You are on page 1of 2

Pada percobaan menahan napas subjek I mendapat rata-rata : 39,33 ; subjek II : 49,67 ; subjek III : 45,67.

Dari
hail tersebut, terlihat bahwa hanya subjek ke II yang memiliki kesanggupan baik sedangkan dua subjek
lainnya memiliki kesanggupang kurang. Hal ini disebabkan karena ketahanan jasmani masing-masing subjek
berbeda. Subjek II memiliki kesanggupan baik karena kemungkinan subjek II memiliki kapasitas paru-paru
yang besar dan frekuensi nafas yang cukup besar, selain itu subjek II juga rajin berolahraga ( subjek II
merupakan seorang atlit) sehingga ketahanan jasmaninya baik. Ke dua subjek lainnya mendapat rata-rata
kesanggupan yang kurang kemungkinan disebabkan karena kapasitas paru-paru dan frekuensi nafas yang
tidak cukup besar, selain itu juga dapat disebabkan oleh karena ke dua subjek lainnya jarang berolahraga.
Pada dasarnya ketika seseorang menahan nafas maka hal tersebut memicu kerja otot jantung dalam
berkontraksi dan denyut jantung juga akan semakin cepat bekerjanya. Selama ke tiga subjek menahan
nafas, hal ini menunjukkan bahwa dengan terjadinya hipernea atau aktivitas pernapasan yang meningkat,
subjek yang menarik napas dalam-dalam akan memiliki napas cadangan yang lebih banyak dibandingkan
dengan subjek yang hanya bernapas dengan napas biasa. Sehingga jika seseorang yang menarik napas
dalam-dalam ( dalam hal ini subjek II ) akan dapat menahan napas yang lebih lama dibandingkan jika
bernapas biasa.

Pada percobaan menahan napas OP memiliki kesanggupan yang baiksekali, hal itu disebabkan OP memiliki
kapasitas paru-paru yang besar danfrekuensi nafas yang cukup besar. Menahan napas memicu kerja otot
jantungdalam berkontraksi dan denyut jantung juga akan semakin cepat bekerjanyaa

Pengaturan Tahan Napas


Pernafasan dapat sengaja dihambat untuk beberapa saat, titik saat pernafasan tidak
dapatdihambat lagi secara volunteer disebut titik lepas. Lepasnya kendali volunteer ini
disebabkanoleh peningkatan Pco2 dan penurunan Po2 darah arteri. Setelah glomus karotikus
seseorangdiangkat maka kemampuan menahan napas akan lebih lama.bernafas dengan 100%
oksigensebelum menahan napas akan menaikkan Po2 alveolus awal sehingga titik lepas
dapatditunda. Hal yang serupa timbul bila kita melakukan hiperventilasi dengan udara biasa
karenaco2 dihembuskan keluar dan Pco2 darah arteri pada awalnya akan diturunkan. Reflex
atau factor mekanik agak mempengaruhi titik lepas karena pada subjek yang menahan nafasselama
mungkin kemudian bernafas dengan campuran udara berkadar o2 rendah dan co2tinggi, masih
dapat menahan nafas kembali selama 20 detik atau lebih. Factor psikologis jugamemegang peranan,
dan subjek dapat menahan nafasnya lebih lama bila usahanya diberikan pujian dibandingkan bila
subjek tersebut tidak diberikan pujian

Pada percobaan tahan napas di atas, breaking point yang dihasilkan saat menahan nafas berbeda-
beda pada tergantung pada setiap kondisi dilakukannya breaking point tersebut.Breaking point
yaitu, kemampuan seseorang sehingga tidak dapat menahan nafas lagi,hasilnya berbeda

You might also like