You are on page 1of 3

LO 1

ICDAS
Klasifikasi karies dari ICDAS (International Caries Detection and
Assessment System), dimana mengklasifikasi karies berdasarkan keparahan
kariesnya, misalnya masih belum ada kavitas, sampai kavitas yang mencapai pulpa.
Klasifikasi ini dalam bentuk angka, dan diawali dengan huruf D, misal D0, D1.
Klasifikasi sebagai berikut:
 0 : gigi yang sehat.
 1 : perubahan awal pada email yang tampak secara visual. Biasa dilihat dengan
cara mengeringkan permukaan gigi, dan tampak adanya lesi putih di gigi
tersebut.
 2 : perubahan pada email yang jelas tampak secara visual. Terlihat lesi putih
pada gigi, walau gigi masih dalam keadaan basah.
 3 : kerusakan email, tanpa keterlibatan dentin (karies email).
 4 : terdapat bayangan dentin (tidak ada kavitas pada dentin). Karies pada tahap
ini sudah menuju dentin, berada pada perbatasan dentin dan email (dentino-
enamel junction).
 5 : kavitas karies yang tampak jelas dan juga terlihatnya dentin (karies sudah
mencapai dentin).
 6 : karies dentin yang sudah sangat meluas (melibatkan pulpa).

Pemeriksaan Karies
Metode laser flourensis
Beberapa tahun terakhir laser flourensis dibuat secara komersil untuk
membantu deteksi karies oklusal. Alat ini akan memancarkan sinar dengan
panajang gelombang 655 nm yang ditransmisikan melalui serat kaca ke ujung
handpiece. Ujung alat ini diletakkan pada permukaan gigi yang diperiksa. Sinar
laser akan masuk kedalam gigi. Serat yang berbeda pada ujung akan menerima
refleksi dan flourensi dari lesi yang diduga diproduksi dari bakteri porfirin. Cahaya
yang diterima diukur dan intensitasnya mengindikasikan ukuran dan kedalaman lesi
karies. Reproduksibilitas alat ini terbukti sangat baik tetapi memberikan nilai yang
salah jika ada pewarnaan atau kalkulus.
Pengertian nyeri tajam (sharp pain) adalah nyeri berupa perasaan yang menyengat,
lokasinya jelas dan rangsangan sangat cepat dijalarkan ke pusat. Rangsangan ini
bersifat tidak terus-menerus.

LO 3 Pentalaksanaan Karies pit dan fissure


Dengan Semen Glass Ionomer Type III
Keunggulan bahan Semen Glass Ionomer dibandingkan dengan bahan
restorasi sewarna gigi yang lain adalah dapat berikatan langsung dengan jaringan
enamel, dentin dan semen melalui reaksi fisikokimia. Preparasi dan pengetsaan
enamel tidak diperlukan tetapi permukaan enamel harus bebas dari lapisan plak
sehingga terjadi interaksi elektrostatika antara ion-ion Semen Glass Ionomer
dengan ion-ion jaringan enamel.
Penatalaksanaan :
1) Sebelum penutupan pit dan fissure, seluruh permukaan enamel harus
dibersihkan dari plak. Larutan kimia yang digunakan untuk pembersihan
enamel antara lain dengan larutan asam sitrat 50% selama 30 detik. Larutan
ini mampu menghilangkan plak dari permukaan enamel.
2) Setelah pengolesan larutan asam sitrat dilakukan pencucian, pengeringan,
dan isolasi daerah kerja. Pengeringan permukaan enamel adalah mutlak
untuk mencegah kegagalan restorasi dengan Semen Glass Ionomer.
3) Bubuk dan cairan dituang pada kertas pengaduk atau glass slab,
perbandingan bubuk dan cairan adalah 125 gr bubuk terhadap 1 gr cairan
atau menurut aturan pabrik. Bubuk dibagi dua sama banyak.
4) Bagian pertama dari bubuk dicampur ke dalam cairan dengan spatula yang
keras sebelum bagian kedua ditambahkan. Waktu pencampuran 30-60 detik
(tergantung produknya)
5) Aplikasikan semen segera ke pit dan fissure menggunakan spatula, karena
waktu kerja setelah pencampuran adalah 2 menit pada suhu 22o C.
6) Kemudian olesi varnish selama 15 detik.

Lynch E, Wei Ming Tai. Glass Ionomer Cement Part III, Clinical Properties II. J
the Irish Dent Ass, 1989; 35: 39-63
Smith, DC. Composition and Characteristic of Glass Ionomer Cement. JADA.
1990; 120: 20-22

You might also like