Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing :
dr. Aditiyono, Sp.OG, (K.Onk)
Disusun oleh :
Disusun oleh:
Mengetahui,
Dokter Pembimbing
ABSTRAK
PENGANTAR
B. Analisis Statistik
Hasil yang diperoleh ditabulasikan dan dianalisis statistik dengan
menggunakan uji chi square. Nilai P<0,05 dianggap signifikan.
C. Hasil
Tabel 1 menunjuk kan bahwa dari 120 pasien 11 dengan usia kurang dari
18 tahun, 65 di kelompok dengan usia 19-29 tahun, 35 berusia 30-40 tahun dan 9
berusia di atas 40 tahun.
Tabel 1. Distribusi pasien
Usia Jumlah
(tahun)
<18 11
19-29 65
30-40 35
>40 9
Total 120
D. Diskusi
Ketuban pecah dini (KPD/PROM) dapat terjadi pada usia kehamilan
aterm atau segera sebelum persalinan, dan mungkin terjadi secara tak terduga
pada usia kehamilan prematur, yang disebut PPROM. Penelitian ini dilakukan di
departemen Obstetri dan Ginekologi untuk mengkalkulasi factor risiko dari
PROM.
Dalam penelitian ini dari 120 pasien terdapat 11 orang yang berusia
kurang dari 18 tahun, 65 orang pada kelompok usia 19-29 tahun, 35 orang berada
pada usia 30-40 tahun, dan 9 orang di atas usia 40 tahun. Hasil kami sesuai
dengan penelitian oleh Parry S et al. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Duff
P mengungkapkan bahwa angka kejadian tertinggi terlihat pada usia 20-30 tahun.
Pada penelitian ini juga mendistribusikan pasien menurut graviditas. Hasilnya
menunjukkan bahwa kejadian pada primi gravid sebesar 52% dan nulipara
sebesar 56%. Sebanyak 105 pasien menunjukkan tidak ada riwayat aborsi, 9
pasien dengan riwayat aborsi sekali, 4 pasien riwayat dua kali aborsi, dan 2
pasien dengan riwayat tiga kali aborsi. Hasil serupa terlihat dalam studi Hannah
et al.
Penyebab dari pecahnya kulit ketuban juga dinilai pada penelitian ini.
Didapatkan hasil dari 120 pasien terdapat 54 kasus dengan penyebab yang tidak
diketahui, 28 kasus dengan riwayat PROM sebelumnya, 18 kasus rekuren ISK, 6
kasus gatal, 5 kasus polihidramnion, 5 kasus kelainan letak dan 4 kasus
diantaranya karena perdarahan antepartum. Meskipun demikian berdasarkan
peneitian oleh Chen menunjukkan bahwa ISK rekuren adalah penyebab utama
PROM.
Total 92 pasien merupakan ibu rumah tangga, 24 orang bekerja, dan
sisanya 4 orang adalah seorang pelajar. Hasil penelitian ini sesuai degan
penelitian oleh Mayles et al. Hasil pemeriksaan vulva pada penelitian ini
menunjukkan 107 pasien dengan hasil normal dan 14 pasien sisanya abnormal.
Hasil pemeriksaan serviks didapatkan 110 pasien dalam batas normal dan 10
orang sisanya abnormal, dimana hasil ini sesuai dengan penelitian oleh Park J.S.
E. Kesimpulan
PROM adalah salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan.
Kebanyakan peyebabnya tidak diketahui yang diikuti oleh riwayat PROM
sebelumnya. Kejadian terbanyak dialami oleh ibu rumah tangga, dan pada
kelompok umur 20-30 tahun.
II. TELAAH JURNAL
Komponen Telaah
Pendahuluan
Penelitian ini menggunakan jumlah sampel berjumlah 120 pasien
yang terjadi KPD, sampel diminta mengisi kuisoner dan dilakukan
Data yang
pemeriksaan fisik inspekulo dan swab setelahnya di kemudian di
digunakan
letakan pada media agar berbeda. Data yang digunakan relevan
menjadi besaran
dengan tujuan penelitian untuk mengetehaui faktor resiko dari 120
masalah
pasien dg KPD yang paling dominan.
Masalah dengan Penelitian ini mencari faktor resiko pada pasien dg KPD akan
penelitian tetapi masalah penelitian sebelumnya tidak di paparkan oleh
sebelumnya? peneliti
Tujuan studi ini adalah untuk mencari faktro resiko yang paling
dominan pada 120 pasien dg KPD, tetapi pada penelitian ini untuk
Tujuan utama
mencari faktor resiko yang dominan penelitian ini tidak
penelitian
mempresentasikan semua kejadian KPD dg faktro resiko dominan
karena peneliti tidak mengikuti perjalanan pasien selama hamil
Hipotesis
Penelitian ini tidak mencantumkan hipotesis penelitian
penelitian
Metode
Desain Desain penelitian yang digunakan:
penelitian Peneliti tidak mencantumkan desain penelitian
Lokasi, tanggal saat saat merekrut peserta penelitian, follow
Setting up, dan pengumpulan data:
Peneliti tidak mencantumkan
Kriteria pemilihan peserta penelitian, sumber, dan metode
Subjek
seleksi:
penelitian
Subjek penelitian ini dipilih berdasarkan kriteri inklusi dan kriteria
eksklusi
“Kriteria inklusi adalah mereka yang memenuhi konfirmasi usia
kehamilan dengan pemeriksaan ultrasonografi sebelum 24 minggu
kehamilan. Kriteria eksklusi adalah: 1. Pasien dengan kehamilan
ganda, 2. Pasien yang mengalami kontraksi uterus, 3. Pasien
dengan polihidramnion malpresentasi serviks inkompeten.”
Variabel yang digunakan dalam penelitian:
- Karakteristik pasien (usia, pekerjaan, gravida, paritas, dan
Variabel jumlah abortus yang pernah dialami oleh pasien)
- Penyebab pecahnya ketuban
- Hasil pemeriksaan vulva dan serviks vagina
Sumber data pada setiap variabel, cara menentukan dan
mengukur variabel:
- Karakteristik pasien : berdasarkan pengisian kuisoner
Sumber data
- Penyebab pecahnya ketuban: berdasarkan pengisian kuisoner
- Hasil pemeriksaan vulva dan serviks vagina: swab dari
endoserviks dan fornix vagina posterior
Upaya untuk mengatasi bias:
Bias
Peneliti tidak mencantumkan
Alat untuk mengumpulkan data:
Menggunakan kuisoner, hasil pemeriksaan fisik, dan swab dari
Ukuran endoserviks dan fornix vagina posterior “Semua pasien diminta
penelitian mengisi kuesioner, dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan
spekulum cusco steril, dan mengumpulkan swab dari endoserviks
dan fornix vagina posterior dari semua peserta penelitian.”
Menjelaskan berapa jumlah sampel, dan bagaimana
mendapatkan jumlah sampel tersebut:
Jumlah sampel
Peneliti mencantumkan sampel penelitian ini adalah 120 pasien
dengan premature rupture of membranes (PROM) atau ketuban
pecah dini. Peneliti menjelaskan bagaimana peneliti mendapatkan
angka tersebut dalam isi jurnal.
Metode statistik yang digunakan:
Dengan metode chi square
“Peneliti mencantumkan metode statistik yang digunakan pada
Metode statistic
penelitian ini. Hasil yang diperoleh ditabulasikan dan dianalisis
statistik dengan menggunakan uji chi square. Nilai P<0,05
dianggap signifikan.”
Hasil
Bagaimana alur penelitian yang menggambarkan peserta
Peserta
penelitian, apakah ada yang drop out dan loss follow up?:
penelitian
Peneliti tidak mencantumkan
Memberikan deskripsi mengenai karakterikstik peserta
penelitian:
Karakteristik pasien dideskripsikan berdasarkan usia, pekerjaan,
Data deskriptif gravida, paritas, dan jumlah abortus yang pernah dialami oleh
pasien
Jumlah missing adta pada setiap variabel:
Peneliti tidak mencantukan
Jumlah hasil penelitian:
“Dari 120 pasien 11 dengan usia kurang dari 18 tahun, 65 di
kelompok dengan usia 19-29 tahun, 35 berusia 30-40 tahun dan 9
berusia di atas 40 tahun.”
Hasil data “Primi gravida adalah 52% dan nulipara 56%. 105 pasien
penelitian menunjukkan tidak ada riwayat aborsi, 9 adalah pernah
mengalami keguguran 1 kali, 4 adalah adalah pernah mengalami
keguguran 2 kali, dan 2 adalah pernah mengalami keguguran 3
kali.”
“Tidak diketahui penyebabnya (54), riwayat PROM sebelumnya
(28), ISK berulang (18), gatal (6), polihidramnion (5),
kebohongan yang tidak stabil (5), dan perdarahan antepartum (4)”
“92 ibu rumah tangga, 24 pekerja, dan 4 orang siswa.”
Pemeriksaan vulva normal pada107 pasien dan abnormal pada 13
pasien. Pemeriksaan vaginanormal pada 106 pasien dan abnormal
Main result pada 14 pasien. Pemeriksaan serviksnormal pada 110 pasien dan
abnormal pada 10 pasienpasien. Perbedaannya signifikan
(P<0,05).
Analisis yang lain:
Analisis lain
Peneliti tidak mencantumkan
Diskusi dan Kesimpulan
Kata kunci Sudah baik karena mengandung penjelasan mengenai hasil
penelitian dengan tujuan penelitian.
“Penelitian ini dilakukan di departemen Obstetri dan Ginekologi
untuk menentukan factor risiko PROM. Dalam penelitian ini dari
120 pasien terdapat 11 orang yang berusia kurang dari 18 tahun,
65 orang pada kelompok usia 19-29 tahun, 35 orang berada pada
usia 30-40 tahun, dan 9 orang di atasusia 40 tahun.”
Keterbatasan Peneliti tidak mencantumkan keterbatasan dari penelitian yang
penelitian telah dilakukan.
Interpretasi Penulis telah mencantumkan hasilyang juga dibandingkan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya meski demikian penulis tidak
menjelaskan persamaan dan perbedaan dengan penelitian
sebelumnya secara lebih rinci. Penulis juga tidak mejelaskan
signifikansi dari hasil penelitian yang didapatkan dari analisis
data.
8. Tatalaksana
Komplikasi perinatal berubah secara signifkan seiring dengan
meningkatnya usia kehamilan. Terdapat beberapa konsensus dasar mengenai
manajemen dasar PPROM. Yaitu: 1) Usia kehamilan harus ditetapkan atas dasar
riwayat klinis (HPHT dan pemeriksaan USG; 2) Ibu dengan PROM harus
dievaluasi untuk kemungkinan adanya kemajuan persalinan, korioamnionitis,
solusio plasenta dan infeksi intrauterine; 3) Ibu dengan infeksi HSV atau HIV
tidak boleh diterapi secara konservatif. 4) Profilaksis terhadap infeksi
streptokokus grup B direkomendasikan pada gravida dengan persalinan preterm,
kecuali sudah didapatkan hasil kultur negatif. 5) Jika terapi ekspektatif atau
konserfatif akan dilakukan, sebainya pasien dirujuk ke Rumah Sakit dengan
fasilitas yang mencukupi. Terdapat dua manajemen dalam penatalaksanaan
KPD, yaitu manajemen aktif dan konserfatif. Manajemen konserfatif adalah
penanganan dengan pendekatan tanpa intervensi, sementara manajemen aktif
melibatkan klinisi untuk lebih aktif mengintervensi persalinan (Cunningham et
al., 2014, POGI, 2016).
Gambar 10. Algoritma tatalaksana pada ketuban pecah dini (Mercer, 2003)
A. Konservatif
Sampai saat ini, belum ada pendekatan terapi yang terbukti lebih
superior untuk meningkatan hasil perinatal. Risiko terapi konservatif
antara lain adalah kelainan neurologis pada bayi, oligohidramnion dan
infeksi (Cunningham, 2014).
1) Korioamnionitis
Korioamnionitis sangat berisiko untuk terjadi pada ibu dengan
ketuban pecah dini lama. Jika koriamnionitis terjadi, maka perlu
dinilai kematangan serviks untuk persiapan persalinan pervaginam.
nyeri uterus, dan discharge vaginal tidak berbau. Ibu hamil dengan
korioamnionitis memiliki risiko untuk terjadi sepsis, sindrom
distress respirasi, kejang onset akut, perdarahan intraventrikuler
dan periventricular leukomalasia (Cunningham, 2014).
3) Kortikosteroid
Kortikosteroid digunakan untuk mempercepat pematangan paru.
Jumlah pemberian yang direkomendasikan adalah sebanyak satu seri
pada usia kehamilan 24-32 minggu. Sampai saat ini, belum ada
konsensus untuk usia kehamilan 32-34 minggu dan koprtikosteroid
tidak direkomendasikan pada usia kehamilan di bawah 24 minggu
(Cunningham, 2014). Berikut ini adalah tatalaksana yang
direkomendasikan pada persalinan dengan ketuban pecah dini
(Cunningham, 2014):
Chen FCK, Dudenhausen JW. The physiology of fetal membrane rupture: insight
gained from the determination of physical properties. Placenta. 2006;27:1037–
51.
Caughey, A.B., Robinson, J.N., Norwitz, E.R. 2008. Contemporary diagnosis and
management of preterm premature rupture of membranes. Rev Obstet Gynecol.
1(1):11-22.
Cunningham, F. G., et al. 2012. Williams Gynaecology. New York : McGraw Hill.
Mercer, B.M., Crocker, L.G., Pierce, W.F., Sibai, B.M. 1993.Clinical characteristics
andoutcome of twin gestation complicated by preterm premature rupture of the
membranes.Am J Obstet Gynecol. 168(5):1467-73.
Mohr, T., M. Bolz, Rostock, J. Siemer, dan Mannheim. 2018. Premature rupture of
the membranes. GynakolGeburtsmedGynakolEndokrinol: 5(1):28–36.
Pedro, A., Poma, M.D., Chicago, Illinois. 2013. Premature Rupture of Membranes.
Journal of the National Medical Association. 88(1): 27-32.
POGI (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia). 2016. Ketuban Pecah Dini.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran. Himpunan Kedokteran
Fetomaternal.
Parry S, Strauss JF. Premature rupture of the fetal membranes. N Engl J Med.
1998;338:663–70.
Mohr, T., M. Bolz, Rostock, J. Siemer, dan Mannheim. 2018. Premature rupture of the
membranes. GynakolGeburtsmedGynakolEndokrinol: 5(1):28–36.