You are on page 1of 13

INOVASI KESEHATAN LINGKUNGAN

“TAMAN FILTRASI’

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BLUTO
Jl. Raya Bluto No. 13

1 | Inovasi Kesehatan Lingkungan ‘Taman Filtrasi”


Puskesmas Bluto
Tahun 2018
A. LATAR BELAKANG

Kerusakan lingkungan cenderung meningkat akibat bertambahnya penduduk dan upaya


upaya pemanfaatan sumber daya alam tanpa disertai upaya pelestarian fungsi lingkungan.
Akhirnya terjadi ketidakseimbangan alam. Pertumbuhan penduduk dan pengambilan sumber
daya alam yang jauh melampaui daya dukungnya merupakan salah satu penyebabnya. Isu-isu
tersebut berkembang menjadi permasalahan lingkungan yang serius. Pencemaran udara, sampah,
kelangkaan air bersih, kerusakan lahan dan hutan, longsor, banjir dan kekeringan , merupakan
masalah yang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dewasa ini.

Puskesmas merupakan sarana kesehatan terdepan atau ujung tombak yang memberikan
pelayanan kesehatan berupa upaya promotif , preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi masyarakat
dengan mutu terjamin. Upaya pelayanan kesehatan dipuskesmas memberikan retribusi yang
cukup besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena fungsi utama puskesmas
lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif.

Puskesmas Bluto Kabupaten sumenep merupakan puskesmas rawat inap yang


mempunyai jumlah pasien yang cukup tinggi sehingga di lingkungannya perlu adanya sarana
sanitasi yang cukup baik agar para pasien merasa nyaman dan aman apabila berkunjung ke
puskesmas baik yang rawat jalan maupun yang rawat inapnya.

Dalam setiap kegiatan yang ada di puskesmas menghasilkan limbah yang bisa bersifat
padat dan cair . untuk limbah padat yang bersifat medis (B3) kami telah melakukan MOU ke
pihak ketiga dilakukan pemusnahan, sedangkan limbah padat domestic kami melakukan MOU
dengan Dinas Lingkungan Hidup guna mencegah terjadinya penularan dan persebaran penyakit
terhadap pasien, petugas pengunjung. Untuk limbah cair baik dari kamar mandi, wastafel dan
WC dialirkan ke septiktank yang kemudian diolah menggunakan IPAL.

Proses penanganan limbah medis cair dampaknya bisa mengancam kesehatan warga dan
limbah medis lebih berbahaya dibandingkan limbah jenis lainnya, maka dalam penanganan
limbah medis cair perlu dilakukan pengolahan karena ada kandungan mikroorganisme patogen
yang dapat mengakibatkan infeksi,

Dalam Pengelolaan Limbah Medis Cair Di Puskesmas Bluto dikelola khusus di


Puskesmas dengan sistem IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah). Limbah medis cair berasal
dari kegiatan di Puskesmas yang dapat berupa sisa darah, urin, dan cairan tubuh lainnya,
terutama dari Rumah Bersalin atau VK, dan buangan limbah cair dari laboratorium, mengalir
bersama-sama ke dalam septic tank terlebih dahulu, lalu diproses dengan sistem IPAL yang
selanjutnya untuk mendapatkan pengolahan lebih lanjut untuk diproses dengan cara penyaringan
berulang-ulang untuk mengubah limbah cair yang tadinya infeksius menjadi non infeksius.

2 | Inovasi Kesehatan Lingkungan ‘Taman Filtrasi”


Puskesmas Bluto
Tahun 2018
Adapun tahapan pengelolaan limbah cair di Puskesmas Bluto sebagai berikut:
1. Bak stabilisasi (septiktank)
Pada pengolahan sistem limbah cair pada tahap pertama akan ditampung dalam bak
stabilisasi untuk distabilkan dengan sistem over flow dialirkan ke bak filtrasi dan aerasi.
2. Bak Aerasi
Dari bak aerasi dengan sistem over flow limbah cair dialirkan ke dalam bak klorinasi untuk
mendapatkan tambahan klor bubuk maupun larutan.
3. Bak sementara dan klorinasi

Setelah proses aerasi dengan sistem over flow limbah cair hasil pengolahan ditampung
dengan bak penampungan sementara dan kemudian ditambahkan larutan kaporit dan
dialirkan menggunakan system alat infus

4. Bak peresap
Limbah cair yang sudah diolah dari bak penampungan sementara, mengalir ke bak peresap
untuk diresapkan kedalam tanah..

Untuk lebih meyakinkan lagi, setiap hari pompa dan kaporit dicek sedangkan perawatan
sistem dilakukan setiap enam bulan sekali. Proses pengolahan limbah cair yang tak sempurna
akan mempengaruhi kualitas lingkungan dimana limbah tersebut dibuang. hasil akhir
pembuangan limbah cair agak keruh dan tercium bau yang kurang baik sehingga kami
melakukan pengujian lab untuk kandungan kimia dan biologi apakah sudah memenuhi syarat
atau belum. Dan dari hasil uji lab yang dilakukan oleh DLH kabupaten sumenep ternyata
terdapat tiga (3) indicator yang belum memenuhi syarat yaitu BOD, TSS, dan Amoniak dengan
hasil lengkapnya terlampir.

BOD tinggi umumnya akan menimbulkan bau tidak sedap, sebab apabila BOD tinggi
berarti DO rendah dan berarti pula pemecahan sampah organik akan berlangsung anaerob (tanpa
oksigen).Proses anaerob merupakan pecahan sampah (oksidasi) yang tidak menggunakan
oksigen sehingga akan dihasilkan senyawa-senyawa NH3, H2S, CH4 yang berbau tidak sedap.
Tingginya BOD dan COD serta rendahnya DO menyebabkan hewan-hewan dan tumbuhan air
tidak dapat berkembang dengan baik dan bahkan mati.

Dampak TSS terhadap kualitas air dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi
ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang
bergantung pada sumber daya air. TSS menyebabkan kekeruhan dan mengurangi cahaya yang
dapat masuk ke dalam air. Oleh karenanya, manfaat air dapat berkurang, dan organisme yang
butuh cahaya akan mati. Kematian organisme ini akan mengganggu ekosistem akuatik. Apabila
jumlah materi tersuspensi ini akan mengendap, maka pembentukan lumpur dapat sangat
mengganggu aliran dalam saluran, pendangkalan cepat terjadi, artinya pengaruhnya terhadap
kesehatan pun menjadi tidak langsung (Soemirat, 2004).
3 | Inovasi Kesehatan Lingkungan ‘Taman Filtrasi”
Puskesmas Bluto
Tahun 2018
Total Suspended Solid (TSS) yang tinggi menghalangi masuknya sinar matahari ke
dalam air, sehingga akan mengganggu proses fotosintesis menyebabkan turunnya oksigen
terlarut yang dilepas kedalam air oleh tanaman. Jika sinar matahari terhalang untuk mencapai
dasar perairan, maka tanaman akan berhenti memproduksi oksigen dan akan mati. Total
Suspended Solid (TSS) juga menyebabkan penurunan kejernihan dalam air (Alaerts dan
Sumestri, 2004).

Efek ammonia Terhadap Kesehatan Manusia dapat menyebabkan menyebabkan iritasi


mata serta saluran pernafasan (Fauziah, 2009). Menurut Soeprapto dan Didik (2008), gas
NH3 juga dapat menyebabkan Iritasi pada mata, saluran pernapasan dan kulit. Pada Kadar 2500-
6500 ppm, gas ammonia melalui inhalasi menyebabkan iritasi hebat pada mata (Keraktitis),
sesak nafas (Dyspnea), Bronchospasm, nyeri dada, sembab paru, batuk darah, Bronchitis dan
Pneumonia. Pada kadar tinggi (30.000 ppm) dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Efek
ammonia Terhadap Lingkungan Sekitar dapat menyebabkan global warming. Akibat yang terjadi
adalah terjadinya perubahan iklim dan cuaca serta efek global warming lainnya (WWF-
Indonesia, 2007). Gas ammonia juga dapat mengganggu estetika lingkungan karena bau yang
sangat menyengat. Menurut Fauziah (2009), dampak negatif yang ditimbulkan dari pengelolaan
limbah yang dapat menimbulkan gas yang berbau yang dikeluarkan berasal dari unsur nitrogen
dan sulfida dalam kotoran mausia atau hewan yang selama proses pengelolaan akan terbentuk
gas amonia, nitrit, dan gas hidrogen sulfida. Udara yang tercemar gas amonia dan sulfida dapat
memyebabkan gangguan kesehatan masyarakat di sekitar puskesmas. Amonia dapat
menghambat pertumbuhan manusia dan hewan.

Untuk mendukung tercapainya MGDs tahun 2015 Puskesmas Bluto membuat inovasi
Program dari Penyehatan Lingkungan “Taman Filtrasi” sebagai tambahan setelah pengolahan
limbah di IPAL Puskesmas. Program ini merupakan sebuah kesepakatan dari pihak puskesmas
untuk menciptakan lingkungan Puskesmas yang “berteman hati” (bersih,tertib,aman,sehat dan
indah).Kita memperhatikan lingkungan berarti kita peduli akan kesehatan dan kelestarian
lingkungan, tidak merusaknya tetapi memeliharanya berarti ikut membudidayakannya. Dengan
semua itu maka kebersihan, kenyamanan dan ketentraman akan tercipta.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Menciptakan kondisi lingkungan Puskesmas Bluto yang berteman hati (bersih, tertib,
aman, sehat dan indah)

2. Tujuan Khusus
a. Menghilangkan resiko pencemaran yang diakibatkan oleh kandungan BOD pada limbah
cair puskesmas yang tidak memenuhi syarat terhadap lingkungan dan manusia

4 | Inovasi Kesehatan Lingkungan ‘Taman Filtrasi”


Puskesmas Bluto
Tahun 2018
b. Menghilangkan resiko pencemaran yang diakibatkan oleh kandungan TSS pada limbah
cair puskesmas yang tidak memenuhi syarat terhadap lingkungan dan manusia
c. Menghilangkan resiko pencemaran yang diakibatkan oleh kandungan Amonia pada
limbah cair puskesmas yang tidak memenuhi syarat terhadap lingkungan dan manusia

C. MANFAAT
Program inovasi ini diharapkan dapat bermanfaat untuk Lingkungan puskesmas dan masyarakat
sekitar, baik bagi pengguna layanan maupun penyedia layanan untuk menciptakan lingkungan
puskesmas yang bersih,tertib,aman,sehat dan indah.

PROSES PELAKSANAAN PROGRAM

A. TAHAP-TAHAPAN KEGIATAN

Pengukuran kualitas outlet limbah cair setelah diolah menggunakan IPAL puskesmas oleh
DLH Kabupaten Sumenep
1. Diawali dengan kegiatan pengukuran parameter kimia dan bilogi pada tanggal 17 januari 2018
oleh petugas DLH. Setelah melalui proses pemeriksaan Lab oleh DLH akhirnya hasilnya untuk
kualitas kimia dan bilogi limbah cair puskesmas yang dikeluarkan pada tanggal 23 januari 2018
maka hasilnya ialah terdapat 3 parameter yang belum memenuhi syarat yaitu BOD, TSS dan
Amonia. Dengan dasar inilah maka petugas sanitasi di puskesmas bluto membuat inovasi
“Taman Filtrasi” untuk pengolahan limbah lebih lanjut setelah bak penampung sementara.

5 | Inovasi Kesehatan Lingkungan ‘Taman Filtrasi”


Puskesmas Bluto
Tahun 2018
2. Denah taman filtrasi yang telah dibuat oleh petugas sanitasi puskesmas kemudian
disosialisasikan pada rapat Minlok bulanan tanggal 6 februari 2018 yang diharapkan menjadi
solusi meniadakan pencemaran yang dihasilkan oleh limbah cair puskesmas sebagai upaya
mewujudkan puskesmas yang berteman hati.

3. Pembentukan Team Puskesmas Peduli dan Cinta Lingkungan,kamis tgl. 08 februari 2018
Penanggung Jawab : Kepala Puskesmas ( Siti Hairiyah, S.Kep.Ns )
Koordinator : Petugas Kes. Ling. ( Herman Hidayat, AMd. KL )
Sekretaris : Rina Noviyanti, AMd. KL
Bendahara : Joni Hermanto, AMd. KL
Promosi Kesehatan : Noradila, SKM
Petugas Kebersihan & : 1. Moh. Syadik 2. Agus Baki. 3. Abd. Gani Keamanan

4. Tim Puskesmas peduli dan cinta lingkungan mengadakan pertemuan membahas rencana kerja,
Jumat tanggal 9 Februari 2018.
Beberapa kegiatan yang disepakati dari rapat kerja tim adalah :
• Rapat diawali dengan penyampaian denah taman filtrasi yang dibuat oleh petugas lingkungan
dan akhirnya disetujui oleh hadirin dan kemudian disetujui oleh kepala puskesmas.
• Tim berkomitmen untuk memfasilitasi berjalannya tata tertib yang merupakan tindak lanjut
untuk menciptakan lingkungan puskesmas yang berteman hati.Beberapa fasilitas yang

6 | Inovasi Kesehatan Lingkungan ‘Taman Filtrasi”


Puskesmas Bluto
Tahun 2018
dibutuhkan dalam pelaksanaan antara lain : Pasir, kerikil, sekam, kain karung, batu bata, semen,
tanaman dengan batang yang lunak, pipa 1 dim dan 4 dim dan ikan nila.

Sarana IPAL sebelum dibangun taman filtrasi

Kegiatan pembangunan taman filtrasi

7 | Inovasi Kesehatan Lingkungan ‘Taman Filtrasi”


Puskesmas Bluto
Tahun 2018
Taman filtrasi sudah selesai di buat

Pemeriksaan kembali oleh pihak DLH pada hari rabu tanggal 21 maret untuk pengukuran
triwulan ke 2 untuk mengetahui hasil dari parameter yang akan diukur

8 | Inovasi Kesehatan Lingkungan ‘Taman Filtrasi”


Puskesmas Bluto
Tahun 2018
Hasil uji lab diperoleh pada taggal 27 Maret 2018 dengan hasil bahwa seluruh parameter kimia
dan biologi yang diukur sudah memenuhi syarat.

Ikan di bak control terlihat hidup dan sehat menandakan bahwa hasil pengolahan limbah cair
tidak berbahaya bagi hewan yang ada di air

• fasilitas ini menggunakan dana operasional puskesmas

9 | Inovasi Kesehatan Lingkungan ‘Taman Filtrasi”


Puskesmas Bluto
Tahun 2018
Tim peduli dan cinta lingkungan membuat rencana kegiatan, antara lain :
• Mengadakan Kegiatan Jum’at bersih di dalam puskesmas maupun luar puskesmas bagi semua
karyawan untuk menumbuhkan rasa cinta dan peduli lingkungan, dimana kegiatan ini terjadwal,
sehingga semua staf puskesmas ikut bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan
lingkungan.

Jum’at bersih dan penanaman TOGA disekitar lingkungan puskesmas

• Mengadakan penyuluhan melalui audio, bergantian (sesuai jadwal) dengan pemegang program
yang lain melalui audio puskesmas. Penyuluhan ini dalam rangka mengingatkan masyarakat
tentang upaya mewujudkan lingkungan puskesmas yang berteman hati dan dihubungkan dengan
pentingnya mematuhi tata tertib serta sangsi jika melangar tata tertib.

Penyuluhan dalam gedung

• Perbaikan Pembangunan TPS Puskesmas , hasil pemilahan dari sampah kering di loakkan ke
para pemulung sedangkan sampah basahnya kerjasama dengan dinas lingkungan hidup (DLH)
dan kebersihan setiap 1bulan dikirim dari TPS puskesmas untuk di angkut ke TPA sedangkan
sampah medisnya MOU dengan RSIA Esto Ebhu.

10 | Inovasi Kesehatan Lingkungan ‘Taman Filtrasi”


Puskesmas Bluto
Tahun 2018
TPS B3 Puskesmas Bluto

B. DAMPAK YANG SUDAH DIPEROLEH :

Ada beberapa dampak positif yang muncul baik bagi puskesmas maupun bagi
masyarakat.
Bagi Puskesmas antara lain :
• Terciptanya Pengolahan limbah cair dipuskesmas yang hasil buangannya tidak berbahaya
terhadap lingkungan berdasarkan hasil pengukuran parameter air limbah yang dilakukan oleh
dinas lingkungan hidup pada tanggal 27 maret 2018 (hasil terlampir)
• Terciptanya beberapa fasilitas sebagai sarana untuk melaksanakan tata terib, seperti area bebas
asap rokok, pos satpam, penyediaan tempat sampah basah dan kering, tempat pengelolaan
sampah, tempat pengelolaan limbah cair, taman rawat inap (pusat pendidikan toga dan rekreasi )
yang dibuat pada lahan kotor bekas tempat sampah yang tidak terawat, dll. Dalam menyediakan
fasilitas tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga sosialisasi tata tertib di
lingkungan puskesmas baru bisa dilaksanakan. (dengan pertimbangan minimal beberapa fasilitas
sudah ada supaya tata tertib bisa berjalan)
• Terciptanyan kondisi seperti yang diharapkan bagi puskesmas yaitu lingkungan puskesmas
yang jauh lebih bersih,tertib,aman,sehat dan indah.
• Terciptanya suasana kerja yang lebih nyaman.
Bagi masyarakat antara lain :
• Terciptanya kondisi lingkungan puskesmas yang nyaman bagi pengguna layanan. Tidak ada
lagi masyarakat yang bersuara keras yang membuat pasien tidak bisa tidur, tidak ada lagi
pengunjung atau keluarga pasien rawat inap yang merokok di dekat pasien, tidak ada lagi orang
yang parkir sembarangan sehingga mengganggu transportasi di UGD, dll. Kondisi ini juga
berdampak pada berkurangnya komplain dan pernyataan tidak puas dari pengguna layanan

11 | Inovasi Kesehatan Lingkungan ‘Taman Filtrasi”


Puskesmas Bluto
Tahun 2018
kepada puskesmas, yang disampaikan baik secara langsung kepada kepala puskesmas maupun
lewat email,surat, kotak saran dsb.
• Adanya komitmen dari masyarakat untuk mematuhi tata tertib yag ada karena sudah menjadi
kesepakatan bersama. Bahkan muspika juga benar-benar tidak beranimerokok sembarangan di
puskesmas.
• Adanya peran serta masyarakatuntuk ikut membantu beberapa fasilitas untuk bisa berjalannya
tata tertib di lingkungan puskesmas bluto.
• Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang tanaman toga yang awalnya hanya ingin
memperindah lahan kotor saja, bahkan bisa menggunakan hasil kebun dari taman rawat inap
untuk kebutuhan pengobatan. Contoh : beberapa pasien sudah menggunakan jambu klutuk merah
untuk DBD, minum air kunyit,pepaya untuk buah,sayur mayur,cabe,dsb.Taman rawat
inap/healing garden ini,selain memperindah lingkungan puskesmas, sekaligus merupakan tempat
rekreasi bagi pengguna layanan di puskesmas. Bahkan suara beberapa macam burung dan ikan di
taman tersebut bisa menjadi tempat “mendiamkan tangisan anak-anak” yang takut terhadap
petugas setelah dilakukan tindakan atau yang menjalani rawat inap.

D. KEBERLANJUTAN DAN PELUANG REPLIKASI PROGRAM


a. Program ini terus berlanjut dan didukung dengan aturan beserta Tata Tertib yang selalu
berkembang sesuai dengan kebutuhan baik diruangan maupun luar ruangan serta mencakup
seluruh lingkungan di puskesmas seperti pengolahan limbah puskesmas dengan teknologi IPAL,
penanaman tanaman hias, zona bermaina anak anak dan lain-lain.
b. Maklumat ini menjadikan beberapa instansi disekitar puskesmas bluto seperti Kantor
Kecamatan, Balai Desa juga ikut berbenah, juga institusi terdekat lain seperti polres, koramil dan
lain sebagainya.

PENUTUP

Untuk menciptakan lingkungan puskesmas yang berteman hati merupakan wujud partisipasi
masyarakat dalam rangka menemukan solusi permasalahan-permasalah yang berhubungan
dengan kebersihan,ketertiban dan keamanan lingkungan di Puskesmas Bluto. Maklumat ini
merupakan salah satu inovasi dari program kesehatan lingkungan Puskesmas Bluto sebagai
upaya untuk menumbuhkan kesadaran penyedia layanan (staf puskesmas) dan pengguna layanan
(masyarakat) untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta tertib dalam mematuhi aturan yang
ada. Dengan program ini diharapkan tidak akan ada lagi aktivitas atau kegiatan yang
mengakibatkan dampak kerugian terhadap lingkungan.
Pentingnya program lingkungan tersebut harus didukung dengan kesadaran dari tiap individu
agar bisa tercapai lingkungan yang bersih dan sehat serta menjaga alam agar tetap lestari.

12 | Inovasi Kesehatan Lingkungan ‘Taman Filtrasi”


Puskesmas Bluto
Tahun 2018
Dengan berjalannya program ini,tim berharap dapat membantu pemerintah dalam mencapai
MGDs tahun 2015, khususnya tentang kelestarian lingkungan.
Kepada semua pihak,baik penyedia layanan maupun pengguna layanan di mohon agar dapat
mematuhi tata tertib yang ada terlebih lagi timbul rasa sadar dimulai dari diri sendiri untuk
peduli terhadap lingkungan.

13 | Inovasi Kesehatan Lingkungan ‘Taman Filtrasi”


Puskesmas Bluto
Tahun 2018

You might also like