Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Di Era Otonomi Daerah seperti sekarang ini setiap Negara dituntut untuk menjadikan kondisi
kehidupan ekonominya menjadi semakin efektif, efisien, dan kompetitif (sujamto,1983:13).
Indonesia merupakan Negara berkembang yang terus mengupayakan pembangunan. Tujuan dari
pembangunan adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta
menciptakan inovasi di dalam masyarakat tersebut (Awang, 2010:59)
Berdasarkan kalkulasi statistik,lebih dari 60 persen penduduk Indonesia adalah penghuni
desa,sebagaian dari mereka hidup dalam kemiskinan structural yang tidak pernah
berakhir(Rozaki, 2005:1). wilayah pedesaan selalu dicirikan dengan rendahnya tingkat
produktivitas kerja, tingginya tingkat kemiskinan, dan rendahnya kualitas hidup dan pemukiman.
Pedesaan dianggap sebagai daerah yang tertinggal, miskin, dan pembangunannya lambat karena
jauh dari pusat pemerintahan. Padahal sebenarnya kawasan pedesaan memiliki potensi sumber
daya alam yang melimpah, hanya saja belum dimanfaatkan dengan maksimal (Awang, 2010:45) .
Masyarakat desa masih menggantungkan kehidupannya pada sektor pertanian, dan bergantung
pada alam (musim). Pengembangan potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusianya
masih sangat minim. Hal tersebut dilatar belakangi oleh faktor pendidikan yang rendah,
minimnya modal untuk pengembangan, dan anggapan bahwa masyarakat desa adalah
masyarakat yang miskin yang hidup dengan sederhana dan kemiskinan tersebut merupakan
warisan dari nenek moyangnya (Roziki, 2005:2).
Indonesia merupakan Negara agraris, dan pedesaan merupakan pusat perekonomian rakyat. Saat
ini Indonesia dalam fase berkembang, untuk itu potensi-potensi yang dimiliki harus terus
dikembangkan. Terutama potensi yang ada di desa yang selama ini masih belum optimal
pengembangannya. Desa memiliki dua potensi yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangannya,
yaitu sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kedua sumber daya tersebut harus saling
mendukung dan melengkapi, pengembangan sumber daya alam harus dibarengi dengan
peningkatan sumber daya manusianya (Roziki, 2005:107)
Dengan Implementasi kebijakan bagian dari dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu
aktivitas atau kegiatan (Solichin, 1990:6). sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil
yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.Impelmentasi kebijakan
pemberdayaan pemerintahn desa kiranya sangat urgen untuk dilakukan (Awang, 2010:38)
.Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, mampu
menggali dan memanfaatkan potensi-potensi yang ada didaerahnya, dan membantu masyarakat
untuk terbebas dari keterbelakangan atau kemiskinan,pemberdayaan juga sebagai memberian
atau meningkatkan kekuasaan keberdayaan kepada masyarakat yang lemah (Awang, 2010:47) .
Setiap desa memiliki potensi, kondisi daerah, dan karakteristik masyarakat yang berbeda-beda.
Intinya bahwa masing-masing desa memiliki ciri khas yang berbeda dengan desa lainnya. Untuk
itu dalam upaya pemberdayaan, masyarakat desa setempat harus lebih banyak terlibat dalam
kegiatan tersebut. Karena masyarakatnya lebih mengetahui potensi dan kondisi desanya.
Pemerintah hanya bertindak sebagai fasilitator yang mendukung program pemberdayaan.
Pemberdayaan masyarakat tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, karena yang
menjadi subyek dari pemberdayaan adalah masyarakat desa itu sendiri (Awang, 2010:49).
Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan dipusat,provinsi,dan kabupaten atau
kota dalam rangka penataan kembali desa dengan Kebijakan ini dapat membangun otonomi
daerah yang membuat setiap daerah memiliki kewenangan yang cukup besar dalam mengambil
keputusan yang dianggap sesuai (Awang, 2010:39). Pelaksanaan otonomi daerah yang telah
dimulai sejak 2001 mengandung konsekuensi yang cukup “menantang” bagi daerah. Di satu sisi,
kebebasan berkreasi membangun daerah benar-benar terbuka lebar bagi daerah (Sujamto,
1983:21) .
Namun demikian, di sisi yang lain telah menghadang setumpuk masalah yang harus diselesaikan.
Masalah yang sangat mendasar adalah perubahan pola pengelolaan daerah dari sentralistik
menjadi desentralisasi, misalnya sumber dana untuk membiayai pembangunan, sumber daya
manusia sebagai aparat pelaksana seluruh aktivitas pembangunan, dan masih banyak yang lain
(Roziki, 2005:11) .
B. Kebijakan Publik
1. Pengertian Implementasi Kebijakan Publik
Adalah suatu proses dinamis,dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau
kegiatan,sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau
sasaran kebijakan itu sendiri.”implementasi kebijakan publik terjadi karena tindakan-tindakan
pemerintahan dalam mengatasi masalah yang timbul dalam masyarakat sehingga melahirkan
keputusan-keputusan tersebut.Kebijakan ini dipandang sebagai proses perumusan kebijakan yang
diterapkan,dilaksanakan dan di evaluasi melalui tahap-tahap”(Awang, 2010:27).
2. Tahap-Tahap Implementasi Kebijakan Publik
(Awang, 2010:31) menyatakan bahwa tahap implementasi kebijakan merupakan tahap
diantara pembentukan kebijakan dan konsekuensi atau akibat dari kebijakan pada kelompok
sasaran ,mulai dari perencanaan sampai evaluasi,dan implementasi dimaksudkan untuk mencapai
tujuan kebijakan yang membawa konsekuensi langsung pada masyarakat yang terkena kebijakan,
Dari pendapat ini dapat diartikan proses implementasi sebagai suatu system pengendalian untuk
mencaga agar tidak terjadi penyimpangan sumber dan penyimpangan dari tujuan
kebijakan.selain itu proses implementasi adalah merupakan tawar-menawar antara instansi
pemerintah.
Impelementasi diartikan sebagai apa yang terjadi setelah peraturan per-undangan
ditetapkan yang memberikan perioritas pada suatu program,manfaat atau suatu bentuk output
yang jelas(Solichin, 2008:14). Implementasi kebijakn publik sungguh tidak hanya menyangkut
perilaku badan-badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan
menimbulakan ketaatan pada kelompok sasaran,melainkan pula menyangkut kekuatan-kekuatan
politik,ekonomi,dan sosial yang berlangsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku
dari semua pihak yang terlibat,dan akhirnya berpengaruh terhadap dampak baik yang diharapkan
(Solichin, 2008:15).
I. Otonomi Daerah
1. Pengertian Otonomi Daerah
Otonomi secara harfiah adalah kewenangan mengurus diri sendiri. Kewenangan dapat
dipahami sebagai hak legal secara penuh untuk bertindak,mengatur,dan mengelolah urusan
rumah tangga sendiri.Kewenangan juga merupakan instrument administrative untuk mengelolah
berbagai urusan. Kewenangan desa adalah hak dan kekuasaan pemerintahan desa dalam rangka
otonomi desa,yang berarti desa mempunyai hak untuk mengatur dan mengurus kepentingan atau
kebutuhan masyarakat desa sesuai kondisi dan sosial adat budaya local setempat.Kewenangan
akan memperkuat posisi dan eksistensi subyek pemilik kewenangan itu untuk secara leluasa dan
otonom dalam mengambil keputusan(Awang, 2010:76).
Otonomi desa adalah kemandirian desa. Kemandirian desa merupakan maslah internal
desa,rumah tangganya sendiri,yakni kemampuan mengelolah maupun membiayai
pemerintahan,pembangunan,dan kemasyarakatan dengan bertumpu pada hasil sumber daya
local,swadaya,dan gotong royong masyarakat..Swadaya masyarakat desa adalah kemampuandan
keberdayaan masyarakat desa sendiri untuk melakukan aktifitas dan mengatasi masalah
mereka.Sedangkan gotong royong adalah solidaritas sosial dan bagian dari modal sosial untuk
menyangga kehidupan mereka berkelanjutan(Awang, 2010:77).
Otonomi desa tidak bisa lepas dari konteks hubungan pemerintahan antara desa dengan
pemerintah tingkat atasnya,sebab desa menjadi bagian integral dari Negara yang menjalankan
sejumlah kewajiban.Otonomi desa bukan hanya sekedar swadaya masyarakat,tetapi juga
persoalan pemerataan dan keadilan hubungan antara pemerintah tingkat atas dengan
desa.Khususnya pemerintah desa,mempunyai hak bila berhadapan dengan Negara atau
pemerintah tingkat atasnya,sebaliknya pemerintah desa mempunyai kewajiban dan tanggung
jawab kepada masyarakat desa(Awang, 2010:78).
Melampaui batas-batas lokalitas internal desa,otonomi desa mengandung prinsip
keleluasaan mengatur diri sendiri,mempunyai hukum adat sendiri,dan kemampuan atau kapasitas
sumber daya lokal.Keterpaduan antara keleluasaan dan kapasitas sumber daya local akan
melahirkan kemandirian desa,yakni dalam urusan pemerintahan,mengambil keputusan,dan
mengelolah berbagai sumber daya sesuai dengan preferensi yang diingini oleh masyarakat
desa.Kemandirian merupakan kekuatan atau peningkatan kualitas peyelenggaraan pemerintahan
desa,pembangunan desa,pengembangan prakarsa dan potensi lokal,pelayanan umum dan kualitas
hidup masyarakat desa secara berkelanjutan (Rozaki, 2005:53).
Keleluasaan mengurus rumah tangga sendiri merupakan sebuah isu persoalan yang terus
mengemuka dalam konteks hubungan antara pemerintah pusat,pemerintah daerah,dan
desa.Ketika format hubungan pusat,daerah,desa bersifat sentralistik,hirarkis,organisatoris,dan
birokratis,maka desa tidak mempunyai hak untuk secara leluasa mengatur dirinya
sendiri.keleluasaan juga tidak selalu muncul karena terjadi interverensi pusat kepada
daerah,pusat kepada desa,dan daerah kepada desa ,melalui berbagai kebijakan dari masa ke masa
selalu menempatkan desa sebagi obyek dari pemerintah tingkat atasnya(Rozaki, 2005:58).
Kesimpulan
Jadi Kebijakan Pemerintah dalam memberdayakan masyarakat meliputi 3 hal yaitu pembinaan
masyarakat, pelayanan terhadap masyarakat dan pengembangan terhadap masyarakat. Ketiga
variabel tersebut telah berjalan secara maksimal. Pembinaan terhadap masyarakat meliputi
kegiatan keagamaan, kegiatan sosial budaya dan pelayanan kesehatan, Pelayanan masyarakat
meliputi pelayanan di bidang pertanian, kesehatan dan perekonomian, sedangkan pengembangan
masyarakat lebih banyak difokuskan pada pengembangan SDM melalui pembangunan
infrastruktur baik formal maupun non formal, termasuk pula diantaranya pengembangan
ekonomi kerakyatan.
Dengan demikian adanya otonomi Desa,Otonomi desa tidak bisa lepas dari konteks hubungan
pemerintahan antara desa dengan pemerintah tingkat atasnya,sebab desa menjadi bagian integral
dari Negara yang menjalankan sejumlah kewajiban.Otonomi desa bukan hanya sekedar swadaya
masyarakat,tetapi juga persoalan pemerataan dan keadilan hubungan antara pemerintah tingkat
atas dengan desa.Khususnya pemerintah desa,mempunyai hak bila berhadapan dengan Negara
atau pemerintah tingkat atasnya,sebaliknya pemerintah desa mempunyai kewajiban dan tanggung
jawab kepada masyarakat desa.
Melampaui batas-batas lokalitas internal desa,otonomi desa mengandung prinsip
keleluasaan mengatur diri sendiri,mempunyai hukum adat sendiri,dan kemampuan atau kapasitas
sumber daya lokal.Keterpaduan antara keleluasaan dan kapasitas sumber daya local akan
melahirkan kemandirian desa,yakni dalam urusan pemerintahan,mengambil keputusan,dan
mengelolah berbagai sumber daya sesuai dengan preferensi yang diingini oleh masyarakat
desa.Kemandirian merupakan kekuatan atau peningkatan kualitas peyelenggaraan pemerintahan
desa,pembangunan desa,pengembangan prakarsa dan potensi lokal,pelayanan umum dan kualitas
hidup masyarakat desa secara berkelanjutan
Daftar Pustaka
Awang,Azam.2010.ImpelementasiPemberdayaanPemerintahDesa.Yogyakarta:
PustakaPelajar.
Sujatmo.NoerdinAchmad.Sumarno.1997.Pokok-PokokPemerintahanDi Daerah.Jakarta:Rineka
Cipta.
Widarta.2001. Cara Mudah Memahami Otonomi Daerah. Jakarta : Larela Pustaka Utama.
1 komentar:
1.
FBS Indonesia – FBS ASIAN adalah salah satu Group Broker Forex Trading FBS
Markets Inc
yang ada di ASIA dimana kami adalah online support partner fbs perwakilan yang sah
dipercayakan oleh perusahaan FBS untuk melayani semua klien fbs
di asia serta fbs yang ada di indonesia.
-----------------
Kelebihan Broker Forex FBS
1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANK LOKAL Indonesia dan
banyak lagi yang lainya
Buka akun anda di fbsasian.com.
-----------------
Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
Tlp : 085364558922
BBM : fbs2009
Balas
Mengenai Saya
Niningnur Lailirahmah
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
▼ 2014 (2)
o ▼ April (2)