Professional Documents
Culture Documents
OLEH
KELOMPOK 3A
PARALEL 02
NAMA NO.BP
ALRI SUPANDI 1610622040
ALIFMAN YUZIM 1610622039
ANNISA HASNAH 1610622040
GIFAL CASTRA 1610622040
JONI SETIAWAN 1610622040
LEONARDO 1610622040
MAISYARAH 1610622040
NUR AWALIYAH 1610622040
PADILAH SARI 1610622040
DOSEN PENGAMPUH
FERAWATI. . S.Pt, MP
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ADALAS
KAMPUS II PAYAKUMBUH
TP.2017
1
DAFTAR ISI
COVER.........................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................2
PENGAWETAN KULIT.................................................................................3
TEPUNG TULANG......................................................................................10
GELATIN....................................................................................................14
PUPUK KANDANG.....................................................................................20
TEPUNG DARAH........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................27
2
1. PENGAWETAN KULIT
3
1.1.3.kandungan gizi pada kulit
1 Air 64%
2 Protein 33%
a. Elastin
0,5%
b. Kolagen
29%
4
1.1.6. Jenis Kulit Berdasarkan Asal Hewan
1. Drying : suatu proses kehilangan air yang disebabkan oleh daya atau kekuatan alam,
misalnya matahari (dijemur) dan angin (diangin-anginkan).
2. Dehydration (dehidrasi) : suatu proses pengeringan dengan panas buatan, dengan
menggunakan peralatan/alat-alat pengering seperti oven.
b. Kerugian:
1. Sifat asal dari bahan yang dikeringkan dapat berubah, misalnya bentuknya, sifat fisik
dan kimianya, penurunan mutu, dll.
2. Beberapa bahan kering perlu pekerjaan tambahan sebelum dipakai, misalnya harus
dibasahkan kembali (rehidrasi) sebelum digunakan.
1. memerlukan panas selain sinar matahari berupa bahan bakar, sehingga biaya pengeringan
menjadi mahal
2. memerlukan peralatan yang relatif mahal harganya
3. memerlukan tenaga kerja dengan keahlian tertentu
1. Selama waktu pengeringan kulit tidak lekas menjadi busuk sekalipun pengeringannya
memerlukan waktu yang relatif lama misalnya pada saat musim penghujan.
2. Kualitas kulit menjadi lebih baik dari pada yang dikeringkan saja ,karena serat-serat
kulit tidak melekat satu sama lain
3. Kulit sangat baik untuk disamak terutama dalam proses perendaman yang tidak
membutuhkan waktu yang terlalu lama lagi
4.
b. Kerugian
7
1.2.5.2. keuntungan dan kerugian dengan garam basah
a. Keuntungan :
b. Kerugian :
1.Menyiapkan kulit bloten dalam kondisi keasaman hingga pH tertentu sebelum penyamakan
krom
2.Menurunkan daya ikat kulit terhadap bahan penyamak krom
· 3 Menghindari pembusukan (pengawetan)
8
1.2.7.1.Proses pengawetan dengan pengeringan:
b. Pengetusan (Pentirisan)
Kulit yang telah dicuci kemudian disampirkan atau ditiriskan diatas kuda-kuda kayu
dan dibiarkan menetes selama 30 menit.
d. Pementangan
Setelah zat kimia menetes dengan baik, kulit dipentang dan ditarik dengan tali pada
kerangka kayu (pentangan kulit). Pentangan untuk kulit sapi, kerbau maupun kuda
menggunakan kayu bulat dengan diameter kira-kira 5-10 cm yang menyerupai model bingkai
gambar. Ukuran panjang maupun lebarnya disesuaikan dengan kondisi kulit dengan acuan
bahwa pentangan tersebut dapat menampung luas maksimal dari kulit. Kulit yang akan
dipentang dilubangi pada bagian pinggirnya dengan jarak kira-kira 2-3 cm dari batas pinggir
kulit dan ditarik hingga posisi kulit terpentang dengan sempurna tanpa adanya pengkerutan
dan pelipatan pada bagian pinggir maupun tengah. Proses pementangan untuk kulit kecil
seperti domba, kambing maupun reptil dapat dilakukan diatas papan dan teknik
pementangannya tidak perlu menggunakan tali tapi cukup dilakukan dengan menggunakan
paku.
e. Pengeringan
Kulit yang telah dipentang selanjutnya siap untuk dijemur. Proses pengeringan tidak
boleh dilakukan terlalu cepat, sebab zat-zat kulit pada lapisan luar akan mengering lebih
cepat dibanding pada bagian dalam dari kulit.
Temperatur yang terlalu tinggi menyebabkan zat-zat kulit (kolagen) mengalami proses
gelatinisasi menjadi gelatin yang bersifat mengeras dan tentunya dapat menghalangi proses
penguapan air pada bagian dalam. Bila hal tersebut terjadi mengakibatkan kulit akan
membusuk pada saat disimpan dalam jangka waktu yang lama
f. Pelipatan
Setelah kulit menjadi kering selanjutnya dilepas dari pentangannya dan dilipat dua
dengan arah lipatan membujur dari pangkal ekor menuju ke kepala sejajar dengan garis
punggung dan membagi dua bagian tubuh yaitu kiri dan kanan. Bagian daging atau bulu
dapat ditempatkan pada bagian dalam maupun luar. Setelah dilakukan pelipatan kemudian
kulit dapat disimpan sebagai kulit awetan.
9
2. TEPUNG TULANG
Tepung tulang merupakan hasil penggilingan tulang yang telah diekstrak gelatin atau
colagennya. Tulang yang akan ditepungkan biasanya diperoleh dari RPH (Rumah Potong
Hewan) dan berasal dari hewan ternak yang sehat dan bebas penyakit. Produk ini dapat
digunakan untuk bahan baku pakan ternak yang merupakan sumber mineral (terutama
kalsium) dan sedikit asam amino.
Tepung tulang banyak mengandung kalsium, sehingga manfaat dari tepung tulang tidak
lepas dari peranan kalsium, yaitu berperan dalam pembentukan tulang, serta menjaga dari
kekeroposan akibat asupan kandungan mineral yang minim dari pakan yang lebih kaya akan
protein. Mineral tidak dibutuhkan dalam jumlah yang terlalu banyak pada pakan, namun tetap
harus ada. Penambahan tepung tulang komposisi gizi pada pakan ternak akan terpenuhi
dengan baik.
1. harga mahal
2. tidak begitu di perlukan oleh ternak
3. sulit dalam penyimpanan atau membutuhkan penyimpanan kusus
Ø Abu tulang,
yaitu hasil pembekaran tulang (Nurwantoro dan Sri, 2003)
10
Gambar tepung tulang
11
a. Bahan
1.Tulang
2. Larutan kapur 10 %.
b. Peralatan
5. Wadah perebusan.
Alat ini digunakan untuk merebus tulang. Drum bekas yang dipotong dua dapat digunakan
untuk keperluan ini.
9. Cetakan.
12
c. cara pembuatan
13
2.2. GELATIN
Gelatin adalah suatu jenis protein yang diekstraksi dari jaringan kolagen kulit, tulang atau
ligamen (jaringan ikat) hewan. Pembuatan gelatin merupakan upaya untuk mendayagunakan
limbah tulang yang biasanya tidak terpakai dan dibuang di rumah pemotongan hewan.
Penggunaan gelatin dalam industri pangan terutama ditujukan untuk mengatasi permasalahan
yang timbul khususnya dalam penganekaragaman produk.
Sebagai gelling, bahan pengental (thickner) atau penstabil. Gelatin mengandung protein
yang sangat tinggi dan rendah kadar lemaknya. Gelatin kering dengan kadar air 8-12%
mengandung protein sekitar 84-86% Protein, lemak hampir tidak ada dan 2-4% mineral.
Dari 10 jenis asam amino essensial yang dibutuhkan tubuh, gelatin mengandung 9 jenis
asam amino essensial, satu asam amino essensial yang hampir tidak terkandung dalam gelatin
yaitu Treptophane. Dengan komposisi kimia seperti tersebut dan sifat-sifat fisik lainnya, tidak
heran kalau gelatin mempunyai multi guna dalam berbagai industri.
dikarenakan gelatin bersifat serba bisa, yaitu bisa berfungsi sebagai bahan pengisi,
pengemulsi (emulsifier), pengikat, pengendap, pemerkaya gizi, pengatur elastisitas, dapat
membentuk lapisan tipis yang elastis, membentuk film yang transparan dan kuat, kemudian
sifat penting lainnya yaitu daya cernanya yang tinggi dan dapat diatur, sebagai pengawet,
humektan, penstabil, dan lain-lain.
Menurut Saleh (2004) dan Gomez (2001) gelatin yang baik harus memenuhi persyaratan
standar mutu yang telah ditetapkan oleh SII (Standar Industri Indonesia) seperti yang
disajikan pada Tabel 1.
14
3.1.2. Jenis gelatin.
A. Gelatin Jenis A
diproses menggunakan asid di mana biasanya adalah dari sumber kulit babi atau dari
ossein (tulang yang telah mengalami demineralisasi yaitu penghilangan kalsium fosfat).
B. Gelatin Jenis B
1. 80% daripada gelatin yang dikeluarkan di Eropa adalah dari kulit babi
2. 15% daripada kulit haiwan bovin seperti kerbau dan lembu
3. 5% daripada tulang-tulang haiwan bovin dan khinzir/babi, ikan dan poultry
15
3.1.4. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN GELATIN
C. Keuntungan
1. Meningkatkan metabolisme
2. Meningkatkan Pertumbuhan otot
3. Meningkatkan kesehatan sendi
4. Menjaga kesehatan rambut
5. Manfaat pada pencernaan
a. gelatin yang berasal dari kulit babi memiliki kandungan lemak 0,29 % lebih besar
dibandingkan gelatin yang berasal dari tulang hewan non mamalia (ikan) yaitu sebesar 0,21
%.
b. gelatin yang berasal dari tulang / kulit sapi dimungkinkan adanya virus penyakit sapi gila
(Mad Cow Disease) yang dimana virus tersebut berpengaruh terhadap kesehatan konsumen.
16
3.1.6. komposisi kimia gelatin
Komposisi kimia gelatin yang diambil dari tendon hewan terdiri dari 50,11% karbon,
6,56% hidrogen, 17,81% nitrogen, 25.26% oksigen, dan 0,26% sulfur. Gelatin sebagian besar
terdiri dari glysin, prolin, dan sisanya adalah 4-hidroksiprolin.
Larutan melalui transisi helix yang berliku-liku diikuti oleh penyatuan rantai-rantai helix
dengan formasi kolagen seperti formasi helixprolin-triple/ hidroksiprolin yang memiliki
banyak daerah simpangan. Interaksi silang (cross-links) secara kimia mampu merubah sifat
gel, menggunakan transglutaminase (enzim) untuk menghubungkan lysine dan sisa glutamin.
Massa jenis gelatin adalah 1,35 gr/cm. Gelatin pecah (terdenaturasi) pada suhu di atas 80°C.
a) Alat
1) Keranjang semprotan.
Alat ini digunakan untuk meletakkan tulang yang dicuci dengan semprotan air. Dasar wadah
berlobang-lobang untuk meniriskan air.
2) Wadah perendaman.
Wadah ini digunakan sebagai tempat merendam serpihan tulang. Untuk itu dapat digunakan
bak semen, bak serat gelas (fiber glass), baskom plastik, atau ember plastik.
3) Mesin penggiling tulang.
Alat ini digunakan untuk menggiling tulang hingga menjadi sepihan dengan ukuran 1-3 cm.
4) Palu dan kayu landasan.
Alat ini digunakan jika tidak tersedia mesin penggiling tulang.
5) Wadah perebusan.
Alat ini digunakan untuk merebus tulang
6) Wadah ekstraksi gelatin.
Alat ini digunakan untuk merendam tulang pada suhu panas setelah tulang tersebut direndam
dengan larutan kapur. Wadah ini terbuat dari logam tahan karat, seperti aluminium dan
stainless steel.
7) Wadah penguapan larutan gelatin.
Wadah ini digunakan untuk penguapan larutan gelatin. Wadah ini terbuat dari logam tahan
karat, seperti aluminium dan stainless steel. Bentuknya berupa bak dangkal dengan
permukaan luas. Tungku atau kompor.
8) Cetakan.
Cetakan terbuat dari plat aluminium atau stainless steel yang bersekat-sekat.
17
b) Bahan
1) Tulang.
2) Larutan kapur 10 %.
100 kg kapur dimasukkan ke dalam bak, kemudian ditambahkan air sampai volumenya
menjadi 1 m3. Campuran ini diaduk-aduk sampai kapurnya larut.
1) Pencucian.
Tulang dimasukkan ke dalam ember atau bak dan diaduk-aduk, kemudian airnya dibuang.
Hal ini dilakukan beberapa kali. Pencucian tulang dapat juga dilakukan penyemprotan air
tekanan tinggi agar kotoran-kotoran yang menempel kuat pada tulang terlepas.
2) Pemotongan.
Tulang dipotong-potong dengan kampak sehingga ukurannya menjadi 5-10 cm. Potongan
tulang ini kembali dicuci dengan semprotan air sampai bersih.
3) Perebusan I.
Potongan yang telah bersih direbus di dalam air mendidih selama 4-5 jam. Kotoran yang
mengambang dan buih dibuang. Setelah itu tulang ditiriskan, kemudian dijemur atau
dikeringkan dengan alat pengering.
4) Penggilingan Kasar.
Tulang digiling kasar sehingga ukuran menjadi 1-3 cm. Pengecilan ukuran ini dapat juga
dilakukan dengan cara memukul tulang dengan palu.
5) Perendaman di dalam Larutan Kapur.
Serpihan tulang direndam di dalam larutan kapur 10%. Setiap 1 kg tulang membutuhkan 1
liter larutan kapur. Lama perendaman adalah 4-5 minggu. Selama perendaman, dilakukan
pengadukan sekali dua hari. Proses ini akan menyebabkan ossein yang terdapat pada tulang
akan membengkak. Proses ini disebut juga proses membengkakkan ossein”. Setelah itu,
tulang dicuci dan disemprot dengan air sehingga kotoran dan kapur yang menempel pada
tulang terbuang.
6) Ekstraksi Gelatin.
Gelatin di dalam tulang diekstrak dengan air panas yang bersuhu 60-1000C. Ekstraksi yang
baik dapat menghasilkan rendemen 14-15% (dihitung dari berat tulang).
7) Pengentalan Larutan Gelatin.
Larutan gelatin pada wadah pengentalan terus dipanaskan pada suhu 50 C agar lebih kental
dan kadar airnya di bawah 40%.
8) Pencetekan Gelatin.
Larutan yang telah kental dan masih panas dituangkan ke dalam cetakan. Gelatin dibiarkan
dingin dan mengeras.
9) Pengeringan Gelatin.
Pengeringan Gelatin ada 2 cara yaitu:
1. Gelatin yang telah mengeras di dalam cetakan dikeringkan di dalam ruangan yang
berdinding kawat agar sirukulasi udara tetap lancar dan tidak dapat dimasuki oleh
serangga dan tikus. Proses ini dilakukan sampai kadar air di bawah 20%
2. adalah Gelatin yang telah mengeras dikeluarkan dari cetakan, kemudian dikeringkan
dengan alat pengering pada suhu 50-60 C sampai kadar airnya di bawah 20%.
10) Pengemasan Gelatin. Gelatin yang telah kering dapat dikemas
18
3.3. kelebihan dan kerugian gelatin
a. keuntungan
Mengandungi 84-90% protein.
Mengandungi 1-2% garam mineral.
Selebihnya adalah air.
Tidak mengandung kolesterol.
Tidak mengandung pengawet atau aditif.
Berbanding dengan agar-agar, gum arabic, locust gum yang mengandung karbohidrat
b. Kerugian
Penebal (Thickener)
Pelekat (Plasticizer)
Pengemulsi (Emulsifier) biasa digunakan untuk eskrim
Pembuih (Foaming agent)
Penahan Kelembaban (Moisture retention) – digunakan dalam es krim
Pembaik tekstur (Improve texture) – digunakan dalam kosmetik
Pengikat (Binding agent) – softgel, kapsul, tablel
Basis yang membentuk dasar dari gelatin - kolagen.Juga tersedia dalam unsur air produk,
protein, pati, abu, karbohidrat, lemak, makro dan trace, vitamin PP, asam amino.Tidak ada
keraguan manfaat gelatin bagi kesehatan manusia - dalam komposisi mengandung kalsium,
magnesium, natrium, kalium, fosfor, zat besi, asam amino glisin.produk tersebut mengandung
dua asam amino esensial tubuh manusia, hidroksiprolin dan prolin, memberikan kontribusi
bagi pengembangan, konservasi dan pemulihan jaringan ikat dan tulang rawan.
19
4.PUPUK KANDANG
Pupuk kandang berperan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Komposisi unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang sangat tergantung pada jenis
hewan, umur, alas kandang dan pakan yang diberikan pada hewan tersebut.
Setiap jenis hewan tentunya menghasilkan kotoran yang memiliki kandungan hara unik.
Namun secara umum kotoran hewan mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N),
posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan belerang (S). Bila dibandingkan
dengan pupuk kimia sintetis, kadar kandungan unsur hara dalam pupuk kandang jauh lebih
kecil. Oleh karena itu, perlu pupuk yang banyak untuk menyamai pemberian pupuk kimia.
a. Keuntungan
1. mengurangi masa dan volume (mengurangi biaya penyimpanan),
2. berkurangnya bau,
3. terbasminya patogen,biji-bijian gulma menjadi mati,
4. memperbaiki kondisi tanah, mempermudah transportasi,
5. mengurangi sumber polusi
6. dan meningkatkan pelepasan hara-hara yang berkualitas lebih tinggi dari kompos
secara perlahan-lahan dalam waktu tertentu.
b. Kekurangan
1. Kehilangan NH3(N),
2. diperlukan waktu dan tenaga,
3. memerlukan biaya investasi alat dan pengoperasiannya,
4. dibutuhkan lahan untuk pengomposan
5. dan diperlukan pemasaran
Kandungan usur hara dalam pupuk kandang ditentukan pula oleh jenis makanan yang
diberikan.:
21
4.4. Cara membuat pupuk kompos
a. Bahan-bahan
b. Alat-alat
1. Sekop
2. Cangkul
3. Sarung tangan
4. karung goni
1. Siapkan media pembuatan pupuk, ditempat yang sejuk tidak terkena matahari
langsung dan tidak kena hujan jika terjadi hujan.
2. Larutkan EM4 dan gula kedalam air.
3. Lapisan pertama, Campurkan Kotoran ternak dengan arang sekam kemudian aduk
hingga merata, setelah itu taburkan dekomposer (EM4 dan gula yang sudah dilarutkan
dalam air) tadi secukupnya aduk hingga merata.
4. Lapisan Kedua Taburkan jerami, dedak, bubuk gergaji dan bahan-bahan organik
lainnya hingga merata kemudian siramkan dekomoser tadi.
5. Setelah itu tutup rapat tumpukan bahan-bahan tadi dengan rapih dengan menggunakan
karung goni dan jerami.
6. Hari Kedua aduk adonan tersebut hingga merata dan tutup kembali rapat-rapat.
7. Lakukan monitoring setiap pagi dan sore, dengan cara memasukan tangan (dengan
sarung tangan) jika tangan kita tidak kuat menahan panas adonan maka adonan belum
siap dipakai. aduk setiap melakukan monitoring.
8. Biasanya hari ke empat adonan sudah siap, cara menceknya masukan tangan anda jika
bisa menahan panas adonan maka pupuk kompos organik siap dipakai.
22
Gambar pupuk kompos
5. TEPUNG DARAH
5.1. DESKRIPSI TEPUNG DARAH
Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai
alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari
serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan tumbuh
Tepung darah merupakan bahan ransum yang berasal dari darah yang segar dan bersih
yang biasanya diperoleh dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Penggunaan darah sebagai
bahan pakan ternak juga bisa mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabakan oleh
darah yang belum dimanfaatkan. Masih terbatasnya pengetahuan dan teknologi tentang
pengolahan tepung darah menjadikan produk ini belum berkembang luas, padahal peluang
bisnis pengolahan tepung darah sangatlah cerah.
Tepung darah diperoleh dari darah ternak yang bersih dan segar, berwarna coklat
kehitaman dan relative sulit larut dalam air. Rasio pembuatan tepung darah berkisar 5:1
dimana untuk mendapatkan 1 kg tepung darah memerlukan 5 kg darah segar. Kandungan
protein berkisar 85% dengan kadar air 10%. Tepung darah rendah kandungan kalsium,
phosphor dan asam am ino isoleusin dan glysin.
23
5.1.2. Kandungan Nutrisi Tepung Darah
Tepung darah mengandung protein kasar sebesar 80 %, lemak 1,6 % dan serat kasar 1
%, tetapi miskin asam amino, kalium dan phospor. Darah yang dihasilkan dari seekor ternak
yang disembelih antara 7-9 % dari berat badannya. Namun demikian yang perlu diperhatikan
dalam penggunaannya pada ternak adalah batas pemberian karena tepung darah mengandung
zat nutrien yang dapat menghambat proses kecernaan bahan ransum lainnya, yaitu asam
amino pembatas isoleucine, yang apabila dikonsumsi berlebihan dalam ransum akan
menurunkan pertambahan berat badan ternak.
24
5.3. Kelebihan dan kelemahan tepung darah
a. Keuntungan
b. Kelemahan
25
5.4. langkah langkah pembuatan tepung darah
Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemasakan darah yang sudah di
dapatkan dan di pilih di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) atau tempat pemotongan
hewan lainnya, dengan suhu masak 80 derajat celcius selama kurang lebih 2 jam.
Kemudian jika darah sudah mengental, letakan pada wadah atau loyang dengan
ketebalan 2-5 cm.
Lalu darah yang sudah diletakan dalam loyang atau wadah lakukan pengeringan di
bawah sinar matahari selama 3-5 hari atau dapat juga menggunakan oven dengan suhu
panas 80-90 derajat celcius.
Selanjutnya darah yang sudah kering dapat dilakukan pengilingan hingga halus dan
dikeringkan kembali dengan suhu 60 derajat celcius selama 1-2 jam.
Lalu lakukan pengayakan dengan ayakan yang halus hingga hampir menyerupai
tepung pada umumnya.
Lalu siap untuk diaplikasikan dengan mencampurkan bahan pakan ternak dengan
tepung darah dari ternak.
Menyiapkan tepung darah yang masih segar dan sudah dilakukan pemilihan di tempat
pemotongan, kemudian tambahkan molases (air tebu) sebanyak 20 persen.
Lakukan penyimpanan kedap udara atau membungkusnya dengan rapat selama 1-2
minggu.
Kemudian lakukan pengeringan dengan bantuan sinar matahari selama 3 -5 hari atau
menggunakan bantuan oven.
Lalu darah yang sudah kering dapat dilakukan penggilingan hingga halus dan
dikeringkan kembali dengan sinar matahari atau oven dengan suhu 60 derajat celcius.
Setelah itu, lakukan pengayakan halus hingga menjadi tepung darah .
Jika selesai lakukan pengemasan dan bisa langsung diaplikasikan untuk pakan
campuran ternak.
26
DAFTAR PUSTAKA
http://fengkyinden.blogspot.co.id/2012/05/struktur-dan-kimia-kulit-sapi.html
https://kelasfapetc2010.files.wordpress.com/2012/10/materi-kuliah-tht-teknologi-kulit.pdf
https://dombafarm.wordpress.com/pasca-produksi/kulit/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kulit_sapi
http://www.enjoyleather.com/berita/BJaket/2011/04/9/Macam--Macam-Jenis-Kulit
http://www.ilmuternak.com/2014/10/pengawetan-kulit-dengan-cara-pengeringan.html
http://irmangasali.blogspot.co.id/2011/03/teknologi-pengawetan-dan-pengolahan.htm
http://rangkaianhatierlin.blogspot.co.id/2012/11/makalah-dtsk-struktur-dan-komposisi.html
http://widiaardiarti.blogspot.co.id/2015/02/laporan-pengawetan-kulit-dengan-metode.html
https://www.agrinak.com/2015/12/cara-mengawetkan-kulit-dengan.html
http://koteklemalamalera.blogspot.co.id/2012/05/komposisi-kulit-hewan.html
http://www.academia.edu/9945857/Teknologi_Pengawetan_Dan_Pengolahan_Kulit
http://www.ilmuternak.com/2014/10/pengawetan-kulit-dengan-cara-pengeringan.html
http://andunsejati.blogspot.co.id/2011/12/pembuatan-gelatin_22.html
http://masterfoodscience.blogspot.co.id/2013/07/gelatin.html
http://niayulianty.blogspot.co.id/2015/01/hasil-ikutan-ternak.html
http://www.warungislamibogor.com/2012/11/gelatin-antara-manfaat-dan-bahayanya.html
http://www.ilmuternak.com/2016/06/manfaat-tepung-darah-bagi-ternak.html
27