Professional Documents
Culture Documents
TANTANGAN PENGIMPLEMENTASIAN
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
(SEBUAH PERSPEKTIF SUMBER DAYA MANUSIA)
Restyandito1
1
Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Indonesia
1
dito@ti.ukdw.ac.id
Abstrak
Penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dapat berjalan baik apabila masalah-
masalah teknologi, manusia dan organisasi ditangani dengan tepat. Paper ini membahas rencana
pengembangan SIMRS dari sudut pandang kesiapan sumber daya manusia. Metode yang dilakukan dalam
penelitian ini meliputi studi literatur mengenai SIMRS, wawancara serta penyebaran kuesioner terhadap
stakeholder yang terlibat dan terdampak dengan pengimplementasian SIMRS. Dari hasil penelitian ini
dapat teridentifikasi tantangan yang mungkin timbul dan beberapa solusi yang dapat diambil untuk
mengatasi tantangan tersebut.
Kata Kunci : Sistem Informasi Manajemen, Sumber Daya Manusia, Maturity Model, Evaluasi
1
Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (KNASTIK 2016) ISSN: 2338-7718
Yogyakarta, 19 November 2016
(evaluation) dan inovasi (innovation). Proses ini manajemen adalah pada penggunaan teknologi
berlangsung terus secara iteratif, berdasarkan hasil informasi untuk melakukan berbagai inovasi.
evaluasi ditemukan permasalahan dan inovasi
pengembangan sistem yang harus direncanakan 3. Studi Kasus
untuk pengembangan sistem selanjutnya, dan 3.1. Metode Penelitian
seterusnya. Peran SIMRS menjadi sangat penting Studi kasus dilakukan di sebuah rumah sakit
dalam setiap tahap manajemen informasi tersebut. yang telah cukup lama mengimplementasikan
Oleh sebab itu, diperlukan sumber daya manusia SIMRS. Dalam penelitian ini, penulis melakukan
yang kompeten untuk dapat mengikuti pengumpulan data dengan wawancara dan
perkembangan kebutuhan dan kemajuan teknologi penyebaran kuesioner kepada karyawan dan pasien
yang terus berkembang dengan cepat. Inovasi yang rumah sakit tersebut sebagai stakeholder yang
dilakukan dapat berupa cara baru melakukan mengalami dampak langsung dari
sesuatu(new way of doing things), memperbaiki pengimplementasian SIMRS di rumah sakit
suatu produk (improved product) maupun tersebut. Tabel 1menunjukkan data responden yang
penerapan pengetahuan dalam proses bisnis diperoleh menggunakan kuesioner.Total terdapat
(Baltzan & Philips, 2008). 447 orang responden yang mengisi kuesioner.
Kematangan manajemen teknologi
informasi pada suatu institusi kesehatan itu sendiri Tabel 1.Deskripsi statistik responden
dapat diukur menggunakan berbagai instrumen
untuk mengetahui bagaimana manajemen organisasi Jenis
mengimplementasikan fungsi sistem informasi di Usia
Responden Kelamin
dalam institusinya(Carvalho, Rocha, & Abreu, (rata-rata)
P W
2016).Salah satu instrumen yang banyak digunakan Karyawan RS 78 112 28.97
adalah NIMM (NHS Infrastructure Maturity Pasien RS 69 70 39.93
Model). Model ini memiliki lima tingkat
Keluarga
kematangan. 39 79 36.56
Pasien
Level 1 ditandai oleh manajemen dan
proses pendukung yang bersifat ad-hoc berdasarkan
Responden dipilih menggunakan metode
kebutuhan yang muncul. Biasanya karakteristik
purposive sampling sehingga diharapkan semua
organisasi di level ini berfokus pada bagaimana
stake holder yang berkepentingan terwakili.
sistem dapat berjalan dan berfungsi. Organisasi di
Pemilihan responden karyawan meliputi semua unit
level 2 berfokus pada kontrol, monitoring
yang ada di rumah sakit dengan
pelayanan dan insfrastruktur yang ada, termasuk
mempertimbangkan masa kerja dan jabatan
praktik penggunaan teknologi informasi yang
karyawan. Responden pasien dan keluarga pasien
aman. Pada level ini sharing know-how menjadi hal
meliputi mereka yang merupakan pasien rawat
yang menjadi perhatian. Tidak ada karyawan yang
jalan maupun rawat inap.
sangat menguasai suatu bagian tertentu, sehingga
Jumlah sampel karyawan ditentukan
apabila karyawan tersebut keluar karyawan yang
dengan menggunakan confidence level 95% dan
lain masih dapat melanjutkan pekerjaan yang
margin of error sebesar ±7. Dengan jumlah
ditinggalkan. Selain kebiasaan sharing know-how,
karyawan sebanyak 1349 orang, berdasarkan
maka pendokumentasian dan pembuatan manual
perhitungan estimasi Walpole (1976), dibutuhkan
menjadi sesuatu yang sangat penting. Pada Level 3,
setidaknya 171 orang responden.Sehingga data
fokus manajemen tertuju pada standarisasi
kuesioner karyawan yang diperoleh sebanyak 190
infrastruktur dan pengadopsian best practice. Ada
orang dapat dianggap telah memenuhi jumlah
kesadaran mengenai pentingnya organisasi
sampel yang dibutuhkan. Sampel pasien dan
kemampuan untuk mengembangkan dan
keluarga pasien (257 responden) telah memenuhi
memanfaatkan aset intelektual. Level 4 merupakan
kebutuhan jumlah sampel berdasarkan tabel Cohen,
tingkat dimana optimasi infrastruktur merupakan
Manion dan Morrison (2013). Dengan asumsi
fokus dari manajemen. Dan Level 5, merupakan
terdapat 650 pasien yang datang setiap hari, maka
tingkat kematangan paling tinggi, di mana fokus
2
Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (KNASTIK 2016) ISSN: 2338-7718
Yogyakarta, 19 November 2016
dibutuhkan minimal 257 responden (confidence unit yang terdampak dengan pengimplementasian
level 95%). sistem baru tersebut. Tidak semua karyawan
terlibat dalam perancangan dan
3.2. Analisa Data pengimplementasian SIMRS yang ada saat ini,
3.2.1 Analisa Data Karyawan demikian pula tidak semua karyawan merasa
Kuesioner yang disebarkan terdiri dari 10 dilibatkan dalam proses komunikasi untuk
pertanyaan yang dikelompokkan menjadi tiga mensosialisasikan SIMRS yang ada (Tabel 3).
aspek penggunaan SIMRS. Masing-masing Tujuh puluh persen responden yang memberikan
pertanyaan menggunakan 5 skala likert. Hasil respon positif kemungkinan disebabkan mereka
pengolahan kuesioner terhadap karyawan dapat telah memiliki kompetensi yang memadai untuk
dilihat pada Tabel 2. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan SIMRS dalam pekerjaan mereka.
setidaknya 60% karyawan di rumah sakit tersebut Namun demikian, dalam observasi, tampak adanya
merasakan dampak dan manfaat dari SIMRS. kecenderungan karyawan kurang memiliki
Sebanyak 67% karyawan menganggap bahwa kesadaran terhadap data quality dan security
SIMRS yang ada saat ini cukup mudah digunakan. awareness.
Tabel 2. Faktor pemanfaatan SIMRS untuk Tabel 3.Faktor keberhasilan pembangunan dan
mendukung kegiatan operasional karyawan implementasi SIMRS
3
Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (KNASTIK 2016) ISSN: 2338-7718
Yogyakarta, 19 November 2016
dikurangi dengan persentase responden yang Selanjutnya dari ke-6 faktor demografis tersebut
menyatakan sangat tidak setuju/destructor) untuk dapat dilihat bahwa faktor yang berpengaruh
menganalisa pertanyaan 18,19 dan 20. Hasil yang (p<0.05) adalah usia, pendidikan dan kepemilikan
diperoleh dari kuesioner, NPS karyawan dalam smartphone. Ketiga faktor tersebut memiliki
penggunaan SIMRS kurang baik yaitu sebesar koefisien positif.
16%.Artinya, hanya sedikit karyawan yang Dari data pasien yang memanfaatkan fitur
merasakan entusias dalam menggunakan SIMRS, 91% (234 responden) menyatakan SIMRS
SIMRS.Sebanyak 57% karyawan merupakan berguna. Pemanfaatan SIMRS oleh pasien terutama
pengguna yang passive satisfied. digunakan untuk mencari informasi jadwal klinik
Berdasarkan 18 pertanyaan kuesioner dan dokter praktek (52.0%), jadwal jam berkunjung
mengenai tingkat kepentingan terhadap fasilitas dan (20.3%), biaya (12.8%), layanan rumah sakit
fungsi yang disediakan oleh SIMRS yang sedang (7.1%), profil rumah sakit (3.9%) dan kontak
digunakan sekarang, rata-rata hanya 44.31% (3.9%).
responden yang memiliki kesadaran atas berbagai
aspek kepentingan fasilitas dan fungsi yang Tabel 4. Analisis regresi faktor pemanfaatan SIMRS
disediakan oleh SIMRS, hal ini sesuai dengan hasil
observasi awal, di mana banyak karyawan yang Regression Statistics
belum memiliki kesadaran dan pemahaman akan Multiple R 0.295615221
pentingnya quality data dan masalah security. R Square 0.683883591
Hasil kuesioner dengan nilai yang rendah Adjusted R Square 0.574623407
(di bawah 40%) diantaranya: tidak tersedianya buku Standard Error 2.582826655
panduan berikut instruksi yang jelas dalam Observations 257
menggunakan SIMRS; kurangnya dorongan dari
manajemen untuk berinovasi melalui penggunaan ANOVA
SIMRS; dan kurang tersedianya lingkungan kerja Df SS MS F Sig. F
yang mendukung (misalnya tempat kerja yang Regressio 29.2 4.3 0.0007
menyenangkan, jumlah komputer yang cukup, n 5 146.28 6 9 8
beban kerja yang sesuai, dsb); 25 1527.6
Residual 1 6 6.67
3.2.2 Analisa Data Pasien dan Keluarga 25 1673.9
Sebanyak 13 pertanyaan diajukan kepada Total 6 4
pasien maupun keluarga mereka untuk mengetahui
pemanfaatan SIMRS bagi mereka.Selain itu, setiap
responden diminta untuk menjawab 6 pertanyaan
demografis untuk memahami latar belakang mereka
dan apakah hal tersebut menjadi faktor penting
dalam pemanfaatan SIMRS. Pertanyaan tersebut t
seputar usia, pendidikan, pengalaman menggunakan Coeff SE Stat P-val
komputer, smartphone maupun internet. 0.9 0.2885
Hasil analisis regresi terhadap faktor latar Intercept 0.99 3 1.06 8
belakang dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan 0.3 - 0.2013
nilai R2 terlihat bahwa 68% total variasi variabel Jenis Kelamin -0.45 5 1.28 3
dependen dapat dijelaskan oleh faktor-faktor 0.1 0.0346
tersebut. Tiga puluh dua persen yang lain Kategori Usia 0.29 4 2.13 6
kemungkinan dipengaruhi oleh faktor non- Pendidikan 0.1 - 0.0013
Terakhir 0.16 8 0.91 8
demografis, seperti alasan penggunaan SIMRS, Kepemilikan 0.3 0.4069
desain antarmuka SIMRS, dan lain sebagainya. Komputer 0.27 3 0.83 6
Berikutnya, tabel ANOVA menunjukkan bahwa Kepemilikan 0.2 0.0203
persamaan regresi yang dihasilkan dari data Smartphone 0.65 8 2.34 7
kuesioner yang diperoleh secara signifikan dapat 0.2 0.7509
memprediksi variabel dependen (F.Sig = 0.00078). Waktu Akses Internet 0.07 3 0.32 8
4
Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (KNASTIK 2016) ISSN: 2338-7718
Yogyakarta, 19 November 2016
5
Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (KNASTIK 2016) ISSN: 2338-7718
Yogyakarta, 19 November 2016
6
BENTA ACARA PELAKSA}IA{}I HASIL SEMINAR SESI PARALEL
KNASTIK 2OI6
Pembicara :Restyandito
Notulis : Lazio
Abstrak : Tantangan penerapan Sistem lnfrmasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dari
sudut pandang kesiapan sumberdaya manusia dapat menyebabkan terindentifikasinya
beberapa masalah dan mencari solusi-solusi yang diperlukan untuk mengatasi masalah-
masalah tersebut.
Tanya Jawab :
Pertanyaan: Apakah strategi y8ng digunaka oleh rumah sakit untuk mengatasi "change
management" ot*r ibu Frdq lnaeh fadani '
Jawabm: Dari direksi harus punya komitmen bahwa hal ini penting juga harus ada
sosialisasi. Diperlukan juga perubahan paradigrna cara berpikir.
Masukan Seminar :
6 ,-1f-
Penyaji Makalah
na5 fl'l
M.T.
fiq
[2.-.+>qvtai*D