Professional Documents
Culture Documents
atau lebih tonjolan kecil (flikten) yang diakibatkan oleh reaksi alergi (hipersensitivitas tipe IV).
Tonjolan sebesar jarum pentul yang terutama terletak di daerah limbus, berwarna kemerah-
merahan disebut flikten.
Dari beberapa manifestasi tersebut, ulser merupakan manifestasi oral yang paling sering
ditemui pada pasien TB. Ulser dapat berupa lesi tunggal ataupun multipel, Terdapat indurasi,
kadang nyeri, sensasi terbakar, ireguler, tidak berbatas jelas, dan terdapat granulasi pada dasar
lesi. Terdapat di dorsum lidah, gingiva, dasar mulut, mukosa bukal.
Ulser adalah suatu luka terbuka dari kulit atau jaringan mukosa yang memperlihatkan
disintegrasi dan nekrosis jaringan yang sedikit demi sedikit. Lesi ulseratif di mukosa pada
penderita TB berupa ulkus yang irregular, tepi yang tidak teratur, dengan sedikit indurasi, dan
sering disertai dasar lesi berwarna kuning, disekeliling ulkus juga dijumpai satu atau beberapa
nodul kecil. Lesi pada TB primer sangat jarang ditemukan, terlihat pada penderita TB usia
muda dan berupa ulser tunggal yang sakit dengan pembesaran kelenjar limfa. Lesi pada TB
sekunder lebih sering ditemui terutama pada penderita TB paru lesi biasanya berupa ulser
tunggal kronis, irregular dikelilingi oleh eksudat dan sangat menyakitkan. Lesi lebih sering
dijumpai pada pasien usia menengah ke atas. Tempat yang paling sering terjadi ulser adalah
lidah selanjutnya bibir. Pada lidah, ulkus TB paling sering terjadi pada bagian lateral, ujung,
dan dorsum lidah
Pasien dengan fibrosis kistik telah mengubah jumlah kalsium dan fosfat dalam air liurnya yang
dapat mempengaruhi pembentukan kalkulus
Asma adalah gangguan pernapasan intermiten yang ditandai dengan hiperaktivitas saluran
napas terhadap berbagai rangsangan. Dimana menghasilkan kejang otot bronkial kambuhan
berulang, radang dan pembengkakan mukosa bronkial, hipersekresi lendir viscida, dan
tumpahan dahak. • Hasilnya adalah penyempitan jalan napas yang meluas, penurunan ventilasi,
peningkatan hambatan saluran napas, terutama pada masa kadaluarsa • Paru distal pada sumbat
mukosa menjadi hiperinflasi dan akhirnya memperluas toraks.
Asma intermiten • gejala yang terjadi <5 hari / bulan
Asma kronis - •> 5 episode / hari / bulan lebih lama dari 3 bulan
Status asthmaticus • bila kondisi berlangsung> 24 jam meskipun terapi
Penggunaan inhalan kortikosteroid kronis kadang-kadang bisa bersifat imunosupresi mukosa
oral lokal dan meningkatkan pertumbuhan kandidiasis pseudomembranosa Disfonis dapat
mengikuti inhalasi steroid persisten
• Aspirin dapat membuktikan ototoxic untuk pasien streptomisin • Kapan pun infeksi oral
melibatkan kultur dan sensitivitas tes yang dianjurkan • Penisilin adalah obat yang aman untuk
penyakit pernafasan sejauh pasien tidak hipersensitif terhadapnya • Pasien asma intrinsik juga
dapat alergi terhadap obat dan bahan obat atau bahan. Pasien dengan antibiotik jangka panjang
memerlukan penyesuaian terhadap pengobatan antibiotik untuk infeksi oral atau profilaksis.
Rubber dam tidak disarankan pada pasien dengan dyspnea • Minta pasien menggunakan inhaler
mereka secara profilaksis • Barbiturat dapat menyebabkan kejang laring dan memicu serangan
pada pasien penderita asma • Benzodiazepin adalah obat pilihan anxiolytic, hindari narkotika
dan barbiturat • Oksigen murni dikontraindikasikan pada pasien yang merupakan penghasil
CO2. Dalam keadaan darurat tidak melebihi 2lit / menit • Minimalkan penggunaan epinefrin
(tali retraksi anestesi lokal) pada pasien yang menggunakan bronkodilator
Ppt hijau
Konsultasi dengan dokter pasien sebelum melakukan perawatan.
Tinjau riwayat kesehatan pasien untuk mengetahui apakah:
- Tingkat keparahan penyakit
- jika mereka telah mengkonsumsi kortikosteris
- obat yang diminum pasien
Untuk pasien asma, ingatkan mereka untuk membawa inhaler mereka.
Chair berada di posisi dimana penderita bisa bernapas dengan mudah.
Lakukan tindakan pengendalian bio-film setiap hari pada gigi dan gigi palsu.
Untuk anestesi lokal, hindari menggunakan epinefrin untuk pasien asma.
Ketersediaan nitrous oxide atau oksigen untuk pasien dengan infeksi saluran pernapasan
bagian atas.
Alergi terhadap antibiotik.
Hindari aspirin atau aspirin yang mengandung analgesik untuk pasien asma yang mendapat
aspirin.
Saran untuk menggunakan bilas antimikroba.
Hindari memicu jalan napas yang hipersensitif dengan menempatkan gulungan kapas dan
suction tip.
• Ikuti tindakan pencegahan standar untuk pengendalian infeksi.
JANGAN gunakan peralatan yang menghasilkan aerosol. Misalnya. Ultrasonic scalers dan
polishing karena risiko aspirasi