Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah memiliki banyak peranan dalam kehidupan mahluk hidup, seperti
berperan dalam penyimpanan bahan-bahan mineral, tempat hidup mikroorganisme
maupun makroorganisme tanah, media tumbuh tanaman, dan masih banyak lagi.
Tanah sangat penting bagi pertanian di Indonesia sebagai negara agraris yang
sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Pertanian
didukung dengan kondisi tanah yang baik dapat meningkatkan produktivitas
pangan sehingga kebutuhan pangan di negara Indonesia dapat terpenuhi secara
berkelanjutan.
Pertanian di Indonesia dalam aspek pengolahan tanah perlu mendapat
perhatian yang lebih. Pengolahan tanah yang baik dapat menunjang kualitas dan
kuantitas hasil produktivitas pertanian. Dengan demikian, kebutuhan pangan di
negara Indonesia akan tercukupi serta menjaga kondisi tanah agar tetap subur dan
produktif.
Faktor tanah berpengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman karena
peranan tanah sebagai media tumbuh tanaman. Baik atau tidaknya pertumbuhan
tanaman tergantung dengan kondisi tanah di lahan tersebut. Tanah yang baik tentu
memiliki beberapa kriteria. Kondisi tanah tersebut dapat dilihat dari tiga sifat
diantaranya adalah sifat biologi, sifat fisik, sifat kimia dan pedologi tanah.
Dengan mengetahui ketiga sifat tersebut, dapat diketahui bagaimana cara
mengelola tanah sesuai dengan jenis penggunaan lahan sehingga dapat
meningkatkan produktivitas dalam bidang pertanian. Oleh karena itu, diperlukan
fieldtrip untuk mengetahui sifat fisik, kimia, biologi tanah pada masing-masing
penggunaan lahan dan mengetahui pedologi tanah UB Forest Bocek.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan fieldtrip ini yaitu untuk mengetahui
perbedaan sifat fisik tanah pada masing-masing penggunaan lahan, untuk
mengetahui perbedaan sifat biologi tanah pada masing-masing penggunaan lahan,
untuk mengetahui perbedaan sifat kimia tanah pada masing-masing penggunaan
lahan, serta untuk mengetahui pedologi di kawasan UB Forest Bocek.
2
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan fieldtrip ini adalah praktikan dapat
mengetahui bagaimana cara mengelolah tanah pada masing-masing lahan dengan
mengetahui perbedaan sifat fisik tanah, sifat biologi, sifat kimia tanah, dan
pedologi di kawasan UB Forest Bocek.
15
Batas
Kejelasan Abstrak Netral Jarang
Horison
18
Warna
Lembab 7,5 YR 2,5/1 10 YR 3/3 10 YR 3/4
Matriks
Lempung Liat
Teksur Liat Berdebu Debu
Berdebu
dengan menambah
konsistensi pada tanah.
Sub Titik 1.3 Tanaman Semusim Cabai, Bawang, Sawi
Percik Tinggi Tanah dituangkan air
membentuk percikan tanah
yang banyak dan menyebar.
Pengendalian dilakukan
dengan memperkuat
konsistensi dan memperkuat
tekstur tanah.
Pada pengamatan lahan agroforestry, didapatkan erosi dengan tingkat
sedang. Hal ini terjadi karena massa tanah yang berpindah dari massa tanah yang
berpindah dari tanah menuju permukaan bawah daun berjumlah sedang.
Pengendalian erosi ini dapat dilakukan dengan menambah konsistensi pada tanah.
Pada pengamatan lahan hutan produksi, didapatkan erosi dengan tingkat
rendah. Hal ini terjadi karena massa tanah yang berpindah dari massa tanah yang
berpindah dari tanah menuju permukaan bawah daun berjumlah sedikit.
Pengendalian erosi ini dapat dilakukan dengan menambah konsistensi pada tanah.
Pada pengamatan lahan semusim, didapatkan erosi dengan tingkat tinggi.
Tanah pada lahan semusim membentuk percikan yang banyak dan menyebar.
Pengendalian erosi ini dapat dilakukan dengan memperkuat konsistensi dan
tekstur tanah.
Tabel 4. Pengamatan Sifat Fisik
No. Sifat Fisik Keterangan
Penggunaan Lahan Agroforestri
1 Struktur Granular
2 Tekstur Liat
3 Konsistensi Gembur
4 Permiabilitas Cepat
5 Drainase Baik
6 Berat Isi dan Berat Jenis 0,822 g dan 1,739 g/cm3
Penggunaan Lahan Hutan Produksi
1 Struktur Gumpal Membulat
2 Tesktur Liat
3 Konsistensi (Lembab) Agak Keras
4 Permiabilitas Cepat
5 Drainase Baik
6 Berat Isi dan Berat Jenis 0,705 g dan 2,198 g/cm3
Penggunaan Lahan Tanaman Semusim
1 Struktur Granular
2 Tekstur Pasir
3 Konsistensi (Lembab) Sangat gembur
21
4 Permiabilitas Cepat
5 Drainase Baik
6 Berat Isi dan Berat Jenis 0,749 g dan 1,149 g/cm3
Pada pengamatan lahan agroforestry, didapatkan sifat-sifat fisik tanah.
Tanah pada lahan agroforestri memiliki struktur granular dengan tekstur liat.
Konsistensi pada tanah agroforestri yaitu gembur dengan permeabilitas yang
tergolong cepat sehingga tingkat drainase menjadi baik. Berat isi yang didapat
berjumlah 0,822 gram dengan berat jenis yang berjumlah 1,739 g/ cm3.
Pada pengamatan lahan hutan produksi, didapatkan sifat-sifat fisik tanah.
Tanah pada lahan hutan produksi memiliki struktur gumpal membulat dengan
tekstur liat dan konsistensi pada keadaan lembab agak keras. Permeabilitas
tergolong cepat sehingga tingkat drainase menjadi baik. Selain itu, didapatkan
berat isi sebesar 0,705 g dan berat jenis sebesar 2,198 g/cm3.
Pada pengamatan lahan semusim, didapatkan sifat-sifat fisik tanah. Tanah
pada lahan semusim memiliki struktur granular dengan tekstur berpasir.
Konsistensi tanah semusim pada kondisi lembab tergolong sangat gembur.
Tingkat permeabilitas tergolong cepat sehingga tingkat drainase pada lahan
semusim baik. Berat isi yang didapat sebesar 0,749 g dan berat jenis yang terdapat
sebesar 1,149 g/cm3.
4.2.2 Pengamatan Biologi Tanah
Tabel 5. Pengamatan Biologi Tanah
No. Pengamatan Jumlah
Frame 1 Frame 2
Sub Titik 1 Pengunaan Lahan Agroforestri
1. Vegetasi
a. Kopi Sedikit -
b. Tumbuhan Boneset - Banyak
2. Seresah Banyak Banyak
3. Makro Organisme
a. Cacing Banyak Sedang
b. Kelabang Sedikit Sedikit
4. Kascing Tidak Tidak
didapatkan didapatkan
Sub Titik 2 Pengunaan Lahan Hutan Produksi
1. Vegetasi - Sedikit
a. Talas Sedang Banyak
22
Kekurangan/Kelebihan
No. Tanaman Gejala
Unsur
hutan alam. Ketebelan seresah pada lahan semusim ini tergolong sedikit. Menurut
Kurniatun dkk (2010), banyak sedikitnya seresah dipengaruhi oleh keberagaman
jenis tanaman, keadaan lingkungan dan waktu. Makroorganisme yang ditemukan
diantaranya semut, kelabang, laba-laba, dan cacing. Pada lahan semusim tidak
ditemukan kascing.
4.3.3 Perbandingan Sifat Kimia Tanah Pada Masing-Masing Pengunaan Lahan
Pada pengamatan di UB Forest yang dilakukan di tiga sub titik dengan
jenis lahan yang berbeda yaitu agroforestri, hutan produksi, dan lahan musiman
sehingga menyebabkan perbedaan sifat kimia seperti pH dan indikator kesehatan
tanah. Dalam pengamatan pH tanah, ketiga sub titik memiliki pH berkisar antara
5,1-5,8. Sub titik 2 pada penggunaan lahan sebagai hutan produksi memiliki pH
yang paling tinggi, dikuti pada agroforestri sub titik 1 dan yang paling kecil yaitu
tanaman musiman pada sub titik 3. Hal ini sesuai dengan Rusdiana dan Lubi
(2012), yang menyatakan bahwa tanah pada ketiga lahan tergolong masam.
Kandungan ion H+ pada pH asam lebih tinggi daripada OH- sehingga akan
memengaruhi perkembangan mikroorganisme karena unsur haranya sulit diserap
oleh akar tanaman.Pada pengamatan indikator kesehatan tanah yang diuji di 3 titik
yang berbeda serta penggunaan lahan berbeda, sehingga biodiversitas tanaman
juga berbeda.
Pada sub titik 1 penggunaan lahan agroforestri, ditemukan tanaman kopi
yang kekurangan Phosphor sehingga tepi daunnya berubah menjadi keunguan.
Hal ini sesuai dengan Sudomo dan Handayani (2013), yang menyatakan bahwa
kandungan Phospor pada agroforestri memiliki tanah masam yang umumnya
rendah atau sangat rendah.
Pada sub titik 2 dengan penggunaan lahan hutan produksi, ditemukan
tanaman talas yang kekurangan kalium sehingga tepi daunnya menjadi kuning.
Hal ini sesuai dengan Rusdiana dan Lubi (2012), yang menyatakan bahwa secara
keseluruhan diperkirakan bahwa hutan produksi memiliki kandungan K yang
dapat dikategorikan ke dalam kategori sedang. Hal ini akan sedikit mempengaruhi
pada proses fisiologis dalam tanaman, penyerapan unsur-unsur hara lain, rentan
terhadap kekeringan dan penyakit, dan perkembangan akar.
28
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil fieldtrip yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
wilayah UB Forest Bocek memiliki keragaman biodiversitas yang cukup tinggi
yang dinilai dari aspek biologi Hal ini dibuktikan dengan banyaknya spesies
tumbuhan yang ada, seperti talas, kopi, cabai, jahe, wortel, ubi jalar, kacang, dan
singkong.
Kemudian dari sifat tanah yang rata-rata struktur pada tiap sub titik adalah
granular dengan tekstur yang bervariasi yang berpengaruh terhadap penyerapan
air. Selain itu, permeabilitas yang didapatkan umunya tinggi serta tingkat drainase
tergolong baik.
Sedangkan, pada sifat kimia tanah UB Forest Bocek memiliki kandungan
unsur yang bervariasi dengan kelebihan dan kekurangan pada masing-masing sub-
titik serta pH tanah yang memiliki nilai rata-rata 5,5 yang bersifat sedikit asam
dan baik bagi pertumbuhan tanaman.
Dapat dikatakan bahwa semua aspek dalam tanah, baik itu aspek biologi,
kimia maupun fisik sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman pada UB Forest Bocek.
5.2 Saran
Penggunaan lahan pada UB Forest Bocek sebaiknya berupa Agroforestri.
Agroforestri dapat memberikan keuntungan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Penggunaan lahan agroforestri dapat mempertahankan kesehatan tanah, karena
dapat menjaga sifat fisik, biologi, dan kimia tanah untuk mengoptimalkan
produksi tanaman.
30
DAFTAR PUSTAKA
Borror, D.J., Triplehorn, C.A., dan Johnson, N.F . 1992. Pengenalan Pelajaran
Serangga. Yogyakarta: Penerbit Universitas Gadjah Mada.
Dawson, I.K., Vinceti, B., Weber, J.C., Neufeldt, H., Russel, J., Leengkek, A.G.,
Kalinganire, A., Kindt, R., Lilleso, J.P.B., Rhosetko dan Jamnadas, R.
2010. Climate Change and Tree Genetic Resources Management:
Maintaining and Enhancing the Productivity and Value of Smallholder
Tropical Agroforestry Landscapes. Springer Science Business Media.
Hairiah, K., Suprayugo, D., Widianto., Berlian., Suhara, E., Mardiastuning, A.,
Widodo H.R., Prayogo, C dan Rahayu, S. 2012. Alih Guna Lahan Hutan
Menajdi Lahan Agroforestri Berbasis Kopi: Ketebalan Seresah, Populasi
Cacing Tanah dan Makroporositas Tanah. Jurnal Analisis Kebijakan
Kehutanan 9(1): 1-10.
Hardjowigeno. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta
Intara, Yazid Ismi, Asep Sapei, Erizal, Namaken Sembiring, M.H. Bintoro
Djoefrie. 2011. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Pada Tanah Liat dan
Lempung Berliat Terhadap Kemampuan Mengikat Air. Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia. H 130-135 ISSN: 0853-4217. Vol.16 No. 2 Agustus
2011
Kartasapoetra, A.G., Kartasapoetra, G., Sutedjo Mul Mulyani. 2005. Teknologi
Konservasi Tanah & Air. Rineke Cipta. Jakarta
Kumalasari, Nina Indah. 2012. Perbandingan Sifat Fisik Tanah Lintasan Sepeda
Gunung Dan Tanah Hutan Di Hutan Pendidikan Gunung Walat,
Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor
Kusmawati, Tatiek, Ni Made Trigunasih, I Gusti Ayu Surya Utami Dewi. 2012.
Prediksi Erosi dan Perencanaan Konservasi Tanah dan Air Pada Daerah
Aliran Sungai Saba. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN:2301-6515.
Vol. 1, No.1, Juli 2012
Nugroho.Y. 2009. Analisis Sifat FisikKimia Dan Kesuburan Tanah Pada Lokasi
Rencana Hutan Tanaman Industri PT Prima Multibuwana. Prodi Budidaya
Universitas Lambung Mangkurat. Kal - Sel.Volume 10 No. 27.
31
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Pengamatan Fisika Tanah
2. Dokumentasi Pengamatan Biologi Tanah
3. Dokumentasi Pengamatan Kimia Tanah
4. Hasil Deskripsi Morfologi Tanah