Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH
RohmiliaKusuma, S.Ked
LAPORAN KASUS
A. ANAMNESIS
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 44 tahun
Alamat : Kebon Agung 6/6 Suruh Tasikmadu
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Tanggal MRS : 7 Juli 2013
No. RM : 2689XX
B. RIWAYAT PENYAKIT
Keluhan Utama
BAB bercampur darah
Pemeriksaan kepala :
Bentuk kepala : Normocephal, simetris
Pemeriksaan mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Pemeriksaan leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan pembesaran
Pemeriksaan thorax :
- Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal, tidak ada
pembesaran
Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler
- Paru
Inspeksi : Simetris, ketinggalan gerak (-)
Palpasi : Fremitus normal
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Distended (-), bekas luka operasi (-), massa (-)
Auskultasi : Peristaltik dalam batas normal
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Pemeriksaan ekstremitas
Akral hangat, turgor kulit baik, edema (-), sianosis (-)
Status lokalis
Inspeksi : Terdapat beberapa benjolan pada sekitar anal
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Rectal toucher : - Tonus musculus sphingter ani baik
- Struktur dalam rectum, mukosa halus, tidak terdapat
benjolan atau massa
- Sarung tangan darah (-)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
E. DIAGNOSIS BANDING
Ca rekti
F. DIAGNOSIS KERJA
Hemoroid interna grade III
Hipertensi stage I
G. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
Infus RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxon 1x1
Captopril 2x25 mg
Bedah :
Hemoroidektomi
H. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad sanam : Ad bonam
Quo ad fungsionam : Ad bonam
I. FOLLOW UP
Tanggal S O A P
10/7/2013 Saat BAB keluar KU: Cukup Hemoroid - Inf. RL 20
darah segar, kadang TD: 120/90 interna tpm
nyeri perut bagian N: 74 Hipertensi
bawah R: 20 - Inj.
S:37 Ceftriaxone
Abdomen: Nyeri 1x1
tekan di inguinal
sinsitra
Status lokalis:
Terdapat
beberapa benjolan
di daerah anal
11/7/2013 Saat BAB keluar KU: Cukup Hemoroid - Inf. RL 20
darah segar, kadang TD: 130/100 interna tpm
nyeri perut bagian N: 80 Hipertensi
bawah R: 20 - Inj.
S:37,2 Ceftriaxone
Status lokalis: 1x1
Terdapat
beberapa benjolan
di daerah anal
12/7/2013 Saat BAB keluar KU: Cukup Hemoroid Planning
darah segar, kadang TD: 150/100 interna operasi
nyeri perut bagian N: 78 Hipertensi hemoroidek
bawah R: 20 -tomi
S:37,2 (Sabtu
Status lokalis: 13/7/2013)
Terdapat
beberapa benjolan
di daerah anal
13/7/2013 BAB campur darah KU: Cukup Hemoroid
(-), nyeri perut (-), TD: 160/100 interna
batuk (+) N: 73 Hipertensi
R: 20
S:36,3
Status lokalis:
Terdapat
beberapa benjolan
di daerah anal
15/7/2013 BAB campur darah KU: Cukup Hemoroid -Planning
(-), nyeri perut (-), TD: 160/100 interna operasi
batuk (+) N: 73 Hipertensi (Selasa,16/
R: 20 7/2013)
S:36,3 -Konsul
Status lokalis: anestesi
Terdapat
beberapa benjolan
di daerah anal
16/7/2013 BAB campur darah KU: Cukup Hemoroid -Inf RL 30
(-), nyeri perut (-), TD: 130/80 interna pre tpm
batuk (+) N: 88 op -Inj.
R: 16 Hipertensi Ceftriaxon
S:36,2 2x1
Status lokalis: -Inj.
Terdapat Pragesol
beberapa benjolan 3x1
di daerah anal -Inj. Kalnex
3x1
17/7/2013 Nyeri bekas operasi KU: Cukup Hemoroid -Aff
(+), tidak bisa tidur, TD: 150/90 interna tampon
BAB (-) N: 81 post op -Terapi lain
R: 20 H+1 lanjut
S:36,7 Hipertensi
Status lokalis:
Luka tertutup
kasa, rembesan
darah (-)
18/7/2013 Nyeri bekas operasi KU: Cukup Hemoroid -Aff kateter
(-), flatus (+), BAB TD: 130/90 interna -Laxadyn
(-) N: 80 post op 2x1
R: 20 H+2 -Terapi lain
S:36,5 Hipertensi lanjut
Status lokalis:
Luka tertutup
kasa, rembesan
darah (-)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Klasifikasi
C. Etiologi
Beberapa hal yang menyebabkan timbulnya hemoroid antara lain:
1. Obstruksi venous
Prinsip penyebab timbulnya hemoroid adalah gangguan kongesti dan
hipertrofi bantalan anus. Kongesti terjadi karena kegagalan
mengeluarkan berak misalnya feses yang keras (skibala), tahanan oleh
spingter ani yang kaku, dan mobilitas abnormal. Kongesti ini bisa
disebabkan adanya feses yang keras, kehamilan, tumor di pelvis,
peningkatan tekanan vena porta pada sirosis.
2. Prolap dari bantalan vascular
Pada anak-anak dan dewasa muda yang sehat bantalan vascular ditopang
oleh ligament parks (pectin band) dan muskularis sub mukosa. Pada
proses defekasi terjadi rotasi jaringan bantalan vascular dan masuk
kembali setelah proses selesai. Beberapa faktor yang mengganggu rotasi
vascular adalah umur, konstipasi, kelamaan mengejan. Faktor-faktor ini
yang menyebabkan prolaps dan kelemahan bantalan vascular sehingga
vena-vena menjadi lebar (varises).
3. Herediter
Tidak ada bukti yang jelas bahwa faktor herediter menjadi penyebab
hemoroid.Namun dikatakan di sumber lain bahwa factor hereditas
berhubungan dengan kelemahan struktur dinding pembuluh darah.
4. Faktor diet
Bahwa banyak kasus hemoroid didapatkan pada orang Barat (di Negara
maju) dan jarang pada orang pedesaan (undeveloped country). BURKITT
1972 menyatakan bahwa penyakit hemoroid jarang terjadi di pedesaan
Afrika (primitive) tapi banyak terjadi keluhan hemoroid pada orang
negro yang berada di Amerika Serikat atau di perkotaan. Kemungkinan
ini terjadi oleh karena orang Afrika di pedesaan banyak mengkonsumsi
makanan berserat.
5. Tonus spingter ani
Dengan pemeriksaan manometri terhadap penderita menunjukkan bahwa
penderita hemoroid mempunyai tekanan lebih tinggi daripada orang
normal.
6. Kebiasaan defekasi
Penderita-penderita hemoroid biasanya lama defekasi mencapai 10-15
menit. Kebiasaan duduk di kloset yang lama menyebabkan tekanan di
daerah bantalan vena meningkat dapat menyebabkan hemoroid.
D. Gejala Klinis
Hemoroid dapat menimbulkan gejala karena banyak hal. Faktor yang
memegang peranan kausal ialah mengedan pada waktu defekasi, konstipasi
menahun, kehamilan, dan obesitas.
1. Perdarahan
Merupakan gejala awal didapatkan, dan gejala ini tidak selalu timbul,
kadang-kadang sudah terjadi prolap tetapi belum ada gejala feses
berdarah. Biasanya perdarahan timbul sesudah defekasi, menetes dan
tidak nyeri. Kadang-kadang disertai adanya lendir (mucous). Perdarahan
umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna akibat trauma oleh
feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak
tercampur dengan feses, dapat hanya berupa garis pada feses atau kertas
pembersih sampai pada perdarahan yang terlihat menetes atau yang
mewarnai air toilet menjadi merah. Walaupun berasal dari vena, darah
yang keluar berwarna merah segar karena kaya akan zat asam.
Perdarahan yang luas dan intensif di plexus hemoroidalis menyebabkan
darah di vena tetap merupakan darah arteri. Kadang perdarahan hemoroid
yang berulang dapat berakibat timbulnya anemia berat.
2. Prolaps
Prolaps atau lumps (benjolan) yang muncul di anus ini disebut “piles”.
Perlu dibedakan dengan benjolan lain yang mungkin tampak di anus
antara lain polip rectum, hipertrofi papilla anal, sentinel tag pada
penderita fissure ani. Hemoroid yang membesar secara perlahan akhirnya
dapat menonjol keluar menyebabkan prolaps. Pada tahap awal
penonjolan ini hanya terjadi pada waktu defekasi dan disusul oleh
reduksi spontan sesudah selesai defekasi. Pada stadium yang lebih lanjut
hemoroid interna ini perlu didorong kembali setelah defekasi agar masuk
ke dalam anus. Akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang
mengalami prolaps menetap dan tidak dapat didorong masuk lagi.
3. Rasa nyeri
Hemoroid yang tidak mengalami penyulit biasanya tidak ada nyeri
walaupun berdarah. Rasa nyeri dapat timbul bila terjadi trombosis dan
prolaps (disebut juga strangulated). Nyeri yang hebat jarang sekali ada
hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid
eksterna yang mengalami thrombosis.
4. Keluar lendir atau cairan dan disertai gatal
Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam merupakan
ciri dari hemoroid yang mengalami prolaps menetap.Akibat kongesti dan
pembengkakan bantalan dalam anus menyebabkan membrane keluar dari
anus dan kontaminasi ke kulit menyebabkan iritasi dan timbul gatal-
gatal, oleh karena kelembaban yang terus menerus dan rangsangan
mucus.
E. Diagnosis
Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa hemoroid dapat dilakukan
dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Anamnesa harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras
diselimuti darah segar atau menetes darah segar setelahnya, faktor-faktor
yang menyebabkan tekanan intraabdominal yang tinggi, dan nyeri.
Dari pemeriksaan luar kemungkinan tidak ditemukan kelainan. Kadang
didapatkan anemia.
Inspeksi di daerah anal untuk mengetahui adakah benjolan, dan
tentukan benjolan diliputi oleh kulit ataukah mukosa. Bilamana diliputi kulit
menunjukkan hemoroid eksterna dan bila diliputi mukosa berarti hemoroid
interna yang sudah terjadi prolap. Benjolan di anus dapat pula disebabkan
oleh karena fisura ani dimana kulit menebal dan disebut sentinel tag. Apabila
hemoroid mengalami prolaps, lapisan epitel penutup bagian yang menonjol
keluar ini mengeluarkan mucus yang dapat dilihat apabila penderita diminta
mengedan.
Dalam hal palpasi hemoroid perlu pelicin, dan harus pelan-pelan,
bilamana perlu dengan lubrikasi anestesi. Pemeriksaan ini merupakan
keharusan dalam hal kasus berak darah. Untuk pasien wanita, pemeriksaan
rektum dilakukan setelah pemeriksaan vagina. Pada pemeriksaan colok dubur
hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena didalamnya tidak
cukup tinggi, dan biasanya tidak nyeri. Massa teraba pemeriksaan colok
dubur apabila sudah terdapat penyulit trombus atau anal papilla. Colok dubur
dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum.
Penilaian dengan anoskopi diperlukan untuk melihat hemoroid interna
yang tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan dan diputar untuk
mengamati keempat kuadran. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur
vaskuler yang menonjol dalam lumen. Apabila penderita diminta mengedan
sedikit, ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan
lebih nyata.
Proktosigmoideskopi perlu dikerjakan untuk memastikan bahwa
keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di
tingkat yang lebih tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan yang
fisiologis saja atau tanda yang menyertai. Dengan cara ini juga dapat
menentukan lokasi dan gradasi hemoroid interna yang selanjutnya digunakan
untuk menentukan cara pengobatan. Feses juga harus diperiksa terhadap
adanya darah yang samar.
F. Penatalaksanaan
Terapi hemoroid interna harus ditetapkan secara perorangan. Hemoroid
adalah normal dan oleh karenanya tujuan terapi bukan untuk menghilangkan
plexus hemoroidal tetapi untuk menghilangkan keluhan. Terapi hemoroid
dapat berupa pencegahan (prevention) atau medikamentosa (non invasive)
maupun tindakan (invasive) dan pemilihan jenis terapi sangat tergantung
padanderajat hemoroid serta keluhan penderita.
1. Medikamentosa
Obat yang digunakan bertujuan untuk memperbaiki defekasi, mengurangi
keluhan subjektif, menghentikan perdarahan, mengurangi atau mencegah
timbulnya keluhan dan gejala. Untuk memperbaiki defekasi diberikan
suplemen serat (fiber suplement) dan pelincir feses (stool softener).
Selain itu juga dapat diberikan obat simtomatik. Obat ini bertujuan untuk
menghilangkan atau mengurangi keluhan gatal, nyeri, perdarahan. Terapi
dimulai dari merendam bokong dalam air hangat atau garam pekat (Sitz
bath), kompres dengan es, salep, antiseptik, vasokonstriktor dan anagetik.
Saat ini ada preparat diosmin (ardium) yang bersifat phlebotropik dan
vaskuloprotektif. Diosmin bekerja pada vena, sistem limfatik, sistem
mikrosirkulasi dan terutama memperbaiki permeablitas.
2. Tindakan (invasive)
a. Skleroterapi
Yaitu penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya 5%
fenol dalam minyak nabati. Sklerosan yang biasa dipakai adalah:
- 1% polidocanol yang disuntikkan 0,5 -1 cc per hemoroid dan
diulang setiap 3-4 minggu
- Phenol in almond oil 3-4 cc dengan interval 6 minggu.
Penyuntikan diberikan ke submukosa dalam jaringan areolar yang
longgar di bawah hemoroid interna dengan tujuan menimbulkan
peradangan steril kemudian menjadi fibrotic dan meninggalkan parut.
Penyuntikan dilakukan di sebelah atas dari garis mukokutan dengan
jarum yang panjang melalui anuskop. Apabila penyuntikan dilakukan
pada tempat yang tepat, tidak ada nyeri. Penyulit penyuntikan
termasuk infeksi, prostatitis akut jika masuk ke dalam prostat, dan
reaksi hipersensitivitas terhadap obat yang disuntikkan. Terapi
suntikan dengan bahan sklerosan bersama dengan nasehat tentang
makanan merupakan terapi yang efektif untuk hemoroid interna
derajat I dan II.
G. Komplikasi
5. Abses hati
Dapat terjadi abses hati oleh karena terjadi emboli septik melalui sistem
porta.
6. Untuk hemoroid eksterna pengobatannya selalu operatif. Tergantung
keadaan, dapat dilakukan eksisi atau insisi trombus serta pengeluaran
trombus. Komplikasi jangka panjang adalah striktur ani karena eksisi yang
berlebihan.
H. Prognosis