Professional Documents
Culture Documents
PENGOLAHAN SUSU
BAB I
PENDAHULUAN
Susu fermentasi merupakan salah satu produk dari susu segar yang difermentasi.
Fermentasi adalah suatu proses terjadinya perubahan struktur kimia dari bahan-bahan
organic dengan memanfaatkan aktivitas agen-agen biologis terutama enzim sebagai
biokatalis. Fermentasi susu adalah salah satu bentuk pengolahan susu dengan melibatkan
aktivitas satu atau beberapa spesies mikroorganisme yang dikehendaki (Hery, 2012).
Fermentasi juga dapat menghasilkan asam laktat, alcohol dan senyawa lain yang dapat
member aroma, rasa dan tekstur yang khas dan relatife lebih baik serta dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain yang tidak tahan asam atau alcohol (Brian, 1995).
1.2 Tujuan
1.2.1 Memperkaya materi kuliah dan pratikum untuk meningkatkan wawasan mahasiswa di
bidang teknlogi hasil ternak.
1.2.2 Mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sesuai dengan
system yang terpusat pada mahasiswa ( student credit learning/SCL).
1.2.3 Untuk menjelaskanmengenai teknologi pengolahan susu.
1.2.4 Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi produk akhir susu fermentasi
dan telur asin yang dihasilkan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Susu merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi yang diperoleh dari hasil
pemerahan hewan seperti sapi, kerbau, kuda, kambing dan unta. Komponen penting dalam
air susu adalah protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa serta enzim-enzim dan beberapa
jenis mikroba yang bermanfaat bagi kesehatan sebagai probiotik. Susu merupakan sekresi
kelenjar susu yang dikeluarkan dari ambing sapi dengan cara diperah menggunakan tangan
atau alat perah atau melalui proses penghisapan oleh anak sapi (suckling). Secara kimia,
susu adalah emulsi lemak dalam air yang mengandung gula, garam-garam mineral, protein
dalam bentuk suspensi koloidal (Rahman et al., 1992). Lemak susu merupakan komponen
paling penting berbentuk butiran yang mengandung asam lemak jenuh (65-75%), asam
lemak tidak jenuh (25-30%) dan asam lemak tidak jenuh ganda sebesar 4% (Buckle et al.,
1985). Susu merupakan bahan pangan yang mudah terkontaminasi dari lingkungan.
Kebersihan kandang perlu diperhatikan karena selain untuk kenyamanan ternak juga
merupakan faktor penentu kualitas susu. Susu merupakan bahan pangan yang mudah rusak,
sehingga perlu perlakuan khusus. Pengolahan susu untuk memperpanjang masa simpan
dapat dilakukan dengan cara fermentasi dan pasteurisasi.
Susu pasteurisasi adalah proses pemanasan setiap komponen (partikel) dalam susu pada
o o
suhu 62 C selama 30 menit, atau pemanasan pada suhu 72 C selama 15 detik, yang segera
diikuti dengan proses pendinginan. Susu fermentasi merupakan salah satu produk dari susu
segar yang difermentasi. Fermentasi adalah suatu proses terjadinya perubahan struktur
kimia dari bahan-bahan organic dengan memanfaatkan aktivitas agen-agen biologis
terutama enzim sebagai biokatalis. Karena bahan ini hasil proses mikrobial maka disebut
produk fermentasi. Fermentasi susu adalah salah satu bentuk pengolahan susu dengan
melibatkan aktivitas satu atau beberapa spesies mikroorganisme yang dikehendaki (Hery,
2012). Fermentasi juga dapat menghasilkan asam laktat, alcohol dan senyawa lain yang
dapat member aroma, rasa dan tekstur yang khas dan relatife lebih baik serta dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain yang tidak tahan asam atau alcohol (Brian,
1995).
Susu fermentasi merupakan salah satu produk susu yang berkonsistensi gel seperti fla
custard dengan rasa dan aroma khas. Susu fermentasi dikenal dengan berbagai nama seperti
yoghurt, yogur, yourt, yaort, yaourti atau yaghourt, dengan penulisan bervariasi, ada yang
mengganti huruf Y dengan J. Kata yoghurt berasal dari bahasa Turki jugurt. Yogurt
merupakan makanan tradisional di negara Balkan dan Timur Tengah. (Djatmiko et.al.,
1984). Produk fermentasi yang umum dikonsumsi oleh masyarakat adalah, yoghurt, yakult
juga kefir, dengan bahan baku susu sapi.
Yakult dibuat dengan starter bakteri Lactobacillus casei adapun yoghurt dengan starter
bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus yang diinokubasi pada
suhu 43°C selama 4 jam dengan perbandingan susu dengan starter adalah 1: 1 (Sunarlim
dan Setiyanto, 2001). Proses fermentasi susu menghasilkan produk dengan flavor yang
disukai serta tekstur lembut. Komponen susu yang paling berperan selama proses
fermentasi adalah laktosa dan kasein. Laktosa digunakan oleh mikroorganisme sebagai
sumber karbon dan energi dengan hasil metabolismenya adalah asam laktat yang
menyebabkan pH susu turun. Platt (1990) menyatakan ada empat manfaat yang diperoleh
dari fermentasi susu yaitu sebagai pengawet alami, meningkatkan nilai gizi, mendapatkan
rasa dan tekstur yang disukai serta meningkatkan variasi makanan. Susu fermentasi juga
digunakan sebagai minuman untuk tujuan diet (dietetic purpose) dan pengobatan
(therrapeutic purpose).
DAFTAR PUSTAKA
Ray, B. 1996. Probiotics of lactis acid bacteria: science or myth In Lactis Acid Bacteria, B.
Ray (Ed). NATO ASI Series, Vol. H 98, Springer Verlag Germany. P: 101-136.
Djamiko, B., C.S. Simamora dan R.H. Suprapto, 1984. Susu dan Yoghurt. Gabungan
Koperasi Susu Indoensia, Pengalengan kerja sama GKSI dengan Fakultas
Teknologi Pertanian IPB. Bogor.
Platt, G.C. 1990. Fermented Foods. In : G.G. Birch, G.C. Platt and M.G. Lindley. (Ed.).
Foods for the 90s. Elsevier Applied Science, London and New York.
Sunarlim, R. dan H. Setiyanto. 2001. Penggunaan Berbagai Tingkat Kadar Lemak Susu
Kambing dan Susu Sapi tehadap Mutu dan Cita Rasa Yoghurt. Prosiding. Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Puslitbangnak, Bogor.