAM + RASH  JANGAN TERBALIK!

PEMBAHASAN

101
MORBILI

PEMBAHASAN

101
TATALAKSANA MORBILI

PEMBAHASAN

101
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Varicella zoster virus  menyebabkan cacar
air/varicella, kalau reaktivasi menjadi herpes zoster
101 c. Herpes zoster virus  tidak ada
d. Respiratory syncytial virus  menginfeksi saluran
pernafasan (pneumknia, bronkiolitis)
e. Rubella virus  menyebabkan rubela
Jadi, virus penyebab keluhan tersebut adalah…
PEMBAHASAN

A. MEASLES VIRUS
101
Anak usia 10 tahun dibawa ke unit gawat darurat RS dengan
keluhan kencing berwarna merah seperti air cucian daging.
Keluhan disertai dengan bengkak pada kedua kelopak mata dan
demam. Satu minggu sebelumnya anak mengalami batuk dan
pilek. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/70
mmHg, HR 88x/menit, RR 20x/menit, suhu 37,6oC. Pemeriksaan
SOAL
ASTO (+). Apakah tatalaksana yang tepat pada kasus ini?

102 a. Eritromisin
b. Vankomisin
c. Penicilin
d. Kotrimoksasol
e. Kloramfenicol
C. PENICILIN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak, 10 tahun
• Kencing berwarna merah seperti air cucian daging

102 • Bengkak pada kedua kelopak mata (+) dan demam (+)
• 1 minggu sebelumnya sempat batuk dan pilek
• Pemeriksaan fisik TD 130/70 mmHg, HR 88x/menit, RR
20x/menit, 37,6oC
• ASTO (+)
SINDROM NEFRITIK

PEMBAHASAN

102
SINDROM NEFRITIK VS SINDROM NEFROTIK

PEMBAHASAN

102
TATALAKSANA SINDROM NEFRITIK

PEMBAHASAN

102
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Eritromisin  antibiotik pilihan kedua setelah
penisilin
102 b. Vankomisin
d. Kotrimoksasol  diare shigella
e. Kloramfenikol  demam tifoid
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
C. PENICILIN
102
Anak berusia 6 tahun datang dibawa ibunya dengan keluhan pucat
sejak 2 bulan yang lalu, selain itu pasien juga menjadi mudah sakit,
sering demam, tubuh mudah lebam, dan sempat beberapa kali
mimisan. Perut pasien tampak semakin membesar dan pasien
menjadi malas berjalan karena mengeluh nyeri. Pemeriksaan fisik
pasien tampak pucat dan ditemukan organomegali. Laboratorium Hb
SOAL
9 g/dL, Ht 28%, leukosit 200.000/mm3, trombosit 130.000/mm3, sel
blast (+). Apa diagnosis yang paling mungkin?
103 a. Akut myeloid leukemia
b. Akut lymphocytic leukemia
c. Chronic myeloid leukemia
d. Chronic lymphocytic leukemia
e. Anemia aplastik
B. ACUTE LYMPHOCYTIC LEUKEMIA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak, 6 tahun
• Pucat sejak 2 bulan lalu

103 • Mudah sakit, sering demam, tubuh mudah lebam, dan


sering mimisan
• Pemeriksaan fisik didapatkan tampak pucat, organomegali
(+)
• Laboratorium : Hb 9 g/dL, Ht 28%, leukosit 200.000/mm3,
trombosit 130.000/mm3, sel blast (+).
Akut (sel blast > 20%) Kronik (sel blast < 20%)

Mieloid Acute Myeloid Leukemia Chronic Myeloid Leukimia


PEMBAHASAN (AML) (CML)
Auer Rods Leukositosis

104
Biasanya pada orang tua
Leukosit bisa tinggi,
normal, rendah

Limfoblastik Acute Lumphoblastic Chronic Lymphoblastic


Leukimia (ALL) Leukimia (CLL)
Biasanya pada anak Leukositosis
Anemia, trombositopenia
Leukosit bisa tinggi,
normal, rendah
PEMBAHASAN

103
Jadi, diagnosis yang paling mungkin adalah…
PEMBAHASAN
B. AKUT LYMPHOCYTIC LEUKEMIA
103
Seorang anak perempuan usia 14 tahun diantar oleh ibunya dengan
keluhan nyeri perut disertai mual dan muntah. Pasien sering
terbangun malam hari untuk buang air kecil dan sering haus. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan tampak kurus dan turgor kulit sangat
lambat. Dari pemeriksaan lab didapatkan GDS 400 mg/dL, keton
(+). Tatalaksana awal pada pasien ini adalah?
SOAL
a. D5%

104 b. Cairan isotonik


c. NaCl 0,9%
d. NaCl 3%
e. Ringer laktat
C. NACL 0,9%
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak, 14 tahun
• Keluhan nyeri perut, mual, muntah
104 • Sering terbangun malam hari untuk buang air kecil
dan sering haus
• Pemeriksaan fisik tampak kurus, turgor kulit lambat
• GDS 400 mg/dL, keton (+)
PEMBAHASAN

104
Jadi, tatalaksana awal yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN
C. NACL 0,9%
104
Anak 5 tahun dibawa dengan keluhan panas sejak 3 hari lalu. Demam
tinggi, turun dengan obat penurun panas lalu naik kembali. Nyeri
kepala, mual, muntah, nafsu makan dan minum turun. Hepar teraba
3cm dibawah arcus costa. Nadi tidak teraba. Temperatur 38,3oC. Hb
15, HCT 44%, trombosit 50.000. Akral dingin, petekie pada kedua
kaki. IgM (+), IgG (-). Apakah diagnosis pasien tersebut?
SOAL
a. DF

105 b. DHF grade I


c. DHF grade II
d. DHF grade III
e. DHF grade IV
E. DHF GRADE IV
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak, 5 tahun
• Panas sejak 3 hari lalu
105 • Demam tinggi, nyeri kepala, mual muntah, nafsu
makan minum turun
• Hepar teraba 3cm dibawah arkus kosta, nadi tidak
teraba, suhu 38,3oC
• Hb 15, HCT 44%, trombosit 50.000. Akral dingin,
petekie pada kedua kaki. IgM (+), IgG (-).
INFEKSI DENGUE

PEMBAHASAN

105
INFEKSI DENGUE

PEMBAHASAN

105

Sumber: Guidelines for Treatment of DF/DHF in Small Hospital. New Delhi. 1999
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

105
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

105
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

105
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

105
PEMBAHASAN

105
PEMBAHASAN

105
PEMBAHASAN

105
PEMBAHASAN

105
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. DF  tidak ada tanda plasma leakage
b. DHF grade I  tes torniket (+), vital sign
105 masih bagus, perdarahan spontan (-)
d. DHF grade II  perdarahan spontan (+), vital
sign masih bagus
e. DHF grade III  pre syok
Jadi, diagnosis yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN
E. DHF GRADE IV
105
Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun datang ke poliklinik RS
dengan keluhan sulit mengikuti pelajaran dan bicaranya belum
lancar. Tahap perkembangan fisik, mental, sosial, dan emosi
semua mengalami keterlambatan, pasien tidak naik kelas 1
sebanyak 2 kali. Hasil tes IQ memberikan hasil 48. Apa
kemungkinan diagnosis pada kasus anak tersebut?
SOAL
a. Gangguan autism

106 b. Retardasi mental


c. Sindrom asperger
d. Psikosis anak
e. Gangguan penyesuaian
B. RETARDASI MENTAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Anak laki-laki, 8 tahun
• Sulit mengikuti pelajaran, bicara belum lancar

106 • Perkembangan fisik, mental, sosial, emosi terlambat


• Tidak naik kelas 1 sebanyak 2 kali
• Hasil tes IQ adalah 48
RETARDASI MENTAL
• Suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau
tidak lengkap
PEMBAHASAN • Ditandai dengan adanya hendaya ketrampilan selama
masa perkembangannya

106 • Mempengaruhi tingkat kecerdasan secara menyeluruh


 dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau
fisik lainnya
• Klasifikasi menurut IQ
 Ringan/mild : 50-69
 Sedang/moderat : 21-49  imbisil
 Berat/severe : 20-34  imbisil
 Sangat berat/profound : < 20  idiot
Jadi, diagnosis kasus ini adalah…
PEMBAHASAN
B. RETARDASI MENTAL
106
Seorang anak berusia 7 tahun datang dengan keluhan sesak dan
berbunyi “ngik”. Anak tampak gelisah, posisi duduk membungkuk,
hanya dapat mengucap sepatah kata. Serangan terakhir dirasakan
kemarin, dan beberapa kali mengganggu tidurnya. Pada pemeriksaan
paru terdengar wheezing pada saat inspirasi dan ekspirasi. Diagnosa
yang tepat untuk anak tersebut?
SOAL
a. Asma intermiten

107 b. Asma episodik jarang


c. Asma persisten, serangan ringan
d. Asma persisten, serangan sedang
e. Asma persisten, serangan berat
E. ASMA PERSISTEN, SERANGAN BERAT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak, 7 tahun
• Sesak dan berbunyi “ngik”

107 • Tampak gelisah, posisi duduk dan membungkuk, hanya


mampu mengucap sepatah kata
• Serang terakhir kemarin dan mengganggu tidur
• Pemeriksaan paru terdengar wheezing saat inspirasi dan
ekspirasi
PEMBAHASAN

107
Klasifikasi Asma
PEMBAHASAN pada Anak

107
Klasifikasi Asma
PEMBAHASAN pada Dewasa

107
Tatalaksana
Jangka
Panjang Asma
PEMBAHASAN
pada Anak

107
Jadi, diagnosis kasus ini adalah…
PEMBAHASAN
E. ASMA PERSISTEN, SERANGAN
107 BERAT
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun datang ke poliklinik dibawa
oleh ibunya karena tampak lesu dan prestasi belajrnya menurun.
Pada pemeriksaan fisik, tampak gizi kurang, konjungtiva anemis
dan perut membuncit. Pada pemeriksaan laboratorium,
ditemukan telur cacing berukuran 40x60 dengan dinding 3 lapis
dan berisi ovum. Sebagai dokter terapi apa yang tepat untuk
SOAL
diberikan?

108 a. Pirantel pamoat


b. Albendazole
c. Mebendazole
d. Ketokonazole
e. Ciprofloxacin
B. ALBENDAZOLE
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 8 tahun

108 • Tampak lesu


• Pemeriksaan fisik gizi kurang (+), konjungtiva anemis (+),
perut membuncit (+)
• Laboratorium terdapat telur cacing, dinding 3 lapis dan
berisi ovum
PEMBAHASAN
Nematoda/
Hookworm
108
Gambaran Klinis Khas Cacing Lain
PEMBAHASAN • Ascaris  Muntah dan BAB cacing
• Taeniasis  nausea (mual), badan lemah,
108 berat badan menurun, nafsu makan
menurun, sakit kepala, konstipasi (sukar
buang air besar),diare. Proglotid, riwayat
makan daging sapi
• Enterobius  pruritus nokturna, autoinfeksi
• Trichuris  prolaps rektum
Jadi, tatalaksana kasus ini adalah…
PEMBAHASAN

B. ALBENDAZOLE
108
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun dirawat di Rs dengan keluhan ruam di
seluruh tubuh yang muncul 2 hari yang lalu. Awalnya pasien mengalami
demam tinggi, batuk pilek, dan diare cair beberapa kali. Setelah itu ruam
kemerahan baru muncul mulai dari belakang telinga, wajah, dan meluas ke
seluruh tubuh. Dari pemeriksaan fisik tampak injeksi konjungtiva, kondisi
umum tampak sakit sedang, kompos mentis, suhu 38,6oC. Tidak teraba
pembesaran KGb. Riwayat imunisasi tidak jelas. Berdasarkan kondisi
SOAL tersebut, tatalaksana yang paling tepat adalah?
a. Tirah baring, antivirus, antipiretik, nutrisi, cairan

109 b.
c.
Tirah baring, human imunoglobulin, antipiretik, antibiotik, nutrisi, cairan
Tirah baring, antivirus, antibiotik, nutrisi, cairan
d. Tirah baring, vitamin A, antipiretik, nutrisi, cairan
e. Tirah baring, vitamin A, antibiotik, antipiretik, antivirus, nutrisi, cairan
D. TIRAH BARING, VITAMIN A,
ANTIPIRETIK, NUTRISI, CAIRAN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 5 tahun

109 • Ruam seluruh tubuh, 2 hari lalu


• Awalnya demam tinggi, batuk pilek, diare cair
• Kemudian muncul ruam dari belakang telinga hingga
meluas ke tubuh
• Pemeriksaan fisik : injeksi konjungtiva (+), suhu 38,6oC
• Pembesaran KGb (-), riwayat imunisasi tidak jelas
PEMBAHASAN

109
Campak/Morbili/Rubeola
PEMBAHASAN • Stadium inkubasi  12 – 14 hari
• Stadium prodormal  peradangan selaput mukosa hidung,
109 mulut, tenggorokan, saluran cerna yang ditandai dengan
demam, batuk pilek, bercak Koplik (patognomonis),
konjungtivitis dan diare
• Stadium erupsi  Adanya ruam eritromakulopapular yang
timbul mulai di belakang telinga, menyebar ke wajah, tubuh,
dan ekstremitas
• Masa penyembuhan  setelah gejala klinis berkurang,
terjadi hiperpigmentasi dan deskuamasi
PEMBAHASAN

109
Tatalaksana
PEMBAHASAN • Campak tanpa penyulit
• Rawat jalan
109 • Antipiretika
• Nutrisi : cukup cairan dan kalori
• Campak dengan penyulit
• Rawat inap
• Nutrisi : cukup cairan dan kalori
• Vitamin A 200.000
• Mengatasi penyulit
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Tirah baring, antivirus, antipiretik, nutrisi, cairan 
tidak tersedia antivirus spesifik
109 b. Tirah baring, human imunoglobulin, antipiretik,
antibiotik, nutrisi, cairan  tidak memerlukan
human Ig
c. Tirah baring, antivirus, antibiotik, nutrisi, cairan 
tidak memerlukan antibiotik
d. Tirah baring, vitamin A, antibiotik, antipiretik,
antivirus, nutrisi, cairan  tidak memerlukan
antibiotik
Jadi, tatalaksana paling tepat pada pasien
adalah…
PEMBAHASAN

D. TIRAH BARING, VITAMIN A,


109 ANTIPIRETIK, NUTRISI, CAIRAN
Seorang anak perempuan usia 6 tahun, diantar ibunya ke IGD RS
dengan keluhan timbul bercak kemerahan di tubuhnya sejak 4 jam
yang lalu. Dua minggu sebelumnya, anak sempat mengalami batuk
dan pilek. Dari pemeriksaan fisik didapatkan nadi 90x/menit, TD
110/70 mmHg, nafas 24x/menit, suhu 37oC, tampak petechie di
kedua ekstremitas, tidak ada hepatosplenomegali. Dari pemeriksaan
SOAL
laboratorium didapatkan Hb 12 gr/dL, leukosit 6000 /uL, dan
trombosit 15.000/uL. Tatalaksana yang tepat untuk kasus tersebut
110 adalah?
a. Prednison
b. Penisilin
c. Eritromisin
d. Kina
e. Metilprednisolon
A. PREDNISON
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak perempuan, 6 tahun
• Timbul bercak kemerahan di tubuh, 4 jam lalu

110 • 2 minggu sebelumnya batuk dan pilek


• Permeriksaan fisik HR 90x/menit, TD 110/70 mmHg, RR
24x/menit, suhu 37oC
• Ptecie di kedua ekstremitas (+), hepatosplenomegali (-).
• Hb 12 gr/dL, leukosit 6000/uL, trombosit 15.000/uL
Riwayat infeksi  autoantibodi
terhadap platelet  trombositopenia
PEMBAHASAN

110
ITP
• Penurunan
PEMBAHASAN
trombosit
110 • Rentan mengalami
perdarahan,
purpura, ataupun
ptekiae.
• Pada anak, tersering
didahului oleh
infeksi virus
Patofisiologi
PEMBAHASAN
• Autoantibodi (IgG)
110 terhadap antigen
platelet (GlikoProtein)
sehingga platelet
disekuestrasi oleh
monosit
• Respons megakariosit
inadekuat
• Tidak boleh ada
splenomegali
Klasifikasi ITP

PEMBAHASAN

110
Pemeriksaan
Penunjang
PEMBAHASAN • Darah Perifer Lengkap  trombositopenia
• Apusan darah tepi  penurunan jumlah
110 trombosit, eritrosit-leukosit normal
• Profil pembekuan darah  BT memanjang
• Aspirasi sumsum tulang  umumnya
normal, pada sebagian kecil kasus ITP
megakariosit meningkat
Tatalaksana
PEMBAHASAN • DOC: kortikosteroid (prednison PO 1-2
mg/kgBB/hari - metilprednisolon IV, atau
110 deksametason PO/IV)
• Pilihan kedua: Imunoglobulin intravena (Ig
IV)
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Penicilin  GNAPS, Demam Rematik
c. Eritromisin  alternatif jika alergi penisilin
110 pertusis
d. Kina  malaria
e. Metilprednisolon  dapat digunakan, tapi
prednison adalah pilihan utama
Jadi, tatalaksana yang tepat pasien adalah…
PEMBAHASAN

A. PREDNISON
110
Perempuan 17 tahun, datang dengan keluhan tidak pernah haid
sebelumnya. Pasien telah mencoba berbagai obat untuk
merangsang haid, tetapi tidak pernah berhasil. Tekanan darah
normal, TB dan BB 162 cm dan 51 kg, HR 72x/menit, RR
18x/menit. Rambut ketiak dan pubis tumbuh seusuai usia.
Diagnosis pasien tersebut adalah?
SOAL
a. Oligomenorea

111 b. Polimenore
c. Menometroragia
d. Amenore primer
e. Amenore sekunder
D. AMENORE PRIMER
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 17 tahun
• Tidak pernah haid sebelumnya

111 • Telah mencoba berbagai obat, namun tidak berhasil


• TD normal, TB dan BB 162 cm dan 51 kg, HR 72x/menit,
RR 18x/menit
• Rambut ketiak dan pubis tumbuh sesuai usia
TERMINOLOGI

 Oligomenorea  siklus haid lebih panjang, yaitu > 35


hari dengan perdarahan mens yang sedikit
PEMBAHASAN
 Polimenorea  siklus haid lebih pendek dari biasanya
yaitu < 21 hari. Perdarahan ± sama atau lebih banyak
111 dari haid biasa
 Metroragia  perdarahan dari vagina seorang wanita,
diluar dari siklus haid
• Penyebab :
o Kelainan organik (polip endometrium, karsinoma
endometrium, karsinoma serviks)
o Kelainan fungsional
o Penggunaan estrogen
TERMINOLOGI

 Menoragia  perdarahan siklik yang berlangsung lebih


PEMBAHASAN dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup
banyak

111  Amenorea  keadaan tidak adanya siklus haid untuk


sedikitnya 3 bulan berturut-turut. Ada 2 jenis :
• Amenorea Primer
o Apabila seseorang tidak pernah mengalami haid 
lebih berat dibandingkan amenorea sekunder
• Amenorea Sekunder
o Apabila seseorang awalnya pernah mengalami haid,
tetapi kemudian tidak mengalami lagi.
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. AMENORE PRIMER
111
Seorang perempuan berusia 28 tahun, G3P1A1 datang ke dokter
untuk kontrol kehamilan. Pada anamnesis diketahui bahwa siklus haid
pasien ini selama 28 hari. Hari pertama haid terakhir adalah 20 April
2011. Menurut rumus naeggle, taksiran persalinan yang paling tepat
adalah?
SOAL a. 27 Desember 2011
b. 23 Februari 2012

112 c. 27 Februari 2012


d. 23 Januari 2012
e. 27 Januari 2012
E. 27 JANUARI 2012
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 28 tahun
• G3P1A1 datang kontrol kehamilan

112 • Siklus haid 28 hari


• HPHT 20 april 2011
 Kapankah tafsiran persalinan?
TAKSIRAN PARTUS (RUMUS Naegele)

PEMBAHASAN

112
Pada Kasus ...

PEMBAHASAN Hari Bulan Tahun

112 HPHT 20 04 2011

Rumus +7 -3 +1
naegel

22 01 2012
HPL
Jadi, tafsiran persalinan yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. 27 JANUARI 2012
112
Seorang wanita 32 tahun, sudah menikah dan mempunyai 2 anak.
Datang ke poli dokter umum dengan perasaan kebingungan, karena
pasien menggunakan kontrasepsi pil dan lupa meminum selama 1 hari
yaitu pada hari ke-16. Saran yang anda berikan untuk pasien tersebut
adalah?
SOAL a. Minum 2 pil hari ini, dilanjutkan 2 pil besok, tanpa menggunakan
kontrasepsi lain

113 b. Minum 2 pil, dilanjutkan 1 pil, dikombinasikan dengan kontrasepsi


lain
c. Minum 2 pil hari ini, besok dilanjutkan lagi seperti biasa
d. Minum 1 pil hari ini, besok 1 pil, lalu diganti dengan kontrasepsi
lain
e. Mengganti dengan jenis kontrasepsi lain
C. MINUM 2 PIL HARI INI, BESOK
DILANJUTKAN LAGI SEPERTI BIASA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita, 32 tahun

113 • Sudah menikah dan punya 2 anak


• Merasa bingung karena lupa meminum kontrasepsi pil
selama 1 hari pada hari ke – 16
 Saran yang tepat?
PIL KB

Normal :
PEMBAHASAN • Pil berjumlah 21-22 butir  diminum mulai hari ke-5 haid, setiap
hari satu pil terus-menerus atau sesuai hari didalam bungkus.

113 • Sebaiknya pil diminum dalam waktu yang ± sama di tiap harinya,
misalkan sebelum tidur.
• Beberapa hari setelah minum pil dihentikan  timbul gejala
withdrawl bleeding, lalu pil bungkus kedua diminum mulai hari ke-5
dari perdarahan tersebut
• Jika tidak terjadi withdrawl bleeding, pil bungkus ke-2 diminum
mulai hari ke-7 setelah pil bungkus pertama habis
• Pil berjumlah 28  diminum terus – menerus tiap malam
PIL KB

PEMBAHASAN Abnormal atau kelupaan


• Jika akseptor lupa minum 1 pil, pil tersebut hendaknya dimium besok

113 pagi dan untuk pil hari itu diminum seperti biasa.
• Jika akseptor lupa minum 2 pil berturut-turut, maka dapat diminum 2
pil esok harinya dan 2 pil lusanya. Selanjutnya dianjurkan memakai
kontrasepsi lain selama sisa hari siklus yang bersangkutan, juga 2
minggu saat akseptor baru menggunakan pil.
Jadi, saran yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
C. MINUM 2 PIL HARI INI, BESOK
113 DILANJUTKAN SEPERTI BIASA
Seorang perempuan 35 tahun, G5P2A2 hamil 36 minggu, datang untuk
kontrol kehamilan ke puskesmas. Saat ini tidak ada keluhan. Pasien
memiliki anak usia 4 tahun dengan lahir prematur BB lahir 2300, anak
berikutnya umur 8 tahun dengan berat badan lahir 2400. Tujuan
pemeriksaan ANC pada kehamilan ini adalah?
SOAL a. Mengantisipasi dan mengobati anemia
b. Mendeteksi gejala awal kehamilan

114 c. Mengenali kegagalan kehamilan


d. Mengenali komplikasi kehamilan
e. Mengenali kelainan letak posisi dan presentasi kepala
E. MENGENALI KELAINAN LETAK POSISI
DAN PRESENTASI KEPALA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 35 tahun

114 • G5P2A2 36 minggu


• Datang kontrol kehamilan, saat ini tidak ada keluhan
• Memilki anak usia 4 tahun, lahir prematur, BB lahir 2300
• Anak berikutnya 8 tahun dengan BBL 2400
 Tujuan ANC pada kehamilan ini?
KUNJUNGAN ANC

PEMBAHASAN  Kunjungan ANC untuk mencapai hasil maksimal  minimal


4x selama kehamilan dalam 3 semester atau dengan istilah 1

114 12
• 1 x kunjungan di semester I (sebelum 14 minggu)
• 1 x kunjungan pada semester II (antara minggu 14-28)
• 2x kunjungan pada semester III (antara 28-36 minggu dan
sesudah minggu ke-36)
 Pada tiap kali kunjungan, perlu dicatat :
• Kunjungan I (16 minggu)  Penapisan atau pengobatan
anemia, perencanaan persalinan, pengenalan komplikasi
akibat kehamilan dan pengobatannya
KUNJUNGAN ANC

PEMBAHASAN • Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu) 


Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya,

114 penapisan preeklamsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan


saluran kemih, serta mengulang perencanaan persalinan
• Kunjungan III (36 minggu hingga lahir)  sama seperti
kunjungan II dan III mengenai adanya kelainan letak dan
presentasi, memantapkan rencana persalinan, mengenali
tanda-tanda persalinan
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Mengantisipasi dan mengobati anemia  kunjungan I
b. Mendeteksi gejala awal kehamilan  kunjungan I
114 d. Mengenali kegagalan kehamilan  kunjungan II
d. Mengenali komplikasi kehamilan  kunjungan II
Jadi, tujuan ANC yang paling tepat pada
kehamilan ini adalah…
PEMBAHASAN
E. MENGENALI KELAINAN LETAK
114 POSISI DAN PRESENTASI KEPALA
Seorang wanita berusia 25 tahun, G1P1A0 dengan umur
kehamilan 8 minggu datang ke UGD rumah sakit dengan keluhan
muncul perdarahan sedikit-sedikit. Riwayat keluar gumpalan
atau jaringan tidak ada. Pada pemeriksaan inspekulo ditemukan
tidak ada keluar darah, portio masih tertutup. Diagnosis pada
kasus diatas adalah?
SOAL
a. Abortus insipiens

115 b. Abortus iminens


c. Abortus inkomplit
d. Abortus septik
e. Abortus komplit
B. ABORTUS IMINENS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita, 25 tahun
• G1P1A0 umur kehamilan 8 minggu

115 • Muncul perdarahan sedikit-sedikit


• Riwayat keluar gumpalan atau jaringan (-)
• Pemeriksaan inspekulo : keluar darah (-), portio tertutup
ABORTUS

PEMBAHASAN

115
ABORTUS

PEMBAHASAN

115
JENIS ABORTUS

PEMBAHASAN

115
JENIS ABORTUS

PEMBAHASAN

115
TATALAKSANA UMUM ABORTUS

PEMBAHASAN

115
TATALAKSANA ABORTUS IMMINENS

PEMBAHASAN

115
TATALAKSANA ABORTUS INSIPIENS

PEMBAHASAN

115
TATALAKSANA ABORTUS INKOMPLIT

PEMBAHASAN

115
TATALAKSANA ABORTUS KOMPLIT

PEMBAHASAN

115
PRINSIP TATALAKSANA

PEMBAHASAN

115

Sumber: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO. 2008


PRINSIP TATALAKSANA

PEMBAHASAN

115

Sumber: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO. 2008


Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. ABORTUS IMINENS
115
Wanita 34 tahun, G2P1A0 dengan umur kehamilan 35 minggu. Pasien
dengan diagnosis preeklamsia berat dan telah ditatalaksana dengan
pemberian MgSO4. Pada saat pemberian ditemukan tanda-tanda
intoksikasi. Penangulanagan yang tepat adalah?
a. Calcium gluconate 1 g IV
SOAL b. Calcium gliconate 0,5 g IV
c. Calcium gluconate 1 g IV dan hentikan penggunaan MgSO4
116 d. Calcium gluconate 0,5 g IV dan hentikan penggunaan MgSO4
e. Dialisis
C. CALCIUM GLUCONATE 1 G IV DAN
HENTIKAN PENGGUNAAN MGSO4
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita, 34 tahun

116 • G2P1A0 hamil 35 minggu


• Diberikan MgSo4
• Muncul tanda-tanda intoksikasi MgSO4

 Diagnosis mengarah ke preklamsia


HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

PEMBAHASAN

116
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

PEMBAHASAN

116
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

PEMBAHASAN

116
Pre Eklamsia dan Eklamsia : Kejang

PEMBAHASAN

116
Parameter Monitoring Toksisitas MgSO4

Jika MgSO4 terus digunakan Jika jumlah magnesium adalah


> 24 jam  wajib periksa 7,5 mmol/l  Gangguan
PEMBAHASAN konduksi jantung
jumlah magnesium dalam
serum

116 Jika jumlah magnesium > 12,5


mmol/l  Cardiac arrest !

 Refleks patela setiap 10 menit pada 2


jam pertama  seterusnya tiap 30
menit
• Jika terjadi intoksikasi MgSO4 : Jika jumlah magnesium
refleks patela akan menghilang dalam serum adalah 5
mmol/l
 Frekuensi pernafasan > 16x /menit
• Jika terjadi intoksikasi MgSO4 :
terjadi distres pernafasan
Tatalaksana Toksisitas MgSO4

PEMBAHASAN Pada distres pernafasan ringan hingga sedang

116
INGAT !!!
Calcium Gluconate 1 g IV dan
segera hentikan MgSO4
MALNUTRISI ENERGI PROTEIN

PEMBAHASAN

116

Sumber: Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis. 2009


MALNUTRISI ENERGI PROTEIN

PEMBAHASAN

116

Sumber: WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS. Pedoman Bagi RS Rujukan Tk. I di Kabupaten/Kota
PEMBAHASAN

116
10 Langkah Tatalaksana Gizi Buruk

PEMBAHASAN

116
PEMBAHASAN

116

Sumber: WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS. Pedoman Bagi RS Rujukan Tk. I di Kabupaten/Kota
PRINSIP TATALAKSANA GIZI BURUK

PEMBAHASAN

116

Sumber: WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS. Pedoman Bagi RS Rujukan Tk. I di Kabupaten/Kota
PRINSIP TATALAKSANA GIZI BURUK

PEMBAHASAN

116

Sumber: WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS. Pedoman Bagi RS Rujukan Tk. I di Kabupaten/Kota
PRINSIP TATALAKSANA GIZI BURUK

PEMBAHASAN

116

Sumber: WHO. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di RS. Pedoman Bagi RS Rujukan Tk. I di Kabupaten/Kota
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
C. CALCIUM GLUCONATE 1 G IV DAN
116 HENTIKAN PENGGUNAAN MGSO4
Seorang perempuan berusia 25 tahun, G1P1A0, dibawa ke
puskesmas dengan kondisi lemas. Pasien merasa hamilnya sudah
cukup bulan dan sudah merasakan nyeri perut sejak 12 jam yang
lalu. Saat ini pasien merasakan ingin buang air besar tetapi
terasa ada benda seperti tali keluar dari jaan lahirnya. Pasien
tidak pernah memeriksakan kehamilannya. Pada pemeriksaan
SOAL
fisik ditemukan TD 100/70 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit,
suhu afebris, DJJ 100x/menit. Pemeriksaan leopold 1 : TFU 34
117 cm, teraba bokong. Leopold 2 : punggung janin di kanan, Leopold
3 : teraba kepala, dan leopold 4 : bagian terbawah janin sudah
masuk panggul. Pemeriksaan dalam teraba tali pusat di vagina,
cerviks tak teraba, pembukaan lengkap, ketuban sudah pecah,
presentasi kepala, teraba sutura frontalis.
Pada pemeriksaan tali pusat masih berdenyut walaupun lemah.
Apakah diagnosis yang paling tepat?
a. G1P1A0, hamil 39 minggu, dalam persalinan kala II, dengan
tali pusat menumbung
b. G1P1A0, hamil 39 minggu, dalam persalinan kala II, dengan
SOAL tali pusat terdepan
c. G1P1A0, hamil 39 minggu, dalam persalinan kala II dengan
117 occult prolaps funiculli
d. G1P1A0, hamil 39 minggu, dalam persalinan kala 1 fase aktif,
tali pusat terdepan
e. G1P1A0, hamil 39 minggu, dalam persalinan kala 1 fase aktif,
dengan tali pusat menumbung
A. G1P1A0, HAMIL 39 MINGGU, DALAM
PERSALINAN KALA II, DENGAN TALI PUSAT
MENUMBUNG
PEMBAHASAN KEYWORDS :
• Perempuan, 25 tahun
117 • G1P1A0 cukup bulan, merasa nyeri perut 12 jam lalu
• Merasa ingin bab dan merasa ada tali keluar dari jalan
lahir
• Pemeriksaan dalam teraba tali pusat di vagina, serviks tak
teraba, pembukaan lengkap, ketuban sudah pecah,
presentasi kepala, teraba sutura frontalis
• Tali pusat berdenyut walaupun lemah
DIAGNOSIS KALA DAN FASE PERSALINAN

Gejala dan tanda Kala Fase


PEMBAHASAN Serviks belum berdilatasi Persalinan
palsu/belum impartu

117 Serviks berdilatasi kurang dari 4 cm

Seviks berdilatasi 4-9 cm


• Kecepatan pembukaan 1 cm atau lebih
I

I
Laten

Aktif

per jam
• Penurunan kepala dimulai
Serviks terbuka lengkap (10cm) II Awal (non ekspulsi)
• Penurunan kepala berlanjut
• Belum ada keinginan untuk meneran
Serviks terbuka lengkap (10cm) II Akhir (ekspulsi)
• Bagian terbawah telah mencapai dasar
panggul
• Ibu meneran
Prolapsus Tali Pusat
Tali pusat terkemuka  diketahui saat ketuban masih utuh
Tali pusat menumbung  diketahui saat ketuban sudah pecah
PEMBAHASAN

117 Sama – sama berbahaya dan mengancam kehidupan janin  memerlukan

Diagnosis
penanganan segera

1. Setiap saat ketuban pecah dalam persalinan  periksalah kemungkinan


adanya prolapsus uteri
2. Jika teraba tali pusat di depan bagian terendah janin  (tali pusat
terkemuka)
3. Tali pusat keluar di vagina segera setelah ketuban pecah (tali pusat
menumbung)
Prolapsus Tali Pusat

PEMBAHASAN

117
Pada Kasus ...
PEMBAHASAN • Pada pasien tersebut  berdasarkan hasil pemeriksaan
dalam  pasien sudah inpartu  kala II (serviks tidak

117 teraba, pembukaan lengkap, ketuban sudah pecah)


• Ketuban sudah pecah dan teraba tali pusat  Tali pusat
menumbung
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
A. GIP1A0, HAMIL 39 MINGGU, DALAM PERSALINAN
117 KALA II, DENGAN TALI PUSAT MENUMBUNG
Pasien wanita 45 tahun datang mengeluh haid tidak teratur,
kadang siklus haid menjadi 3-4 bulan. Pasien juga sering marah-
marah dan mudah tersinggung akhir-akhir ini. Diagnosis kasus
tersebut adalah?
a. Sindrom pramenarche
SOAL b. Sindrom premenarche
c. Sindrom premenopause
118 d. Sindrom perimenopause
e. Sindrom postmenopause
C. SINDROM PERIMENOPAUSE
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Wanita, 45 tahun
• Haid tidak teratur
118 • Kadang siklus haid menjadi 3-4 bulan
• Sering marah-marah dan mudah tersinggung
DEFINISI
PEMBAHASAN
• Klimakterium (perimenopause)  masa peralihan antara
masa reproduksi dan masa postmenopause.
118 • Menopause  haid terakhir atau saat terjadinya haid
terakhir. Diagnosis dibuat setelah amenore minimal 1
tahun.
• Senium (postmenopause)  masa setelah menopause,
telah tercapai keseimbangan sehingga tidak ada lagi
gangguan vegetatif maupun psikis.
The Stage of Reproductive Aging

PEMBAHASAN

118
KLIMAKTERIUM (SINDROM PERIMENOPAUSE)

• Mulai sekitar 6 tahun sebelum menopause  berakhir


PEMBAHASAN sekitar 4-7 tahun setelah menopause.

118 • Gejala diawali dengan menstruasi ireguler hingga akhirnya


amenorea

• Terjadi gangguan vegetatif dan psikis.


• Gangguan neurovegetatif: hot flushes, keringat banyak,
kedinginan, sakit kepala, desing dalam telinga,
berdebar-debar, sulit bernafas, dan gangguan usus.
• Gangguan psikis: mudah tersinggung, depresi,
kelelahan, semangat berkurang, susah tidur.
Jadi, diagnosis yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. SINDROM PREMENOPAUSE
118
Pasien wanita 35 tahun P5A0, datang ke dokter untuk
berkonsultasi tentang pemakaian AKDR. Pasien baru melahirkan
1 minggu yang lalu. Apa yang akan anda katakan kepada pasien
tersebut tentang kapan waktu yang tepat untuk pemasangan
AKDR?
SOAL a. Setelah haid pertama
b. 2 minggu setelah melahirkan

119 c. 4-6 minggu setelah melahirkan


d. Kapan saja asal tidak hamil
e. Setelah masa nifas
C. 4-6 MINGGU SETELAH MELAHIRKAN
KEYWORDS :
• Wanita, 55 tahun
PEMBAHASAN
• P5A0 berkonsultasi tentang pemakaian AKDR

119 • Post melahirkan 1 minggu yang lalu


 Apa saran dokter?
WAKTU PEMASANGAN AKDR

PEMBAHASAN

119
Jadi, waktu pemasangan AKDR yang paling tepat
adalah…
PEMBAHASAN

C. 4-6 MINGGU SETELAH


119 MELAHIRKAN
Seorang perempuan usia 26 tahun dibawa keluarganya ke
poliklinik dengan keluhan sering menangis, cemas, dan sedih.
Pasien baru melahirkan anak pertamanya 7 hari yang lalu. Pasien
merasa belum siap mempunyai anak. Suami pasien jarang pulang
dan sering dinas di luar kota. Pada pemeriksaan, pasien mengaku
masih mau merawat bayinya. Diagnosis yang tepat adalah?
SOAL
a. Sindroma baby blues

120 b. Depresi post partum


c. Psikotik post partum
d. Psikotik akut
e. Distimia
A. SINDROMA BABY BLUES
KEYWORDS :
• Perempuan, 26 tahun
PEMBAHASAN
• Sering menangis, cemas, sedih

120 • Setelah melahirkan 7 hari lalu


• Belum siap mempunyai anak dan suami jarang pulang
karena dinas di luar kota
Gangguan Jiwa Pasca Persalinan
1. Postpartum blues/baby blues/maternity blues
• Gejala depresi paling ringan
PEMBAHASAN • Biasa dialami oleh perempuan setelah melahirkan antara
hari ke – 7 hingga 14, yang terjadi untuk sementara
120 (umumnya <2 minggu)
• Hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan
2. Depresi postpartum
• Gejala sama dengan gejala depresi (perasaan sedih,
hilangnya minat dan semangat beraktivitas, malas mengurus
anak, sulit tidur atau terlalu banyak tidur, nafsu makan
menurun, merasa tidak mampu mengurus anak
• Umumnya > 2 minggu
• Pada kasus berat, bisa disertai keinginan bunuh diri
Gangguan Jiwa Pasca Persalinan
PEMBAHASAN 3. Psikosi postpartum
• Bentuk paling berat
120 • Disertai halusinasi dan waham (anaknya jelmaan setan,
makhluk aneh)
• Ada keinginan untuk membunuh anaknya
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Depresi post partum  setelah melahirkan, timbul
gejala depresi menetap > 2 minggu sudah tidak mau
120 merawat anak
c. Psikotik post partum  setelah melahirkan timbul
gejala psikosis biasanya menetap > 2 minggu
d. Psikotik akut  gejala psikosis yang mendadak,
durasi < 2 minggu
e. Distimia  depresi ringan yang menetap hampir
tiap hari selama 2 tahun
Jadi, diagnosis yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN

A. SINDROMA BABY BLUES


120
Seorang perempuan 27 tahun, G2P1A0 hamil 28 minggu datang
dengan keluhan keluar bercak-bercak perdarahan. Darah
berwarna merah segar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD
110/70 mmHg, HR 78x/menit, RR 18x/menit, suhu 36,5oC. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan ballottement (+), nyeri tekan (-),
pemeriksaan USG didapatkan plasenta ada dibawah uterus. Apa
SOAL
kondisi yang terjadi pada kasus diatas?

121 a. Vasa previa


b. Plasenta previa
c. Solusio plasenta
d. Preeklamsia berat
e. Partus prematurus iminens
B. PLASENTA PREVIA
KEYWORDS :
• Perempuan, 27 tahun
PEMBAHASAN
• G2P1A0 hamil 28 minggu

121 • Keluar bercak-bercak perdarahan, warna merah segar


• TD 110/70 mmHg, HR 78x/menit
• Ballottement (+), nyeri tekan (-)
• Pemeriksaan USG didapatkan plasenta dibawah uterus
PERDARAHAN ANTEPARTUM
(Perdarahan Usia Gestasi > 20 Minggu

PEMBAHASAN

121
PEMBAHASAN

121 DIAGNOSIS :
1. USG untuk melihat posisi plasenta
2. Jangan melakukan pemeriksaan servix (Vaginal Touche)

TATALAKSANA
1. Stabilisasi hemodinamik
2. Pematangan paru pada bayi prematur
3. Operasi SC
PEMBAHASAN

121
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Vasa previa  HAP + fetal bradikardi
c. Solusio plasenta  HAP, darah hitam, dan
121 nyeri
d. Preeklamsia berat  Hipertensi dan
proteinuri
e. Partus prematurus iminens  His pada usia
kehamilan < 37 minggu
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. PLASENTA PREVIA
121
Perempuan 28 tahun, G2P1A0 saat ini sedang hamil 12 minggu.
Datang ke poliklinik untuk ANC. Dari hasil pemeriksaan serologi
TORCH, ditemukan bahwa IgM Toxo : reaktif, IgG toxo non reaktif.
IgM Rubella : non reaktif, IgG Rubella : Reaktif. IgM CMV : non
reaktif, IgG CMV : reaktif. IgM HSV 1 : non reaktif, IgG HSV 1 : non
reaktif. Dari hasil tersebut, apa interpretasi yang didapatkan?
SOAL
a. Reaktivasi rubella

122 b. Infeksi rubella akut


c. Infeksi rubella kronik aktif
d. Infeksi rubella yang sudah sembuh
e. Infeksi rubella kronik sekunder
D. INFEKSI RUBELLA YANG SUDAH
SEMBUH
PEMBAHASAN KEYWORDS :
• Perempuan, 28 tahun

122 • G2P1A0, hamil 12 minggu


• Ditemukan serologi TORCH ditemukan IgM Toxo : reaktif, IgG
toxo non reaktif. IgM Rubella : non reaktif, IgG Rubella :
Reaktif. IgM CMV : non reaktif, IgG CMV : reaktif. IgM HSV 1 :
non reaktif, IgG HSV 1 : non reaktif.
Rubellla
PEMBAHASAN
Infeksi Rubella
• Demam akut, ruam pada kulit

122 dan pembesaran kelenjar getah


bening
• Risiko gangguan janin lebih
besar daripada infeksi pada
hamil di trisemester 1
• Pemeriksaan  Anti Rubella IgG
dan IgM lebih baik pada
kehamilan < 18 minggu
PEMBAHASAN

122
TORCH pada bayi
Kelainan terkait infeksi rubella
PEMBAHASAN • Katarak kongenital
• Tuli kongenital

122 • Kelainan jantung bawaan


• Mikrosefali
Kelainan terkait infeksi toksoplasmosis
• Tetralogi of sabin  hidrosefalus, Retinokorditis, kelainan psikmotorik, kalsifikasi
intrakranial
Kelainan terkait infeksi CMV
• Ikterik, retradasi mental, retinokorditis
Kelainan terkain infeksi HSV
• Retardasi mental
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Reaktivasi rubella  tidak ada
b. Infeksi rubella akut  IgM (+) atau IgM (-)
122 dan IgG (+) titer meningkat 4 kali lipat
c. Infeksi rubella kronik aktif  tidak ada
e. Infeksi rubella kronik sekunder  IgM (+), IgG
(+) aviditas tinggi
Jadi, interpretasi yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN
D. INFEKSI RUBELLA YANG SUDAH
122 SEMBUH
Perempuan 28 tahun, G1P0 sedang hamil 12 minggu. Pada
pemeriksaan didapatkan IgM Toxo (+), IgG Toxo (+), dan
pemeriksaan ulangan didapatkan titer IgG toxo meningkat 4 kali
lipat. Apakah penatalaksanaan yang paling tepat dilakukan?
a. Spiramicin
SOAL b. Pirimetamine + sulfadiazin
c. Pirimetamine
123 d. Kotrimoksasol
e. Pirimetamine + Sulfadiazine + Asam Folat
A. SPIRAMICIN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Perempuan, 28 tahun
• G1P0A0 hamil 12 minggu
123 • Pemeriksaan didapatkan IgM toxo (+), IgG toxo (+)
• Titer IgG toxo meningkat 4 kali lipat
Toksoplasmosis Kehamilan
 Disebabkan Toxoplasma gondii
 Menular melalui makanan terkontaminasi feses kucing
PEMBAHASAN yang memakan hewan pengerat, burung, atau hewan
kecil lainnya
123  Menyebabkan abortus
 Kelahiran preterm
 Toksoplasmosis’s kongenital (Tetralogi of Sabin) bila
infeksi primer saat hamil
• Hidrosefalus
• Retinokorditis
• Kalsifikasi intraserebral
• Retardasi mental
 Infeksi toxoplasma yang terjadi baru
• Antibodi IgM yang sangat tinggi (dapat bertahan
hingga 1 tahun)
• Antibodi IgG dan IgM yang tinggi di saat bersamaan
PEMBAHASAN • Peningkatan antibodi IgG sebesar 4 kali dalam waktu 2-
3 minggu

123  Spiramycin diyakini mengurangi resiko terjadinya infeksi


terhadap janin
 Apabila suspek toxoplasmosis  pyrimrthamine dan
sulfonamides dapat diberikan untuk infeksi maternal
pada kehamilan akhir dengan hasil toxoplasma di cairan
amnion (-)
 Jika infeksi terdiagnosis saat prenatal  pyrimethamine,
sulfonamides, dan asam folat diberikan untuk eradikasi
parasit di plasenta dan fetus (masih kontroversial)
PEMBAHASAN

123
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN
b. Pirimetamaine + sulfadiazin  bila lebih dari
18 minggu
123 c. Pirimetamine
d. Kotrimoksasol  second line bila > 18 minggu
e. Pirimetamine + sulfadiazine + asam folat 
bila lebih dari 18 minggu
Jadi, tatalaksana yang paling tepat diberikan
adalah…
PEMBAHASAN

A. SPIRAMICIN
123
Seorang perempuan berusia 48 tahun datang dengan keluhan
sudah tidak menstruasi selama 1 tahun ini dan disertai mudah
emosi. Perubahan hormonal apakah yang terjadi pada kondisi
tersebut?
a. Peningkatan FSH, peningkatan LH, peningkatan
SOAL androstenedion
b. Peningkatan FSH, peningkatan LH, tidak ada perubahan

124 androstenedion
c. Penurunan FSH, peningkatan LH, peningkatan
androstenedion
d. Peningkatan FSH, penurunan LH, peningkatan
androstenedion
e. FSH normal, penurunan FSH, penurunan estrogen
B. PENINGKATAN FSH, PENINGKATAN
LH, TIDAK ADA PERUBAHAN
PEMBAHASAN
ANDROSTENEDION
KEYWORDS :
124 • Perempuan, 48 tahun
• Sudah tidak menstruasi selama 1 tahun
• Mudah emosi
Menopause
PEMBAHASAN
• Berhentinya haid selama setahun akibat penurunan
estrogen dan progesteron

124 • Prematur menopause bila muncul sebelum 40 tahun


• Komplikasi  osteoporosis dan penyakit jantung
• Ter :
• Perimenopause : menjelang menopause  haid mulai
tidak teratur, flushing (2-8 tahun)
• Premenopause : sebelum perimenopause
• Postmenopause : setelah menopause hingga akhir hayat
PEMBAHASAN

124
Evaluasi Menopause
PEMBAHASAN • Peningkatan serum FSH > 30 mIU/mL
• Peningkatan LH
124 • Androstenedion tidak berubah
• DEXA Scan tidak berubah
Jadi, perubahan hormonal yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
B. PENINGKATAN FSH, PENINGKATAN LH,
124 TIDAK ADA PERUBAHAN ANDROSTENEDION
Perempuan 19 tahun P1A0, datang ke dokter setelah melahirkan
di bidan. Terdapat perdarahan dari jalan lahir. Pasien telah
melahirkan bayi besar dengan berat 3800 gram. Pada
pemeriksaan di dapatkan laserasi pada mukosa vagina, otot
transversus perineum dan komisura posterior. Sfingter ani masih
intak. Apa diagnosis kasus ini?
SOAL
a. Ruptur perineum grade 1

125 b. Ruptur perineum grade 2


c. Ruptur perineum grade 3A
d. Ruptur perineum grade 3B
e. Ruptur perineum grade 4
B. RUPTUR PERINEUM GRADE 2
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Perempuan, 19 tahun
• P1A0 datang setelah melahirkan di bidan
125 • Terdapat perdarahan jalan lahir
• Ditemukan laserasi pada mukosa vagina, otot transvesus
perineum dan komisura posterior
• Sfingter ani intak
PEMBAHASAN

125
Robekan Perineum
PEMBAHASAN

125
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Ruptur perineum grade 1  karena harusnya
laserasi epitel kulit vagina
125 c. Ruptur perineum grade 3A  karena
harusnya sfingter ani eksternal ruptur <50%
d. Ruptur perineum grade 3B  karena
seharusnya sfingter ani eksterna ruptur >50%
e. Ruptur perineum grade 4  karena harusnya
ruptur sampai epitel anus
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. RUPTUR PERINEUM GRADE 2


125
Perempuan G3P1A1 hamil 36 minggu dengan usia kehamilan 36
minggu usia 28 tahun, datang dengan kelhan keluarnya darah
dari jalan lahir sejak 1 jam yang lalu. Keluhan tidak disertai nyeri
perut. Riwayat trauma dan berhubungan dengan suami
disangkal. Pasien pernah mengalami hal serupa 1 bulan yang lalu
dan berhenti dengan sendirinya. Pemeriksaan didapatkan
SOAL
perdarhan banyak dan masih berlangsung. Pada PF TV ibu stabil.
Pemriksaan leopold didapatkan bayi tunggal, letak longitudinal,
126 presentasi kepala, kepala belum masuk panggul. DJJ terukur
170x/menit. Tatalaksana berikutnya yang tepat adalah?
a. Berikan surfaktan
b. Observasi
c. Lakukan SC segera
d. Induksi persalinan
e. Terapi ekspektatif
C. LAKUKAN SC SEGERA
KEYWORDS :
• Perempuan, 28 tahun
PEMBAHASAN
• G3P1A1 hamil 36 minggu

126 • Keluar darah dari jalan lahir, 1 jam lalu


• Nyeri perut (-), trauma (-), berhubungan seksual (-)
• Tanda vital stabil
• Pemeriksaan leopold didapatkan bayi jumlah tunggal,
letak longitudinal, presentasi kepala, kepala belum masuk
panggul, DJJ 170x/menit
Perdarahan Antepartum
PEMBAHASAN • Terdapat perbedaan definisi dalam
menentukan batasan usia gestasi perdarahan
126 antepartum
• Perdarahan yang terjadi >24 minggu
kehamilan sampai sebelum kelahiran bayi
(menurut RCOG)
• Ada juga yang mendefinisikan >20 minggu
Perdarahan Antepartum
Plasenta Previa
• Darah warna merah segar, tidak nyeri,
PEMBAHASAN janin tidak distress (DJJ baik).
Perdarahan 100 cc yg keluar darahnya
126 100cc. Ibu tidak kesakitan. Sering
terjadi pada hamil muda (30%)
• Prinsip  tunggu sampai anak bisa
hidup diluar, atau ada indikasi mutlak
SC
• Pemeriksaan USG. Jika perdarahan
tidak boleh VT, inspekulo terlebih
dahulu
• Tatalaksana : SC
PEMBAHASAN

126
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN
a. Berikan surfaktan  karena paru bayi sudah
matang, kondisi gawat janin harus persalinan
126 segera
b. Observasi  karena telah terjadi gawat janin
c. Induksi persalinan  karena telah terjadi
gawat janin
d. Terapi ekspektatif  karena telah terjadi
gawat janin
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. LAKUKAN SC SEGERA
126
Perempuan 28 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
demam dan nyeri perut bawah. Pasien juga mengeluhkan
perdarahan pervaginam sejak melahirkan anak pertamanya 2
minggu yang lalu dengan berat 2800 gram. Darah nifas sebanyak
3 pembalut penuh dan berbau busuk. Pemeriksaan fisik
SOAL
didapatkan demam dan nyeri tekan perut bawah. Payudara keras
dan beirisi air penuh air susu. Namun uterus masih teraba di
antara simpisis dan umbilikus. Apa kondisi yang dialami pasien
127 pada kasus diatas?
a. Inversio uterus
b. Uretritis
c. Sistitis
d. Subinvolusi uterus e.c endometritits
e. Endometriosis
D. SUBINVOLUSI UTERUS E.C ENDOMETRITIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 28 tahun
• Demam dan nyeri perut bawah

127 • Perdarahan pervaginam sejak lahir anak pertama 2 minggu


lalu
• Darah nifas berjumlah 3 pembalut dan berbau busuk
• Demam (+), nyeri tekan perut bawah (+), payudara keras
(+) berisi penuh air susu
• Uterus masih teraba diantara simpisis dan umbilikus
Subinvolusi uterus
PEMBAHASAN
• Merupakan gangguan pada proses
mengecilnya uterus
127
• Etiologi
• Sisa plasenta
• Endometritis
• Mioma uteri
Involusi Uterus Normal

PEMBAHASAN

127
Endometritis
PEMBAHASAN • Diagnosis biasanya
• Peradangan yang terjadi pada
lapisan endometrium rahim,
didasarkan pada temuan

127 infeksi tersebut dapat melibatkan


berbagai mikroorganisme
klinis, sebagai berikut:


Demam
Sakit perut bawah
• Lochia berbau busuk
• Puerpural endometritis  terjadi • Pendarahan abnormal
pada masa nifas atau post partum vagina
• Dyspareunia
• Dysuria (mungkin hadir
pada pasien dengan PID)
• Malaise
TATALAKSANA
• Antibiotik spektrum luas IV  bisa membaik
48-72 jam
PEMBAHASAN

127
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Inversio uterus  karena biasanya ditandai  fundus uteri
tidak teraba, vagina terasa penuh karena terisi uterus, masa

127 di jalan lahir setelah partus


b. Uretritis  karena merupakan infeksi saluran kemih biasanya
disebabkan oleh GO dan Chlamydia
c. Sistitis  karena biasanya tandanya infeksi kandung kemih,
demam, nyeri tekan suprapubik, tidak ada lochia berbau
busuk
e. Endometriosis  karena merupakan endometrium ektopik.
Tanda  nyeri haid, dyspareunia, infertile, bukan penyakit
infeksi
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
D. SUBINVOLUSI UTERUS E.C
127 ENDOMETRITIS
Perempuan G1P0A0 hamil 32 minggu, datang ke UGD dengan
keluhan nyeri kepala dan nyeri ulu hati. Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 160/90 mmHg, HR 100x/menit, RR 24x/menit.
Laboratorium darah ditemukan proteinuria +++, leukosit 8000,
trombosit 100.000, Ht 34%, terdapat peningkatan SGPT dan
SOAL
SGOT, LDH meningkat. Apa diagnosis tersebut?
a. Superimposed preeklamsia

128 b. Preeklamsia berat


c. Preeklamsia ringan
d. Sindrom HELLP
e. Impending eklamsia
D. SINDROM HELLP
KEYWORDS :
• Perempuan
PEMBAHASAN
• G1P0A0 hamil 32 minggu

128 • Nyeri kepala dan ulu hati


• TD 160/90 mmHg, HR 100x/menit, RR 24x/menit
• Proteinuria +++, leukosit 8000, trombosit 100.000, Ht 34%,
terdapat peningkatan SGPT dan SGOT, LDH meningkat
PEMBAHASAN

128
PEMBAHASAN

128
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Superimposed preeklamsia  hipertensi
kronis + preeklamsia
128 b. Preeklamsia berat  Hipertensi dalam
kehamilan + proteinuria (>+2)
c. Preeklamsia ringan  Hipertensi dalam
kehamilan + proteinuria
e. Impending eklamsia  Preeklamsia berat +
gejala
Jadi, diagnosis yang tepat adalah …
PEMBAHASAN

D. SINDROM HELLP
128
Perempuan 30 tahun G2P1 hamil aterm datang dengan keluhan
mulas-mulas sejak 4 jam yang lalu. Tidak ada keluar air-air
maupun darah. Pemeriksaan tanda vital ibu dan janin dalam
batas normal. Dari pemeriksaan leopold didapatkan presentasi
bokong. Ibu ingin melahirkan pervaginam. Dokter mencoba
membantu memimpin persalinan spontan presentasi bokong.
SOAL
Apa nama tindakan tersebut?

129 a. Manuver McRoberts


b. Manuver bracht
c. Manuver klasik
d. Manuver lovset
e. Manuver mueller
B. MANUVER BRACHT
KEYWORDS :
• Perempuan, 30 tahun
PEMBAHASAN
• G2P1 hamil aterm

129 • Mulas-mulas sejak 4 jam lalu. Keluar air atau darah (-)
• Tanda vital normal
• Leopold presentasi bokong
• Ibu ingin persalinan pervaginam
Persalinan Sungsang
• Persalinan pervaginam (bokong sempurna atau
Frank breech)
PEMBAHASAN
 Spontan (janin dilahirkan dengan kekuatan
129 dan tenaga ibu sendiri)  Bracht
 Manual aid (janin dilahirkan sebagian
dengan tenaga dan kekuatan ibu dan
sebagian lagi dengan tenaga penolong) 
klasik, mueller, lovset, bickenbach
 Ekstraksi sungsang
• Persalinan perabdominal
PEMBAHASAN

129
Maneuver Klasik
PEMBAHASAN

129
Muller

PEMBAHASAN

129
PEMBAHASAN

129
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Maniver McRoberts  karena untuk distosia
bahu
129 b. Manuver klasik  karena untuk persalinan
sungsang manual aid
c. Manuver lovset  karena untuk persalinan
sungsang manual aid
e. Manuver mueller  karena untuk persalinan
sungsang manual aid
Jadi, nama tindakan yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. MANUVER BRACHT
129
Pasien perempuan 35 tahun, mengeluh demam dan nyeri pada
perut kanan bawah. Pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38oC, RR
80x/menit, HR 16x/menit. Nyeri goyang porsio (+), riwayat
keputihan (+). Organ manakah yang terlibat?
a. Tuba falopii
SOAL b. Ovarium
c. Appendiks
130 d. Ureter
e. Kolon ascending
A. TUBA FALOPII
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Perempuan, 35 tahun
• Demam dan nyeri pada perut kanan bawah
130 • TD 120/80 mmHg, suhu 38oC,, HR 80x / menit
• Nyeri goyang porsio (+), riwayat keputihan (+)
SALPINGITIS

PEMBAHASAN

130
TATALAKSANA VARICELLA (CHICKEN POX)

PEMBAHASAN

130

Sumber: Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 5th ed. Balai Penerbitan FKUI; 2007.
KEMUNGKINAN LAIN

PEMBAHASAN

130
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Ovarium  nyeri umumnya disebabkan torsio,
muncul iba-tiba dengan intensitas berat
130 c. Appendiks  nyeri muncul di ulu hati dan berpindah
ke RLQ
d. Ureter  nyeri umumnya berupa nyeri kolik
e. Kolon ascending  disertai perubahan pola BAB,
BAB berdarah (ulcerative colitis)
Jadi, organ yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

A. TUBA FALOPII
130
Perempuan 25 tahun saat ini hamil 36 minggu. Ia datang ke IGD
dengan keluhan nyeri pinggang disertai keluar air-air. Hasil
pemeriksaan menunjukkan pasien sudah bukaan 4. Empat jam
kemudian, setelah diperiksa ulang, ternyata masih dalam
pembukaan 4. Dua jam kemudian baru mencapai pembukaan 5.
Apakah kondisi yang terjadi pada kasus diatas?
SOAL
a. Kala 1 memanjang

131 b. Kala II memanjang


c. Kala III memanjang
d. Kala I fase laten memanjang
e. Kala I fase aktif memanjang
E. KALA 1 FASE AKTIF MEMANJANG
KEYWORDS :
• Perempuan, 25 tahun
PEMBAHASAN
• Hamil 36 minggu

131 • Keluhan nyeri pinggang dan keluar air


• Pemeriksaan didapatkan bukaan 4
• 4 jam kemudian tidak ada kemajuan dan 2 jam berikutnya
menjadi bukan 5
TERMINOLOGI

PEMBAHASAN

131
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Kala I memanjang
b. Kala II memanjang  diatas 1 jam pada
131 primigravida, diatas 2 jam pada multigravida
c. Kala III memanjang  plasenta lahir > 30 menit
d. Kala I fase laten memanjang  pembukaan 1-3 cm
diatas 8 jam
Jadi, kondisi kasus yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. KALA I FASE AKTIF MEMANJANG


131
Perempuan 25 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan
pada payudara sebelah kiri. Benjolan dirasakan membesar dan
nyeri pada saat menstruasi. Pasien merasa ketakutan saat
mendekati siklus menstruasi, dan didapatkan riwayat neneknya
meninggal dengan kanker payudara. Pada pemeriksaan,
didapatkan benjolan konsistensi lunak berbatas tegas, dan dapat
SOAL
digerakkan. Tidak teraba pembseran KGB aksila. Diagnosis yang
mungkin adalah?
132 a. Fibroadenoma payudara
b. Fibrokistik payudara
c. Tumor payudara
d. Abses payudara
e. Kista payudara
B. FIBROKISTIK ADENOMA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 25 tahun
• Keluhan benjolan di payudara kiri

132 • Semakin besar dan nyeri saat menstruasi


• Riwayat neneknya meninggal karena kanker payudara
• Benjolan dengan konsistensi lunak, batas tegas, dan dapat
digerakan (mobile)
• Pembesaran KGB (-)
FIBROKISTIK PAYUDARA

PEMBAHASAN

132
FIBROADENOMA MAMAE

PEMBAHASAN

132
Jadi, diagnosis yang yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. FIBROKISTIK PAYUDARA
132
Perempuan 28 tahun, G1P0A0 hamil 28 minggu datang dengan
keluhan keluar air dari vagina sejak 5 jam yang lalu. Keluhan
mules-mules pada perut disangkal. Pada pemeriksaan inspekulo
ditemukan ada cairan yang keluar dari OUE dan dilakukan
pemeriksaan nitrazin merah berubah menjadi biru. Pemeriksaan
fisik didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, HR 80x/menit, RR
SOAL
20x/menit. Ondisi bayi DJJ 140x/menit. Apa kondisi tersebut?

133 a. Solutio plasenta


b. Plasenta previa
c. Kehamilan aterm
d. Ketuban pecah dini
e. Preeklamsia
D. KETUBAN PECAH DINI
KEYWORDS :
• Perempuan, 28 tahun
PEMBAHASAN
• G1P0A0 hamil 28 minggu

133 •

Keluar air dari vagina 5 jam lalu, mules-mules (-)
Pemeriksaan inspekulo ditemukan cairan dari OUE (+)
• Pemeriksaan nitrazin merah berubah menjadi biru
• TD 110/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 20x/menit
DJJ 140x /menit
KETUBAN PECAH DINI

PEMBAHASAN

133
PEMBAHASAN

133 TATALAKSANA
KETUBAN PECAH DINI
(KPD)
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Solusio plasenta  terlepasnya plasenta dari tempat
implantasi, perdarahan dengan nyeri, darah berwarna

133 kehitaman
b. Plasenta previa  implantasi plasenta dekat dengan
ostium serviks, perdarahan tanpa nyeri, darah segar
c. Kehamilan aterm  kehamilan cukup bulan
e. Preeklamsia  hipertensi pada kehamilan pada UK ≥ 20
minggu
Jadi, kondisi yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. KETUBAN PECAH DINI


133
Perempuan berusia 38 tahun dengan perdarahan pada jalan lahir
sejak 2 jam yang lalu. Hal ini terjadi setelah pasien melahirkan
anak laki-laki 2 jam yang lalu dengan berat badan 4500 gram,
proses persalinan dilakukan didukun. Persalinan berlangsung
sangat lama dan perdarahan masih mengalir berupa gumpalan-
SOAL gumpalan yang membasahi 2-3 kain panjang. Keadaan umum
lemas da sangat pucat. Pada pemeriksaan ginekologi ditemukan
perdarahan masih mengalir dari OUE. Tinggi fundus uteri setingi
134 pusat dengan kontraksi lemah.
Kemungkinan penyebab kelainan tersebut dan tindakan yang
dilakukan adalah?
a. Gangguan pembekuan darah dan pemberian oksitosin
b. Atonia uteri dan pemberian misoprostol
SOAL c. Sisa plasenta dan pemberian oksitosin
d. Anemia dan pemberian sulfas ferosus

134 e. Atonia uteri dan pemberian oksitosin


E. ATONIA UTERI DAN PEMBERIAN
OKSITOSIN
PEMBAHASAN KEYWORDS :
• Perempuan, 38 tahun

134 • Perdarahan jalan lahir sejak 2 jam lalu, post melahirkan anak
laki-laki dengan berat 4500 di dukun
• Persalinan sangat lama yang disertai gumpalan-gumpalan
membasahi 2-3 kain panjang
• Keadaan umum lemas dan pucat
• Pemeriksaan ginekologi : darah mengalir dari OUE (+)
• TFU setinggi pusat dengan kontraksi lemah
PERDARAHAN POST PARTUM

Perdarahan Post Partum


PEMBAHASAN
Definisi

134 Kehilangan darah ≥ 500 ml setelah


persalinan pervaginam
atau
Kehilangan darah ≥ 1000 ml
setelah SC
Klasifikasi

 Bila terjadi dalam 24 jam setelah


melahirkan  Primer
 Bila terjadi setelah 24 jam
setelah melahirkan  Sekunder
Pada Kasus ...
PEMBAHASAN • Pasien datang dengan keluhan perdarahan
• Pasien memiliki riwayat melahirkan di dukun

134 • Kurang tepatnya manajemen kala III dalam melahirkan


plasenta dan tidak tersedia oksitosin  risiko atonia uteri
• Perlu dibedakan penyebab perdarahan tersebut dan pada
pemeriksaan ditemukan uterus lembek dan kontraksi lemah.
Perdarahan karena robekan jalan lahir (-)  Atonia uteri
TATALAKSANA ATONIA UTERI

1. Oksitosin
PEMBAHASAN • Jika uterus tidak keras  diindikasikan untuk
pemijatan fundus secara kuat

134 • Berikan 20 unit (2 ampul) oksitosin dalam 1000 ml


cairan kristaloid dengan kecepatan 10 ml/menit
bersamaan dengan pemijatan uterus.
• Jangan diberikan bolus  Hipotensi dan aritmia

2. Ergotamin
• Diberikan jika oksitosin yang disalurkan secara cepat
melalui infus tidak terbukti efektif
• Sebagian dokter memberikan metergin 0,2 mg secara
intramuskuler
TATALAKSANA ATONIA UTERI

3. Derivat Prostaglandin (Misiprostol)


PEMBAHASAN • Dalam keadaan uterus tidak berespon terhadap
oksitosin/ergometrin  hal ini dapat dipergunakan
• Berikan prostaglandin F2a (250 mg) secara intramuskuler

134 atau langsung pada miometrium (trans abdominal)


• Pemberian dapat diulang dalam 5 menit dan 2 atau 3 jam
setelahnya

4. Kompresi Bianual
• Jika obat-obatan tersebut tidak berespons untuk waktu
yang singkat  kompresi bimanual
• Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam vagina dan sambil
membuat kepalan yang diletakkan pada forniks anterior,
sedangkan tangan kanan pada perut penderita dan
memegang fundus dengan telapak tangan dan dengan ibu jari
didepan serta jari-jari lain di belakang uterus
TATALAKSANA ATONIA UTERI

5. Tampon uretrovaginal
PEMBAHASAN
• Selain kompresi bimanual  hal ini dapat digunakan

134 • Namun sudah jarang digunakan  harus dilakukan


secara sempurna

6. Tindakan Operatif
• Jika semua usaha yang dilakukan gagal  Tindakan
Operatif
• Dapat dilakukan laprotomi  mengikat arteri
hipogastrika kanan dan kiri
Jadi, penyebab dan tindakan yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. ATONIA UTERI DAN PEMBERIAN


134 OKSITOSIN
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke puskesmas
karena terlambat haid selama 1 bulan. Bulan lalu pasien
mengalami haid normal. Siklus haid biasanya berlangsung
selama 28 hari. Selama 5 hari terakhir pasien mengalami mual
dan muntah. Keluhan disertai keletihan dan pembesaran
SOAL payudara. Pada pemeriksaan fisik diperoleh tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan obstetri didapatkan tinggi
fundus uteri 2 jari diatas simpisis. Apakah kesimpulan dari
135 kondisi pasien tersebut?
a. Usia gestasional adalah sekitar 12 minggu
b. Usia gestasional adalah sekitar 10 minggu
c. Ukuran uterus lebih kecil dari usia gestasional
d. Ukuran uterus cukup untuk usia gestasional
e. Ukuran uterus lebih besar dari usia gestasional
E. UKURAN UTERUS LEBIH BESAR DARI
USIA GESTASIONAL
PEMBAHASAN KEYWORDS :
• Perempuan, 20 tahun

135 • Terlambat haid 1 bulan lalu, namun sebelumnya normal dan


berlangsung selama 28 hari
• Mual muntah sejak 5 hari terakhir
• Disertai keletihan dan pembesaran payudara
• Tanda vital dalam batas normal
• Pemeriksaan obstetri TFU 2 jari diatas simpisis
Gambaran Tinggi Fundus Uteri (TFU) Jika Dikonversikan
Dengan Usia Kehamilan (UK)

PEMBAHASAN

135
Pada Kasus ...
PEMBAHASAN  Berdasarkan perhitungan hari pertama haid terakhir didapatkan
usia kehamilan 4 minggu atau 1 bulan

135  Berdasarkan tinggi fundus uteri  besar uterus sesuai dengan


umur kehamilan 12 mingu
 Kesimpulan  besar uterus lebih besar dari usia kehamilan
Jadi, kesimpulan yang sesuai adalah…
PEMBAHASAN

E. UKURAN UTERUS LEBIH BESAR


135 DARI USIA GESTASIONAL
Seorang laki-laki usia 20 tahun datang diantar ke UGD oleh
keluarganya dengan keluhan luka bakar 1 jam SMRS. Berat badan
pasien 50 kg. Pada pemeriksaan fisik ditemukan luka bakar
derajat 2 pada lengan dan tangan kiri, dada, perut, serta paha
kiri. Berapakah jumlah cairan RL yang diberikan pada pasien
menurut rumus baxter?
SOAL
a. 7200 cc / 24 jam

136 b. 3600 cc / 24 jam


c. 7200 cc / 8 jam
d. 3600 cc / 8 jam
e. 7200 cc / 16 jam
D. 3600 CC / 8 JAM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 20 tahun
• Keluhan luka bakar 1 jam SMRS

136 • Pemeriksaan fisik ditemukan luka bakar derajat 2 pada


seluruh tangan kiri, dada, perut, serta paha kiri
• BB 50 kg
KLASIFIKASI LUKA BAKAR

PEMBAHASAN

136
KLASIFIKASI LUKA BAKAR

PEMBAHASAN

136
DERAJAT LUKA BAKAR

PEMBAHASAN

136
RUMUS REHIDRASI LUKA BAKAR

PEMBAHASAN

136
Pada kasus…

• Derajat luka bakar  derajat 2


PEMBAHASAN
• Luas luka bakar
 Lengan dan tangan kiri (9%), paha kiri (9%), dada dan

136 abdomen (18%). Total luka bakar pasien (36%)


• BB pasien  50 kg
• RUMUS  4 X BB X LUAS LUKA BAKAR
4 x 50 x 36%  7200 cc/24 jam
Total cairan yang dibutuhkan pada tahap I (8 jam
pertama) :
 50% x total cairan 24 jam  50% x 7200 cc = 3600 cc
Jadi, jumlah cairan RL yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. 3600 CC / 8 JAM
136
Pasien laki-laki berusia 18 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan
penurunan kesadaran setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 3
jam yang lalu. Saat dilakukan pemeriksaan, pasien membuka
mata dengan rangsangan nyeri, verbal suara mengerang, dan
motorik ekstensi. Pada Ct-Scan ditemukan lesi hiperdens
berbentuk konkaf. Berapakah total GCS pada pasien tersebut?
SOAL
a. 5

137 b. 6
c. 7
d. 8
e. 9
B. 6
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 18 tahun
• Keluhan penurunan kesadaran post KLL 3 jam lalu

137 • Membuka mata dengan rangsangan nyeri


• Verbal suara mengerang
• Motorik ekstensi saat diberikan rangsangan
• Ct-scan ditemukan lesi hiperdens berbentuk konkaf
PEMBAHASAN

137
Pada kasus ...
PEMBAHASAN • Pasien membuka mata dengan rangsangan nyeri (E2)
• Verbal mengerang (V2)
137 • Motorik ekstensi (M2)
Jadi total GCS pada pasien adalah 6
Jadi, total GCS pada pasien tersebut adalah…
PEMBAHASAN
B. 6
137
Seorang laki-laki 25 tahun, datang dibawa ke UGD oleh
keluarganya setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien
mengalami penurunan kesadarn. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 90/60 mmHg, HR 120x/menit, RR 20x/menit, dan
akral teraba dingin. Pada paha kiri tampak darah merembes dan
keluar secara terus-menerus. Perkiraan jumlah volume darah
SOAL
yang terjadi adalah?

138 a. 500 cc
b. 750 cc
c. 1000 cc
d. 1500 cc
e. 2500 cc
D. 1500 CC
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 25 tahun
• Penurunan kesadaran post kecelakaan lalu lintas

138 • TD 90/60 mmHg, HR 120x/menit, RR 20x/menit dan akral


teraba dingin
• Paha kiri tampak darah merembes dan terus keluar
TABEL DERAJAT KEHILANGAN DARAH

PEMBAHASAN

138
Pada Kasus ...
PEMBAHASAN • Penurunan kesadaran post kecelakaan lalu lintas
• Paha kiri tampak darah merembes dan terus keluar
138 • TD 90/60 mmHg, HR 120x/menit, RR 20x/menit dan
akral teraba dingin  syok hivolemik  Kehilangan
Cairan Grade 3  1500 – 2000 cc
Jadi, perkiraan jumlah volume darah yang
mungkin adalah…
PEMBAHASAN

D. 1500 CC
138
Pasien perempuan datang ke unit gawat darurat RS setelah
kecelakaan dengan dada menabrak trotoar. Pasien mengeluh
nyeri dada terutama saat menarik nafas dan batuk. Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 120/80 mmHg, HR
84x/menit, RR 18x/menit. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan
adanya jejas pada dada. Diagnosis kasus diatas adalah?
SOAL
a. Hematotoraks

139 b. Contusio pulmonum


c. Tamponade jantung
d. Contusio muskulorum
e. Fraktur costa
D. CONTUSIO MUSKULORUM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Perempuan
• Keluhan nyeri dada post KLL dengan posisi dada menabrak
139 trotoar
• Nyeri saat menarik nafas dan batuk
• TD 120/80 mmHg, HR 84x/menit, RR 18x/menit
• Pemeriksaan fisik ditemukan jejas di dada
KONTUSIO MUSKULOTORUM

PEMBAHASAN

139
TATALAKSANA KONTUSIO MUSKULOTORUM

PEMBAHASAN

139
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Hematotoraks  sesak, perkusi toraks redup,
disertai fraktur costa
139 b. Contusio pulmonum  sesak, nyeri saat menarik
nafas, saturasi turun
c. Tamponade jantung  trias back : hipotensi,
pelebaran JVP, suara jantung menjauh/muffed heart
sound
e. Fraktur kosta  tampak deformitas, disertai
krepitasi
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. CONTUSIO MUSKULORUM
139
Seorang perempuan 45 tahun datang ke UGD dengan keluhan
sulit untuk buang air kecil sejak 2 minggu yang lalu. Pasien
mengaku kencing keluar sedikit-sedikit dan terkadang harus
mengedan. Nyeri disangkal. Terdapat riwayat tekanan darah
tinggi pada keluarga pasien. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan TD 140/90 mmHg, HR 80x/menit, R 20x/menit.
SOAL
Pemeriksaan umum dalam batas normal. Pada colok dubur
didapatkan prostat teraba kenyal, tidak ada nyeri, pool atas tidak
140 teraba. Pasien juga sekalian meminta obat untuk tekanan darah
tingginya. Obat apa yang tepat diberikan oleh dokter?
a. Captopril
b. Finasteride
c. Prazosin
d. Metildopa
e. Atenolol
C. PRAZOZIZN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 45 tahun
• Sulit buang air kecil sejak 2 minggu lalu

140 • Kencing keluar sedikit-sedikit dan harus mengedan


• TD 140/90 mmHg, HR 80x/menit, RR 20x/menit
• RT ditemukan prostat teraba kenyal, nyeri (-), pool atas
tidak teraba
PEMBAHASAN

140
BPH (benign prostat hyperplasia)
• α-blocker (terazosin, doxazosin,
PEMBAHASAN • Pembesaran prostat prazosin, tamsulosin, alfulosin,
jinak silodosin) menyebabkan relaksasi
otot polos prostat di leher buli,
140 • Keluhan sulit kencing
• RT  lunak, pool atas
kapsul prostat dan uretra pars
prostatika.
tidak teraba • 5α-reductase inhibitor (finasteride,
dutasteride) bekerja dengan
• 2 kelas obat yang mengurangi ukuran kelenjar
dapat diberikan prostat.
α-blocker • α-blocker bisa digunakan untuk
5α-reductase inhibitor hipertensi, yang paling sering
digunakan  prazosin
Enzim 5 alfa- reduktase
mengubah testosteron menjadi
DHT. DHT akan memicu growth
PEMBAHASAN factor  proliferasi prostat

140
Anatomi prostat
PEMBAHASAN

140
PEMBAHASAN

140
Gejala LUTS - BPH

PEMBAHASAN

140
Jadi, obat yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. PRAZOZIN
140
Seorang perempuan usia 30 tahun, datang ke UGD setelah
mengalami kecelakaan 3 jam SMRS terjatuh dari sepeda. Pasien
mengeluh kesakitan di tungkai kanan. TD 120/70 mmHg, HR
100x/menit, RR 18x/menit, suhu 37oC. Pada status lokalis
didapatkan fraktur terbuka tibia dekstra dengan panjang luka
12cm dengan kontaminasi (+), kerusakan jaringan dan bone
SOAL
coverage baik. Neovaskularisasi distal baik. Berapakah derajat
luka pada kasus tersebut berdasarkan klasifikasi gustilo?
141 a. Grade I
b. Grade II
c. Grade IIIA
d. Grade IIIB
e. Grade IIIC
C. GRADE IIIA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 30 tahun
• Kecelakaan dari sepeda 3 jam lalu

141 • Nyeri pada tungkai kanan


• TD 120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR 20x/menit
• Status lokalis terdapat luka, panjang luka 12 cm,
kontaminasi (+), kerusakan jaringan dan bone caverage
baik, neovaskularisasi baik
PEMBAHASAN

141
PEMBAHASAN

141
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Grade I  untuk luka kurang dari 1 cm
b. Grade II  luka lebih dari 1cm – 10cm,
141 kerusakan jaringan minimal
d. Grade IIIB  butuh flap
e. Grade IIIC  jejas vaskuler +
Jadi, derajat luka yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. GRADE IIIA
141
Laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan tungkai bawah
kanan sulit digerakkan setelah di lakukan slading tackle saat
bermain sepakbola. 1 jam SMRS. Pasien uga mengeluhkan nyeri
dan bengkak pada daerah lutut kanan. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 90x/menit, RR 22x/menit, dan
suhu 36,5oC. Regio genu dekstra tampak bengkak, nyeri (+),
SOAL
krepitasi (-), dan tes lachman (+). Apakah diagnosis pada kasus
tersebut?
142 a. Ruptur tendon achiles
b. Ruptir tendon patela
c. Anterior cruciate ligamen injury
d. Posterior cruciate ligamen injury
e. Medial collateral ligamen injury
C. ANTERIOR CRUCIATE LIGAMEN
INJURY
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 35 tahun

142 • Tungkai bawah kanan sulit digerakan post terkena tackle


1 jam SMRS
• Bengkak lutut kanan (+)
• Td 120/80 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit
• Regio genu dekstra tampak nyeri (+), krepitasi (-), tes
lachman (+)
RUPTUR ANTERIOR CRUCIATUM LIGAMENT

PEMBAHASAN

142
KLASIFIKASI RUPTUR ACL

PEMBAHASAN

142
ETIOLOGI

PEMBAHASAN

142
KLASIFIKASI RUPTUR ACL

PEMBAHASAN

142
MANIFESTASI KLINIS

PEMBAHASAN

142
PEMBAHASAN

142
MANIFESTASI KLINIS PADA PASIEN STABILITAS

PEMBAHASAN

142
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
C. ANTERIOR CRUCIATE LIGAMEN
142 INJURY
Seorang anak usia 8 tahun, datang ke UGD RS dengan keluhan
nyeri mendadak pada buah zakar sejak 2 jam SMRS. Pasien baru
pulang bermain bulutangkis. Pada pemeriksaan refleks
kremaster (-) pada skrotum kanan. Dokter menyarankan untuk
dilakukan oprasi. Berapakah waktu maksimal operasi tersebut
dilakukan untuk mencapai hasil maksimal?
SOAL
a. 6 jam

143 b. 5 jam
c. 4 jam
d. 3 jam
e. 2 jam
C. 4 JAM
Keywords :
PEMBAHASAN  Nyeri mendadak pada buah zakar
 Baru pulang bermain bulutangkis
143  Refleks kremaster (-)

 Berapa batas waktu maksimal operasi segera dilakukan


untuk kasus diatas?
PEMBAHASAN

143
PEMBAHASAN

143
PEMBAHASAN

143
Tatalaksana
• Tindakan bedah segera  sebaiknya < 6 jam dari onset.
PEMBAHASAN Keterlambatan tindakan bedah meningkatkan risiko
infertilitas dan kemungkinan memerlukan tindakan

143 orchidectomy

Oleh karena itu, pada soal ini dipilih batas waktu


maksimalnya 4 jam

• Bila tidak mungkin bedah detorsi, lakukan detorsi manual


• Medikamentosa  analgesik, antiemetik, antiansietas 
sesuai dengan keluhan
Jadi, waktu maksimal yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. 4 JAM
143
Seorang bayi berusia 4 hari dibawa orang tuanya dengan keluhan
benjolan pada kepala. Bayi tersebut lahir per vaginam di bidan
dan langsung menangis. Pemeriksaan fisik didapatkan benjolan
difus pada kepala yang melintasi sutura sagitalis, lembek, dan
tidak nyeri tekan. Keadaan umum bayi baik, tidak pucat dan
minum ASI dengan baik. Penyebab benjolan pada kepala yang
SOAL
paling mungkin adalah?

144 a. Kaput suksedanium


b. Sefal hematom
c. Hematom subgaleal
d. Perdarahan intra serebral
e. Fraktur tengkorak
A. KAPUT SUKSEDANIUM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Anak, 4 hari
• Keluhan benjolan pada kepala
144 • Lahir pervaginam di bidan dan langsung menangis
• Pemeriksaan fisik terdapat benjolan difus di kepala yang
melintasi sutura sagitalis, lembek, dan tidak nyeri
• Keadaan umum bayi baik, tidak pucat, ASI (+)
Trauma Ekstrakranial
KAPUT SUKSEDANIUM
PEMBAHASAN • Paling sering ditemui
• Akibat tekanan serviks pada kulit kepala

144 • Akumulasi darah/serum di daerah subkutan,


ekstraperiosteal
• Tidak diperlukan terapi  menghilang dalam
beberapa hari
PERDARAHAN SUBGALEAL
• Darah di bawah galea aponeurosis
• Pembengkakan kulit kepala, ekimosis
• Mungkin dapat meluas ke daerah periorbital
dan leher
• Sering berkaitan dengan trauma kepala (40%)
Trauma Ekstrakranial
SEFAL HEMATOM
• Perdarahan sub periosteal akibat rupturnya
PEMBAHASAN pembuluh darah antara tengkorak dan
periosteum

144 • Benturan kepala janin dengan pelvis


• Paling umum terlihat di parietal, namun juga
terkadang terjadi pada tulang oksipital
• Ukurannya dapat bertambah, sejalan dengan
bertambahnya waktu
• 5-18% berhubungan dengan fraktur tengkorak
• Umumnya dapat menghilang dalam waktu 2-
8 minggu
• Komplikasi : ikterus, anemia
• Kalsifikasi mungkin bertahan selama > 1 tahun
DIAGNOSIS BANDING TRAUMA LAHIR EKSTRAKRANIAL
PEMBAHASAN
lesi Penbengkakan ↑ Setelah lahir Melintasi Garis ↑↑↑
Eksternal Sutura Kehilangan

144 Kaput
Suksedanium
Lunak, lekukan + +
Darah Akut
-

Sefal Hematom Padat, tegang - - -


Hematoma Padat, berair - - +
Subgaleal
Pada Kasus ...
PEMBAHASAN • Anak mengalami keluhan benjolan pada kepala
• Pemeriksaan fisik terdapat benjolan difus di kepala yang
144 melintasi sutura sagitalis, lembek, dan tidak nyeri
• Keadaan umum bayi baik, tidak pucat  tidak ada
kehilangan darah akut
Jadi  diagnosis yang tepat  Kaput Suksedanium
Jadi, penyebab benjolan yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

A. KAPUT SUKSEDANIUM
144
Pasien perempuan usia 20 tahun datang ke instalasi gawat
darurat dengan nyeri pada bahu kanan setelah kecelakaan lalu
lintas. Pasien pengendara sepeda motor dan terjatuh dengan
posisi menumpu pada bahu kanan setelah sepeda motor
menabrak mobil. Pada pemeriksaan fisik didapatkan primary
survey dalam keadaan stabil. Pada secondary survey di bahu
SOAL
kanan ditemukan deformitas pada klavikula kanan,
neovaskularisasi distal normal, dan terdapat keterbatasan pada
145 gerakan sendi bahu. Pada pemeriksaan radiologis ditemukan
adanya diskontinyuitas pada klavikula 1/3 medial simple dan
minimal displace.
Tatalaksana yang paling tepat dilakukan adalah?
a. Protection only dengan arm sling atau figure of 8
b. Imobilisasi dengan U Slap cast
c. Reposisi tertutup dan fiksasi interna
SOAL d. Reposisi terbuka dan fiksasi interna
e. Reposisi tertutup dan fiksasi eksterna
145
A. PROTECTION ONLY DENGAN ARM
SLING ATAU FIGURE OF 8
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 20 tahun

145 • Nyeri di bahu kanan post KLL


• Jatuh dengan posisi menumpu pada bahu kanan
• Primary survey stabil
• Secondary survey ditemukan deformitas pada klavikula
kanan
• Neovaskularisasi distal baik, ROM terbatas (+)
• Radiologis : diskontinyuitas klavikula 1/3 medial simple
dan minimal displace
FRAKTUR CLAVICULA

PEMBAHASAN

145
RIWAYAT CEDERA

PEMBAHASAN

145
MANIFESTASI KLINIS

PEMBAHASAN

145
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMBAHASAN

145
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

145
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

145
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
A. PROTECTION ONLY DENGAN
145 ARM SLING ATAU FIGURE OF 8
Pasien laki-laki usia 30 tahun mengeluh sesak nafas mendadak
sejak 3 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat TB dan sudah
minum obat sejak 6 bulan lalu. Pada pemeriksaan fisik pada
hemitorak kiri mengembang, pernafasan dada kiri tertinggal,
suara nafas kiri melemah dan perkusi hipersonor. Apakah
tatalaksana awal yang dapat dilakukan?
SOAL
a. Perikardiosintesis

146 b. Perikardiotomi
c. Needle decompression
d. WSD
e. Pemberian cairan intravena
C. NEEDLE DECOMPRESSION
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 30 tahun
• Sesak nafas sejak 3 jam lalu

146 • Memiliki riwayat TB dan sudah minum obat sejak 6 bulan


lalu
• Pemeriksaan fisik terdapat hemitoraks kiri mengembang,
pernafasan dada kiri tertinggal, suara nafas kiri melemah,
dan perkusi hipersonor
PNEUMOTHORAX

PEMBAHASAN

146
PEMBAHASAN

146
PNEUMOTHORAX

PEMBAHASAN

146
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Perikardiosintesis  tatalaksana awal tamponade
jantung
146 b. Perikardiotomi  tatalaksana definitif tamponade
jantung
d. WSD  tatalaksana lanjutan tension pneumothorax
e. Pemberian cairan intravena  tatalaksana syok
hipovolemik
Jadi, tatalaksana awal yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. NEEDLE DECOMPRESSION
146
Laki-laki 22 tahun datang dibawa ke UGD setelah terjatuh dari
atap rumah. Pada foto polos, didapatkan fraktur pada 1/3 distal
radius disertai dengan dislokasi radioulnar. Jenis fraktur yang
dialami pasien adalah?
a. Fraktur Galeazzi
SOAL b. Fraktur Smith’s
c. Fraktur colles
147 d. Fraktur Montegia
e. Fraktur ulnaris
A. FRAKTUR GALEAZZI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 22 tahun
• Terjatuh dari atap rumah

147 • Pada foto polos ditemukan fraktur pada 1/3 distal radius
dan dislokasi radioulnar
JENIS FRAKTUR
PEMBAHASAN

147
MONTEGIA VS GALEAZZI

PEMBAHASAN

147
COLLES VS SMITH

PEMBAHASAN

147
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

A. FRAKTUR GALEAZZI
147
Seorang laki-laki usia 42 tahun datang ke poliklinik dengan
keluhan nyeri kolik di bagian ureter kiri. Nyerinya relatif ringan
dengan VAS 4-5 yang menjalar ke testis kiri, dan LUTS seperti
urgensi dan frekuensi yang dimulai sejak 12 jam yang lalu, dan
kadang ada mual dan muntah. Riwayat sebelumnya, pasien
beberapa tahun sebelumnya keluar batu 3 kali dari saluran
SOAL
kemih. Pada saat dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen
menunjukkan batu 3mm di ureter bagian proksimal
148 ureterovesical junction kiri, dan anda seorang dokter di kota
kecil. Manajemen awal terbaik yang dapat dilakukan adalah?
a. Obat untuk nyeri kolik dan minum banyak air
b. Obat antibiotik untuk Isk dan pengobatan untuk nyeri kolik
c. Selektive alpha blocker untuk relaksasi ureterovesical
junction
d. Obat untuk nyeri kolik dan selektive alpha blocker
e. Obat untuk nyeri, selektive alpha blocker, dan banyak minum
air (konservatif)
E. OBAT UNTUK NYERI, SELEKTIVE ALFA
BLOCKER, DAN BANYAK MINUM AIR
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 42 tahun

148 • Nyeri kolik bagian ureter kiri, VAS 4-5


• Nyeri menjalar ke testis dan LUTS seperti urgensi dan
frekuensi, sejak 12 jam lalu
• Keluhan disertai mual dan muntah
• Riwayat keluar batu sebanyak 3 kali saat BAK
• Foto polos abdomen didapatkan batu 3mm di ureter
proksimal ureterovesical junction kiri
• Anda seorang dokter di kota kecil
BATU SALURAN KEMIH

PEMBAHASAN

148
BATU SALURAN KEMIH

PEMBAHASAN

148
Jadi, manajmen awal yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
E. OBAT NYERI, SELEKTIVE ALFA BLOCKER,
148 DAN BANYAK MINUM AIR
Laki-laki usia 37 tahun datang dibawa ke UGD rumah sakit
setelah mengalami kecelakaan. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/80 mmHg, HR 110x/menit, RR 22x/menit,
suhu 36,5oC dan terdapat garis patahan di wajah yang
menghasilkan kesan floating palatum. Diagnosis yang tepat pada
kasus diatas adalah?
SOAL
a. LeFort I

149 b. LeFort II
c. LeFort III
d. Fraktur basis cranii
e. Fraktur tipoid
A. LEFORT I
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 37 tahun
• Mengalami KLL

149 • TD 110/80 mmHg, RR 22x/menit, HR 100x/menit


• Terdapat garis patahan di wajah kesan floating palatum
PEMBAHASAN

149
LEFORT 1
PEMBAHASAN • Le Fort type 1
• Horizontal maxillary fracture, separating the
149 teeth from the upper face
• Fracture line pass throuhj the alveolar ridge,
lateral nose and inferior wall of maxillary sinus
LEFORT 2
PEMBAHASAN • Pyramidal fracture, with the teeth at the
pyramid base, and nasofrontal suture at its
149 apex
• Fracture arch passes through posterior alveolar
ridge, lateral walls of maxillary sinuses, inferior
orbital rim and nasal bones
LEFORT
PEMBAHASAN • Craniofacial dysjunction
• Fracture line pass through nasofrontal suture,
149 maxillo-frontal suture, orbital wall, and
zygomatic arch/zygomaticofrontal suture
Mnemonics?
PEMBAHASAN • Le Fort 1 is a floating palate
• Le fort 2 is floating maxilla
149 • Le Fort 3 is floating face
Jadi, diagnosis yang sesuai adalah…
PEMBAHASAN

A. LEFORT I
149
Pasien laki-laki usia 28 tahun datang dengan penurunan
kesadaran dengan GCS E2V3M4. Pasien mengalami luka terbuka
pada kepala. Tindakan selanjutnya yang paling tepat dilakukan
adalah?
a. Rawat luka
SOAL b. Cek airway, breathing, circulation
c. Koreksi hipoglikemi
150 d. Ct scan
e. Mencari kemungkinan luka lain pada tubuh
B. CEK AIRWAY, BREATHING,
CIRCULATION
PEMBAHASAN KEYWORDS :
• Laki-laki, 28 tahun
150 • Penurunan kesadaran dan GCS E2V3M4
• Terdapat luka terbuka pada kepala
ALGORITME ATLS

PEMBAHASAN

150
PRIMARY SURVEY

PEMBAHASAN

150
SECONDARY SURVEY

PEMBAHASAN

150
Jadi, tatalaksana selanjutnya yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
B. CEK AIRWAY, BREATHING,
150 CIRCULATION
Seorang laki-laki usia 40 tahun, datang dengan keluhan BAB
berdarah segar sejak 2 hari yang lalu. Pasien merasakan ada
benjolan yang keluar dari anusnya tapi tidak bisa masuk kembali
sendiri. Pada rectal tourch ditemukan masa kenyal di rectum dan
pada handscoen terdapat darah. Vital sign normal. Diagnosis
pada kasus tersebut adalah?
SOAL
a. Hemoroid eksterna

151 b. Hemoroid interna Grade I


c. Hemoroid interna Grade II
d. Hemoroid interna Grade III
e. Hemoroid interna Grade IV
D. HEMOROID GRADE III
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 40 tahun
• BAB berdarah sejak 2 hari

151 • Terasa ada benjolan keluar dari anus


• Benjolan tidak bisa masuk kembali dengan sendirinya
• Pemeriksaan rektal ditemukan masa kenyal dan darah
pada handscoen
HEMORROID
• Pelebaran plexus vena berasal dari
PEMBAHASAN Vena hemoroid superior : hemoroid Interna
Vena hemoroid inferior : hemoroid eksterna
151 • Faktor Predisposisi
Kehamilan
Mengedan saat BAB
Konstipasi
Hipertensi ports
• Gejala
Interna : masa keluar dari dubur, berdarah
Eksterna : nyeri, gatal, berdarah
Trombosis : perburukan rasa nyeri, warna kulit membiru
DERAJAT HEMORROID

PEMBAHASAN

151
TATALAKSANA HEMORROID

PEMBAHASAN
 Konservatif

151 Diet tinggi serat


Sitz bath
Pelunak tinja
Krim kortison
 Terapi Definitif
Banding
Kriosurgery
Sclerotherapy
TATALAKSANA HEMORROID SESUAI GRADE

PEMBAHASAN

151
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Hemoroid eksterna
b. Hemoroid interna Grade I  belum muncul
151 benjolan
c. Hemoroid interna Grade II  benjolan bisa masuk
sendiri
e. Hemoroid interna Grade IV  benjolan sudah tidak
bisa masuk
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. HEMOROID INTERNA GRADE III


151
Laki-laki usia 42 tahun dibawa ke UGD dengan penurunan
kesadaran setelah terjatuh dari sepeda motor. Pasien sempat
pingsan, namun segera sadar dan bangun kembali. Saat sedang
beristirahat tiba-tiba pasien jatuh pingsan kembali. Pada
pemeriksaan tidak ditemukan adanya kaku kuduk, jejas di
temporal (+). Setelah dilakukan pemeriksaan Ct scan, apakah
SOAL
hasil yang diharapkan?

152 a. Lesi hiperdens berbentuk cressent


b. Lesi hiperdens berbentuk lentikular
c. Lesi hiperdens pada parenkim otak
d. Lesi hiperdens pada sisterna otak
e. Lesi hiperdens bikonkaf
B. LESI HIPERDENSE BERBENTUK
LENTIKULER
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 42 tahun

152 • Penurunan kesadaran setalh jatuh dari sepeda motor


• Pasien sempat pingsan dan sadar kembali, dan saat
sedang istirahat pasien pingsan kembali
• Kaku kuduk (-), jejas di temporal (+)
PEMBAHASAN

152
PEMBAHASAN

152
PEMBAHASAN

152
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Lesi hiperdens berbentuk cressent 
perdarahan subdural
152 c. Lesi hiperdens pada parenkim otak 
perdarahan intraserebral
d. Lesi hiperdens pada sisterna otak 
perdarahan subaraknoid
e. Lesi hiperdens bikonkaf  bukan
menunjukkan perdarahan otak akut
Jadi, hasil ct-scan yang diharapkan adalah…
PEMBAHASAN
B. LESI HIPERDENS BERBENTUK
152 LENTIKULAR
Laki-laki usia 35 tahun datang diantar ke IGD oleh keluarganya
dengan keluhan tidak bisa BAK setelah mengalami kecelakaan
motor saat berangkat kerja di pagi harinya. Keluhan disertai
pusing dan badan terasa lemas. Pada pemeriksaan fisik,
didapatkan keadaan umum tampak lemah, kesadaran compos
mentis. Pemeriksaan tanda vital TD 90/70 mmHg, HR
SOAL
100x/menit, RR 20x/menit, suhu 37,8oC. Pada pemeriksaan regio
abdomen bagian bawah didapatkan hematom dan nyeri di
153 daerah suprapubik. Pada pemasangan kateter, keluar cairan urin
bercampur dengan darah sebanyak 500cc. Pada pemeriksaan
radiologi tampak fraktur ramus pubis. Apa kemungkinan
diagnostik pada pasien ini?
Apa kemungkinan diagnostik pada pasien ini?
a. Ruptur uretra anterior
b. Ruptur uretra posterior
c. Ruptur ginjal
SOAL d. Ruptur buli intrapritoneal
e. Ruptur buli ekstraperitoneal
153
E. RUPTUR BULI EKSTRAPERITONEAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 35 tahun
• Keluhan tidak bisa BAK setelah KLL motor

153 • Keluhan disertai pusing dan merasa lemas


• KU lemah, TD 90/70 mmHg, HR 100x/menit, RR 20x/menit
• Regio abdomen bawah ditemukan hematom dan nyeri
suprapubik
• Pada pemasangan kateter keluar urin bercampur darah
sebanyak 500cc
• Radiologi tampak fraktur ramus pubis
Ruptur organ
PEMBAHASAN

153
Ruptur Buli
PEMBAHASAN • Prevalensi 2% dari keseluruhan kasus trauma tumpul,
penyebab paling sering kecelakaan lalu lintas (90%)
153 • Kebanyakan terjadi bersamaan dengan fraktur pelvis
• Dome/kubah kandung kemih merupakan daerah
terlemah dan tersering mengalami ruptur
• Tanda : gross hematuria, distensi abdomen, tanda
trauma/fraktur pelvis, nyeri, sulit BAK, suprapubic
discomfort
• Gold standard pemeriksaan : retrograde cystogram
Ruptur Buli
PEMBAHASAN

153
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Ruptur uretra anterior butterfly hematom
b. Ruptur uretra posterior  flying prostat
153 c. Ruptur ginjal  jejas di pinggang, hematuria
d. Ruptur buli intraperitoneal  ekstravasasi
kontras hingga ke dalam peritoneum
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
E. RUPTUR BULI
153 EKSTRAPERITONEAL
Seorang anak usia 16 tahun, dibawa ke dokter dengan keluhan
terdapat benjolan pada lutut yang makin lama makin membesar
sejak 6 bulan lalu. Pasien memiliki riwayat jatuh dari sepeda 1
tahun yang lalu. Pada pemeriksaan ROM sendi lutut terbatas.
Pada pemeriksaan radiologi ditemukan gambaran onin skin.
Diagnosis yang paling tepat adalah?
SOAL
a. Osteomielitis kronik

154 b. Osteomielitis akut


c. Osteosarkoma
d. Kondrosarkoma
e. Ewing sarkoma
E. EWING SARKOMA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Anak, 16 tahun
• Terdapat benjolan di lutut, 6 bulan lalu
154 • Semakin membesar
• Memiliki riwayat jatuh dari sepeda 1 tahun lalu
• Pemeriksaan ROM sendi lutut terbatas
• Radiologi ditemukan onin skin
Ewing Sarkoma
PEMBAHASAN • Tumor tulang tersering pada
usia 5-25 tahun
154 • Dapat metastasis  prognosis
buruk
• Gejala tidak khas : bengkak,
nyeri, hangat  mirip infeksi
• Gambaran radiologi : onion
skin
Osteosarkoma
PEMBAHASAN • Tumor tulang pada
usia 10-20 tahun
154 • Dapat metastasis
• Predileksi : distal
femur, proksimal
tibia
• Gambaran khas : sun
burst, codman
triangle
Kondrosarkoma
PEMBAHASAN
• Tumor tulang pada usia >

154 40 tahun
• Di daerah medula, meluas
ke korteks  fraktur
patologis
• Nyeri
• Gambaran khas : kalsifikasi
intrameduler menyerupai
popcor
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Osteomielitis kronik  sequestrum,
involucrum
154 b. Osteomielitis akut  sequestrum, involucrum
< 2 mgu
c. Osteosarkoma  codman triangle
e. ondrosarkoma  popcorn appearance
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. EWING SARKOMA
154
Pasien laki-laki 25 tahun datang dibawa polisi setelah mengalami
kecelakaan lalu lintas. Pasien tampak letargis, tekanan darah
90/60 mmHg, HR 130x/menit. Pada pemeriksaan fisik abdomen
tampak jejas di kiri atas, akral dingin, dan pembengkakan pada
femur. Apakah tindakan yang anda lakukan selanjutnya?
SOAL a. Menghentikan perdarahan dan mengganti volume darah
b. Rontgen abdomen

155 c. Memasang bidai


d. Melakukan patensi jalan nafas dan proteksi servikal
e. Mewawancarai saksi mata/polisi
D. MELAKUKAN PATENSI JALAN NAFAS
DAN PROTEKSI SERVIKAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 25 tahun

155 • Post kecelakaan lalu lintas


• Tampak letargis, TD 90/60 mmHg, HR 130x/menit
• Abdomen tampak jejas di bagian kiri, akral dingin, dan
pembengkakan pada femur
ALGORITME ATLS

PEMBAHASAN

155
ALGORITME ATLS

PEMBAHASAN

155
SECONDARY SURVEY

PEMBAHASAN

155
Jadi, tindakan selanjutnya yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
D. MELAKUKAN PATENSI JALAN
155 NAFAS DAN PROTEKSI SERVIKAL
Laki-laki usia 27 tahun datang dibawa ke UGD oleh polisi lalu
lintas karena mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien sadar,
tekanan darah 110/80 mmHg, HR 115x/menit, RR 24x/menit.
Tidak ada perdarahan. Terdapat hematom suprapubis. Pada
pemeriksaan RT didapatkan prostat melayang. Tindakan
selanjutnya yang paling tepat adalah?
SOAL
a. Pasang akses intravena

156 b. USG
c. BNO IVP
d. Pasang kateter
e. Pungsi suprapubik
E. PUNGSI SUPRAPUBIK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 27 tahun
• Post kecelakaan lalu lintas
156 • TD 110/80 mmHg, HR 115x/menit, RR 24x/menit
• Perdarahan (-), hematom suprapubik (+)
• RT didapatkan prostat melayang
RUPTUR URETRA

PEMBAHASAN

156
RUPTUR URETRA

PEMBAHASAN

156
RUPTUR URETRA POSTERIOR

PEMBAHASAN

156
RUPTUR URETRA ANTERIOR

PEMBAHASAN

156
PEMBAHASAN

156
TATALAKSANA RUPTUR ERETRA

PEMBAHASAN

156
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. PUNGSI SUPRAPUBIK
156
Seorang perempuan usia 30 tahun datang dengan keluhan tidak
bisa kentut sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai mual, muntah,
perut kembung dan nyeri perut. Riwayat operasi usus buntu
sejak 1 minggu yang lalu. Hasil pemeriksaan tanda vital diperoleh
TD 80/60 mmHg, HR 102x/menit, RR 30x/menit. Pada inspeksi
SOAL abdomen tampak distensi. Bising usus (-), darm contour (-).
Apakah diagnosis pada kasus tersebut?

157 a. Gastroenteritis
b. Peritonitis generalisata
c. Ileus obstruktif
d. Gastritis akut
e. Ileus paralitik
E. ILEUS PARALITIK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 30 tahun
• Tidak bisa kentut sejak 2 hari lalu

157 • Keluhan disertai mual, muntah, perut kembung, nyeri


• Riwayat oprasi usus buntu 1 minggu lalu
• TD 80/70 mmHg, HR 110x/menit, RR 20 x/menit
• Inspeksi abdomen distensi (+)
• Bising usus (-), darm contour (-)
ILEUS

PEMBAHASAN

157
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Gastroenteritis  diare, nyeri perut, muntah
b. Peritonitis generalisata  defans muskular
157 c. Ileus obstruktif
d. Gastritis akut  nyeri ulu hati, mual, muntah
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. ILEUS PARALITIK
157
Seorang perempuan usia 37 tahun memiliki riwayat perdarahan
dan massa pada aobdomen. Pasien di operasi dan didapatkan
tumor berwarna putih, ada rambut, tulang, gigi, dan kulit.
Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus tersebut?
a. Kista lutein
SOAL b. Kista dermoid
c. Myoma
158 d. Kista ovarium
e. Kista coklat
B. KISTA DERMOID
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 57 tahun
• Riwayat perdarahan dan masa pada abdomen

158 • Saat operasi ditemukan tumor berwarna putih, ada


rambut, tulang, gigi, dan kulit
PEMBAHASAN

158
PEMBAHASAN

158
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Kista lutein  kista ovarium, neoplasma jinak akibat
kelebihan stimulasi berkaitan dengan peningkatan
158 beta HCG
c. Mioma  tumor sel otot polos rahim  kista
folikel, kista korpus luteum, kista adenoma
d. Kista ovarium
e. Kista coklat  kista endometriosis
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. KISTA DERMOID
158
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun, dibawa ke UGD setelah
terkena ledakan gas elpiji dengan kondisi terdapat beberapa luka
bakar di sekitar tubuhnya. Dari pemeriksaan tampak beberapa
kulit bewarna merah terang dengan bulla, nyeri (+) hebat, dan
beberapa bagian tampak merah pucatdi dada, perut, dan seluruh
tangan kanannya. Berapakah derajat dan luas luka bakar yang
SOAL
dialami oleh anak tersebut?

159 a. Derajat 2A dan 2B, 27%


b. Derajat 2A dan 3, 27%
c. Derajat 2A dan 2B, 18%
d. Derajat 1 dan 2, 36%
e. Derajat 1 dan 3B, 18%
A. DERAJAT 2A DAN 2B, 27%
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 3 tahun
• Terkena ledakan gas elpiji dan terdapat luka bakar

159 • Beberapa kulit berwarna merah terang dengan bulla dan


nyeri (+)
• Beberapa tampak merah pucat di dada, perut, dan
seluruh tangan kanannya
Derajat Luka Bakar
PEMBAHASAN • Derajat I  hanya eritema, nyeri (+)
• Derajat IIA  merah (pucat dengan penekanan,
159 bula (+) dasar merah, nyeri (+)
• Derajat IIB  merah pucat, tidak pucat dengan
penekanan, bula (+/-) dasar pecah, nyeri (-)
• Derajat 4  cokelat/hitam, bula (-), nyeri (-)
PEMBAHASAN

159
PEMBAHASAN

159
PEMBAHASAN

159
PEMBAHASAN

159
PEMBAHASAN

159
PEMBAHASAN

159
Jadi, derajat dan luas luka bakar yang tepat
adalah…
PEMBAHASAN

A. DERAJAT 2A DAN 2B, 27%


159
Seorang laki-laki usia 22 tahun, dibawa ke IGD karena kecelakaan
motor. Pasien mengeluh sesak nafas dan nyeri pada lokasi dada
kanan. Pada hasil pemeriksaan fisik tampak jejas di sisi lateral
areola mamae dekstra. Pasien tampak kesakitan terutama saat
inspirasi dan ditemukan adanya gerakan nafas paradoksal. Apa
diagnosis yang paling tepat pada kasus diatas?
SOAL
a. Fraktur klavikula

160 b. Fraktur sternum


c. Pneumotoraks
d. Hematotoraks
e. Flail chest
E. FLAIL CHEST
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 22 tahun
• Sesak nafas dan nyeri di lokasi dada setelah kecelakaan
160 • Pemeriksaan fisik tampak jejas di sisi lateral areola
mamae dekstra
• Merasa nyeri saat inspirasi, gerakan paradoksal (+)
Flail Chest/flail thoracic segment
• Tiga atau lebih iga yang berurutan mengalami fraktur di dua titik atau
PEMBAHASAN lebih
• Terjadi akibat high impact blunt trauma

160 • Berasosiasi dengan kontusio paru, pneumotoraks, dan hematotoraks


• Khas  nafas paradoksal (lainnya : krepitasi, sesak, nyeri dada)
• Dari foto polos didapatkan :
• Defined as ≥3 adjacent ribs of severe chest trauma and/or >5
adjacent rib fractures
• Traumatic 1st rib fracture : marker of severe chest trauma as the
rib is protected by the clavicle and scapula
• Costa hook sign : elephant trunk-shaped ribs owning to rotation
of segmental fractures
PEMBAHASAN

160
PEMBAHASAN

160
Jadi, diagnosis yang tepat
adalah…
PEMBAHASAN

E. FLAIL CHEST
160
Pasien 42 tahun datang dengan keluhan mata kabur saat
membaca dan melihat benda yang dekat. Dikatakan oleh dokter
mengalami gangguan akomodasi karena faktor usia. Lensa adisi
yang digunakan adalah?
a. S +1.00
SOAL b. S +1.50
c. S -1.00
161 d. S -2.00
e. S -2.00
A. S+1.00
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien, 42 tahun
• Mata kabur saat membaca dan melihat benda dekat
161 • Dikatakan mengalami gangguan akomodasi kaarena faktor
usia
Presbiopia
• Daya akomodasi lemah
PEMBAHASAN • Usia Tua
• Sulit melihat jarak dekat
161 • Tatalaksana lensa positif

Adisi Lensa

Usia 40-45 Usia 46059 Usia 51-55 Usia 56-60 >60 tahun
tahun tahun tahun tahun

+1.0 D +1.5 D +2.0 D +2.5 D +3 D


Pada kasus ...
PEMBAHASAN  Pada kasus ini, pasien berumur 42 tahun
 Jadi lensa adisi yang digunakan adalah +1.00 D
161
Jawaban Lainnya
a. S+1.50
PEMBAHASAN b. S-1.00
c. S-2.00

161 e. S-2.50
Jadi, lensa yang digunakan pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

A. S+1.00
161
Seorang perempuan usia 35 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan mata merah sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai rasa
nyeri, gatal, berair, terbentuk keropeng di kelopak mata setiap
bangun tidur di pagi hari, serta banyak kotoran kental berwarna
putih di mata. Keluhan juga disertai pandangan buram dan silau.
Hasil pemeriksaan fisk menunjukkan visus OD 56 dan OS 4/6,
SOAL
tampak sekret mukopurulen, injeksi konjungtiva (+) dan injeksi
silier (+). Apakah diagnosis pada kasus ini?
162 a. Ulkus kornea
b. Abrasi kornea
c. Keratitis
d. Keratokonjungtivitis
e. Konjungtivitis
D. KERATOKONJUNGTIVITIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 35 tahun
• Mata merah sejak 2 hari lalu

162 • Keluhan disertai rasa nyeri, gatal, berair, terbentuk


keropeng di kelopak tiap bangun tidur
• Buram (+), silau (+)
• Visus OD 5/6 dan OS 4/6, sekret mukopurulen (+), injeksi
konjungtiva (+), injeksi silier (+)
Keratitis vs Konjungtivitis vs
Keratokonjungtivitis
• Kornea  Keratitis
PEMBAHASAN
• Konjungtiva  Konjungtivitis

162 •

Kornea dan konjungtiva  Keratokonjungtivitis
Inflamasi karena mata kering
 Keratokonjungtivitis sicca (dry eyes)
Paham Injeksi Silier

PEMBAHASAN

162
Keratitis
• Mata merah dengan penurunan visus
PEMBAHASAN
• Inflamasi pada kornea  kornea edema, injeksi silier,

162 mata nyeri, visus turun


• Etiologi  virus, bakteri, jamur, parasit atau non
infeksi (trauma, garukan, defisiensi vitamin A)
• Pemeriksaan penunjang keratitis  Fluorescent test
Jenis Keratitis Infektif
Gejala Klinis Bakterial Viral Herpes Viral Zoster Fungal Amuba
Anamnesa Trauma Gejala berulang Kelelahan fisik, Steroid lama, Lensa kontak
riwayat khas gangguan nutrisi tidak respon
PEMBAHASAN Anamnesa Pertama dipikir +, sebelum +, sebelum Trauma Lensa kontak
riwayat trauma apabila ada trauma, sesudah trauma pernah tumbuhan/baha tidak dicuci

162
itu kambuh cacar air n organk
Masa inkubasi Kira-kira 1 Dalam 1-2 4-14 hari 5-20 hari Dalam minggu 1
minggu minggu
Sifat infeksi Akut Akut, rekuren Akut, tidak Kronis Kronis, rekuren
rekuren
Fase prodormal - Vesikulae Lelah, dermatom - -
palpebra pain
Sekret Lengket, kelopak Cair (serous) Cair (serous) Lengket Lengket
menempel (mukopurulen) (mukopurulen)
Rasa nyeri di Sedang -berat Kurang Kurang Sangat berat Berat-sangat
mata berat
Jadi, diagnosis pada pasien adalah…
PEMBAHASAN

D. KERATOKONJUNGTIVITIS
162
Anak 6 tahun datang dibawa ke RS dengan keluhan mata kiri
juling. Pemeriksaan fisik OD 6/6, OS 6-60 dan dikoreksi dengan S
+1.50 D didapatkan visus menjadi 6/6. Pemeriksaan hirschberg
didapatkan refleks cahaya pada kornea kiri jatuh di sisi lateral
mata di tengah-tengah antara pupil dan limbus. Apakah
diagnosis pada mata kiri pasien?
SOAL
a. Hipermetropi + 12 esotropia

163 b. Hipermetropi + 30 esotropia


c. Hipermetropi + 45 esotropia
d. Miopia + 30 eksotropia
e. Miopia + 45 eksotropia
B. HIPERMETROPI + 30 ESOTROPIA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Anak, 6 tahun
• Mata kiri juling
163 • OD 6/6, OS 6/60 dan dikoreksi dengan S+1.50 D menjadi
6/6
• Pemeriksaan hirscberg terdapat refleks cahaya pada
kornea kiri jatuh di sisi lateral mata di tengah-tengah
antara pupil dan limbus
STRABISMUS
Struktur Otot Mata
PEMBAHASAN dan Arah Gerakan

163
N. Troklear
N. Abducens (IV)
(VI)

N. Okulomotor
(III)
Tes Hirchberg
PEMBAHASAN
• Fixasi pandangan pada senter
163 sejauh 50cm
 Jika pupil mengarah ke nasal 
Esotropia
 Jika pupil mengarah ke temporal
 Eksotropia
Koreksi Lensa
PEMBAHASAN • Bila dikoreksi dengan lensa Bila Kombinasi :
sferis positif (S+)  MA HA

163 Hipermetropi

• Bila dikoreksi dengan lensa MA


Compositus

S-
Compositus

S+
MiXtus
sferis negatif (S-)  Miopia
HA C- C+
• Bila dikoreksi dengan lensa MiXtus
cilinder  Astigmatisme
Contoh : Miopia Astigmat Compositus : S-, C-
 Simple : hanya koreksi Contoh : Astigmatisme Mixtus : S+,C-
dengan C+/-
Pada kasus ...
PEMBAHASAN • Pasien dikoreksi dengan sferis +1.50 D menjadi 6/6 
Hipermetropi
163 • Pemeriksaan hirscberg terdapat refleks cahaya pada kornea
kiri jatuh di sisi lateral mata di tengah-tengah antara pupil
dan limbus  Esotropia, 30 derajat
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Hipermetropi + 15 esotropia  reflek kornea jatuh di
sisi medial, tepat di tepi limbus

163 c. Hipermetropi + 45 esotropia  reflek kornea jatuh di


sisi medial, tepat di konjungtiva tarsal
d. Miopia + 30 eksotropia  reflek kornea jatuh di sisi
medial, di tengah – tengah antara pupil dan limbus
e. Miopia + 45 eksotropia  reflek kornea jatuh di sisi
medial, tepat di konjungtiva tarsal
Jadi, diagnosis pada kasus adalah…
PEMBAHASAN

B. HIPERMETROPI + 30 ESOTROPIA
163
Seorang pasien laki-laki, mengeluh mata kirinya juling setelah
kecelakaan. Pada pemeriksaan fisik, mata kiri sulit melihat ke
arah kiri, sedangkan arah lainnya masih normal. Nervus berapa
yang mengalami kerusakan?
a. I
SOAL b. II
c. III
164 d. IV
e. VI
E. VI
KEYWORDS :
• Pasien laki-laki
PEMBAHASAN
• Mata kirinya juling setelah kecelakaan

164 • Mata kiri sulit melihat ke arah kiri


• Arah lainnya (+)
STRABISMUS
Struktur Otot Mata
PEMBAHASAN dan Arah Gerakan

164
N. Troklear
N. Abducens (IV)
(VI)

N. Okulomotor(III)
Jawaban Lainnya
a. I  N. Trochlearis  Gerakkan mata ke
PEMBAHASAN infero-lateral
b. II  N. Optikus  Penglihatan
164 c. III  N. Occulomotorius  Gerakkan mata ke
medial
e. IV  N. Trigeminal  Sensoris wajah
Jadi, nervus yang mengalami kerusakan adalah…
PEMBAHASAN

E. VI
164
Anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ke dokter mata oleh ibunya
karena sulit untuk melihat jauh di kelasnya. Visus setelah
diperbaiki : OD lensa S -4.50 menjadi 6/12 maksimal, OS lensa S -
0.75 menjadi 6/6. Komplikasi apa yang paling mungkin dapat
terjadi pada anak tersebut?
SOAL a. Anisokoria
b. Ambliopia

165 c. Anisotropia
d. Antimetropia
e. Ametropia
B. AMBLIOPIA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak laki-laki, 5 tahun
• Sulit melihat jauh di kelasnya

165 • Setelah dipasang pinhole OD lensa S-4.50 visus menjadi 6/12


maksimal
• OS lensa S-0.75 menjadi 6/6
 Komplikasi yang terjadi adalah?
Ambliopia
• Kelainan mata unilateral dimana terjadi penurunan
PEMBAHASAN ketajaman visual terkoreksi (BCVA) tanpa adanya
penyebab lain pada mata atau jalur penglihatan
165 • Biasanya diakibatkan oleh
1. Kurangnya stimulus visual
2. Strabismus
3. Anisometropia
• Sama seperti otot dan otak, kalau mata tidak
digunakan  akan tidak berfungsi
• “if you don’t use it, you will loose it”
Jawaban lainnya
PEMBAHASAN a. Anisokoria  ukuran kedua pupil tidak sama
c. Anisotropia  perbedaan 2 diptri atau lebih antara
165 satu mata dengan yang lain
d. Antimetropia  refraksi kedua mata tidak sama
e. Ametropia  gangguan refraksi seperi miopia,
hipermetropia, dan astigmatism
Jadi, komplikasi yang terjadi adalah…
PEMBAHASAN

B. AMBLIOPIA
165
Laki-laki 52 tahun, mengeluhkan mata kiri merah dan nyeri,
keluhan disertai dengan pandangan kabur, mual, muntah, dan
nyeri kepala. Pemeriksaan visus, OD 6/6, OS 1/60, bilik mata
depan dangkal, edema kornea (+), injeksi konjungtiva dan injeksi
silier (+). Diagnosis yang tepat pada kasus diatas adalah?
SOAL a. Glaukoma akut
b. Uveitis anterior

166 c. Ulkus kornea


d. Keratitis
e. Endoftalmitis
A. GLAUKOMA AKUT
KEYWORDS :
• Laki-laki, 52 tahun
PEMBAHASAN
• Mata kiri merah dan nyeri

166 • Pandangan kabur (+), mual (+), muntah (+), nyeri kepala (+)
• Visus OD 6/6, OS 1/60, bilik mata depan dangkal, edem kornea
(+), injeksi konjungtiva dan silier (+)
Glaukoma
PEMBAHASAN • Glaukoma merupakan sekelompok penyakit dengan
karakteristik neuropati saraf penglihatan yang
166 disertai kehilangan fungsi penglihatan
Misal : penurunan lapang pandang
• Walaupun peningkatan tekanan intraokular (TIO)
memainkan peranan yang penting, tidak harus ada
peningkatan TIO
Jenis Glaukoma
Dibedakan berdasarkan
PEMBAHASAN • Open/closed angle, dan

166
• Primer/sekunder :
 Primer tanpa ada penyebab lain
 Sekunder disebabkan trauma, katarak, dll
Ini yang harus ada di glaucoma!

PEMBAHASAN

166
Glaukoma Sudut Tertutup Primer Akut
• Minimal 2 dari gejala berikut :
PEMBAHASAN - Nyeri mata
- Mual/muntah
166 - Riwayat penglihatan kabur intermiten dengan halo
• Dan setidaknya 3 dari tanda :
- TIO > 21 mmHg
- Injeksi konjungtiva
- Edema kornea
- Pupil mid-dilatasi nonreaktif dan bilik mata depan dangkal
Tatalaksana Akut PACG
 Posisi tidur terlentang
 Acetazolamide IV 500mg, dilanjutkan 4 x 250 mg/hari
PEMBAHASAN
 Bebablocker (timolol 0,5%) 2 x 1 tetes/hari

166  Kortikosteroid topikal 4-6 x 1 tetes/hari


 KCL 0,5 gr 3 x 1/hari
 Analgetik untuk nyeri, antiemetik untuk muntah
 1 jam setelah mulai tatalaksana  pilokarpin 2 tetes tiap 15
menit (tidak efektif kalau langsung diberikan dari awal)

Definitif : Iridotomi perifer dengan laser  24-48 jam setelah


TIO terkontrol
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Uveitis anterior  diagnosis berdasarkan eksklusi,
biasanya visus normal, injeksi perilimbal (ciliary flush),

166 ada gejala pada hampir semua bagian anatomi mata


c. Ulkus kornea  riwayat trauma, penggunaan lensa
kontak, tes flouresen positif
d. Keratitis  penggunaan lensa kontak, visus turun,
injeksi, sensitif cahaya, sekret berlebih
e. Endoftalmitis  visus turun, mata merah, sekret
berlebih, riwayat trauma intraokuler, post operasi mata,
fotofobia, sakit kepala
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

A. GLAUKOMA AKUT
166
Laki-laki 32 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada mata
kanan disertai dengan pandangan buram. Pada pemeriksaan
mata didapatkan injeksi sklera (+), COA didapatkan adanya sel
flare, keratik presipitat, dan efek Tyndall (+). Tatalaksana yang
paling tepat?
SOAL a. Steroid
b. Antibiotik

167 c. Antiviral
d. Asetazolamid
e. Kompres dingin
A. STEROID
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 45 tahun
• Laki-laki, 32 tahun

167 • Nyeri mata kanan dan pandangan buram


• Injeksi sklera (+), COA terdapat sel flare, keratik presipitat, efek
tyndall (+)
Penyebab Uveitis Anterior
Unilateral, akut (<3 bulan) :
• Idiopatik
PEMBAHASAN • HLA-B27
• Behcet’s disease
167 • Sarkoidosis
• Trauma
• Infections (herpes, CMV, Syphilis, Endophthalmitis)
Unilateral, kronik
• Infeksi (Herpes, retinal necrosis, CMV, Syphilis, Rubella)
• Sarkoidosis
• Endophthalmitis kronik
Penyebab Uveitis Anterior
PEMBAHASAN Bilateral :
• Sarcoidosis
167 • Lyme disease
• Fuchs heterochromic iridocyclitis (rare cause)
• Juvenile idiopathic arthritis
• TraumaRetinal necrosis
• Tubulointerstitial nephritis and uveitis syndrome
Gejala Uveitis Anterior
• Visus : biasanya tidak turun
PEMBAHASAN • Konjungtiva : injeksi perilimbal (ciliary flush)
• Kornea : Keratic precipitates (KPs), keratopathy, stroma
167 • Bilik Mata depan : Adanya flare cells, hipopion (jika ada,
berhubungan dengan HLA-B27), Behcet disease
• Iris : sinekia posterior, atrofi iris, heterokromia, iridosiklitis
• Lensa dan vitreous : posterior subscapular cataract (jika
sering iritis)
• Segmen posterior : terdapat edema saraf optik, vaskulitis,
retinokoroiditis
Flare Cell Keratik Presipitat

PEMBAHASAN

167
Hipopion
Tatalaksana Uveitis Anterior
PEMBAHASAN • Steroid  mengurangi peradangan karena
patofisiologi utama uveitis anterior adalah
167 proses peradangan
• Siklopegik yaitu atropin  mencegah sinekia
posterior akibat inflamasi kronik terutama
pada iris
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

A. STEROID
167
Perempuan berusia 40 tahun, datang dengan keluhan pengelihatan
kabur dan berkabut. Riwayat DM sejak usia muda. Pada pemeriksaan
ditemukan adanya VOD menurun dan tidak membaik dengan
pinhole. Diagnosis yang paling tepat adalah?
a. Katarak imatur
SOAL b. Katarak matur
c. Katarak fakolitik
168 d. Katarak sekunder
e. Katarak komplikata
E. KATARAK KOMPLIKATA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 40 tahun
• Pengelihatan kabur dan berkabut

168 • Riwayat DM sejak muda


• VOD menurun dan tidak membaik dengan pinhole
Katarak Sekunder vs Katarak Komplikata
PEMBAHASAN Sekunder :
• Akibat penyakit lain di INTRAOKULER
168 • Contoh : uveitis anterior
Komplikata :
• Akibat penyakit lain di SISTEMIK
• Contoh : Diabetes mellitus
Jadi, diagnosis yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN

E. KATARAK KOMPLIKATA
168
Nyonya yunita usia 21 tahun mengeluhkan pengelihatannya
buram sejak 2 bulan terakhir ini, terutama saat melihat jauh.
Mata merah, riwayat trauma, dan pemakaian kacamata
sebelumnya disagkal. Pada pemeriksaan diperoleh visus ODS
6/60 dengan pinhole menjadi 6/6, koreksi dengan S -2.50
menjadi 6/6. Kondisi yang sesuai dengan kasus diatas adalah?
SOAL
a. ODS miopia ringan

169 b. ODS miopia sedang


c. ODS miopia berat
d. ODS miopia sangat berat
e. ODS emetropia
A. ODS MIOPIA RINGAN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Yunita, 21 tahun
• Pengelihatan buram sejak 2 bulan terakhir saat melihat jauh

169 • Mata merah, riwayat trauma disangkal


• Visus ODS 6/60 dengan pinhole menjadi 6/6
• Koreksi dengan S-2.50 menjadi 6/6
Miopia
• Rabun jauh
PEMBAHASAN • Bayangan jatuh di depan retina
• Etiologi :
169  Kurvatura kornea
atau lensa terlalu besar
 Diameter aksial
bola mata terlalu panjang
 Indeks refraksi nukleus lensa
 Posisi lensa
terlalu di depan
 Klasifikasi :
• Ringan  -1.00 D sampai 3.00 D
• Sedang  > -3.00 D
• Berat  > -6.00 D
PEMBAHASAN
• Sangat berat  -9.00 D

169  Klasifikasi lain, yaitu :


• Simpleks  myopia dengan S < -6.00 , tidak progresif, sering
berhenti pada usia dewasa muda
• Patologis/maligna  muncul pada usia sangat muda dan
progresif, cenderung bertambah, koreksi dengan S>-6.00
 Tatalaksana
• Koreksi lensa negatif, pilih sferis terkecil agar bayangan jatuh
tepat di retina
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. ODS miopia sedang  > -3.00
b. ODS miopia berat  > -6.00
169 c. ODS miopia sangat berat  > -9.00
d. ODS emetropia  visus normal
Jadi, diagnosis pada kasus adalah…
PEMBAHASAN

A. ODS MIOPIA RINGAN


169
Seorang wanita usia 48 tahun mengeluhkan nyeri pada sudut
dalam mata kanan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan serupa sudah
pernah dialami sebelumnya dan tersisa benjolan kecil yang
dibiarkan. Pada pemeriksaan fisik diperoleh AVODS 6/6, sakus
lakrimalis mata kanan bengkak, kemerahan, teraba hangat dan
nyeri pada penekanan ringan. Mekanisme yang mendasari
SOAL
keluhan pasien tersebut adalah?

170 a. Deposit lemak di sekitar kelopak mata


b. Peradangan akibat sumbatan duktus lakrimalis
c. Peradangan kelenjar lakrimal
d. Sumbatan kelenjar meibom akibat peradangan kronik
e. Peradangan kelopak mata akibat infeksi
B. PERADANGAN AKIBAT SUMBATAN
DUKTUS LAKRIMALIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Wanita, 48 tahun

170 • Nyeri pada sudut mata kanan, 4 hari lalu


• Terasa benjolan kecil
• AVODS 6/6, sakus lakrimalis mata kanan bengkak, kemerahan,
teraba hangat, dan nyeri
PEMBAHASAN

170
Dacryocystitis
• Adalah inflamasi sakus lakrimalis
• Etiologi  obstruksi duktus lakrimalis  primer (Idiopatik stenosis) atau
sekunder (trauma, infeksi, neoplasma, dll)
PEMBAHASAN • Akut dan kronik
• Nyeri mendadak, eritem dan edema daerah sakus lakrimalis, epifora

170 • Tatalaksana :
Akut :
 Hindari probing dan irigasi pada masa akut/infeksi aktif, sangat nyeri
 Antibiotik oral/parenteral
 Aspirasi sakus lakrimalis pada kasus pyocele/mucocele  kultur kuman
 Abses  insisi
Kronik :
 Massase

Operatif  DSR
Tes Anel
Irigasi melalui punctum dan kanalikuli lakrimal, bila
PEMBAHASAN
cairan dapat mencapai rongga hidung, maka sistem
ekskresi berfungsi baik

170 Dianjurkan pada kondisi infeksi sudah mereda


Dakriosistorinostomi (DSR)
• Tujuan  mengeluarkan cairan dan atau
PEMBAHASAN mukus yang retensi di sakus lakrimalis
• Prosedur DSR menyebabkan cairan dapat

170 mengalir secara langsung ke rongga hidung


dari kanalikuli melalui jalur yang baru dibuat
• Indikasi  obstruksi duktus nasolakrimalis
primer maupun sekunder akibat trauma,
inflamasi kronik, neoplasma, riwayat
dakriosistitis
• Teknik dengan cara menggunakan eksternal
approach atau endonasal atau endoskopik
approach
The dacryocystorhinostomy operation, which involves
fistulization of the lacrimal sac into the nasal
cavity, may alleviate the symptoms. The operative
PEMBAHASAN
approach to the sac may be external or endoscopic.
The latter approach may use rigid telescopes or the
microscope.
170
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Deposit lemak di sekitar kelopak mata 
xanthelasma
170 b. Peradangan kelenjar lakrimal  dakrioadenitis,
benjolan hiperemis nyeri regio supratemporal
c. Sumbatan kelenjar meibom akibat peradangan
kronik  kalazion, tidak nyeri, tidak kemerahan,
seringkali dari hordeolum yang kronik
d. Peradangan kelopak mata akibat infeksi 
blefaritis, eyelid crusting, mild eritema
Jadi, mekanisme yang mendasari adalah…
PEMBAHASAN
B. PERADANGAN AKIBAT SUMBATAN
170 DUKTUS LAKRIMALIS
Perempuan 35 tahun mengeluh pusing berputar sejak pagi tadi.
Pusing dirasakan ketika bangun tidur terutama ketika kepala
berubah posisinya. Selain pusing, pasien juga mengeluhkan
mual, dan sudah muntah sebanyak 3x. Tidak dirasakan
penurunan pendengaran maupun tinitus. Pasien tidak ada
mengonsumsi obat-obatan, kelemahan tubuh tidak ada. Pada
SOAL
pemeriksaan fisik, tekanan darah 100/70 mmHg, laju nafas
20x/menit, laju nadi 92x/menit. Romberg (+) jatuh ke sisi kiri.
171 Pemeriksaan dix hallpike (+). Diagnosis yang tepat adalah?
a. Vertigo sentral
b. Hipotensi ortostatik
c. BPPV
d. SNH cerebellum
e. Meniere disease
C. BPPV
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 35 tahun
• Pusing berputar sejak pagi, terutama saat bangun tidur dan

171 berubah posisi


• Mual (+), muntah (+), pendengaran menurun (-), tinitus (-)
• TD 100/70 mmHg, RR 20x/menit, HR 92x/menit
• Romberg (+) jatuh ke sisi kiri, Dix halpix (+)
BENIGN PAROXIMAL POSITIONAL VERTIGO (BPPV)

PEMBAHASAN

171
BENIGN PAROXIMAL POSITIONAL VERTIGO (BPPV)

PEMBAHASAN

171
PEMBAHASAN

171
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Vertigo sentral
b. Hipotensi ortostatik  turunnya tekanan
171 darah > 20 mmHg saat berubah posisi
d. SNH cerebellum
e. Meniere disease  trias : tinitus, tuli, vertigo
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. BPPV
171
Seorang perempuan berusia 34 tahun, datang ke unit gawat
darurat RS dengan GCS E1V1M3, dimana 1 jam SMRS mengalami
kecelakaan lalu lintas saat bersepeda. Pada pemeriksaan
didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, respirasi 30x/menit,
tanda rangsang meningeal (-), pinpoint pupil (+), babinsky (+).
Jika terdapat herniasi otak pada pasien ini maka herniasi
SOAL
terjadi di bagian?

172 a. Medula oblongata


b. Mesensefalon
c. Pons
d. Subkorteks serebri
e. Korteks serebri
C. PONS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 34 tahun
• GCS E1V1M3 pos kecelakaan 1 jam SMRS

172 • TD 110/70 mmHg, RR 30x/menit


• Meningeal sign (-), pinpoint pupil (+), babinsky (+)
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

172
EFEK HERNIASI PADA PUPIL

PEMBAHASAN

172
Jadi, letak herniasi yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. PONS
172
Seorang laki-laki 32 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan
penurunan kesadaran sejak 2 jam yang lalu. Satu minggu
sebelumnya mengeluh demam disertai sakit kepala dan mual.
Riwayat penggunaan narkoba suntik sejak 2 tahun lalu dan 3
bulan terakhir berat badan menurun. Pada pemeriksaan fisik
tampak keluar cairan dari telinga kiri. GCS 253, kaku kuduk (+).
SOAL
Analisis cairan serebrospinal didapatkan warna jernih, jumlah sel
150/uL dominan limfosit, glukosa 40 mg/dL, protein meningkat,
173 India ink (+). Apakah diagnosis pasien?
a. Meningitis TB
b. Mengitis bakterial
c. Meningitis kriptokokus
d. Ensefalitis toksoplasma
e. Meningoensefalitis Viral
C. MENINGITIS KRIPTOKOKUS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 32 tahun

173 • Penurunan kesadaran sejak 2 jam lalu


• Riwayat demam dan sakit kepala 1 minggu lalu dan penggunan
narkoba suntik 2 tahun lalu, serta BB menurun 3 bulan lalu
• Keluar cairan dari telinga (+), GCS 253, kaku kuduk (+)
• Analisis cairan serebrospinal didapatkan warna jernih, jumlah
sel 150/uL dominan limfosit, glukosa 40 mg/dL, protein
meningkat, India ink (+).
MENINGITIS KRIPTOKOKUS
 Meningitis  peradangan selaput otak (meningen), baik sebagai proeses
akut ataupun kronis, dan timbul sebagai akibat dari infeksi berbagai
PEMBAHASAN mikroorganisme
 Trias meningitis  kaku kuduk, demam, perubahan status mental

173  Pemeriksaan penunjang  lumbal pungsi  menentukan mikroorganisme

Pada kasus ..
 Terdapat gejala khas meningitis
 Dari analisis cairan serebrospinal didapatkan tinta india (+)  khas pada
meningitis kriptokokus
 Terdapat riwayat penggunaan narkoba suntik dan penurunan BB
 Dari informasi tersebut  pasien curiga menderita HIV AIDS yang rentan
terhadap infeksi Cryptococcus Neoformans
Mikroorgani Warna Opening Leukosit Glukosa Protein Mikrobiologi
sme Pressure (cells/uL) mg/dL mg/dL
(mmH2O
Bakterial Keruh 200-300 100-5000; <40 >100 Patogen spesifik
PMN dapat diketahui
denganpengeceta
n gram dan kultur
PEMBAHASAN
Viral Jernih- 90-200 10-300; Normal Normal Isolasi virus dan
agak keruh Limfosit atau sedikit PCR

173 Tuberkulosa Agak


keruh,
180-300 100-500;
Limfosit
Menurun
<40
meningkat
Meningkat
>100
Pengecatan dan
kultur BTA (+)
kekuninga
n
Kriptokokal Jernih- 180-300 10-200; Menurun 50-200 Tinta india,
agak keruh Limfosit Antigen
kriptokokal
Aseptik Jernih 90-200 10-300; Normal Normal Negatif
Limfosit atau sedikit
meningkat
Nilai Normal Jernih 80-200 0-5; 50-75 15-40 Negatif
Limfosit
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Meningitis TB  berwarna xantokrom dan
BTA (+)
173 b. Meningitis bakterial  berwarna keruh,
dominan PMN
d. Meningitis toksoplasma
e. Meningoensefalitis viral
Jadi, diagnosis yang tepat adalah …
PEMBAHASAN

C. MENINGITIS KRIPTOKOKUS
173
Seorang laki-laki berusia 63 tahun datang dengan gangguan
bicara. Pasien dapat memahami, mengikuti, dan menjalani
pemeriksaan instruksi. Namun pasien tidak bisa
mengekspresikan dalam bentuk kata atau kalimat. Diagnosis
pada pasien ini adalah?
SOAL a. Afasia global
b. Afasia sensorik

174 c. Afasia motorik


d. Afasia transkotikal
e. Afasia konduksi
C. AFASIA MOTORIK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Laki-laki, 63 tahun
• Gangguan bicara
174 • Dapat memahami, mengikuti, dan menjalankan instruksi
• Tidak bisa mengekspresikan dalam bentuk kalimat
AFASIA

PEMBAHASAN

174
AFASIA

PEMBAHASAN

174
KEMUNGKINAN SOAL LAIN

PEMBAHASAN

174
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Afasia global  gabungan sensorik dan motorik
b. Afasia sensorik  tidak dapat mengikuti
174 perintah/instruksi (sensoriknya gagal)
d. Afasia transkortikal  pasien masih dapat
mengulang dengan gangguan sensorik dan motorik
e. Afasia konduksi  pasien tidak dapat mengulang
tanpa adanya gangguan sensorik dan motorik
Jadi, diagnosis adalah…
PEMBAHASAN

C. AFASIA MOTORIK
174
Seorang perempuan usia 36 tahun, datang ke IGD dengan keluhan
penglihatan ganda Yang semakin memburuk sejak 6 jam yang lalu.
Keluhan sebenernya berulang kali dialami namun selalu kembali
normal. Ia juga merasa tungkai kanannya sulit digerakkan disertai
keluhan nyeri di telapak kaki sejak seminggu lalu. Demam (-), fatigue
(+), inkontinesia urin (+). Pada pemeriksaan mata menunjukkan adanya
SOAL
neuritis retrobulbar. Pemeriksaan motoric tungkai kanan yang sangat
menurun disertai peningkatan refleks fisiologis. Diagnosis yang paling
175 sesuai adalah?
a. Poliomielitis
b. Gullain Barre Syndrome
c. Amytrophiciateral sclerosis
d. Miestenia gravis
e. Multiple sclerosis
E. MULTIPLE SCLEROSIS
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 36 tahun
• Pengelihatan ganda, semakin memburuk sejak 6 jam lalu

175 • Sudah dialami berulang kali dan sembuh sendiri


• Tungkai kanan sulit digerakkan, nyeri (+), demam (-), fatigue
(+), inkontinesia urin (+)
• Neuritis retrobulbar (+)
• Motorik tungkai kanan menurun, refleks fisiologis meningkat
MULTIPLE SCLEROSIS
PEMBAHASAN

175
MULTIPLE SCLEROSIS
PEMBAHASAN

175
PENEGAKKAN DIAGNOSIS MULTIPLE SCLEROSIS

PEMBAHASAN

175
Jadi, diagnosis adalah…
PEMBAHASAN

E. MULTIPLE SCLEROSIS
175
Seorang laki-laki usia 50 tahun dibawa ke UGD dengan
penurunan kesadaran. Pasien sebelumnya tiba-tiba mengeluh
sakit kepala saat bekerja 4 jam sebelum masuk RS. Pasien
kemudian muntah-munah dan lumpuh separuh tubuh bagian
kanan. Kesadaran pasien dengan cepat menurun. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 220/120 mmHg,
SOAL
nadi 98x/menit, suhu 37,5oC. Pada pemeriksaan neurologis
didapatkan motorik hemiplegi kanan tipe UMN dan paresis
176 nervus VII kanan tipe sentral. Tidak ditemukan tanda meningeal
sign. Diagnosis pada pasien ini?
a. Stroke non hemoragik ec tromboemboli
b. Stroke non hemoragik ec emboli
c. Stroke hemoragik ec perdarah subaraknoid
d. Stroke hemoragik ec perdaahan intraserebral
e. Perdarahan epidural
D. STROKE HEMORAGIK E.C
PERDARAHAN INTRASEREBRAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 50 tahun
• Penurunan kesadaran
176 • Awalnya tiba-tiba sakit kepala, 4 jam SMRS
• Muntah-muntah (+), lumpuh (+)
• TD 220/120 mmHg, HR 98x/menit, RR 20x/menit, suhu 37,5oC
• Hemiplegi kanan tipe UMN dan pareis nervus VII kanan tipe
sentral
• Meningeal sign (-)
Stroke

PEMBAHASAN

176
Kelainan neurologis
fokal maupun global,
bertahan lebih dari
24 jam karena
masalah
serebrovaskular
Stroke

Stroke Iskemik Stroke Hemoragik


PEMBAHASAN • Etiologi: trombus/emboli • Etiologi: perdarahan
intraserebral
• Klinis:
• Klinis:
176 • Defisit neurologis akut
• Kesadaran umumnya
• Defisit neurologis akut
• Penurunan kesadaran
tidak menurun
• Nyeri kepala
• Tanda lesi UMN
(hiperrefleks, ada • Muntah proyektil
refleks patologis) • Tanda lesi UMN,
hipertensi, hipertermi
• CT scan non kontras :
area hipodens di • CT scan non kontras:
area hiperdens di
serebrum serebrum
Klinis SAH SH SNH Trombosis SNH Emboli
Onset Tiba-tiba (1-2 Mendadak (menit- Lebih bertahap Mendadak (detik-
menit) jam) menit)
Waktu onset Saat beraktivitas Saat beraktivitas Saat malam (>> 2- Saat aktivitas
5 pagi)
Nyeri Kepala Sangat berat & Berat Ringan/absen Ringan/absen
PEMBAHASAN mendadak
Muntah saat Sering Sering Jarang (kecuali lesi Jarang

176 onset
Penyakit Jantung
Hipertensi
Tidak ada
Jarang Hampir selalu
di batang otak)
Jarang
Sering
Sering
Absen
Kesadaran Mungkin hilang Biasanya menurun Mungkin menurun Mungkin menurun
sesaat
Kaku Leher Sering Jarang Absen Absen
Hemiparesis Jarang Sering Sering Sering
Refleks Patologis Mungkin ada Segera muncul Setelah 23-48 jam Setelah 12-24 jam
Deviasi Mata Tidak ada saat Mungkin ada Mungkin ada Mungkin ada
onset
Gangguan bicara Sangat jarang Sering Sering Sering
Area Perfusi Serebral

PEMBAHASAN

176
TATALAKSANA STROKE

Stroke Iskemik Stroke Hemoragik


PEMBAHASAN • rTPA (0,9 mg/kg) dalam 3 • Perbaiki faal hemostatis:
jam/endovaskular menangani hipertensi
fibrinolisis
176 • Waspada pasien
konsumsi antifaktor Xa
• Antivasospasme
• Operatif bila indikasi:
• Streptokinase tidak • Perdarahan > 30 cc
dianjurkan • Ancaman herniasi (+)
• Antikoagulan tidak harus • Perdarahan
segera diberikan serebelum
• Antiplatelet: Aspirin, • Hidrosefalus (+)
Clipodogrel
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Stroke non hemoragik ec tromboemboli 
tidak ada penurunan kesadaran
176 b. Stroke non hemoragik ec emboli  tidak ada
penurunan kesadaran
c. Stroke hemoragik ec perdarahan subaraknoid
 tidak ada meningeal sign
e. Perdarahan epidural
Jadi, diagnosis adalah…
PEMBAHASAN
D. STROKE HEMORAGIK E.C
176 PERDARAHAN INTRASEREBRAL
Seorang perempuan usia 28 tahun mengeluh sakit kepala berdenyut
di sebelah kanan. Keluhan ini sering berulang kali terjadi sejak 1
tahun yang lalu. Sebelum sakit kepala muncul, pasien didahului
dengan munculnya kilatan cahaya dan seperti berkunang-kunang
selama 15-30 menit. Keluhan sakit kepala sebelah kemudian muncul
setelah keluhan kilatan cahaya tersebut hilang. Keluhan disertai
SOAL
dengan mual dan muntah. Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah?
177 a. Common migrain
b. Migrain klasik
c. Cluster type headache
d. Tension type headache
e. Trigeminal neuralgia
B. MIGRAIN KLASIK
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 28 tahun
• Sakit kepala berdenyut sebelah kanan

177 • Diawali dengan adanya kilatan cahaya dan seperti berkunang –


kunang
• Mual (+), muntah (+)
• Pemeriksaan fisik dalam batas normal
International Classification of Headache
Disorder
Nyeri kepala primer Nyeri kepala sekunder
PEMBAHASAN • Migrain Sakit kepala karena
• Tension type • Trauma kepala dan leher
177 • Cluster
• Kelainan neurovaskular
• Penyakit psikiatrik
• Other: cold stimulus
• Infeksi
headache
• Penggunaan zat
• Penyakit THT dan sinus
Klasifikasi Nyeri Kepala Primer

PEMBAHASAN

177
Nyeri Kepala Primer
Tension type Migrain Cluster
Kualitas Ditekan/diikat Berdenyut Menusuk
Intensitas Ringan atau sedang Sedang atau berat Berat sekali
PEMBAHASAN Lokasi Bilateral Unilateral Unilateral
Memberat saat Tidak Ya Tidak

177 aktivitas
Mual
Muntah
Ada/tidak
Tidak ada
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Fotofobia Ada/tidak Ada Tidak ada
Fonofobia Ada/tidak Ada Tidak ada
Aura Tidak ada Ada (classic)/tidak Tidak ada
(common)
Gejala penyerta Lakrimasi, injeksi
konjungtiva,
rinorea, dan
perspirasi wajah
yang ipsilateral
MIGRAIN
• Mnemonic Migrain: POUND
PEMBAHASAN
Pulsatile quality, One day duration, Unilateral, Nausea and
Vomiting, Disabling Intensity

177 • Kriteria Diagnosis


• Nyeri kepala 4-72 jam
• Disertai 2 dari gejala berikut:
• Diperberat oleh aktivitas
• Nyeri sedang hingga berat
• Pulsatil
• Unilateral
• Salah satu: mual, muntah, atau fotofobia/afonofobia
Migrain dengan Aura (Classic)
• Nyeri kepala berulang dimana didahului gejala neurologis
fokal (aura) yang reversible secara bertahap 5-20 menit
PEMBAHASAN dan berlangsung kurang dari 60 menit

177 • Aura, dapat berupa (tanpa kelemahan motorik):


• Gangguan bicara disfasik yang reversibel
• Gejala sensoris reversibel: ditusuk-tusuk (pin and needles)
atau kebas
• Gejala visual: melihat cahaya atau garis, atau kehilangan
penglihatan
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Common migrain  migrain tanpa disertai aura
c. Cluster type headache  nyeri unilateral di orbita
177 d. Tension type headache  nyeri kepala bilateral,
terasa menekan atau mengikat, dan tidak berdenyut
e. Trigeminal neuralgia  suatu rangsangan nyeri
wajah dengan gejala khas berupa nyeri unilateral
yang tiba-tiba
Jadi, diagnosis untuk kasus diatas
adalah…
PEMBAHASAN

B. MIGRAIN KLASIK
177
Seorang laki-laki berusia 38 tahun datang ke IGD dengan
kesulitan menelan dan membuka mulut sejak 2 hari yang lalu.
Pasien pernah mengalami kecelakaan bermotor dan menjalani
operasi pada kakinya karena terdapat patah tulang terbuka 2
minggu lalu. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
110/80 mmHg, nadi 82x/menit, nafas 32x/menit, dan suhu
SOAL
afebris. Berdasarkan klasifikasi ablett, maka kasus diatas
termasuk dalam?
178 a. Tetanus grade I
b. Tetanus grade II
c. Tetanus grade III
d. Tetanus grade IV
e. Tetanus grade V
B. TETANUS GRADE II
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 38 tahun
• Kesulitan menelan dan membuka mulut sejak 2 hari

178 • Riwayat kecelakaan motor dan menjalani oprasi pada kakinya


• TD 110/80 mmHg, HR 82x/menit, RR 32x/menit, suhu afebris
PEMBAHASAN

178
Grading Tetanus

PEMBAHASAN

178

Disfungsi otonom : sympathetic overactive  TD naik,


nadi naik bergantian dengan hipotensi
Tatalaksana
• IVFD Dextrose 5%: RL = 1:1 per 6 jam
• Kausal
PEMBAHASAN • Anti toksin tetanus
• ATS 20.000 IU/ im 3- 5 hari
• HTIg 500 -3.000 IU single dose

178 • Antibiotik
• Metronidazol 500 mg/ 8 jam
• Ampisilin 1 gr/8 jam
• Penanganan luka
• Simtomatis dan suportif
• Diazepam 10 mg IV, bisa dulang  maintenance 100 mg/ 500 cc (10-12
mg/kgBB) drip + bolus tiap kejang sampai 48 jam bebas kontraksi tetanus
• Oksigen
• Nutrisi TKTP
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Tetanus grade I  no disfagia
c. Tetanus grade III  RR > 40, nadi > 120
178 d. Tetanus grade IV  disfungsi otonom
e. Tetanus grade V
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. TETANUS GRADE II
178
Seorang anak usia 6 tahun datang dibawa ibunya karena sering
terlihat melamun dan pandangan kosng. Keadaannya tersebut
berlangsung sekitar 5-10 detik dan sang anak kembali
beraktivitas seperti sediakala setelahnya. Apakah terapi lini
pertama yang dapat diterapkan pada kasus diatas?
SOAL a. Carbamazepin
b. Etosuksimid

179 c. Gabapentin
d. Tiagabine
e. Asam Valproate
B. ETOSUKSIMID
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak usia 6 tahun
• Sering terlihat melamun dan pandangan kosong

179 • Berlangsung sekitar 5-10 detik dan kembali beraktivitas


Tipe-tipe Bangkitan Kejang
PEMBAHASAN Kejang parsial (fokal) : Bermula SATU HEMISFER
• Sederhana : Tidak ada penurunan kesadaran. Gejala
179 bisa sensoris, motoris, otonom, atau psikis.
• Kompleks : Ada penurunan kesadaran (amnesia).
Gejalanya biasanya berupa bengong mendadak yang
diikuti dengan aura, automatisme dan kebingungan
pasca-serangan.
• Kejang tonik-klonik umum sekunder : kejang parsial
yang berlanjut menjadi kejang tonik klonik umum
Kejang umum
Kejang umum : berasal dari DUA HEMISFER
PEMBAHASAN
• Absens/lena (petit mal) : Bengong mendadak, tanpa aura, umumnya
tanpa kebingungan pasca-serangan, bisa disertai automatisasi

179 maupun tidak.


• Mioklonik : kedutan motorik tidak teratur  Jerking movement
• Klonik : kedutan motorik teratur
• Tonik : ekstensi atau fleksi mendadak pada kepala, badan, atau
ekstremitas
• Tonik-klonik umum primer (grand mal) : berawal sebagai ekstensi
tonik ekstremitas atas dan bawah beberapa detik, kemudian menjadi
gerakan klonik ritmik, kebingungan pasca-serangan , maupun
kelumpuhan pasca serangan.
• Atonik : Tonus tubuh hilang mendadak (pasien tiba-tiba jatuh)
Pilihan Utama : Ethosuximide
Alternaltif lain : asam valproat
PEMBAHASAN

179
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Carbamazepine  pilihan utama untuk sebagaian
besar kasus kejang
179 c. Gabapentin  umumnya untuk nyeri neuropatik
d. Tiagabine  antiepilepsi, pilihan lain untuk kasus
nyeri neuropatik
e. Asam valproate  pilihan kedua untuk kasus
etosuksimid atau jika etosuksimid sulit didapatkan
Jadi, tatalaksana lini pertama yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. ETOSUKSIMID
179
Seorang laki-laki usia 25 tahun datang dengan keluhan nyeri di
sekeliling kepala seperti ditekan. Keluhan tanpa adanya mual dan
muntah. Keluhan ini sering muncul hilang timbul terutama saat
sedang banyak perkerjaan di kantornya. Apa tatalaksana yang
paling tepat pada kasus diatas?
SOAL a. Gabapentin
b. Ibuprofen

180 c. Amitriptilin
d. Ergotamin
e. Oksigen 100% 10 lpm
B. IBUPROFEN
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 25 tahun
• Nyeri sekeliling kepala seperti ditekan

180 • Mual (-), muntah (-)


• Muncul saat sedang banyak kerjaan di kantornya
Nyeri kepala primer: TTH vs
migraine vs cluster
PEMBAHASAN

180
Tatalaksana Nyeri Kepala
• Tension headache
• Akut: NSAID (ibuprofen adalah DOC), aspirin, dan parasetamol
PEMBAHASAN • Preventif: antidepresan trisiklik (amitriptilin atau nortriptilin)

180 • Migraine headache


• hindari pencetus
• terapi abortif:
• non spesifik: acetaminofen, NSAID
• spesifik: triptan, ergotamine, DHE
• Bila tidak respon  opioid
• Terapi preventif : propanolol, amitriptilin, as valproat.

• Cluster headache
• Akut: oksigen 7-10 lpm
• Preventif: Calcium channel blockers (verapamil), amitriptilin
Kriteria diagnostik
PEMBAHASAN
TTH
180
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Gabapentin  neuropati DM, neuralgia post
herpetik
180 b. Amitriptilin  neuropati DM, neuralgia post
herpetik
c. Ergotamin  tatalaksana akut migrain
e. Oksigen 100% 10 lpm  tatalaksana akut
sakit kepala kluster
Jadi, tatalaksana yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. IBUPROFEN
180
Sebuah desa akan dilakukan penyuluhan mengenai manfaat
pemberian ASI eksklusif oleh dinas kesehatan. Sasaran primer
dari penyuluhan tersebut adalah?
a. Ibu hamil dan menyusui
b. Ketua RW
SOAL
c. Kader

181 d. Petugas kesehatan


e. Lurah
A. IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Sebuah desa dilakukan penyuluhan
• Tentang manfaat pemberian ASI eksklusif oleh dinas ksehatan

181 • Terdapat warga-warga dan ibu hamil yang menyusui


Sasaran merupakan target, yaitu kepada siapa program
kesehatan tersebut ditujukan.
Ada 3 jenis sasaran, yaitu :
PEMBAHASAN
 Sasaran primer  ialah individu atau kelompok yang akan
memperoleh manfaat paling besar dari hasil perubahan
perilaku
181  Sasaran sekunder  individu atau kelompok individu yang
berpengaruh dan disegani oleh sasaran primer
 Sasaran Tersier  mencakup para pengambil keputusan,
penyandang dana, dan pihak lainnya yang berpengaruh

Pada kasus ini :


 kelompok yang paling mendapat manfaat besar dari
penyuluhan ASI eksklusif adalah Ibu Hamil Menyusui
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Ketua RW  tersier
c. Kader  sekunder
181 d. Petugas kesehatan  sekunder
e. Lurah  tersier
Jadi, sasaran primer yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

A. IBU HAMIL DAN MENYUSUI


181
Seorang peneliti ingin melakukan penelitian tentang hubungan
antara status sosial – ekonomi dengan perilaku hidup bersih dan
sehat. Ia melakukan penelitian pada murid SD kelas 1 hingga 6 di
sebuah sekolah. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan
cara melakukan wawancara dengan orang tua murid di SD.
Metode pengambilan sampel yang dapat digunakan oleh
SOAL
peneliti adalah?

182 a. Simple random sampling


b. Systematic random sampling
c. Cluster random sampling
d. Stratified random sampling
e. Multistages random sampling
D. STRATIFIED RANDOM SAMPLING
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Peneliti melakukan penelitian
• Tentang hubungan antara status sosial ekonomi dengan

182 perliaku hidup sehat dan bersih


• Dilakukan pada murid SD kelas 1 hingga 6
• Metode pengambilan sampel dengan wawancara orang tua
murid di SD kelas 1 hingga 6
RANDOM SAMPLING
 Systematic Random Sampling
• Pengambilan seluruh subjek yang dapat dipilih sebagai sampel berdasarkan sistem atau
PEMBAHASAN rumus yang dibuat peneliti
• Contoh : Pengambilan sampel dari 100 responden dengan rumus 2n, sampel yang diambil

182 nomor 2,4,6, dan seterusnya


 Cluster Random Sampling
• Proses pengambilan sampel secara acak pada kelompok individu dalam populasi tertentu.
Setiap cluster bersifat heterogen dan antar populasi bersifat homogen
• Contoh : Berdasarkan wilayah (RT, RW, Kelurahan)
 Simple Random Sampling
• Proses pengambilan sampel secara acak, tanpa menggunakan sistem atau aturan
• Contoh : Pengambilan sampel dari 100 responden, peneliti secara acak memilih sampel
sejumlah yang dibutuhkan
RANDOM SAMPLING
PEMBAHASAN  Stratified Random Sampling
• Pengambilan sampel yang dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa strata

182 • Setiap strata adalah homogen, sedangkan antar strata terdapat sifat yang berbeda,
kemudian dilakukan pengambilan sampel pada setiap strata
• Contoh : Pengambilan sampel dari anak SD, diambil sampel kelas 1, 2, 3
 Multistages Random Sampling
• Studi skala besar yang menyerupai cluster random sampling (lebih dari 2 tahap)
• Unit sampel berupa kelompok, bukan individu
• Contoh : Pengambilan sampel yang bertujuan untuk meneliti hipertensi di Pulau Jawa,
karena jumlah sampel terlalu besar, maka peneliti mengambil sampel (populasi jawa
populasi jawa tengah  populasi semarang. Populasi kota semarang inilah yang diambil
menjadi sampel dan dianggap mewakili populasi pulau jawa
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Simple random sampling  acak, tanpa
sistem dan rumus
182 b. Systematic random sampling  ada
menampilkan rumus
c. Cluster random sampling  bersifat
heterogen dn antarpopulasi bersifat homogen
e. Multistage random sampling  studi skala
besar
Jadi, metode pengambilan sampel yang tepat
adalah…
PEMBAHASAN

D. STRATIFIED RANDOM SAMPLING


182
Pada suatu daerah, 6 bulan terakhir ini terdapat kasus difteri sebanyak
400 orang dengan kematian berjumlah 35 orang. Yang pada tahun
sebelumnya terdapat 310 kasus dengan kematian 15 orang. Keadaan
tersebut disebut dengan?
a. Epidemi
SOAL b. Endemi
c. Pandemi
183 d. Epidemi dan endemi
e. Epidemi dan pandemi
A. EPIDEMI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Suatu daerah
• 6 bulan terakhir terdapat kasus difteri 400 orang
183 • Kematian berjumlah 35 orang
• Bulan sebelumnya terdapat 310 kasus dengan kematian 15
orang
Istilah-istilah IKM
 Epidemi
PEMBAHASAN • Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang
ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat berada dalam
frekuensi yang meningkat

183  Pandemi
• Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) frekuensinya
dalam waktu yang singkat memperlihatkan peningkatan yang amat tinggi serta
penyebarannya telah mencakup suatu wilayah yang amat luas
 Endemi
• Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) frekuensinya
pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang amat luas
 Sporadik
• Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang ada di
suatu wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah menuru perubahan waktu
Pada kasus ...
PEMBAHASAN  Pada soal tersebut terdapat adanya peningkatan jumlah
kasus difteri dalam kurun waktu 6 bulan, sehingga dari data

183 tersebut dapat dikategorikan sebagai epidemi


Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Endemi  frekuensi jumlah penyakit menetap
di suatu wilayah
183 c. Pandemi  penyebarannya mencakup
wilayah yang amat luas
d. Epidemi dan endemi
e. Epidemi dan pandemi
Jadi, keadaan yang paling mungkin adalah…
PEMBAHASAN

A. EPIDEMI
183
Studi prevalensi dokter A merupakan pemimpin puskesmas yang
sedang melaksanakan identifikasi masalah. Di desa B, angka
prevalensi menunjukkan tingginya angka kematian bayi, angka
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (P3DI) juga tinggi,
infastruktur yang kurang, dan dalam 3 tahun berturut-turut tidak
pernah mencapai target Unversal Child Imunization (UCI).
SOAL
Apakah program imunisasi tambahan yang perlu ditambahkan?

184 a. Catch up
b. Backlog fighting
c. Crash program
d. Sub pekan imunisasi nasional
e. Pekan imunisasi nasional
C. CRASH PROGRAM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Studi prevalensi A sedang melaukan identifikasi
• Di desa B angka prevalensi kematian bayi tinggi

184 • Angka penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (P3DI)


tinggi
• Infastruktur kurang
• Dalam 3 tahun berturut-turut tidak mencapai target (UCI)
Kegiatan Pelayanan Imunisasi
 Kegiatan Imunisasi Rutin
• Adalah kegiatan yang secara rutin dan terus-keneru harus dilakukan pada periode
PEMBAHASAN waktu yang telah ditentukan. Terdiri atas :
 Imunisasi dasar pada bayi

184  Imunisasi pada wanita usia subur


 Imunisasi pada anak sekolah dasar
 Imunisasi tambahan
• Merupakan kegiatan imunisasi yang dilakukan atas dasar ditemukannya masalah
dari hasil pemantauan atau evaluasi. Berikut adalah beberapa kegiatan imunisasi
tambahan :
 Catch up vaksin
 Vaksin yang diberikan pada remaja yang tidak mendapat imunisasi lengkap
sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi angka morbiditas dan
mortalitas
Kegiatan Pelayanan Imunisasi
 Vaksin yang diberikan pada remaja yang tidak mendapat imunisasi lengkap
sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi angka morbiditas dan
mortalitas
PEMBAHASAN
 Backlog fighting
 Merupakan upaya aktif dalam melengkapi imunisasi dasar pada anak yang

184 berumur 1-3 tahun


 Sasaran utama adalah desa atau kelurahan yang belum mencapai UCI selama
2 tahun berturut-turut.
 Universal Child Imunization adalah tercapainya imunisasi dasar secara
lengkap pada bayi (0-11 bulan), ibu hamil, wanita usia subur, dan anak
sekolah tingkat dasar
 Imunisasi lengkap pada bayi meliputi 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio,
3 dosis Hepatitis B, dan 1 dosis campak
 Pada ibu hamil dan wanita subur meliputi 2 dosis TT.
 Anak sekolah dasar  1 dosis DT, 1 dosis campak, 3 dosis TT
Kegiatan Pelayanan Imunisasi
PEMBAHASAN  Crash Program
 Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk wilayah yang memerlukan

184
intervensi secara cepat untuk mencegah terjadinya KLB (Kejadian Luar Biasa).
 Pemilihan lokasi crash program didasarkan atas beberapa kriteria, yaitu :
angka kematian bayi tinggi dan angka PD3I (penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi) tinggi, infrastruktur (tenaga, sarana, dana) kurang dan
desa selama 3 tahun berturut-turu tidak mencapai target UCI
 Imunisai dalam penanggulangan Kejadian Luar Biasa
 Kegiatan imunisasi khusus
• Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
• Sub Pekan Imunisasi Nasional
Pada kasus ...
PEMBAHASAN  Di desa B, angka prevalensi menunjukkan tingginya angka
kematian bayi, angka penyakit yang dapat dicegah dengan

184 imunisasi (P3DI) juga tinggi, infrastruktur yang kurang, dan


dalam 3 tahun berturut-turut tidak pernah mencapai target
Universal Child Imunization (UCI)
 Sehingga imunisasi tambahan yang dapat dilakukan adalah
Crash Program
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Catch up  remaja tidak pernah mendapat
imunisasi sebelumnya
184 b. Backlog fighting  2 tahun berturut-turut tidak
mencapai UCI
d. Sub pekan imunisasi nasional
e. Pekan imunisasi nasional
Jadi, program imunisasi yang paling tepat
adalah…
PEMBAHASAN

C. CRASH PROGRAM
184
Seorang dokter umum merawat pasien dengan DM tipe 2. Saat
ontrol hari ini pasien datang dengan keluhan adanya ulkus.
Dokter tersebut melakukan rujukan ke dokter penyakit dalam
dan tetap melakukan pengobatan untuk keluhan yang masih bisa
diatasi. Apakah jenis rujukan yang dilakukan oleh dokter
tersebut?
SOAL
a. Split referal

185 b. Colateral
c. Interval
d. Cross
e. Horizontal
B. COLATERAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Dokter umum merawat pasien DM tipe 2
• Saat kontrol pasien datang dengan ulkus

185 • Dokter merujuk pasien ke dokter penyakit dalam


• Dokter tetap melakukan pengobatan untuk keluhan yang
masih bisa diatasi
Jenis-Jenis Rujukan Antar Dokter
 Interval
PEMBAHASAN • Wewenang kepada 1 dokter konsultan dalam jangka waktu tertentu,
tanpa campur tangan dokter primer dalam jangka waktu tersebut

185 • Pasien akan dikembalikan ke dokter primer setelah masalah yang


dikonsultasikan telah selesai

 Split
• Wewenang kepada beberapa dokter konsultan dalam jangka waktu
tertentu, tanpa campur tangan dokter primer dalam jangka waktu
tersebut
• Pasien akan dikembalikan ke dokter primer setelah masalah yang
dikonsultasikan telah selesai
Jenis-Jenis Rujukan Antar Dokter
PEMBAHASAN  Collateral
• Wewenang dan tanggung jawab diserahkan kepada dokter
185 lain khusus untuk masalah tertentu (dokter primer tetap
campur tangan)

 Cross
• Wewenang dialihkan sepenuhnhya ke dokter lain (alih
rawat), tidak ada batas waktu, dan pasien tidak dikembalika
lagi
Jenis-Jenis Rujukan Antar Instansi
PEMBAHASAN  Horizontal
• Antar instansi yang setara
185 • Contoh  antar sesama puskesmas

 Vertikal
• Antar instansi yang tidak setara
• Contoh  dari puskesmas ke RS
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN a. Split referal  wewenang kepada beberapa dokter
c. Interval  wewenang terhadap 1 dokter konsultan,
185 dokter primer tidak ikut campur tangan dan kembali
dibalikkan ke dokter primer setelah selesai
perawatan
d. Cross  alih rawat
e. Horizontal  rujukan antar instasi yang tidak setara
Jadi, jenis rujukan yang paling tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. COLATERAL
185
Seorang peneliti sedang melakukan penelitian tentang hubungan
minggu ujian dengan amenorea pada koas stase interna. Dari
100 responden dengan amenore, 80 diantaranya sedang ujian.
Dari 100 responden tanpa amenore, 45 diantaranya sedang
ujian. Berapa odds ratio dari penelitian tersebut?
SOAL a. 7,55
b. 4,88

186 c. 0,94
d. 0,04
e. 5,33
B. 4,88
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Penelitian tentang hubungan minggu ujian dengan amenore
pada koas stase interna
• Dari 100 responden amenore, 80 sedang ujian
186 • Dari 100 responen tanpa amenore, 45 diantaranya sedang
ujian
amenorrhea total
PEMBAHASAN
(+) (-)

186 ujian (+)


(-)
80
20
45
55
95
105
100 100

OR = ad/bc; OR = 80 x 55 / 45 x 20 = 4,88
Riset > Odds Ratio
PEMBAHASAN penyakit Odds ratio

186 Faktor
+
+
a
-
b
axd
risiko

bxc
- c d
Riset > Odds Ratio
PEMBAHASAN
• Kasus – kontrol  Case Control
186
Jadi, odds ratio dari penelitian tersebut adalah …
PEMBAHASAN

B. 4,88
186
Di suatu desa memiliki warga sejumlah 1000 jiwa. Desa ini
terkenal karena endemik frambusia. Di awal tahun, dari 1000
jiwa, 400 orang diantaranya terlapor menderita frambusia. Pada
akhir tahun 2017, dilaporkan sejumlah 50 orang menderita
FRAMBUSIA. Berapa angka prevalensi infeksi frambusia di desa
endemik ini?
SOAL
a. 50/1000

187 b. 400/1000
c. 350/1000
d. 450/1000
e. 500/1000
D. 450/1000
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Suati desa memili warga 1000 jiwa
• Di awal tahun, dari 1000 jiwa 400 oran terlapor menderita

187 frambusia
• Akhir tahun 2017, dilaporkan 50 orang menderita frambusia
PEMBAHASAN Incidence Rate
187 kasus baru

populasi berisiko pertengahan


periode
Prevalence Rate
PEMBAHASAN
kasus baru dan lama
187 populasi berisiko (pertengahan
periode / saat itu)

Point vs Period Prevalence


Jadi, angka prevalensi yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

D. 450/1000
187
Ruangan radiologi yang menggunakan sinar X umumnya
berdinding tebal atau bahkan dilapisi dengan Pb. Bagi petugas RS
yang ditempatkan di ruangan radiologi wajib untuk
menggunakan pakaian khusus, yaitu apron yang juga berbahan
Pb. Kewajiban tersebut termasuk dalam?
SOAL a. Health promotion
b. Spesific protection

188 c. Early diagnosis & prompt treatment


d. Disability limitation
e. Rehabilitation
B. SPESIFIC PROTECTION
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Ruangan radiologi menggunakan sinar X
• Seluruh petugas RS yang bertugas di ruangan tersebut wajib

188 menggunakan pakaian khusu, yaitu apron


PEMBAHASAN

188
Level Pencegahan

PEMBAHASAN • Level 1 : health promotion  penyuluhan gaya hidup sehat. Ditujukan


untuk pasien yang belum sakit

188 • Level 2 : specific protection  penggunaan alat proteksi diri.


• Level 3 : early diagnosis and prompt treatment  diagnosis dini dan
tatalaksana. Ditujukan untuk pasien yang sudah sakit tapi belum
menyadarinya.
• Level 4 : disability limitation  mencegah kecacatan, misal dengan
follow up berkala
• Level 5 : rehabilitation  meningkatkan kualitas hidup pasien yang
sudah cacat.
Jadi, kewajiban tersebut yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

B. SPESIFIC PROTECTION
188
Seorang laki-laki 35 tahun ingin berobat untuk mengurangi
keluhan nyeri pada perutnya. Salah satu temannya menyarankan
dirinya untuk bergabung dan mendaftar BPJS. Akan tetapi, pasien
tidak paham tentang perbedaan JKN dan BPJS. Apa perbedaan
yang tepat?
SOAL a. JKN merupakan bagian dari BPJS
b. Tidak ada bedanya, JKN sama dengan BPJS

189 c. JKN adalah program dan BPJS adalah badannya


d. BPJS yang menyelenggarakan sedangkan JKN yang
melaksanakan
e. JKN dibuat oleh BPJS dari asuransi kesehatan
C. JKN ADALAH PROGRAM, BPJS
ADALAH BADAN
PEMBAHASAN
KEYWORDS :
• Laki-laki 35 tahun

189 • Berobat untuk mengurangi keluhan nyeri perutnya


• Pasien akan mendaftar BPJS namun tidak paham dengan JKN
dan BPJS
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
PEMBAHASAN
 Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan
189 dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial.

 Bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang


Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN.

 Tujuan  memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat


yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
BPJS Kesehatan
PEMBAHASAN  Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk
189 untuk menyelenggarakan program jaminan
kesehatan
PEMBAHASAN

189
Jadi, pernyataan yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
C. JKN ADALAH PROGRAM DAN BPJS
189 ADALAH BADANNYA
Pasien penderita TB paru telah menyelesaikan pengobatan di RS
daerah setempat. Oleh karena itu, dokter akan merujuk balik
dari pasien ke klinik pratama. Sistem pembayaran apakah yang
dianut oleh BPJS kesehatan untuk layanan primer?
a. Kapitasi
SOAL b. Fee for service
c. Gaji
190 d. Reimbursement
e. Honorarium
A. KAPITASI
KEYWORDS :
PEMBAHASAN • Pasien penderita TB
• Telah menyelesaikan pengobatan di RS daerah setempat
190 • Dokter merujuk balik ke klinik pratama
Sistem Pembiayan Jasa Kesehatan
PEMBAHASAN • Fee for service  pembayaran jasa kesehatan berasal dari
uang pasien sendiri sesuai dengan besarnya pelayanan yang
diberikan oleh dokter
190 • Sistem Pembiayaan Kapitasi :
 Pembiayaan pelayanan kesehatan yang dilakukan di muka
berdasarkan jumlah tanggungan kepala per suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu tanpa melihat frekuensi
kunjungan tiap kepala tersebut.
 Budget yang diterima tersebut akan dikelola oleh dokter
tersebut untuk meningkatkan kualitas kesehatan warga di
wilayah cakupannya baik melaui tindakan pencegahan
(preventive), pengobatan (curative) maupun rehabilitasi.
Sistem Pembiayan Jasa Kesehatan
PEMBAHASAN • Gaji  dokter akan menerima penghasilan tetap di tiap
bulannya sebagai balas jasa atas layanan kesehatan yang telah
diberikan
190 • Sistem reimbursement :
 Sistem penggantian biaya kesehatan oleh pihak perusahaan
berdasarkan layanan kesehatan yang dikeluarkan terhadap
seorang pasien
 Metode ini pada dasarnya mirip dengan fee for service,
hanya saja dana yang dikeluarkan bukan oleh pasien, tapi
pihak perusahan yang menanggung biaya kesehatan pasien
 Berbeda dengan kapitasi karena metode ini melihat jumlah
kunjungan dan jenis layanan yang diberikan oleh provider
Kelebihan dan kekurangan
masing-masing sistem
PEMBAHASAN

190
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Fee for service  ada uang, ada layanan
c. Gaji  penghasilan tetap di tiap bulannya
190 d. Reimbursment  bayar dahulu oleh pasien,
lalu digantikan oleh provider asuransi
e. Honorarium
Jadi, sistem pembayaran yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

A. KAPITASI
190
Seorang laki-laki berusia 70 tahun datang ke poliklinik saraf
dengan keluhan sulit menggerakan anggota tubuhnya baik
sebelah kanan maupun kiri. Tangan kiri terlihat bergetar-getar
seperti orang menghitung uang, wajah kaku, dengan kesadaran
yang kompos mentis. Maka letak lesi kasus tersebut adalah?
SOAL a. Korteks serebri
b. Serebellum

191 c. Substansia nigra


d. Substansia alba
e. Kapsula interna
C. SUBSTANSIA NIGRA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 70 tahun
• Sulit menggerakkan anggota tubuhnya baik kanan dan kiri

191 • Tangan kiri bergetar seperti menghitung uang


• Wajah kaku
• Kesadaran kompos mentis
PATOFISIOLOGI PARKINSON DISEASE

PEMBAHASAN

191
MANIFESTASI KLINIS PARKINSON

PEMBAHASAN Karakteristik : TRAP


- Tremor saat istirahat  khas: pill rolling
191 - Rigiditas  khas: fenomena cog wheel (roda pedati)
- Akinesia
- Postural instability
- Jalan langkah kecil
- Muka kaku seperti
topeng
TATALAKSANA

PEMBAHASAN

191
PEMBAHASAN

191
TATALAKSANA GEJALA MOTORIK

PEMBAHASAN • Dimulai apabila ada gangguan fungsi


• Early Therapy

191 • Levodopa + Carbidopa


• Berkaitan dengan diskinesia (gerak involunter)
• Agonis Dopamin non Ergot, kurang efektif
• Berkaitan dengan edema, mual, halusinasi
• MAO B Inhibitor
• kurang efektif dibandingkan Levodopa, jarang diskinesia
• Late therapy
• Kombinasi levodopa dengan Agonis dopamin, MAO-B
inhibitor, amantadine mengatasi diskinesia
Levodopa
PEMBAHASAN • Levodopa (L-dopa) is well-established as the most
effective drug for the symptomatic treatment of
191 idiopathic or Lewy body PD [2,7]. It is particularly
effective for the management of bradykinetic
symptoms and should be introduced when these
become intrusive or troublesome or are
uncontrolled by other antiparkinsonian drugs.
Tremor and rigidity can also respond to levodopa
therapy, but postural instability is less likely to do
so.
Jadi, letak lesi kasus yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. SUSBTANSIA NIGRA
191
Pasien laki-laki 60 tahun dengan sirosis hepatis datang ke UGD
karena muntah darah. Terdapat riwayat distensi abdomen,
dilatasi vena dari dinding abdomen anterior, dan hemoroid
interna selama 2 bulan. Vena manakah yang menjadi sumber
dari hematemesis tersebut?
SOAL a. Vena mesntrika inferior
b. Vena periumbilikalis

192 c. Vena rektal superior


d. Vena kava superior
e. Vena gastrik sinistra
E. VENA GASTRIK SINISTRA
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki 60 tahun dengan sirosis hepatis
• Keluhan muntah darah

192 • Riwayat distensi abdomen, dilatasi vena dari dinding abdomen


anterior dan hemoroid interna selama 2 bulan
KOMUNIKASI JALUR KOLATERAL

Jika terjadi obstruksi, tekanan vena porta akan


meningkat dan jalur kolatera antara sistem vena porta
PEMBAHASAN dan sistemik akan terbuka. Komunikasi jalur kolateral :
• Antara cabang esofageal vena gastrik sinistra dan

192
vena esofageal sistem azigos (varises esofageal dan
hematemesis yang berat)
• Antara cabang rektal superior vena mesentrika
inferior dan vena rektal inferior yang drainase ke
vena iliaka interna melalui pudendal interna
(hemoroid)
• Antara cabang portal di mesentrik dan mesokolon
dan vena retroperitoneal
• Antara cabang portal di liver dan vena dinding
abdomen via vena yang melintasi ligamen falsidorm
dari umbilikus (Caput Medusa)
• Antara cabang porta di liver dan vena diafragma
Jadi, sumber dari hematemesis adalah…
PEMBAHASAN

E. VENA GASTRIK SINISTRA


192
Seorang anak perempuan berusia 2 tahun dibawa orang tuanya
ke UGD RS dengan keluhan mencret dan muntah sejak 2 hari
sebelumnya. Saat ini pasien sudah tidak mau minum lagi. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai frekuensi nadi 172x/menit, tekanan
darah 92/70 mmHg, tangan dan kaki teraba dingin. Waktu
pengisian kapiler darah diatas 3 detik dan pasien hampir tidak
SOAL
bereaksi saat dilakukan pemasangan infus. Apakah faktor yang
paling berperan menimbulkan gangguan hantaran oksigen pada
193 pasien tersebut?
a. Penurunan preload
b. Penurunan Hb
c. Penurunan saturasi oksigen
d. Penurunan kontraktilitas jantung
e. Peningkatan kontraktilitas jantung
A. PENURUNAN PRELOAD
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak perempuan, 2 tahun
• Keluhan mencret dan muntah sejak 2 hari sebelumnya

193 • HR 172x/menit, TD 92/70 mmHg, tangan dan kaki teraba


dingin
• Waktu pengisian kapiler 3 detik
• Pasien tidak bereaksi saat dilakukan pemasangan infus
Pada Kasus ...
• Pada kasus, anak tersebut mengalami syok hipovolemik akibat diare dan muntah yang
dialami
PEMBAHASAN
• Patofisiologi gangguan perfusi oksigen  deprivasi volume darah dalam pembuluh
darah akibat kehilangan cairan ekstraseluler

193 • Kurangnya volume darah  penurunan venous return (preload) diikuti berkurangnya
cardiac output.
• Oleh karena semakin besar isi jantung sewaktu diastol (preload)  semakin besar
jumlah darah yang dipompakan ke aorta dan seluruh tubuh begitu juga sebaliknya 
bergantung dari jumlah darah yang mengalir kembali dari vena  Hukum frank starling
• Efek yang terjadi pada syok hipovolemik diantaranya :
 Penurunan saturasi oksigen yang terjadi sebagai akibat penurunan cardiac output
 Peningkatan kontraktilitas sebagai kompensasi tubuh mencakup perfusi jaringan
Jadi, faktor penyebab gangguan hantaran
oksigen adalah…
PEMBAHASAN

A. PENURUNAN PRELOAD
193
Seorang perempuan berusia 24 tahun G1P0A0 datang ke
puskesmas untuk periksa kehamilan yang pertama kali. Dari
anamnesis diketahui ia menderita DM tipe II selama 6 tahun dan
telah mengonsumsi obat pengontrol gula darah. Pada
pemeriksaan kadar gula darah sewaktu diperoleh KGD 110mg/dl.
Apakah risiko yang paling mungkin diderita bayinya setelah
SOAL
lahir?

194 a. Penurunan kadar bilirubin


b. Penurunan kadar kalsium
c. Peningkatan kadar kalsium
d. Penurunan kadar hematokrit
e. Peningkatan kadar gula darah
B. PENURUNAN KADAR KALSIUM
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Perempuan, 24 tahun
• G1P0A0 datang periksa kehamilan pertama kali

194 • Menderita DM tipe 2


• GDP 110 mg/dL
Pada Kasus ...
• Pasien primigravida dengan riwayat DM tipe 2 selama 6 tahun dan rutin minum
obat
PEMBAHASAN • Pemeriksaan gula darah terakhir  gula darah terkontrol
• Pasien termasuk ke dalam Diabetes Mellitus Pragestasi  DM sebelum

194 kehamilan

Diabetes Mellitus (DM)  salah satu penyulit medik yang sering terjadi saat
kehamilan. Kehamilan dengan DM terdiri dari :
• Diabetes Gestasional (DMG) atau intoleransi glukosa  ditemukan pertama
kali saat hamil  90% kasus
• Diabetes Pragagestasional (DMpG)  meliputi DM tipe 1 dan tipe 2  10%
kasus
Diabetes Mellitus Pragestasi

PEMBAHASAN Batasan
• DMpG terjadi sebelum kehamilan (DM tipe 1 dan tipe 2)  Terminologi lain

194
adalah overt atau preexisting DM
Diagnosis
• Pada anamnesis ada riwayat DM tipe 1 atau tipe 2, pemakaian obat anti
diabetes (OAD), insulin, atau diet DM sebelum terjadinya kehamilan
Diabetes Mellitus Gestasional
Batasan
• DMG  gangguan toleransi glukosa dalam berbagai variasi yang ditemukan pertama kali saat
kehamilan.

PEMBAHASAN • Hal itu tidak menyingkirkan kemungkinan bahwa intoleransi glukosa mungkin sudah terjadi
sebelum kehamilan
Diagnosis

194 • Skrining dilakukan hanya pada wanita hamil dengan risiko tinggi DM  orang indonesia temasuk
etnis Asia Tenggara  seluruh ibu hamil di indonesia wajib di skrining DM sejak kunjungan
pertama (trisemester 1)
• Bila (-)  diulang pada UK 24 – 28 minggu
• Skrining dan diagnosis yang direkomendasikan adalah pemeriksaan 1 tahap (One Step Approach)
menurut WHO  dengan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)  memberikan beban 75 mg glukosa
anhidrous setelah berpuasa 8-14 jam
• Dikatakan (+), bila :
 GDP > 95 mgdL
 GD 1 PP > 180 mg/dL
 GD 2 PP > 155 mg/dL
 GD 3 PP > 140 mg/dL
Penyulit Diabetes Mellitus Pragestasi

PEMBAHASAN Pada ibu


• DM menetap hingga setelah persalinan (DM tipe 2)

194 • Preeklamsia
• Polihidramniom
Janin dan Neonatus
• Makrosomia dan trauma persalinan
• Hipoglikemia, Hipokalsemia, dan Hiperbilirubinemia neonatal
• Jangka panjang  bayi dikemudian hari akan mudah untuk berkembang
penyakit DM, kardiovaskuler, obsesitas
Jadi, risiko yang terjadi pada bayi adalah…
PEMBAHASAN

B. PENURUNAN KADAR KALSIUM


194
Seorang anak berusia 2 tahun dibawa ibunya ke puskesmas
karena sulit tambah berat badan. Ibu mengatakan anak sulit saat
menyusu. Dari lahir ditemukan anak sudah mengalami kelainan
seperti pada gambar (labiopalatoskisis). Patofisiologi terjadinya
keainan pada anak tersebut adalah?
SOAL a. Kegagalan penyatuan antara lempeng palatum
b. Kegagalan penyatuan prominentia maksila dan prosesus

195 nasal media


c. Kegagalan penyatuan prominentia dan prosesus nasal lateral
d. Kegagalan penyatuan lempeng palatum dengan prosesus
nasal media
e. Kegagalan penyatuan lempeng palatum dengan posesus
nasal lateral
B. KEGAGALAN PENYATUAN
PROMINENTIA MAKSILA DAN PROSESUS
NASAL MEDIA
PEMBAHASAN
KEYWORDS :

195 • Seorang anak, 2 tahun


• Sulit bertambah berat badan
• Anak sulit menyusu
• Pada anak ditemukan seperti pada gambar
Labiopalatognatoschisis
PEMBAHASAN • Labioschisis = Cleft lip, terdapat celah di bibir

195 • Palatoschisis = Terdapat celah langit-langit


pasien sehingga terdapat hubungan antara
hidung dan mulut.

• Gnathoschisis = cleft jaw  a congenital


facial anomaly of the jaw resulting from
failure of fusion of the mandibular
prominences.
Cleft Lip and Palate
• Penyebab multifaktorial
• Insiden
PEMBAHASAN • Malformasi kepala terbanyak
• Cleft lip 1:1000, lebih banyak pada anak laki laki

195 • Cleft palate 1:2000, banyak pada perempuan


• Faktor Risiko
• Alkohol
• Tembakau
• fenitoid
• Cleft Lip : Kegagatan fusi prominentia maksidal dan
nasal medial
• Cleft palate
• Anterior : Kegagalan fusi lempeng palatum dan palatum
primer
• Posterior : Kegagalan fusi lempeng palatum dan septum nasal
PEMBAHASAN

195
Waktu Koreksi
PEMBAHASAN

195
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN A. Kegagalan penyatuan antara lempeng palatum 
palatoschisis
195 C. Kegagalan penyatuan prominentia maksila dan
prosesus nasal lateral  harusnya nasal medial
D. Kegagalan penyatuan lempeng palatum dengan
prosesus nasal media  semestinya prominentia
maksila dan prosesus nasal
E. Kegagalan penyatuan lempeng palatum dengan
prosesus nasal lateral  tidak ada
Jadi, patofisiologi yang terjadi pada pasien
adalah…
PEMBAHASAN
B. KEGAGALAN PENYATUAN PROMINENTIA
195 MAKSILA DAN PROSESUS NASAL MEDIA
Seorang anak usia 14 tahun datang dengan keluhan sesak nafas
sejak 4 jam yang lalu dan tecium bau aseton. TD 130/90, nadi
115x/menit, laju nafas 33x/menit cepat dan dalam, suhu 38,5oC.
Sedangkan hasil pemeriksaan laboratorium Hb 11,4 g/dl, AL
219.000/uL, GDS 400 mg/dL. Apakah etiologi yang mendasari
kondisi tersebut?
SOAL
a. Defisiensi insulin absolut

196 b. Peningkatan resistensi insulin


c. Penurunan sensitivitas insulin
d. Peningkatan kadar glukagon
e. Penurunan glukoneogenesis
A. DEFISIENSI INSULIN ABSOLUT
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Anak, 14 tahun
• Keluhan sesak nafas, 4 jam lalu
196 • Tercium bau aseton
• Pemeriksaan fisik TD 130/90 mmHg, HR 115x/menit, RR
30x/menit, suhu 38,5oC
• Laboratorium Hb 11,4 g/dL, AL 219.000/uL, GDS 400
• Terjadi akibat destruksi sel beta
pankreas → defisiensi Diabetes
insulin absolut
• Suseptibilitas genetic + stimulus
Melitus tipe 1
lingkungan/infeksi → inisiasi proses
autoimun → destruksi massa sel
PEMBAHASAN beta pankreas Tanda
• Onset biasanya < 20 • Sangat kurus/malnutrisi

196 tahun, tetapi bisa kapan


saja
&Tanda dehidrasi
• Tanda komplikasi DM:
• Paling sering: retinopati
Gejala
diabetikum
• Hiperglikemia: Glikosuria → Diuresis
osmotic → polyuria + nokturia → Diagnosis
dehidrasi → polydipsia dan rasa • Gula darah: GDS, GDP,
haus
HbA1c
• Penurunan BB e.c. ↑ gluconeogenesis
• Keton urin: starvation state, jika
• Malaise nonspesifik + kemungkinan DKA ↑
• Tanda dan gejala ketoasidosis
PEMBAHASAN

196
PEMBAHASAN

196
Tatalaksana KAD
• Segera: cairan IV NaCl 0,9% 1
PEMBAHASAN
L/jam • Kalium
• Tentukan status hidrasi • Pastikan fungsi ginjal baik:
diuresis min50ml/jam

196 • Dehidrasi berat: lanjutkan IV fluid


sampai tertangani, tunda
pemeriksaan Na
• Dehidrasi ringan: lanjutkan IV fluid,
• > 5,2 mEq/L → tidak perlu
kalium tambahan
• > 3,3 – 5,2 mEq/L → 20 – 30
periksa Na → tentukan ulang jenis mEq/L → target K+ 4 – 5 mEq/L
cairan IV berdasarkan hasil Na
• HCO3-
• Insulin: ditambahkan 1-2 jam
• pH > 6,9 : tidak perlu HCO3
setelah IV fluid • pH < 6,9 : larutkan 100 mEq
• Bolus 0,1 U/kg, lanjutkan dengan HCO3 dalam 400 mL IV fluid
• IV drip 0,1 U/kg/jam yang mengandung 20 mEq K+
• Target: kadar glukosa serum ↓ 10% → IV drip 200 ml/jam
dalam 1 jam pertama
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Peningkatan resistensi insulin  pada DM tipe 2
c. Penurunan sensitivitas insulin  pada DM tipe 2

196 d. Peningkatan kadar glukagon  dapat meningkatkan kadar


glukosa darah, namun bukan mekanismenya
e. Penurunan glukoneogenesis  melawan terjadinya DM, cara
kerja metformin
Jadi, etiologil yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

A. DEFISIENSI INSULIN ABSOLUT


196
Seorang anak berusia 12 tahun bersama orang tuanya datang ke
praktek dokter spesialis anak untukberkonsultasi mengenai
perkembangannya. Orang tuanya mengeluhkan pertumbuhan
anak yang tampak lebih cepat dari teman sebayanya.
Pemeriksaan fisik menunjukkan BB 65 kg dan TB 152cm, kepala,
tangan, dan kaki tampak besar, serta kulit teraba tebal dan kasar.
SOAL
Bagaimana patofisiologi terjadinya kondisi diatas?

197 a. Kelebihan growth hormone selama lempeng epifisis terbuka


b. Kelebihan growth hormone selama lempeng epifisis tertutup
c. Kekurangan growth hormone sesudah lempeng epifisis
tertutup
d. Kelebihan growth hormone akibat tumor inrakranial
e. Kekurangan growth hormnoe akibat perdarahan intrakranial
B. KELEBIHAN GROWTH HORMONE
SELAMA LEMPENG EPIFISIS TERBUKA
PEMBAHASAN KEYWORDS :
• Anak usia, 12 tahun

197 • Tampak tumbuh lebih cepat dari teman sebayanya


• BB 65kg, TB 152cm
• Kepala, tangan, dan kaki tampak besar, kulit tebal dan kasar
Gigantisme
PEMBAHASAN • Sering disebabkan adenoma pituitari, genetik
• Bisa berkaitan dengan sindrom lain, seperti McCune
197 Albright Syndrome, neurofibromatosis
• Manifestasi
• Pertumbuhan lebih dari normal/sebaya
• Delay puberty
• Serupa dengan akromegali, namun terjadi pada anak
atau remaja dan pertumbuhan cenderung
simetris/proporsional dibanding akromegali
Manifestasi
PEMBAHASAN • Kelopak mata bengkak, bibir bawah dan hidung
membengkak, pori-pori kulit melebar
197 • Kulit terasa tebal, terutama wajah dan ekstremitas
• Gigi jarang dan prognatisme
• Hipertrikosis
• Hiperpigmentasi kilit  kulit berminyak akibat
peningkatan produksi kelenjar ekrin dan apokrin
• Skin tags
• Hipertensi
PEMBAHASAN

197
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Kelebihan growth hormone selama lempeng epifisis
tertutup  akromegali
197 c. Kekurangan growth hormone sesudah lempeng
epifisis tertutup
d. Kelebihan growth hormone akibat tumor inrakranial
e. Kekurangan growth hormnoe akibat perdarahan
intrakranial
Jadi, patofisiologi yang tepat adalah…
PEMBAHASAN
A. KELEBIHAN GROWTH HORMONE
197 SELAMA LEMPENG EPIFISIS TERBUKA
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri
dada seperti tertimpa benda berat, terjadi secara mendadak dan
tidak membaik dengan istirahat sejak 6 jam yang lalu. Pada
pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 160/90 mmHg, RR
18x/menit, HR 100x/menit. Pada pemeriksaan EKG didapatkan St
elevasi di lead V5, V6, AVL. Pada pemeriksaan CKMB mengalami
SOAL
peningkatan. Pembuluh darah jantung yang mengalami
sumbatan pada kasus diatas adalah?
198 a. Left circumflex artery
b. Left anterior descending artery
c. Right coronary artery
d. Main left artery
e. Proximal left coronary artery
A. LEFT CIRCUMFLEX ARTERY
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 60 tahun
• Nyeri dada seperti tertimpa benda berat, mendadak, tidak

198 membaik dengan istirahat, 6 jam lalu


• TD 160/90 mmHg, RR 18x/menit, HR 100x/menit
• EKG didapatkan St elevasi di lead V5, V6, AVL
• CKMP meningkat
Penyakit Jantung Koroner
PEMBAHASAN
• Angina pektoris stabil  nyeri terjadi saat aktivitas,
berkurang bila diberi nitrat atau istirahat, nyeri
berlangsung < 15 menit, EKG normal bila istirahat 
198 Stress test / Treadmill test
• Acute coronary syndrome  nyeri bisa terjadi mendadak
dan lama, tidak membaik dengan istirahat
• Unstable angina  ACS tanpa peningkatan enzim
jantung, EKG tidak spesifik
• NSTEMI  No ST elevasi, peningkatan enzim jantung
• STEMI  ST elevasi, peningkatan enzim jantung
Nyeri dada tipikal
PEMBAHASAN

198 Angina pektoris


stabil
Acute coronary
syndrome

Unstable
STEMI NSTEMI
angina
Unstable NSTEMI STEMI
Angina
PEMBAHASAN
Trombus Sumbatan trombus 
kerusakkan jaringan Oklusi trombos total
parsial/intermiten

198 dan nekrosis minimal


miokard

ST depresi +/- ST elevasi atau


Nonspesifik EKG
T inversi LBBB baru pada
EKG
Enzim Jantung Peningkatan enzim
Jantung Peningkatan enzim
normal
Jantung
PEMBAHASAN

198
No Segmen Jantung Lead EKG Pembuluh darah
yang mengalami
gangguan
1 Anteroseptal V1 – V4 LAD
PEMBAHASAN
2 Anterior V3 – V4 (kadang LAD

198 3 Anterior ekstensif


V2-V5)
V1 – V6, I, aVL proximal left
coronary artery
4 Anterolateral V3-V6; I dan aVL left circumflex
coronary artery
5 Inferior II, III, avF right coronary
artery
6 Posterior V7-V9 right coronary
artery
Jawaban Lainnya
PEMBAHASAN b. Left anterior descending artery  V1-V4
(anteroseptal)
198 c. Right coronary artery  II, III, aVF (inferior)
d. Main left artery  sama dengan proximal left
coronary artery
e. Proximal left coronary artery  anterior
ekstensif (V1-V6, I, aVL)
Jadi, pembuluh darah yang mengalami sumbatan
adalah…
PEMBAHASAN

A. LEFT CIRCUMFLEX ARTERY


198
Tuan novanto usia 70 tahun, dibawa keluarganya karena sering
marah-marah dan suka bicara sendiri. Keluhan memberat sejak 6
bulan yang lalu, sampai lupa nama anaknya. Suka jalan-jalan
keluar rumah dan tidak bisa tidur. Akhir-akhir ini pasien banyak
minum alkohol dan merokok lebih banyak. Pemeriksaan tanda
vital dalam batas normal. Neurologis GCS E4V4M6, tidak ada
SOAL
rangsang meningeal ataupun kelemahan moorik. Pemeriksaan
refleks dalam batas normal, inkontensia urin (+). Apa
199 kemungkinan lobus yang terkena?
a. Fronto – oksipital
b. Temporo – oksipital
c. Fronto – temporal
d. Temporo – parietal
e. Fronto – parietal
C. FRONTO - TEMPORAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Tuan novanto, 70 tahun
• Sering marah-marah dan bicara sendiri, sejak 6 bulan lalu,

199 hingga lupa nama anaknya


• Suka jalan keluar rumah dan tidak bisa diatur
• Banyak minum alkohol dan merokok
• GCS E4V4M6, meningeal sign (-), hemiparesis (-)
• Inkontinensia urin (+)
PEMBAHASAN

199
Demensia
• Demensia Alzheimer
PEMBAHASAN • Manifestasi klinis:
• (A)nterograde amnesia

199 • (A)phasia : gangguan berbahasa


• (A)praxia : gangguan motorik, walaupun struktur anatomis
intak
• (A)gnosia : gangguan identifikasi objek tanpa adanya gangguan
sensorik
• (D)istrubance in executive functio
• Demensia Vaskular
• Manifestasi klinis:
• Gangguan memori yang disertai dengan bukti penyakit
serebrovaskular
Demensia
• Demensia Lewi-Bodies
PEMBAHASAN • Manifestasi klinis:
• Gejala parkinsonism: (T)remor, (R)igidity, (A)kinesia, (P)ostural
instability

199 • Gangguan fungsi kognitif dan gangguan atensi sifatnya


fluktuatif
• Halusinasi visual rekuren yang jelas dan detil
• Demensia Frontotemporal
• Manifestasi klinis:
• Gangguan disinhibisi
• Apatis
• Hilangnya simpati dan empati
• Munculnya perilaku yang stereotipik, kompulsif
• Hyperorality/perubahan pola diet (peningkatan konsumsi
alkohol, merokok lebih banyak, makan yang bukan makanan)
Jadi, lobus yang terkena adalah…
PEMBAHASAN

C. FRONTO - TEMPORAL
199
Seorang laki-laki usia 25 tahun, datang dengan keluhan nyeri di
sekeliling kepala seperti ditekan. Keluhan tanpa mual dan
muntah. Keluhan ini sering muncul hilang timbul terutama saat
sedang banyak pekerjaan di kantor. Apa mekanisme utama
pernyebab keluhan pada kasus diatas?
SOAL a. Vasodilatasi pembuluh darah kranial
b. Iritasi nevus trigeminus

200 c. Spasme muskular perikranial


d. Pelepasan neurotransmitter inhibitorik secara berlebihan
e. Adanya bradikinin yang mengaktivasi kemoreseptor di
inrakranial.
C. SPASME MUSKULAR PERIKRANIAL
KEYWORDS :
PEMBAHASAN
• Laki-laki, 25 tahun
• Nyeri sekeliling kepala seperti ditekan

200 • Mual (-), muntah (-)


• Hilang timbul terutama saat banyak pekerjaan
TTH episodik : < 15
x/ bulan
PEMBAHASAN

200 TTH kronik : minimal


15 x / bulan , dalam
6 bulan

TTH chronic daily :


minimal 6 hari dalam
1 minggu
PEMBAHASAN

200
SPASME OTOT DIDUGA TERLIBAT
DALAM STIMULASI NOSISEPTOR DI
PERIFER
PEMBAHASAN

200
Jawaban Lainnya
a. Vasodilatasi pembuluh darah kranial  mekanisme utama
migrain
PEMBAHASAN
b. Iritasi nevus trigeminus  mekanisme utama neuralgia
trigeminal
200 d. Pelepasan neurotransmitter inhibitorik secara berlebihan
e. Adanya bradikinin yang mengaktivasi kemoreseptor di
inrakranial.
Jadi, mekanisme utama yang tepat adalah…
PEMBAHASAN

C. SPASME MUSKULAR PERIKRANIAL


200

You might also like