Professional Documents
Culture Documents
Ana Zakiyah
Departemen Keperawatan Dasar Akademi Keperawatan Bina Sehat PPNI Mojokerto
Abstrak
Perkembangan teknologi informasi saat ini sudah merambah pada dunia kesehatan dan
dapat diterapkan pada pelayanan yang diberikan di rumah sakit salah satunya adalah
pemberian obat. Selama beberapa tahun terakhir, kesalahan obat merupakan kejadian
tersering dan penyebab 7000 kematian pertahunnya di AS. Barcode ini adalah sistem
yang sudah terbukti dapat mengurangi kesalahan dalam pemberian obat sebesar 50%.
Secara efektif dengan menggunakan sistem ini mampu mengidentifikasi kesalahan
pengobatan selama proses administrasi. Sistem barcode juga merupakan solusi teknologi
terbaik untuk meningkatkan komunikasi farmasi dan keperawatan, menjaga kepuasan
keperawatan dengan meminimalkan beban kerja tambahan, mengidentifikasi terus-
menerus dalam rangka memfasilitasi pendekatan proaktif untuk mencegah terjadinya
kesalahan obat. Electronic Medical Record (EMR) termasuk di dalamnya adalah
electronic medication administration record (EMAR)adalah komponen penting seiring
dengan hal tersebut maka proses yang baik diperlukan juga adalah CPOE (Computerized
prescriber order entry).
Abstract
The development of information technology has penetrated the world of health and can be
applied to services provided in the hospital one of which is the administration of drugs.
Over recent years, the incidence of medication errors are common and cause of 7000
deaths in the U.S. This barcode is a system that has been proven to reduce errors in drug
administration by 50%. Effectively using the system is able to identify errors during the
medication administration process. Barcode system is also the best technology solutions
to improve pharmacy and nursing communication, keeping nursing satisfaction by
minimizing the additional workload, identifying persistent in order to facilitate a
proactive approach to prevent medication errors. Electronic Medical Record (EMR)
including the electronic medication administration record (Emar), is an important
component as it is the good process is also required CPOE (Computerized prescriber
order entry).
PEMBAHASAN
Sistem Informasi Managemen Keperawatan
Teknologi RFID (Radio Frequency Identification) bukanlah teknologi informasi (TI) yang
terbaru. Teknologi ini ternyata telah ditemukan pada tahun 1950-an ketika Harris
mematenkan penemuannya berupa sistem radio transmisi dan sebagai awal dimulainya riset
teknologi RFID pada skala laboratorium (Hunt et al., 2007).
Sejalan dengan kemajuan teknologi pada tahun 2004 dikenal electronic Medical Record
(EMR) termasuk di dalamnya adalah electronic medication administration system. Tahun
2006-2007 perawat memulai penggunaan electronic medication administration record
(EMAR), seiring dengan pemberian obat yang aman bagi pasien maka proses yang komplek
diperlukan salah satunya adalah CPOE (Computerized prescriber order entry) (Gozdan,
2009),.
Menurut Bates (2000) menggunakan teknologi informasi dapat menurunkan kesalahan dalam
pemberian obat kepada pasien, dimana CPOE secara online dokter dapat menuliskan resep.
Sedangkan menurut Kaushal (2009) secara komputerisasi pada pemesanan obat dapat
meningkatkan keamanan dengan bebagai jalan: pertama semua order bersifat terstruktur yang
berisi dosis, rute pemberian, dan frekuensinya. Kedua pengorderan terbaca dengan jelas dan
dapat diidentifikasi pemebri order. Ketiga, informasi yang didapat terbukti untuk dipesan
selama proses. Keempat, semua pemesanan obat dapat diperiksa untuk jumlah termasuk
alergi terhadap obat, interaksi obat,dan kelebihan dosis bahkan masalah kecukupan dosis
yang dapat menggangu fungsi liver dan ginjal.(Bakhtiari, 2010)
Sistem Bar code
Ketika seorang pasien dirawat di bangsal, maka pasien akan menerima sebuah gelang dengan
barcode satu dimensi dari bagian administrasi yang mengurus pasien. Gambar 1
mengilustrasikan barcode sampel dari gelang pasien. Meskipun onedimensional barcode
dapat menyimpan hingga 20 bytes, dimana rumah sakit hanya menggunakan 10 byte. Byte
pertama menunjukkan mulai, dan 8 byte berikutnya digunakan untuk mengidentifikasi jumlah
pasien. Byte terakhir menunjukkan akhir dari Barcode.
No register
Nama dan sex
Reregister
No rekam
Medis
Barcode 2 dimensi
Desain Barcode
Sistem berbasis Barcode yang digunakan menjadi jadi dua bagian: diluar kamar pasien atau
di sisi tempat tidur pasien dan ruang server di mana server
mesin ditempatkan. Di bangsal, pasien memakai gelang yang berisi identifikasi informasi,
dan bungkusan obat dan kantong darah diberi label dengan barcode. Ketika perawat menscan
barcode menggunakan PDA, maka data yang diperoleh dari barcode akan dikirim ke server
yang terletak di kamar melalui Access Point nirkabel (AP). Kemudian server akan memeriksa
kembali data yang berisi informasi yang telah diresepkan oleh dokter, dan mengembalikan
hasil ke PDA tersebut. (Gb 2.)
Gambar 2 : Desain Barcode