Professional Documents
Culture Documents
Sudi Astono
Hp/WA: 081317705634
Email: sudiastono2030@gmail.com
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017
I. FILOSOFI, LATAR BELAKANG & PERMASALAHAN
II. DASAR HUKUM PERLINDUNGAN K3 & JAMSOS TK
III. PROGRAM PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN PAK
IV. KOMPENSASI JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK) KASUS PAK
V. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DALAM PENGENDALIAN PAK
VI. PERAN LEMBAGA & SDM DALAM PENGENDALIAN PAK
VII. TANTANGAN
VIII.KESIMPULAN & SARAN
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 2
I. FILOSOFI, LATAR BELAKANG &
PERMASALAHAN
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 3
A. FILOSOFI
• Pekerja merupakan asat penting (human capital) dalam mencapai tujuan
pembangunan nasional untuk mewujudkan produktivitas &
HR kesejahteraan.
• K3: Pemikiran & upaya utk menjamin keutuhan dan kesempurnaan TK &
orang lain pd umumnya, baik jasmani maupun rohani, hasil karya &
OSH budaya manusia menuju masyarakat adil, makmur & sejahtera.
•Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
Act bagi kemanusiaan (Pasal 27 ayat 2 UUD 1945)
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 4
B. LATAR BELAKANG & PERMASALAHAN
INDUSTRIALISASI DAN K3
Perkembangan Tekhnologi : • 1.000 bhn kimia baru dipasarkan setiap tahun
mesin, peralatan, Ø ribuan kategori bahaya (B3)
bahan & sistem kerja Ø ratusan bersifat karsinogenik
Lingkungan :
PRODUKTIVITAS Perusahaan : • Pencemaran
(Kuantitas, Kualitas, • Bbg kerugian/Loss • Efek rumah kaca
Efisiensi) • Kualitas-kuantitas • Penyakit pd masy.
& produk
KESEJAHTERAAN • Kelangsungan usaha
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 5
PERMASALAHAN ………..
Karakteristik permasalahan kesehatan tenaga kerja
q Setiap pekerja berhadapan dg risiko dari luar dan dari tempat kerja:
Ø Kecelakaan & penyakit umum à sebagaimana yg tjd di masyarakat
Ø Penyakit akibat kerja/PAK (occupational diseases)
Ø Penyakit terkait kerja (work related disease)à penyakit yang dicetuskan,
dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan atau potensi bahaya di tempat kerja.
àPekerja menghadapi risiko ganda (dobel risiko) penyakit & kecelakaan
q Pekerja berhak atas perlindungan:
Ø program kesehatan beserta jaminan kesehatannyaà Program jaminan kesehatan
diselenggarakan melalui BPSJ Kesehatan (BPJSK)
Ø program K3 beserta jaminan kecelakaan kerja (JKK)nya.à program JKK
diselenggarakan melalui BPJS Ketenagakerjaan (BPJSTK).
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 6
PERMASALAHAN .....
q Kasus KK & PAK menimbulkan kerugian pada pekerja, pengusaha, pemerintah,
masyarakat serta lingkungan:
Ø Kasus KK di Indonesia rata2: 103.000 sd 105.000/tahun dari kurang lebih 30 juta
pekerja yang telah menjadi peserta BPJSTK.
Ø Kasus PAK yang diajukan klaim JKK tidak lebih dari 30 kasus/tahun
Ø Jumlah pekerja 114,63 jt (BPS Sakernas Agustus 2014)
Sebagai perbandingan:
Angka global: jml. pekerja mengalami kec. Kerja ± 270 jt/th, dan jml. pekerja mengalami PAK ± 160
juta/th, 2jt /th meninggal akibat kerjaà kerugian ± 4 % GDP (Survey ILO 2003, Global Strategy on
Occupational Safety and Health, ILC 91th Session, Geneva, 2003)
Ø Dapat di asumsikan bahwa kasus PAK di Indonesia banyak yang tidak terdeteksià
sehingga salah penanganan/tidak sembuh, biaya tinggi, tidak diberikan kompensasi
Ø Potensi PAK ditangani melalui BPJS Kesehatan padahal iuran JKK diberikan kpd BPJS
Ketenagakerjaan à membebani keuangan BPJS Kesehatan, Dana JKK BPJSTK
kurang tersalurkan
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 7
DATA PAK ...
qData kasar Kasus PAK, SUSPEK PAK dan PTK
ØGangguan pendengaran akibat bising
ØGangguan fungsi paru2 akibat debu/iritasi bahan kimia
ØMusculosckeletal
ØDermatitis alergi dan kontak dermatitis
ØGangguan fungsi Lever
ØGangguan fungsi ginjal
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 8
DATA PAK ...
q Nelson, American Journal Industrial Medicine: 2005
ØTahun 2000: potensi bahaya di tempat kerja (occupational hazards) berperan dalam
timbulnya berbagai PAK di dunia:
ü 37 % sakit pinggang,
ü16 % penurunan pendengaran,
ü13 % penyakit paru obsruktif kronik,
ü11 % asma,
ü9 % kanker paru, dan
ü2% kanker darah putih (leukemia).
ØPenggunaan jarum suntik menyebabkan: 40 % infeksi hepatitis B & C, dan 4,4 %
infeksi HIV pd pekerja kesehatan.
ØRisiko tersebut menyebabkan 850.000 kematian di dunia dan kerugian 24 juta tahun
hidup sehat/healthy life
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 9
II. DASAR HUKUM PERLINDUNGAN K3 &
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 10
A. TUJUAN REGULASI K3 & BPJS
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 11
B. DASAR HUKUM PERLINDUNGAN K3
q UU No. 3 Th 1951 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan
q UU No. 21 Th 2003 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan pada Industri dan Perdagangan
q UU No. 3 Tahun 1969 tentang Ratifikasi Konvensi ILO No. 120 tentang Higiene Dalam
Perniagaan Dan Kantor2
q UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
q UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
q UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
q PP 50 Th 2012 ttg Penerapan SMK3
q Ratifikasi Konvensi ILO terkait K3 (ILO C.81-UU 21 Th 2003, ILO C.187-
Perpres 34 Th 2014, MLC.2016 UU 15 Th 2016)
q Permenaker No 03 Tahun 1982 ttg Pelayanan Kesehatan Kerja
q Permenaker No 02 Tahun 1980 ttg Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
q Permenaker No 01 Tahun 1981 ttg Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja
q Permenaker No 333 tahun 1989 ttg Diagnosis dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 12
Pasal 86 UU No 13 Th 2003 ttg Ketenagakerjaan:
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
Penjelasan Pasal 86 :
Upaya K3 dimaksudkan untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi .
Pasal 87
§ Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 13
UU No. 1 Th 1970:
qKewajiban pengurus psh:
ü memenuhi syarat2 K3 di setiap tempat kerja: Pencegahan PAK melalui pemberian P3K, APD,
pengendalian lingkungan kerja, pencegahan & pengendalian PAK
ü Menempatkan syarat-syarat K3 di tempat kerja (UU No. 1/1970 dan peraturan pelaksananya)
ü Memasang poster K3 dan bahan pembinaan K3
ü Menyediakan APD secara cuma-cuma
qHak dan Kewajiban TK:
üMemberi keterangan yang benar (Kpd Pgw. Pengawas dan ahli K3)
üMemakai APD
üMemenuhi dan mentaati semua syarat-syarat K3
üMeminta kepada pengurus agar dilaksanakan syarat-syarat K3
üMenyatakan keberatan kerja bila syarat2 K3 tidak dipenuhi dan APD diragukan
qKewajiban memasuki tempat kerja:
ü Barangsiapa akan memasuki suatu tempat kerja diwajibkan mentaati K3 dan memakai APD
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 14
UU No. 21 tahun 2003 Ratifikasi :
ILO Convention No. 81 concerning Labour Inspection in Industry and Commerce
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 15
Permenakertrans No. 03 Th 1982 ttg Pelayanan Kesehatan Kerja
Program kesehatan kerja harus komprehensif:
Preventiv, promotif, kuratif & rehabilitatif yang berbasis risiko
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 16
C. DASAR HUKUM PERLINDUNGAN JAMSOS TK
q UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN
q UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS
q PP No. 44 tahun 2015 tentang JKK dan JKM untuk Pekerja Penerima Upah.
q PP. No. 70 tahun 2015 tentang JKK dan JKM untuk ASN.
q PP No. 44 Th 2015 ttg JKK dan JKM untuk Pekerja Penerima Upah.
q PP. No. 70 Th 2015 ttg JKK dan JKM untuk ASN.
q Keppres No. 22 Th 1993 ttg Penyakit yang Timbul dalam Hubungan Kerja
q Permenakertrans No. 25 Th 2008 ttg Pedoman Diagnosis dan Penialian Cacat akibat
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja
q Kepmenaker Nomer 28 Th 2015 ttg Pengangkatan, Pemberhentian Dokter Penasehat.
q Permenaker No. 26 Th 2015 Ttg Tt Cr Peny Prog JKK, JKM, JHT bagi Peserta Penerima
Upah
q Permenaker No.10 Th 2016 Ttg Program Kembali Kerja serta Keg. Promotif dan Keg.
Preventif Kecelakaan Kerja dan PAK
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 17
III. PROGRAM PENCEGAHAN &
PENANGGULANGAN PAK
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 18
A. KEWAJIBAN DALAM PENGENDALIAN PAK:
Ø Pengendalian lingkungan kerja
Ø Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
Ø Pemeriksaan / Investigasi kasus PAK
Ø Pemberian kompensasi (JKK)
Ø Upaya perbaikan untuk mencegah kasus berulang
Ø Rehabilitasi dan program kembali bekerja (return to
work/RTW)
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 19
B. FAKTOR PENYEBAB PAK & PTK & CONTOH KASUS:
FAKTOR BAHAYA :
Fisik, Kimia, Biologi, Ergonomi, Psikologi
Mis Managemen K3
Ø Binatang
berbisa danbinatang
buas
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 26
D. PENGENDALIAN PAK & PTK MELALUI PROGRAM K3
I. Upaya Peningkatan (Promotif)
§komunikasi potensi bahaya (hazard potential)
§cara kerja yg benar/sesuai SOP.
§Penerapan gaya hidup sehat di tempat kerja
II. Upaya Pencegahan (Preventif)
§ manajemen risiko (penilaian dan pengendalian risiko):
§ edukasi kepada pekerja tentang risiko yang dihadapi dan cara-cara pencegahannya.
§ penerapan norma keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
§ Deteksi PAK & surveilans kesehatan kerja:
ü Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, sec. berkala, & khusus,
ü Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja,
ü Pengamatan, survey, penelitian dll.
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 27
UPAYA DETEKSI
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Dokter Perusahaan
Ahli K3, Higienist Industri dll
Monitoring Kesehatan TK Monitoring Lingkungan Kerja
(Rikes TK awal, berkala,
khusus)
Environmental Monitoring
•Riwayat penyakit
(Biological Monitoring)
•Riwayat pekerjaan
•Pemeriksaan klinik Biological Exposure Indexs
(BEI’s
•Pemeriksaan lab
•Pemeriksaan Khusus
•Hubungan penyakit P2K3
dengan pekerjaan
SUDI ASTONO-KEMNAKER @2017 28
PENGENDALIAN PAK MELALUI PROGRAM K3 .......... LANJUTAN
PAK, suspek PAK & PTK pada pekerja dapat dideteksi oleh
dokter perusahaan dan personil K3 serta petugas kesehatan
lainnya melalui:
Øpengamatan kesehatan kerja dan lingkungan kerja
Øpemeriksaan kesehatan tenaga kerja,
Øpelayanan kesehatan kerja,
Øpengujian lingkungan kerja,
Øpelayanan kesehatan lainnya.
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 29
PENGENDALIAN PAK MELALUI PROGRAM K3 .......... LANJUTAN
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 30
7 LANGKAH DIAGNOSIS PAK
1. Tentukan diagnosis klinisnya
IV.Pemulihan (Rehabilitatif):
§Pekerja yang setelah pengobatan dan atau perawatan PAK
dinyatakan sembuh dengan cacat maka berhak
mendapatkan rehabilitasi, kompensasi JKK, dan program
kembali bekerja sesuai peraturan perundangan.
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 33
PENGENDALIAN PAK MELALUI PROGRAM K3 .......... LANJUTAN
V. Pencatatan dan pelaporan kasus diduga PAK, kasus PAK dan PTK
ØPekerja yang didiagnosis PAK wajib dilaporkan dalam waktu selambat-lambatnya 2X24
jam setelah didiagnosis,
ØKasus PAK yang dilaporkan berupa: PAK ringan, sedang maupun berat, bersifat
sementara/temporary maupun menetap/permanen, disampaikan kpd: dinas
ketenagakerjaan dan kantor BPJSTK setempat.
ØData PAK dimasukan dalam laporan kesehatan kerja disampaikan kepada dinas
ketenagakerjaan setempat (tembusan kpd Kemnaker/Pusat dan Dinkes setempat)
melalui:
§ Laporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
§ Laporan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
ØRekam medis yang dievaluasi secara rutin dan disimpan se kurang2nya sampai 3 tahun
setelah pekerja yang bersangkutan pensiun atau berhenti bekerja.
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 34
IV. KOMPENSASI/JAMINAN KECELAKAAN
KERJA (JKK) KASUS PAK
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 35
A. PRINSIP PENANGANAN KASUS PAK DALAM PEMBERIAN JKK
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 36
PRINSIP PENANGANAN KASUS PAK DALAM PEMBERIAN JKK ....
q Kasus PAK yang mendapat pelayanan kesehatan melalui BPJS Kesehatan dapat
diajukan JKK.
q Pemberian JKK kasus PAK melalui program BPJSTK diberikan pada setiap pekerja
yang:
Ø Sudah didiagnosis PAK (occupational diseases)
Ø mengalami PAK ringan maupun berat, berpulih/reversibel (tanpa cacat) maupun
nirpulih/irreversibel (cacat),
Ø Didiagnosis PAK pada pekerja yang masih aktif sebagai karyawan maupun
hubungan kerja berakhir (berhenti bekerja/pensiun) paling lama 3 (tiga tahun)
setelah hubungan kerja berakhir.
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 37
B. RUANG LINGKUP JAMINAN KECELAKAAN KERJA (JKK)
Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan
yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit
yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Di tempat kerja
Berangkat kerja
& pulang
(jalur yang
wajar dilalui)
Saat dinas
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 38
Manfaat JKK (ps 25 PP 44 Th 2015):
Ps 14 ayat (2):
Peserta yg meninggal mendadak di tempat kerja dianggap sebagai KK dan
berhak atas manfaat JKK sesuai dg peraturan perundangan, apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
a)Pada saat bekerja tiba2 meninggal dunia, tanpa melihat penyebab dari penyakit
yang dideritanya
b)Pada saat bekerja di tpt kerja mendapat serangan penyakit kemudian langsung di
bawa ke dokter, atau unit yankes atau RS dan tidak lebih dari 24 jam kemudian
meninggal dunia.
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 41
TABEL PERSENTASE CACAT AKIBAT KECELAKAAN KERJA DAN PAK
LAMPIRAN III PP 44 TAHUN 2015
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 42
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 43
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 44
PENYAKIT AKIBAT KERJA YG DICOVER JKK BPJS KETENAGAKERJAAN
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 45
• Dx. PAK oleh
dokter
• Penetapan PAK
oleh Pengawas
Ketenagakerjaan
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 46
KETENTUAN DALAM PENILAIAN KECACATAN KERJA :
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 47
FORMULIR PELAPORAN KASUS PAK DALAM PEMBERIAN JKK BPJS KETENAGAKERJAAN
Formulir Pelaporan kasus PAK dalam JKK - BPJSTK terdiri dari:
q Laporan Kasus Penyakit Akibat Kerja Tahap I (Formulir 3 PAK 1 BPJSTK)
ØWajib dilaporkan dalam waktu 2 X 24 Jam setelah di diagnosa sebagai Penyakit Akibat
Kerja
q Laporan Kasus Penyakit Akibat Kerja Tahap II (Formulir 3a PAK 2 BPJSTK)
ØWajib dilaporkan dalam waktu 2 X 24 Jam Sejak pekerja dinyatakan sembuh, cacat,
atau meninggal dunia oleh Dokter yang merawat atau Dokter Penasehat
ØFormulir ini berfungsi juga sebagai pengajuan pembayaran Jaminan Kecelakaan Kerja
q Surat Keterangan Dokter Kasus Penyakit Akibat Kerja (Formulir 3b PAK 3 BPJSTK)
q Lampiran Tambahan (Formulir 3; 3a; 3b BPJSTK)
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 48
Permenaker No.10 Th 2016 Ttg Program Kembali Kerja Serta Keg. Promotif
dan Keg. Preventif Kecelakaan Kerja Dan PAK
qSetiap pekerja yang mengalami kecelakaan kerja dan/atau PAK dapat memperoleh
manfaat program kembali kerja
qManfaat Program Kembali Kerja diberikan berdasarkan rekomendasi dari Dokter
Penasehat
qRekomendasi Dokter Penasehat diberikan:
q Dalam proses pengobatan dan perawatan, atau
q Setelah pekerja dinyatakan sembuh dg kecacatan yg dapat diberikan Program Kembali Kerja
q Manfaat: komprehensif – pelayanan kesehatan, rehabilitasi, dan pelatihan kerja
q Tempat pemberian:
q Fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau Trauma Center BPJSTK
q Fasilitas rehabilitasi, dan
q Fasilitas pelatihan kerja
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 49
qPersyaratan penerima program RTW
a) Terdaftar sbg peserta dalam prog JKK BPJSTK
b) Pemberi kerja tertib membayar iuran
c) Mengalami KK atau PAK yg menyebabkan kecacatan
d) Ada rekomendasi dokter penasehat à bhw pekerja perlu difasilitasi dalam
program Kembali Kerja
e) Pemberi kerja dan pekerja bersedia menandatangani surat persetujuan
mengikuti program kembali kerja
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 50
MEKANISME PEMBERIAN PROGRAM KEMBALI KERJA
(Perrmenaker No.10 Th 2016)
Rekomendasi Dokter Penasihat
Perusahaan
T.K mengalami Disnaker Dok penasehat Pendampingan oleh Mngr Kasus dlm proses:
KK/PAK n Pelayanan kesehatan
n Rehabilitasi
Laporan I (2X24 jam) n Pelatihan kerja
n Tindak lanjut (Surat Keterangan
BPJSTK Mngr Kasus penempatan kembali bekerja)
Verifikasi
Pendampingan
Pelayanan rehabilitasi
Monitoring dan Evaluasi program
Evaluasi pasca penempatan maksimal 3 Bln
Program Pelatihan:
n Fasilitas pelatihan (BLK, Balai K3, PJK3, dll)
n Jenis pelatihan: bds kebutuhan, peminatan, STMB dibayar sp selesai
jenis&kondisi kecacatan mengikuti pelatihan
Surat Keterangan
Peenempatan Kembali Bekerja SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 51
V. KEUNTUNGAN DALAM PROGRAM
PENGENDALIAN PAK
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 52
BENEFIT PROGRAM PENGENDALIAN PAK
q ASPEK TEKNIS:
Ø Mendeteksi PAK sedini mungkinà mencegah keparahan, memungkinkan untuk
disembuhkan à memulihkan PAK yang masih reversibel,
Ø Evaluasi & perbaikan pengendalian lingkungan kerja secara efektif dan efisien à
mencegah agar PAK yang sama tidak terulang lagi.
q ASPEK HUKUM & HAM:
Ø Pemenuhan regulasi
Ø menghindari pelanggaran HAM
q ASPEK PERLINDUNGAN
Ø Mencegah/meminimalkan terjadinya kasus PAK pada pekerja
Ø Mengurangi tingkat keparahan/penderitaasn akibat PAK,
Ø Memberikan hak pekerja berupa Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sesuai regulasi
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 53
qASPEK EKONOMI DAN PRODUKTIVITAS:
Ø Menjaga kesehatan pekerja sebagai aset yang sangat berharga
(human capital) bagi perusahaan/organisai
Ø Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan pekerja
Ø Mengurangi biaya pengobatan
Ø Mengurangi tingkat absensi
Ø Memberikan ketenangan usaha
Ø Meningkatan motivasi kerja & produktivitas0,,
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 54
VI. PERAN LEMBAGA & SDM DALAM
PENGENDALIAN PAK
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 55
SISTEM DESENTRALISASI PENGAWASAN K3
UU No. 1 TAHUN 1970
Kebijakan Nasional
(MENAKER )
Pengawasan Umum
Dirjen Binwasnaker&K3
AHLI
PENGAWAS KK DOKTER
K3/OS
PRSH/OH
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 56
q PERAN MANAJEMEN PERUSAHAAN DALAM PENGENDALIAN PAK
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 57
VII. TANTANGAN & PELUANG
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 58
TANTANGAN & PELUANG PROGRAM PENGENDALIAN PAK
q Akses kesehatan kerja masih minim terutama untuk pekerja pada psh UMKM atau psh
di remote area
q Faskes yg memberi layanan BPJS Kesehatan belum didukung SDM yang kompeten
tentang PAK/Kesja
q Perlunya peningkatan peran fasilitas dan SDM kesehatan yang keberadaannya dapat
diakses perusahaan untuk meningkatkan program pengendalian PAK dan program
pelayanan kesehatan kerja
q Peningkatan kompetensi kesehatan kerja bagi dokter layanan primer (Puskesmas, FKTP
BPJSK, dll)
q Pengembangan pusat2 rujukan layanan PAK di layanan kesehatan sekunder dan tersier
à u/penanganan kasus PAK rujukan atau verivikasi kasus PAK yang terlambat
dideteksi
Keberhasilan Program K3 akan mendukung keberhasilan program INDONESIA SEHAT
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 59
KASUS PAK BERPOTENSI MENJADI BEBAN PENGOBATAN MELALUI BPJS KESEHATAN
Sinergy
Collaboration
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 61
A. KESIMPULAN:
qSETIAP ORANG BEKERJA BERISIKO MENGALAMI KEC KERJA MAUPUN PAK, tetapi
DAPAT DICEGAH
qPENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PAK WAJIB DILAKUKAN OLEH
PENGUSAHA/PEMBERI KERJA MELALUI PROGRAM K3
qSETIAP KASUS KK & PAK WAJIB DICATAT, DILAPORKAN, DAN DITINDAKLANJUTI AGAR
TIDAK TERULANG
qSETIAP PEKERJA YANG MENGALAMI KK MAUPUN PAK BERHAK ATAS JAMINAN
KECELAKAAN KERJA YANG WAJIB DIBERIKAN OLEH PEMBERI KERJA ATAU MELALUI
BOPJSTK
qPENGENDALIAN PAK AKAN MENGUNTUNGKAN BAGI SEMUA PIHAK
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 62
KESIMPULAN DAN SARAN ...............
B. SARAN-SARAN:
qPENINGKATAN PROGRAM KESEHATAN KERJA SEBAGAI BAGIAN DARI PROGRAM K3 DI
SETIAP TEMPAT KERJA
qPENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KETERAMPILAN DETEKSI DAN PENGENDALIAN PAK
BAGI SEMUA PETUGAS KESEHATAN
qSETIAP PENANGANAN PENYAKIT PADA PEKERJA HARUS MEMPERHATIKAN
KEMUNGKINAN KASUS PAK
qPENANGANAN KASUS PAK DILAKUKAN MELALUI jalur K3
qPENGOBATAN/PERAWATAN DAN KOMPENSASI KASUS PAK DIKLAIM MELALUI jalur
BPJS KETENAGAKERJAAN
qPENINGKATAN KOORDINASI, SINERGI DAN KOLABORASI ANTAR STAKEHOLDER
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 63
BIO DATA PEMBICARA
— Nama : Dr (cand), dr. Sudi Astono, MS.
— Tempat & Tanggal Lahir : Cilacap, 18 Juni 1966
— Alamat Rumah : Bumi Pancoran Mas Blok A/4 Depok – Jawa Barat
— Instansi : Direktorat Pengawasan Norma K3, Ditjen Binwasnaker & K3, Kemenaker R.I
— Alamat Kantor : Gd B Lt 7 Kemenaker., Jl Gatot Subroto Kav. 51 Jakarta
— No Telpon & Fax : 021-5268045
— Mobile : WA. 081317705634 HP 0817898107
— Email :sudiastono2030@gmail.com, sudiastono@yahoo.com
— Jabatan : - Kepala Seksi Pengawasan Norma Pengendalian PAK
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 64
Key Words :
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 65
MOTTO :
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 66
MOTTO :
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 67
TERIMA KASIH,
SEMOGA BERMANFAAT UNTUK INDONESIA YANG
LEBIH BAIK
UTAMAKAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
SUDI ASTONO-KEMNAKER@2017 68