You are on page 1of 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia, dengan lebih dari 17.000 pulau tropis yang subur, dimana sekitar 3.000 dihuni, adalah
negara kepulauan terbesar di dunia. Rantai pulau membentang 4.500 kilometer barat ke Timur
dan 2.000 kilometer Utara ke Selatan. Terletak tenggara dari daratan Asia dan utara dan barat
laut Australia, string ini zamrud dilemparkan antara India dan lautan Pasifik. Faktor-faktor ini
telah menciptakan lingkungan yang sangat beragam yang kaya akan sumber daya alam (minyak,
besi, emas, timah, nikel) serta dari segi keanekaragaman hayati darat dan laut.

Indonesia menawarkan 95.181 kilometer garis pantai yang merupakan salah satu terpanjang di
dunia. Dengan demikian, Indonesia diberkahi dengan terkaya laut pesisir laut tempat tidur biota.
Banyak jenis krustasea seperti lobster, kepiting, dan udang serta berbagai jenis moluska, seperti
kerang dan tiram antara produk perikanan utama di Indonesia. Indonesia juga merupakan
produsen utama produk perikanan non-dimakan disebut mutiara, berkat lingkungan laut murni
yang menyediakan lingkungan yang terbaik untuk mutiara-memproduksi tiram.

Indonesia adalah produsen terbesar dari South Sea Pearls di pasar dunia!
Data pada tabel menunjukkan Indonesia menyumbang pangsa 41,2% volume South Sea Pearl,
diikuti oleh Australia di 34,2%, Filipina 18,1% dan di Myanmar sebesar 5,5%.

Salah satu pulau penghasil mutiara terbaik adalah Lombok, Nusa Tenggara Barat. Mutiara air
laut menjadi salah satu kekayaan komoditas khas Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang dikenal
hingga luar negeri. Jenis kerang yang banyak dibudidayakan di pulau ini adalah spesies Pinctada
maxima atau biasa dikenal sebagai ratu mutiara. Proses pemeliharaan dimulai sejak larva kerang
yang dipelihara di tangki dengan daya tampung lima ton air laut berisi sekitar sembilan juta larva
kerang hingga berumur tiga minggu. Proses pemeliharaan di ruang tertutup ini dilakukan sangat
hati-hati, bahkan pakan larva berupa plankton pun dimonitor secara detail kualitasnya. Perhiasan
Mutiara Lombok telah di ekspor ke pasar ASIA, EROPA, dan TIMUR TENGAH. Salah satu
Negara yang dapat dijadikan sebagai tujuan ekspor Perhiasan Mutiara Lombok ialah Negara
Jepang. Dimana masyarakat Jepang sangat menghargai kerajinan tangan, dan menyukai
perhiasan Mutiara. Selain itu perhiasan Mutiara Lombok juga dibuat dengan tangan sendiri
bukan mesin. Itulah yang menjadi kelebihannya dibanding perhiasan di Negara lain. Dari hal
tersebut dapat dilihat potensi yang besar bagi perhiasan Mutiara Lombok untuk memperluas
pasar globalnya.
B. Rumusan Masalah
1. Produk apa yang ingin direkomendasikan untuk suatu negara ?
2. Negara apa yang menjadi tujuan ekspor produk yang direkomendasikan ?
3. Bagaimana bentuk analisis ekonomi, budaya bisnis, resiko, keamanan dan
kebijakan?
4. Bagaimana cara memasukkan produk ke negara tersebut ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Produk yang ingin direkomendasikan

Produk yang ingin direkomendasikan ke suatu negara adalah “ PERHIASAN


MUTIARA LOMBOK”.

Menjadi sebuah provinsi yang dikelilingi lautan di tiap sisinya, membuat Nusa Tenggara
Barat (NTB) memiliki potensi kekayaan laut yang tinggi. Luas perairan lautnya sekitar
29.159,04 km2, panjang pantai 2.333 km, perairan karang sekitar 3.601 km2, dan terdiri
dari 278 pulau-pulau. Lokasi ini pun tak ayal menjadi tempat yang cocok bagi karang-
karang laut hidup. Karang laut yang hidup di wilayah perairan Nusa Tenggara pada
umumnya berjenis Pinctada Maxima yang menghasilkan Mutiara Laut Selatan (South Sea
Pearl) dan menjadi primadona mutiara di dunia. Hal ini karena jenis mutiara Lombok,
khususnya, memiliki berbagai macam warna bahkan terdapat 27 jenis warna mutiara
Lombok yang bisa dihasilkan. Bervariasinya warna yang dimiliki mutiara Lombok itu
bukan tanpa sebab. Pasalnya, berjutaan tahun lalu wilayah Nusa Tenggara menjadi
tempat bertemunya persebaran spesies kerang berbibir kuning atau emas yang berada di
Palawan, Filipina sampai ke Kepulauan Nicobar dengan spesies kerang berbibir putih di
Papua hingga ke Australia. Sehingga, nyaris seluruh warna bisa ditemukan di mutiara
Lombok. "Namun, yang menjadi keunggulan NTB itu ada tiga warna yakni Bronze
seperti tembaga, metal seperti pelor sepeda motor, dan emerald emas agak kehijauan.
Keunggulan inilah yang tidak didapatkan di tempat lain," ucap Wakil Ketua Bidang
Organisasi Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia (Asbumi), Bambang Setiawan, dalam
acara Lombok Sumbawa Pearl Festival 2011, di Mataram, NTB. Dengan banyaknya
keunggulan itu ditambah dengan kondisi laut yang sangat mendukung perkembangan
mutiara laut, akhirnya banyak pengusaha yang kemudian mulai menekuni serius bisnis
mutiara Lombok ini. Sebanyak 36 perusahaan mutiara, tiga di antaranya perusahaan
asing, tersebar di Pulau Lombok dan Sumbawa. Dari sekitar 2.000 lokasi budi daya
mutiara di seluruh NTB, sudah termanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan mutiara yang
ada. Lokasi budidaya mutiara tersebut tersebar di wilayah pesisir seperti Gili Gede
(Pelayan, Bolangis), Gili Asahan (Labuhan Poh), Teluk Sire Lombok Barat, Sembelia
Lombok Timur, Tanjung Bero, Teluk Mapin, Pulau Moyo dan Teluk Saleh, Sumbawa,
Kwangko/Kempo, Teluk Sanggar, Dompu dan Teluk Sape serta Teluk Waworada, Bima.
Kini, produksi mutiara NTB bisa mencapai 600 kilogram per tahun. Mutiara-mutiara itu
kemudian dijual kembali kembali ke para produsen perhiasan mutiara di dunia seperti
New York (Amerika Serikat), Tokyo (Jepang) , Geneva dan Zurich (Swiss), serta Milan
(Italia). Apabila sudah diaplikasikan ke dalam bentuk perhiasan, nilainya bisa mencapai
puluhan hingga ratusan juta rupiah. Keindahan akan kemilau mutiara laut asli Lombok ini
pun diakui oleh seorang pengusaha mutiara asal Australia yakni Simon Adams. Simon
merupakan Managing Direcrtor Atlas South Sea Pearl, sebuah perusahaan nomor lima di
dunia dalam menghasilkan mutiara Laut Selatan. "Kualitas mutiara di Indonesia, juga di
Lombok, sangat baik. Secara umum, bibir kerang di Indonesia itu lebih berwarna emas
dan inilah yang disukai para pembeli. Jadi Indonesia tidak bisa dibilang inferior dalam
industri ini," ujar Simon. Ia bahkan mengakui dirinya sering berpergian keliling dunia
untuk mencari mutiara terbaik sejagat raya dan ia menemukannya di Indonesia. Di dalam
acara Lombok Sumbawa Pearl Festival 2011, Simon bahkan menyempatkan diri untuk
mengikuti lelang mutiara Lombok yang akhirnya ia menangkan.

Dari berbagai kelebihan yang dimiliki oleh mutiara laut khas Lombok tersebut sangatlah
pantas apabila produk tersebut bersaing di kancah internasional dengan melebarkan
sayapnya ke berbagai negara yang ada di seluruh dunia. Terlebih negara yang akan dituju
adalah negara Jepang, dimana negara tersebut merupakan negara yang sangat
menggemari Mutiara.

B. Negara Tujuan Ekspor Produk

Negara yang menjadi tujuan ekspor produk adalah negara Jepang, yakni sebuah negara
yang terletak di benua ASIA.

Saat ini banyak mutiara yang dihasilkan oleh Indonesia dikirim ke jepang dan kemudian
Jepang mengirimkan mutiara Indonesia ke China, Amerika, dan Negara-negara lainnya.
Ironisnya Indonesia belum memiliki bargaining power ( daya tawar ) sebagai produsen ,
karena system distribusinya dikelola dan dikendalikan oleh pedagang mutiara Jepang,”

C. Analisis ekonomi, budaya bisnis, resiko, keamanan, dan kebijakan.

 Keadaan ekonomi Jepang

Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik,
di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Tiongkok, Korea, dan
Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa
kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang
bertetangga dengan Taiwan.

Jepang terdiri dari 6.852 pulau yang menjadikanya sebagai negara kepulauan. Pulau-pulau utama
dari utara ke selatan adalah Hokkaido, Honshu (pulau terbesar), Shikoku, dan Kyushu. Sekitar
97% wilayah daratan Jepang berada di keempat pulau terbesarnya. Sebagian besar pulau di
Jepang bergunung-gunung, dan sebagian di antaranya merupakan gunung berapi. Gunung
tertinggi di Jepang adalah Gunung Fuji yang merupakan sebuah gunung berapi. Penduduk Jepang
berjumlah 128 juta orang, dan berada di peringkat ke-10 negara berpenduduk terbanyak di dunia.
Tokyo secara de facto adalah ibu kota Jepang, dan berkedudukan sebagai sebuah prefektur.
Tokyo Raya adalah sebutan untuk Tokyo dan beberapa kota yang berada di prefektur
sekelilingnya. Sebagai daerah metropolitan terluas di dunia, Tokyo Raya berpenduduk lebih dari
30 juta orang.

Menurut mitologi tradisional, Jepang didirikan oleh Kaisar Jimmu pada abad ke-7 SM. Kaisar
Jimmu memulai mata rantai monarki Jepang yang tidak terputus hingga kini. Meskipun begitu,
sepanjang sejarahnya, untuk kebanyakan masa kekuatan sebenarnya berada di tangan anggota-
anggota istana, shogun, pihak militer, dan memasuki zaman modern, di tangan perdana menteri.
Menurut Konstitusi Jepang tahun 1947, Jepang adalah negara monarki konstitusional di bawah
pimpinan Kaisar Jepang dan Parlemen Jepang.

Sebagai negara maju di bidang ekonomi, Jepang memiliki produk domestik bruto terbesar nomor
dua setelah Amerika Serikat, dan masuk dalam urutan tiga besar dalam keseimbangan
kemampuan berbelanja. Jepang adalah anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, G8, OECD, dan
APEC. Jepang memiliki kekuatan militer yang memadai lengkap dengan sistem pertahanan
moderen seperti AEGIS serta skuat armada besar kapal perusak. Dalam perdagangan luar negeri,
Jepang berada di peringkat ke-4 negara pengekspor terbesar dan peringkat ke-6 negara
pengimpor terbesar di dunia. Sebagai negara maju, penduduk Jepang memiliki standar hidup yang
tinggi (peringkat ke-8 dalam Indeks Pembangunan Manusia) dan angka harapan hidup tertinggi di
dunia menurut perkiraan PBB. Dalam bidang teknologi, Jepang adalah negara maju di bidang
telekomunikasi, permesinan, dan robotika.

Jepang adalah salah satu dari tiga negara dunia dengan ekonomi terbesar serta termaju didunia.
Berdasarkan survei banyak lembaga internasional, ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar
kedua di Asia (Dibawah RRC) dan ketiga didunia (Selain AS dan RRC). Jepang selama ini dikenal
sebagai negara yang inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga
walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu mereka mampu menciptakan berbagai
penemuan-penemuan terpenting dalam sejarah dunia.

Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena Jepang memiliki
kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang menyerah, berjiwa wirausahawan
sejati, berani dan sangat berdisiplin. Data dari PBB ditahun 2011, Jepang memiliki GDP perkapita
$37,039 dan GNP perkapita $30.455, dengan demikian Jepang berada diurutan ke 21 negara
dengan GDP dan GNP perkapita terbesar didunia.

Ekonomi Jepang adalah ekonomi no.3 yang tercepat sepanjang sejarah modern umat manusia
selain ekonomi Korea Selatan dan RRC. Tonggak kebangkitan dan kemajuan ekonomi Jepang
dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan
ekonomi yang pernah dibangun Jepang sebelum 1945 hancur, bangsa Jepang membangun
negaranya hanya dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos kerja dan kedisiplinan.
Tak perlu waktu yang lama, mereka mampu membangun kembali ekonomi dan negerinya menjadi
salah satu yang raksasa ekonomi global.

Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu menembus pasar
internasional sekaligus menumpas pameo lama “produk Jepang enak dipandang, cepat dibuang”.
Sejak akhir tahun 1950-an produk-produk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk
manufaktur AS dan negara-negara Eropa sehingga dibeberapa negara terjadi anti-Jepang dan
pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri dan membuktikan
bahwa bangsa mereka adalah yang unggul.
Ekonomi negara Jepang yang dibangun sekitar tahun 1946, dibangun dengan pondasi yang kuat
dengan industri berat, manufaktur dan jasa sebagai penopang utama perekonomian mereka.
Industri milik Jepang adalah industri yang terbaik di dunia (tahun 2008 mengalahkan AS). Industri
Jepang menjadi raksasa dunia sejak 1960 sampai 2004. Industri Jepang sejak lama topang oleh
modal yang besar, SDM yang berkualitas, ketersediaan listrik dan peralatan pendukung yang
canggih.

Ekonomi di Jepang

Bursa Saham Tokyo, bursa efek terbesar nomor dua di dunia. Sejak periode Meiji (1868-1912),
Jepang mulai menganut ekonomi pasar bebas dan mengadopsi kapitalisme model Inggris dan
Amerika Serikat. Sistem pendidikan Barat diterapkan di Jepang, dan ribuan orang Jepang dikirim
ke Amerika Serikat dan Eropa untuk belajar. Lebih dari 3.000 orang Eropa dan Amerika
didatangkan sebagai tenaga pengajar di Jepang. Pada awal periode Meiji, pemerintah membangun
jalan kereta api, jalan raya, dan memulai reformasi kepemilikan tanah. Pemerintah membangun
pabrik dan galangan kapal untuk dijual kepada swasta dengan harga murah. Sebagian dari
perusahaan yang didirikan pada periode Meiji berkembang menjadi zaibatsu, dan beberapa di
antaranya masih beroperasi hingga kini.

Ekonomi pasar bebas dan terindustrisasi Jepang merupakan ketiga terbesar di dunia setelah
Amerika Serikat dan Cina dalam istilah paritas daya beli internasional. Ekonominya sangat efisien
dan bersaing dalam area yang berhubungan ke perdagangan internasional, tapi produktivitas lebih
rendah di bidang agriklutur, distribusi, dan pelayanan.

Pertumbuhan ekonomi riil dari tahun 1960-an hingga 1980-an sering disebut “keajaiban ekonomi
Jepang”, yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5% pada tahun 1970-an, dan 4% pada tahun
1980-an.Dekade 1980-an merupakan masa keemasan ekspor otomotif dan barang elektronik ke
Eropa dan Amerika Serikat sehingga terjadi surplus neraca perdagangan yang mengakibatkan
konflik perdagangan. Setelah ditandatanganinya Perjanjian Plaza 1985, dolar AS mengalami
depresiasi terhadap yen. Pada Februari 1987, tingkat diskonto resmi diturunkan hingga 2,5% agar
produk manufaktur Jepang bisa kembali kompetitif setelah terjadi kemerosotan volume ekspor
akibat menguatnya yen. Akibatnya, terjadi surplus likuiditas dan penciptaan uang dalam jumlah
besar. Spekulasi menyebabkan harga saham dan realestat terus meningkat, dan berakibat pada
penggelembungan harga aset. Harga tanah terutama menjadi sangat tinggi akibat adanya “mitos
tanah” bahwa harga tanah tidak akan jatuh. Ekonomi gelembung Jepang jatuh pada awal tahun
1990-an akibat kebijakan uang ketat yang dikeluarkan Bank of Japan pada 1989, dan kenaikan
tingkat diskonto resmi menjadi 6%. Pada 1990, pemerintah mengeluarkan sistem baru pajak
penguasaan tanah dan bank diminta untuk membatasi pendanaan aset properti. Indeks rata-rata
Nikkei dan harga tanah jatuh pada Desember 1989 dan musim gugur 1990.Pertumbuhan ekonomi
mengalami stagnasi pada 1990-an, dengan angka rata-rata pertumbuhan ekonomi riil hanya 1,7%
sebagai akibat penanaman modal yang tidak efisien dan penggelembungan harga aset pada 1980-
an. Institusi keuangan menanggung kredit bermasalah karena telah mengeluarkan pinjaman uang
dengan jaminan tanah atau saham. Usaha pemerintah mengembalikan pertumbuhan ekonomi
hanya sedikit yang berhasil dan selanjutnya terhambat oleh kelesuan ekonomi global pada tahun
2000.

Jepang adalah perekonomian terbesar nomor dua di dunia setelah Amerika Serikat, Jepang
bersama Jerman dan Korea Selatan adalah 3 negara yang pernah mencatatkan diri sebagai
negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat sepanjang sejarah dunia,dengan PDB
nominal sekitar AS$4,5 triliun,. dan perekonomian terbesar ke-3 di dunia setelah AS dan Republik
Rakyat Tiongkok dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Industri utama Jepang adalah
sektor perbankan, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi, telekomunikasi, dan konstruksi.
Jepang memiliki industri berteknologi tinggi di bidang otomotif, elektronik, mesin perkakas, baja
dan logam non-besi, perkapalan, industri kimia, tekstil, dan pengolahan makanan. Sebesar tiga
perempat dari produk domestik bruto Jepang berasal dari sektor jasa.

Hingga tahun 2001, jumlah angkatan kerja Jepang mencapai 67 juta orang. Tingkat pengangguran
di Jepang sekitar 4%. Pada tahun 2007, Jepang menempati urutan ke-19 dalam produktivitas
tenaga kerja. Menurut indeks Big Mac, tenaga kerja di Jepang mendapat upah per jam terbesar di
dunia. Toyota Motor, Mitsubishi UFJ Financial, Nintendo, NTT DoCoMo, Nippon Telegraph &
Telephone, Canon, Matsushita Electric Industrial, Honda, Mitsubishi Corporation, dan Sumitomo
Mitsui Financial adalah 10 besar perusahaan Jepang pada tahun 2008. Sejumlah 326 perusahaan
Jepang masuk ke dalam daftar Forbes Global 2000 atau 16,3% dari 2000 perusahaan publik
terbesar di dunia (data tahun 2006). Bursa Saham Tokyo memiliki total kapitalisasi pasar terbesar
nomor dua di dunia. Indeks dari 225 saham perusahaan besar yang diperdagangkan di Bursa
Saham Tokyo disebut Nikkei 225.

Dalam Indeks Kemudahan Berbisnis, Jepang menempati peringkat ke-12, dan termasuk salah satu
negara maju dengan birokrasi paling sederhana. Kapitalisme model Jepang memiliki sejumlah ciri
khas. Keiretsu adalah grup usaha yang beranggotakan perusahaan yang saling memiliki kerja
sama bisnis dan kepemilikan saham. Negosiasi upah (shuntō) berikut perbaikan kondisi kerja antara
manajemen dan serikat buruh dilakukan setiap awal musim semi. Budaya bisnis Jepang mengenal
konsep-konsep lokal, seperti Sistem Nenkō, nemawashi, salaryman, dan office lady. Perusahaan di
Jepang mengenal kenaikan pangkat berdasarkan senioritas dan jaminan pekerjaan seumur hidup.
Kejatuhan ekonomi gelembung yang diikuti kebangkrutan besar-besaran dan pemutusan
hubungan kerja menyebabkan jaminan pekerjaan seumur hidup mulai ditinggalkan. Perusahaan
Jepang dikenal dengan metode manajemen seperti The Toyota Way. Aktivisme pemegang saham
sangat jarang. Dalam Indeks Kebebasan Ekonomi, Jepang menempati urutan ke-5 negara
palinglaissez-faire di antara 41 negara Asia Pasifik.

Total ekspor Jepang pada tahun 2005 adalah 4.210 dolar AS per kapita. Pasar ekspor terbesar
Jepang tahun 2006 adalah Amerika Serikat 22,8%, Uni Eropa 14,5%, Tiongkok 14,3%, Korea
Selatan 7,8%, Taiwan 6,8%, dan Hong Kong 5,6%. Produk ekspor unggulan Jepang adalah alat
transportasi, kendaraan bermotor, elektronik, mesin-mesin listrik, dan bahan kimia.Negara sumber
impor terbesar bagi Jepang pada tahun 2006 adalah Tiongkok 20,5%, AS 12,0%, Uni Eropa 10,3%,
Arab Saudi 6,4%, Uni Emirat Arab 5,5%, Australia 4,8%, Korea Selatan 4,7%, dan Indonesia 4,2%.
Impor utama Jepang adalah mesin-mesin dan perkakas, minyak bumi, bahan makanan, tekstil,
dan bahan mentah untuk industri.

Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai AS$ 14 miliar). Jepang berada
di peringkat ke-6 setelah RRT, Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili, dengan total tangkapan
ikan yang terus menurun sejak 1996.

Pertanian adalah sektor industri andalan hingga beberapa tahun seusai Perang Dunia II. Menurut
sensus tahun 1950, sekitar 50% angkatan kerja berada di bidang pertanian. Sepanjang “masa
keajaiban ekonomi Jepang”, angkatan kerja di bidang pertanian terus menyusut hingga sekitar
4,1% pada tahun 2008. Pada Februari 2007 terdapat 1.813.000 keluarga petani komersial, namun
di antaranya hanya kurang dari 21,2% atau 387.000 keluarga petani pengusaha. Sebagian besar
angkatan kerja pertanian sudah berusia lanjut, sementara angkatan kerja usia muda hanya sedikit
yang bekerja di bidang pertanian.

Diperkirakan oleh pengamat ekonomi bahwa, Jepang bersama Korea Selatan, India dan RRT akan
benar-benar mendominasi dunia pada tahun 2030 dan mematahkan dominasi barat atas
perekonomian dunia.
Sektor jasa

Japan Airlines adalah salah satu maskapai penerbangan terbesar di dunia Sejumlah tiga perempat
dari total penghasilan ekonomi Jepang berasal dari sektor jasa. Industri utama sektor jasa di
Jepang berupa bank, asuransi, realestat, bisnis eceran, transportasi, dan telekomunikasi.
Mitsubishi UFJ, Mizuho, NTT, TEPCO, Nomura, Mitsubishi Estate, Tokio Marine, Japan Railway,
Seven & I, dan Japan Airlines adalah nama-nama perusahaan Jepang yang termasuk perusahaan
terbesar dunia. Kebijakan Pemerintah Jepang di masa Perdana Menteri Junichiro Koizumi
melakukan swastanisasi Japan Post. Enam keiretsu utama terdiri dari grup Mitsubishi, Sumitomo,
Fuyo, Mitsui, Dai-Ichi Kangyo, dan Sanwa. Sejumlah 326 perusahaan Jepang berada dalam daftar
Forbes Global 2000 atau 16,3% dari total perusahaan dalam daftar Forbes Global 2000 pada tahun
2006.

Sektor industri

Industri utama Jepang yang paling dikenal dunia adalah otomotifnya (baik motor ataupun mobil),
tetapi lebih dari itu Jepang juga negara penghasil kapal, elektronik, ponsel, mesin, robot
(android), baja (metal), komputer, tekstil, sutera, bio-industri, semikonduktor, farmasi, kertas,
petrokimia, makanan, teknologi ruang angkasa, alumunium dan lainnya. Hampir semua industri
di Jepang laku di ekspor. Mau bukti? lihat saja, di jalan-jalan Indonesia, India, Malaysia dan
Filipina banyak dijumpai mobil buatan Honda, Suzuki, Toyota, Hino, Isuzu, Mitsubishi dan Mazda.
Alat-alat rumah tangga didominasi alat buatan Jepang seperti Sharp, Mito, Mitoshiba, Toshiba,
Canon dll. Peripheral, panel plasma, semikonduktor dan komputer merek Canon, Hitachi, Fujitsu
dan Toshiba juga diminati dunia.Sampai sekarang, Jepang adalah negara industri paling sukses
sepanjang sejarah.

Industri manufaktur di Jepang Lexus LS, sedan mewah produk unggulan Lexus dari Toyota.
Industri ekspor utama Jepang adalah otomotif, elektronik konsumen (lihat industri elektronik
konsumen Jepang), komputer, semikonduktor, besi, dan baja. Industri penting lain dalam
ekonomi Jepang adalah petrokimia, farmasi, bioindustri, galangan kapal, dirgantara, tekstil, dan
makanan yang diproses. Industri manufaktur Jepang banyak bergantung pada impor bahan
mentah dan bahan bakar minyak.

Kawasan industri tersebar di sejumlah prefektur. Di wilayah Kantō, kawasan industri berada di
Chiba, Kanagawa, Saitama, dan Tokyo (kawasan industri Keihin). Di wilayah Tōkai, kawasan
industri Chukyo-Tokai berada di Aichi, Gifu, Mie, dan Shizuoka. Di wilayah Kansai, kawasan
industri Hanshin berada di Osaka, Kyoto, dan Kobe. Kawasan industri Setouchi mencakup barat
daya Pulau Honshu dan bagian utara Shikoku sekitar Laut Pedalaman Seto, sementara di
Kyushu, kawasan industri berada di bagian utara Kyushu.

Selain itu, Jepang juga menguasai global melalui industri anime (animasi) dan produk perfilman
mereka. Anime (animasi) Jepang menyerbu dan laris manis dipasaran dunia seperti : Doraemon,
Ninja Hatori, Naruto, One Piece dll. Dari industri animasi-nya (anime), Jepang membukukan
keutungan bersih total sekitar 2.983,03 milliar Yen.

Sektor Pertanian

Padi adalah tanaman pangan terpenting di Jepang. Pemandangan sawah dan hasil panen di
Kurihara, Prefektur Miyagi pada musim gugur. Walaupun hanya 12% dari luas daratan di Jepang
yang bisa dipergunakan untuk pertanian, namun hasilnya termasuk memuaskan. Besarnya hasil
pertanian didukung oleh kesuburan lahan pertanian karena tanah yang mengandung abu
vulkanis. Di samping itu, penggarapan lahan pertanian dilakukan secara intensif dengan
didukung teknologi maju. Sektor pertanian adalah sektor yang diproteksi pemerintah dan
menerima subsidi dalam jumlah besar.

Hasil pertanian Jepang berupa padi, kentang, jagung, gandum, kacang, kedelai, dan teh. Hasil
peternakan berupa babi, ayam, telur, sapi dan susu. Sayur-sayuran berupa lobak, kubis, ketimun,
tomat, wortel, bayam, dan selada. Sedangkan buah-buahan yang banyak ditanam adalah apel
dan jeruk. Apel merupakan produk unggulan Tohoku dan Hokkaido. Buah pir merupakan produk
pertanian unggulan Prefektur Tottori. Perkebunan jeruk berada di Shikoku, Shizuoka, dan
Kyushu. Tanaman pir dan jeruk dibawa masuk ke Jepang oleh pedagang Belanda di Nagasaki
pada akhir abad ke-18.

Padi adalah tanaman pangan yang sangat diproteksi pemerintah Jepang. Beras impor dikenakan
bea masuk 490% dan pembatasan kuota sebesar 7,2% dari rata-rata konsumsi beras tahun 1968
hingga 1988. Impor di luar kuota tidak dilarang, namun dikenakan bea masuk \341 per kilogram.
Tarif bea masuk beras impor yang sekarang (490%) diperkirakan akan naik menjadi 778%
menurut perhitungan baru yang akan diberlakukan sesuai Putaran Doha.

Walaupun Jepang biasanya dapat melakukan swasembada beras (kecuali beras untuk membuat
senbei dan makanan olahan), Jepang harus mengimpor 50% dari kebutuhan konsumsi serealia
dan bergantung pada impor daging. Jepang mengimpor gandum, sorgum, dan kedelai dalam
jumlah besar, terutama dari Amerika Serikat. Jepang merupakan pasar terbesar bagi ekspor
pertanian Uni Eropa.

Pertanian di Jepang tergolong maju dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun
luas wilayah Jepang yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapat
berswasembada memenuhi kebutuhan domestiknya. Lain halnya dengan Indonesia yang
dikaruniakan Tuhan banyak sumber alam sampai sekarang belum mampu berswasembada
bahan pangan, ironis sekali. Pertanian di Jepang kebanyakan menggunakan sistem hidroponik,
aeroponik, pupuk hijau/kompos, mesin panen dan mesin-mesin pembajak yang modern. 2011
lalu, Jepang berhasil berswasembada atas komoditas beras, kedelai, kacang tanah, rumput laut,
teh, tomat, sayuran, kubis, pir, jeruk, aprikot, lobak, jagung, kentang, ketan, gandum, bunga dan
wasabi. Meskipun swasembada, untuk membuat Sanbei, Jepang masih mengimpor beras dari
Vietnam dan Thailand.

Sektor Perikanan

Jepang menempati urutan ke-2 di dunia di belakang Republik Rakyat Tiongkok dalam tonase
penangkapan ikan (tahun 1989: 11,9 juta ton), kenaikan tipis dari 11,1 juta ton pada tahun 1980.
Setelah terjadi krisis minyak 1973, perikanan laut dalam di Jepang menurun. Pada tahun 1980-
an, total tangkapan ikan per tahun rata-rata 2 juta ton. Perikanan lepas pantai mencapai 50 %
dari penangkapan ikan total pada akhir 1980-an, meski beberapa kali mengalami kenaikan dan
penurunan.

Perikanan pesisir dilakukan dengan perahu kecil, jala, atau teknik penangkaran terhitung sekitar
sepertiga produksi total industri perikanan Jepang. Sementara itu, perikanan lepas pantai dengan
kapal ukuran menengah terhitung sekitar lebih dari separuh produksi total. Di antara hasil laut
yang diambil misalnya: sarden, cakalang, kepiting, udang, salem, cumi-cumi, kerang, tuna, saury,
yellowtail, dan makerel.

Jepang termasuk salah satu negara yang memiliki armada perikanan terbesar di dunia.
Walaupun demikian, Jepang adalah negara pengimpor hasil laut terbesar di dunia (senilai AS$
14 miliar) Sejak tahun 1996, Jepang berada di peringkat ke-6 dalam total tangkapan ikan di
bawah RRT, Peru, Amerika Serikat, Indonesia, dan Chili. Jepang juga menebarkan kontroversi
dengan mendukung perburuan ikan paus.

Ekonomi pasar bebas dan terindustrisasi Jepang merupakan ketiga terbesar di dunia setelah
Amerika Serikat dan Cina dalam istilah paritas daya beli internasional. Ekonominya sangat efisien
dan bersaing dalam area yang berhubungan ke perdagangan internasional, tapi produktivitas
lebih rendah di bidang agriklutur, distribusi, dan pelayanan..

Perikanan Jepang sangat maju dengan dukungan alat-alat penangkapan ikan yang modern,
armada yang besar dan bermodal serta area penangkapan yang sangat luas. Tak heran Jepang
pernah menjadi produsen ikan nomor 1 dunia sejak 1968 sampai 1996. Pada 1996, produksi ikan
di Jepang terus merosot dan akhirnya berada diposisi ke-enam sampai sekarang. Tetapi, armada
perikanan tetap merupakan yang terbaik didunia. Hasil perikanan/tangkapan nelayan Jepang
pada umunya yaitu : tuna, cakalang, sarden, makerel, cod, haring, paus, anjing laut, salem,
kepiting, gurita, cumi, belut laut, udang, salmon, kerang tiram, saury dan jenis-jenis lain.
Sedangkan, babi, sapi, kuda, domba, ayam, itik dan anjing laut serta buaya dan ular adalah hasil
peternakan Jepang.

Sektor Pertambangan

Pertambangan adalah usaha yang kurang berhasil di Jepang, karena bumi Jepang sangat miskin
dan sedikit sekali menghasilkan mineral. Bumi Jepang tercatat hanya menghasilkan garam,
batubara, tembaga, bauksit, emas, biji besi, biji nikel, tungsten dan gas alam dalam jumlah
sedikit, yang jauh dari cukup. Hanya energi air, panas bumi, angin dan panas matahari yang
terdapat dalam jumlah yang melimpah.

 Budaya Bisnis Jepang

Jepang adalah Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia. Fakta itu tak
mengherankan, sebab orang Jepang terkenal memiliki etos dan etika kerja yang sangat
baik. Mereka berhasil memadukan unsur modern dan tradisional dalam berbisnis.
Modernitas diterapkan dalam sarana dan prasarana, sedangkan tradisionalitas diterapkan
dalam etika.

Seperti China, Jepang juga menggunakan Konfusianisme sebagai pedoman bisnis.


Kepercayaan itu berisi ajaran berperilaku baik. Selain itu Jepang juga mempraktikkan
Shintoisme, yaitu kepercayaan tradisional warisan nenek moyang. Ada pula ajaran-ajaran
pokok budaya Jepang yang digunakan dalam berbisnis, yaitu wa (harmoni), kao (reputasi),
dan omoiyari (loyalitas). Konsep wa lebih mementingkan kerjasama daripada egoism
pribadi. Konsep kao menekankan untuk menjaga kehormatan orang lain. Sedangkan
konsep omoiyari berkaitan dengan strategi bekerjasama dalam jangka panjang, yaitu
dengan menjaga kepercayaan rekan kerja.

Apabila kita ingin belajar etika bisnis Jepang, tak perlu memeluk kepercayaan-kepercayaan
tadi. Serap saja intisari ajarannya, lalu praktikkan. Selain itu Anda bias mempelajari etika-
etika lain:

 Tepat waktu
Orang Jepang terkenal sangat tepat waktu. Jika ada pertemuan bisnis, mereka datang
paling tidak lima menit sebelumnya. Kebiasaan ini sangat berbeda dengan budaya jam
karet di Indonesia. Telat satu jam saat janjian adalah hal biasa. Padahal keterlambatan bias
berakibat fatal, terutama dalam urusan bisnis. Anda bisa di cap pemalas, pelupa, atau tidak
kompeten. Apalagi jika keberadaan Anda mutlak dibutuhkan di sana.

Supaya tidak terlambat, coba buat pengaturan waktu yang baik. Cadangkan waktu ekstra
untuk kejadian tak terduga. Terutama jika Anda harus bekerja pagi-pagi. Jika takut tak bias
bangun pagi, pasang saja alarm. Kalau satu alarm tak mempan membangunkan Anda,
pasanglah tiga atau lima alarm. Pastikan barang-barang yang akan dibawa sudah disiapkan
malam sebelumnya. Buat sarapan yang praktis seperti sereal atau telur goreng. Pastikan
bensin kendaraan Anda selalu penuh supaya tak perlu panik mencari angkutan umum.
Antisipasi macet di perjalanan. Dengan demikian, Anda tak akan telat ketempat kerja.

 Berpakaian rapi
Jepang memiliki gaya-gaya berpakaian yang unik, mulai dari gaya gothic hingga lolita.
Namun mereka berpakaian normal dan rapi saat bekerja. Sebab penampilan adalah salah
satu factor penting dalam berbisnis. Apabila Anda berpakaian rapi dan sopan, rekan-rekan
kerja akan menaruh hormat. Pebisnis wanita biasanya memiliki etika berpakaian yang lebih
sensitif. Jangan mengenakan pakaian yang terbuka karena bias membuat orang lain
terganggu. Jangan memakai make-up maupun aksesoris berlebihan. Ingat bahwa Anda
hendak bekerja, bukannya pergi ketempat hiburan.

Berpakaian saja dengan sederhana. Laki-laki cukup mengenakan kemeja dan celana
panjang berbahan kain, bias juga ditambah blazer maupun dasi.
Sedangkanwanitacukupmengenakankemejadancelanapanjangataurok. Pastikan semuanya
rapi diseterika. Untuk alas kaki, pakailah sepatu. Dengan demikian Anda akan enak
dipandang. Berpenampilan rapi berarti Anda menghormati diri sendiri, orang lain dan
tempat Anda bekerja.

 Mengucapkan tiga kata sakti


Dalam berbisnis orang Jepang sering mengucapkan tiga kata sakti: tolong, terima kasih,
dan maaf. Kata tolong penting diucapkan saat meminta bantuan dari orang lain. Tanpa kata
itu, orang yang bersangkutan bisa tersinggung karena merasa diperintah-perintah.
Sedangkan kata terimakasih sebaiknya diucapkan sesering mungkin. Bisa pada rekan
kerja, klien, bos maupun bawahan. Ucapan itu penting untuk menunjukkan apresiasi Anda
atas bantuan mereka. Kata yang terakhir, maaf, sebaiknya diucapkan begitu Anda
melakukan kesalahan. Tak perlu takut menunjukkan penyesalan. Jika Anda tak meminta
maaf, bisa-bisa orang yang bersangkutan semakin kesal.

Misalnya saja Anda sudah terbiasa mengucapkan tiga kata sakti ini. Namun bagaimana jika
orang-orang yang berbisnis dengan Anda tak melakukannya? Tak perlu menegur. Ucapkan
saja ketiga kata itu dengan konsisten. Lama-kelamaan orang lain akan sadar dan
mencontoh Anda.

 Menghormati orang lain, terutama yang lebih tua


Orang Jepang biasanya sangat sopan. Mereka kerap membungkuk pada orang yang
dihormati. Namun budaya membungkuk tidak biasa di Indonesia. Karena itu Anda bisa
menggantinya dengan anggukan kepala hormat. Ketika berbisnis, Anda bekerja dengan
banyak orang. Setiap orang memiliki sifat, prinsip dan kebiasaan yang berbeda. Sebaiknya
belajar untuk menghormati semua orang. Supaya bias melakukan hal itu, belajarlah
bertoleransi. Coba bergaul dengan banyak orang dari banyak latarbelakang. Pelajari
berbagai budaya dari buku atau internet. Buang fanatisme Anda terhadap segala sesuatu.
Sadari bahwa setiap orang patut dihormati.

Jepang memiliki senioritas yang kuat. Dalam rapat, biasanya karyawan yang lebih tua
dipersilakan bicara lebih dahulu. Indonesia juga memiliki budaya yang tak jauh berbeda.
Sebaiknya memang bersikap sopan terhadap orang yang lebih tua, sebab mereka memiliki
pengalaman lebih banyak.

 Memperlakukan kartu nama dengan sopan


Di Jepang ada tata cara berkenalan antar-pebisnis. Diawali dengan member salam
membungkuk dan menyebutkan nama masing-masing. Lalu saling bertukar kartu nama.
Mereka menerima kartu nama orang lain dengan kedua tangan, membacanyasejenak, lalu
menyimpannya dengan cermat di tempat kartu nama. Anda harus mengingat kebiasaan ini
jika berbisnis di Jepang. Beriapresiasi pada kartunama orang lain. Jangan terburu-buru
menjejalkannya kesaku atau dompet. Sebaiknya Anda juga mencetak kartu nama dalam
dua bahasa. Satu sisi dalam bahasa nasional, sisi lain dalam bahasa Jepang. Serahkan
pada orang lain dengan kedua tangan. Hal ini akan menunjukkan keseriusan Anda dalam
berbisnis.

 Mengatur waktu dengan baik


Orang Jepang konsisten dalam berbisnis. Ketika saatnya bekerja, mereka bekerja dengan
serius. Biasanya setelah selesai kerja mencari hiburan di tempat minum. Bersenang-
senang di sana dilakukan dengan maksimal. Mereka bias minum sake bergelas-gelas
hingga mabuk. Namun keesokan paginya bekerja dengan serius lagi walaupun efek mabuk
masih terasa.

Hal itu dapat terjadi karena orang Jepang memiliki tanggung jawab yang besar. Saat di
tempat kerja memang sebaiknya focus hanya pada pekerjaan. Tak perlu menggosip
dengan teman di sebelah bilik. Hindari menggunakan computer untuk kepentingan pribadi,
seperti membuka surel atau media sosial. Juga jangan berlama-lama pergi saat istirahat
makan siang. Ada saatnya untuk bekerja, ada saatnya untuk istirahat.

 Resiko : keamanan dan kebijakan

You might also like