Professional Documents
Culture Documents
AQIDAH 101
ID Mahasiswa: 10000313
Jumlah percobaan: 1
Ushuluddin
2017
Perspektif Ahlus Sunnah dalam Penggunaan Tamimah,
Penangkal Bahaya dan Sejenisnya.”
.
KATA PENGANTAR
الحمد هلل رب العالمين والصالة والسالم على رسول األمين محمد بن عبد هللا وعلى آله وصحبه أجمعين
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Perspektif Ahlus Sunnah
dalam Penggunaan Tamimah, Penangkal Bahaya dan Sejenisnya” tak lupa sholawat
serta salam kepada rosul Al-Amiin Muhammad bin Abdillah, kepada keluarganya dan
kepada seluruh sahabatnya.
Penulis
1
Perspektif Ahlus Sunnah dalam Penggunaan Tamimah,
Penangkal Bahaya dan Sejenisnya.”
.
DAFTAR ISI
Macam-macam Tamimah................................................................................4
Kesimpulan .....................................................................................................8
2
Perspektif Ahlus Sunnah dalam Penggunaan Tamimah,
Penangkal Bahaya dan Sejenisnya.”
.
BAB I
MUQODDIMAH
Penggunaan tamimah dan sejenisnya masih banyak dilakukan oleh kaum muslimin,
yang mana mereka belum mengetahui apa hukumnya dan apa yang akan terjadi pada
mereka jika tetap menggunakannya. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya
pemahaman terhadap agama dan mudahnya mengikuti pendapat-pendapat yang tidak
jelas asal usulnya yang bisa jadi sudah berlaku turun temurun dari nenek moyangnya.
Pengertian Tamimah
ِ الت َّ َمadalah jamak dari ت َِم ْي َمةyaitu sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak
اءم
sebagai penangkal penyakit ’ain (kena mata), dan terkadang juga dikalungkan pada leher
orang-orang dewasa dan wanita.1
Salah satu kebiasaan orang-orang Arab pada zaman Nabi Muḥammad sholallahu
‘alayhi wasallam adalah mereka mengenakan gelang, kalung manik, kulit kerang, dan
sebagainya sebagai jimat untuk mencegah kesialan dan mendatangkan nasib baik.2
Jimat juga bisa kita temukan di seluruh penjuru dunia dalam bentuk yang beraneka
ragam. Kepercayaan pada jimat bertentangan dengan keimanan kepada sifat
Rububiyyah Allah, yaitu dengan memberikan anggapan suatu benda memiliki kekuatan
untuk mencegah keburukan dan membawa kebaikan.
1
Kitab Tauhid, Syaikh Shalih Al-Fauzan
2
Pokok-Pokok Tauhid hal.61, Abu Aminah Bilal Philips
3
Perspektif Ahlus Sunnah dalam Penggunaan Tamimah,
Penangkal Bahaya dan Sejenisnya.”
.
salah satu cabang penyembahannya. Hubungan dengan hal ini dengan mudah dapat
dilihat pada cabang Katolik dari agama Nasrani, di mana Nabi Isa dipuja sebagai dewa.
Ibunya Maria (Maryam) dan orang-orang suci disembah, dan lukisan, patung, serta
medali yang dikhayalkan menyerupai mereka disimpan dan dijaga untuk mendatangkan
nasib baik.3
Macam-macam Tamimah
Tamimah ada dua macam; Tamimah dari al-Qur’an dan tamimah selain dari al-
Qur’an
Tamimah dari al-Qur’an yaitu dengan cara menuliskan ayat-ayat al-Qur’an ataupun
Asma’ dan Sifat Allah ’azza wa jalla pada sesuatu berupa kulit, kertas ataupun kain dan
sejenisnya lalu dikalungkan di leher sebagai perantara untuk mengharapkan
kesembuhan ataupun kebaikan.
Sedangkan Tamimah selain dari al-Qur’an biasanya berupa benda apapun yang
dikalungkan di leher seperti besi, taring hewan, tulang, rumah kerang, kain, benang,
tulisan rajah, keris, termasuk juga benda yang dianggap keramat dan sakti, nama-nama
setan dan jin serta jimat.
3
Pokok-Pokok Tauhid hal.61, Abu Aminah Bilal Philips
4
Perspektif Ahlus Sunnah dalam Penggunaan Tamimah,
Penangkal Bahaya dan Sejenisnya.”
.
BAB II
) إن الر قى و التماتم و التو لة شرك:)سمعت رسول هللا صل هللا عليه وسلم يقول
1. Keumuman larangan Nabi sholallahu’alayhi wa sallam serta tak ada dalil yang
mengkhususkannya.
2. Untuk tindakan prefentif, karena hal itu menyebabkan dikalungkannya sesuatu
yang tidak dibolehkan.
5
Perspektif Ahlus Sunnah dalam Penggunaan Tamimah,
Penangkal Bahaya dan Sejenisnya.”
.
3. Bahwasanya jika ia mengalungkan sesuatu dari ayat al-Qur’an maka hal itu
menyebabkan pemakaianya menghinakan, misalnya dengan membawanya waktu
buang hajat, istinja’ atau lainnya.4
Setiap Muslim wajib menjaga akidahnya dari apa-apa yang bisa merusak atau
mengurangi kesempurnaannya. Kita tidak boleh mengkonsumsi makanan maupun obat-
obatan yang tidak diperbolehkan, tidak pergi ke ’orang (tidak) pintar’, orang sesat, tukang
sulap, dukun dan yang sejenisnya untuk mengobati penyakit ataupun sekedar
berkonsultasi permasalahan. Malahan merekalah yang menyebabkan sakitnya hati dan
rusaknya akidah. Maka cukuplah kita bertawakal kepada Allah, sebagaimana firman-Nya:
Menggunakan tamimah pun membuat jasmani dan rohani serta ekonomi kita
menjadi lemah, betapa banyak masyarakat awam rela mengeluarkan uang yang nilainya
4
Fath al-Majid, hal. 136.
6
Perspektif Ahlus Sunnah dalam Penggunaan Tamimah,
Penangkal Bahaya dan Sejenisnya.”
.
cukup besar untuk membeli tamimah, mereka dibodoh-bodohi oleh ’orang (tidak) pintar’.
Padahal Allah ’azza wa jalla ciptakan kita sebagai mahkluk yang sempurna, memiliki
kekuatan, akal pikiran dan kemampuan yang tidak Allah berikan kepada selain manusia.
( َفإنك لو مت و هي عليك ما أَفلحت أبدا, انز عُها َفإنُها َل تزيدك إَل وهنا: َفقال, من الوا هنة:)ما هذه؟ قال
“Apakah itu? Orang laki-laki itu menjawab: “gelang penangkal penyakit”, lalu Nabi
bersabda: “lepaskan gelang itu, karena sesungguhnya ia tidak akan menambah kecuali
kelemahan pada dirimu dan jika kamu mati sedangkan gelang ini masih ada pada
tubuhmu maka kamu tidak akan beruntung selama-lamanya.” (HR. Ahmad dengan sanad
yang bisa diterima)5
5
Kitabut Tauhid, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
7
Perspektif Ahlus Sunnah dalam Penggunaan Tamimah,
Penangkal Bahaya dan Sejenisnya.”
.
Kesimpulan
Dari paparan singkat di atas, kita bisa mengetahui bahayanya penggunaan
tamimah, dengan mempelajari hal tersebut kita bisa mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari agar lebih berhati-hati dalam menjaga aqidah dan mengingatkan
keluarga serta kerabat kita untuk menjauhi tamimah baik dari al-Qur’an maupun selain
dari al-Qur’an serta untuk mencari kebaikan dan menjauhi keburukan dengan
menggunakan apa-apa yang dihalalkan Allah ‘azza wa jalla.
Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber
– sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
8
Perspektif Ahlus Sunnah dalam Penggunaan Tamimah,
Penangkal Bahaya dan Sejenisnya.”
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Qur’an.
2. Kitab Tauhid, Syaikh Salih bin Fauzan Al-Fauzan.
3. Kitabut Tauhid, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
4. Fath al-Majid, Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alusy Syaikh.
5. Pokok-Pokok Tauhid, Abu Aminah Bilal Philips.