3.

Variabel Indeks Kerentanan Pantai Lumpue

1. Perubahan garis pantai

Perubahan garis pantai pada Pantai Lumpue didasarkan pada data citra

Landsat 5 tahun 1995 dan Landsat 8 tahun 2015 (sumber

http://earthexplorer.usgs.gov/). Kemudian pengolahan data selanjutnya dilakukan

menggunakan software ESRI Arcgis 10.1 untuk membuat prediksi perubahan garis

pantai.

Berdasarkan pengolahan data citra Landsat 5 tahun 1995 dan Landsat 8

tahun 2015, maka prediksi perubahan garis pantai pada Pantai Lumpue adalah 2-7

m/tahun. Sehingga berdasarkan tabel variabel pengamatan indeks kerentanan pantai

mempunyai bobot 3.

2. Pengamatan visual kerusakan

Kerusakan pada Pantai Lumpue masih termasuk sedang dilihat dari

kondisi kerusakannya pada foto di bawah. Kerusakan pada Pantai Lumpue dapat

di jumpai pada stasiun 1 dimana terjadi kerusakan namun masih stabil. Sehingga

berdasarkan tabel variabel pengamatan indeks kerentanan pantai mempunyai bobot

2.
 Foto 1. Kondisi bangunan di sekitar wilayah pantai Lumpue

3. Panjang kerusakan

Kerusakan Pantai Lumpue dapat dilihat pada stasiun 9.8 m. Sehingga

berdasarkan tabel variabel pengamatan indeks kerentanan pantai mempunyai bobot

1.
 Foto 2. Kenampakan kerusakan Pantai Lumpue

4. Lebar kerusakan

Kerusakan Pantai Lumpue dapat dilihat pada stasiun 1 di atas dengan lebar

kerusakan ±38 – 150 cm. Sehingga berdasarkan tabel variabel pengamatan indeks

kerentanan pantai mempunyai bobot 1.

5. Lebar sabuk hijau

Sabuk hijau (green belt) merupakan hutan mangrove dan pada Pantai

Lumpue tidak dapat di jumpai sabuk hijau dikarenakan lahan pantai merupakan

kawasan pemukiman. Sehingga berdasarkan tabel variabel pengamatan indeks

kerentanan pantai mempunyai bobot 5.

6. Litologi
 Litologi yang menyusun pada Pantai Lumpue adalah material gravel– pasir

serta batuan beku trakit. Sehingga berdasarkan tabel variabel pengamatan indeks

kerentanan pantai mempunyai bobot 5.

Foto 3 dan 4. Litologi/material penyusun Pantai Lumpue

 7. Tinggi gelombang

Berdasarkan pengolahan data gelombang pada Pantai Lumpue maka di

dapatkan tinggi gelombang yaitu ± 0,56 cm. Sehingga berdasarkan tabel variabel

pengamatan indeks kerentanan pantai mempunyai bobot 2.

Foto 5. Keadaan gelombang pantai di Lumpue

8. Jarak pasang surut

Berdasarkan pengolahan data pasang surut pada Pantai Lumpue maka

didapatkan jarak pasang surut yaitu ± antara 3 m – 5 m. Sehingga berdasarkan tabel

variabel pengamatan indeks kerentanan pantai mempunyai bobot 3.

9. Penggunaan lahan

Pada Pantai Lumpue merupakan lahan yang dijadikan sebagai tempat

berlabuh perahu-perahu tradisional masyarakat setempat serta tempat wisata

domestik. Berdasarkan table variabel pengamatan indeks kerentanan pantai

mempunyai bobot
 10. Kemiringan pantai

Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa kemiringan pantai adalah

berkisar 2-5 %. Maka berdasarkan table variabel pengamatan indeks kerentanan

pantai mempunyai bobot 2.

 Tabel 1.1 Data Pengukuran Taping Kompas Pantai Lumpue

PENGUKURAN DATA TAPING KOMPAS

Titik Jarak Arah Slope Beda tinggi Ketinggian
Dari Ke (m) (°) (°) (m) (m)
P1 P2 10 215
P1 P1' 8.2 160 7 0.84 0.84
P2 P2' 7.7 140 5 0.62 0.62
P2 P3 10 210
P4 P5 10 24
P4 P4' 8.4 90 11 1.00 1.00
P5 P6 10 13
P5 P5' 6.8 95 2 0.24 0.24
P6 P6' 6.9 98 2 0.24 0.24

4. Indeks Kerentanan Pantai Daerah Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan analisa variabel fisikterhadap

wilayah pantai daerah penelitian, kemudian ditentukan nilai IKP (CVI) dari setiap

wilayah sepertipada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2. Sedangkan berdasarkan IKP dan

kerusakan yang terjadi maka dapat disusunalternatif penanganan seperti disajikan

pada Tabel4.

Tabel 1.2 Variabel Penilaian Indeks Kerentanan Pantai

Pantai
No Variabel fisik
Lumpue
1 Perubahan Garis Pantai 3
Kenampakan visual
2 4
kerusakan
3 Panjang Kerusakan 2
4 Lebar Kerusakan 2
5 Lebar Sabuk Hijau 5
6 Litologi 5
7 Tinggi Gelombang 2
8 Jarak Pasang Surut 3
9 Penggunaan Lahan 4
10 Kemiringan Pantai 1
 Total Skor 31
IKP 53,66

Tabel 1.3 Tingkat Kerentanan

IKP Pantai Lumpue

Kerentanan Tinggi